ASKEP KOLIK RENAL
A. Konsep Penyakit 1. Pengertian
Kolik renal adalah rasa sakit yang hebat pada organ renal (ginjal) akibat dari gangguan pada ginjal misalnya batu pada ginjal
2. Etiologi
-
Penyakit ginjal
-
Batu ginjal
-
Peradangan pada ginjal
-
Penggunaan narkoba
3. Patofisiologi
Batu-batu bisa menyebabkab sakit perut yang akut, ginjal dan punggung. Pasien merasa resah karena sakit. Terdapat kebimbangan dan pembakaran sensasi selama hajat dan kadang-kadang pasien ada darah dalam air seni. Sakit ini juga dikenal sebagai renal colic. Sakit perut dari organ ginjal (renal colic) biasanya hadir karena sakit perut tibatiba mulai akut, berselang perut mulas, sakit lambung (di samping tubuh, antara tulang rusuk dan hip terakhir) yang dapat menyebar ke arah bawah perut atau selangkangan paha. Hal ini sering dikaitkan dengan mual dan muntah-muntah. Ini insiden yang menahun sekitar 16 per 10.000 orang dan masa insiden 2-5%. Renal colic, bersama dengan
haematuria,
merupakan
gejala
klasik
dari
urolithiasis,
yang
harus
dipertimbangkan sebagai diagnosa diferensial. Namun ada ketentuan lainnya yang memiliki gejala yang bisa meniru ginjal karena sakit perut urolithiasis. Salah satu contohnya adalah perdarahan di dalam ginjal yang dapat menghasilkan gumpalan, sementara yang tersangkut di saluran kencing. Lainnya adalah kehamilan ectopic, tetapi ini biasanya akan dapat dijelaskan oleh ultrasound imaging. Pasien dengan abdominal aortic gondok nadi dapat juga memiliki gejala yang mirip renal colic karena urolithiasis. Pasien dengan gangguan usus akut juga hadir dengan menyerupai renal
0
colic, tetapi tidak seperti dengan urolithiasis itu tidak berkaitan dengan haematuria. Selain itu, seseorang yang memakai narkoba berpretensi untuk mengidap renal colic. Secara keseluruhan, bagaimanapun, misdiagnosis sebenarnya sangat jarang.
4. Manifestasi Klinis
-
Nyeri hebat pada daerah abdomen
-
Mual dan muntah
-
kelemahan
5. Penatalaksanaan Medis
Tips Diet Renal Colic Makan makanan kaya vitamin A. Hindari makanan kaya oxalate seperti kacang-kacangan, lobak, arbei, seledri, cokelat, anggur, cabe hijau, bayam, strawberries, summer squash, dan teh. Makan apel dan semangka. Kurangi jumlah makanan kaya kalsium-susu, keju, m entega, susu dan makanan lainnya.
B. Konsep Keperawatan 1. Pengkajian a. Pengkajian Primer
Pengkajian A, B, C, D, E 1) Airway
Jalan napas bersih
Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi
Tidak ada jejas badan daerah dada
2) Breathing
Peningkatan frekunsi napas Napas dangkal
Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, tak ipneu, retraksi
Menggunakan otot-otot pernapasan
Kesulitan bernapas : sianosis
3) Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
1
4) Disability
Kesadaran : Compomentis
Analisa Data Data
Peningkatan
frekunsi
Penyebab
Masalah
Kelainan pada ginjal
Gangguan pola napas
↓
napas
Adanya gangguan keseimbangan
Napas dangkal Distress
pernapasan
pernapasan
↓
cuping
hidung, takipneu, retraksi
asam – basa
:
Menggunakan
Menyebabkan darah menjadi asam (asidosis)
otot-otot
↓
pernapasan
Kesulitan
bernapas
:
Kompensasi tubuh dengan cara napas yang dalam dan cepat
sianosis
untuk mengeluarkan asam di dalam darah ↓
Sesak ↓
Gangguan pola napas
Dx
: Pola napas tak efektif
Tindakan
:
Terapi oksigen
Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker venturi atau nasal prong
Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP) atau PEEP
Inhalasi nebulizer
Pemantauan hemodinamik/jantung
Pengobatan : Brokodilator, Steroid
2
Dx
: Penurunan curah jantung
Tindakan
:
Kaji / pantau tekanan darah
Palpasi nadi radial, catat frekuensi dan ketraturan, auskultasi nadi apical, catat frekuensi/irama dan adanya bunyi jantung ekstra
Berikan istrahat psikologi dengan lingkungan tenang membantu pasien hindari situasi stress
Berikan oksigen tambahan
b. Pengkajian Sekunder 1) Pengumpulan Data
Aktivitas / Istrahat Gejala
: Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas
Tanda
; Klien nampak lemah
Makanan dan Cairan Gejala
: Klien mengatakan merasa mual dan muntah
Tanda
; Klien nampak mual dan muntah
Nyeri dan Kenyamanan Gejala
: Klien mengatakan nyeri pada perut
Tanda
; Nampak ekspresi wajah meringis, nyeri tekan pada daerah abdomen
2) Pengelompokan Data
Data Subyektif
Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas
Klien mengatakan merasa mual dan muntah
Klien mengatakan nyeri pada perut
Data Obyektif
Klien nampak lemah
Klien Nampak mual dan muntah
Nampak ekspresi wajah meringis, nyeri tekan pada daerah abdomen
3
3) Analisa Data Data
Klien
mengatakan
tidak
mampu melakukan aktivitas
Klien nampak lemah
Klien mengatakan nyeri pada
Penyebab
Masalah
Intake nutrisi tidak adequat ↓ Energi dalam tubuh berkurang ↓ Kompenbsasi tubuh menggunakan energi cadangan dalam tubuh ↓ Kelemahan otot Factor penyebab
Intoleransi aktivitas
↓
perut
Nampak
ekspresi
wajah
Penakanan pada saraf saraf di ginjal
meringis, nyeri tekan pada daerah abdomen
↓
Merangsang pengeluaran zat pirogen bradikinin, serotonin dan progtaglandin ↓
Impuls di sampai ke SSP bagian korteks serebri ↓
Thalamus ↓
Nyeri dipersepsikan
4
Nyeri
4) Rencana Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan retensi urin Tupan : Setelah diberi askep selama beberapa hari gangguan nyaman nyeri klien teratasi Tupen : Setelah diberi askep selama beberapa hari nyeri klien berangsur angsur dapat berkurang dengan kriteria :
Klien melaporkan tidak nyeri lagi
Ekspresi wajah tidak meringis
Intervensi 1) Kaji skala nyer, frekuensi, dan lokasi nyeri R/ Mengetahui derajat nyeri, dan lokasi yang dirasakan sehingga memudahkan
dalam menentukan tindakan selanjutnya 2) Atur posisi klien senyaman mungkin R/ posisi yang nyaman membantu mengurangi rasa nyeri yang muncul
3) Ajarkan klien tehnik relaksasi dan tehnik distraksi R/ Dengan tehnik menarik napas dalam dan mengeluarkan serta mengajak klien
untuk berbincang membantu mengalihkan stimulus nyeri yang dirasakan 4) Ciptakan lingkungan yang tenang dan anjurkan klien beristrahat yang cukup R/ Lingkungan yang tentang dapat membuat klien dapat beristrahat yang cukup
sehingga mengurangi itensitas nyeri 5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik R/ Membantu mengurangi rasa nyeri dengan menekan pusat nyeri
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan Tupan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalan intoleransi aktivitas teratasi Tupen : Setelah dilakukan tindakan keperawatan secara bertahap klien mampu beraktivitas secara mandiri dengan kriteria :
5
Klien dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri
Klien dapat ikut serta dalam proses pengobatan
Intervensi 1) Pantau kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari R/ Untuk mengetahui tindakan apa yang dapat dilakukan oleh klien sehingga
perawat mudah dalam mengambil keputusan selanjutnya 2) Bantu klien dalam melakukan pemeuhan kebutuhan sehari-hari R/ Membantu klien memenuhi aktivitas sehari hari
3) Anjurkan klien untuk ikut serta dalam tindakan pemulihan kesehatan klien R/ Dengan partisipasi keluarga klien dapat merasakan bahwa keluarga memberi
support dalam pemulihan kesehatan
6