BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dengan Dengan bertam bertambah bahnya nya usia usia harapa harapan n hidup hidup orang orang Indone Indonesia, sia, jumlah jumlah lanjut lanjut usia usia (lansia) di Indonesia akan bertambah banyak pula. Dengan demikian, masalah penyakit akibat penuaan akan semakin banyak kita hadapi. Salah satu penyakit yang harus kita antisipasi adalah penyakit osteoporosis dan patah tulang. Pada situasi mendatang, akan terjad terjadii peru peruba baha han n demo demogr grafi afiss yang yang akan akan meni mening ngka katk tkan an popu popula lasi si lanj lanjut ut usia usia dan dan meningkatkan terjadinya patah tulang karena osteoporosis. Kelainan ini 2! kali lebih sering terjadi pada "anita dibanding pria. Dari seluruh klien, satu di antara tiga "anita yang berusia di atas #$ tahun dan satu di antara enam pria yang berusia di atas %& tahun akan mengalami patah tulang akibat kelainan ini. (Arif, 2008) Penyakit osteoporosis lebih banyak menyerang "anita, pria tetap memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis. Sama seperti pada "anita, penyakit osteoporosis pada pria juga dipengaruhi estrogen. 'edanya lakilaki tidak mengalami menopause, sehingga osteoporosis datang lebih lambat. umlah usia lanjut di Indonesia diperkirakan akan naim !!* dalam kurun "aktu ++$2$2&, sedangkan perempuan menopause yang tahun 2$$$ diperhitungkan &,& juta akan naik menjadi 2! juta pada tahun 2$&. 2&* "anita berusia lebih dari #& tahun mengalami kompresi spinal, !$* "anita akan mengalami fraktur ertebra pada usia %& tahun dan 2$* "anita akan mengalami fraktur pinggul pada usia +$ tahun. Setelah fraktur pinggul, kurang dari &$* penderita mampu kembali ke fungsi mandiri penuh dan 22!* akan meninggal dalam satu tahun. !$* sampai -$* risiko osteoporosis disebabkan oleh keturunan gen yang terimplikasi meliputi reseptor itamin D, reseptor estrogen, reseptor androgen, kolagen tipe alfa , dan polimorfisme gen I/#. (Valentina, 2007) 'erdasarkan 'erdasarkan data data dari Third National Health and Nutrition Examination Survey , yang men0akup men0akup pengukuran pengukuran densitas mineral tulang pada pinggul, pinggul, 2$* "anita dan &* pria berusia &$ tahun ke atas di 1merika Serikat menderita osteoporosis. Densitas mineral tulang yang rendah merupakan penyebab utama dari meningkatnya resiko retak atau patah tulang. Kirakira 2&$.$$$ kasus patah tulang pinggul terjadi setiap tahun di 1merika Serikat dari data disimpulkan bah"a pria dan "anita yang mengalami patah
tulang tulang pinggu pinggull memili memiliki ki tingka tingkatt mortal mortalitas itas tinggi tinggi,, sedang sedangkan kan yang yang berhas berhasil il sembuh sembuh setelah dira"at memiliki resiko 0a0at jangka panjang. 'eberapa fakta seputar penyakit osteoporosis yang dapat meningkatkan kesadaran akan an0aman osteoporosis berdasarkan studi di IndonesiaPrealensi osteoporosis untuk umur kurang dari %$ tahun untuk "anita sebanyak -3#*, sedangkan pria 2$2%*, untuk umur di atas %$ tahun untuk "anita &3,#*, pria 3-*. /ebih dari &$* keretakan osteoporosis pinggang di seluruh dunia kemungkinan terjadi di 1sia pada 2$&$. (4ayasan (4ayasan 5steopo 5steoporos rosis is Indone Indonesia) sia) mereka mereka yang yang terseran terserang g ratara ratarata ta berusi berusiaa di atas &$ tahun. tahun. (4ayasan 5steoporosis Internasional) satu dari tiga perempuan dan satu dari lima pria di Indo Indone nesi siaa terse terseran rang g osteo osteopo poro rosi siss atau atau kere kereta taka kan n tula tulang ng.. (4a (4ayasan asan 5ste 5steop opor oros osis is Inte Intern rnasi asion onal al)) dua dua dari dari lima lima oran orang g Indo Indone nesia sia memi memilik likii risik risiko o terk terken enaa peny penyak akit it osteoporosi osteoporosis. s. (Depkes, (Depkes, 2$$# dalam arif, 2012). 'erdasarkan 'erdasarkan data dari Depkes, jumlah penderita osteoporosis di Indonesia jauh lebih besar dan merupakan negara dengan penderita osteoporosis terbesar ke2 setelah negara 6ina. 5steoporosis merupakan penyakit skeletal sistemik yang ditandai dengan massa tulang yang rendah dan kerusakan mikroarsitektur jaringan tulang, yang mengakibatkan meningkatn meningkatnya ya fragilitas fragilitas tulang tulang sehingga sehingga tulang 0enderung untuk mengalami mengalami fraktur fraktur spontan atau akibat trauma minimal. (6onsensus Deelopment 6onferen0e, ++3 dalam arif, 2012)
5steoporosis dapat dijumpai tersebar di seluruh dunia dan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang. Di 1merika Serikat, osteoporosis menyerang 2$2& juta penduduk, diantara 23 "anita postmenopause dan lebih dari &$* penduduk di atas umur %&-$ tahun. Sekitar -$* penderita penyakit osteoporosis adalah "anita, termasuk "anita muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). 7ilangnya hormon estrogen setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis. 5steoporosis adalah masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Pada orang yang mend menderi erita ta peny penyaki akitt ini, ini, tulan tulang g menja menjadi di tipi tipiss dan dan rapu rapuh h dan dan pada pada akhi akhirn rnya ya pata patah. h. 8alaup alaupun un lebih lebih banya banyak k terjadi terjadi pada pada "anita "anita,, pria pria juga juga tidak tidak luput luput dari dari penya penyakit kit ini. ini. 5steoporosis merupakan akibat dari kombinasi berkurangnya masa pun0ak tulang dan meningkatnya masa otot yang hilang. 9asa pun0ak tulang biasanya di0apai pada usia 2$ an dan tergantung pada faktor keturunan pada masa anakanak dan remaja. :ingkat masa
2
tulang tulang pinggu pinggull memili memiliki ki tingka tingkatt mortal mortalitas itas tinggi tinggi,, sedang sedangkan kan yang yang berhas berhasil il sembuh sembuh setelah dira"at memiliki resiko 0a0at jangka panjang. 'eberapa fakta seputar penyakit osteoporosis yang dapat meningkatkan kesadaran akan an0aman osteoporosis berdasarkan studi di IndonesiaPrealensi osteoporosis untuk umur kurang dari %$ tahun untuk "anita sebanyak -3#*, sedangkan pria 2$2%*, untuk umur di atas %$ tahun untuk "anita &3,#*, pria 3-*. /ebih dari &$* keretakan osteoporosis pinggang di seluruh dunia kemungkinan terjadi di 1sia pada 2$&$. (4ayasan (4ayasan 5steopo 5steoporos rosis is Indone Indonesia) sia) mereka mereka yang yang terseran terserang g ratara ratarata ta berusi berusiaa di atas &$ tahun. tahun. (4ayasan 5steoporosis Internasional) satu dari tiga perempuan dan satu dari lima pria di Indo Indone nesi siaa terse terseran rang g osteo osteopo poro rosi siss atau atau kere kereta taka kan n tula tulang ng.. (4a (4ayasan asan 5ste 5steop opor oros osis is Inte Intern rnasi asion onal al)) dua dua dari dari lima lima oran orang g Indo Indone nesia sia memi memilik likii risik risiko o terk terken enaa peny penyak akit it osteoporosi osteoporosis. s. (Depkes, (Depkes, 2$$# dalam arif, 2012). 'erdasarkan 'erdasarkan data dari Depkes, jumlah penderita osteoporosis di Indonesia jauh lebih besar dan merupakan negara dengan penderita osteoporosis terbesar ke2 setelah negara 6ina. 5steoporosis merupakan penyakit skeletal sistemik yang ditandai dengan massa tulang yang rendah dan kerusakan mikroarsitektur jaringan tulang, yang mengakibatkan meningkatn meningkatnya ya fragilitas fragilitas tulang tulang sehingga sehingga tulang 0enderung untuk mengalami mengalami fraktur fraktur spontan atau akibat trauma minimal. (6onsensus Deelopment 6onferen0e, ++3 dalam arif, 2012)
5steoporosis dapat dijumpai tersebar di seluruh dunia dan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang. Di 1merika Serikat, osteoporosis menyerang 2$2& juta penduduk, diantara 23 "anita postmenopause dan lebih dari &$* penduduk di atas umur %&-$ tahun. Sekitar -$* penderita penyakit osteoporosis adalah "anita, termasuk "anita muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). 7ilangnya hormon estrogen setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis. 5steoporosis adalah masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Pada orang yang mend menderi erita ta peny penyaki akitt ini, ini, tulan tulang g menja menjadi di tipi tipiss dan dan rapu rapuh h dan dan pada pada akhi akhirn rnya ya pata patah. h. 8alaup alaupun un lebih lebih banya banyak k terjadi terjadi pada pada "anita "anita,, pria pria juga juga tidak tidak luput luput dari dari penya penyakit kit ini. ini. 5steoporosis merupakan akibat dari kombinasi berkurangnya masa pun0ak tulang dan meningkatnya masa otot yang hilang. 9asa pun0ak tulang biasanya di0apai pada usia 2$ an dan tergantung pada faktor keturunan pada masa anakanak dan remaja. :ingkat masa
2
tulang yang hilang ketika de"asa juga tergantung pada pemasukan kalsium dan olahraga, begitu juga dengan kebiasaan merokok dan penyakitpenyakit serta penggunaan obat obatan tertentu. (Nan!", 200#) Seka Sekara rang ng
terd terdap apat at
bebe bebera rapa pa
kese kesem mpata patan n
untu untuk k
men0e en0ega gah h
dan dan
mera mera"a "att
osteoporosis. ;ntuk men0egah osteoporosis dibutuhkan pemasukan kalsium dan itamin D yang memadai, menghindari merokok, melakukan olahraga angkat berat yang teratur, dan untuk "anita pas0amenopause, menggunakan terapi pengganti hormon ke0uali jika terapi terapi ini bersifa bersifatt kontra kontraind indika ikasi si karena karena alasan alasan medis. medis. 'erbag 'erbagai ai obato obatobat batan an juga juga tersedia dan dii
. 'agaimana gambaran umum atau konsep penyakit penyakit mengenai 5steoporosis> 2. 'agaimana asuhan kepera"atan pada penderita 5steoporosis> 1.# *%+%an
. ;ntuk mengetah mengetahui ui dan memahami memahami gambaran umum umum atau konsep penyakit penyakit mengenai mengenai 5steoporosis. 2. ;ntu ;ntuk k meng menget etah ahui ui dan dan mema memaha hami mi asuha asuhan n kepe kepera ra"a "atan tan yang yang dite diterap rapka kan n pada pada penderita 5steoporosis.
3
BAB II A-IAN *E$I 2.1 Defini'i
5steoporosis adalah kondisi terjadinya penurunan densitas?matriks?massa tulang, peningkatan porositas tulang, dan penurunan proses mineralisasi disertai dengan kerusakan arsitektur mikro jaringan tulang yang mengakibatkan penurunan kekokohan tulang sehingga tulang menjadi mudah patah. 5steoporosis merupakan hasil interaksi kompleks yang menahun antara faktor genetik dan faktor lingkungan. (Arif, 2008) 5steop 5steoporo orosis sis yang yang lebih lebih dikena dikenall dengan dengan keropo keroposs tulang tulang menuru menurutt 875 875 adalah adalah penyakit skeletal sistemik dengan karakteristik massa tulang yang rendah dan perubahan mikroarsitektur dari jaringan tulang dengan akibat meningkatnya fragilitas tulang dan meningkatn meningkatnya ya kerentanan kerentanan terhadap terhadap patah tulang. 5steopororsi 5steopororsiss adalah kelainan dimana dimana terjadi penurunan massa tulang total. (L%k&an, 200/) 9enuru 9enurutt konsen konsensis sis di Kopenh Kopenhage agen n (++$) (++$) dalam dalam L%k&an (200/), osteoporosis didefinisik didefinisikan an sebagai sebagai suatu penyakit dengan karakteristik karakteristik massa tulang tulang yang berkurang dengan dengan kerusakan kerusakan mikroarsitek mikroarsitektur tur jaringan jaringan yang menyebabkan menyebabkan kerapuhan kerapuhan tulang tulang dan risiko fraktur yang meningkat (@onta P, ++#). 5steoporosis adalah kelainan dimana terjadi penurunan masa tulang total. :erdapat perubahan pergantian tulang homeostasis normal, ke0epatan resorpsi tulang lebih besar dari ke0epatan pembentukan tulang, mengakibatkan penurunan masa tulang total. :ulang se0ara progresif menjadi porus, rapuh dan mudah patah. :ulang menjadi mudah fraktur dengan stress yang tidak akan menimbulkan pada tulang normal. (arif, 2012) 2.2 la'ifika'i
9enuru 9enurutt Dju"an Dju"antor toro o D (++#) (++#) dalam L%k&an membagi osteoporo osteoporosis sis L%k&an (200/) (200/), membagi menjad menjadii osteop osteoporo orosis sis postm postmeno enopau pause se (:ip (:ipee I), osteop osteoporo orosis sis invo involu luti tion onal al (:ip (:ipee II), osteoporosis idiopatik, osteoporosis juenil, dan osteoporosis sekunder. . 5steop 5steoporo orosis sis postm postmeno enopau pause se (:ip (:ipee I) 9erupakan 9erupakan bentuk yang paling paling sering ditemukan ditemukan pada "anita kulit putih dan 1sia. 1sia. 'entuk osteoporosis ini disebabkan oleh per0epatan resorpsi tulang yang berlebihan dan lama setelah penurunan sekresi hormon estrogen pada masa menopause. 2. 5steoporosi 5steoporosiss inolutio inolutional nal (:ipe (:ipe II) II)
!
:erjadi pada usia diatas %& tahun pada perempuan maupun lakilaki. :ipe ini diakibatkan oleh ketidaksinambungan yang samar dan lama antara ke0epatan resorpsi tulang dengan ke0epatan pembentukan tulang. 3. 5steoporosis Idiopatik 1dalah tipe osteoporosis primer yang jarang terjadi pada "anita premenopause dan pada lakilaki yang berusia diba"ah %& tahun. :ipe ini tidak berkaitan dengan penyebab sekunder atau faktor risiko yang mempermudah timbulnya penurunan densitas tulang. !. 5steoporosis uenil 9erupakan bentuk yang jarang terjadi dan bentuk osteoporosis yang terjadi pada anakanak prepubertas. &. 5steoporosis Sekunder 5steoporosis sekunder terutama disebabkan oleh penyakitpenyakit tulang erosif (misalnya mieloma multiple, hipertiroidisme) dan akibat obatobatan yang toksik untuk tulang (misalnya glukokortiroid). enis ini ditemukan pada kurang lebih 23 juta klien. 9enurut arif La e (2012) , terdapat dua jenis osteoporosis, yaitu osteoporosis primer dan sekunder. . 5steoporosis primer adalah kehilangan masa tulang yang terjadi sesuai dengan proses penuaan, sedangkan osteoporosis sekunder didefinisikan s ebagai kehilangan massa tulang akibat halhal tertentu. Sampai saat ini osteoporosis primer masih menduduki tempat utama karena lebih banyak ditemukan dibanding denga osteoporosis sekunder. Proses ketuaan pada "anita menopause dan usia lanjut merupakan 0ontoh dari osteoporosis perimer. 2. 5steoporosis sekunder mungkin berhubungan dengan kelainan patologis tertentu termasuk kelainan endokrin, efek samping obatobatan, immobilisasi. Pada osteoporosis sekunder, terjadi penurunan densitas tulang yang 0ukup berat untuk menimbulkan fraktur traumatik akibat faktor ekstrinsik seperti kelebihan steroid, artritisreumatoid, kelainan hati?ginjal kronis, sindrom malabsorbsi, mastositosis sistemik, hiperparatirodisme, hipertirodisme, arian status hipogonade, dan lain lain.
&
2.# &lika'i
Proses menua yang terjadi pada sistem muskuloskeletal meningkatkan resiko imobilitas. :ulang lansia telah mengalami penurunan densitas dan menjadi rapuh. 7al ini terjadi karena perubahan formasi tulang pada tingkat seluler. 1kibatnya lansia beresiko mengalami osteoporosis dan beresiko mengalami komplikasi lain dari fraktur. Dengan adanya fraktur, mobilisasi menjadi terbatas. Stres mekanik, seperti berjalan dan berdiri, 0enderung menstimulasi formasi tulang. Ketika tubuh mengalami imobilisasi, terjadi disolasi tulang. Kondisi ini disebut disuse osteoporosis, dan membuta tulang lansia menjadi rapuh. Kelemahan otot juga merupakan kondisi umum pada proses menua. 5tot tubuh antigraitasi adalah bagian yang paling banyak terpengaruh, sehingga lansia menjadi kesulitan untuk berdiri. ika otot tidak digunakan, maka lansia akan mengalami gangguan dalam aktiitas berjalan, berbalik, dan menjaga keseimbangan. Pada kondisi istirahat, kekuatan otot akan mengalami penurunan &* setiap harinya. 7ilangnya massa otot bukan hanya sekedar tanda dari suattu bentuk gangguan, namun juga meningkatkan resiko jatuh pada lansia. (fia, 2013) 9obilitas sendi dipengaruhi oleh panjang dan komposisi serat otot. ika terjadi imobilisasi, otot pada sendi akan memendek. 9emendeknya otot dan penebalan kartila go akan menyebabkan sendi menjadi kaku dan lansia akan semakin sulit bergerak. 5steoporosis mengakibatkan tulang se0ara progresif menjadi panas, rapuh dan mudah patah. 5steoporosis sering mengakibatkan fraktur. Selain terjadinya komplikasi imobilitas dapat terjadi juga fraktur kompresi ertebra torakalis dan lumbalis, fraktur daerah kolum femoris dan daerah trokhanter, dan fraktur 0olles pada pergelangan tangan. (L%k&an, 200/) 2.3 Etilgi
5steoporosis postmenopause terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada "anita), yang membantu mengatur peningkatan kalsium ke dalam tulang pada "anita. 'iasanya gejala timbul pada "anita yang berusia diantara &%& tahun, tetapi bisa mulai mun0ul lebih 0epat ataupun lebih lambat. :idak semua "anita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopause, pada "anita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada "anit kulit hitam. 5steoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan di antara ke0epatan han0urnya tulang #
dan pembentukan tulang yang baru. Senilis yaitu keadaan penurunan massa tulang yang hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia di atas %$ tahun dan dua kali lebih sering menyerang "anita. 8anita sering kali menderita osteoporosis senilis dan postmenopause. Kurang dari lima persen penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obatobatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid, dan adrenal) dan obatobatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, a ntikejang, dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan kebiasaan merokok bisa memperburuk keadaan ini. 5steoporosis juenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. 7al ini terjadi pada anakanak dan de"asa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar itamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang. (L%k&an, 200/) Faktor risiko
Aaktor penting yang mempengaruhi kejadian osteoporosis dapat berasal dari faktor diet, fisik, sosial, medis, iatrogenik, dan faktor genetik. Kalsium yang tidak memadai, fosfat?protein yang berlebihan, dan juga masukan itamin yang tidak memadai pada orang tua. Aaktor risiko yang merupakan faktor fisik yaitu imobilisasi, dan gaya hidup duduk terus menerus ( sedentary). Kebiasaan menggunakan alkohol, sigaret, dan kafein adalah faktor sosial yang memi0u terjadinya osteoporosis. Selain faktor di atas, kelainan kronis, endoskrinopati (lihat osteoporosis sekunder), penggunaan kortikosteroid, pengganti hormon tiroid yang berlebihan, kemoterapi, loop diuretik, antikonulsan, tetrasiklin, dan terapi radiasi merupakan faktor medis dan iatrogenik. @enetik?familial, biasanya berhubungan dengan massa tulang suboptimal pada maturitas. (L%k&an, 200/) 2.4 Patfi'ilgi
@enetik, nutrisi, gaya hidup (misal merokok, konsumsi kafein, dan alkohol), dan aktiitas memengaruhi pun0ak massa tulang. Pada pria massa tulang lebih besar dan tidak mengalami perubahan hormonal mendadak. Sedangkan pada perempuan, hilangnya estrogen
%
pada saat menopause dan pada ooforektomi mengakibatkan per0epatan resorpsi tulang dan berlangsung terus selama tahuntahun pas0amenopause. Diet kalsium dan itamin D yang sesuai harus men0ukupi untuk mempertahankan remodelling tulang dan fungsi tubuh. 1supan kalsium dan itamin D yang tidak men0ukupi selama bertahuntahun mengakibatkan pengurangan massa tulang dan pertumbuhan osteoporosis. 1supan harian kalsium yang dianjurkan (=D1 recommended daily allowance) meningkat pada usia 2! tahun (adolesen dan de"asa muda) hingga 2$$ mg per hari, untuk memaksimalkan pun0ak massa tulang. =D1 untuk orang de"asa tetap -$$ mg, tetapi pada perempuan pas0amenopause $$$&$$ mg per hari. Sedangkan pada lansia dianjurkan mengonsumsi kalsium dalam jumlah tidak terbatas, karena penyerapan kalsium kurang efisien dan 0epat diekskresikan melalui ginjal (Smelt
@ambaran klinis yang dapat ditemukan adalah . Byeri tulang. Byeri terutama terasa pada tulang belakang yang intensitas serangannya meningkat pada malam hari. 2. Deformitas tulang. Dapat terjadi fraktur traumatik pada ertebra dan menyebabkan kifosis angular yang dapat menyebabkan medula spinalis tertekan sehingga dapat terjadi paraparesis. @ambaran klinis sebelum terjadi patah tulang Klien (terutama "anita tua) biasanya datang dengan nyeri tulang terutama tulang belakang bungkuk dan sudah menopause. @ambaran klinis sesudah terjadi patah tulang Klien biasanya datang dengan keluhan tibatiba punggung terasa sangat sakit (nyeri punggung akut), sakit pada pangkal paha, atau bengkak pada pergelangan tangan setelah jatuh. (Nan!", 200#)
-
Kepadatan tulang berkurang se0ara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada a"alnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala pada beberapa penderita. ika kepadatan tulang sangat berkurang yang menyebabkan tulang menjadi kolaps atau han0ur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk. :ulangtulang yang terutama terpengaruh pada osteoporosis adalah radius distal, korpus ertebra terutama mengenai :-/!, dan kolum femoris. Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. :ulang belakang yang rapuh bisa menyebabkan kolaps se0ara spontan atau karena 0edera ringan. 'iasanya nyeri timbul se0ara tibatiba dan dirasakan didaerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. ika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakin ini akan menghilang se0ara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. ika beberapa tulang belakang han0ur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager ), yang menyebabkan terjadinya ketegangan otot dan rasa sakit. :ulang lainnya bisa patah, yang sering kali kdisebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Selain itu, yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur 6olles. Pada penderita osteoporosis, patah tulang 0enderung mengalami penyembuhan se0ara perlahan. (L%k&an, 200/)
:abel 2. Pengaruh 5steoporosis :erhadap Aisik Dan Psikososial (Arif, 2008) Pengar% aa fi'ik
Aungsi tubuh menurun a. Byeri punggung b. :inggi badan dan berat badan menurun.
P'ik''ial
Keterbatasan rentang gerak a. Pembatasan gerak dan latihan b. Kemampuan memenuhi
dalam kebutuhan
seharihari (ketergantungan).
+
Konsep diri a. @ambaran 0itra diri b. 9embatasi interaksi sosial 0. Perubahan seksual d. Ketidakefektifan koping indiidu.
2.7 Penatalak'anaan
:ujuan pengobatan adalah untuk meningkatkan kepadatan tulang. Semua "anita, terutama yang menderita osteoporosis, harus mengonsumsi kalsium dan itamin D dalam jumlah yang men0ukupi. Diet tinggi kalsium dan itamin D yang men0ukupi dan seimbang sepanjang hidup. Diet ditingkatkan pada a"al usia pertengahan karena dapat melindungi tulang dari demineralisasi skeletal. :iga gelas susu krim atau makanan lain yang kaya kalsium (misal keju, brokoli kukus, salmon kaleng). ;ntuk men0ukupi asupan kalsium perlu diresepkan preparat kalsium (kalsium karbonat). :erapi penggantian hormon (hormone repalcement therapy7=:) dengan estrogen dan progesteron perlu diresepkan bagi perempuan menopause, untuk memperlambat kehilangan tulang dan men0egah terjadinya patah tulang. Perempuan yang telah menjalani pengangkatan oarium atau telah mengalami menopause prematur dapat mengalami osteoporosis pada usia muda. Cstrogen dapat mengurangi resorpsi tulang tapi tidak meningkatkan massa tulang. Penggunaan hormon jangka panjang masih diealuasi. :erapi estrogen sering dihubungkan dengan sedikit peningkatan insiden kanker payudara dan endometrial. 5leh karena itu, selama 7=: klien diharuskan memeriksakan payudaranya setiap bulan dan diperiksa panggulnya, termasuk usapan Papanini0olaou dan biopsi endometrial (bila ada indikasi), sekali atau dua kali setahun. Pemberian estrogen se0ara oral memerlukan dosis terendah estrogen terkonjugasi sebesar $,#2& mg per hari atau $,& mg?hari estradiol. Pada osteoporosis, sumsum tulang dapat kembali seperti pada masa premenopause dengan pemberian estrogen. Dengan demikian hal tersebut menurunkan risiko fraktur. Perlu juga meresepkan obatobat lain, dalam upaya menanggulangi osteoporosis, termasuk kalsitonin, natrium fluorida, bifosfonat, natrium tridonat, dan alendronat. 1lendronat
berfungsi
mengurangi
ke0epatan
penyerapan
tulang
pada
"anita
pas0amenopause, meningkatkan massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul, dan mengurangi angka kejadian patah tulang. 1gar alendronat dapat diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas air pada pagi hari dan dalam "aktu 3$ menit kemudian tidak boleh makanminum lainnya. 1lendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pen0ernaan bagian atas, sehingga setelah meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 3$ menit sesudahnya. 5bat ini tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan menelan atau penyakit kerongkongan dan lambung tertentu. Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang yang disertai nyeri.
$
Kalsitonin se0ara primer menekan kehilangan tulang dan pemberiannya se0ara suntikan subkutan, intramuskuler atau semprot hidung. Cfek samping, berupa gangguan gastrointestinal, aliran panas, peningkatan frekuensi urine biasanya terjadi dan ringan. Batrium fluorida memperbaiki aktiitas osteoblastik dan pembentukan tulang, namun kualitas tulang yang baru masih dalam pengkajian. Batrium etridonat menghalangi resorpsi tulang osteoklastik, dan dalam penelitian untuk efisiensi sebagai terapi osteoporosis. :ambahan fluorida bisa meningkatakan kepadatan tulang tetapi tulang bisa mengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan. Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan itamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bah"a tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang men0ukupi. ika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron. Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik. (L%k&an, 200#) Pencegahan Osteoporosis
Pen0egahan osteoporosis, meliputi mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengonsumsi jumlah kalsium yang 0ukup, melakukan olahraga dengan beban sesuai batas kemampuan, dan mengonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu). 9engonsumsi kalsium dalam jumlah yang 0ukup sangat efektif, terutama sebelum ter0apainya kepadatan tulang, maksimal (sekitar umur 3$ tahun). 9inum dua gelas susu dan tambahan itamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada "anita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan 0ukup kalsium. Sebaiknya semua "anita minum tablet kalsium setiap hari, dosis harian yang dianjurkan adalah ,& gram kalsium. 5lahraga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan tulang. 'erenang tidak meningkatkan kepadatan tulang. Cstrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada "anita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. :erapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam !# tahun setelah menopause, tetapi jika baru dimulai lebih dari # tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi resiko patah tulang. =aloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam men0egah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. ;ntuk
men0egah osteoporosis, bisfosfonat (0ontohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon. (L%k&an, 200/) 9enurut alentina (2$$%) pen0egahan osteoporosis meliputi a. Pertahankan ke0ukupan asupan kalsium . Penting untuk dimulai sejak periode prapubertas dan dilanjutkan seumur hidup. 2. Kalsium sitrat adalah yang paling mudah diabsorbsi, tetapi produk susu bahkan lebih efektif karena absorbsinya lebih baik dengan adanya protein berdasarsusu (milkbased protein, 9'P). 3. 'ila dikombinasikan dengan olahraga, dapat mengurangi risiko fraktur panggul tetapi tidak dapat men0egah kehilangan tulang spinal. b. Kurangi asupan fosfor (minuman ringan, makanan kaleng?a"etan). 0. Suplemen itamin D bila tidak 0ukup mendapat pajanan sinar matahari atau insufisiensi diet. d. 'erolahraga baik pra maupun pas0amenopause. . 5lahraga harus dimulai pada masa muda untuk memaksimalkan densitas tulang. 2. 9enyangga beban dan olahraga meningkatkan total kalsium tubuh dan densitas tulang ertebra pada "anita pas0amenopause. e. 'erhenti merokok, hindari asupan kafein berlebih. f. 7indari obat osteopenik (steroid, tiroksin) bila mungkin. g. Kontrasepsi oral untuk anoreksia atau olahraga berlebih mengakibatkan amenorea sekunder. Dampak Psikologis
9enurut Dharmono S (2$$-) dalam L%k&an (200/), fraktur osteoporosis menimbulkan banyak kesulitan bagi penderitanya. Perubahan bentuk tubuh (deformitas, kifosis), kehilangan kemampuan aktiitas mandiri, gangguan nyeri kronis, dan keterbatasan aktiitas. Depresi, ansietas, gangguan tidur, dan ketakutan akan jatuh, adalah masalah psikologis yang sering timbul pada klien osteoporosis. 'eberapa penelitian membuktikan, terdapat hubungan erat antara depresi dan osteoporosis, sifat hubungannya timbal balik. Ketidakmampuan klien osteoporosis memilih mekanisme koping yang rasional dalam
menghadapi keterbatasannya, akan memi0u
timbulnya depresi. Sebaliknya, semakin sering seseorang mengalami stress dan depresi, akan memi0u disregulasi hormon tubuh, khususnya kortisol yang berpengaruh buruk terhadap osteophenia dan osteoporosis. 1nsietas dan gangguan tidur, termasuk masalah yang sering dijumpai pada klien osteoporosis. 1nsietas bila mun0ul dalam bentuk berat berupa serangan panik akut, atau ke0emasan berlebihan terhadap masa depan. @angguan tidur sering terkait dengan nyeri
2
kronis, atau '1K yang frekuen. 1nsietas biasanya timbul dalam bentuk ketakutan yang berlebihan dan terkadang tidak masuk akal. Klien menjadi sangat hatihati, mengurangi se0ara drastis kegiatan olahraganya. (L%k&an, 200/) Penanganan farmakologis
a. Cstrogen . 9en0egah kehilangan tulang, meningkatkan densitas tulang, mengurangi risiko fraktur. 2. $,#2& mg per oral atau $,3 mg yang dikombinasikan dengan penggantian kalsium adalah dosis efektif minimal harus dikombinasikan dengan progestin pada "anita yang uterusnya normal untuk men0egah kanker endometrium. 3. Penanganan harus dimulai segera setelah menopause untuk memaksimalkan densitas tulang. b. 9odulator reseptor estrogen selektif (SC=9S) . =aloEifene disetujui untuk digunakan
pada
osteoporosis
dan
terbukti
meningkatkan densitas mineral tulang se0ara bermakna dan mengurangi risiko fraktur tanpa meningkatkan risiko kanker endometrium atau payudara. 2. :ibolone adalah modulator reseptor steroid yang telah terbukti efektif dalam beberapa studi dalam mengurangi risiko fraktur. 0. 'ifosfonat . 1lendronate mengurangi fraktur pinggul dan
spinal sekitar
&$* dan
meningkatkan densitas mineral tulang se0ara bermakna dalam 2 sampai 3 tahun bisfosfonat lain meliputi etridonate dan risedronate. 2. 'ekerja dengan menekan pergantian tulang dengan menghambat aksi osteoklas dalam tulang kadang digambarkan berfungsi sebagai FperisaiG tulang. 3. Ditoleransi baik dengan sedikit efek samping, ke0uali iritasi esofagus dan @I alendronate dapat diberikan per minggu. !. 7arus dipertimbangkan untuk menggantikan estrogen pada "anita dengan risiko kanker payudara atau tromboflebitis beberapa studi menemukan bah"a agen ini lebih efektif bila digunakan dalam kombinasi dengan estrogen atau SC=9S. d. Kalsitonin . Dapat diberikan melalui subkutan atau melalui spray nasal. 2. 9eningkatkan massa tulang dan menurunkan ke0epatan fraktur (kurang dari 7=: atau bisfosfonat) 3. Cfek analgesiknya dapat digunakan pada fraktur tulang osteoporosis yang nyeri. e. Aluorida . 9engurangi risiko fraktur, tetapi kurang kuat dibanding estrogen. 2. Dosis rendah mempunyai efek samping yang dapat ditoleransi tetapi dapat menyebabkan toksisitas berat pada beberapa pasien. f. 7ormon paratiroid (teriparatida)
3
. 7asil pendahuluan memperlihatkan peningkatan dramastis dalam densitas mineral tulang pada "anita penderita osteoporosis berat. 2. 9emerlukan injeksi harian. 3. Diharapkan dapat disetujui di ;S1 pada tahun 2$$2. g. /ainlain?eksperimental . 1ntisitokin 2. 5steoprotegerin 3. Ipriflaon !. Inhibitorreduktase 79@ 6o1 (statin) &. Strontium #. 5bat antiinflamasinonsteroid dan inhibitor 65H2. Penanganan non-farmakologi Penanganan yang dapat dilakukan pada klien osteoporosis meliputi . Diet 2. Pemberian kalsium dosis tinggi 3. Pemberian itamin D dosis tinggi !. Pemasangan penyangga tulang belakang ( spinalbrace) untuk mengurangi nyeri punggung &. Pen0egahan dengan menghidari faktor risiko osteoporosis (misalnya merokok, mengurangi konsumsi alkohol, berhatihati dalam aktiitas fisik) #. Penanganan terhadap deformitas serta fraktur yang terjadi. Terapi Pemantauan a) Pantau terus tinggi badan b) Pantau terus kalsium serum 0) Pertimbangkan pemantauan kolagen perkemihan tipe dan crosslinkedN telopeptide (B:H) sebagai pengukur penggantian tulang (harus menurun setelah penanganan) d) 'ila mendapat estrogen, lakukan pemeriksaan payudara, pelis, pap dan indeks maturasi setiap tahun.
!
BAB III AUHAN EPE$A6A*AN PADA PAIEN *EP$I EA$A *E$I
9enurut 1rif (2$$-) PENA-IAN 1. Ana&ne'i' a. $i9a"at ke'eatan. 1namnesis memegang peranan penting pada ealuasi klien
osteoporosis. Kadangkadang keluhan utama mengarahkan ke diagnosa (mis, fraktur kolum femoris pada osteoporosis). Aaktor lain yang diperhatikan adalah usia, jenis kelamin, ras, status haid, fraktur pada trauma minimal, imobilisasi lansia, penurunan tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan sinar matahari, asupan kalsium, fosfat, dan itamin D, latihan yang teratur dan bersifat weight bearing . 5batobatan
yang
diminum
jangka panjang
harus
diperhatikan seperti
kortikosteroid, hormon tiroid, antikonulsan, antasid yang mengandung aluminium, natrium fluorida, dan etridonat bifosfonat, alkohol, dan merokok merupakan faktor terjadinya osteoporosis. Penyakit lain yang harus ditanyakan dan berhubungan dengan osteoporosis adalah penyakit ginjal, saluran 0erna, hati, endokrin, dan insufisiensi pankreas. =i"ayat haid, usia menarke dan menopause, penggunaan obat kontrasepsi juga diperhatikan. =i"ayat keluarga dengan osteoporosis juga harus diperhatikan karena ada beberapa penyakit tulang metabolik yanhg bersifat herediter. :. Pengka+ian 'ik''ial @ambaran klinis klien osteoporosis adalah "anita menopause dengan keluhan nyeri punggung yang merupakan faktor predisposisi adanya fraktur multiple karena trauma. Pera"at perlu mengkaji konsep diri klien terutama citra diri, khususnya pada pasien kifosis berat. Klien mungkin membatasi interaksi sosial karena perubahan yang tampak atau keterbatasan fisik, tidak mampu duduk di kursi, dan lainlain. Perubahan seksual dapat terjadi karena harga diri rendah atau tidak nyaman selama posisi unterkoitus. 5steoporosis dapat menyebabkan fraktur berulang sehingga pera"at perlu mengkaji perasaan 0emas dan takut pada klien. !. Pla akti;ita' 'eari<ari Pola aktiitas dan latihan biasanya berhubungan dengan olahraga, pengisian "aktu luang dan rekreasi, berpakaian, makan, mandi, dan toilet. 5lahraga dapat membentuk pribadi yang baik dan indiidu akan merasa lebih baik. Selain itu, olahraga dapat mempertahankan fungsi tubuh. 1ktiitas tubuh memerlukan
&
interaksi yang kompleks antara saraf dan muskuloskeletal. 'eberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan menurunnya gerak persendian adalah agility (kemampuan gerak 0epat dan lan0ar) menurun, stamina menurun, koordinasi menurun, dan dexterity (kemampuan memanipulasi keterampilan motorik halus) menurun. 2. Pe&erik'aan =i'ik a. ' ('reathing) Inspeksi ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang. Palpasi :aktil fremitus seimbang kanan dan kiri. Perkusi Suara resonan pada seluruh lapang paru. 1uskultasi Pada kasus lanjut usia, biasanya didapatkan suara ronki. b. '2 ('lood) Pengisian kapiler kurang dari detik, sering terjadi keringat dingin dan pusing. 1danya pulsus perifer memberi makna terjadi gangguan pembuluh darah atau edema yang berkaitan dengan efek obat. 0. '3 ('rain) Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parah, klien dapat mengeluh pusing dan gelisah. Kepala dan "ajah 1da sianosis. 9ata Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtia tidak anemis. /eher 'iasanya P dalam batas normal. Byeri punggung yang disertai pembatasan pergerakan spinal yang disadari dan halus merupakan indikasi adanya satu fraktur atau lebih, fraktur kompresi ertebra. d. '! ('ladder) Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem perkemihan. e. '& ('o"el) ;ntuk kasus osteoporosis, tidak ada gangguan eliminasi, namun perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, "arna, serta bau feses. f. '# ('one) Pada inspeksi dan palpasi daerah kolumna ertebralis, klien osteoporosis sering menunjukkan kifosis atau gibbus (dowager!s hump)dan penurunan tinggi badan dan berat badan. 1da perubahan gaya berjalan, deformitas tulang, leglength ine"uality, dan nyeri spinal. /okasi fraktur yang sering terjadi adalah antara ertebra torakalis - dan lumbalis 3. #. Pe&erik'aan Diagn'tik a. $ailgi' @ejala radiologis yang khas adalah densitas atau massa tulang yang menurun yang dapat dilihat pada ertebra spinalis. Dinding dekat korpus ertebra biasanya merupakan lokasi yang paling berat. Penipisan korteks dan hilangnya treabekula transersal merupakan kelainan yang sering ditemukan. /emahnya korpus
#
ertebrae menyebabkan penonjolan yang menggelembung dari nukleus pulposus ke dalam ruang interertebral dan menyebabkan deformitas bikonkaf. :. CT-Scan 6:S0an dapat mengukur densitas tulang se0ara kuantitatif yang mempunyai nilai penting dalam diagnostik dan terapi #ollow up. 9ineral ertebra di atas $ mg?0m3 biasanya tidak menimbulkan fraktur ertebra atau penonjolan, sedangkan mineral ertebra di ba"ah #& mg?0m 3 ada pada hampir semua klien yang mengalami fraktur. !. Pe&erik'aan La:ratri%& . Kadar 6a, P, dan fosfatase alkali tidak menunjukan kelainan yang nyata. 2. Kadar 7P: (pada pas0amenopause kadar 7P: meningkat) dan 6t (terapi estrogen merangsang pembentukan 6t). 3. Kadar ,2&(57)2D3 dan absorpsi 6a menurun. !. Ckskresi fosfat dan hidroksipolin terganggu sehingga meningkat kadarnya.
%
BAB IV AUHAN EPE$A6A*AN PADA LAN-U* UIA DENAN *EP$I
$%NT%H &AS'S By. S umur #$ tahun datang ke =S 7aji Surabaya dengan keluhan nyeri yang sering dirasakannya pada punggung dan pinggang bagian kiri sejak 3 bulan yang lalu, rasa nyeri itu sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu, namun By. S tidak memperdulikannya. Ketika memeriksakan diri ke dokter By. S dianjurkan untuk tes darah dan rongent di bagian punggung dan pinggang bagian kiri. 7asil rongent menunjukkan bah"a By. S menderita osteoporosis diperkuat lagi dengan hasil '9D :s0ore 3. Klien mengalami menopause sejak + tahun yang lalu. 9enurut klien dirinya tidak suka minum susu sejak usia muda dan tidak menyukai makanan laut. Klien beranggapan bah"a keluhan yang dirasakannya karena usianya yang bertambah tua. =i"ayat kesehatan sebelumnya diketahui bah"a klien tidak pernah mengalami penyakit seperti D9 dan hipertensi dan tidak pernah dira"at di =S. Pola aktifitas diketahui klien banyak beraktifitas duduk karena dulu dirinya bekerja sebagai staf administrasi dan tidak suka olahraga karena tidak sempat. Pemeriksaan :' #$ 0m, '' #& kg ('' sebelumnya %$ kg). Pasien makan 2E sehari dengan porsi yang sedikit. Pasien ketika makan dibantu oleh keluarganya. #.1 Pengka+ian eera9atan
Bama Pera"at
Burul
:anggal pengkajian
% 5ktober 2$&
am pengkajian
$+.$$ 8I'
1. Ientita'> Pa'ien
Bama
By. S
;sia
#$ tahun
1gama
Islam
Pendidikan
S91
Pekerjaan
I=:
Status Pernikahan
9enikah, 3 anak, ! 0u0u
1lamat
l. kenangan no.!&
Diagnosa 9edis
5steoporosis
8aktu?:anggal 9asuk =S # 5ktober 2$& jam 2$.!&
-
Penangg%ng -a9a:
Bama
By. I
;sia
3& tahun
1gama
Islam
Pendidikan
S91
Pekerjaan
I=:
Status pernikahan
9enikah
1lamat
l. kenangan no.!&
7ubungan dengan klien 1nak klien 2. el%an Uta&a
Pasien mengeluh nyeri punggung dan pinggang bagian kiri. #. $i9a"at e'eatan> a. $i9a"at en"akit 'ekarang
By. S umur #$ tahun datang ke =S 7aji Surabaya dengan keluhan nyeri yang sering dirasakannya pada punggung dan pinggang bagian kiri sejak 3 bulan yang lalu, rasa nyeri itu sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu, namun By. S tidak memperdulikannya. Ketika memeriksakan diri ke dokter, By. S dianjurkan untuk tes darah dan rongent punggung dan pinggang bagian kiri. 7asil rongent menunjukkan bah"a By. S menderita osteoporosis. 7asil :: klien :D
3$?+$ mm7g
B
-$E?menit
S
3#,&$0
==
2$E?mnt
:. $i9a"at en"akit a%l%
=i"ayat kesehatan sebelumnya diketahui bah"a klien tidak pernah mengalami penyakit seperti D9 dan hipertensi dan tidak pernah dira"at di =S sebelumnya. !. $i9a"at en"akit kel%arga Pasien mengatakan bah"a tidak ada ri"ayat penyakit keluarga seperti yang
dialami pasien sekarang. . $i9a"at Peker+aan
+
Klien mengatakan saat masih muda bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suami pasien sudah meninggal, sekarang ini klien hanya tinggal dirumah bersama anak ke2nya. Pasien mengisi "aktunya dengan menanam bunga di halaman rumah. Bamun saat ini pasien hanya bisa duduk dan berbaring dikarenakan kondisi fisiknya yang semakin melemah serta faktor usia yang semakin tua. e. $i9a"at Lingk%ngan Hi%
Klien tinggal di Desa atisehat, kondisi rumah 0ukup bersih, ada entilasi, ada jendela, kamar pasien 0ukup bersih, kamar mandi dan 86 tertutup, dan ada tempat pembuangan sampah. f. $i9a"at $ekrea'i Klien mengatakan bah"a dirinya jarang pergi untuk rekreasi. 8aktunya hanya
dihabiskan di rumah untuk berkumpul dengan anak dan 0u0unya. g. %&:er?i'te& Pen%k%ng "ang Dig%nakan Klien mengatakan jika dirinya sakit biasanya pergi ke puskesmas karena merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang terdekat dengan rumahnya. 3. P'ik<'i B%a"a an 'irit%al a. $i9a"at P'ik''ial
Keluarga pasien mengatakan bah"a By.S agak pendiam dan sering murung. Pasien selalu di dalam kamar karena bentuk tubuh yang berubah dan pasien mengalami keterbatasan fisik sehingga tidak mampu beraktiitas se0ara mandiri. Pasien merasa 0emas karena ha"atir dengan kondisi kesehatannya saat ini. :. 'ial
Sebelum sakit klien seharihari sebagai ibu rumah tangga dan selalu berbin0ang bin0ang dengan anak dan 0u0unya. !. B%a"a
Pasien menganut budaya ja"a dan tidak ada aspek budaya yang merugikan kesehatan pasien. . irit%al
Klien mengatakan sholat & "aktu, terkadang ikut puasa di bulan =amadhan dengan penuh, klien juga ikut pengajian setiap minggunya jika kondisinya sehat. 4. Pengka+ian e:%t%an Da'ar lien
a. 1ktifitas dan /atihan
2$
Klien mengatakan tidak bisa mandi sendiri dan tidak bisa melakukan aktiitas sendiri karena merasa nyeri. 1D/ dibantu oleh keluarga. b. :idur dan istirahat Sebelum sakit pasien sebelum sakit dapat tidur selama - jam pada malam hari dan 2 jam pada siang hari. Selama sakit pasien hanya dapat tidur selama & jam pada malam hari dan 2 jam pada siang hari. Pasien mengatakan nyeri berkurang saat istirahat dan meningkat saat beraktiitas. 0. Kenyamanan dan Byeri P pasien mengatakan nyerinya bertambah ketika berjalan. pasien mengatakan nyerinya terasa seperti ditusuktusuk. = punggung dan pinggul kiri. S skala nyeri -. : pasien mengatakan nyerinya terus menerus d. Butrisi Pada saat dikaji pasien mengatakan tidak mengalami penurunan nafsu makan. Pasien mengatakan tidak ada pantangan terhadap makanan tertentu pasien makan di bantu oleh keluarganya. enis makanan yang di konsumsi adalah nasi, ikan, dan sayur. Pasien makan 2E sehari dengan porsi makanan sedikit. e. 6airan, Clektrolit, dan 1sam 'asa Pasien mengatakan bisa minum atau mampu menghabiskan ! gelas air minum dan pasien tidak mengalami dehidrasi. f. 5ksigenasi Pasien tidak menggunakan alat bantu bernapas. Pasien tidak mengeluh batuk. g. Climinasi Aekal? 'o"el Klien mengatakan ketika buang air besar di bantu oleh keluarganya, saat dikaji oleh pera"at '1' klien padat dan ber"arna 0oklat dan berbau kas. Pasien mengatakan '1' 2E dalam seminggu. Pasien juga mengatakan sulit ketika '1'. h. Climinasi ;rine Pasien mengatakan bisa berkemih 23E?hari, pasien tidak menggunakan kateter, pasien bisa '1K dengan di bantu oleh keluarganya. i. Sensori, Persepsi dan Kognitif
2
Pasien tidak menggunakan alat bantu pendengaran, dan pasien tidak mengalami gangguan penglihatan, pen0iuman, penge0apan maupun sensasi taktil. 5. Pe&erik'aan =i'ik
a. Keadaan ;mum Kesadaran 0omposmentis :D 3$?+$ mm7g B -$E?menit
S 3#,& $0
== 2$E?mnt
b. Kepala 'entuk kepala simetris,
tidak
terdapat kemerahan?lebam. 9ata simetris,
konjungtia anemis, hidung simetris tidak menggunakan pernapasan 0uping hidung. 0. /eher :idak ada pembesaran kelenjar thyroid dan tidak ada peningkatan P, tidak ada nyeri telan. d. Dada 'entuk dada simetris Pulmo Inspeksi bentuk pengembangan paru simetris Palpasi premitus taktil kiri dan kanan sama Perkusi sonor 1uskultasi esikuler 6or Inspeksi iktus kordis tidak terlihat Palpasi iktus kordis teraba pada mid0lai0ula I6S & Perkusi pekak?redup 1uskultasi tidak ada suara jantung tambahan e. 1bdomen Inspeksi
tidak terdapat kemerahan, tidak terdapat pembesaran abdomen dan tidak terdapat luka. 1uskultasi suara pristaltik usus %E? mnit. Palpasi tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat massa dan tidak terdapat asites. Perkusi timpani. f.
@enetalia :idak terkaji
g. =e0tum :idak terkaji
22
h. Ckstremitas 1tas =59 ka?ki &?& 'a"ah
=59 ka?ki !?&
i. Skala kekuatan otot
6=: 2 detik
1kral hangat
6=: 2 detik
1kral hangat
#
#
2
2
j. Pemeriksaan per sistem . ' ('reathing) Inspeksi Ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang. Palpasi :aktil fremitus seimbang kanan dan kiri. Perkusi 6ua0a resonan pada seluruh lapang paru. 1uskultasi pada kasus lansia, biasanya didapatkan suara ronki. 2. '2 ('lood) Pengisian kapiler kurang dari detik, sering terjadi keringat dingin dan pusing. 1danya pulsus perifer memberi makna terjadi gangguan pembuluh darah atau edema yang berkaitan dengan efek obat. 3. '3 ('rain) Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parah, klien dapat mengeluh pusing dan gelisah. a. Kepala dan "ajah ada sianosis. b. 9ata sklera biasanya tidak ikterik, konjungtia tidak anemis. 0. /eher P dalam normal. Byeri punggung yang disertai pembatasan pergerakan spinal yang disadari dan halus merupakan indikasi adanya satu fraktur atau lebih, fraktur kompresi ertebra. !. '! ('ladder) Pasien mengatakan bisa berkemih 23E?hari, pasien tidak menggunakan kateter, pasien bisa '1K dengan di bantu oleh keluarganya. &. '& ('o"el) Klien mengatakan ketika buang air besar di bantu oleh keluarganya, saat dikaji oleh pera"at '1' klien padat dan ber"arna 0oklat dan berbau kas. #. '# ('one) Pada inspeksi dan palpasi daerah kolumnaertebralis. Punggung pasien kifosis atau gibbus (dowager!shump) dan penurunan tinggi badan dan berat badan. 1da perubahan gaya berjalan, deformitas tulang, leglenghtine "uality dan nyeri spinal. /okasi fraktur antara ertebra torakalis - dan lumbalis 3. 7. Pengka+ian tat%' Intelekt%al, gnitif, Afektif, P'iklgi' an 'ial
23
a. Pengka+ian
INDE
A*@
(Inek'
e&anirian
Paa
Akti;ita'
ei%an eari<ari) INDE A*@
SK5=C
K=I:C=I1
1
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar ke0il, berpakaian dan mandi.
'
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup seharihari, ke0uali satu dari fungsi tersebut.
6
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup seharihari, ke0uali mandi dan satu fungsi tambahan.
D
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup seharihari, ke0uali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan.
C
Kemandirian
dalam semua
aktifitas
hidup seharihari,
ke0uali
mandi,
ke0uali
mandi,
berpakaian, ke kamar ke0il dan satu fungsi tambahan. A
Kemandirian
dalam semua
aktifitas
hidup seharihari,
berpakaian, berpindah, dan satu fungsi tambahan. @
Ketergantungan pada enam fungsi tersebut.
/ainlain
Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi, tidak dapat diklasifikasikan sebagai 6, D, C, A dan @.
'erdasarkan data, maka By.S memperoleh skor 6. 9aka lansia tersebut mempunyai kemandirian dalam aktiitas seharihari meski terdapat bantuan ketika beraktiitas. :. Pengka+ian e&a&%an Intelekt%al engg%nakan P (rt Prta:le ental tat%' %e'iner)
1jukan beberapa pertanyaan pada daftar diba"ah ini N 2 3 !
PE$*ANAAN :anggal berapa hari ini > 7ari apa sekarang > 1pa nama tempat ini > Dimana alamat anda >
-A6ABAN :idak tahu Senin =umah Sakit 7aji l. Kenangan
2!
BENA$
ALAH
& # % -
'erapa umur anda > Kapan anda lahir > Siapa presiden Indonesia > Siapa presiden Indonesia
#$ tahun :idak tahu oko 8idodo :idak tahu
+ $
sebelumnya > Siapa nama Ibu anda > Kurang 3 dari 2$ dan tetap
:ukiyem :idak tahu
perguruan 3 dari setiap angka baru, se0ara menurun > ;9/17
&
!
Interpretasi Salah $ J 3 Aungsi intelektual utuh Salah ! J & Aungsi intelektual kerusakan ringan Salah # J - Aungsi intelektual kerusakan sedang Salah + J $ Aungsi intelektual kerusakan berat Setelah diajukan beberapa pertanyaan ($ pertanyaan) sesuai dengan format SP9S pasien dapat menja"ab semua pertanyaan dengan jumlah nilai ja"aban yang benar # dan ja"aban yang salah !. Dapat diambil kesimpulan fungsi intelektual kerusakan ringan. !. Pengka+ian e&a&%an A'ek gnitif engg%nakan E (ini ental tat%' ECa&) N
APE
NILAI
NILAI
NI*I= 5rientasi
A &
LIEN 2
2
5rientasi
&
!
3
=egistrasi
3
3
$I*E$IA
9enyebutkan dengan benar :ahun 2$& 9usim :anggal 7ari Senin 'ulan Dimana sekarang kita berada > Begara Indonesia Propinsi a"a timur Kabupaten?kota Surabaya =umah sakit 7aji Panti Sebutkan 3 nama objek (misal kursi, meja, bulpen) kemudian
2&
ditanyakan
!
&
Perhatian dan
&
kepada
klien,
menja"ab . Kursi (') 2. 9eja (') 3. 'ulpen (') 9eminta klien berhitung mulai
kalkulasi
dari $$ kemudian kurang %
9engingat
sampai & tingkat. a"aban . +3 2. -$ 3. %& !. :idak tahu &. :idak tahu 9inta klien untuk mengulangi
3
3
ketiga objek pada point ke2 #
'ahasa
+
2
(tiap poin nilai ) 9enanyakan pada klien tentang benda
3
(sambil
menunjukkan
benda tersebut) . Pintu 2. 9eja 9inta klien untuk mengulang
3
kata berikut (poin 3) (tidak ada jika, dan, atau tetapi) 9inta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri 3 langkah. 1mbil kertas di tangan anda,
lipat dua dan taruh dilantai, (poin 3) . ambil kertas (bisa) 2. lipat dua (bisa) 3. taruh dilantai (bisa) Perhatikan pada klien untuk hal berikut F :utup mata anda F (bila aktifitas sesuai nilai poin)
:5:1/ BI/1I
3$
22
2#
Interpretasi hasil 2! J 3$ :idak ada gangguan kognitif $
J 23 @angguan kognitif sedang
$ J % @angguan kognitif berat ;ntuk aspek kognitif klien yang meliputi orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat dan bahasa klien tidak ada gangguan kognitif berat. Klien mampu menja"ab semua pertanyaan dengan nilai 22 dan skor klien - J 23 yaitu @angguan kognitif sedang. . In;entari' Dere'i Be!k %nt%k &engeta%i tingkat ere'i lan'ia ari Be!k De!k (1/72)
2%
kre
3 2 $ 3 2 $ 3 2 $ 3 2 $ 3 2 $ 3 2 $ 3 2 $
Uraian 1. Kesedihan Saya sangat sedih ? tidak bahagia diamana saya tak dapat menghadapinya Saya galau ? sedih sepanjang "aktu dan saya tidak dapat keluar darinya Saya merasa sedih atau galau Saya tidak merasa sedih '. Pesimisme Saya merasa bah"a masa depan adalah siasia dan sesuatu tidak dapat
membaik. Saya merasa tidak mempunyai apaapa untuk memandang kedepan Saya merasberke0il hati mengenai masa depan Saya tidak begitu pesimis atau ke0il hati tentang masa depan . =asa Kegagalan Saya merasa benarbenar gagal sebagai seorang orang tua (suami?istri) 'ila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan Saya merasa telah gagal melebihi orang tua pada umumnya Saya tidak merasa gagal 2. KetidakPuasan Saya tidak puas dengan segalanya Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun Saya tidak menyukai 0ara yang saya gunakan Saya tidak merasa tidak puas 3. =asa bersalah Saya merasa seolah J olah sangat buruk atau tak berharga Saya merasa sangat bersalah Saya merasa buruk ? tak berharga sebagai bagian dari "aktu yang baik. Saya tidak merasa benarbenar bersalah !. :idak 9enyukai Diri Sendiri Saya ben0i diri saya sendiri Saya muak dengan diri saya sendiri Saya tidak suka dengan diri saya sendiri Saya tidak merasa ke0e"a dengan diri sendiri &. 9embahayakan Diri Sendiri Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan Saya mempunyai ren0ana pasti tentang tujuan bunuh diri Saya merasa lebih baik mati Saya tidak mempunyai pikiranpikiran mengenai membahayakan diri sendiri
3
#. 9enarik Diri dari Sosial Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli
2
pada mereka semuanya Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
$ 3
sedikit perasaan pada mereka Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya Saya tidak kehilangan minat pada orang lain %. Keraguraguan Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali 2-
Dari hasil pengkajian Inentaris Depresi 'e0kpasien mengalami depresi sedang. :otal penilaiannya pasien dalam batas depresisedang (-&). 8. Pe&erik'aan Pen%n+ang
7asil Pemeriksaan laboratorium am?:gl
$-.$$? - 5ktober 2$&
2+
PA$AE*E$
HAIL
A*UAN
NILAI
IN*E$P$E*AI
N$AL
Darah /engkap B, 7b 1/ (angka leukosit) 1C (angka eritrosit) 1: (angka trombosit) 79: 1lbumin Batrium Kalium
! !,%# 3&$ !2,! 2,%! 3%,2 !,32 $2,$ +&
gr* ribu?ul juta?ul ribu?ul gr* mg?dl mmol?l mmol?l mmol?l gr?dl
!# ! !,&&,& &$!&$ !2&2 3,&&,& 3&!3,&&,3 +-$% $&
Bormal Bormal Bormal Bormal Bormal Bormal Bormal Bormal Bormal Bormal
Aoto polos sendi (rontgen) a.
Pemeriksaan 0airan sendi Dijumpai peningkatan kekentalan 0airan sendi.
b.
Pemeriksaan '9D ('one 9ineral Density) : s0ore 3 (Penyusutan massa tulang).
Keterangan
Kadar 6a, P, dan fosfatase alkali tidak menunjukkan kelainan yang nyata
Kadar 7P: (pada pas0amenopause kadar 7P: meningkat) dan 6t (terapi estrogen merangsang pembentukan 6t)
Kadar ,2&(57)2D3 dan absorpsi 6a menurun
Ckskresi fosfat dan hidroksiprolin terganggu sehingga meningkat kadarnya.
Pemeriksaan 'one Densitometry DCH1 menunjukkan hasil 2,3 normalnya berada diatass0ore
a. =adiologis @ejala radiologis yang khas adalah densitas atau massa tulang yang menurun yang dapat dilihat pada ertebra spinalis. Dinding dekat korpus ertebra biasanya merupakan lokasi yang paling berat. Penipisan korteks dan hilangnya trabekula transersal merupakan kelainan yang sering ditemukan. /emahnya korpus
3$
ertebrae menyebabkan penonjolan yang menggelembung dari nukleus polposus ke dalam ruang interertebral dan menyebabkan deformitas bikonkaf. b( $TScan 6:S0an dapat mengukur densitas tulang se0ara kuantitatif yang mempunyai nilai penting dalam diagnostik dan terapi #ollowup( 9ineral ertebra di atas $ mg?0m3 biasanya tidak menimbulkan fraktur ertebra atau penonjolan, sedangkan mineral ertebra di ba"ah #& mg?0m3 ada pada hampir semua klien yang mengalami fraktur. /. *erai ei'
:erapi 0airan a. b. 0. d. e.
5ksigen 6anul ! Infus =/ 2$ tpm Ketorola0 =anitidin 5ndon ANALIA DA*A DA*A
N
.
DS
Pasien
mengeluh
nyeri
di
punggung. Pasien
mengatakan
berkurang
jika
nyeri
istirahat
dan
mengatakan
E*ILI
Byeri kronis
:ulang menjadi rapuh dan mudah patah Araktur @angguan fungsi ekstremitas atas dan
meningkat jika beraktiitas. Pasien
AALAH
nyeri
dirasakan sejak setahun yang
ba"ah Spasme otot
lalu. Byeri Kronis D5 Skala nyeri :D 3$?+$ mm7g B -$E?menit S 3#,&$0
3
== 2$E?mnt 8ajah klien tampak menyeringai kesakitan karena nyeri. P pasien mengatakan nyerinya bertambah ketika berjalan. pasien mengatakan nyerinya terasa seperti ditusuktusuk. = punggung dan pinggul kiri. S skala nyeri -. : pasien mengatakan nyerinya terus menerus Pengkajian nyeri P=S: a) )ain
nyeri
dirasa
ketika
melakukan aktiitas fisik. b) *uality o# pain nyeri yang dirasakan bersifat menusuk. 0) +egion redation, relief nyeri pada
tulang
pinggul
kiri.
ertebra Byeri
dan dapat
menjalar atau menyebar, dan nyeri terjadi ditulang yang mengalami masalah. d) Severity ,scale- o# pain nyeri pada skala - (yaitu nyeri berat) pada rentang pengukuran $$. e) Time nyeri berlangsung se0ara tibatiba dan durasinya tidak menentu,
biasanya
pada
malam hari dan bertambah buruk saat digerakkan atau ditekan. 2.
DS Pasien mengatakan tidak bisa berjalan ke kamar mandi. Pasien mengatakan tidak bisa
32
7ambatan
:ulang menjadi rapuh
mobilitas fisik
dan mudah patah Araktur kompresi
melakukan aktiitas seharihari,
bertebralumbalis dan
yaitu menanam dan menyirami
torakalis
tanaman.
Kerusakan integritas
D5
struktur tulang
Klien datang dengan digandeng 7ambatan mobilitas
oleh keluarganya.
fisik
Skala kekuatan otot # 2
3.
DS
klien
# 2 mengatakan
susah
=esiko 0edera
berjalan karena takut jatuh.
:ulang rapuh Araktur kompresi
D5
ertebra
Klien tampak berhatihati saat Penurunan
berjalan.
kemampuan fisik
Klien tidak bisa bergerak bebas.
=esiko 0edera !.
Ds pasien mengatakan setelah sakit
Defisit
Kolaps bertahap tulang
mandi hanya E?hari pada pagi hari
pera"atan diri
ertrebra
dengan air hangat. Do
"ajah
Kifosis progresif
pasien
nampak Penurunan berat badan
berminyak, dan ter0ium bau badan.
Perubahan postural @angguan muskuloskeletal Defisit pera"atan diri &.
Ds pasien mengatakan selama sakit '1' konsistensi
2E?minggu agak
keras,
dengan berbau
khas, "arna kuning tua dan susah untuk dikeluarkan. Do '1' konsistensi keras, berbau
33
Konstipasi
Araktur kompresi ertebra lumbalis Kompresi saraf pen0ernaan ileus
khas dan ber"arna kuning tua Peristatik
paralitik
berlebih
(7iperperistaltik)
Konstipasi
3&E?menit
Kurangnya aktiitas
(normal &3$E?menit)
fisik Konstipasi #.
DS
@angguan 0itra
Araktur kompresi
tubuh
ertebra torakalis
Klien mengatakan tidak bisa berinteraksi
dengan
Perubahan postural
lingkungannya.
Deformitas skelet
Klien mengatakan tidak keluar rumah hanya istirahat dikamar
@angguan 0itra tubuh
saja. 5steoporosis
D5 Klien tampak 0emas dan gelisah
@angguan 0itra tubuh
Klien tampak tegang Klien
bertanya
tentang
penyebab penyakitnya
#.2 Diagn'a eera9atan
. Byeri kronis berhubungan dengan spasme otot. 2. 7ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang. 3. =esiko 0edera berhubungan dengan penurunan kemampuan fisik. !. Defisit pera"atan diri berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal. &. Konstipasi berhubungan dengan kurang aktiitas fisik. #. @angguan 0itra tubuh berhubungan dengan osteoporosis. #.# Inter;en'i eera9atan
N
.
Diagn'a eera9atan
Byeri
Ha'il N
kronis :ujuan
berhubungan
dilakukan
setelah . Pantau tingkat kepuasan tindakan
$a'inal
Inter;en'i NI
pasien
3!
terhadap
. 9empengaruhi pemilihan atau
penga"asan
dengan spasme
kepera"atan
otot.
E2!
jam,
selama klien
menunjukan . Byeri,
dengan
indikator a. Ckspresi
manajemen nyeri pada interal tertentu. 2. 'antu
nyeri
pada "ajah. b. @elisah atau tidak tenang. 0. Ketegangan otot. d. Kehilangan
Pasien
melaporkan
tidur yang adekuat untuk memfasilitsi
yang
meningkatkan
nyeri
tindakan
peredaan
melakukan
men0egah posisi
kesalahan tulang
atau
tegangan jaringan yang 0edera. 3. :ingkat
ansietas
dapat
mempengaruhi
persepsi
atau
terhadap
reaksi
nyeri. dengan
!. a. 9eningkatkan sirkulasi
tenaga medis lain a. 1dakan pertemuan
umum, menurunkan area
akan
faktor
dan
nyeri
multidispliner
faktor
dan
tingkatkan istirahat dan
untuk
meren0anakan asuhan
atau
mengenali
pasien
logis
berterima. 3. 9anajemen
yang lama. 2.
yang
nyeri. !. Kolaborasi
selera makan. e. Cpisode nyeri
2. 9enghilangkan nyeri dan
mengidentifikasi tingkat nyeri
keefektifan interensi.
pera"atan
untuk
pasien. b. Pemberian analgesik. &. 1jarkan pasien teknik distraksi dan relaksasi.
tekanan
lokal
dan
kelelahan otot. b.
Diberikan
menurunkan atau
untuk
nyeri
spasme
otot.
Penelitian :oradol telah diperbaiki menjadi lebih efektif
pen0egahan
dalam
menghilangkan
nyeri.
dan
nyeri
tulang, dengan masa kerja lebih lama dan sedikit efek
samping
dibandingkan
bila dengan
agen narkotik. 6atatan istaril sering digunakan untuk efek poten dari narkotik
untuk
memperbaiki menghilangkan
? nyeri
panjang. &. :eknik relaksasi 3&
distraksi
dan dapat
menurunkan nyeri yang 2.
7ambatan
:ujuan
setelah
mobilitas fisik
dilakukan tindakan
berhubungan
kepera"atan selama
dengan
2E2!
kerusakan
menunjukan
integritas
mobilitas
struktur tulang.
dengan
jam,
klien
fisik kriteria
a. Pasien
dapat
menyangga berat dengan
menggunakan langkahlangkah yang benar. 0. 9elakukan
kehidupan sehari
mandiri
berpindah
yang
aman. 2. 1jarkan pasien tentang
alat bantu mobilitas. 3. Dukung latihan =59 aktif
atau
pasif,
diperlukan. !. 1"asi seluruh mobilitas
dan
jika
latihan
gerak
yang
dilakukan
pera"at
terhadap pasien. 2. 9embantu pasien dalam melakukan mobilisasi. 3. 1gar
tidak
terjadi
kekakuan otot. upaya !. 9elatih pasien bergerak bantu
aktif.
klien, jika perlu. &. 9emperlan0ar &. Kolaborasi dengan ahli darah dan terapi fisik dan okupasi kebersihan. sebagai suatu sumber untuk
aktiitas
hari
dan
dan pantau penggunaan
hasil
badan. b. 'erjalan
dirasakan pasien. . 1jarkan teknik ambulasi . 9engetahui efektifnya
aliran menjaga
mengembangkan
peren0anaan
dan
mempertahankan
atau
meningkatkan mobilitas.
se0ara dengan
menggunakan 3.
alat bantu. =esiko 0edera :ujuan setelah berhubungan
dilakukan
dengan
kepera"atan
penurunan
tindakan selama
. Identifikasi
faktor . 9enghindari
lingkungan
yang
terjatuh saat melakukan
memungkinkan
risiko
2E2! jam, klien tidak
terjatuh
lantai 2. 9en0egah
kemampuan
terjadi 0edera dengan
li0in, karpet yang sobek,
resiko
fisik.
kriteria hasil
anak tangga tanpa pagar
pasien.
=isiko 0edera akan
pengaman, jendela, dan 3. ;ntuk
menurun,
yang
kolam
dibuktikan
oleh
berikan
keamanan personal, pengendalian risiko,
(mis
renang)
dan
pen0ahayaan
yang adekuat. 2. 'erikan materi edukasi
3#
resiko
pergerakan. terjadinya
terjatuh
pada
meningkatkan
mobilitas dan kekuatan otot,
men0egah
deformitas, mempertahankan
fungsi
dan
lingkungan
yang aman.
pada
pasien
keluarga
9enghindari 0edera fisik.
pasien
berhubungan strategi
dan
skeletal
semaksimal
yang
mungkin
dengan !. 9empermudah
dan
tindakan
untuk men0egah 0edera.
pasien
saat melakukan aktiitas, seperti berjalan, toileting.
3. 'antu ambulasi pasien, &. 9empermudah jika perlu.
dalam
!. Sediakan
alat
bantu
berjalan (seperti tongkat
pasien
membutuhkan
pertolongan
tenaga
medis.
dan "alker). &. :empatkan
bel
atau
lampu
panggil
pada
tempat
yang
mudah
dijangkau pasien yang tergantung pada setiap !.
Defisit
"aktu. setelah . Kaji membran
:ujuan
pera"atan diri dilakukan
tindakan
berhubungan
kepera"atan
dengan
2E2!
gangguan
mampu
muskuloskelet
a. 9elakukan
al.
selama
jam,
klien
toileting. b. 9embersihkan dan mengeringkan
se0ara
erbal
kepuasan kebersihan
tentang tubuh
kebersihan
mulut. d. 9empertahankan mobilitas
yang
menjadi
setiap hari.
peredaran
2. Kaji kondisi kulit saat
pasien?keluarga
penggunaan alternatif
metode
untuk
mandi
dan higiene oral.
dan
meningkatkan kesehatan.
kemandirian
dari
kuman
3. 1gar klien dan keluarga dapat
dan higiene oral, bantu
hygiene.
&. :a"arkan untuk men0u0i tangan setelah eliminasi dan sebelum makan. #. 1ktiitas kolaboratif a. :a"arkan
pengobatan
rasa
nyaman.
melakukan
pasien jika diperlukan.
dan
meningkatkan
dalam melakukan mandi
3%
darah,
2. ;ntuk melindungi klien
!. Dukung
tubuh. 0. 9engungkapkan
badan
lebih segar, melan0arkan
3. 1jarkan diri
. 1gar
oral dan kebersihan tubuh
mandi.
pera"atan
dan
mukosa
!. 1gar
termotiasi personal
ketrampilan
mandiri dapat diterapkan oleh klien. &. 9en0egah komplikasi
klien
dari
penyakit
yang ditularkan melalui
diperlukan
untuk
ke
mandi
kamar
dan
nyeri sebelum mandi b. @unakan ahli fisioterapi dan terapi
menyediakan
okupasi
perlengkapan
sebagai
sumbersumber
mandi.
dalam
kuman. #. 9emberikan
efek
kenyamanan pada klien serta
menurunkan
terjadinya infeksi.
meren0anakan tindakan pera"atan pasien. 0. /ibatkan keluarga dalam &.
Konstipasi
:ujuan
berhubungan
dilakukan
dengan kurang
kepera"atan
aktiitas fisik.
E2!
pemberian
setelah
asuhan. . Dapatkan
tindakan
mengenai
program
defekasi,
aktiitas,
jam,
selama
data
pola
pengobatan,
defekasi
klien
kebiasaan klien.
menurun
dengan
Defekasi
Konsistensi
pola
3E
dan
frekuensi,
keluarnya
lunak.
"arna
dan feses,
flatus,
dan
adanya impaksi. 3. 1jarkan
pada
interensi selanjutnya. 2. 9embantu
menentukan
adanya
komplikasi
3. 9eningkatkan penggunaan optimal otot
konsistensi feses
menentukan
penyakit lainnya.
dokumentasikan
seminggu.
dan
2. Kaji
kriteria hasil
dasar . 9embantu
abdomen
tentang efek diet (mis,
efek
graitasi optimal. !. 9en0egah pada
klien
dan
perubahan
tanda
lambung,
ital, atau
perdarahan.
0airan dan serat) pada &. :ehnikambulasi eliminasi. 4.
membantu klien dalam
:ekankan
pentingnya
menghindari
mengejan
selama defekasi. &. 1jarkan
konstipasi kronis maupun
jika
yang baru terjadi (akut), yang
#. 1ktiitas kolaborasi a. Konsultasi gi
untuk
pasien
perlu.
3-
kamar mandi. #. Indikasi
tehnikambulasi,
ahli
melakukan aktiitas ke
dengan untuk
memerlukan
pen0ahar, untuk bersihan usus besar pre operasi, pE laboratorium ? radiologi.
meningkatkan
serat
dan 0airan dalam diet. b. 9inta program dari dokter
untuk
Kontraindikasi muntah,
mual,
gejala
lain
apendisitis, dan obstruksi usus.
memberikan bantuan eliminasi, seperti diet tinggi serat, pelunak feses, #.
enema,
dan
laksatif. setelah . Kaji dan dokumentasikan . Dapat
@angguan 0itra
:ujuan
tubuh
dilakukan
berhubungan
kepera"atan
dengan
E2! jam, gangguan
osteoporosis.
0itra
tindakan selama
tubuh
berkurang
respons erbal dan non
depresi
erbal
keputusasaan, kebutuhan
klien
terhadap
tubuh klien.
klien 2. Dengarkan dengan
9enunjukan
kekha"atiran
terhadap
pera"atan,
penampilan.
dan prognosis.
pada
penampilan
tubuh. 'ersikap
kemajuan,
3. Dukung aktual
realistik
atau
interensi
intensif.
koping
dalam
mengidentifikasi mengartikan untuk
mekanisme yang
biasa
memfokuskan
perhatian dan interensi se0ara konstruktif.
digunakan klien sebagai 3. Penerimaan 0ontoh, tidak meminta
tidak
klien
dan
untuk
perubahan
dapat
dipaksakan
proses
kehilangan
mengeksplorasi
membutuhkan
antara
perasaannya jika klien
untuk membaik.
dan
lingkungan. 9emelihara
tampak
enggan !. Penolakan
melakukannya.
interaksi sosial yang !. 'erikan
atau masalah
mengenai hubungan tubuh
lebih
realitas 2. 1lat
penerimaan
perubahan
dan
keluarga se0ara aktif dan akui
atau
untuk pengkajian lanjut klien
kriteria hasil
9engenali
menunjukkan
"aktu
dapat
mengakibatkan pera"atan
penurunan harga diri dan
dekat dan hubungan
dengan 0ara yang tidak
memengaruhi penerimaan
personal.
menghakimi,
gambaran diri yang baru
priasi,
dan
jaga
martabat &. 9emberikan pengetahuan
klien. &. 'eri
3+
dan pemahaman tentang dorongan
kepada
osteoporosis.
klien
untuk #. 9enghibur pasien yang
mengungkapkan
se0ara
erbal
konsekuensi
perubahan
fisik
emosi
dan
dapat membantu pasien dalam
mengungkapkan
kegelisahan pasien.
yang
memengaruhi
konsep
diri. #. @unakan
latihan
pengungkapan dengan
diri kelompok
remaja. #.3 I&le&enta'i
Pada tahap ini pera"at siap untuk melaksanakan interensi dan aktiitasaktiitas yang telah di0atat dalam ren0ana pera"atan pasien. Aase implementasi atau pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu alidasi ren0ana kepera"atan, mendokumentasikan ren0ana pera"atan, memberikan asuhan kepera"atan, dan pengumpulan data.
#.4 E;al%a'i
7asil yang diharapkan meliputi . 2. 3. !. &. #.
Byeri berkurang :erpenuhinya kebutuhan mobilitas fisik :idak terjadi 0edera :erpenuhinya kebutuhan pera"atan diri Status psikologis yang seimbang :erpenuhinya kebutuhan, pengetahuan dan informasi.
!$
Kifosis progresif
BAB V 6EB = AU*IN
Penurunan tinggi badan
7asil interaksi kompleks yang menahun antara faktor genetik dan faktor lingkungan Aaktor ;sia, enis Kelamin, =as, Keluarga, 'entuk :ubuh, dan :idak
9elemahnya daya serap sel terhadap kalsium dari darah ke tulang. Peningkatan pengeluaran kalsium bersama urine. :idak ter0apainya masa tulang yang maksimal. =esorpsi tulang menjadi lebih 0epat.
9erokok, alkohol, kopi, defisiensi itamin L gi
:ulang menjadi rapuh dan mudah patah
Penyerapan tulang lebih banyak daripada pembentukan baru
Kolaps bertahap tulang ertrebra Araktur 6olles
Penurunan masa tulang total
Araktur Aemur
5steoporosis
@angguan fungsi ekstremitas atas dan ba"ah Pergerakan fragmen tulang, spasme otot
Penurunan kemampuan pergerakan
Araktur kompresi ertebra lumbalis
Kompresi saraf pen0ernaan ileusparalitik
=elaksasi otot abdominal, perut menonjol
Insufisiensi paru
Kelemahan dan perasaan mudah lelah Araktur kompresi ertebra torakalis
Defi'it era9atan iri
Perubahan postural
Deformitas skelet
$e'ik tinggi tra%&a
konstipasi angg%an !itra iri
N"eri rni' Ha&:atan &:ilita' fi'ik
Perubahan postural
!
angg%an eli&ina'i al;i Penurunan tinggi badan
BAB VI PENU*UP 3.1 e'i&%lan
Dari pembahasan di atas, kelompok dapat mengambil kesimpulan bah"a osteoporosis merupakan keretakan tulang oleh karena kurangnya paparan sinar matahari yang mengandung itamin D dan kurangnya kalsium yang sangat dibutuhkan oleh tulang. :idak hanya terkena pada lanjut usia?orang tua saja, namun usia pramenopause rentan sekali terkena osteoporosis oleh karena beberapa faktor salah satu faktor terkuat yaitu genetik karena selsel dalam tubuh manusia hampir sama dengan sel tubuh induknya?kedua orang tua. 5steoporosis identik dengan lansia sehingga penanganan yang mudah dan terjangkau dapat dilakukan orang tua yaitu senam osteoporosis. 9enurut 875 pada International 6onsensus Deelopment 6onferen0e, di =oma, Itali, ++2 5steoporosis adalah penyakit dengan sifatsifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai