Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan PPOK
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya oleh perorangan,
tetapi juga oeh kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonom ekonomi. i. Status Status keseha kesehatan tan dipeng dipengruh ruhii oleh faktor faktor biolog biologik, ik, lingku lingkunga ngan n dan pelaya pelayanan nan kesehatan. Faktor biologik merupakan faktor yang berasal dari dalam individu atau faktor keturunan misalnya pada penyakit alergi (Mansjoer, ( Mansjoer, !!!". #enyakit #aru $bstruksi %ronis adalah penyakit obstruksi jalan nafas karena bronkitis kron kronis is atau atau emfis emfisem ema. a. $bstr $bstruk uksi si terse tersebu butt umum umumny nyaa bersi bersifat fat prog progre resif sif,, bisa bisa diser disertai tai hiperaktivit hiperaktivitas as bronkus dan sebagian sebagian bersifat reversible. reversible. &ronkitis &ronkitis kronis ditandai ditandai dengan batuk'batuk hampir setiap hari disertai pengeluaran dahak, sekurang'kurangnya bulan berturut'turut dalam satu tahun, dan paling sedikit selama tahun. )mfisema adalah suatu perubahan anatomis paru yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran udara (Mansjoer, !!!". *ata *ata dari dari $rga $rgani nisas sasii %ese %eseha hatan tan *uni *uniaa (+ (+$ $"" meny menyeb ebut utka kan, n, pada pada tahu tahun n !-! !-! diperki diperkirak rakan an penyak penyakit it ini akan akan menemp menempati ati urutan urutan keempat keempat sebaga sebagaii penyeb penyebab ab kematia kematian. n. #revalensi terjadinya kematian akibat rokok pada penyakit penyakit paru obstruksi kronis pada tahun !-! sebanyak !'/! !'/! 0 (%asanah, !--". !--". *ata yang diperoleh di 1ekam Medis 1umah Sakit Margono #urwokerto pada bulan 2anuari 2anuari sampai Maret !-3 didapatkan data sebanyak ! 0 pasien menderita menderita penyakit paru obstruksi kronis (1S Margono Soekardjo, !-3". Maka Maka dari dari itu, itu, penu penuli liss terta tertari rik k untu untuk k meng mengan angk gkat at kasu kasuss ini ini dalam dalam suat suatu u asuha asuhan n keperawatan yang berjudul 45suhan %eperawatan #ada Tn. & *engan 6angguan Sistem #ernaf #ernafasan asan 7 #enyaki #enyakitt #aru $bstruksi $bstruksi %ronis %ronis *i 1uang 1uang 5soka 5soka 1S #rof. #rof. *r. *r. Margo Margono no Soekardjo #urwokerto8. 5lasan penulis tertarik untuk mengambil kasus ini adalah karena penyakit ini memerlukan pengobatan dan perawatan yang optimal sehingga perawat memerlukan ketelatenan untuk dapat memelihara, mengembalikan fungsi paru dan kondisi pasien sebaik mungkin. #enyakit ini akan terus te rus mengalami perkembangan yang progresif progresif dan dan
belum ada penyembuhan secara total. Maka dari itu, perawat terfokus untuk melakukan perawatan yang meliputi terapi obat, perubahan gaya hidup, terapi pernafasan dan juga dukungan emosional bagi penderita penyakit paru obstruksi kronis (1eeves, !!-". B. Rumusan asalah 1umusan masalah pada laporan kasus ini adalah 4&agaimana 5suhan %eperawatan #ada
Tn. & *engan 6angguan Sistem #ernafasan 7 #enyakit #aru $bstruksi %ronis *i 1uang 5soka 1S #rof. *r. Margono Soekardjo #urwokerto8. !. "u#uan
-. Tujuan 9mum 9ntuk 9ntuk memper memperole oleh h gambar gambaran an nyata nyata tentan tentang g asuhan asuhan keperaw keperawatan atan pada pada pasien pasien dengan dengan #enyakit #aru $bstruksi %ronis. . Tujuan %husus a.
Mampu mel melaakukan pen pengkaji ajian kep keperaw rawatan pa pada pasi pasieen den dengan #eny #enyaakit
b.
#aru $bstruksi %ronis. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan #enyakit
c.
#aru $bstruksi %ronis. Mamp Mampu u mere merenc ncan anak akan an tind tindak akan an keper eperaw awat atan an pada ada pas pasie ien n deng engan #eny enyakit akit
d.
#aru $bstruksi %ronis. Mampu melakukan rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan
e.
#enyakit #aru $bstruksi %ronis. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan #enyakit
f.
#aru $bstruksi %ronis. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan #enyakit #aru $bstruksi %ronis.
D. an$aat
-. 1umah Sa Sakit :aporan :aporan kasus ini dapat menjadi masukan dalam melakukan melakukan pelayanan peningkatan peningkatan asuhan keperawatan pada pasien dengan ##$% . ;nst ;nstit itus usii #endi #endidi dika kan n
:aporan kasus ini di harapkan dapat menjadi bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran pengetahuan mengenai ##$%. . #ro #rofesi fesi #era #erawa watt :aporan kasus ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan penyuluhan tentang kesehatan mengenai ##$% ##$% dan bahayanya. bahayanya.
BAB II KON%EP DA%AR
A. De$i De$in nisi isi
#enyakit #aru $bstruksi %ronis adalah penyakit obstruksi jalan nafas karena bronkitis kronis atau emfisema. $bstruksi tersebut umumnya bersifat progresif, bisa disertai hiperaktivitas bronkus dan sebagian bersifat reversible. &ronkitis kronis ditandai dengan batuk'batuk hamper setiap hari disertai pengeluaran dahak, sekurang'kurangnya bulan berturut'turut dalam satu tahun, dan paling sedikit selama tahun. )mfisema adalah suatu perubahan anatomis paru yang ditandai dengan mele barnya secara abnormal saluran udara (Mansjoer, !!!".
B. Eti&l&gi Faktor < faktor yang menyebabkan timbulnya #enyakit #aru $bstruksi %ronis
menurut Mansjoer (!!!" adalah 7 -. %ebi %ebias asaa aan n mero meroko kok. k. . #olu #olusi si udara dara.. . #aparan #aparan debu, debu, asap dan gas'gas gas'gas kimiawi kimiawi akibat akibat kerja. 3. 1iway 1iwayat at infe infeks ksii saluran saluran nafa nafas. s. =. &ersifat genetik genetik yaitu yaitu defisiensi defisiensi alfa alfa satu satu antitripsin. antitripsin. &rashers (!!>" menambahkan faktor'faktor yang menyebabkan penyakit paru obstruksi kronis adalah 7 -. Merokok Merokok merupakan merupakan ? /!0 /!0 resiko untuk untuk ##$% ##$% dan sekitar sekitar -=0 peroko perokok k menderita menderita ##$%. ##$%. &ebera &eberapa pa peroko perokok k diangg dianggap ap peka peka dan mengala mengalami mi penuru penurunan nan fungsi fungsi paru paru secara cepat. #ajanan asap rokok dari lingkungan telah dikaitkan dengan penurunan fungsi paru dan peningkatan resiko penyakit paru obstruksi pada anak. . Terdap rdapat at peni pening ngka katan tan resi resiko ko ##$% ##$% bagi bagi sauda saudara ra tingk tingkat at perta pertama ma pero peroko kok. k. #ada #ada kura kurang ng dari dari -0 pend pender erita ita ##$% ##$%,, terda terdapa patt defek defek gen gen alfa alfa satu satu anti antitri trips psin in yang yang diturunkan yang menyebabkan awitan awal emfisema. . ;nfe ;nfeks ksii salu salura ran n nafa nafass beru berula lang ng pada pada masa masa kana kanak k < kana kanak k berh berhub ubun unga gan n deng dengan an rendahnya tingkat fungsi paru maksimal yang bisa dicapai dan peningkatan resiko terken terkenaa ##$% ##$% saat dewasa. dewasa. ;nfeks ;nfeksii saluran saluran nafas nafas kronis kronis seperti seperti adenov adenoviru iruss dan klamidia mungkin berperan dalam terjadinya ##$%. 3. #olu #olusi si udar udaraa dan dan kehi kehidu dupa pan n perk perkot otaan aan berh berhub ubun unga gan n deng dengan an peni pening ngka kata tan n resik resiko o morbiditas ##$%.
!. ani$estasi klinis
Manifestasi klinis menurut Mansjoer (!!!" pada pasien dengan #enyakit #aru $bstruksi %ronis adalah 7 -. &atuk. . Sputum putih atau mukoid, jika ada infeksi menjadi purulen atau mukopurulen. . Sesak, sampai menggunakan otot'otot pernafasan tambahan untuk bernafas. 1eeves (!!-" menambahkan manifestasi klinis pada pasien dengan #enyakit #aru $bstruksi %ronis adalah 7 #erkembangan gejala'gejala yang merupakan ciri dari ##$% adalah malfungsi kronis pada sistem pernafasan yang manifestasi awalnya ditandai dengan batuk'batuk dan produksi dahak khususnya yang makin menjadi di saat pagi hari. @afas pendek sedang yang berkembang menjadi nafas pendek akut. &atuk dan produksi dahak (pada batuk yang dialami perokok" memburuk menjadi batuk persisten yang disertai dengan produksi dahak yang semakin banyak. &iasanya pasien akan sering mengalami infeksi pernafasan dan kehilangan berat badan yang cukup drastis, sehingga pada akhirnya pasien tersebut tidak akan mampu secara maksimal melaksanakan tugas'tugas rumah tangga atau yang menyangkut tanggung jawab pekerjaannya. #asien mudah sekali merasa lelah dan secara fisik banyak yang tidak mampu melakukan kegiatan sehari'hari. Selain itu pada pasien ##$% banyak yang mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis, sebagai akibat dari hilangnya nafsu makan karena produksi dahak yang makin melimpah, penurunan daya kekuatan tubuh, kehilangan selera makan (isolasi sosial" penurunan kemampuan pencernaan sekunder karena tidak cukupnya oksigenasi sel dalam sistem (6;" gastrointestinal. #asien dengan ##$% lebih membutuhkan banyak kalori karena lebih banyak mengeluarkan tenaga dalam melakukan pernafasan.
D. Pat&$isi&l&gi ' pathwa(
#atofisiologi menurut &rashers (!!>", Mansjoer (!!!" dan 1eeves (!!-" adalah 75sap rokok, polusi udara dan terpapar alergen masuk ke jalan nafas dan mengiritasi saluran nafas. %arena iritasi yang konstan ini , kelenjar'kelenjar yang mensekresi lendir dan sel'sel goblet meningkat jumlahnya, fungsi silia menurun, dan
lebih banyak lendir yang dihasilkan serta terjadi batuk, batuk dapat menetap selama kurang lebih bulan berturut'turut. Sebagai akibatnya bronkhiolus menjadi menyempit, berkelok'kelok dan berobliterasi serta tersumbat karena metaplasia sel goblet dan berkurangnya elastisitas paru. 5lveoli yang berdekatan dengan bronkhiolus dapat menjadi rusak dan membentuk fibrosis mengakibatkan fungsi makrofag alveolar yang berperan penting dalam menghancurkan partikel asing termasuk bakteri, pasien kemudian menjadi rentan terkena infeksi. ;nfeksi
merusak
dinding
bronchial
menyebabkan
kehilangan
struktur
pendukungnya dan menghasilkan sputum kental yang akhirnya dapat menyumbat bronki. *inding bronkhial menjadi teregang secara permanen akibat batuk hebat. Sumbatan pada bronkhi atau obstruksi tersebut menyebabkan alveoli yang ada di sebelah distal menjadi kolaps. #ada waktunya pasien mengalami insufisiensi pernafasan dengan penurunan kapasitas vital, penurunan ventilasi, dan peningkatan rasio volume residual terhadap kapasitas total paru sehingga terjadi kerusakan campuran gas yang diinspirasi atau ketidakseimbangan ventilasi'perfusi. #ertukaran gas yang terhalang biasanya terjadi sebagai akibat dari berkurangnya permukaan alveoli bagi pertukaran udara. %etidakseimbangan ventilasi
vasokontriksi
vaskular
pulmonari,
peningkatan
resistensi
vaskular
pulmonary
mengakibatkan hipertensi pembuluh pulmonary yang meningkatkan tekanan vascular ventrikel kanan atau dekompensasi ventrikel kanan. E. Pemeriksaan penun#ang
#emeriksaan diagnostik untuk pasien dengan #enyakit #aru $bstruksi %ronis menurut *oenges (!!!" antara lain 7 -. Sinar A dada dapat menyatakan hiperinflasi paru'paru, mendatarnya diafragma, peningkatan area udara retrosternal, penurunan tanda vaskularisasi atau bula (emfisema", peningkatan tanda bronkovaskuler (bronkhitis", hasil normal selama periode remisi (asma". . Tes fungsi paru untuk menentukan penyebab dispnea, untuk menentukan apakah fungsi abnormal adalah obstruksi atau restriksi, untuk memperkirakan derajat disfungsi dan untuk mengevaluasi efek terapi misalnya bronkodilator. . #eningkatan pada luasnya bronkhitis dan kadang'kadang pada asma, penurunan emfisema. 3. %apasitas inspirasi menurun pada emfisema. =. Bolume residu meningkat pada emfisema, bronchitis kronis dan asma. C. Forced Expiratory Volume (F)B-" atau FBD. 1asio volume ekspirasi kuat dengan kapasitas vital kuat menurun pada bronchitis dan asma. >. 5nalisa 6as *arah (56*" memperkirakan progresi proses penyakit kronis misalnya paling sering #a$ menurun, dan #aD$ normal atau meningkat (bronkhitis kronis dan emfisema" tetapi sering menurun pada asma, p normal atau asidosis, alkalosis respiratorik ringan sekunder terhadap hiperventilasi (emfisema sedang atau asma". . &ronkogram dapat menunjukkan dilatasi silindris bronkus pada inspirasi, kolaps bronkhial pada ekspirasi kuat (emfisema", pembesaran duktus mukosa yang terlihat pada bronkus. /. emoglobin meningkat (emfisema luas", peningkatan eosinofil (asma". -!. %imia darah antara lain alfa satu antitripsin dilakukan untuk meyakinkan defisiensi dan diagnosa emfisema primer. --. Sputum, kultur untuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi patogen, pemeriksaan sitolitik untuk mengetahui keganasan atau gangguan alergi. -. )lektrokardiogram ()%6". *eviasi aksis kanan, peninggian gelombang # (asma berat", disritmia atrial (bronchitis", peninggian gelombang # pada lead ;;, ;;;, 5BF (bronchitis, emfisema", aksis vertikal E1S (emfisema". -. )laktrokardiogram ()%6" latihan, tes stress membantu dalam mengkaji derajat disfungsi paru, mengevaluasi keefektifan terapi bronkodilator, perencanaan atau evaluasi program latihan.
). K&mplikasi
%omplikasi #enyakit #aru $bstruksi %ronis menurut Mansjoer (!!!" adalah infeksi nafas yang berulang, pneumotoraks spontan, eritrositosis karena keadaan hipoksia kronik, gagal nafas dan kor pulmonal. 1eeves (!!-" menambahkan komplikasi pernafasan utama yang bisa terjadi pada pasien dengan #enyakit #aru $bstruksi %ronis yaitu gagal nafas akut ( Acute Respiratory Failure", pneumotoraks dan giant bullae serta ada satu komplikasi kardiak yaitu penyakit cor'pulmonale. -. Acute Respiratory Failure (ARF). Acute Respiratory Failure (ARF) terjadi ketika ventilasi dan oksigenasi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh saat istirahat. 5nalisa gas darah bagi pasien penyakit paru obstruksi menahun menunjukkan tekanan oksigen arterial #a$ sebesar == mm g atau kurang dan tekanan karbondioksida arterial (#aD$ " sebesar =! mm g atau lebih besar. 2ika pasien atau keluarganya membutuhkan alat'alat bantu kehidupan maka pasien tersebut dilakukan intubasi dan diberi sebuah respirator untuk ventilasi secara mekanik. . Dor #ulmonale. Dor pulmonale atau dekompensasi ventrikel kanan merupakan pembesaran ventrikel kanan yang disebabkan oleh overloading akibat dari penyakit pulmo. %omplikasi jantung ini terjadi sebagai mekanisme kompensasi sekunder bagi paru' paru yang rusak pada penderita penyakit paru obstruksi menahun. Dor pulmonary merupakan contoh yang tepat dari sistem kerja tubuh secara menyeluruh. 5pabila terjadi malfungsi pada satu sistem organ maka hal ini akan merembet ke sistem organ lainnya. #ada penderita dengan penyakit paru obstruksi menahun, hipoksemia kronis menyebabkan vasokonstriksi kapiler paru'paru yang kemudian akan meningkatkan resistensi vaskuler pulmonari. )fek domino dari perubahan ini terjadi peningkatan tekanan dalam paru'paru mengakibatkan ventrikel kanan lebih kuat dalam memompa sehingga lama'kelamaan otot ventrikel kanan menjadi hipertrofi atau membesar. #erawatan penyakit jantung paru meliputi pemberian oksigen dosis rendah dibatasi hingga liter per menit, diuretik untuk menurunkan edema perifer dan istirahat. )dema perifer merupakan efek domino yang lain karena darah balik ke
jantung dari perifer atau sistemik dipengaruhi oleh hipertrofi ventrikel kanan. *igitalis hanya digunakan pada penyakit jantung paru yang juga menderita gagal jantung kiri. . #neumothoraks. #neumotoraks merupakan komplikasi ##$M serius lainnya. #nemo berarti udara sehingga pneumotoraks diartikan sebagai akumulasi udara dalam rongga pleural. 1ongga pleural sesungguhnya merupakan rongga yang khusus yakni berupa lapisan cairan tipis antara lapisan viseral dan parietal paru'paru Fungsi cairan pleural adalah untuk membantu gerakan paru'paru menjadi lancar dan mulus selama pernafasan berlangsung. %etika udara terakumulasi dalam rongga pleural, maka kapasitas paru'paru untuk pertukaran udara secara normal, menjadi melemah dan hal ini menyebabkan menurunnya kapasitas vital dan hipoksemia. 3. 6iant &ullae. #neumotoraks seringkali dikaitkan dengan komplikasi ##$M lainnya yaitu pembentukan giant bullae. 2ika pneumotoraks adalah udara yang terakumulasi di rongga pleura. Tetapi bullae adalah timbul karena udara terperangkap di parenkim paru'paru. Sehingga alveoli yang menjadi tempat menangkapnya udara untuk pertukaran gas menjadi benar'benar tidak efektif. &ullae dapat menyebabkan perubahan fungsi pernafasan dengan cara hal yaitu dengan menekan jaringan paru' paru, mengganggu berlangsungnya pertukaran udara. 2ika udara yang terperangkap dalam alveoli semakin meluas maka semakin banyak pula kerusakan yang terjadi di dinding alveolar.
*. Penatalaksanaan edis
#enatalaksanaan pada pasien dengan #enyakit #aru $bstruksi %ronis menurut Mansjoer (!!!" adalah 7 -. #encegahan yaitu mencegah kebiasaan merokok, infeksi, polusi udara. . Terapi eksasebrasi akut dilakukan dengan 7 a. 5ntibiotik, karena eksasebrasi akut biasanya disertai infeksi. ;nfeksi ini umumnya disebabkan oleh . ;nfluenae dan S. #neumonia, maka digunakan ampisillin 3 A !,='!,= gGhari atau eritromisin 3 A !,= gGhari.
b. 5ugmentin (amoksisilin dan asam kluvanat" dapat diberikan j ika kuman penyebab infeksinya adalah . ;nfluenae dan &. Datarhalis yang memproduksi beta laktamase. c. #emberian antibiotik seperti kotrimoksasol, amoksisilin, atau doksisilin pada pasien yang mengalami eksasebrasi akut terbukti mempercepat penyembuhan dam membantu mempercepat kenaikan peak flow rate. @amun hanya dalam >'-! hari selama periode eksasebrasi. &ila terdapat infeksi sekunder atau tanda'tanda pneumonia, maka dianjurkan antibiotic yang lebih kuat. d. Terapi oksigen diberikan jika terdapat kegagalan pernafasan karena hiperkapnia dan berkurangnya sensitivitas terhadap D$ . e. Fisioterapi membantu pasien untuk mengeluarkan sputum dengan baik. f. &ronkodilator untuk mengatasi, termasuk didalamnya golongan adrenergik. #ada pasien dapat diberikan salbutamol = mg dan atau ipratorium bromide =! mikrogram diberikan tiap C jam dengan nebulier atau aminofilin !,='!,= g iv secara perlahan. . Terapi jangka panjang dilakukan dengan 7 a. 5ntibiotik untuk kemoterapi preventif jangka panjang, ampisillin 3 A !,=' !,=Ghari dapat menurunkan kejadian eksasebrasi akut. b. &ronkodilator, tergantung tingkat reversibilitas obstruksi saluran nafas tiap pasien maka sebelum pemberian obat ini dibutuhkan pemeriksaan obyektif c. d. e. f.
dari fungsi faal paru. Fisioterapi. :atihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik. Mukolitik dan ekspektoran. Terapi jangka penjang bagi pasien yang mengalami gagal nafas tipe ;; dengan
#a$H>,k#a (== mmg". g. 1ehabilitasi, pasien cenderung menemui kesulitan bekerja, merasa sendiri dan terisolasi, untuk itu perlu kegiatan sosialisasi agar terhindar dari depresi. 1ehabilitasi pada pasien dengan penyakit paru obstruksi kronis adalah fisioterapi, rehabilitasi psikis dan rehabilitasi pekerjaan. 5sih (!!" menambahkan penatalaksanaan medis pada pasien dengan #enyakit #aru $bstruksi %ronis adalah 7 •
#enatalaksanaan medis untuk asma adalah penyingkiran agen penyebab dan edukasi atau penyuluhan kesehatan. Sasaran dari penatalaksanaan medis asma adalah untuk meningkatkan fungsi normal individu, mencegah gejala kekambuhan, mencegah serangan hebat, dan mencegah efek samping obat. Tujuan utama dari berbagai medikasi yang diberikan untuk klien asma adalah untuk membuat klien mencapai
relaksasi bronkial dengan cepat, progresif dan berkelanjutan. %arena diperkirakan bahwa inflamasi adalah merupakan proses fundamental dalam asma, maka inhalasi steroid bersamaan preparat inhalasi beta dua adrenergik lebih sering diresepkan. #enggunaan inhalasi steroid memastikan bahwa obat mencapai lebih dalam ke dalam paru dan tidak menyebabkan efek samping yang berkaitan dengan steroid oral. *irekomendasikan bahwa inhalasi beta dua adrenergik diberikan terlebih dahulu •
untuk membuka jalan nafas, kemudian inhalasi steroid akan menjadi lebih berguna. #enatalaksanaan medis untuk bronkhitis kronis didasarkan pada pemeriksaan fisik, radiogram dada, uji fungsi pulmonari, dan analisis gas darah. #emeriksaan ini mencerminkan sifat progresif dari penyakit. #engobatan terbaik untuk bronkitis kronis adalah pencegahan, karena perubahan patologis yang terjadi pada penyakit ini bersifat tidak dapat pulih (irreversible). %etika individu mencari bantuan medis untuk mengatasi gejala, kerusakan jalan nafas sudah terjadi sedemikian besar. 2ika individu berhenti merokok, progresi penyakit dapat ditahan. 2ika merokok dihentikan sebelum terjadi gejala, resiko bronkhitis kronis dapat menurun dan pada akhirnya mencapai tingkat seperti bukan perokok. &ronkodilator, ekspektoran, dan terapi fisik dada diterapkan sesuai yang dibutuhkan. #enyuluhan kesehatan untuk individu termasuk konseling nutrisi, ygiene respiratory, pengenalan tanda'tanda dini infeksi, dan teknik yang meredakan dispnea, seperti bernafas dengan bibir dimonyongkan, beberapa individu mendapat terapi antibiotik profilaktik, terutama selama musim dingin. #emberian steroid sering diberikan pada proses penyakit tahap
•
lanjut. #enatalaksanaan medis bronkhiektasis termasuk pemberian antibiotik, drainase postural untuk membantu mengeluarkan sekresi dan mencegah batuk, dan bronkoskopi untuk mengeluarkan sekresi yang mengental. #emeriksaan DT Scan dilakukan untuk menegakkan diagnosa. Terkadang diperlukan tindakan pembedahan bagi klien yang terus mengalami tanda dan gejala meski telah mendapat terapi medis. Tujuan utama dari pembedahan ini adalah untuk memulihkan sebanyak mungkin fungsi paru. &iasanya dilakukan segmentektomi atau lubektomi. &eberapa klien mengalami penyakit dikedua sisi parunya, dalam kondisi seperti ini, tindakan pembedahan pertama'tama dilakukan pada bagian paru yang banyak terkena untuk
•
melihat seberapa jauh perbaikan yang terjadi sebelum mengatasi sisi lainnya. #enatalaksanaan medis emfisema adalah untuk memperbaiki kualitas hidup, memperlambat progresi penyakit, dan mengatasi obstruksi jalan nafas untuk menghilangkan hipoksia. #endekatan terapeutik menurut 5sih (!!" mencakup
tindakan pengobatan dimaksudkan untuk mengobati ventilasi dan menurunkan upaya bernafas, pencegahan dan pengobatan cepat infeksi, terapi fisik untuk memelihara dan meningkatkan ventilasi pulmonal, memelihara kondisi lingkungan yang sesuai untuk memudahkan pernafasan dan dukungan psikologis serta penyuluhan rehabilitasi yang berkesinambungan.
H. Penatalaksanaan Keperawatan -. #engkajian
#engkajian pada pasien dengan #enyakit paru $bstruksi %ronis menurut *oenges (!!!" adalah 7 a. 5ktivitas dan istirahat -" 6ejala 7 a" %eletihan, kelemahan, malaise. b" %etidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari'hari karena sulit bernafas. c" %etidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam posisi duduk tinggi. d" *ispnea pada saat istirahat atau respons terhadap aktivitas atau latihan. " Tanda 7 a" %eletihan. b" 6elisah, insomnia. c" %elemahan umum atau kehilangan masa otot. b. Sirkulasi -" 6ejala 7 a" #embengkakan pada ekstrimitas bawah. " Tanda 7 a" #eningkatan tekanan darah. b" #eningkatan frekuensi jantung atau takikardia berat atau disritmia. c" *istensi vena leher atau penyakit berat. d" )dema dependen, tidak berhubungan dengan penyakit jantung. e" &unyi jantung redup (yang berhubungan dengan diameter 5# dada"
f" +arna kulit atau membrane mukosa normal atau abu'abu atau sianosis, kuku tabuh dan sianosis perifer. g" #ucat dapat menunjukkan anemia. c. ;ntegritas ego -" 6ejala 7 a" #eningkatan faktor resiko. b" #erubahan pola hidup. " Tanda 7 a" 5nsietas, ketakutan, peka rangsang. d. Makanan atau cairan -" 6ejala 7 a" Mual atau muntah. b" @afsu makan buruk atau anoreksia (emfisema". c" %etidakmampuan untuk makan karena distress pernafasan. d" #enurunan berat badan menetap (emfisema", peningkatan berat badan menunjukkan edema (bronchitis". " Tanda 7 a" Turgor kulit buruk. b" )dema dependen. c" &erkeringat. d" #enurunan berat badan, penurunan masa otot atau lemak subkutan (emfisema". e" #alpasi abdominal dapat menyatakan hepatomegali (bronchitis". e. ygiene -" 6ejala 7 a" #enurunan kemampuan atau peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehai'hari. " Tanda 7 a" %ebersihan buruk, bau badan. f. #ernafasan -" 6ejala 7 a" @afas pendek, umumnya tersembunyi dengan dispnea sebagai gejala menonjol pada emfisema , khususnya pada kerja, cuaca atau episode berulangnya sulit nafas (asma", rasa dada tertekan, ketidakmampuan untuk bernafas (asma". b" :apar udara kronis. c" &atuk menetap dengan produksi sputum setiap hari terutama saat bangun selama minimal bulan berturut'turut tiap tahun sedikitnya tahun. #roduksi sputum (hijau, putih atau kuning" dapat banyak sekali (bronkhitis kronis". d" )pisode batuk hilang'timbul, biasanya tidak produktif pada tahap dini meskipun dapat menjadi produktif (emfisema".
e" 1iwayat pneumonia berulang, terpajan oleh polusi kimia atau iritan pernafasan dalam jangka panjang misalnya rokok sigaret atau debu atau asap misalnya asbes, debu batubara, rami katun, serbuk gergaji. f" Faktor keluarga dan keturunan misalnya defisiensi alfa antritipsin (emfisema". g" #enggunaan oksigen pada malam hari atau terus menerus. " Tanda 7 a" #ernafasan biasanya cepat, dapat lambat, fase ekspirasi memanjang dengan mendengkur, nafas bibir (emfisema". b" :ebih memilih posisi titik (tripot" untuk bernafas khususnya dengan eksasebrasi akut (bronchitis kronis". c" #enggunaan otot bantu pernafasan misalnya meninggikan bahu, retraksi fosa supraklavikula, melebarkan hidung. d" *ada dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter 5# (bentuk barrel chest", gerakan diafragma minimal. e" &unyi nafas mungkin redup dengan ekspirasi mengi (emfisema", menyebar, lembut, atau krekels lembab kasar (bronkhitis", ronki, mengi, sepanjang area paru pada ekspirasi dan kemungkinan selama inspirasi berlanjut sampai penurunan atau tak adanya bunyi nafas (asma". f" #erkusi ditemukan hiperesonan pada area paru misalnya jebakan udara dengan emfisema, bunyi pekak pada area paru misalnya konsolidasi, cairan, mukosa. g" %esulitan bicara kalimat atau lebih dari 3 sampai = kata sekaligus. h" +arna pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku. %eabu'abuan keseluruhan, warna merah (bronkhitis kronis, biru menggembung". #asien dengan emfisema sedang sering disebut pink puffer karena warna kulit normal meskipun pertukaran gas tak normal dan frekuensi pernafasan cepat. i" Tabuh pada jari'jari (emfisema". g. %eamanan -" 6ejala 7 a" 1iwayat reaksi alergi atau sensitive terhadap at atau faktor lingkungan. b" 5danya atau berulangnya infeksi. c" %emerahan atau berkeringan (asma". h. Seksualitas -" 6ejala 7 a" #enurunan libido. i. ;nteraksi sosial -" 6ejala 7 a" ubungan ketergantungan. b" %urang sistem pendukung. c" %egagalan dukungan dari atau terhadap pasangan atau orang terdekat.
d" #enyakit lama atau kemampuan membaik. " Tanda 7 a" %etidakmampuan untuk membuat atau mempertahankan suara karena
j.
distress pernafasan. b" %eterbatasan mobilitas fisik. c" %elalaian hubungan dengan anggota keluarga lain. #enyuluhan atau pembelajaran -" 6ejala 7 a" #enggunaan atau penyalahgunaan obat pernafasan. b" %esulitan menghentikan merokok. c" #enggunaan alkohol secara teratur. d" %egagalan untuk membaik. " 1encana pemulangan 7 a" &antuan dalam berbelanja, transportasi, kebutuhan perawatan diri, perawatan rumah atau mempertahankan tugas rumah. b" #erubahan pengobatan atau program terapeutik. )ngram (!!!" menambahkan pengkajian data dasar pada pasien dengan
#enyakit #aru $bstruksi %ronis adalah 7 a. 1iwayat atau adanya faktor'faktor penunjang 7 -" Merokok produk tembakau (faktor'faktor penyebab utama". " Tinggal atau bekerja di area dengan polusi udara berat. " 1iwayat alergi pada keluarga. 3" 1iwayat asma pada masa kanak'kanak. b. 1iwayat atau adanya faktor'faktor yang dapat mencetuskan eksaserbasi, seperti alergen (serbuk, debu, kulit, serbuk sari, jamur" stress emosional, aktivitas fisik berlebihan, polusi udara, infekasi saluran nafas, kegagalan program pengobatan yang dianjurkan. c. #emeriksaan fisik yang berdasarkan pengkajian sistem pernafasan (5pendiks 5" yang meliputi 7 -" Manifestasi klasik dari #enyakit #aru $bstruksi %ronis adalah 7 a" #eningkatan dispnea (paling sering ditemukan". b" #enggunaan otot'otot aksesori pernafasan (retraksi otot'otot abdominal, mengangkat bahu saat inspirasi, nafas cuping hidung". c" #enurunan bunyi nafas. d" Takipnea. e" $rtopnea. " 6ejala < gejala menetap pada proses penyakit dasar 7 a" 5sma (-" &atuk (mungkin produktif atau non produktif" dan perasaan dada seperti terikat. (" Mengi saat inspirasi dan ekspirasi, yang sering terdengar tanpa stetoskop. (" #ernafasan cuping hidung.
(3" %etakutan dan diaforesis. b" &ronkitis (-" &atuk produktif dengan sputum berwarna putih keabu'abuan, yang biasanya terjadi pada pagi hari dan sering diabaikan oleh perokok (disebut batuk perokok". (" ;nspirasi ronkhi kasar (crackles" dan mengi. (" Sesak nafas. c" &ronkitis (Tahap :anjut" (-" #enampilan sianosis (karena polisitemia yang terjadi akibat dari hipoksemia kronis" (" #embengkakan umum atau penampilan !puffy" (disebabkan oleh udema asistemik yang terjadi sebagai akibat dari kor pulmonal", secara klinis, pasien ini umumnya disebut !blue bloaters". d" )mfisema (-" #enampilan fisik kurus dengan dada !barrel cest" (diameter toraks anterior posterior meningkat sebagai akibat hiperinflasi paru'paru". (" Fase ekspirasi memanjang. e" )mfisema (Tahap :anjut" (-" ipoksemia dan hiperkapnia tetapi tak ada sianosis pasien ini sering digambarkan secara klinis sebagai 4pink puffers4. (" 2ari'jari tabuh. d. #emeriksaan diagnostik 7 -" 6as darah arteri (6*5" menunjukkan #a$ rendah dan #aD$ tinggi. " Sinar A dada menunjukkan hiperinflasi paru'paru, pembesaran jantung dan bendungan pada area paru'paru. " #emeriksaan fungsi pru menunjukkan peningkatan kapasitas paru' paru total (%#T" dan volume cadangan paru (BD", penurunan kapasitas vital (%B", dan volume ekspirasi kuat (B)%". 3" 2umlah *arah :engkap menunjukkan peningkatan hemoglobin, hematokrit, dan jumlah darah merah (2*M". =" %ultur sputum positif bila ada infeksi. C" )sei imunoglobin menunjukkan adanya peningkatan ;g) serum (;mmunoglobulin )" jika asma merupakan salah satu komponen dari penyakit tersebut. e. %aji persepsi diri sendiri tentang mengalami penyakit kronis. f. %aji berat badan dan rata'rata masukkan cairan dan diet harian. . Fokus ;ntervensi *iagnosa %eperawatan pada pasien dengan #enyakit #aru $bstruksi %ronis menurut *oenges (!!!" adalah 7
a. &ersihan
jalan
nafas
tidak
efektif
berhubungan dengan bronkospasma,
peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental, penurunan energi atau kelemahan. b. %erusakan pertukaran gas berhubungan dengan ganguan supply oksigen (obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasma bronkus, jebakan udara", kerusakan alveoli. c. #erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea, kelemahan, efek samping obat, produksi sputum, anoreksia, mual atau muntah. d. 1esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan utama (penurunan kerja silia, menetapnya sekret", tidak adekuatnya imunitas (kerusakan jaringan, peningkatan pemajanan pada lingkungan", proses penyakit kronis, malnutrisi. )ngram (!!!" menambahkan diagnose keperawatan pada pasien dengan #enyakit #aru $bstruksi %ronis adalah 7 a. ;ntoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan supply $ . b. 6angguan pola tidur berhubungan dengan batuk menetap. ;ntervensi %eperawatan pada pasien dengan #enyakit #aru $bstruksi %ronis menurut *oenges (!!!" adalah 7 a. &ersihan jalan
nafas
tidak efektif
berhubungan dengan bronkospasma,
peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental, penurunan energi atau kelemahan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama A 3 jam diharapkan pasien akan mempertahankan jalan nafas yang paten dengan bunyi nafas bersih atau jelas dengan kriteria hasil pasien akan menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas misalnya batuk efektif dan mengeluarkan sekret. ;ntervensi 7 Mandiri 7 -" 5uskultasi bunyi nafas. Datat adanya bunyi nafas misalnya mengi, krekels, ronkhi. " %aji atau pantau frekuensi pernafasan. Datat rasio inspirasi atau ekspirasi. " Datat adanya derajat dispnea, misalnya keluhan lapar udara, gelisah, ansietas, distress pernafasan, penggunaan otot bantu. 3" %aji pasien untuk posisi yang nyaman, misalnya peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur.
=" *orong atau bantu latihan nafas abdomen atau bibir. C" $bservasi karakteristik batu, misalnya batuk menetap, batuk pendek, basah. &antu tindakan untuk memperbaiki keefektifan upaya batuk. >" Tingkatkan masukan cairan sampai !!! mlGhari sesuai toleransi jantung. Memberikan air hangat. 5njurkan masukan cairan antara sebagai pengganti makanan. %olaborasi 7 -. &erikan obat sesuai indikasi. a" &ronkodilator misalnya albuterol (ventolin". b" 5nalgesik, penekan batuk atau antitusif misalnya deAtrometorfan. c" &erikan humidifikasi tambahan misalnya nebulier ultranik, humidifier aerosol ruangan. d" &antu pengobatan pernafasan misalnya fisioterapi dada. b. %erusakan pertukaran gas berhubungan dengan ganguan supply oksigen (obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasma bronkus, jebakan udara", kerusakan alveoli. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama A 3 jam diharapkan pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan 6*5 dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan dengan kriteria hasil pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan atau situasi. ;ntervensi 7 Mandiri 7 -" %aji frekuensi, kedalaman pernafasan. Datat penggunaan otot aksesori, nafas bibir, ketidakmampuan berbicara atau berbincang. " Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas. *orong nafas dalam perlahan atau nafas bibir sesuai kebutuhan atau toleransi individu. " %aji atau awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa. 3" *orong mengeluarkan sputum, penghisapan bila di indikasikan. =" 5uskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan atau bunyi tambahan. C" #alpasi fremitus. >" 5wasi tingkat kesadaran atau status mental. Selidiki adanya perubahan. " )valuasi tingkat toleransi aktivitas. &erikan lingkungan tenang dan kalem. &atasi aktivitas pasien atau dorong untuk tidur atau istirahat di kursi selama fase akut. Mungkinkan pasien melakukan aktivitas secara bertahap dan tingkatkan sesuai toleransi individu.
/" 5wasi tanda vital dan irama jantung. %olaborasi 7 -" 5wasi dan gambarkan seri 6*5 dan nadi oksimetri. " &erikan oksigen tambahan yang sesuai dengan indikasi hasil 6*5 dan toleransi pasien. " &erikan penekan SS# (antiansietas, sedative, atau narkotik" dengan hati'hati. 3" &antu intubasi, berikan atau pertahankan ventilasi mekanik dan pindahkan ke 9#; sesuai instruksi untuk pasien. c. #erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea, kelemahan, efek samping obat, produksi sputum, anoreksia, mual atau muntah. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama A 3 jam diharapkan pasien menunjukkan peningkatan berat badan menuju tujuan yang tepat dengan kriteria hasil pasien akan menunjukkan perilaku atau perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat yang tepat. ;ntervensi 7 Mandiri 7 -" %aji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Datat derajat kesulitan makanan. )valuasi berat badan dan ukuran tubuh. " 5uskultasi bunyi usus. " &erikan perawatan oral sering, buang sekret, berikan wadah khusus untuk sekali pakai dan tisu. 3" *orong periode istirahat selama - jam sebelum dan sesudah makan. &erikan makan porsi kecil tapi sering. =" indari makanan penghasil gas dan minuman karbonat. C" indari makanan yang sangat panas atau yang sangat dingin. >" Timbang berat badan sesuai indikasi. %olaborasi 7 -" %onsul ahli gii atau nutrisi pendukung tim untuk memberikan makanan yang mudah dicerna, secara nutrisi seimbang, misalnya nutrisi tambahan oral atau selang, nutrisi parenteral. " %aji pemeriksaan laboratorium misalnya glukosa, elektrolit. &erikan vitamin atau mineral atau elektrolit sesuai indikasi. " &erikan oksigen tambahan selama makan sesuai indikasi. d. 1esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan utama (penurunan kerja silia, menetapnya sekret", tidak adekuatnya imunitas (kerusakan jaringan, peningkatan pemajanan pada lingkungan", proses penyakit kronis, malnutrisi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama A 3 jam diharapkan pasien menyatakan pemahaman penyebab atau faktor resiko individu dengan kriteria hasil pasien akan mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau menurunkan resiko infeksi dan pasien akan menunjukkan teknik, perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang aman. ;ntervensi 7 Mandiri 7 -" 5wasi suhu. " %aji pentingnya latihan nafas, batuk efektif, perubahan posisi sering, dan masukan cairan adekuat. " $bservasi warna, karakter, bau sputum. 3" Tunjukkan dan bantu pasien tentang pembuangan tisu dan sputum. Tekankan cuci tangan yang benar (perawat dan pasien" dan penggunaan sarung tangan bila memegang atau membuang tisu, wadah sputum. =" 5wasi pengunjung, berikan masker sesuai indikasi. C" *orong keseimbangan antara aktivitas dan istirahat. >" *iskusikan kebutuhan masukan nutrisi adekuat. %olaborasi 7 -" *apatkan spesimen sputum dengan batuk atau penghisapan untuk pewarnaan kuman gram, kultur atau sensitivitas. " &erikan antimikrobial sesuai indikasi. )ngram (!!!" menambahkan intervensi keperawatan pada pasien dengan #enyakit #aru $bstruksi %ronis adalah 7 a.
;ntoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan supply $ . Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama A 3 jam diharapkan pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas dengan kriteria hasil menurunnya keluhan tentang nafas pendek dan lemah dalam melaksanakan aktivitas. ;ntervensi 7 -" #antau nadi dan frekuensi nafas sebelum dan sesudah beraktivitas. " :akukan penghematan energi dalam melaksanakan prosedur berikut 7 a" &erikan bantuan dalam melaksanakan 5%S sesuai dengan yang diperlukan. b" Sediakan interval waktu diantara kegiatan untuk memungkinkan istirahat diantara kegiatan. c" Tingkatkan aktivitas secara bertahap sejalan dengan peningkatan hasil gas darah arteri dan dapat diantisipasinya tanda dan gejala dari penekanan pernafasan. d" &erikan makanan dalam porsi kecil tapi sering dengan makanan yang mudah dikunyah.
b. 6angguan pola tidur berhubungan dengan batuk menetap. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama A 3 jam diharapkan kebutuhan tidur terpenuhi dengan kriteria hasil melaporkan perasaan dapat istirahat. ;ntervensi 7 -" 2ika ada pengobatan untuk paru'paru aturlah pemberian obat tersebut untuk diberikan sebelum waktu tidur. &erikan obat anntitusif yang diprogramkan. " #astikan ventilasi ruangan baik. 5tur pengadaan humidifier udara jika diperlukan. 5njurkan penggunaan oksigen selama tidur jika diperlukan. " #ertahankan ruangan bebas dari bahan iritan seperti asap, serbuk bunga dan pengharum ruangan. 3" #ada waktu tidur, ijinkan pasien mandi dengan pancuran air hangat atau mandi biasa. =" &antu pasien untuk mnedapatkan posisi yang nyaman, biasanya dengan meninggikan bagian kepala tempat tidur sekitar ! derajat.
BAB III RE%UE KEPERA+A"AN
A. Pengka#ian #engkajian dilakukan pada tanggal 3 Februari !-3 pukul !.!! di 1uang 5soka
1S Margono Soekardjo #urwokerto, sumber data berasal dari pasien, keluarga pasien, perawat dan catatan medis. *ata hasil pengkajian ditemukan sebagai berikut 7 #asien bernama Tn. & berumur =! tahun, jenis kelamin laki'laki, alamat purwokerto, status sudah menikah, beragama islam, suku jawa, pendidikan terakhir pasien SM#, pekerjaan buruh. Sedangkan penanggung jawab pasien adalah adik pasien yang bernama Tn. 1, umur 3! tahun, dan beralamat di purwokerto. %eluhan utama pasien yaitu pasien mengeluh sesak nafas. %eluhan tambahan yang dirasakan pasien adalah pasien merasakan dada yang tertekan dan kesulitan bernafas, batuk yang disertai dengan sputum, warna sputum putih. #asien mengatakan riwayat merokok, serta bekerja di pabrik pemotongan kayu, pasien mengatakan sering mengalami pilek dan batuk setelah terpapar serbuk kayu, pasien terlihat kesulitan berbicara. #asien mengatakan letih dan lemah setelah melakukan aktivitas sehari'hari karena kesulitan bernafas, sesak nafas saat istirahat setelah beraktivitas, pasien terlihat letih, pasien dibantu oleh anggota keluarganya untuk melakukan aktivitas seperti untuk ambulasi atau berpindah tempat, mandi dan toileting. #asien mengatakan kesulitan untuk tidur karena batuk yang bertambah di malam hari, pasien mengatakan tidak dapat beristirahat dengan baik, pasien sering terbangun saat tidur di malam hari, pasien mengatakan terbangun 3 kali di malam hari, pasien tidur selama = jam sehari. 1iwayat penyakit saat ini antara lain pasien dibawa ke ;6* 1S9* Margono Soekardjo pada hari minggu tanggal Februari !-3 dengan keluhan sesak nafas dan lemas, di ;6* mendapat therapy infuse 1: -! tpm, injeksi furosemid A -! mg, $
liter permenit. #asien dipindah ke ruang soka tanggal februari !-3 dan diberi therapy oksigen liter permenit, injeksi cefotaAime - gram, injeksi ranitidine ! mg, injeksi methylprednisolone C,= mg, nebulier ventolin A ,= mg, nebulier fliAotide hari sekali !,= mg serta sirup deAtromethorphan A = ml. 1iwayat penyakit dahulu, pasien mengatakan pernah menderita penyakit yang sama, tetapi belum pernah dirawat dan hanya kontrol saja di 1S daerah %arang 2ambu. #ada pola pengkajian aktivitas dan latihan, sebelum sakit pasien mengatakan aktivitas sehari'hari ( Activity #aily $earning " dilakukan secara mandiri seperti untuk
berpindah, mandi dan toileting. Sedangkan saat sakit pasien mengatakan letih dan lemah setelah melakukan aktivitas sehari'hari karena kesulitan bernafas, sesak nafas saat istirahat setelah beraktivitas, pasien terlihat letih, pasien dibantu oleh anggota keluarganya untuk melakukan aktivitas seperti untuk ambulasi atau berpindah tempat, mandi dan toileting. #ada pola aktivitas dan latihan pasien didapatkan hasil sebagai berikut untuk berpindah, mandi dan toileting pasien di bantu oleh orang lain atau anggota keluarganya dengan skor penilaian . #ada pola istirahat tidur, pasien mengatakan sebelum sakit pasien dapat tidur dengan nyenyak, tidur selama I jam, pasien juga dapat tidur siang selama - jam. #asien mengatakan kesulitan untuk tidur karena batuk yang bertambah di malam hari, pasien mengatakan tidak dapat beristirahat dengan baik, pasien sering terbangun saat tidur di malam hari, pasien terbangun 3 kali di malam hari, pasien tidur selama = jam sehari. *ari pemeriksaan fisik pada Tn. & ditemukan hasil pemeriksaan tanda'tanda vital meliputi keadaan umum pasien cukup, 6DS -= 7 )3M=BC, tekanan darah --!GC! mmg, nadi AG menit, suhu badan C,C oc, respirasi AGmenit. #ada pemeriksaan head to toe diperoleh hasil, pemeriksaan kepala 7 mesochepal, rambut hitam bersih, tidak ada ketombe. #ada memeriksaan mata kedua mata sembab, kedua kelopak mata bawah terlihat hitam, kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan. #emeriksaan hidung 7 lubang hidung simetris, tidak ada polip, bersih, tidak ada sekret, dan dapat mencim bau dengan baik. #emeriksaan telinga 7 simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak menggunakan alat bantu pendengaran. #emeriksaan leher tidak ada pembesaran kelenjar thyroid. #ada pemeriksaan paru 7 inspeksi 7 simetris, adanya bentuk dada seperti tong, terlihat meninggikan bahu untuk bernafas, pengembangan dada kanan dan kiri sama, palpasi 7 vokal fremitus sama kanan dan kiri, perkusi 7 bunyi pekak pada paru'paru, auskultasi 7 bunyi nafas mengi, ronkhi pada paru bagian kanan dan wheeing pada paru bagian kiri. #ada pemeriksaan jantung 7 inspeksi 7 simetris, ictus kordis tidak tampak, palpasi 7 ictus cordis teraba, teratur dan tidak terlalu kuat, perkusi 7 bunyi pekak, tidak ada pelebaran, auskultasi 7 bunyi jantung murni, tidak ada suara tambahan. #ada pemeriksaan abdomen, inspeksi 7 simetris, tidak ada luka bekas operasi, auskultasi 7 peristalik usus AGmenit, perkusi 7 timpani, palpasi 7 tidak ada nyeri tekan. #ada pemeriksaan genetalia 7 bersih, tidak terpasang kateter. #ada pemeriksaan ekstrimitas, ekstrimitas atas kanan dapat bergerak bebas. %iri 7 terpasang infuse 1: ! tpm. )ktrimitas bawah tidak ada udema, pasien dapat bergerak bebas.
#ada pemeriksaan penunjang, hasil pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal Februari untuk pemeriksaan laboratorium meliputi 7 leukosit /-!G9:, glukosa sewaktu -/C mgGd:, natrium -/ mmolG:, kalium , mmolG:, klorida /> mmolG:. #ada tanggal Februari !-3 untuk pemeriksaan sputum meliputi 7 &T5 ; negative, lekosit positif, epithel positif. #emeriksaan tanggal 3 Februari !-3 dengan pewarnaan J@ A &T5 ;; negative, lekosit positif, epithel positif, pewarnaan A, &T5 ;;; negative, lekosit positif, epithel positif. #ada pemeriksaan rontgen didapatkan kesan penyakit paru obstruksi kronis (##$%". Terapi yang diperoleh pasien pada tanggal 3'> Februari !-3 antara lain $ liter permenit, ;nfus 1: ! tpm, ;njeksi DefotaAime A - gr, ;njeksi 1anitidine A ! mg, ;njeksi Methylprednisolone A C,= mg, @ebulier ventolin A ,= mg, fliAotide hari sekali !,= mg, Sirup *eAtromethorphan A = ml.
B. Analisa Data ,. Analisa Data "a-el ., Analisa Data Tanggal
*ata
3 Februari *S 7
pasien
mengeluh
!-3
merasakan dada yang tertekan, pasien mengatakan
sesak
riwayat
nafas,
merokok,
pasien
serta
bekerja di pabrik pemotongan ka yu, pasien mengatakan sering mengalami pilek dan batuk setelah terpapar serbuk kayu, *$ 7 pasien terlihat kesulitan bernafas, batuk yang
#enyebab
Masalah
#eningkatan produksi
&ersihan jalan nafas
sekret
tidak efektif
disertai dengan sputum, warna sputum putih, pasien terlihat kesulitan berbicara, adanya bentuk dada seperti tong, terlihat meninggikan bahu untuk bernafas, pada perkusi ditemukan bunyi pekak pada paru, auskultasi 7 bunyi nafas mengi, ronkhi pada paru bagian kanan dan wheeing pada paru bagian kiri, terpasang $ liter permenit, respirasi AGmenit. 3 Februari *S 7 pasien mengatakan letih dan lemah setelah
%etidakseimbangan
!-3
supply $
melakukan aktivitas sehari'hari karena kesulitan
bernafas,
sesak
nafas
;ntoleransi aktivitas
saat
istirahat setelah beraktivitas. *$ 7 pasien terlihat letih, pasien dibantu oleh anggota keluarganya untuk melakukan aktivitas
seperti
untuk
ambulasi atau
berpindah tempat, mandi dan toileting. 3 Februari *S 7 pasien mengatakan kesulitan untuk tidur &atuk !-3
6angguan pola tidur
karena batuk yang bertambah d malam hari,
pasien
mengatakan
tidak
dapat
beristirahat dengan baik. *$ 7 pasien sering terbangun saat tidur di malam hari, pasien terbangun 3 kali di malam hari, pasien tidur selama = jam sehari.
/. Diagn&sa Keperawatan a. *iagnosa keperawatan yang muncul adalah 7 -" &ersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sekret ditandai dengan 7 *S 7 #asien mengeluh sesak nafas, pasien merasakan dada yang tertekan, pasien mengatakan riwayat merokok, serta bekerja di pabrik pemotongan kayu, pasien mengatakan sering mengalami pilek dan batuk setelah terpapar serbuk kayu. *$ 7 #asien terlihat kesulitan bernafas, batuk yang disertai dengan sputum, warna sputum putih, pasien terlihat kesulitan berbicara, adanya bentuk dada seperti tong, terlihat meninggikan bahu untuk bernafas, pada perkusi ditemukan
bunyi pekak pada paru, auskultasi 7 bunyi nafas mengi, ronkhi pada paru bagian kanan dan wheeing pada paru bagian kiri, terpasang $ liter permenit, respirasi AGmenit. " ;ntoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan supply $ ditandai dengan 7 *S 7 #asien mengatakan letih dan lemah setelah melakukan aktivitas sehari'hari karena kesulitan bernafas, sesak nafas saat istirahat setelah beraktivitas. *$ 7 #asien terlihat letih, pasien dibantu oleh anggota keluarganya untuk melakukan aktivitas seperti untuk ambulasi atau berpindah tempat, mandi dan toileting. " 6angguan pola tidur berhubungan dengan batuk ditandai dengan 7 *S 7 #asien mengatakan kesulitan untuk tidur karena batuk yang bertambah di malam hari, pasien mengatakan tidak dapat beristirahat dengan baik. *$ 7 #asien sering terbangun saat tidur di malam hari, pasien terbangun 3 kali di malam hari, pasien tidur selama = jam sehari.
b. *iagnosa keperawatan prioritas -" *iagnosa keperawatan prioritas hari pertama tanggal 3 Februari !-3 adalah diagnosa -, , . "
*iagnosa keperawatan prioritas hari kedua tanggal = Februari !-3 adalah
diagnosa -, , . " *iagnosa keperawatan prioritas hari ketiga tanggal > Februari !-3 adalah diagnosa -. !. Inter0ensi1 Implementasi dan E0aluasi Keperawatan. -. &ersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
Tujuan dari diagnosa keperawatan ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama A 3 jam diharapkan pasien akan mempertahankan jalan nafas yang paten dengan bunyi nafas bersih atau jelas dengan kriteria hasil pasien akan menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas misalnya batuk efektif dan mengeluarkan sekret. ;ntervensi dari diagnosa keperawatan ini yaitu auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas misalnya mengi, krekels, ronkhi. %aji atau pantau frekuensi pernafasan. Datat adanya penggunaan otot bantu pernafasan. %aji pasien untuk posisi
yang nyaman, misalnya peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur. *orong atau bantu latihan nafas abdomen atau bibir. $bservasi karakteristik batuk, misalnya batuk menetap, batuk pendek, basah. &antu tindakan untuk memperbaiki keefektifan upaya batuk. Tingkatkan masukan cairan sampai !!! mlGhari sesuai toleransi jantung. Memberikan air hangat. &erikan obat sesuai indikasi 7 bronkodilator misalnya albuterol (ventolin", analgesik, penekan batuk atau antitusif misalnya deAtrometorfan, berikan humidifikasi tambahan misalnya nebulier, bantu pengobatan pernafasan misalnya fisioterapi dada. ;mplementasi yang dilakukan pada diagnosa keperawatan bersihan jalan nafas tak efektif pada tanggal 3'> Februari !-3 adalah mengobservasi keadaan pasien, evaluasi respon yang diperoleh adalah pasien mengatakan sesak nafas berkurang. Mengkaji frekuensi pernafasan, evaluasi respon yang diperoleh adalah respirasi 3 AGmenit. Memberikan posisi semifowler pada pasien, evaluasi respon yang diperoleh adalah pasien merasa nyaman dengan posisi semifowler. Mencatat adanya penggunaan otot bantu pernafasan, evaluasi respon yang diperoleh adalah pasien terlihat meninggikan bahu untuk bernafas. Melakukan auskultasi suara nafas tambahan pada pasien, evaluasi respon yang diperoleh adalah suara nafas mengi, suara paru ronkhi pada bagian paru kanan. Memberikan terapi nebulier ventolin ,= mg, evaluasi respon yang diperoleh adalah pasien merasa lega setelah dilakukan nebulier, nebulier ventolin masuk ,= mg via inhalasi. Mengoservasi karakteristik batuk, evaluasi respon yang didapat adalah pasien mengalami batuk basah. Memberikan terapi analgesik dan penekan batuk yaitu sirup deAtrometorfan = ml, evaluasi respon yang diperoleh adalah pasien berharap batuk bisa berkurang, pasien minum obat deAtrometorfan = ml. Mengajarkan kepada pasien untuk latihan nafas dengan bibir di monyongkan, evaluasi respon yang diperoleh adalah pasien dapat mempraktekkan latihan nafas dengan bibir yang dimonyongkan. Memberikan terapi nebulier fliAotide !,= mg, evaluasi respon yang diperoleh adalah pasien mengatakan lega setelah dilakukan nebulier, nebulier fliAotide !,= mg masuk via inhalasi. Mengajurkan untuk minum air matang hangat saat pagi hari agar dahak dapat keluar, evaluasi respon yang diperoleh adalah pasien mengerti tentang anjuran yang diberikan. Melakukan fisioterapi dada, evaluasi respon yang diperoleh adalah pasien berkenan dilakukan fisioterapi dada. Mengajarkan batuk efektif untuk mengeluarkan dahak, evaluasi respon yang diperoleh adalah pasien mengatakan lega, pasien dapat mempraktekkan batuk efektif, dahak dapat keluar, warna dahak putih purulen.
)valuasi untuk diagnosa keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret pada hari 2umat, tanggal > Februari !-3 pukul -.!! adalah 7 S
7 #asien mengatakan sesak nafas berkurang, pasien mengatakan lega setelah dilakukan nebulier karena pasien dapat mengeluarkan dahak, pasien mengatakan batuk berkurang setelah minum obat deAtrometorfan sirup, respirasi 3 AGmenit.
$
7 @ebulier ventolin ,= masuk via inhalasi, sekret keluar berwarna putih purulen, suara nafas mengi dan ronkhi pada paru kanan masih ada, wheeing sudah menghilang, pasien dapat mempraktekkan batuk efektif.
5
7 *iagnosa keparawatan bersihan jalan nafas tidak efektif belum teratasi.
#
7 :anjutkan intervensi 7 a. 5uskultasi suara nafas tambahan b. &erikan terapi nebulier c. 5njurkan untuk meningkatkan intake cairan dengan minum air matang
hangat agar sekret dapat keluar. . ;ntoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan supply $. Tujuan dari diagnosa keperawatan ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama A 3 jam diharapan pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas dengan kriteria hasil menurunnya keluhan tentang nafas pendek dan lemah dalam melaksanakan aktivitas. ;ntervensi untuk diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas adalah pantau frekuensi nafas sebelum dan sesudah beraktivitas, berikan bantuan dalam melaksanakan aktivitas sesuai yang diperlukan, sediakan waktu untuk istirahat, tingkatkan aktivitas secara bertahap, berikan makan dalam porsi kecil tapi sering. ;mplementasi yang dilakukan untuk diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas pada tanggal 3'> Februari !-3 adalah memantau frekuensi nafas sebelum dan sesudah pasien beraktivitas, evaluasi respon yang diperoleh adalah respirasi sebelum beraktivitas C AGmenit, sesudah beraktivitas 3 AGmenit. Membantu pasien untuk berpindah dan untuk toileting dengan kursi roda, evaluasi respon yang diperoleh
adalah pasien mengatakan sesak nafas berkurang apabila beraktivitas menggunakan kursi roda. Menganjurkan pasien untuk istirahat setelah beraktivitas, evaluasi respon yang diperoleh adalah pasien mengerti tentang anjuran yang diberikan. Menganjurkan pada pasien untuk meningkatkan aktivitas secara bertahap dari duduk, berdiri dan berjalan, evaluasi respon yang diperoleh adalah pasien mengerti tentang anjuran yang diberikan. Menganjurkan pada pasien dan pihak keluarga untuk memberikan makanan dalam porsi sedikit tetapi sering, evaluasi respon yang diperoleh adalah pasien dan keluarga mengerti tentang anjuran yang diberikan. )valuasi untuk diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas pada hari 2umat tanggal > Februari !-3 adalah 7 S
7 #asien mengatakan dapat melakukan aktivitas secara mandiri, pasien mengatakan sesak nafas berkurang setelah melakukan aktivitas.
$
7 #asien dapat melakukan ambulasi, mandi dan toileting secara mandiri, respirasi setelah beraktivitas 3 AGmenit, sesak nafas berkurang, pasien mengerti tentang anjuran untuk melakukan aktivitas secara bertahap dan makan dengan porsi sedikit tapi sering.
5
7 *iagnosa keperawatan intoleran aktivitas teratasi
#
7 entikan intervensi.
. 6angguan pola tidur berhubungan dengan batuk. Tujuan untuk diagnosa keperawatan ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama A 3 jam kebutuhan tidur terpenuhi dengan kriteria hasil melaporkan perasaan dapat istirahat. ;ntervensi untuk diagnosa keperawatan gangguan pola tidur adalah berikan obat antitusif yang diprogramkan, anjurkan penggunaan oksigen selama tidur, anjurkan pada pasien untuk menghindari iritan atau allergen seperti asap rokok, anjurkan untuk mandi dengan air hangat, bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman.
;mplementasi untuk diagnosa keperawatan gangguan pola tidur pada tanggal 3'> Februari !-3 adalah memberikan obat antitusif deAtromethorfan, evaluasi respon yang diperoleh pasien berharap batuk dapat berkurang sehingga pasien dapat tidur. Menganjurkan penggunaan oksigen selama tidur, evaluasi respon yang diperoleh pasien mengerti tentang anjuran yang diberikan. Menganjurkan untuk mandi dengan air hangat, evaluasi respon yang diperoleh adalah pasien mengerti tentang anjuran yang diberikan. Membantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman, evaluasi respon yang diperoeh pasien nyaman dengan posisi tidur semifowler. Menganjurkan pada pasien untuk menghindari iritan atau alergen seperti asap rokok, evaluasi respon yang diperoleh adalah pasien mengerti tentang anjuran yang diberikan. Menanyakan pada pasien berapa jam tidur, evaluasi respon yang diperoleh adalah pasien mengatakan tidur selama > jam, terbangun sekali saat akan ke kamar mandi. )valuasi pada hari 2umat tanggal > Februari !-3 pukul -.!! untuk diagnosa keperawatan gangguan pola tidur adalah
S
7 #asien mengatakan sudah dapat tidur dengan nyenyak karena batuk sudah berkurang, pasien mengatakan merasa lebih segar setelah tidur.
$
7 Tidur semalam > jam, dan terbangun sebanyak - kali saat toileting.
5
7 *iagnosa keperawatan gangguan pola tidur teratasi.
#
7 entikan intervensi.
BAB I2 PEBAHA%AN
#ada bab ini penulis akan membahas masalah yang muncul dalam 5suhan %eperawatan pada Tn. & dengan 6angguan Sistem #ernafasan #enyakit #aru $bstruksi %ronis di 1uang 5soka 1S. #rof. *r. Margono Soekarjo #urwokerto. 5dapun yang menjadi lingkup pembahasan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. #enulis mengelola Tn. & selama hari mulai tanggal 3 Februari !-3 sampai tanggal > Februari !-3. #enulis melakukan pengkajian dengan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik pada Tn. & serta studi dokumentasi dengan pembelajaran rekam medis pasien dan studi kepustakaan. #enulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan resume kasus yang terjadi pada klien sebagai berikut 7 A.
Pengka#ian
#engkajian adalah tahap awal dari proses yang sistematis dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (@ursalam, !!-". *alam pengkajian ini penulis menggunakan beberapa cara untuk memperoleh data menurut, yang digunakan sebagai berikut 7 -. +awancara #engertian wawancara menurut @air (!!!" adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara". *ari hasil pengkajian pada tanggal 3 Februari !-3 dengan metode wawancara penulis mendapatkan kesulitan karena pasien sulit bicara, sulit mengeluarkan kata atau kalimat, sehingga penulis tidak hanya melakukan wawancara terhadap pasien, tetapi juga ke anggota keluarga pasien seperti ke adik dan kakaknya, dan anggota keluarga kooperatif. Saat ditanya diperoleh data yaitu keluhan utama saat dilakukan pengkajian adalah pasien mengeluh sesak nafas. %eluhan tambahan yang dikeluhkan pasien adalah pasien merasakan dada yang tertekan, pasien mengatakan riwayat merokok, serta bekerja di pabrik pemotongan kayu, pasien mengatakan sering mengalami pilek dan batuk setelah terpapar serbuk kayu.
&erdasarkan data diatas terdapat kesamaan antara teori dengan kasus. Menurut teori *oenges (!!!" pada pengkajian pernafasan pasien mengalami rasa dada tertekan, ketidakmampuan untuk bernafas, batuk yang menetap, adanya produksi sputum (hijau, putih, kuning", adanya penggunaan otot bantu pernafasan seperti meninggikan bahu. )ngram (!!!" juga menambahkan pengkajian pada pasien dengan penderita dengan penyakit paru obstruksi kronis meliputi riwayat merokok produk tembakau, riwayat atau adanya faktor'faktor yang dapat mencetuskan eksasebrasi seperti alergen (serbuk". #ada pola fungsional 6ordon pada pola akivitas'latihan pasien mengatakan letih dan lemah setelah melakukan aktivitas sehari'hari karena kesulitan bernafas, sesak nafas saat istirahat setelah beraktivitas. Menurut teori *oenges (!!!" pada pengkajian aktivitas atau latihan pasien mengalami keletihan, kelemahan, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari'hari karena sulit bernafas. #ada pola fungsional 6ordon pada pola istirahat'tidur pasien mengatakan kesulitan untuk tidur karena batuk yang bertambah di malam hari, pasien mengatakan tidak dapat beristirahat dengan baik. *ari pengkajian pada pola istirahat'tidur terdapat kesamaan antara teori dengan kasus. Menurut teori )ngram (!!!" pasien mengalami batuk yang menetap dan
bertambah
saat
malam
hari,
batuk
selama
waktu
tidur,
keluhan
ketidakmampuan untuk tidur karena batuk. . $bservasi #engertian observasi menurut @ursalam (!!-" adalah mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan pasien. %egiatan masalah kesehatan dan keperawatan pasien, kegiatan tersebut mencangkup aspek fisik mental, sosial dan spiritual. #edoman observasi ini penulis mengembangkan dari pola fungsional 6ordon. *ari hasil observasi pada tanggal 3 Februari !-3 penulis mendapatkan data yaitu pasien terlihat kesulitan bernafas, batuk yang disertai dengan sputum, warna sputum putih, pasien terlihat kesulitan berbicara. #asien juga terlihat letih, pasien dibantu oleh anggota keluarganya untuk melakukan aktivitas seperti untuk ambulasi atau berpindah tempat, mandi dan toileting. &erdasarkan data diatas terdapat kesamaan antara teori dengan kasus. Menurut teori *oenges (!!!" pada pengkajian pernafasan pasien mengalami batuk dengan produksi sputum (putih, hijau, kuning", kesulitan bicara kalimat atau lebih
dari 3 atau = kata sekaligus, pada pengkajian aktivitas atau istirahat pasien mengalami keletihan dan kelemahan umum. *ari hasil observasi yang penulis lakukan penulis menemukan pasien sering terbangun saat tidur di malam hari, pasien terbangun 3 kali di malam hari, pasien tidur selama = jam sehari. &erdasarkan data tersebut terdapat kesamaan antara teori dengan kasus. Menurut teori
)ngram (!!!" pasien mengalami batuk yang
menetap selama waktu tidur. *ari hasil observasi pada tanggal 3 Februari !-3 penulis juga mendapatkan data yaitu tidak ditemukannya tanda'tanda anoreksia seperti mual muntah, , nafsu makan buruk, penurunan berat badan menetap dan turgor kulit buruk. &erdasarkan data diatas terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus. Menurut teori *oenges (!!!" pasien dapat mengalami penurunan berat badan, mengeluh gangguan sensasi pengecap dan keengganan untuk makan atau kurang tertarik pada makanan. #ada saat dilakukan pengkajian penulis tidak mendapatkan tanda'tanda tersebut karena pasien mengatakan nafsu makan baik, makan kali sehari, habis - porsi, dan tidak mengalami mual dan muntah, pasien juga diberikan injeksi ranitidine ! mg untuk mencegah terjadinya anoreksia. . #emeriksaan Fisik #emeriksaan fisik menurut @ursalam (!!-" adalah melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk menentukan masalah kesehatan pasien. #emeriksaan fisik dapat dilakukan dengan menggunakan 3 teknik yaitu 7 a. ;nspeksi yaitu suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematik dilaksanakan dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran dan penciuman. *ari hasil pengkajian pada tanggal 3 Februari !-3 dengan teknik inspeksi penulis mendapatkan data yaitu adanya bentuk dada seperti tong, terlihat meninggikan bahu untuk bernafas &erdasarkan data tersebut terdapat kesamaan antara teori dengan kasus. Menurut teori *oenges (!!!" pada inspeksi ditemukan penggunaan otot bantu pernafasan misalnya meninggikan bahu, dada dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter 5# (barrel cest " atau bentuk seperti tong. b. #alpasi yaitu suatu teknik yang menggunakan indera peraba, tangan dan jari'jari yang merupakan instrumen sensitif. *ari hasil pengkajian pada tanggal 3 Februari !-3 dengan teknik palpasi penulis mendapatkan data yaitu tidak ada nyeri tekan pada daerah dada.
c. #erkusi yaitu pemeriksaan fisik dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara. *ari hasil pengkajian pada tanggal 3 Februari !-3 dengan teknik perkusi penulis mendapatkan data yaitu pada perkusi ditemukan bunyi pekak pada paru. &erdasarkan data diatas terdapat kesamaan antara teori dengan kasus yaitu pada teori *oenges (!!!" pada pemeriksaan perkusi 7 bunyi pekak pada area paru misalnya cairan, mukosa. d. 5uskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop. *ari hasil pengkajian pada tanggal 3 Februari !-3 dengan teknik auskultasi penulis mendapatkan data yaitu terdengar auskultasi 7 bunyi nafas mengi, ronkhi pada paru bagian kanan dan wheeing pada paru bagian kiri. &erdasarkan data diatas terdapat kesamaan antara teori dengan kasus. Menurut teori *oenges (!!!" bunyi nafas mungkin redup dengan ekspirasi mengi, menyebar, lembut atau krekels lembab kasar, ronkhi, mengi sepanjang a rea paru pada ekspirasi dan kemungkinan selama inspirasi berlanjut sampai penurunan atau tak adanya bunyi nafas. 3. Studi *okumentasi Studi dokumentasi menurut 5rikunto (!!" adalah mencari data mengenai hal'hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku dan sebagainya, sebagai data penunjang. #ada studi
dokumentasi
diperoleh
identitas
pasien,
pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan sputum. asil pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal Februari untuk pemeriksaan laboratorium meliputi 7 leukosit /-!G9:, glukosa sewaktu -/C mgGd:, natrium -/ mmolG:, kalium , mmolG:, klorida /> mmolG:. asil pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal februari !-3 untuk pemeriksaan sputum meliputi 7
&T5 ; negative, lekosit positif, epithel positif.
#emeriksaan tanggal 3 Februari !-3 dengan pewarnaan J@ A &T5 ;; negative, lekosit positif, epithel positif, pewarnaan A, &T5 ;;; negative, lekosit positif, epithel positif. #ada pemeriksaan rontgen didapatkan kesan penyakit paru obstruksi kronis (##$%". Terapi yang diperoleh pasien pada tanggal 3'> Februari !-3 selama dirawat di 1S Margono antara lain $ liter permenit, ;nfus 1: ! tpm, DefotaAime A -
gram, 1anitidine A ! mg, Methylprednisolone A C,= mg, @ebulier ventolin A ,= mg, fliAotide hari sekali !,= mg, *eAtromethorphan syrup A = ml. *alam melakukan pengkajian penulis memperoleh faktor pendukung dalam melakukan pengkajian yaitu pasien dan keluarga kooperatif dan bersedia menjawab semua pertanyaan penulis, adanya rekam medis atau status klien yang membantu penulis dalam melengkapi data dan perawat ruangan yang membantu dalam proses pengumpulan data. Sedangkan faktor penghambat dalam melakukan pengkajian karena pasien sulit bicara, sulit mengeluarkan kata atau kalimat, sehingga penulis tidak hanya melakukan wawancara terhadap pasien, tetapi juga ke anggota keluarga pasien seperti ke adik dan kakaknya. B.
Diagn&sa Keperawatan
*iagnosa keperawatan menurut *oenges (!!!" yaitu cara mengidentifikasikan, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah aktual dan resiko tinggi serta untuk mengekspresikan bagian identifikasi masalah dari proses keperawatan. *iagnosa keperawatan menurut teori *oenges (!!!" untuk kasus penyakit paru obstruksi kronis ada 3 diagnosa keperawatan yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret,
kerusakan
pertukaran
gas
berhubungan dengan gangguan suplly oksigen, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah, resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan utama. *an teori )ngram (!!!" ada
diagnosa
keperawatan
yaitu
intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
ketidakseimbangan supply $ dan gangguan pola tidur berhubungan dengan batuk menetap. 9ntuk itu penulis menjelaskan mengapa hal ini terjadi dan diagnosa keperawatan tersebut diidentfikasi sebagai masalah yang perlu dipecahkan. ,. Diagn&sa keperawatan (ang ter3antum pada te&ri dan ditemukan pada kasus1 (aitu4 a. &ersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sekret. &ersihan jalan nafas tidak efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan
sekresi
mempertahankan
atau
kebersihan
karakteristiknya antara
lain
obstruksi jalan
dari
saluran
nafas
(5min,
pernyataan
pernafasan untuk !-".
&atasan
kesulitan bernafas, perubahan
kedalaman atau kecepatan pernafasan, pengunaan otot aksesori, bunyi nafas tak normal misalnya mengi, ronkhi, krekels, batuk (menetap" dengan atau tanpa produksi sputum (*oenges, !!!". *iagnosa ini muncul karena adanya data pendukung yaitu pasien mengeluh sesak nafas, pasien merasakan dada yang tertekan, pasien mengatakan riwayat merokok, serta bekerja di pabrik pemotongan kayu, pasien mengatakan sering mengalami pilek dan batuk setelah terpapar serbuk kayu, pasien terlihat kesulitan bernafas, batuk yang disertai dengan sputum, warna sputum putih, pasien terlihat kesulitan berbicara, adanya bentuk dada seperti tong, terlihat meninggikan bahu untuk bernafas, pada perkusi ditemukan bunyi pekak pada paru, auskultasi 7 bunyi nafas mengi, ronkhi pada paru bagian kanan dan wheeing pada paru bagian kiri, terpasang $ liter permenit, respirasi AGmenit. #enulis memprioritaskan diagnosa keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret pada diagnosa pertama karena pasien membutuhkan oksigen dan salah satu kebutuhan fisiologis manusia menurut idayat (!!" adalah oksigen atau bernafas. *an apabila diagnosa ini tidak diatasi maka dapat mengancam nyawa pasien. Tujuan dari rencana tindakan keperawatan menurut *oenges (!!!" adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama A 3 jam, diharapkan mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih atau jelas dengan kriteria hasil menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan misalnya batuk efektif dan mengeluarkan sekret ;ntervensi yang di implementasikan oleh penulis pada tanggal 3'> Februari !-3 antara lain melakukan auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas misalnya mengi, krekels, ronkhi, rasional 7 obstruksi jalan nafas ditandai dengan bunyi nafas krekels, bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi. Mengkaji frekuensi nafas, rasional 7 takipnea biasanya ada pada beberapa derajat obstruksi jalan nafas, pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi
memanjang
dibanding
inspirasi.
Mencatat
adanya
penggunaan otot bantu pernafasan, rasional menandakan adanya infeksi atau reaksi alergi. Memberikan posisi semifowler, rasional pasien merasa nyaman dan memudahkan pengembangan paru untuk bernafas. Membantu latihan nafas dengan bibir dimonyongkan, rasional mengatasi sesak nafas. Mengobservasi karakteristik batuk dan mengajarkan batuk efektif, rasional membantu
mengeluarkan sekret. Memberikan air matang hangat, rasional mengencerkan sekret dan mempermudah pengeluaran sekret. Memberikan terapi nebulier ventolin dan fliAotide, rasional melonggarkan jalan nafas dan menurunkan produksi mukosa. Memberikan sirup deAtrometorfan, rasional menekan batuk yang terjadi untuk menghemat energi dan pasien dapat istirahat. Melakukan fisioterapi dada, rasional membuang banyaknya sekret. %ekuatan dalam pelaksanaan tindakan adalah pasien dan keluarga sangat kooperatif terhadap semua tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi sesak nafasnya. %elemahannya adalah penulis membutuhkan ketelatenan, ketelitian dan kesabaran untuk mengatasi sesak nafas yang dialami pasien. )valuasi untuk diagnosa keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret pada hari 2umat, tanggal > Februari !-3 pukul -.!! adalah 7 S 7 #asien mengatakan sesak nafas berkurang, pasien mengatakan lega setelah dilakukan nebulier karena pasien dapat mengeluarkan dahak, pasien mengatakan batuk berkurang setelah minum obat deAtrometorfan sirup, respirasi 3 AGmenit. $ 7 @ebulier ventolin ,= masuk via inhalasi, sekret keluar berwarna putih purulen, suara nafas mengi dan ronkhi pada paru kanan masih ada, wheeing sudah menghilang, pasien dapat mempraktekkan batuk 5 #
efektif. 7 *iagnosa keparawatan bersihan jalan nafas tidak efektif belum teratasi. 7 :anjutkan intervensi 7 -" 5uskultasi suara nafas tambahan " &erikan terapi nebulier " 5njurkan untuk meningkatkan intake cairan dengan minum air
matang hangat agar sekret dapat keluar. b. ;ntoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan supply $. ;ntoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari' hari yang harus atau yang ingin dilakukan (5min, !-". &atasan karakteristik menurut )ngram (!!!" antara lain nafas pendek, lemah, kelelahan dengan aktivitas fisik minimal untuk aktivitas sehari'hari dan takipnea dengan aktivitas fisik minimal.
*iagnosa keperawatan ini muncul karena adanya data pendukung antara lain pasien mengatakan letih dan lemah setelah melakukan aktivitas sehari'hari karena kesulitan bernafas, sesak nafas saat istirahat setelah beraktivitas, pasien terlihat letih, pasien dibantu oleh anggota keluarganya untuk melakukan aktivitas seperti untuk ambulasi atau berpindah tempat, mandi dan toileting. #enulis memprioritaskan diagnosa keperawatan ini pada urutan kedua karena kebutuhan bergerak sangat dibutuhkan karena pergerakan dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia dan melindungi diri dari kecelakaan seperti jatuh. *an apabila diagnosa keperawatan ini tidak diatasi maka dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari'hari (idayat, !!". Tujuan dari rencana tindakan keperawatan menurut )ngram (!!!" yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama A 3 jam, diharapkan pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas dengan kriteria hasil menurunnya
keluhan tentang
nafas
pendek dan lemah dalam
melaksanakan aktivitas. ;ntervensi yang diimplementasikan antara lain memantau frekuensi nafas sebelum dan sesudah pasien melakukan aktivitas, rasional untuk mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari sasaran yang diharapkan. Melakukan
penghematan
energi meliputi
memberikan
bantuan
dalam
melakukan aktivitas, menyediakan waktu untuk istirahat, meningkatkan aktivitas
secara
bertahap
dan
menganjurkan
kepada
keluarga untuk
memberikan makanan dalam porsi sedikit tetapi sering, rasional istirahat berguna untuk mengumpulkan energi, makanan dalam porsi besar dan susah dikunyah memerlukan lebih banyak energi. %ekuatan selama pelaksanaan rencana keperawatan ini adalah pasien memiliki motivasi yang besar untuk melakukan aktivitas secara mandiri, anggota keluarga juga membantu untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari' hari pasien di rumah sakit. Sedangkan kelemahannya apabila pasien sedang sendiri di rumah sakit (anggota keluarga tidak ada yang menunggu" pasien menggunakan kursi roda secara mandiri yang dapat menimbulkan masalah keperawatan resiko jatuh karena kondisi pasien yang lemah. )valuasi untuk diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas pada hari 2umat tanggal > Februari !-3
adalah S
$
7 7 #asien mengatakan dapat melakukan aktivitas secara mandiri, pasien mengatakan sesak nafas berkurang setelah melakukan aktivitas. 7 #asien dapat melakukan ambulasi, mandi dan toileting secara mandiri, respirasi setelah beraktivitas 3 AGmenit, sesak nafas berkurang, pasien mengerti tentang anjuran untuk melakukan aktivitas secara bertahap
5 # c.
dan makan dengan porsi sedikit tapi sering. 7 *iagnosa keperawatan intoleran aktivitas teratasi 7 entikan intervensi.
6angguan pola tidur berhubungan dengan faktor fisiologis (batuk". 6angguan pola tidur menurut 5min (!-" adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal. &atasan karakteristik menurut )ngram (!!!" adalah batuk menetap selama waktu tidur, keluhan ketidakmampuan untuk tidur karena batuk atau nyeri menetap. *iagnosa ini muncul karena adanya data pendukung antara lain pasien mengatakan kesulitan untuk tidur karena batuk yang bertambah di malam hari, pasien mengatakan tidak dapat beristirahat dengan baik, pasien sering terbangun saat tidur di malam hari, pasien terbangun 3 kali di malam hari, pasien tidur selama = jam sehari. #enulis memprioritaskan diagnosa ini pada urutan ketiga karena pada saat istirahat
atau tidur,
tubuh
melakukan
proses pemulihan
untuk
mengembalikan stamina tubuh sehingga berada dalam kondisi yang optimal. *an apabila kebutuhan istirahat dan tidur pasien tidak terpenuhi maka dapat berpengaruh pada tubuh, tubuh tidak dapat berfungsi secara normal (5smadi, !!". Tujuan dari rencana tindakan keperawatan menurut )ngram (!!!" adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama A 3 jam diharapkan kebutuhan tidur pasien terpenuhi dengan kriteria hasil melaporkan perasaan dapat istirahat. ;ntervensi yang diimplementasikan antara lain memberikan obat antitusif, rasional menekan batuk dan memudahkan pengeluaran sekresi dari paru. Menganjurkan penggunaan oksigen selama tidur, rasional memberikan tambahan supply oksigen ke jaringan tubuh. Menganjurkan untuk menghidari
asap rokok, rasional asap rokok dapat mencetuskan batuk. Menganjurkan pasien mandi dengan air hangat, rasional meningkatkan relaksasi. Membantu mendapatkan posisi yang nyaman, rasional pasien dapat tidur dengan nyaman. %ekuatan selama pelaksanaan perencanaan keperawatan ini adalah pasien dan anggota keluarga pasien kooperatif. Sedangkan kelemahannya antara lain apabila perencanaan keperawatan ini tidak dilakukan maka dapat mempengaruhi tanda'tanda vital pasien. )valuasi pada hari 2umat tanggal > Februari !-3 pukul -.!! untuk diagnosa keperawatan gangguan pola tidur adalah S 7 #asien mengatakan sudah dapat tidur dengan nyenyak karena batuk $ 5 #
sudah berkurang, pasien mengatakan merasa lebih segar setelah tidur. 7 Tidur semalam > jam, dan terbangun sebanyak - kali saat toileting. 7 *iagnosa keperawatan gangguan pola tidur teratasi. 7 entikan intervensi.
/. Diagn&sa keperawatan (ang ter3antum dalam te&ri tetapi tidak mun3ul dalam kasus adalah 4 a. %erusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan supply oksigen
(obstruksi jalan nafas oeh sekresi, spasme bronkus, jebakan udara", kerusakan alveoli. %erusakan pertukaran gas adalah kelebihan atau deficit pada oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida pada membran alveolar'kapiler (5min, !-". &atasan karakteristik menurut *oenges (!!!" antara lain dispnea, bingung, gelisah, ketidakmampuan membuang sekret, nilai 6*5 tak normal, perubahan tanda vital, penurunan tolernasi terhadap aktivitas *iagnosa keperawatan ini tidak muncul dalam kasus karena didalam kasus tidak diperoleh data'data pendukung untuk menegakkan diagnosa ini antara lain pada pasien tidak mengalami bingung dan gelisah, pasien mampu membuang sekret walaupun dengan usaha minimal, tidak ada perubahan pada tanda'tanda vital pasien. b. #erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea, kelemahan, efek samping obat, produksi sputum, anoreksia, mual muntah.
e. #erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menurut 5min (!-" adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. &atasan karakteristik menurut *oenges (!!!" adalah penurunan berat badan, kehilangan masa otot, tonus otot buruk, kelemahan, mengeluh gangguan sensasi pengecap, keengganan untuk makan, kurang tertarik pada makanan. f. *iagnosa keperawatan ini tidak muncul dalam kasus karena tidak ada data pendukung untuk diagnosa keperawatan ini. #engkajian yang penulis lakukan diperoleh hasil dalam kasus didapatkan data pasien mengatakan nafsu makan baik, makan kali sehari, habis - porsi, dan tidak mengalami mual dan muntah, pasien juga diberikan injeksi ranitidine ! mg untuk mencegah terjadinya anoreksia, pada pemeriksaan laboratorium juga nilai glukosa dan elektrolit normal, glukosa sewaktu -/C mgGd:, natrium -/ mmolG:, kalium , mmolG:, klorida /> mmolG:. c. 1esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan utama (penurunan kerja silia, menetapnya sekret", tidak adekuatnya imunitas (kerusakan jaringan, peningkatan pemajanan pada lingkungan", proses penyakit kronis, malnutrisi. g. 1esiko tinggi terhadap infeksi menurut 5min (!-" adalah mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik. &atasan karakteristik menurut *oenges (!!!" adalah tidak ada tanda'tanda dan gejala'gejala resiko infeksi. h. *iagnosa keperawatan ini tidak muncul dalam kasus karena tidak diperoleh data pendukung untuk diagnosa keperawatan ini. #engkajian yang dilakukan penulis yaitu pasien tidak mengalami tanda dan gejala infeksi, leukosit /-!G9:, suhu tubuh selama hari dalam batas normal (C,='>,= o c".
BAB 2
PENU"UP
5. Kesimpulan *ari hasil asuhan keperawatan pada Tn. & dengan #enyakit #aru $bstruksi %ronis, maka dapat diambil kesimpulan bahwa 7 -. Melakukan pengkajian pada Tn. & terkait dengan penyakit paru obstruksi kronis. *alam melakukan pengkajian dengan Tn. &, penulis mengalami kesulitan dalam melakukan komunikasi dengan Tn. & karena Tn. & kesulitan berbicara. Maka dari itu, penulis tidak hanya melakukan wawancara pada pasien saja, tetapi juga pada anggota keluarga Tn. &. . Merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. &. *ari hasil pengkajian yang dilakukan oleh penulis, penulis memprioritaskan diagnosa yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret, intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan pertukaran gas dan gangguan pola tidur berhubungan dengan batuk. . Melakukan perencanaan keperawatan pada Tn. &. #erencanaan yang dibuat disesuaikan dengan kondisi pasien. Sehingga intervensi yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dan kerjasama dari Tn. & dan anggota keluarga Tn. & dalam mengatasi penyakit yang dideritanya. Saat penulis melakukan kontrak waktu untuk pemberian asuhan keperawatan yang akan dilakukan selanjutnya, pasien berkenan dan anggota keluarga pasien juga kooperatif.
3.
Melakukan tindakan keperawatan pada Tn. & terkait penyakit paru obstruksi kronis yang dialami Tn. &. Saat dilakukan tindakan keperawatan, Tn. & sangat kooperatif saat dilakukan injeksi, fisioterapi dada, diajarkan teknik mengeluarkan sekret dengan batuk efektif dan pasien juga memperhatikan saran yang diberikan oleh penulis antara lain minum air hangat matang untuk
memudahkan keluarnya sekret. =. Melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga Tn. &. )valuasi setelah memberikan tindakan keperawatan selama hari, untuk diagnosa pertama belum teratasi, sedangkan untuk diagnosa kedua dan ketiga sudah teratasi. C. Melakukan dokumentasi keperawatan pada keluarga Tn. &. Setelah melakukan tindakan keperawatan, penulis mendokumentasikan tindakan tersebut dalam catatan keperawatan yang penulis buat. &. %aran -. 1umah Sakit #enulis memberikan saran kepada rumah sakit agar dapat meningkatkan dan mempertahankan standar asuhan keperawatan sehingga mutu pelayanan rumah sakit dapat terjaga. . ;nstitusi #endidikan #enulis berharap akademik dapat menyediakan sumber buku dengan tahun dan penerbit terbaru sebagai bahan informasi yang penting dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan terutama dengan pembuatan asuhan keperawatan dalam praktek maupun teori. . #rofesi #erawat #enulis berharap agar perawat ruangan dapat meningkatkan mutu pelayanan, lebih ramah lagi terhadap pasien dan dapat memberikan asuhan keperawatan dengan sebaik'baiknya.
DA)"AR PU%"AKA
5min, ardhi. !-. Aplikasi Asuan %eperawatan berdasarkan #iagnosa &edis 'A'#A ' '*. Kogyakarta 7 Media 5ction.
5rikunto. !!. +rosedur +enelitian ,uatu +endekatan +raktik . Kogyakarta 7 F;#. ;%;#.
5sih, @iluh 6ede Kasmin. !!. %eperawatan &edikal -eda %lien dengan angguan ,istem +ernafasan. 2akarta 7 )6D &uku %edokteran.