Perencanaan Konstruksi Gedung I (Kayu)
4
BAB II PERENCANAAN GORDING
I
2.021
A3
6.062
J
H
2.021
A2
G
2.021 A1 1.386
A
1.200
3.208
D3
2.458
D1
30°
A4
D2
D4
D5
A5 D6
K
D7
2.139
D8
1.069
H1 2.100
C
H2 2.100
D
H3
E
2.100
H4 2.100
F
A6 H5 2.100
10.500
2.1. Rangka Kuda-Kuda Kayu
Panjang bentang kuda-kuda
= 10,5 m
Sudut kemiringan atap
= 30o
Penutup atap
= Genteng Beton (50 kg/m2, PPI 1983 )
Jarak antar kuda-kuda
= 3,0 m
Kelas / Jenis Kayu
= Kelas kuat I / Seumantok (Bj = 0,98 gr/m3) PKKI (NI 5-1961)
Alat sambung
= Baut
Julia Maidar (1204101010031)
B 1.200
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Kayu) Jarak antara gording
5
=1 m
2.2. Perhitungan Panjang Batang 1. Batang bawah Panjang batang
= 10,5 m
30° 5.250
H1 = H2 = H3 = H4 = H5
=
10,5 5
m = 2,1 m
2. Batang atas Sudut
= 30ᵒ
Panjang batang miring
=
5,25 cos 30
= 6,062 m
A1 = A2 = A3 = A4 = A5 =A6 =
6,062 m = 2,021 m 3
3. Batang diagonal
D12
=A12 + B12 – 2 A1H1 cos 30 = 2,0212 + 2,12 – 2 (2,021 x 2,1) cos 30 = 1,1434
D1
=
√ 0.332
1,1434
= 1,069 m D1 = D8 = 1,069 m
D2
= A22 + D12 – 2 A2D1 cos 10 1 = 2,0212 + 1,0692 – 2 (2,021 x 1,069) cos 30
Julia Maidar (1204101010031)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Kayu)
6
= 6,0517 D1
=
6,0517
√ 0.332
= 2,458 m D2 = D7 = 2,458 m
D32
= (A1+A2)2 + (H1+H2)2 – 2(A1+A2) (H1+H2) cos 30 = (2,021 + 2,021)2 + (2,1 + 2,1)2 – 2(2,021 +2,021 ) (2,1 + 2,1) cos 30 = 4,5738
4,5738 D3
=
= 2,139 m D3 = D6 = 2,139 m
D52
= (A1+A2+A3)2 + (H1+H2+H3)2 – 2(A1+A2+A3) (H1+H2+H3) cos 30 = (2,021 +2,021 +2,021)2 + (2,1 + 2,1 +2,1)2 – 2(2,021 +2,021 +2,021)( 2,1 + 2,1 +2,1) cos 30 = 10,2909
D5
=
√ 2.84
10,2909
= 3,208 m D4 = D5 = 3,208 m Tabel 1.1 Panjang Batang Kuda-kuda : Nama Batang
Panjang Batang (m)
A1 A2 A3 A4 A5 A6
2,021 2,021 2,021 2,021 2,021 2,021
Julia Maidar (1204101010031)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Kayu)
H1 H2 H3 H4 H5 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8
7
2,1 2,1 2,1 2,1 2,1 1,069 2,458 2,139 3,208 3,208 2,139 2,458 1,069
2.3. Perencanaan Gording Kayu yang digunakan
¿ Kayu Seumantok
Ukuran Kayu
= 8/12 cm
Berat Jenis Rata-Rata
= 980 kg/m3
Jarak antar gording
¿ 1m
Jarak antar kuda-kuda
¿3m
Berat Genteng Beton
= 50 kg/m2
Tekanan Angin
= 40 kg/m2
Kemiringan Atap
¿ 30 °
Julia Maidar (1204101010031)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Kayu)
8
Rumus yang digunakan : Beban terpusat Bidang momen : M = ¼ PL
PL3 48 EI
Lendutan :f= Beban terbagi rata Bidang momen : M = 1/8 qL2
5qL4 384 EI Lendutan
:f=
2.3.1. Perhitungan Gaya Dalam A. Beban Mati Beban mati adalah berat sendiri atap ditambah gording. Berat Gording = 0,08 × 0,12 × 980 = 9,408 kg⁄m Berat Penutup Atap
¿ jarak antar gording ×berat penutup atap
=1 m×50 kg⁄m2
¿ 50
kg m
Jadi : Beban mati yang diterima konstruksi adalah q = 9,408+50=59,408 kg⁄m
qy
qx q
q x =q cos α =59.408 cos 30 °=51,449
kg m
q y =q sin α=59,408 sin 30 °=29,704
kg m
1 1 M x = q x L2= ( 51,449 ) ( 3 )2=57,880 kg m 8 8
Julia Maidar (1204101010031)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Kayu)
9
1 1 2 2 M y = q x L = ( 29,704 )( 3 ) =33,417 kg m 8 8 B. Beban Hidup Beban hidup yang diperhitungkan pada atap gedung menurut PPI-1983 adalah beban terpusat akibat pekerja dan peralatannya serta beban terbagi rata akibat air hujan. Momen akibat beban hidup ini diambil yang paling besar atau yang paling menentukan di antara dua jenis muatan berikut.
py p
1. Beban Terpusat Berdasarkan PPI-1983 (Bab 3 pasal 3.2 ayat 2.b), akibat beban terpusat dari seorang pekerja atau seorang pemadam kebakaran yang bekerja di tengah bentang merupakan beban px hidup sebesar P=100 kg .
Px = P sin α = 100 cos 30 °
= 86,6 kg
Py = P cos α = 100 sin 30 °
= 50 kg
Mx = ¼ PyL = ¼ (86,6) (3) My = ¼ Px L = ¼ (50) (3)
= 64,952 kgm = 37,500 kgm
2. Beban Terbagi Rata
Menurut PPI-1983 muatan air hujan per meter persegi bidang datar berasal dari air hujan, dapat ditentukan dengan rumus : q = (40 – 0,8α) = (40 – 0,8 (30)) = 16 kg/m Jadi Beban akibat air hujan yang diterima gording adalah : q
= Beban air hujan x jarak gording = 16 x 1 = 16 kg/m
qx = q cos α
= 16 cos 30 °
= 13,856 kg/m
Julia Maidar (1204101010031)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Kayu)
qy = q sin α
10
= 16 sin 30 °
Mx = 1/8 qx L² = 1/8 (13,856) (3)2 My = 1/8 qy L² = 1/8 (8) (3)2
= 8 kg/m = 15,588 kgm = 9 kgm
Momen akibat beban terpusat > momen akibat beban terbagi rata, maka tegangan yang timbul ditentukan oleh beban terpusat. Dari semua beban hidup di atas, momen yang menentukan adalah momen yang terbesar, yaitu momen akibat beban terpusat. C. Bebang Angin
Beban angin diperhitungkan dengan menganggap adanya tekanan positif dan negatif (hisap). Tekanan angin bekerja tegak lurus pada bidang atap sebesar ω = 40 kg/m2. Ada dua jenis beban angin yang harus ditinjau, yaitu: 1. Angin tekan Koefisien angin tekan untuk sudut C = 0,02α – 0,4 = 0,02 (30) – 0,4 = 0,2
65o adalah:
qx = koef angin x tekanan angin x jarak gording = 0,2 x 40 x 1 = 8 kg/m qy = 0 My = 1/8 qy L2 = 1/8 (8) (3)2 = 9 kgm My = 0 2. Angin hisap Koefisien angin hisap = - 0,4 ( PPI-1983 ) qx = koef angin x tek. angin x jarak gording = - 0,4 x 40 x 1 = 16 kg/m (-) qy = 0 My = 1/8 qy L2 = 1/8 (-16) (3)2 = 18 kgm (-) Mx =
Julia Maidar (1204101010031)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Kayu)
11
Di dalam perhitungan hanya angin tekan saja yang diperhitungkan karena angin hisap akan memperkecil tegangan pada batang. Besarnya momen akibat variasi dan kombinasi beban, diperlihatkan pada tabel berikut:
Tabel 2.2. Besarnya Momen Akibat Variasi dan Kombinasi Beban Beban Hidup Momen
Beban Mati
(1)
Beban Angin
Kombinasi Beban
Beban Terpusat
Beban Terbagi Rata
Angin Tekan
Angin Hisab
Primer
Sekunder
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(2)+(3)
(2)+(3)+(5)
M x ( kg ∙ m)
57,880
64,952
15,588
9
-18
122,832
131,832
M y ( kg ∙ m )
33,417
37,500
9
0
0
70,917
70,917
Y
2.4. Kontrol X Kekuatan Gording Kayu yang digunakan adalah jenis Seumantok dengan BJ rata-rata = 0,98 gr/cm 3 dan h tergolong kayu kelas kuat I (PKKI 1961). Untuk gording direncanakan (8/12) cm, sehingga diperoleh: b = 8 cm h = 12 cm Momen Inersia Ix = 1/12.b.h3 = 1/12 x 8 x 123
= 1152 cm4
Iy = 1/12.b3.h = 1/12 x 83 x 12
= 512 cm4
Momen Lawan Wx = 1/6.b.h2 = 1/6 x 8 x 122
= 192 cm3
Wy = 1/6.b2.h = 1/6 x 82 x 12
=128 cm3
b
Julia Maidar (1204101010031)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Kayu)
12
2.4.1. Kontrol Keamanan Digunakan kayu Seumantok (kelas kuat I) dengan : o σlt = 150 kg/cm2 o σtk// = σtr// = 130 kg/cm2 o σtk = 40 kg/cm2 o τ// = 20 kg/cm2 konstruksi dan sifat muatan : o Konstruksi terlindung : β = 1 o Muatan tetap : δ = 1 o Muatan tidak tetap : δ = 5/4
(PKKI – 1961)
2.4.1.1.2. Kontrol Tegangan Kontrol tegangan dilakukan terhadap 2 jenis kombinasi, yaitu kombinasi pembebanan primer dan kombinasi pembebanan sekunder. A. Tegangan yang timbul akibat muatan tetap/primer Konstruksi terlindung : β = 1 Muatan tetap : δ = 1
lt
= 150 x 1 x 1 = 150 kg/cm2
Mx My Wx Wy σlt ytb =
12283,2 7092 192 128 = = 119,381 kg/cm2 < 150 kg/cm2 .......... (Aman) B. Tegangan yang timbul akibat muatan sementara/sekunder Konstruksi terlindung : β = 1 Muatan tidak tetap : δ = 5/4
lt
= 150 x 1 x 5/4 = 187,5 kg/cm2
Mx My Wx Wy σlt ytb
=
13183,2 7092 192 128 =
Julia Maidar (1204101010031)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Kayu)
13
= 124,069 kg/cm2 < 187,5 kg/cm2 .......... (Aman)
2.4.2.1.2.
Kontrol Lendutan
Menurut PKKI-1961, lendutan yang diizinkan untuk gording adalah:
f maks=
1 1 L= ×300=1.5 cm 200 200
Modulus elastisitas kayu Seumantok adalah:
E=125000
kg cm2
1. Akibat Beban Mati qx = 51,449 kg⁄m = 0.515 kg⁄cm qy = 29,704 kg⁄m = 0.297 kg⁄cm I_x=1152 cm4 I_y=512 cm4 Jadi, 4
5 qx ∙ L 5 0.515 ×300 4 f x= ∙ = × =0,377 cm 384 E ∙ I y 384 125000 ×1152 4
5 qy ∙ L 5 0.297 ×300 4 f y= ∙ = × =0,490 cm 384 E ∙ Ix 384 125000× 512
2. Akibat Beban Hidup a. Beban Terpusat P_x=86,603 kg P_y=50 kg I_x=1152 cm4 I_y=512 cm4 Jadi,
f x=
3 1 Px ∙ L 1 86,603× 3003 ∙ = × =0,338 cm 48 E ∙ I y 48 125000 ×1152
Julia Maidar (1204101010031)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Kayu)
f y=
14
3 1 Py∙ L 1 50 ×3003 ∙ = × =0,439 cm 48 E ∙ I x 48 125000 ×512
b. Beban Terbagi Rata qx = 13,856 kg⁄m = 0.139 kg⁄cm qy = 8 kg⁄m = 0,08 kg⁄cm Ix = 1152 cm4 Iy = 512 cm4 Jadi, 4 5 qx ∙ L 5 0.139 ×300 4 f x= ∙ = × =0.101 cm 384 E ∙ I y 384 125000 ×1152
f y=
4 5 qy ∙ L 5 0.08 ×300 4 ∙ = × =0.132 cm 384 E ∙ I x 384 125000× 512
Momen akibat beban terpusat > momen akibat beban terbagi rata, maka tegangan yang timbul ditentukan oleh beban terpusat.
3. Akibat Beban Angin a. Angin Tekan qx = 8 kg⁄m = 0.08 kg⁄cm qy = 0 Ix = 1152 cm4 Iy = 512 cm4 Jadi, 4
4
5 qx ∙ L 5 0.08 ×300 f x= ∙ = × =0,059 cm 384 E ∙ I y 384 125000 ×1152 4
5 qy ∙ L f y= ∙ =0 384 E ∙ I x
4. Angin Hisap Lendutan akibat angin hisap tidak diperhitungkan, karena angin hisap hanya memperkecil lendutan.
Maka, Lendutan yang timbul terhadap sb. x – x
Julia Maidar (1204101010031)
Perencanaan Konstruksi Gedung I (Kayu)
15
f x =f x beban mati +f x bebanhidup + f xbeban angin ¿ 0,377+0,338+ 0,059
= 0,774 cm Lendutan yang timbul terhadap sb. y – y
f y =f y bebanmati + f y beban hidup+ f ybeban angin ¿ 0,490+0,439+0
¿ 0,929 cm
Total lendutan yang terjadi pada gording:
( fx) 2 ( fy) 2 fytb fytb
=
(0,773) 2 (0,928) 2 =
= 1,209 cm = 1,209 cm < fmaks = 1,5 cm ............ (Aman)
Dari perhitungan dapat disimpulkan bahwa gording yang direncanakan dengan ukuran 8/12 cm dapat digunakan, karena telah memenuhi syarat control tegangan dan lendutan.
Julia Maidar (1204101010031)