MAKALAH POST PARTUM NORMAL & ASKEP KASUS
Disusun oleh : Kelompok 5 1. Endar Setyaningsih
(ST162019)
2. Eva Kusumayu Pratna P
(ST162021)
3. Hendri Lestari
(ST162024)
4. Ismiyati
(ST162028)
5. Luzy Ratna Sari
(ST162033)
6. Mahardika Dodya Pradana
(ST162034)
7. Novia Norfita Rengganis
(ST162042)
8. Saiful Rizky Ramadhan
(ST162056)
9. Wiwid Wahyudianto
(ST162065)
PROGRAM STUDI TRANSFER SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2018
LEMBAR PENGESAHAN MAKALAH REPRODUKSI ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM
Disusun oleh Kelompok 5
Tugas ini akan digunakan Pada tanggal 26 Januari 2018
Mengetahui Dosen pengampu
Ns. Meri Oktariani. M.Kep NIK 200981037
LEMBAR PENGESAHAN MAKALAH REPRODUKSI ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM
Disusun oleh Kelompok 5
Tugas ini akan digunakan Pada tanggal 26 Januari 2018
Mengetahui Dosen pengampu
Ns. Meri Oktariani. M.Kep NIK 200981037
KATA PENGANTAR
puji syukur saya haturkan kepada Allah
Subhanahu Wata’ala
yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan “Laporan Pendahuluan Post Partum & Askep Kasus Post Partum” Partum” dengan baik tanpa ada halangan halangan yang berarti. Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini. Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, baha sa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Surakata , 24 Januari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ................................................. ........................iii KATA PENGANTAR ................................................... ................................. iv DAFTAR ISI ................................................ ................................................... v BAB I ................................................................... ........................................... vi 1. LATAR BELAKANG ........................................................................ 1 2. TUJUAN ............................................................................................ 2 3. MANFAAT ................................................ ......................................... 2 4. PENUTUP .................................................. ........................................ 9 5. DAFTAR PUSTAKA ................................................. ...................... 10 BAB II ................................................. ............................................................ vi 1. DEFINISI ................................................... ......................................... 1 2. KLASIFIKASI ................................................................................... 2 3. ETIOLOGI ................................................. ......................................... 2 4. FISIOLOGI MASA NIFAS ................................................. .............. 9 5. PATOFISIOLOGI .............................................. ............................... 10 6. PEMERIKSAAN PENUNJANG 7. KOMPLIKASI 8. PENATALAKSANAAN 9. ASUHAN KEERAWATAN BAB III PEMBAHASAN JURNAL BAB IV PENUTUP DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono, 2008). Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
masa
nifas
berlangsung
selama
±6
minggu
(Pelayanan
kesehatan+maternal dan neonatal, 2002). Di Negara berkembang seperti indonesia, masa nifas merupakan masa yang kritis bagi ibu yang sehabis melahirkan. Dirpekirakan bahwa 60% kematian ibu terjadi setelah persalinan dan 50% diantaranya terjadi dalam selang waktu 24 jam pertama (Prawirardjo, 2006). Dari laporan WHO di Indonesia merupakan salah satu angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup, bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti saat sebelum hamil, berlangsung selama 6 minggu. Pada beberapa jam setelah bayi dilahirkan dan plasenta dikeluarkan adalah masa-masa perhatian dimana seorang ibu perlu benar-benar dipantau keadaanya karena bisa terjadi masalah seperti adanya perdarahan dan juga infeksi di tempat bekas jahitan akibat proses kelahiran.
1.2.
Rumusan Masalah
Bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada ibu nifas ?
1.3.
Tujuan a. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan yang harus dilakukan pada ibu nifas b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengkajian yang harus dilakukan pada ibu nifas 2. Mengetahui analisa data pada ibu nifas 3. Mengetahui diagnosa keperawatan yang ada pada ibu nifas 4. Mengetahui intervensi yang harus dilakukan pada ibu nifas 1.4.
Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi pendidikan Dapat digunakan sebagai bahan acuan proses pembelajaran khususnya dalam dalam matakuliah reproduksi anak dengan topik post partum normal 1.4.2 Bagi penulis Menambah wawasan tentang asuhan keperawatan post partum normal
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
Masa nifas ( puerperium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Rustam Mochtar,2010 ). Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alat – alat reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal. ( Barbara F. weller 2012 ). Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat - alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (Abdul Bari Saifuddin,2009 ).
B. Klasifikasi
Menurut Rustam Mochtar 2010, Masa post partum terbagi 3 tahap : a. Puerperium dini (immediate puerperium) : waktu 0-24 jam post partum. Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan untuk berdiri dan jalan jalan b. Puerperium Intermedial (early puerperium) : waktu 1-7 hari post partum. Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. c. Remote puerperium (later puerperium) waktu 1-6 minggu post partum. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan atau tahun
C. Etiologi
Etiologi post partum dibagi 2 : a.
b.
etiologi post partum dini 1)
atonia uteri
2)
laserasi jalan lahir;robekan jalan lahir
3)
hematoma
etiologi post partum lambat 1)
tertinggalnya sebagian plasenta
2)
subinvolusi di daerah insersi plasenta
3)
dari luka bekas secsio sesaria.
D. Fisiologi masa nifas
Perubahan Sistem Reproduksi a. Perubahan uterus Terjadi kondisi uterus yang meningkat setelah bayi keluar, hal ini menyebabkan iskemia pada perlekatan plasenta sehingga jaringan perlekatan antara plasenta dan dinding uterus mengalami nekrosis dan lepas. Ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pasca persalinan, setinggi sekitar umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul, setelah 4 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil). Uteru akan mengalami involusi secara berangsur-angsur sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Mengenai tinggi fundus utetus dan berat menurut masa involusi sebagai berikut:
A INVOLUSI d
TFU
BERAT UTERUS
aBayi lahir
Setinggi pusat
1000 gram
Placenta lahir
2
cm di bawah umbilicus dengan
b
bagian fundus bersandar pada
b
promontorium sakralis
e1 minggu
Pertengahan antara umbilikus dan
b
1000
gram
500 gram
simfisis pubis
e2 minggu
Tidak teraba di atas simfisis
350 gram
r 6 minggu
Bertambah kecil
50-60 gram
a pa jenis lochea, yaitu: a. Lochea rubra (cruenta) : ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, selsel desidua (selaput lendir rahim dalam keadaan hamil), vernik caseosa (palit bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau semacam noda dan sel-sel epitel yang menyelimuti kulit janin), lanugo (bulu halus pada bayi yang baru lahir) dan mekonium (isi usus berwarna hijau kehitaman) selama 2 hari pasca persalinan. b. Lochea sangulnolenta : warnnya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan. c. Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7- 14 pasca persalinan. d. Lechea alba : cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu. e. Lochea purulenta : ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk. f.
Lochiotosis : lochea tidak lancar keluarnya
b. Perubahan vagina dan perineum 1)
Vagina : pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae (lipatanlipatan atau kerutan-kerutan) kembali.
2)
Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering dijumpai. Mungkin ditemukan setelah persalinan biasa, tetapi sering terjadi akibat ekstraksi dengan kuman, berlebih apabila kepala janin harus diputar. Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan spekulum
3)
Perubahan pada perineum : terjadi perobekan pada hampir semua persalinan pertama dan jarang juga pada persalinan berikutnya. Perobekan perineum umumnya terjadi di garistengah dan isa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar darpiada sirkumferensia suboksipito bregmatika. Bila ada iaserasi jalan lahir atau luka bekas episiotomi (penyayatan mulut serambi kemaluan untuk mempermudah kelahiran bayi) lakukan penjahitan dan perawatan dengan baik
c. Perubahan sistem pencernaan Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini umumnya disebabkan karena makanan padat dan kurangnya berserat selama persalinanan. Disamping itu rasa takut untuk buang air besar, sehubunga dengan jahitan pada perineum, jangan samapai dan jangan takut akan rasa nyeri. Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari setelah persalinan. Jika masih terjadi konstipasi dan beraknya keras dapat diberikan obat laksan peroral atau perrektal d. Perubahaan perkemihan Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 samapi 8 minggu, Distensi berlebh pada vesikula urinari adalahyang umum terjadi karena peningkatan kapasitas vasikula urinaria, pembegkakan memar jaringan disekitar uretra dan hilang sensasi terhadap tekanan yang meninggi. e. Perubahan Tanda Tanda vita pada masa nifas.
1)
Suhu badan Sekitar hari ke 4 seetelah persalinan suhu ibu mungkin naik sedikit, antara 37,2 – 37,5Kemungkinan disebabkan karena ikutan dari aktivitas payudara. Bila kenaikan mencapai 38 C pada hari kedua sampai hari – hari berikutnya, harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.
2)
Denyut nadi Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 6 x/menit, yaitu pada waktu habis persalinan karena ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini terjadi umumnya pada minggu pertama post partum.
3)
Pada ibu yang nervus, nadinya bisa cepat, kira-kira 110 x/menit bisa juga terjadi gejala syok karena infeksi, khususnya bila disertai peningkatan suhu tubuh.
4)
Tekanan Darah Tekanan darah < 140 /90 mmHg. Tekanan darah tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari postpartum. Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukan adanya pendarahan post partum. Sebaliknya bila tekanan darah tinggi meerupakan petunjuk kemungkinan adanya pre-eklamsia yang timbul pada masa nifas. Namun hal tersebut jarang terjadi.
5)
Pernafasan Pada umumnya respirasi lambat atau bahkan normal. Hal ini tidak lain karena ibu dalam keadaan pemulihana atau dalam kondisi istirahat. Bila ada respirasi cepat post partum > 30 x/menit mungkin karena adanya ikutan tanda-tanda syok.
E. Patofisiologi
Adanya proses persalinan ↓ Robekan jalan lahir ↓ Discontuinitas jaringan ↓ implus/penekanan pada syaraf nyeri ↓ cortex cerebri ↓ dipersepsikan nyeri ↓ gangguan rassa nyaman nyeri
F. Pemeriksaan penunjang
a.
Darah lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, trombosit )
b.
Urine lengkap
G. Komplikasi
a.
Pembengkakan payudara
b.
Mastitis (peradangan pada payudara)
c.
Endometritis (peradangan pada endometrium)
d. Post partum blues e.
Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selam persalinan atau sesudah persalinan.
H. Penatalaksanaan Medis
a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi p erdarahan) b. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri c. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas. d. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk e. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
I. Asuhan Keperawatan
Kasus : Ny. P Post partum normal hari pertama, Ny.P Masih mengeluh nyeri jahitan di perineum. Pasien mengatakan ASI belum keluar, pasien belum pernah mempunyai pengalaman menyusui sebelumnya. Didalam keluarga pasien masih ada budaya nganyeb atau mutih setelah melahirkan.
PENGKAJIAN DATA IDENTITAS 1. Identitas Klien
-
Nama
: Ny.P
-
Umur
: 24 Tahun
-
Jenis kelamin
: Perempuan
-
Alamat
: Banyumas
-
Status
: Menikah
-
Agama
: Islam
-
Suku
: Jawa
-
Pendidikan
: SMA
-
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
-
Tanggal masuk RS
: 26 Desember 2015
-
No RM
: 271012
-
Diagnosa Medik : Post Partum
2.
Identitas Penanggungjawab
-
Nama
: Tn.D
-
Umur
: 29 Tahun
-
Jenis kelamin
: Laki-laki
-
Alamat
: Banyumas
-
Status
: Menikah
-
Agama
: Islam
-
Suku
: Jawa
-
Pendidian
: S1.PGSD
-
Pekerjaan
: Guru
1. RIWAYAT KESEHATAN 1. Keluhan Utama : Nyeri pada area jahitan di perineum 2.
Riwayat kesehatan sekarang : Pasien mengatakan nyeri jahitan di perineum, ASI belum keluar, pasien belum pernah mengalami pengalaman menyusui sebelumnya.
3.
Riwayat kesehatan dahulu : Pasien belum pernah hamil ini adalah anak pertama klien dan belum pernah menjalani persalinan seperti ini.
4.
Riwayat kesehatan keluarga : Pasien mengatakan di dalam anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun, menahun. Begitu pula dengan keluarga suami.
2. RIWAYAT GINEKOLOGI Klien menarche pada usia 14 tahun, dengan siklus 28 hari dan lama rata-rata 7 hari. Tidak ada keluhan selama haid.
3.
RIWAYAT KB
Sampai saat ini ibu belum pernah menggunakan jenis KB apapun dan berencana akan menggunakan jenis KB yaitu KB pil.
4. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN No
Tahun
Jenis
JK
Penolong
persalinan
Keadaan
Masalah
bayi baru
kehamilan
lahir
5.
1
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI
a. Berapa kali periksa saat hamil ? Ibu mengatakan sudah 4 kali menjalani pemeriksaan kandungan selama ibu hamil dari trimester 1 sampai trimester 3.Dan melakukan USG sebanyak 2 kali. b. Masalah kehamilan ? Ibu mengatakan tidak ada masalah pada kehamilan hanya saja ibu merasa sedikit mual ( morning sickness ) pada trimester pertama.
6. RIWAYAT PERSALINAN 1) Jenis persalinan : spontan 2) Jenis kelamin : Perempuan, BB = 3,100 kg, PB= 50 cm 3) Perdarahan : 400 cc selama persalinan 4) Masalah dalam persalinan : tidak ada masalah pada waktu persalinan.
7. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON 1.
Pola persepsi-managemen kesehatan : ibu mengatakan mengerti dan tahu dengan kondisi kesehatannya.
2.
Pola nutrisi-metabolik : Ibu mengatakan masih menjalankan budaya ngayeb dan mutih karena adat dan tradisi dalam keluarganya.
3.
Pola eliminasi : Ibu mengatakan jarang BAK dan belum BAB sampai saat ini serta takut kesakitan saat BAB nanti karena ada luka jahit.
4.
Pola latihan-aktivitas : Ibu mengatakan jarang beraktivitas dan beranjak dari tempat tidur. Ibu mengatakan nyeri di area perineum yang sangat mengganggu.
5.
Pola kognitif perseptual : ibu mengatakan belum menjalankan ibadah sholat dikarenakan masih banyak darah nifas yang keluar.
6.
Pola istirahat-tidur : Ibu juga mengatakan cemas karena air asinya tidak keluar. Ditandai dengan payudaranya yang keras dan bengkak akibat bayinya tidak mendapatkan air asi dari ibunya. Ibu mengatakan khawatir terhadap keadaan anaknya yang menangis karena belum mendapatkan ASI. Ibu mengatakan khawatir apabila anaknya harus mengkonsumsi susu formula. Ibu mengatakan tidak bisa tidur karena bayinya sering menangis.
7.
Pola konsep diri-persepsi diri : Ibu berusaha menjadi ibu yang terbaik bagi anaknya, yang bisa menyusui anaknya kapan saja saat bayinya menangis dan membutuhkan. Namun ibu mengatakan cemas ketika anaknya menangis, tapi tidak bisa menyusuinya.
8.
Pola peran dan hubungan : Ibu berusaha memberikan semua kebutuhan bayinya.
9.
Pola reproduksi seksual : Ibu membutuhkan waktu kembali untuk memperbaiki organ reproduksinya
10.
Pola pertahanan diri (coping-toleransi stres) : ibu berusaha tenang dan tegar saat mengurusi bayinya.
11.
Pola keyakinan dan nilai : ibu yakin anaknya akan baik-baik saja selama bersamanya.
8.
PEMERIKSAAN FISIK
a. status obstertik
: NH1 P1 A0
b. Keadaan umum
: Pasien mengeluh nyeri jahitan di perineum
dan c. ASI belum keluar. d. Kesadaran
: Composmetis
e. BB
: 56 kg
f.
TB
: 157 cm
g.
TTV
: TD: 100/70 mmhg , N : 80 x/menit , S : 37,5
O
C, RR: 22 x/ menit
1. Kepala Leher 1) Kepala
: Bersih, tidak ada lesi, berbau dan rambut rontok
2)
: pandangan jelas, konjungtiva ananemis, sklera
Mata anikterik,
3) pupil isokor, reflek cahaya (+) 4) Hidung
: tidak ada polip, bersih, penciuman normal
5) Telinga
: bersih, tidak ada lesi, terdapat sedikit serumen,
pendengaran normal 6) Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid-limfe-vena
jugularis 2. Dada Jantung -
I
: tidak terlihat / tidak tampak ictus cordis
-
P
: Tidak ada teraba massa, teraba ictus cordis di intecosta ke 5 midklavikula sinistra
-
P
: Pekak
-
A
: Bunyi irama jantung S1 S2 reguler, tidak ada suara tambahan.
Paru -
I
: Bentuk dada simetris , lesi dan luka (-), retraksi dinding dada
-
P
: Vocal vremitus S=D, nyeri tekan(-)
-
P
: Sonor
-
A
: Vesikuler
(-)
Payudara -
I
: tampak membesar, bengkak, tidak ada lesi, aerola melebar warna coklat kehitaman.
-
P
: keras, tidak ada benjolan
Puting susu : menonjol dan membesar Pengeluaran ASI : Belum ada Masalah khusus : ASI belum bisa keluar 3.
Abdomen Involusi Uterus TFU = 2 jari dibawah umbilicus , Kontraksi = kuat Kandung kemih : kosong Diastatis rektus abdominus = L: 2 cm P: 5 cm Fungsi pencernaan : Normal, BU : 10 x /menit Masalah khusus : Tidak ada masalah di abdomen
4.
Perineum dan Genital -
Vagina : tampak adanya lesi dan masih keluarnya lendir + darah nifas
-
Integritas kulit : udema sudah mengecil, memar (-)
-
Perineum : ruptur &tampak luka jahitan
R : Kemerahan ( Ya ) E : Bengkak ( Ya ) E : Echimosis / memar / bercak kebiruan ( tidak ) D : Discharge/ sekresi dari luka jahitan ( tidak Ada )
A : Aproximate ( Baik )
5.
-
Lokea diameter noda < 4 inci,
-
Hemorrhoid : (-)
Ekstremitas -
Ekstremitas atas
-
Ekstemitas bawah
: lesi (-) dan udema (-) : udema (-), varises (-), Tanda
Homan : (-) -
Masalah khusus : tidak ada
9. KEADAAN MENTAL a. Adaptasi psikologis : dari ibu mengandung sampai melahirkan ibu merasa senang tidak merasa terbebani dan mendapat banyak support termasuk support dari suaminya. b. Penerimaan terhadap bayi : Ibu senang dengan adanya bayi yang baru dilahirkan menurut ibu, bayi adalah anugerah terindah yang harus dijaga dan akan mendatangkan banyak rezeki.
10. KEMAMPUAN MENYUSUI a. Ibu belum dapat menyusui karena ASI ibu belum bisa keluar. b. Payudara ibu tampak membengkak dan kelar
11. OBAT – OBATAN Ibu belum mengkonsumsi obat – obatan lain selain yang diberikan oleh pihak RS.
12. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG Jenis Hemoglobin
Hasil 12,07 gr%
Normal 12.00 -15.00 gr%
Hemotoklit
36,70%
35.00 -47.00 %
Trombosit
213.000 mm3
150.000 -400.000 mm³
Lekosit
7.800 mm3
4.000 -10.000 mm³
Eritrosit
2,76 mm3
4,5 -6 juta/ mm³
13.
PROGRAM TERAPI
Asamfenamat 500 mg ( 3x per hari ) Vitanol F 50 mg ( 1 x per hari )
14. ANALISA DATA Dx
1
Data Fokus
DS: Ibu mengatakan nyeri , P : Nyeri saat
Problem
Etiologi
Nyeri akut
Agen cedera fisik
Anxietas
Perubahan dalam
bergerak, Q: nyeri seperti tertusuk – tusuk, R: nyeri pada area yang telah di jahit ( perineum ), S: skala nyeri 5, T: hilang timbul DO: Pasien tampak melindungi area nyeri, tampak gelisah, tampak fokus terhadap nyerinya, tampak meringis kesakitan 2
DS : Ibu mengatakan cemas karena ASI nya tidak keluar, khawatir terhadap keadaan anaknya yang menangis karena tidak mendapatkan ASI & khawatir apabila anaknya harus mengkonsumsi susu formula.Ibu mengatakan tidak bisa tidur karena bayinya sering menangis. DO: pasien tampak gelisah, tampak pucat, Payudara ibu membesar dan bengkak, Cemas, bingung, khawatir, Ibu terlihat fokus pada dirinya sendiri.
15. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.
Nyeri akut b.d agen cidera fisik
2.
Anxietas b.d perubahan status biologis
status biologis
16. INTERVENSI KEPERAWATAN No
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
1
NOC :
Manajemen Nyeri/ Paint
Pain Level, Pain Control, Comfort Level
management
Pain : Disruptive Effects
a. Kaji
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam masalah nyeri teratasi dengan
tentang
komphrehensif
nyeri,
lokasi,
meliputi:
karakteristik
dan
onset, durasi
Kriteria Hasil : a. Menggunakan
b. Monitor TTV, skala
nyeri
untuk
mengidentifikasi tingkat nyeri b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
secara
menggunakan
manajemen
nyeri. c. Melaporkan kebutuhan tidur dan istirahat tercukupi. d. Mampu menggunakan metode non farmakologi untuk mengurangi nyeri
c. Ajarkan tentang nafas dalam untuk mengurangi nyeri d. Ajarkan
tekhnik
distraksi
relaksasi untuk mengalihkan rasa nyeri e. Berikan dukungan terhadap ibu
bahwa
nyerinya
akan
segera berkurang jika ibu mampu mengontrol tingkat nyeri f. Kolaborasikan
tentang
pemberian obat analgetik g. Anjurkan lingkungan yang tenang nyeri
untuk
mengurangi
2.
NOC :
nxiety Control ggression ControlCoping
NIC : Menurunkan cemas/Anxiety Reduction:
pulse Control Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam masalah anxietas
a. Tenangkan pasien b. Jelaskan
perasaan
riteria Hasil :
Mengidentifikasi, mengungkapkan,
c.
c. Berusaha memahami keadaan pasien d. Berikan
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa
meningkatkan kenyamanan f. Dorong
Menunjukkan peningkatan fokus
pasien
menyampaikan
untuk
tentang
isi
perasaannya
konsenrtasi dan akurasi dalam
f.
dan
mengurangi kecemasan dan
Menunjukkan peningkatan
berpikir
prognosis
e. Mendampingi pasien untuk
menunjukkan berkurangnya
e.
tentang
tindakan
tubuh, dan tingkat aktivitas
kecemasan.
informasi
diagnosa,
Vital sign (TD, nadi, respirasi) dalam batas normal
d.
mungkin
tindakan
dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas
yang
muncul pada saat melakukan
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
b.
prosedur
tindakan kepada pasien dan
teratasi dengan
a.
seluruh
g. Kaji tingkat kecemasan h. Dengarkan
pasien
dengan
penuh perhatian
eksternal i.
Ciptakan
hubungan
saling
percaya j.
Bantu keadaan
pasien
menjelaskan
yang
bisa
menimbulkan kecemasan k. Bantu
pasien
untuk
mengungkapkan hal hal yang
membuat cemas l.
Ajarkan
pasien
teknik
relaksasi m. Berikan
obat
obat
yang
mengurangi cemas n. Ajarkan pasien un o. Menganjurkan mengkompres dingin
untuk hangat
secara
dan
bergantian
dengan handuk basah p. Mengajarkan massage pada payudara agar asinya keluar lancar q. Ajarkan teknik brushcare r. Menganjurkan Bra
yang
penggunaan
tepat
agar
ibu
mengetahui manfaatnya dan mau
melaksanakan
yang
dianjurkan perawat s. Melatih ibu cara menyusui yang baik dan benar apabila asi sudah keluar
BAB III ANALISA JURNAL
1. Judul jurnal Pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum di rumah sakit muhammadiyah lamongan. 2. Penulis Evi Nur Imamah, Tarmi, Heny Ekawati 3. Sumber jurnal (vol, nama jurnal, tahun) Surya, Vol.02, No.VI, Agst 2010 4. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum. 5. Metode Pra-Eksperiment (One Group pratestPostest Design). 6. Latar belakang Proses persalinan adalah keadaan yangfisiologis yang akan dialami oleh ibu bersalin, dari proses persalinan pervaginam perlukaan jalan lahir sering terjadi. Jenis perlukaan ringan berupa luka lecet, dan yang berat berupa suatu robekan. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pervaginam baik itu robekan yang di sengaja dengan episiotomi maupun robekan secara spontan akibat dari persalinan, robekan perineum ada yang perlu tindakan penjahitan ada yang tidak perlu. Dari jahitan perineum tadi pasti menimbulkan rasa nyeri. 7. Hasil Diperoleh tingkatan nyeri ibu post partum dengan luka jahitan perineum sebelum dilakukan teknik relaksasi mengalami nyeri sedang sebanyak 17 orang atau 85%, setelah dilakukan teknik relaksasi nyeri berkurang menjadi ringan sebanyak 11 orang atau 55% dan tidak merasa nyeri sebanyak 9 orang atau 45%. Dari hasil penelitian diperoleh p=0,001
(p<0,05) yang artinya terdapat pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum. 8. Pembahasan Tingkatan nyeri luka jahitan perineu pada ibu post partum sebelum dilakukan
perlakuan
teknik
relaksasi
menunjukkan
bahwa
sebagian besar ibu post partum dengan luka jahitan perineum sebelum dilakukan perlakuan teknik relaksasi mengalami nyeri sedang sebanyak 17 orang atau 85% dan hanya sebagian kecil yang mengalami nyeri berat yaitu sebanyak 3 orang atau 15%. Hasil penelitian di RS Muhammadiyah Lamongan,
pada
ibu
post
partum
dengan
luka
jahitan
perineum yang dilakukan perlakuan teknik relaksasi sebagian besar mengalami nyeri ringan. Tingkatan nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum setelah dilakukan perlakuan teknik relaksasi menunjukkan bahwa sebagian besar ibu post
partum
setelah
dilakukan
perlakuan
teknik
relaksasi
merasa
tidak nyeri sebanyak 9 orang atau 45% dan nyeri berkurang menjadi ringan sebanyak 11 orang atau 55% hasil penelitian di RS Muhammadiyah Lamongan pada ibu post partum dengan nyeri luka jahitan perineum setelah dilakukan perlakuan teknik relaksasi sebagian besar nyerinya berkurang menjadi ringan. Jadi ada pengaruh yang sangat signifikan antara teknik relaksasi terhadap penurunan nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum di RS Muhammadiyah Lamongan. 9. Kesimpulan Sebagian besar ibu post partum dengan jahitan perineum mengalami nyeri sedang sebelum dilakukan perlakuan teknik relaksasi, sebagian besar ibu post partum dengan jahitan perineum merasa nyerinya berkurang menjadi ringan setelah dilakukan perlakuan teknik relaksasi, berdasarkan Hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan nilai signifikan ( p sign = 0,001) dimana hal ini berarti p sign < 0,05 sehingga H1 diterima artinya ada pengaruh yang sangat signifikan antara teknik relaksasi terhadap penurunan
nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum di RS Muhammadiyah Lamongan.
10. Kekurangan Kekurangan jurnal ini adalah penelitian tidak menjelaskan lama waktu penelitian yang dilakukan.
11. Kelebihan Kelebihan dari jurnal ini membahas rinci mengenai Pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum di rumah sakit Muhammadiyah Lamongan.
12. Implikasi keperawatan Jurnal ini bermanfaat untuk perawat mengetahui pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan nyeri luka jahitan perineum pada ibu post partum di rumah sakit muhammadiyah lamongan. Dan dapat diaplikasikan ke pasien untuk lpost partum.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Masa nifas ( puerperium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu. Etiologi post partum dibagi 2 : etiologi post partum dini, etiologi post partum lambat. perubahan fisiologi masa nifas: perubahan Sistem Reproduksi, Perubahan vagina dan perineum, Perubahan sistem pencernaan, perubahan perkemihan, Perubahan Tanda Tanda vita pada masa nifas. Penatalaksanaan medis : observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan), 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri, Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas, Hari ke- 2 : mulai latihan duduk, Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan.