BAHAN BAKAR SOLAR PENDAHULUAN
Bahan bakar solar adalah bahan bakar minyak hasil sulingan dari minyak bumi mentah bahan bakar ini berwarna kuning coklat yang jernih (Pertamina: 2005). Penggunaan solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin Diesel dengan putaran tinggi (di atas 1000 rpm), yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil yang terutama diinginkan pembakaran yang bersih. Minyak solar ini Diesel (Pertamina: 2005). biasa disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel (Pertamina: Mesin-mesin dengan putaran yang cepat (>1000 rpm) membutuhkan bahan bakar dengan karakt karakteri eristi stik k terten tertentu tu yang yang berbeda berbeda dengan dengan minya minyak k Diesel Diesel.. Karakt Karakteri eristi stik k yang yang diperl diperlukan ukan berhubungan berhubungan dengan auto ignition (kemampuan menyala sendiri), kemudahan mengalir dalam saluran saluran bahan bakar, kemampuan kemampuan untuk teratomisasi, teratomisasi, kemampuan lubrikasi, lubrikasi, nilai kalor dan karakteristik lain. Bahan bakar solar mempuyai sifat – sifat utama, yaitu : a. Tidak mempunyai mempunyai warna warna atau hanya hanya sedikit sedikit kekuning kekuningan an dan berbau b. Encer Encer dan tida tidak k mudah mudah menguap menguap pada pada suhu suhu normal normal c. Mempunyai Mempunyai titik titik nyala nyala yang tinggi tinggi (40°C (40°C sampai sampai 100°C) 100°C) d. Terbaka Terbakarr secara secara spont spontan an pada pada suhu suhu 350°C 350°C e. Mempuny Mempunyai ai berat berat jenis jenis seki sekitar tar 0.82 0.82 – 0.86 0.86 f. Mampu Mampu menimb menimbulk ulkan an panas panas yang yang besar besar (10.50 (10.500 0 kcal/kg kcal/kg)) g. Mempunyai Mempunyai kandungan kandungan sulfur sulfur yang yang lebih lebih besar besar daripada daripada bensin bensin Spesifikasi Bahan Bakar Solar No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 10.
Properties Sulphur content % wt Specific Gravity at 60/60°F Cetane Number Viscosity Kinematic at cSt Sulphur Content % wt Residu Carbon %wt (on 10% vol. bottom) Water content % vol Ash Content % wt Flash point P point P. M. c. c. °F Cal Calori orific fic val value (kcal kcal//kg) kg)
Limit Min 0.82 45 1 .6 150 10500
Max 0.5 0.87 48 5 .8 0.5 0.1 0.05 0.01 10667
Bahan bakar mesin mesin diesel diesel sebagian sebagian besar terdiri dari senyawa hidrokarbon hidrokarbon dan senyawa nonhidrokarbon. Senyawa hidrokarbon yang dapat ditemukan dalam bahan bakar diesel antara lain parafinik, parafinik, naftenik, naftenik, olefin olefin dan aromatik. aromatik. Sedangkan Sedangkan untuk senyawa nonhidrokarbon nonhidrokarbon terdiri terdiri dari dari senyaw senyawaa yang yang mengan mengandung dung unsur non logam, logam, yaitu S, N, O dan unsur loga m sepert sepertii
vanadium, nikel dan besi. ASTM mengklasifikasikan bahan bakar diesel menjadi tiga tingkatan, yaitu : 1. Tingka gkat 1-D Merupakan bahan bakar yang volatile untuk mesin dengan perubahan kecepatan dan loading yang loading yang berfrekuensi, misalnya untuk kendaraan bermotor. 1. Tingka gkat 2-D Merupakan bahan bakar dengan volatilitas lebih rendah untuk mesin industri, mesin kapal laut dan lokomotif. 1. Tingka gkat 4-D Bahan Bahan bakar bakar dengan dengan volati volatilit litas as lebih lebih rendah rendah untuk untuk mesin mesin berkece berkecepat patan an rendah rendah dan sedang. Pada Tabel di bawah diberikan karakteristik bahan bakar untuk masing-masing tingkatan yang ditetapkan oleh ASTM. Untuk tingkat 1-D dan 2-D dicantumkan pula karakteristik bahan bakar untuk kandungan sulfur rendah. Standar bahan bakar pada Tabel 7 merupakan batas minimum yang dibutuhkan untuk menjamin kinerja yang memuaskan dari mesin diesel. Dapat dilihat pula bahwa semakin tinggi tingkatannya, temperatur distilasi akan semakin tinggi artinya volatilitas semakin rendah. Penggo Penggolon longan gan bahan bahan bakar bakar mesin mesin diesel diesel berdas berdasark arkan an jenis jenis putara putaran n mesinn mesinnya, ya, dapat dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu: 1. Automotive Automotive Diesel Diesel Oil ( ADO ADO ), yaitu yaitu bahan bakar bakar yang digunakan digunakan untuk untuk mesin dengan dengan minute). Bahan bakar jenis ini kecepatan putaran mesin di atas 1000 rpm (rotation (rotation per minute). yang biasa disebut sebagai bahan bakar diesel. Biasanya digunakan untuk kendaraan bermotor. 2. Indu Indust stri rial al Dies Diesel el Oil, Oil, yait yaitu u baha bahan n bakar bakar yang yang digun digunak akan an untuk untuk mesi mesinn-me mesi sin n yang yang mempunyai putaran mesin kurang atau sama dengan 1000 rpm, biasanya digunakan untuk mesin-mesin industri. Bahan bakar jenis ini disebut minyak diesel.
Jenis Minyak Diesel Sifat Angka Setane Titik didih (°C) Viskositas pada (38°mm²/s) Titik nyala (°C) Kadar sulfur (% berat) Kadar air dan endapan (% volume) Kadar abu (% berat) Residu karbon dalam 10% residu destilasi (% massa)
Mesin Putaran Tinggi ≥ 40 288
≥ 40 282 - 338
Mesin Putaran Rendah dan Sedang ≥ 30 -
1.4 – 2.5
2.0 – 4.3
5.8 – 26.4
≥ 38
≥ 52
≥ 55
≥ 0.5
≥ 0.5
≥ 0.2
≥ 0.05
≥ 0.05
≥ 0.5
≥ 0.01
≥ 0.01
≥ 0.1
≥ 0.15
≥ 0.35
-
Mesin Industri
Sumber : ASTM D-975, 1991 Mesin-mesin dengan putaran mesin yang cepat (>1000 rpm) membutuhkan bahan dengan karakt karakteri eristi stik k terten tertentu tu yang yang berbed berbedaa dengan dengan minyak minyak diesel diesel.. Karakt Karakteri eristi stik k yang yang diperl diperluka ukan n berhubungan dengan auto ignition (kemampuan menyala sendiri), kemudaham mengalir dalam saluran saluran bahan bakar, kemampuan kemampuan untuk teratomisasi, teratomisasi, kemampuan lubrikasi, lubrikasi, nilai kalor dan karakteristik lain. KARAKTERISTIK UMUM MINYAK DIESEL
Karakteristik yang umum perlu diketahui untuk menilai kinerja bahan bakar diesel antara lain viskositas, viskositas, angka setana, setana, berat jenis, titik tuang, nilai kalor pembakaran, pembakaran, volatilit volatilitas, as, kadar residu karbon, kadar air dan sedimen, indeks diesel, titik embun, kadar sulfur, dan titik nyala. 1. Viskositas
Viskositas adalah tahanan yang dimiliki fluida yang dialirkan dalam pipa kapiler terhadap gaya gravitasi, biasanya dinyatakan dalam waktu yang diperlukan untuk mengalir pada jarak terten tertentu. tu. Jika Jika viskos viskosita itass semaki semakin n tinggi tinggi,, maka maka tahanan tahanan untuk untuk mengal mengalir ir akan akan semaki semakin n tinggi tinggi.. Karakt Karakteri eristi stik k ini sangat sangat pentin penting g karena karena mempen mempengar garuhi uhi kinerj kinerjaa injekt injektor or pada mesin mesin diesel diesel.. Atomisasi bahan bakar sangat bergantung pada viskositas, tekanan injeksi serta ukuran lubang injektor. Viskositas yang lebih tingi akan membuat bahan bakar teratomisasi menjadi tetesan yang lebih besar dengan momentum tinggi dan memiliki kecenderungan untuk bertumbukan dengan dinding silinder yang relatif lebih dingin. Hal ini menyebabkan pemadaman flame dan peningkatan deposit dan emisi mesin. Bahan bakar dengan viskositas viskositas lebih rendah memproduksi memproduksi spray spray yang terlalu halus dan tidak dapat masuk lebih jauh ke dalam silinder pembakaran, sehingga terbentuk daerah fuel daerah fuel rich zone yang menyebabkan pembentukan jelaga. Viskositas juga menunjukkan sifat pelumasan atau
lubrikasi dari bahan bakar. Viskositas yang relatif tinggi mempunyai sifat pelumasan yang lebih baik. Pada umumnya, bahan bakar harus mempunyai viskositas yang relatif rendah agar dapat mudah mengalir dan teratomisasi Hal ini dikarenakan putaran mesin yang cepat membutuhkan injeksi bahan bakar yang cepat pula. Namun tetap ada batas minimal karena diperlukan sifat pelumasan yang cukup baik untuk mencegah terjadinya keausan akibat gerakan piston yang cepat. 2. Angka Setana
Angka Angka setana setana menunj menunjukk ukkan an kemamp kemampuan uan bahan bahan bakar bakar untuk untuk menyal menyalaa sendir sendirii (auto ignition). ignition). Skala untuk angka setana biasanya menggunakan referensi berupa campuran antara norm normal al set setana ana (C16H34) denga ngan alpha alpha me meth thyl yl napht naphtal alen enee (C10H7CH3) atau dengan heptamethylnonane (C16H34). Norm Normal al seta setana na memi memili liki ki angk angkaa seta setana na 100, 100, alpha alpha methyl methyl naphtalene memiliki angka setana 0, dan heptamethylnonane memiliki memiliki angka setana setana 15. Angka setana suatu bahan bakar biasanya didefinisikan sebagai persentase volume dari normal setana dengan campurannya tersebut. Angka Angka seta setana na yang yang tingg tinggii menun menunju jukka kkan n bahwa bahwa baha bahan n bakar bakar dapat dapat meny menyal alaa pada pada temperatur yang relatif rendah, dan sebaliknya angka setana rendah menunjukkan bahan bakar baru dapat menyala pada temperatur yang relatif tinggi. Penggunaan bahan bakar mesin diesel yang mempunyai angka setana yang tinggi dapat mencegah terjadinya knocking karena begitu bahan bahan bakar bakar diinje diinjeksi ksikan kan ke dalam dalam silind silinder er pembaka pembakaran ran maka maka bahan bahan bakar bakar akan akan langsu langsung ng terbakar dan tidak terakumulasi. 3. Berat Jenis
Berat Berat jenis jenis menunj menunjukka ukkan n perban perbandin dingan gan berat berat per satuan satuan volume volume,, karakt karakteri eristi stik k ini berkaitan dengan nilai kalor dan daya yang dihasilkan oleh mesin diesel per satuan volume bahan bakar. Berat jenis bahan bakar diesel diukur dengan menggunakan metode ASTM D287 atau ASTM D1298 dan mempunyai satuan kilogram k ilogram per meter kubik (kg/m3). 4. Titik Tuang
Titik tuang adalah titik temperatur terendah dimana mulai terbentuk kristalkristal parafin yang yang dapat dapat meny menyum umbat bat salu salura ran n baha bahan n bakar bakar.. Titi Titik k tuan tuang g ini ini dipe dipeng ngar aruh uhii oleh oleh deraj derajat at ketidakjenuhan (angka iodium),semakin tinggi ketidakjenuhan maka titik tuang semakin rendah. Titik tuang juga dipengaruhi oleh panjang rantai karbon, semakin panjang rantai karbon maka semakin tinggi titik tuang. Karakteristik ini ditentukan dengan menggunakan metoda ASTM D97. 5. Nilai Kalor Pembakaran
Nilai kalor pembakaran menunjukkan energi kalor yang dikandung dalam tiap satuan massa bahan bakar. Nilai kalor dapat diukur dengan bomb kalorimeter kemudian dimasukkan dalam rumus :
Nilai Kalor (kcal/kg) = {8100 C + 3400 ( H – O/8)} : 100 Nilai kalor H, C, dan O dinyatakan dalam persentase berat setiap unsur yang terkandung dalam satu kilogram bahan bakar. 6. Volatilitas
Volatilitas adalah sifat kecenderungan bahan bakar untuk berubah fasa menjadi fasa uap. Tekanan uap yang tinggi dan titik didih yang rendah menandakan menandak an tingginya volatilitas. 7. Kadar Residu Karbon
Kadar residu karbon menunjukkan kadar fraksi hidrokarbon yang mempunyai titik didih lebih tinggi dari range bahan bakar. Adanya fraksi hidrokarbon ini menyebabkan menumpuknya residu karbon dalam ruang pembakaran yang dapat mengurangi kinerja mesin. Pada temperatur tinggi deposit karbon ini dapat membara, sehingga menaikkan temperatur silinder pembakaran. 8. Kadar Air dan Sedimen
Pada Pada negara negara yang yang mempun mempunyai yai musim musim dingin dingin kandunga kandungan n air yang yang terkan terkandung dung dalam dalam bahan bakar dapat membentuk kristal yang dapat menyumbat aliran bahan bakar. Selain itu, keberadaan air dapat menyebabkan korosi dan pertumbuhan mikro organisme yang juga dapat menyumbat aliran bahan bakar. Sedimen dapat menyebabkan penyumbatan juga dan kerusakan mesin. 9. Indeks Diesel
Indeks diesel adalah suatu parameter mutu penyalaan pada bahan bakar mesin diesel selain angka setana. Mutu penyalaan dari bahan bakar diesel dapat diartikan sebagai waktu yang diperlukan untuk bahan bakar agar dapat menyala di ruang pembakaran dan diukur setelah penyalaan terjadi. cara menentukkan indeks diesel dari suatu bahan bakar mesin diesel dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini :
Indeks Diesel = {Titik Anilin ( oF) x API Gravity} : 100 Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa nilai indeks diesel dipengaruhi oleh titik anilin dan berat jenisnya. 10. Titik Embun
Titik embun adalah suhu dimana mulai terlihatnya cahaya yang berwarna suram relatif terh terhad adap ap cahay cahayaa seki sekita tarn rnya ya pada pada perm permuk ukaa aan n miny minyak ak dies diesel el dalam dalam pros proses es pend pendin ingi ginan nan.. Karakteristik ini ditentukan dengan menggunakan metoda ASTM D97. 11. Kadar Sulfur
Kadar sulfur dalam bahan bakar diesel dari hasil penyulingan pertama ( straight-run) straight-run) sangat bergantung pada asal minyak mentah yang akan diolah. Pada umumnya, kadar sulfur dalam bahan bakar diesel adalah 50-60% dari kandungankandungan kandungankandungan dalam minyak mentahnya. Kandungan sulfur yang berlebihan dalam bahan bakar diesel dapat menyebabkan terjadinya keausan pada bagian-bagian mesin. Hal ini terjadi karena adanya partikel-partikel padat yang terben terbentuk tuk ketika ketika terjad terjadii pembaka pembakaran ran dan dapat dapat juga juga disebab disebabkan kan karena karena keberad keberadaan aan oksida oksida belerang seperti SO2 dan SO3. Karakteristik ini ditentukan dengan menggunakan metode ASTM D1551. 12. Titik nyala ( flash point)
Titik nyala adalah titik temperatur terendah dimana bahan bakar dapat menyala. Hal ini berkaitan dengan keamanan dalam penyimpanan dan penanganan bahan bakar.
ADITIF PENINGKAT ANGKA SETAN BAHAN BAKAR SOLAR Penggunaan solar sebagai bahan bakar mesin diesel menghasilkan gas buang dengan kandungan NOx, SOx,hidrokarbon dan partikulat-partikulat. Gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan di Indonesia masih berada diatas baku mutu yang ditetapka ditetapkan n oleh Pemerintah Pemerintah Indonesia Indonesia.. Emisi Emisi partikula partikulatt yang dikeluarkan oleh mesin diesel ini sangat berbahaya dibandingkan dengan emisi yang dikeluarkan oleh mesin berbahan bakar bensin. Hal ini disebabkan karena partikulat yang dikeluarkan oleh mesin diesel mempunyai mempunyai kadar toksisita toksisitass relatifpal relatifpaling ing tinggi, tinggi, yaitu yaitu 106,7 dibandingkan dibandingkan dengan emisi CO yang memiliki toksisitas relatif=1[1]. Ukuran partikulat atau jelaga (PM-10) yang lebih kecil dari 10 μm yang menyebabkan mudah terhirup ke paru-paru bersama udara. Untuk mengurangi laju polusi udara ini maka perlu dilakukan perbaikan pada mesin diesel dan bahan bakar solar. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi gas buang seperti NOx, SOx, dan partikulat adalah dengan meningkatkan Cetane Number (CN) pada solar. CN yang tinggi berarti waktu tunda penyalaan lebih singkat. Bahan bakar diesel (solar) memiliki 3 jenis kategori, yaitu [2,3]: 1. Solar kategori I: memiliki CN minimum 48 dengan kandungan sulfur maksimum adalah 5000 ppm. 2. Solar kategori II: memiliki CN minimum 52 dengan kandungan sulfur maksimum adalah 300 ppm. 3. Solar kategori III: memiliki CN minimum 54 serta bebas kandungan sulfur. Untuk meningkatkan CN dapat dilakukan dengan cara menambahkan aditif pada bahan bakar solar. Aditif bahan bakar solar yang telah diproduksi secara komersil adalah 2-Ethyl Hexyl Nitrate (2EHN) [3]. 2-EHN adalah senyawa organik yang memiliki gugus nitrat pada ujung rantai karbonnya. 2EHN digunakan karena tidak stabil secara termal dan terdekomposisi dengan cepat pada temperatur yang tinggi pada ruang pembakaran. Produk yang terdekomposisi membantu dimulainya pembakaran bahan bakar, bakar, dengan dengan waktu waktu penyalaan penyalaan yang lebih pendek dibandingka dibandingkan n dengan dengan bahan bakar tanpa aditif. aditif.
Penambahan 2-EHN pada bahan bakar solar dengan dosis 0,05%-0,4% akan memberikan kenaikan CN sebesar 4-7.
EMISI GAS BUANG
Polusi udara oleh gas buang dan bunyi pembakaran motor Diesel merupakan gangguan terhad terhadap ap lingkun lingkungan. gan. Kompon Komponen-k en-komp ompone onen n gas buang buang yang yang membaha membahayak yakan an itu antara antara lain lain adalah asap hitam (angus), hidro karbon yang tidak terbakar (UHC), karbon monoksida (CO), oksida oksida nitrogen nitrogen (NO) dan NO2. NO dan NO2 biasa dinyatakan dinyatakan dengan NOx (W Arismunand Arismunandar ar 2002 2002 : 51). 51). Namu Namun n jika jika diba diband ndin ingk gkan an denga dengan n moto motorr bens bensin in,, moto motorr Dies Diesel el tida tidak k bany banyak ak mengandung CO dan UHC. Disamping itu, kadar NO2 sangat rendah jika dibandingkan dengan NO. Jadi boleh dikatakan bahwa komponen utama gas buang motor Diesel yang membahayakan adalah NO dan asap hitam. Selain dari komponen tersebut di atas beberapa hal berikut yang merupakan bahaya atau gangguan meskipun bersifat sementara. Asap putih yang terdiri atas kabut bahan bakar atau minyak pelumas yang terbentuk pada saat start dingin, asap biru yang terjadi karena adanya bahan bakar yang tidak terbakar atau tidak terbakar sempurna terutama pada periode pemanasan mesin atau pada beban rendah, serta bau yang kurang sedap merupakan bahaya yang menggangu lingku lingkungan ngan.. Selanj Selanjutn utnya ya bahan bahan bakar bakar dengan dengan kadar kadar belera belerang ng yang yang tinggi tinggi sebaik sebaiknya nya tidak tidak digunakan karena akan menyebabkan adanya SO2 di dalam gas buang. Asap hitam membahayakan lingkungan karena mengeruhkan udara sehingga menggangu pandangan, tetapi juga karena adanya kemungkinan mengandung karsinogen. Motor Diesel yang mengeluarkan asap hitam yang sekalipun mengandung partikel karbon yang tidak terbakar tetapi bukan karbon monoksida (CO). Jika angus yang terjadi terlalu banyak, gas buang yang keluar dari mesin akan berwarna hitam dan mengotori udara. Menurut Nakoela Soenarta (1995 : 39) faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya jelaga atau angus pada gas buang motor Diesel adalah : a. b. c. d.
Konsent Konsentras rasii oksigen oksigen sebaga sebagaii gas pemba pembakar kar kuran kurang g Bahan bakar bakar yang yang disempro disemprotkan tkan ke dalam ruang bakar bakar terlal terlalu u banyak banyak Suhu Suhu di dalam dalam ruang ruang bakar bakar terla terlalu lu ting tinggi gi Penguapan Penguapan dan pencampur pencampuran an bahan bakar bakar dan udara udara yang yang ada di dalam silind silinder er tidak dapat berlangsung sempurna e. Karbon tidak mempunyai mempunyai cukup cukup waktu waktu untuk untuk bedifusi bedifusi supaya supaya bergabung bergabung dengan dengan oksigen
Terbentuknya karbon-karbon padat (angus) karena butir-butir bahan bakar yang terjadi saat penyemprotan terlalau besar atau beberapa butir terkumpul menjadi satu, maka akan terjadi dekomposisi. Hal tersebut disebabakan karena pemanasan udara pada temperatur yang terlalu tinggi sehingga penguapan dan pencampuran dengan udara tidak dapat berlangsung sempurna. Saat dimana terlalu banyak bahan bakar yang disemprotkan maka terjadinya angus tidak dapat
dihindarkan. Angus yang terlalu banyak menyebabkan gas buang yang keluar dari mesin akan berwarna hitam dan mengotori udara (Wiranto Arismunanadar , 2002: 12). Pengujian kadar kepekatan asap gas buang dilakukan pada saat akselerasi pada putaran stasioner stasioner hingga mencapai rpm maksimum tahan 1-4 detik. detik. Lepas gas hingga putaran stasioner stasioner dan catat nilai opasitas asap Ambang batas kepekatan asap gas buang pada motor Diesel ditetapkan dalam K-m-1 berdasarkan tahun pembuatan mesin. Tahun Pe Pembuatan Me Mesin Sebelum1982 1982 – 1987 1988 – 1998 Setelah 1998
Kepekatan as asap (K (K-m) 2.5 1.6 1.4 1.2
Pembaka Pembakaran ran yang yang sempur sempurna na akan menghas menghasil ilkan kan tingkat tingkat konsums konsumsii bahan bahan bakar bakar yang yang ekonomis dan berkuranganya besar kepekatan asap hitam gas buang karena pada pembakaran sempurna campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar seluruhnya dalam waktu dan kondisi yang tepat. Agar terjadi pembakaran yang sempurna maka perlu diperhatikan kualitas bahan bakar sesuai dengan karakterist karakteristiknya iknya sehingga homogemitas homogemitas campuran campuran bahan bakar dengan udara dapat terjadi secara sempurna. Viskositas bahan bakar adalah salah satu karakteristik bahan bakar yang sangat menentukan kesempurnaan proses pembakaran. Viskositas yang tinggi menyebabkan aliran solar terlalu lambat. Tingginya viskositas menyebabkan beban pada pompa injeksi menjadi lebih besar dan pengkabutan saat injeksi kurang sempurna sehingga bahan bakar sulit terbakar. Pemanasan untuk menaikkan suhu bahan bakar adalah salah satu cara untuk mengubah karakterist karakteristik ik suatu bahan bakar. Pemanasan Pemanasan pada solar solar mengakibatka mengakibatkan n turunnya turunnya viskositas viskositas dan bertambahnya volume yang menyebabkan butir-butir bahan bakar akan lebih mudah menguap dan dan memp mempen enga garu ruhi hi pros proses es pengk pengkab abut utan an saat saat peny penyem empr prot otan an.. Buti Butira ran n bahan bahan bakar bakar yang yang disemprotkan sangat berpengaruh terhadap proses pembakaran sehingga tekanan penyemprotan divariasi divariasikan kan untuk mempercepat mempercepat dan memperbaiki memperbaiki proses pencampuran pencampuran bahan bakar dengan udara. Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat diperoleh homogenitas campuran yang lebih lebih sempur sempurna na sehing sehingga ga pembak pembakara aran n yang yang sempur sempurna na dapat dapat tercap tercapai. ai. Dengan Dengan langkah langkah ini diharapkan besar konsumsi bahan bakar dan kepekatan asap hitam gas buang dapat dikurangi.
KESIMPULAN Dari pembahasan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa : 1. Bahan Bahan bakar solar solar adalah bahan bahan bakar minyak minyak hasil suling sulingan an dari minyak minyak bumi mentah mentah yang berwarna kuning coklat.
2. Pengolongan bahan bakar solar didasarkan atas jenis putaran mesinnya, yaitu automotive diesel oil (ADO) dengan kecepatan putaran mesin di atas 1000 rpm dan industrial diesel oil (IDO) dengan kecepatan putaran mesin sama dengan atau kurang dari 1000 rpm. 3. Angka setana setana yang yang tinggi menunj menunjukkan ukkan bahwa bahwa bahan bakar bakar dapat dapat menyala menyala pada temperatur yang relatif rendah, dan sebaliknya angka setana rendah menunjukkan bahan bakar baru dapat menyala pada temperatur yang relatif tinggi.
DAFTAR PUSTAKA http://smk3ae.wordpress.com http://repository.ui.ac.id