BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bahasa merupakan bahasa alat komunikasi yang umum dalam masyarakat. Tidak ada masyarakat dimana pun mereka tinggal yang tidak memiliki bahasa. Bagaimanapun wujudnya, setiap masyarakat pastilah memiliki bahasa sebagai alat komun ikasi. Seseorang yang memiliki keterampilan berbicara mudah dalam menyampaikan ide dan gagasan kepada orang lain, keberhasilan menggunakan ide dan gagasan itu dapat diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak bicara bicara.. Sebaliknya seseorang yang memiliki keterampilan berbicara akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide gagasannya kepada orang lain. Berpidato sering dilakukan orang dari dulu sampai sekarang. Dalam penataran-penataran, peringatan-peringatan, seminar, perayaan-perayaaan. Seseorang yang memiliki kemampuan berpidato dalam forum- forum tersebut biasanya b iasanya mendapatkan tempat di hati para pendengarnya. p endengarnya. Itulah sebabnya banyak orang ingin memiliki keterampilan berbicara keterampilan berbicara dengan baik agar sanggup memberikan berpidato di hadapan masa dengan baik. Seorang pemimpin, seorang ahli, seorang guru, seorang mahasiswa hendaknya berusaha pula memiliki keterampilan berbicara umumnya umumn ya dan memilki kemampuan berpidato di hadapan masyarakat khususnya karena bagaimana pada suatu saat ia akan melakukan berpidato. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian, jenis, metode, persiapan pidato ? 2. Bagaimana cara menulis naskah, menguraikan isi, struktur, menyusun naskah, penyuntingan naskah, penyempurnaan naskah, penyampaian pidato serta tempo, dinamik, warna suara dalam berpidato? 3. Apa pengertian, macam-macam dan komponen ceramah ?
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN A. PIDATO
1. Pengertian Pidato Pidato adalah kegiatan berbicara kegiatan berbicara satu arah di depan umum untuk menyampaikan pikiran, gagasan, gambaran atau suatu masalah kepada pendengar untuk mencapai suatu tujuan tertentu, misalnya untuk bermusyawarah, memberikan rujukan rujukan.. Pidato dapat disampaikan dalam situasi formal dan non formal melalui rangkaian kata yang tersusun sistematis dengan bahasa lisan sebagai media utama yang bertujuan memberi pamahaman atau informasi dengan rasa percaya diri untuk mempengaruhi pendengar agar mengikuti ajakan pembicara ajakan pembicara secara sukarela. Fungsi pidato adalah menyampaikan informasi kepada pendengarnya, mendidik, mempengaruhi, menghibur pendengar, sebagai propaganda, mempermudah komunikasi serta menciptakan suatu keadaan yang kondusif dimana hanya perlu satu orang yang melakukan orasi/pidato tersebut.
2. Jenis-jenis Pidato Berdasarkan tujuannya, pidato dapat digolongkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut : a. Pidato Informasi Pidato informasi adalah pidato yang dilakukan dengan tujuan menginformasikan, memberitahukan atau menjelaskan sesuatu. Suasana yang serius dan tertib benar-benar dibutuhkan pada jenis pidato ini, perhatian akan dipusatkan pada pesan yang akan disampaikan. Dalam hal ini, orang yang berpidato haruslah orang yang dapat berbicara dengan jelas, sistematis, dan tepat isi agar informasi yang disampaikan benar-benar terjaga keakuratannya. Dengan demikian, pendengar akan berusaha menangkap informasi dengan sungguh-sungguh. Contoh pidato informasi adalah berikut ini : Pidato Ketua Umum Pemilu tentang hasil pemilihan suara
b. Pidato Persuasi
BAB II PEMBAHASAN A. PIDATO
1. Pengertian Pidato Pidato adalah kegiatan berbicara kegiatan berbicara satu arah di depan umum untuk menyampaikan pikiran, gagasan, gambaran atau suatu masalah kepada pendengar untuk mencapai suatu tujuan tertentu, misalnya untuk bermusyawarah, memberikan rujukan rujukan.. Pidato dapat disampaikan dalam situasi formal dan non formal melalui rangkaian kata yang tersusun sistematis dengan bahasa lisan sebagai media utama yang bertujuan memberi pamahaman atau informasi dengan rasa percaya diri untuk mempengaruhi pendengar agar mengikuti ajakan pembicara ajakan pembicara secara sukarela. Fungsi pidato adalah menyampaikan informasi kepada pendengarnya, mendidik, mempengaruhi, menghibur pendengar, sebagai propaganda, mempermudah komunikasi serta menciptakan suatu keadaan yang kondusif dimana hanya perlu satu orang yang melakukan orasi/pidato tersebut.
2. Jenis-jenis Pidato Berdasarkan tujuannya, pidato dapat digolongkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut : a. Pidato Informasi Pidato informasi adalah pidato yang dilakukan dengan tujuan menginformasikan, memberitahukan atau menjelaskan sesuatu. Suasana yang serius dan tertib benar-benar dibutuhkan pada jenis pidato ini, perhatian akan dipusatkan pada pesan yang akan disampaikan. Dalam hal ini, orang yang berpidato haruslah orang yang dapat berbicara dengan jelas, sistematis, dan tepat isi agar informasi yang disampaikan benar-benar terjaga keakuratannya. Dengan demikian, pendengar akan berusaha menangkap informasi dengan sungguh-sungguh. Contoh pidato informasi adalah berikut ini : Pidato Ketua Umum Pemilu tentang hasil pemilihan suara
b. Pidato Persuasi
Pidato Persuasi adalah pidato yang bertujuan meyakinkan pendengar tentang sesuatu. Pada jenis pidato ini, orang yang berpidato benar-benar dituntut memiliki keterampilan berbicara yang baik karena dia bertugas untuk mengubah sikap pendengarnya dari tidak setuju menjadi setuju dan tidak mau membantu jadi mau membantu, orang yang berpidato harus melandaskan isi
pembicaraannya
pada
argumentasi
yang
nalar,
logis,
masuk
akal,
dan
dapat
dipertanggungjawabkan. Contoh pidato persuasi adalah sebagai berikut : 1) Pidato pimpinan partai di daerah yang kurang menyenangi partai tersebut.
c.
Pidato Aksi Pidato aksi adalah pidato yang bertujuan untuk menggerakkan. Pada pidato jenis ini, orang yang berpidato haruslah orang yang berwibawa, tokoh idola atau panutan masyarakat yang memiliki keterampilan berbicara dan pandai membangkitkan seman gat. Contoh pidato aksi adalah :
1) Pidato presiden Soekarno dalam menggerakkan rakyat Indonesia untuk tetap memiliki semangat dalam berjuang melawan penjajah. 2) Pidato Bung Tomo dalam mengerakkan pada pemuda dengan cara membangkitkan semangat juang mereka pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
3. Metode Pidato Berdasarkan cara penyampaiannya terdapat 4 metode pidato, yaitu berikut ini : a. Metode Impromptu Metode impromptu adalah metode pidato berdasarkan kebutuhan sesaat, tidak ada persiapan. Orang yang berpidato secara serta-merta berbicara/berpidato berdasarkan pengetahuan dan kemahirannya. Keuntungan : 1) Lebih mengungkapkan perasaan pembicara 2) Gagasan datang secara spontan 3) Memungkinkan pembicara terus berpikir Kerugian : 1) Menimbulkan kesimpulan yang mentah
2) Mengakibatkan penyampaian tidak lancar 3) Gagasan yang disampaikan ngawur 4) Demam panggung b. Metode Menghafal Metode menghafal adalah metode pidato yang terlebih dahulu ditulis naskahnya dengan mengikuti aturan-aturan penulisan naskah pidato, setelah itu naskah pidato tersebut dihafalkan kata demi kata. Keuntungan : 1) Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya 2) Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian Kerugian : 1) Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih pada usaha 2) Untuk mengingat kata-kata 3) Memerlukan banyak waktu
c.
Metode Naskah ( Manuskrip) Metode naskah adalah metode pidato yang dilakukan dengan cara membaca naskah yang telah dipersiapkan. Cara atau metode ini biasanya dilakukan dalam pidato-pidato resmi. Keuntungan :
1) Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya 2) Pernyataan dapat dihemat 3) Kefasihan bicara dapat dicapai Kerugian : 1) Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung pada mereka 2) Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik 3) Pembuatannya lebih lama d. Metode Ekstemporan Metode ekstemporan adalah metode pidato yang dilakukan dengan menggunakan catatan-catatan penting sejenis kerangka sebagai pedoman. Dengan mempergunakan kerangka tersebut, si pembicara atau orang yang berpidato dengan bebas berbicara dan dengan bebas pula memilih kata-kata sendiri. Kerangka tersebut hanya digunakan untuk mengingat urutan-urutan ide. Keuntungan :
1) Komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik 2) Pesan dapat fleksibel Kerugian : 1) Kemungkinan menyimpang dari garis besar 2) Kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata.
4. Persiapan Pidato Untuk mempersiapkan sebuah pidato yang baik, perlu diperhatikan 7 langkah berikut ini : a. Merumuskan tujuan pidato b. Menganalisis pendengar dan situasi c.
Memilih dan menyempitkan topik
d. Mengumpulkan bahan e.
Membuat kerangka (outline)
f.
Menguraikan isi pidato secara terperinci
g. Berlatih dengan suara nyaring Ketujuh langkah persiapan pidato tersebut dapat dikelompokkkan menjadi 3 langkah sebagai berikut : 1) Meneliti Masalah, yang terdiri atas langkah-langkah (a), (b), dan (c). 2) Menyusun atau menulis naskah pidato , yang terdiri atas langkah-langkah (d), (e) dan (f). 3) Latihan oral, yaitu langah (g). 5. Menulis Naskah Pidato a.
Teknik Menulis Naskah Pidato
1) Mengumpulkan bahan Anda boleh mulai menulis naskah pidato dengan menggunakan apa-apa yang telah Anda ketahui mengenai persoalan yang akan dibicarakan/sampaikan. Jika hal ini di anggap kurang cukup maka harus mencari bahan-bahan tambahan yang berupa fakta, ilustrasi, cerita atau pokok-pokok yang konkret untuk mengembangkan pidato ini. Buku-buku, peraturan-peraturan, majalah-majalah, dan surat kabar merupakan sumber informasi yang kaya dan dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka menguraikan isi pidato. 2) Membuat Kerangka Pidato Kerangka dasar dapat dibuat sebelum mencari bahan-bahan dengan menentukan pokok pokok yang akan dibicarakan, sedangkan kerangka yang terperinci baru dapat dibuat setelah bahan-bahan selesai dikumpulkan. Pokok-pokok utama dibuatkan perincian dengan tujuan
bahwa bagian-bagian yang terperinci itu harus memperjelas pokok-pokok utama tadi. Inti dari kerangka pidato dalah berikut ini : a) Pendahuluan Bagian pendahuluan memuat salam pembuka, ucapan terima kasih (apabila ada yang akan diberi ucapan) dan kata pengantar untuk menuju kepada isi pidato. b) Isi Bagian ini memuat uraian topik yang terdiri atas topik atau pokok utama dan subtopik yang memperjelas atau menghubungkan dengan topik utama. c) Penutup Bagian penutup memuat kesimpulan, harapan (apabila ada), dan salam penutup. b. Susunan Naskah Pidato Naskah pidato biasanya dibuat dengan susunan sebagai berikut : 1) Pembukaan 2) Pendahuluan 3) Isi pokok 4) Kesimpulan 5) Harapan 6) Penutup 1). Pembukaan
Pidato biasanya diawali dengan kata pembuka, misalnya : “Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh” “Salam sejahtera selalu” 2). Pendahuluan
Pendahuluan berupa ucapan terima kasih yang disampaikan kepada para undangan, atas waktu/kesempatan yang telah diberikan, dan juga sedikit penjelasan mengenai pokok masalah yang akan kita uraikan dalam pidato. 3). Isi Pokok Isi pokok merupakan uraian yang menjelaskan secara terperinci, semua materi dan persoalan. Urutannya harus teratur dan jelas mulai dari awal sampai akhir. Pidato yang baik ditandai oleh beberapa kriteria. Kriteria tersebut adalah sebagai berkut : a. Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung b. Isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar c. Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara d. Isinya jelas e. Isinya benar dan objektif
f. Bahasa yang digunakan mudah dipahami g. Bahasa disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat 4). Kesimpulan
Dalam naskah pidato faktor kesimpulan ini sangat penting karena dengan menyimpulkan segala sesuatu yang telah dibicarakan, ditambah dengan penjelasan dan anjuran, para hadirin dapat menghayati maksud dan tujuan semuanya yang dibicarakan oleh si pembicara karena apa yang terakhir dikatakan biasanya lebih mudah dan lebih lama diingat. 5). Harapan Harapan merupakan sebagian dari kesimpulan, tetapi biasanya merupakan suatu dorongan agar hadirin menaruh minat dan memberikan kesan terhadap pembicaraannya misalnya berikut ini. “… dengan tuntutan serta perkembangan zaman yang sangat maju serta dalam era globalisasi hendaknya orang tua selalu memperhatikan kegiatan yang dilakukan putra-putranya, baik di lingk ungan sekolah maupun lingkungan masyarakat agar jangan …”. 6). Penutup
Setiap naskah pidato biasanya diakhiri dengan penutup. Ini merupakan ucapan terima kasih atas kesediaan hadirin untuk memperhatikan isi pidato disertai salam penutup kepada para hadirin. “sebagai akhir kata kami ucapkan terima kasih . . .”. “Wassalamualaikum Wa Rahmatullaahi Wa Barakatuh”.
6. Menguraikan Isi Pidato Dengan mempergunakan kerangka yang telah dibuat, ada 2 hal yang dapat dilakukan : a. Mempergunakan kerangka tersebut untuk berpidato, yaitu berpidato dengan menggunakan metode ekstemporan b. Menulis atau menyusun naskah pidato secara lengkap untuk dibacakan atau dihafalkan. Bagian pendahuluan dan penutup tidak memuat inti pembicaraan atau isi pidato sehingga tidak diuraikan secara terperinci disini tetapi dapat diihat langsung p ada contoh naskah pidato setelah bahasan isi selesai dibicarakan. Jadi, yang akan dijelaskan secara terperinci adalah bagian isi pidato. 7. Struktur Isi Pidato Struktur isi pidato adalah rangkaian isi pidato dari awa l sampai akhir. Ada beberapa cara merangkai isi pidato, antara lain : a. Alur Dasar Pidato 1) Tahap perhatian Tahap perhatian adalah tahap pertama yang dilakukan pembicara atau orang dengan baik. 2) Tahap kebutuhan
Tahap yang dilakukan pembicara dalam menjelaskan pentingnya masalah yang akan dibicarakan sehingga pendengar akan berusaha memahami masalah atau hal-hal peting yang disampaikan pembicara. 3) Tahap penyajian Tahap penyajian merupakan tahap pembicara menyajikan materi pidato yang telah dipersiapkan melalui naskah atau kerangka pidato. b. Pola Organisasi Pidato 1) Pola urutan Ada dua macam pola urutan yang digunakan untuk menyusun isi pidato, yaitu : a) Urutan Kronologis Urutan Kronologis adalah susunan isi yang dimulai dari periode atau data tertentu, bergerak maju atau mundur secara sistematis. b) Urutan ruang Urutan ruang adalah susunan isi yang berurutan berdasarkan kedekatan fisik satu dengan yang lainnya. 2) Pola sebab Organisasi pidato yang menggunakan pola sebab bergerak sebagai berikut : a) Dari suatu analisis sebab di saat ini bergerak kearah analisis akibat d i masa yang akan datang. b) Dari deskripsi kondisi disaat ini bergerak ke arah analisis sebab-sebab yang m emunculkannya 3) Pola topik Organisasai pidato yang menggunakan pola topik dilakukan apabila materi yang dibicarakan lebih dari satu periode atau kelompok. 8. Menyusun Naskah Pidato a. b.
c. d. e.
Membatasi subjek untuk mencocokkan waktu yang tersedia, menjaga kesatuan dan kepaduan pidato Menyusun ide pokok menurut tahap-tahap urutan alur dasar pidato (perhatian, kebutuhan, kepuasan dan lain-lain) atau menurut salah satu pola organisasi (misalnya, urutan kronologis, urutan ruang). Memasukkan dan menyusun submateri yang berhubungan di setiap ide pokok Mengisi materi pendukung yang memperkuat atau membuktikan ide. Memeriksa draft kasar, untuk meyakinkan bahwa subjek telah cukup terekam dan mencerminkan tujuan khusus pidato.
9. Penyuntingan Naskah Pidato Yang disunting adalah isi, bahasa, dan penalaran dalam naskah pidato itu. Isinya dicermati kembali apakah telah sesuai dengan tujuan pidato, sesuai dengan calon pendengar, dan sesuai dengan kegiatan yang digelar. Selain itu, isinya juga dipastikan apakah benar, representatif dan mengandung informasi yang relevan dengan konteks pidato. Kemudian, penyuntingan terhada bahasa diarahkan kepada pilihan kosakata, kalimat, dan paragraf. Ketepatan pilihan kat a, kalimat, dan paragraf. Ketepatan pilihan kata, kalimat, dan satuan-satuan gagasan dalam paragraf menjadi perhatian utama. Lalu, penalaran dalam naskah pidato juga disunting untuk memastikan
apakah isi dalam naskah pidato telah dikembangkan dengan menggunakan penalaran yang tepat, misalnya dengan pola induktif, deduktif, atau campuran. 10. Penyempurnaan Naskah Pidato Penyempurnaan aspek bahasa dilakukan dengan mengganti kosakata yang lebih tepat dan menyempurnakan kalimat dengan memperbaiki struktur dan gagasannya. Sementara itu, penyempurnaan paragraf dilakukan dengan memperbaiki koherensi dan kohesi paragraph. Untuk itu, penambahan kalimat, penyempurnaan kalimat, atau penghilangan kalimat perlu dilakukan. 11. Penyampaian Pidato
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.
Menyampaikan pidato berarti melisankan naskah pidato yang telah disiapkan. Akan tetapi, menyampaikan pidato bukan sekedar membacakan naskah pidato di depan hadirin, tetap perlu juga menghidupkan dan menghangatkan suasana dan menciptakan interaksi yang hangat dengan audiensi. Untuk itu, seseorang yang akan menyampaikan pidato harus mampu menganalisis situasi dan manfaatkan hasil analisisnya itu menghidupkan suasana d alam pidato yang akan dilakukan. Agar seseorang memiliki kemampuan yang memadai dalam hal pidato, maka dia harus memenuhi syarat-syarat berpidato. Syarat-syarat itu antara lain sebagai berikut: Berpengetahuan luas Berkepribadian baik, Jujur dan ikhlas, Bijaksana dan sopan santun, Punya keberanian moral, Kaya dengan perbendaharaan kata, Berpikir kritis, Meyakini dan menguasai tema pembicaraan, Mengenal dan memahami karakteristik audience, Percaya diri, Bersikap menarik, Bertanggung jawab. Agar penampilan pidato dapat berhasil dapat berhasil dan menarik, maka diperlukan adanya variasi langgam atau gaya tertentu.Gaya atau langgam yang sering timbul dalam suatu penampilan pidato antara lain seperti berikut ini.
a.
Langgam Agama
Langgam agama mempunyai suara yang terkadang naik dan kemudian menurun dengan gaya ucapan yang lambat dan ceremonis. Pada umumnya langgam semacam ini sering ditampilkan oleh para khatib, muballig, dan sebagainya dalam pidato kerohanian. b. Langgam Agiator Langgam agiator dikemukakan secara agresif dan terbanyak digunakan dalam pertemuan pertemuan atau rapat-rapat umum, yang bersifat propaganda politis. Biasanya juga langgam ini
dipakai untuk mencetuskan sentimen di kalangan massa sesuai dengan konsep propaganda. Di dalam hal ini jiwa massa akan dikuasai dan digiring ke arah tujuan yang diinginkan . c. Langgam Konversasi Langgam konversasi merupakan langgam yang paling bebas, jelas, tenang dan terang, yang sering digunakan dalam pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat yang yang sifatnya terbatas. Langgam ini banyak persamaannya dengan orang yang sedang berbicara biasa dan sering kali dilakukan pada pertemuan-pertemuan yang serius. d. Langgam Didaktik Langgam didaktik adalah langgam yang sifatnya mendidik kepada para pendengar, seperti seorang guru yang sedang mengajar kepada siswanya. Langgam ini bersifat menggurui, sehingga sering meimbulkan rasa kurang enak jika ditujukan kepada pendengar yang merasa lebih pandai daripada pembicara. Langgam ini tepat dipakai pada waktu berpidato kepada pendengar yang usianya lebih muda daripada pembicara. e. Langgam Sentimentil Langgam sentimentil ini biasanya dipakai secara efektif dan banyak berguna di dalam pertemuan umum dengan jalan mengemukakan kepuasan-kepuasan atau kekecewaan-kekecewaan dengan penuh perasaan. Segi positif langgam ini adalah akan menyenangkan si pendengar bila berisi tentang kepuasan-kepuasan atas keberhasilan, tetapi segi negatifnya akan menimbulkan sentimen jika berisi tentang kekecewaan atau keprihatinan-keprihatinan atas kejadian sosial di sekitar kita. f. Langgam Teater Langgam teater adalah langgam berpidato yang penuh dengan gaya dan mimik seperti yang diperankan oleh para aktor atau aktris dalam teater. Di dalam hal ini pembicara berpidato dengan akting lengkap dengan gerak wajah (mimik), gerak lengan, gerak kepala, dan pemakaian vokal lengkap dengan tekanan dan intonasinya seperti dalam pementasan panggung sandiwara. 12.
Tempo, Dinamik, dan Warna Suara Keberhasilan sebuah pidato banyak bergantung pada penguasaan orang yang berpidato terhadap tempo, dinamik, dan warna suara. Tempo dapat diartikan cepat lambatnya pengucapan, tidak berbicara terlalu cepat atau sebaliknya. Dinamik berkaitan dengan keras lembutnya suara. Warna suara adalah kaitan antara kata yang diucapkan dengan suasana hati, misalnya suasana gembira, sendu, sedih, atau khidmat, sesuai dengan tujuan mata acara yang ditetapkan. B. CERAMAH
1. Pengertian Ceramah Ceramah dalam kamus bahasa Indonesia adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Dengan melihat kepada pengertian diatas, ceramah dapat diartikan sebagai bentuk dari dakwah yaitu dakwah bil-kalam yang berarti menyampaikan ajaran-ajaran, nasehat, mengajak seseorang dengan melalui lisan. 2. Macam-Macam Ceramah
a.
Ceramah umum Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiens yang bertindak sebagai pendengar. Sedangkan umum adalah keseluruhan untuk siapa saja, khalayak ramai, masyrakat luas, atau lazim. Jadi ceramah umum adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat kepada khalayak umum atau masyarakat luas. Di dalam ceramah umum ini keseluruhannya bersifat menyeluruh, tidak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens yang tua maupun muda, materinya juga tidak ditentukan, sesuai dengan acara.
b. Ceramah khusus Pengertian ceramah sudah dipaparkan seperti yang diatas akan tetapi kali ini akan dipaparkan pengertian dari ceramah khusus itu sendiri yang mana khusus adalah tersendiri,istimewa, tak ada yang lain, jadi ceramah khusus itu sendiri berarti cermah yang bertujuan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada mad’u atau khalayak tertentu dan juga bersifat khusus baik itu materi maupun yang lainnya. Sedangkan dalam ceramah khusus banyak batasan-batasan yang dibuat mulai dari audiens yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi juga yang menyesuaikan dengan keadaan. Contoh: Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Is ra’miraj, maulid nabi, bulan puasa dll.
3. Komponen Ceramah Komponen-komponen atau unsur-unsur ceramah sama saja dengan komponen-komponen dakwah: a. Da’i (penceramah) Seorang da’i atau pencermah harus mengetahui bahwa dirinya adalah seorang da’i atau penceramah, artinya sebelum menjadi penceramah perlu mengetahui apa tugas dari pencermah, modal dan bekal itu sendiri atas apa yang harus dimiliki oleh seorang pencermah. b. Mad’u Mad’u atau audiens merupakan sebagai penerima nasehat-nasehat. Audiens bermacam-macam kelompok manusia yang berbeda mulai dari segi intelektualitas, status ekonomi, status sosial, pendidikan, jenis kelamin dll. c. Materi Agar lebih menggugah pemikiran para audiens untuk mendengarkan materi-materi yang diberikan oleh sang pencermah. Oleh sebab itu, harus dapat memiliki bahan yang tepat atau menarik agar si mad’u tertarik, dan sesuai dengan pokok acara, materi yang akan disampaikan harus betul-betul dikuasai sehingga penampilan penuh keyakinan, tidak ragu, dan jangan sampai menghilangkan konsentrasi dirinya sendiri. Dengan itu, materi harus disusun secara sisitematis,
dengan artian judul, isi, dan acara tersebut sifatnya betul-betul mempunyai hubungan. Sehingga pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. d. Metode Ceramah Metode ceramah yaitu sebuah metode dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada audiens yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelan gkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham audiens. Sedangkan metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’i guna menyampaikan materi. Sumber metode ceramah adalah alquran dan hadis, menunjukkan begitu besar perannya metode dalam berdakwah. e. Media dakwah Media adalah alat yang digunakan umtuk menyampaikan materi ceramah kepada audiens. Berdakwah pada zaman sekarang tidak hanya bisa dilakukan oleh para mubaligh di masjid, tetapi bisa dilakukan dengan banyak cara dan banyak tempat banyak media yang bisa digunakan pada zaman sekarang sebagai media dakwah seperti televisi, koran, majalah, buku, lagu dan internet. Hal ini seperti yang dilakukan oleh beberapa grup musik nasyid yang menggunakan lagu sebagai media dakwah.
A. Definisi / Pengertian Pidato Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik. C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dap at dibedakan menjadi : 1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc. 2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan. 3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian. 4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu. 5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan. 6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban. D. Metode Pidato Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum : 1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata. 2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta. 3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi. E. Persiapan Pidato Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini : 1. Wawasan pendengar pidato secara umum 2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan 3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti. 4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara. 5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb. Teknik Penyajian Berpidato yang Baik Dalam men yampaikan materi pidato diperlukan strategi penyampaian yang baik, hal ini di maksud agar menarik simpati pendengar. OLeh karena itu, di bawah ini adalah beberapa Teknik pen yampaian pidato yang baik . 1) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami pendengar. 2) Menggunakan contoh dan ilustrasi yang mempermudah pendengar dalam memahami konsep yang abstrak apabila diperlukan. 3) Memberi penekanan dengan cara mengadakan variasi dalam gaya penyajian. 4) Mengorganisasikan materi sajian dengan urut dari hal mudah ke hal yang sulit dan lengkap. 5) Menghindari penggunaan kata-kata yang meragukan dan berlebih-lebihan. 6) Program atau materi disajikan dengan urutan yang jelas. 7) Berikan ikhtisar butir-butir yang penting, baik selama sajian maupun pada akhir sajian. Gunakan variasi suara dalam memberikan penekanan pada hal-hal yang penting. 9) Kejelasan lafal, intonasi, nada, dan sikap yang tepat agar pendengar tidak bosan atau terkesan monoton. 10) Membuat dan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman pendengar, minat pendengar, atau sikap pendengar, jika diperlukan. 11) Menggunakan nada suara, volume suara, kecepatan bicara secara bervariasi. 12) Menggunakan bahasa tubuh yang mendukung komunikasi Anda dengan pend engar. Yang paling tinggi dan paling luas cakupannya adalah dakwah. Di dalam dakwah ada beb erapa jenjang aktifitas. Salah satunya adalah tabligh. Jadi tabligh itu bagian dari dakwah, tetapi dakwah bukan hanya sematamata tabligh. Selain tablig, dalam jenjang aktifitas dakwah juga mengenal taklim. Yang bersifat lebih intensif dari sekedar tabligh. Ada juga takwin , yang jauh lebih intensif lagi dari taklim dan tabligh. Tabligh sendiri berarti menyampaikan. Dari kata ballagha - yuballighu. Di dalam tabligh, yang menjadi inti masalah adalah bagaimana agar sebuah informasi tentang agama Islam bisa sampai kepada objek dakwah. Tapi tidak ada tuntutan lebih jauh untuk mendalami suatu masalah
itu. Berbeda dengan taklim, di mana intensitasnya lebih dalam. Orang-orang yang masuk dalam program taklim punya beban lebih, yaitu belajar dan mendalami masalah-masalah yang lebih dari ajaran Islam. Sedangkan istilah khutbah dan ceramah sesungguhnya merupakan media dalam bertabligh. Khutbah itu identik dengan khutbah jumat, yang hukumnya wajib diselenggarakan tiap hari Jumat. Meski pun di luar khutbah jumat juga kita mengenal adanya khutbah nikah, khutbah ''Idul Fithri dan ''Idul Adha. Sedangkan ceramah sifatnya agak bebas, tidak ada ketentuan waktu dan kesempatannya. Misalnya ceramah maulid, pengajian dan sejenisnya. Khutbah Jumat Khutbah jumat punya syarat dan rukun yang tidak boleh ditinggalkan, sebab terkait erat dengan sah atau tidaknya sebuah ibadah mahdhah. Sedangkan ceramah agak bersifat bebas, bisa dilakukan kapan saja, oleh siapa saja, dalam event apa saja, dan tidak punya syarat dan rukun. Rukun Khutbah Jumat: Mengucapkan hamdalah. Mengucapkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Menyampaikan wasiat atau pesan untuk taqwa. Membaca sebagian ayat Al-Quran pada salah satu dari dua khutbah (sebaiknya di khutbah pertama). Mendoakan umat Islam pada salah satu dari dua khutbah (sebaikya di khutbah kedua). Syarat Sah Khutbah Jumat: Khatibsuci dari hadats kecil dan besar. Khatibsuci dari najis baik di tubuh, pakaian maupun tempat. Khatibmenutup aurat seperti shalat. Khatibberdiri bila mampu. Khatibduduk di antara dua khutbah. Khutbah pertamabersambung dengan khutbah kedua. Khutbah keduabersambung dengan shalat Jumat. Rukunnyayang paling asasi disampaikan dalam bahasa Arab, meski tambahannya boleh dengan bahasa selain Arab. Khutbah itu didengarkan/dihadiri oleh minimal 40 orang yang wajib atasnya shalat jumat (mazhab AsySyafi''i) Khutbah dilakukan masih pada waktu Dzhuhur Pada waktu khutbah Jumat, memang diharamkan berbicara. Karena itu kalau ingin menyelenggarakan shalat Jumat yang kebanyakan dihadiri oleh anak-anak, perlu penanganan khusus sebelumnya. Pelajaran shalat yang pertama kali buat anak-anak itu bukan bagaimana bacaan shalat atau gerakannya, tetapi bagaimana adab berada di masjid. Pendidikan adab di dalam masjid ini harus bisa menjadi anak-anak itu beisa tenang di dalam masjid, baik saat shalat jumat, atau pun shalat lainnya. Dan jangan sekali-kali melepas anak masuk ke masjid sebelum dia dinyatakan lulus dalam pendidikan adab di dalam masjid. Rasulullah SAW memang memerintahkan agar kita menyuruh anak usia 7 tahun untuk shalat, tetapi bukan dimulai dari masjid. Jadi jangan lan gsung dibawa ke masjid, sementara anak itu belum dibekali dengan adab-adab berada di masjid. Ini kesalahan paling fundamental dari kebanyakan kita, yaitu kita hanya membekali mereka dengan gerakan dan bacaan shalat, tetapi tidak pernah memastikan bahwa anak itu sudah punya bekal tentang adab-adab berada di masjid. Sehingga masjid menjadi riuh dan bising dengan kehadiran mereka. Maka anak-anak itu perlu mendapat terapi dan pelatihan yang sangat mendasar tentang adab berada di masjid. Entah bagaimana cara dan tekniknya, pokoknya mereka harus diajarkan bagaimana masuk masjid dan beribadah dengan tenang, khusyu'' dan tidak bersuara saat khutbah disampaikan . Sekedar memarahi dan melarang mereka untuk tidak ribut dan dilakukan hanya saat khutbah jumat adalah pekerjaan yang sia-sia, bahkan menghilangkan pahala jumat. . Teknik mempersiapkan pidato. Menentukan tujuan. Biasanya dinyatakan dalam tema atau judul pidato. Memahami pendengar. Apakah hadirinnya anak-anak atau dewasa, laki-laki atau perempuan, bagaimana tingkat pendidikannya, lingkungan masyarakatnya, jenis forumnya, bagaimana tanggapannya dan lain sebagainya. Menyusun pidato dengan baik. Bilamana perlu dibuatkan naskah dengan didukung referensi yang sesuai. Berlatih dengan serius, baik materi, vokal, bahasa, gaya, intonasi dan lain sebagainya. Mempersiapkan diri, baik fisik maupun mental, terutama rasa percaya diri. Menghadiri forum sebelum acara dimulai. Teknik melaksanakan Pidato Berpenampilan rapi dan sopan disesuaikan dengan forum. Menyampaikan pidato dengan tenang, penuh rasa percaya diri
dan menghargai pendengar. Menguraikan pidato secara sistimatis. Bilamana perlu diselingi dengan humor (bukan lelucon). Menerangkan permasalahan secara jelas, argumentatif dan dapat didengar maupun dimengerti para hadirin. Mengatur dan memperhatikan waktu bicara. Bila terjadi kekurangan atau kekhilafan tidak segan untuk meminta ma’af. Membuka dan mengakhiri pembicaraan dengan salam. A. Pengertian ceramah Ceramah dalam kamus bahasa Indonesia adalah pidato yang bertujuan yang bertujuan memeberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk sementara ada audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Dengan melihat kepada pengertian diatas ceramah dapat diartikan sebagai bentuk dari dakwah yaitu dakwah bil-kalam yang berarti menyampaikan ajaran-ajaran, nasehat, mengajak seseorang dengan melalui lisan: 1. Ceremah umum Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk sementara ada audiens yang bertindak sebagai pendengar.sedangkan Umum adalah keseluruhan umtuk siapa saja, khlayak ramai, masyrakat luas, atau lazim. Jadi ceramah umum adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat kepada khalayak umum atau maysrakat luas.Didalam ceramah umum ini keseluruhannya bersifat menyeluruh tidak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens yang tua muapun muda,materinya juga tidak ditentukan sesuai dengan acara. Contohnya: 2. Ceranah khusus Pengertian ceramah sudah dipaparkan seperti yang diatas akan tetapi kali ini akan dipaparkan pengertian dari ceramah khusus itu sendiri yang mana khusus adalah tersendiri,istimewa, taka ada yang lain, jadi ceramah khusu itu sendiri berarti cermah yang bertujuan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada mad’u atau khalayak tertentu dan jug abersifat khusus baik itu materi maupun yang lainnya. Sedangkan dalam ceramah khusus banyak batasan-batasan yang dibua mulai dari audiens yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi juga yng menyesuaikan denagn keadaan.contoh: Peringatan ha ru besar islam (PHBI) seperti Is ra’miraj,mauled nabi, bulan puasa dll. B. Komponen-komponen Ceramah Komponen-komponen atau unsur-unsur ceramah sama saja dengan komponen-komponen dakwah: 1. Da’I (Penceramah) Seorang da’I atau pencermah harus mengetahui bahwa dirinya adalah seorang da;I atau pencermah artinya sebelum menjadi pencermah perlu mengetahui apa tugas dari pencermah,modal dan bekal itu sendiri atas apa yang harus dimiliki oleh seorang pencermah. 2. Mad’u Mad’u atau audiens merupakan sebagai penerima nasehat-nasehat. Audiens bermacammacam kelompok manusia yang berbeda mulai dari segi intelektualitas, status ekonomi, status social, pendidikan, jenis kelamin dll. 3. Materi Agar lebih menggugah pemikiran para audiens untuk mendengrkan materi-materi tang diberikn oleh sang pencermah oleh sebab itu harus dapat memiliki bahan yang tepat atau menarik agar si mad’u tertarik, dan sesui denagan pokok acara maateri yang akan disampaikan harus betuk-betul dikuasai sehingga penampilan penuh keyakinantidak ragu,dan juga sampai menghilangkan konsentrasi dirinya sndiri. Denagn itu materi hartu di susun secara sisitematis dengan artian judul,isi dan acara tersebut sifatanya betul betul mempunyai hubungan sehingga pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 4. Metode Ceramah Metode ceramah yaitu sebuah metode dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada mad’u yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham mad’u. Sedangkan metode dakwah adlah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’I guna menyampaikan materi.simber metode cermah adlah alquran dan hadis menunjukkan begitu besarperannya mewtodw dalam berdakwah. 5. Media dakwah Media adalah alat yang digunakan umtuk menyampaikan materi ceramah kepada mad’u diantara media dalam berceramah adalah sangat banyak akan tetapi disini akan di paparkan sedikit mengenai apa saja media dalam ber cernah itu
sendiri: Berdakwah pada zaman sekarang tidak hanya bisa dilakukan oleh para mubaligh dimasjid, tetapi bisa dilakukan dengan banyak cara dan banyak tempat banyak media yang bisa digunakan pada zaman sekarang sebagai media dakwah seperth Televisi, Koran, majalah, Buku, lagu dan internet. seperti yang dilakukan oleh beberapa group musik nasyid yang menggunakan lagu sebagai media dakwah. Dakwah juga bisa dilakukan melalui sebuah tulisan seperti cerpen, cerbung, cergam dan bahkan novel bisa disisipkan nilai-nilai dakwah didalamnya. Beberapa penulis juga sudah melakukan hal ini. Dan bahkan sekarangpun beberapa ustadz juga telah menulis buku hal ini tentunya juga sebagai suatu media dakwah. Sehingga diharapkan dakwah yang berupa nasehat ajakan untuk kemaslahatan umat bisa sampai kepada seluruh lapisan golongan masyarakat Yang memiliki latar belakang ekonomi dan pendidikan yang berbeda-beda. Make Money at : http://bit.ly/best_tips
Pengertian, Tujuan, Macam-Macam, Metode, Persiapan, Kerangka Pidato Artikel saya kali ini Berisi tentang Pengertian, Tujuan, Macam-Macam, Metode, Persiapan, Kerangka Pidato akan secara lengkap saya jelaskan di sini agar kta lebih mengerti apapun yang berkaitan dengan pidato. jadi tanpa banyak kata lagi berikut ini adalah informasinya, A. Pengertian Pidato Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik. B. Tujuan Pidato Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini : 1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela. 2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain. 3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.
C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi : 1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc. 2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan. 3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian. 4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu. 5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan. 6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.
D. Metode Pidato Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidatu di depan umum : 1. Metode menghapal, yaitu membuat suatu rencana pidato lalu menghapalkannya kata per kata.
2. Metode serta merta, yakni membawakan pidato tanpa persiapan dan hanya mengandalkan pengalaman dan wawasan. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan tehnik serta merta. 3. Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya dan umumnya dipakai pada pidato-pidato resmi. E. Persiapan Pidato Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini : 1. 2. 3. 4. 5.
Wawasan pendengar pidato secara umum Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti. Mengetahui jenis pidato dan tema acara. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
F. Kerangka Susunan Pidato Skema susunan suatu pidato yang baik : 1. 2. 3. 4.
Pembukaan dengan salam pembuka Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
Cukup jelas kan dengan apa yang telah saya coba sampaikan tentang Pengertin, Tujuan, Macam Macam, Metode, Persiapan, Kerangka Pidato. jadi cukup sekian dari saya semoga bisa bermanfaat untuk kita semua, amin,,
MATERI TEKNIK BERPIDATO DAN BERCERAMAH Pidato adalah bentuk komunikasi satu arah berupa pengungkapan gagasan dan pikiran tentang suatu hal kepada orang banyak dan tidak mendapat tanggapan langsung dari pendengar. Khotbah adalah ceramah keagamaan. Kemampuan dasar yang harus dimiliki orang yang berpidato adalah:
menguasai bahasa dengan baik dan benar memiliki keberanian berbicara di depan umum mampu menyampaikan gagasan secara lisan dengan tepat, benar, dan komunikatif
Orang yang melakukan pidato atau khotbah disebut orator. Ada beberapa metode untuk berpidato, yaitu: 1. 2. 3. 4.
serta merta (dadakan, tanpa persiapan) menghafal naskah ekstemporan (pidato yang dilakukan dengan mengandalkan kemampuan berbicara hanya dengan menyiapkan pokok-pokok materi yang dikembangkan)
Langkah-langkah berpidato: 1. Merumuskan topik, melalui: menyusun kata-kata pembuka o memilih kata-kata menarik o memilih kata-kata yang sesuai daya tangkap pendengar o memilih kata-kata yang sesuai sikon o 2. Merumuskan tujuan memberi informasi (informatif) o memengaruhi pendengar (persuasif) o menghibur (kreatif) o 3. Mengembangkan bahasa ke dalam kerangka pidato, memuat: pembukaan o isi o penutup o 4. Menyimpulkan bahan koran atau buku yang menyajikan masalah yang berhubungan dengan materi o pidato yang akan disampaikan mengingat kembali teknik-teknik dan gaya pidato yang sesuai o melihat contoh-contoh naskah pidato o mengumpulkan istilah-istilah cerita dan humor yang relevan dengan pidato o 5. Menyortir materi, caranya: memilih materi yang tepat o memisahkan materi pokok dengan materi penunjang o
materi yang banyak tidak menjamin pidato yang baik 6. Memahami dan menghayati materi, caranya: mengkaji materi secara kritis o meninjau kelayakan materi untuk audiens o meninjau materi yang dapat menimbulkan pro dan kontra o menyusun sistematika materi o menguasai materi pidato berdasarkan pikiran yang logis o 7. Latihan pidato menguasai utuh materi yang disiapkan o menghayati sikon serta audiens yang dihadapi o o
Ciri-ciri pidato yang baik:
materi yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan misi materi aktual dan tidak sulit cara penyampaian jelas dan mudah dipahami gaya menyampaikan menghidupkan suasana menyampaikan tujuan yang jelas.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat berpidato:
mengucap salam pembuka memperkenalkan secara singkat, rendah hati, dan tidak menceritakan kelebihan sendiri mengawali materi dengan hal-hal yang mudah dipahami menyampaikan materi secara runtut, tidak terlalu cepat, dan disertai ilustrasi menutup pidato dengan kesan yang baik serta mengucap terima kasih kepada pihak pendukung menyampaikan salam penutup.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pengembangan materi ajar dibutuhkan bahan ajar yang berupa materi, materi dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yang dimiliki oleh siswa dengan SK dan KD yang telah ditentukan dalam silabus. Hal-hal yang diperlukan dalam mengambangkan materi ajar selain bahan ajar yaitu berupa fakta-fakta yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang dialami oleh siswa. Fakta-fakta itulah yang menjadi acuan dalam pengembangan materi ajar. Dalam materi ajar terdapat fakta-fakta yang tidak boleh absurd atau kabur dalam memberikan informasi kepada siswa, hal ini penting diperhatikan mengingat informasi yang diberikan seorang guru akan dianggap benar oleh siswa. Siswa meng-iyakan informasi yang didapat jadi informasinya harus jelas dan dapat diterima secara akal sehat oleh siswa. Setelah informasi-informasi yang disampaikan tidak absurd, hal yang selanjutnya adalah memeatuhi prosedur. Prosedur disini maksudnya adalah proses yang harus dipahami oleh siswa. Untuk mengetahui bahwa siswa itu telah menempuh prosedurprosedur yang diinginkan adalah dengan cara melakukan praktik atau menerapkan informasi yang diterimanya. Sebagai contoh, pengembangan materi dalam pembuatan puisi. Setelah guru memberikan informasi mengenai puisi, baik definisi, contoh pembuatan puisi, naskah puisi, maka untuk mengetahui bahwa siswa tersebut telah melakukakn prosedur yang harus dilewati maka siswa dikatakan dapat memahami materi setelah dapat mempraktekkan atau menerapkan definisi puisi, membuat puisi dengan sendiri. B.
Rumusan Masalah Masalah yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi materi ajar pidato 2.
Bagaimana cara pengajaran mendengarkan, menulis, berbicara, membacakan teks pidato?
3. Bagaimana evaluasi pembelajaran mendengarkan, menulis, berbicara, membaca pidato?
4.
Bagaimana prosedur pelaksanaan pembelajaran mendengarkan, berbicara, menulis, membaca teks pidato?
C. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mampu mendeskripsikan materi ajar pidato. 2.
Mampu mengetahui cara pengajaran mendengarkan, menulis, berbicara, membacakan teks pidato?
3.
Mampu mengevaluasi pembelajaran mendengarkan, menulis, berbicara, membaca pidato?
4.
Mampu menjelaskan prosedur pelaksanaan pembelajaran mendengarkan, berbicara, menulis, membaca teks pidato?
D. Manfaat Mafaat yang diharapkan dari makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat mendeskripsikan materi ajar pidato 2.
Dapat memahami cara pengajaran mendengarkan, menulis, berbicara, membacakan teks pidato?
3. Dapat mengevaluasi pembelajaran mendengarkan, menulis, berbicara, membaca pidato? 4.
Dapat mengetahui prosedur pelaksanaan pembelajaran mendengarkan, berbicara, menulis, membaca teks pidato?
BAB II PEMBAHASAN
A. Deskripsi Materi “Pidato” Pidato adalah salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan untuk menyampaikan berbagai informasi kepada khalayak ramai. Pidato dapat dilakukan dalam berbagai konteks keperluan, misalnya: pidato kenegaraan, pidato politik, ceramah ilmiah, ceramah keagamaan, dan lain sebagainya. Karena pidato dan ceramah sifatnya sekali ucap, maka untuk dapat memahami isi pidato tersebut diperlukan konsentrasi yang sungguh-sungguh. Teks ceramah atau pidato terdiri atas pembukaan, isi, dan penutup. Pembukaan berisi ucapan terima kasih atau puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Isi ceramah berisi hal-hal penting yang ingin disampaikan. Penutup ceramah berisi kesimpulan dan kata penutup ceramah. Agar isi atau informasi dari ceramah dapat dengan mudah diterima oleh pendengar (audiensi), ceramah harus dibuat secara sistematis dan dengan bahasa yang efektif. Sistematika berarti disusun berdasarkan sistematika yang runtut. Menggunakan bahasa yang efektif berarti menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pendengar, yaitu ringkas, tidak berbelit-belit, dan tidak terlalupanjang. Seperti yang telah diketahui, pidato adalah kegiatan mengungkapkan pikiran secara lisan di hadapan orang banyak. Seseorang yang berbicara tentu mempunyai tujuan tertentu. Berikut ini beberapa tujuan penyampaian pidato. 1. Memotivasi Pidato
dikatakan
membangkitkan
memotivasi
kegairahan
jika
atau
pembicara menekan
berusaha
perasaan
memberikan
yang
kurang
semangat, baik,
serta
menunjukkan rasa hormat dan pengabdian. 2. Memersuasi Pidato dikatakan memersuasi jika pembicara berusaha memengaruhi keyakinan atau sikap mental para pendengar. 3. Melakukan tindakan
Pidato dikatakan mempunyai tujuan melakukan tindakan jika pembicara dalam berpidato menghendaki pendengar untuk bertindak sesuatu.
4. Menginformasikan Pidato dikatakan menginformasikan jika pembicara ingin memberitahukan atau menyampaikan sesuatu kepada pendengar agar mereka bertambah pengetahuannya. 5. Menghibur Pidato dikatakan menghibur jika pembicara ingin menggembirakan orang yang mendengar pembicaraannya atau menimbulkan suasana gembira pada suatu pertemuan. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum berpidato adalah berikut. 1. Memahami dan menguasai materi pidato yang akan disampaikan secara mendalam. 2.
Memperbanyak informasi dan pengetahuan berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
3.
Melakukan latihan yang meliputi pemilihan kosakata yang menarik, penampilan, volume suara, intonasi, artikulasi, serta tempo dalam berpidato.
4. Mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun mental. Sebelum tampil berpidato dapat memilih metode mana yang hendak digunakan. Pemilihan metode tersebut perlu dipertimbangkan positif dengan negatifnya. Selain itu, perlu membaca tips berpidato yang baik, yaitu posisi berdiri secara tegak, pengurangan gerak tubuh secara wajar, pelafalan kata dengan benar, ekspresi wajah mendukung, dan pandangan ke arah pendengar. Pidato merupakan pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak. Kegiatan berpidato merupakan puncak dari kegiatan pengumpulan data, penyusunan organisasi karangan, pemahaman pendengar atau audiens, pilihan kata dan gaya bahasa, serta pengungkapan secara lisan. Oleh karena itu, reaksi dari pendengar atau audiens adalah penanda keberhasilan seseorang dalam berpidato. Agar pidato berhasil atau memperoleh sambutan positif dari pendengarnya, sebaiknya memperhatikan intonasi suara, gerakan tubuh, penampilan, dan ungkapan yang tepat. B. Hal-Hal yang Diperhatikan saat Berpidato 1. Intonasi suara
Intonasi sering disebut lagu kalimat, yaitu ketepatan suara dalam menyampaikan isi pidato. Intonasi suara mencakup keras-lemah, tinggi-rendah, dan cepat-lambatnya ucapan. Intonasi juga melambangkan penjedaan, ekspresi, apresiasi, dan penjiwaan isi pidato. Suara atau lagu orang yang berpidato haruslah dapat didengar dengan jelas. Pada bagian-bagian yang dianggap penting diberi penekanan-penekanan atau intonasi suara. Dengan adanya intonasi suara, akan memudahkan pendengar untuk memahami isi pidato. 2. Artikulasi Artikulasi adalah ketepatan lafal atau pengucapan bunyi suatu kata. Perhatikan cara pembacaan lafal [/b/, /p//ng/, /ny, /a/, /i/, /u/, /o/, /I/]. 3. Gerakan tubuh Gerakan tubuh harus disesuaikan dengan isi pidato. Pidato tidak perlu berlebihan dalam menggunakan gerakan tubuh. Terlalu banyak melakukan gerakan (over acting) dapat mengaburkan pesan yang ingin disampaikan. 4. Pandangan mata Pandangan mata menyiratkan kewibawaan dan penguasaan materi. Arahkan pandangan mata kepada hadirin. Anggaplah seolah-olah terjadi kontak mata dan berkomunikasi dengan hadirin. 5. Penampilan Intonasi suara dan gerakan tubuh belum cukup baik jika tidak ditunjang penampilan. Menyesuaikan dengan isi dan tujuan pidato, penampilan menjadi sesuatu yang penting. Gunakan pakaian yang rapi saat berpidato. 6. Memilih ungkapan yang tepat untuk berpidato Berpidato berarti menyampaikan gagasan kita kepada orang lain. Agar menarik dan memancing perhatian, biasanya digunakan ungkapan yang tepat. Namun, penggunaan ungkapan harus berhati-hati. Terlalu banyak menggunakan ungkapan dapat mengurangi kualitas pidato. C. Metode-Metode Pidato Ada beberapa teknik dasar pidato yang biasa dilakukan orang, di antaranya sebagai berikut: 1. Metode naskah
Metode ini dilakukan dengan naskah dipersiapkan secara lengkap, dan ketika berpidato tinggal membacakannya saja. Metode ini banyak dipakai dalam ceramah/pidato bersifat resmi kenegaraan. Kelemahan metode ini ialah bahwa orator cenderung banyak menunduk karena membaca naskah dan kurang memperhatikan reaksi pendengarnya. 2. Metode hafalan Metode ini digunakan dengan cara orator mempersiapkan naskah dulu secara nyata. Naskah bisa diperoleh dengan cara dibuatkan orang, maupun membuat sendiri. Kosakata
Over acting = perilaku yang dibuat-buat Selanjutnya naskah dihafalkan. Ketika tampil orator mengandalkan hafalannya. Kelemahan metode ini ialah kurangnya penghayatan, dan yang paling fatal jika ada materi pidato yang terlupakan. 3. Metode improptu (spontanitas) Metode ini tidak menggunakan teks maupun daya hafal. Orator berbicara karena ditunjuk secara mendadak. Teknik ini banyak dipakai dalam acara tidak resmi. Kelemahannya, orator kurang percaya diri dan isi pembicaraan tidak runtut. 4. Metode ekstemporan (gabungan) Metode ini dilakukan dengan cara menggabungkan semua kelebihan metode yang ada. Orator biasanya mencatat data-data dan urutan pembicaraan pada secarik kertas sebelum berpidato dan hafalan yang dia miliki dikeluarkan secara kreatif. D. Kompetensi berbahasa dan bersastra 1. Mendengarkan pidato 2. Berbicara /berpidato 3. Membaca teks pidato 4. Menulis teks pidato E. Cara Pengajaran Mendengarkan Pidato 1. KD
: Mendengarkan 9. Memahami isi pidato/khotbah/ceramah
2. SK
: 9.1 Menyimpulkan pesan pidato/ceramah/khotbah yang didengar
3. Metode Pembelajaran
: Ceramah, diskusi, inkuiri.
4. Prosedur pelaksanaan pembelajaran mendengarkan Pidato Langkah awal
: Guru memasuki ruangan Memberi salam pembuka
Menuntun murid berdo’a
Memberikan kaitan materi yang dengan sekarang Menyampaikan tujuan pembelajaran Langkah inti
: Mendengarkan pidato dari rekaman
Menerangkan deskripsi pidato Menerangkan jenis pidato Membuat kelompok belajar, tiap kelompok terdiri dari 3 siswa Mendiskusikan pesan dari pidato Menyimpulkan pesan pidato Langkah akhir
: Memberikan penguatan materi
Pemberian tugas rumah Memotivasi siswa kembali Menutup pembelajaran dengan “Hamdalah” dilanjutkan salam.
5. Bentuk instrument
: Tes tertulis
6. Teknik penilaian : Tes uraian, ulangan. insrumen
: 1. Apakah hal penting yang terdapat dalam pidato yang kamu dengar tersebut? 2. Sebutkan pesan-pesan yang terdapat dalam pidato tersebut! 3. Buatlah kesimpulan dari pidato yang kamu dengar dengan bahasamu sendiri! 8. Indikator ketercapaian: 1. Mampu menemukan hal penting dalam pidato 2. Mampu menyimpulkan isi pesan pidato dengan ` 9. Sumber ajar
bahasa sendiri.
: Rekaman pidato
Buku ajar Bahasa Indonesia (Maryati, Sutopo. 2008. Bahasa dan Sastra ondonesia 3. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. LCD
F. Cara Pengajaran Berbicara 1. SK
:Berbicara
10.Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam pidato dan
2. KD:
10.1 Berpidato/ berceramah/ berkhotbah dengan intonasi yang tepat
artikulasi serta volume suara yang jelas
3. Metode Pembelajaran
: Ceramah, inkuiri
4. Prosedur pelaksanaan pembelajaran berbicara/berpidato: Langkah awal
: Guru memasuki ruangan
Memberi salam pembuka
diskusi. dan
Menuntun murid berdo’a Memberikan kaitan materi yang dengan sekarang Menyampaikan tujuan pembelajaran Langkah inti
: Menyampaikan materi
Mengistruksikan siswa membaca teks pidato Memahami teks pidato Membacakan teks pidato di depan kelas
Langkah akhir
: Memberikan penguatan materi
Pemberian tugas rumah Memotivasi siswa kembali Menutup pembelajaran dengan “Hamdalah” dilanjutkan salam.
5. Bentuk instrumen : Tes, ulangan 6. Teknik penilaian
: Tes lisan
7. Contoh instrumen : 1. Carilah teks pidato dari buku di perpustakaan! 2. Pelajarilah dengan saksama teks pidato tersebut! 3. Persiapkan dirimu untuk berpidato dengan teks tersebut! 4. Berpidatolah di depan teman-temanmu dan bapak/ibu guru! 5. Mintalah tanggapan terhadap penyampaian pidato yang kamu lakukan kepada temanteman dan bapak/ibu guru! 6. Perbaikilah cara penyampaian pidato berdasarkan tanggapan yang diberikan! etercapaian
: Siswa mampu berpidato dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume yang jelas.
9. Sumber ajar
: Teks Pidato
Buku Ajar Bahasa Indonesia (Atikah Anindyarini, Yuwono, Suhartanto, 2008. Bahasa
I ndonesia: SMP/MTs Kelas I X . Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.) G. Cara Pengajaran Menulis Teks Pidato 1. SK: Menulis 12. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karya
ilmiah sederhana,
teks pidato, surat pembaca 2. KD: 12.2 Menulis teks pidato/ceramah/ khotbah dengan sistematika dan bahasa yang efektif 3. Metode Pembelajaran: Unjuk kerja, inkuiri, ceramah
4. Prosedur pelaksanaan pembelajaran menulis Pidato
Langkah awal
: Guru memasuki ruangan
Memberi salam pembuka Menuntun murid berdo’a
Memberikan kaitan materi yang dengan sekarang Menyampaikan tujuan pembelajaran Langkah inti
: Menyampaikan materi
Menentukan jenis pidato (resmi, tidak resmi, semi resmi) Menentukan bahan pidato Menetukan tema dan judul pidato Membuat pokok-pokok pidato Menentukan kerangka pidato Mengembangkan kerangka pidato menjadi teks pidato Langkah akhir
: Memberikan penguatan materi
Pemberian tugas rumah Memotivasi siswa kembali Menutup pembelajaran dengan “Hamdalah” dilanjutkan salam.
5. Bentuk instrument
: Tes Tertulis
6. Teknik penilaian : Ulangan harian, portofolio insrumen :1. Tentukanlah tema dan judul pidato yang akan kamu sampaikan!
2. Buatlah kerangka dari pidato tersebut, kemudian kembangkan kerangka yang kamu buat menjadi naskah pidato yang baik! 8.
Indikator ketercapaian : Siswa dapat membuat tema dan judul pidato Siswa dapat membuat kerangka pidato Siswa dapat mengembangkan kerangka pidato Siswa mampu membuat kerangka sistematika teks pidato
Sumber ajar : Teks pidato, LCD, Buku Ajar ( Yudha Asep. 2008. Berbahasa dan bersastra I ndonesia 3:
untuk SM P/MTs kelas I X /. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
H. Cara Pengajaran Membaca Teks Pidato 1. SK : Membaca
12. Menemukan pokok-pokok teks pidato. 2. KD: 12.2 Menulis pokok-pokok isi teks pidato/ceramah/ khotbah dengan sistematika dan bahasa yang efektif 3. Metode Pembelajaran
: inkuiri, ceramah, unjuk kerja
4. Prosedur pelaksanaan pembelajaran membaca teks Pidato
Langkah awal
: Guru memasuki ruangan
Memberi salam pembuka Menuntun murid berdo’a
Memberikan kaitan materi yang dengan sekarang Menyampaikan tujuan pembelajaran Langkah Inti Guru
: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
memberi
contoh
cara
membacakan
naskah
pidato
dengan
tekanan,tempo,intonasi Siswa menandai bagian-bagian yang merupakan informasi penting Siswa menandai bagian-bagian yang merupakan informasi pendukung Siswa membacakan naskah pidato dengan intonasi dan ekspresi yang tepat Guru menyimpulkan hasil pembahasan hari ini Guru menyampaikan hasil pembelajaran yang lalu Siswa membacakan teks pidato dengan intonasi dan ekspresi yang tepat Siswa menanggapi pembacaan teks pidato yang disampaikan teman Siswa menanggapi pembacaan teks pidato yang disampaikan teman Guru menyimpulkan hasil pembahasan hari ini Langkah akhir
: Memberikan penguatan materi
Pemberian tugas rumah Memotivasi siswa kembali Menutup pembelajaran dengan “Hamdalah” dilanjutkan salam
5. Bentuk instrument
: Tes tertulis, penugasan, ulangan
6. Teknik penilaian : Unjuk kerja, uraian bebas. toh insrumen : Bacalah teks pidato yang ada dibawah ini dengan intonasi yang tepat! Catatlah point-point penting berita yang kamu dengarkan Catatlah 3 point pendukung dalam pidato yang kamu dengarkan. etercapaian
: Menandai bagian-bagian yang merupakan informasi penting
memperhatikan
Menandai bagian-bagian yang merupakan informasi pendukung Membacakan teks pidato dengan intonasi dan ekspresi yang tepat Menanggapi pembacaan teks pidato 9. Sumber ajar : Teks pidato dari internet/ media masa, Buku sekolah elektronik bahasa indonesia
A. Evaluasi Pembelajaran Mendengarkan Pidato PIDATO SAMBUTAN WALIKOTA SURAKARTA PADA PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-97 Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera untuk kita semua Para peserta upacara yang berbahagia, Puji syukur senantiasa kita persembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya kita dapat mengikuti Upacara Bendera dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-97 tanggal 20 Mei 2005 dalam keadaan sehat wal afiat penuh kebahagiaan lahir dan batin. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang diawali dengan Pergerakan Budi Utomo pada tahun 1908 telah memberi inspirasi yang sangat kuat bagi bangkitnya semangat nasionalisme bangsa Indonesia. Kelahirannya telah dijadikan momentum dan tonggak sejarah perjuangan seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, dalam merintis perjalanannya untuk menjadi bangsa yang merdeka dan memiliki jati diri sebagai bangsa yang berdaulat. Semangat kebangsaan atau nasionalisme rakyat Indonesia yang kala itu termanifestasikan oleh perjuangan kaum mudanya, semakin tumbuh kokoh dan berkembang, sehingga menjadi kekuatan bagi pembentukan NKRI yang merdeka dan berdaulat pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebagai bangsa yang besar, kita patut bersyukur betapa nilai-nilai kebangsaan yang diperjuangkan para perintis kemerdekaan itu, kini telah menjadi acuan utama dalam menyikapi berbagai perkembangan dan perubahan global berbangsa dan bernegara. Para peserta upacara yang berbahagia, Kesadaran kebangsaan yang telah diletakkan oleh pendahulu kita merupakan refleksi kehidupan yang didasarkan pada nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika. Nilainilai yang sejalan dengan semangat demokrasi yang mengakui dan menghormati perbedaan-perbedaan, tetapi tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan. Dengan mengutamakan sikap kebangsaan bangsa Indonesia melahirkan NKRI pada Proklamasi 17 Agustus 1945. Dikukuhkannya negara berbentuk republik ini adalah sejalan dengan esensi demokrasi modern. Tetapi demokrasi yang kita bangun adalah dalam bingkai negara kesatuan. Semangat pergerakan nasional Budi Utomo juga telah memberikan dorongan kepada para tokoh pergerakan Indonesia pada zamannya untuk lebih memupuk semangat kebersamaan dan semangat untuk bersatu. Dorongan ini lahir karena adanya kesadaran, bahwa sebagai bangsa yang majemuk, nilai-nilai persatuan dan kesatuan merupakan sendisendi kekuatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Peserta upacara yang berbahagia, Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2005 mengambil tema “Dengan Jiwa dan Semangat Kebangkitan Nasional Kita Bangun Indonesia Bersatu yang Demokratis Berbudaya dan Bebas KKN”. Dengan tema ini dimaksudkan, bahwa kehidupan demokrasi yang dicita-citakan oleh seluruh rakyat dan bangsa Indonesia adalah kehidupan demokrasi yang memberikan makna bagi peningkatan kualitas hidup dan kehidupan bangsa. Kehidupan demokrasi yang kondusif dengan berbagai perkembangan dan perubahan situasi yang terjadi, baik untuk saat ini dan yang akan datang. Sebuah demokrasi yang sesuai dengan jiwa dan semangat kebangkitan nasional, demokrasi yang tidak merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan nasional, dan demokrasi yang tumbuh dan berkembang di dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mengenai hal ini telah kita buktikan bersama, bahwa sejak tahun 1999 kita telah menyelenggarakan pemilu yang demokratis, yakni dua kali pemilihan anggota DPR dan lebih-lebih pada pemilu 2004 yang lalu, untuk pertama kalinya bangsa Indonesia telah menyelenggarakan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung yang diikuti kurang lebih 145 juta pemilih dari Sabang hingga Merauke serta KBRI kita di luar negeri telah berjalan dengan sukses. Penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut telah mendapat pujian dari masyarakat dunia. Bahkan dijadikan contoh sebagai suatu Negara demokrasi yang ditandai dengan pendewasaan berdemokrasi, menghargai adanya perbedaan dan menerima hasil dari persaingan yang sehat serta menciptakan masyarakat yang lebih toleran. Para peserta upacara yang berbahagia, Sementara tantangan yang sedang kita hadapi ke depan adalah suksesi pemilihan Kepala Daerah secara langsung. Kita semua berharap, semoga penyelenggaraan Pemilihan Walikota/Wakil Walikota yang akan berlangsung pada tanggal 27 Juni 2005, dapat berjalan lancar, aman, tertib dan damai, sehingga Kota Solo benar-benar mempunyai Walikota/Wakil Walikota yang aspirasi sesuai pilihan masyarakat Kota Solo. Marilah semangat kebangkitan Nasional kita aplikasikan dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah di Kota Solo. Akhirnya dengan segala kebesaranNya, marilah kita senantiasa memohon kepada Allah SWT, semoga kita semua senantiasa memperoleh kekuatan dalam menjalankan roda pembangunan bangsa dan mendapat kemudahan dalam meniti proses perjalanan menuju Indonesia ke depan yang lebih baik, dan khususnya menjadikan Kota Solo sebagai sebuah kota yang dapat didambakan dan dibanggakan oleh warga masyarakat Kota Solo. Sekian, terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Memberi Komentar terhadap Isi Pidato Setelah mendengarkan pidato, tidak jarang pendengar tertarik untuk memberikan komentar. Komentar terhadap isi pidato dapat difokuskan pada pentingnya isi pidato untuk diamalkan atau diterapkan dalam kehidupan, manfaat
yang dapat diperoleh jika menerapkannya, dan sebagainya. Komentar dapat juga berkaitan dengan bahasa, seperti keefektifan kalimat, ketepatan pilihan kata, vokal, intonasi, dan jeda. Latihan Tuliskan komentarmu seperti dalam kolom berikut ini! No Komentar Alasan 1. 2.
Kriteria Penilaian mendengarkan pidato/ menyimak pidato
No
Komentar
Skor
Siswa menuliskan pokok-pokok pidato benar semua 5 Siswa menuliskan pokok-pokok pidato salah satu 3 Siswa menuliskan pokok-pokok pidato salah semua 2 Siswa tidak menjawab apa-apa 0 Total 10 Perolehan skor Nilai akhir: Skor maksimal (5) X skor ( 100) Ideal : …………… B.
1. 2. 3. 4.
Evaluasi
Pembelajaran Menulis Teks Pidato Menulis teks pidato dalam hal ini dapat di ketahui perkembangan penerimaan siswa terhadap materi yang diberikan salah satunya dengan teknik penilaian portofolio. Adapun teknik penilaian portofolio dalam mengamati siswa supaya ketercapaian SK dan KD yang sudah ditentukan sebelumnya adalah sebagai berikut: No.
Aspek yang Diberi Skor
Nilai Maksimal
1
Ketepatan penentuan tujuan pidato
15
2
Ketepatan dalam menyimpulkan isi pidato
20
Keterangan
3
Ketepatan dalam menyusun garis besar isi
25
pidato 4
Ketepatan dalam mengelompokkan komponen
15
naskah pidato 5
Kesesuaian kerangka pidato dengan naskah
25
pidato Jumlah skor
100
C. Evaluasi Pembelajaran Berbicara Lembar penilaian berpidato
No Nama
Aspek yang Dinilai dan Bobot
Nilai
Kekuatan Hubungan Ketepatan Kelancaran informasi
30 1
…….
2
…….
3
Dst.
antar
struktur
informasi
& diksi
20
20
Gaya /penampilan
15
15
D. Evaluasi Pembelajaran Membaca Pidato Adapaun teknik yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
No
Aspek Penilaian
1 2
3
4
5
6
7
8
9
10
Skor
1.
Keakuratan informasi
2.
Hubungan antar informasi
3. 4. 5.
Ketepatan struktur dan kosa kata Kelancaran Kewajaran urutan wacana
6.
Gaya pengucapan
7.
Kesesuaian isi dengan tema
(Nilai terendah 1, nilai tertinggi 10) nilai = (jumlah skor : 7) x 10 = ……..
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan pidato adalah kegiatan mengungkapkan pikiran secara lisan di hadapan orang banyak. Seseorang yang berbicara tentu mempunyai tujuan tertentu. Berikut ini beberapa tujuan penyampaian pidato; 1. Memotivasi, 2. Memersuasi 3. Menginformasikan 5. Menghibur1. suara, b.artikulasi, c.
Melakukan tindakan 4.
Hal-Hal yang diperhatikan saat Berpidato a.intonasi
gerakan tubuh, d.Pandangan mata. e. Penampilan, f. Memilih
ungkapan yang tepat untuk berpidato. Ada beberapa teknik dasar pidato yang biasa dilakukan orang, di antaranya sebagai berikut: a. Metode naskah b. Metode hafalan c. Metode improptu (spontanitas) d. Metode ekstemporan (gabungan).
PIDATO 1. A. PENGERTIAN Pidato adalah penyajian lisan kepada sekelompok massa. Seorang berbicara secara langsung diatas podium atau mimbar dan isi pembicaraannya diarahkan pada orang banyak. Disamping itu dikenal pula istilah khotbah,ceramah dan sambutan. Khotbah termasuk ke dalam jenis pidato. Hanya saja berbeda dengan pidato-pidato pada umumnya, khotbah identik dengan bentuk pidato yang penyampaian ajaran agama. Oleh karena itu, jenis pidato yang satu ini lebih dikenal ditempat-tempat keagamaan, seperti mesjid atau gereja. Sesuai de ngan fungsinya, khotbah memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5.
Banyak menggunakan istilah-istilah keagamaan Banyak mengutip ayat-ayat dari kitab suci Menguraikan kisah nabi, rasul, atau orang-orang suci Berisi ajakan untuk beriman da bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Kuasa Ceramah merupakan jenis pidato yang isinya berkenan dengan masalah pendidikan atau ilmu pengetahuan. Ketika guru menyampaikkan materi pelajaran, sesungguhnya ia sedang berceramah.
Dalam kesempatan itu biasanya pendengar di perkenankan untuk bertanya, baik ketika ceramah sedang berlangsung ataupun setelah ceramah itu selesai. Dalam pertemuan kecil seperti di kelas, pendengar bisa bertanya pada guru walaupun ceramah masih berlangsung. Namun, dalam pertemuan berskala besar, seperti pada seminar, pertanyaan-pertannyaan baru bisa disampaikan setelah ceranah itu berakhir dan setelah dipersilakan oleh moderator. Sambutan sering pula disebut dengan pidato penerimaan. Dalam hal ini pembicara menyambut (gembira) atas pelaksanaan suatu kegiatan atau acara. Misalnya, OSIS mengadakan perlombaan gerak jalan santai dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup. Pada awal kegiatan itu, biasanya dilangsungkan pidato pembukaan yang salah satunya adalah sambutan-sambutan. P idato ini pada umumnya disampaikan oleh seorang pejabat atau pimpinan terkait. Sambutan biasanya terdiri atas bagian-bagian berikut. 1. Ucapan terima kasih kepada pembawa acara dan kepada panitia penyelenggara 2. Penyampaian ungkapan kegembiraan, pujianm dan dukungan atas terselenggaranya kegiatan 3. Penyataan harapan untuk meneruskan kegiatan di massa datang dan harapan untuk meningkatkan kualitas penyelenggraan 4. Ucapan selamat kepada panitia atau peserta kegiatan. Pokok-pokok tersebut mungkin saja tidak sama dengan sambutan-sambutan lainnya, baik itu dalam hal jenis ataupun susunannya.Namun demikian, sambutan tidak biasa lepas dari
penyampain ungkapan kegembiraan, pujian, dan duku ngan. Disamping mungkin pula muncul kritikan-kritikan pada kegiatan yang disambutinya. B.
TEKNIK BERPIDATO
Pidato dapat disampaikan dalam dua cara, yakni pidato tanpa teks dan pidato dengan membacakan teks. Pidato tanpa teks disebut juga pidato ekstemporan. Pidato ini dilakukan dengan cara menuliskan pokok-pokok pikirannya. Kemudian ia menyampaikannya dengan k ata-katanya sendiri. Ia menggunakan catatan itu untuk mengingatkannya tentang urutan dan ide-ide penting yang hendak disampaikan, metode ekstemporan dianggap paling baik, karena itu pidato Inilah yang sering digunakan oleh banyak pembicara. Pidato dengan membacakan teks disebut juga pidato naskah. Dalam hal ini juru pidato membacakan pidato yang telah dipersiapkannya terlebih dahulu. Pidato dengan membacakan teks, akan terkesan kaku apabila kita tidak pandai-pandai dalam menyampaikannya. Apalagi bila kegiatan tersebut tanpa disertai dengan ekspresi, intonasi suara,dan kesiapan mental yang memadai, pidato yang kita sampaikan betul-betul tidak menarik. Berikut adalah teknik yang perlu diperhatikan ketika membacakan teks pidato 1)
Mulailah setenang-tenangnya.
2)
Pikirkanlah sesuatu yang positif untuk melenyapkan rasa takut.
3)
Berusahalah untuk menarik perhatian pendengar dan menciptakan kontak dengan mereka
4)
Bahan-bahan pidato disampaikan dengan jelas dan tegas sesuai dengan yang telah
dituliskan pada naskah 5)
Menggumnakan intonasi dan eksentuasi yang tepat
6)
Menggunakan ekspresi dan mimik yang wajar
7)
Hindari sikap-sikap yang menggurui
8)
Selalu memperhatikan sikap dan reaksi para pendebgar
9)
Tutuplah pidato dengan kesan yang baik. Ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah memberikan bantuan atau dukungan C.
LANGKAH-LANGKAH BERPIDATO
Sebelum menyampaikan pidato, sebaiknya pembicara melakukan langkah-langkah dibawah ini. 1)
Merumuskan ide ide pokok yang akan dipidatokan.
2)
Mengumpulkan bahan, Koran atau buku yang menyajikan masalah yang berhubungan
dengan materi yang akan dipidatokan, teknik-teknik, dan gaya berpidato, Contoh naskah pidato, Istilah-istilah popular, cerita atau humor-humor yang relevan. 3)
Melakukan pemilahan materi 1. Pilihlah materi yang terbaik, 2. Pisahkan materi yang pokok dengan materi penunjang, 3. Materi yang terlalu banyak tidak akan menghasilkan pidato yang baik.
4)
Memahami dan menghayati materi 1. Mengkaji materi secara kritis, 2. Meninjau kelayakan materi dengan khayalak (audien), 1. Meninjau meteri yang kemungkinan menimbulkan pro dan kontra, 2. Menyusun sistematika materi, 3. Menguasai materi pidato berdasarkan jalan pikiran yang logis.
5)
Latihan berpidato 1. Menguasai secara utuh materi yang sudah dipersiapkan 2. Penghayatan terhadap suasana dan audien yang akan dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
ariningsih, Dwi, dkk. 2008. Membuka Pi ntu J endela Pengetahuan B ahasa Dan Sastra I ndonesia 2:
SMP/Mts K elas I X . Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional nindyarini, Atikah, dkk. 2008. Bahasa I ndonesia: SM P/MTs Kelas I X . Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional aryati, Sutopo. 2008. Bahasa dan Sastra ondonesia 3. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
udha Asep. 2008. Berbahasa dan bersastra I ndonesia 3: untuk SMP/MTs kelas I X /. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Ceramah: Pengertian, Metode, Jenis, Komponen
Ceramah dalam kamus bahasa Indonesia adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Dengan melihat kepada pengertian diatas, ceramah dapat diartikan sebagai bentuk dari dakwah yaitu dakwah bil-kalam yang berarti menyampaikan ajaran-ajaran, nasehat, mengajak seseorang dengan melalui lisan.
Jenis-jenis ceramah, yaitu:
• Ceramah umum
Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiens yang bertindak sebagai pendengar. Sedangkan umum adalah keseluruhan untuk siapa saja, khlayak ramai, masyrakat luas, atau lazim. Jadi ceramah umum adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat kepada khalayak umum atau masyarakat luas. Di dalam ceramah umum ini keseluruhannya bersifat menyeluruh, tidak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens yang tua muapun muda, materinya juga tidak ditentukan, sesuai dengan acara.
• Ceramah khusus
Pengertian ceramah sudah dipaparkan seperti yang diatas akan tetapi kali ini akan dipaparkan pengertian dari ceramah khusus itu sendiri yang mana khusus adalah tersendiri,istimewa, taka ada yang lain, jadi ceramah khusu itu sendiri berarti cermah yang bertujuan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada mad’u atau khalayak tertentu dan jug abersifat khusus baik itu materi maupun yang lainnya. Sedangkan dalam ceramah khusus banyak batasan-batasan yang dibua mulai dari audiens yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi juga yng menyesuaikan denagn keadaan. Contoh: Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Is ra’miraj, maulid nabi, bulan puasa dll.
Komponen-komponen atau unsur-unsur ceramah sama saja dengan komponen-komponen dakwah:
Da’i (penceramah) Seorang da’i atau pencermah harus mengetahui bahwa dirinya adalah seorang da’I atau pencermah,
artinya sebelum menjadi penceramah perlu mengetahui apa tugas dari pencermah, modal dan bekal itu sendiri atas apa yang harus dimiliki oleh seorang pencermah.
Mad’u Mad’u atau audiens merupakan sebagai penerima nasehat-nasehat. Audiens bermacam-macam
kelompok manusia yang berbeda mulai dari segi intelektualitas, status ekonomi, status sosial, pendidikan, jenis kelamin dll.
Materi
Agar lebih menggugah pemikiran para audiens untuk mendengarkan materi-materi yang diberikan oleh sang pencermah. Oleh sebab itu, harus dapat memiliki bahan yang tepat atau menarik agar si mad’u
tertarik, dan sesuai dengan pokok acara, materi yang akan disampaikan harus betuk-betul dikuasai sehingga penampilan penuh keyakinan, tidak ragu, dan jangan sampai menghilangkan konsentrasi dirinya sendiri. Dengan itu, materi harus disusun secara sisitematis, dengan artian judul, isi, dan acara tersebut sifatnya betul-betul mempunyai hubungan. Sehingga pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada audiens yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham audiens. Sedangkan metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’i guna menyampaikan materi. Sumber metode ceramah adalah alquran dan hadis, menunjukkan begitu besar perannya metode dalam berdakwah.
Media dakwah
Media adalah alat yang digunakan umtuk menyampaikan materi ceramah kepada audiens. Berdakwah pada zaman sekarang tidak hanya bisa dilakukan oleh para mubaligh di masjid, tetapi bisa dilakukan dengan banyak cara dan banyak tempat banyak media yang bisa digunakan pada zaman sekarang sebagai media dakwah seperti televisi, koran, majalah, buku, lagu dan internet. Hal ini seperti yang dilakukan oleh beberapa grup musik nasyid yang menggunakan lagu sebagai media dakwah.
Read more: Basando: Ceramah: Pengertian, Metode, Jenis, Komponen http://basando.blogspot.com/2012/07/ceramah-pengertian-metode-jeniskomponen.html#ixzz3Imfqo3Qg
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Follow us: @Basando on Twitter | Basando on Facebook
Metode ceramah yang dianggap sebagai penyebab utama dari rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran memang patut dibenarkan, tetapi juga anggapan itu sepenuhnya kurang tepat karena setiap metode atau model pembelajaran baik metode pembelajaran klasik termasuk metode ceramah maupun metode pembelajaran modern sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang saling melengkapi satu sama lain. Metode ceramah itu sendiri pada dasarnya memiliki banyak pengertian dan jenisnya. Berikut ini beberapa pengertian dari metode ceramah, antara lain :
1. Menurut Winarno Surahmad, M.Ed, ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang dikemukakan oleh guru. 2. Metode ceramah adalah penyajian informasi secara lisan baik formal maupun informal. 3. Metode ceramah menurut Gilstrap dan Martin 1975 : ceramah berasal dari bahasa latin yaitu Lecturu, Legu ( Legree, lectus) yang berati membaca kemudian diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku. 4. Metode ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode ceramah ini sering kita jumpai pada proses-proses pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat yang rendah sampai ke tingkat perguruan tinggi, sehingga metode seperti ini sudah dianggap sebagai metode yang terbaik bagi guru untuk melakukan interaksi belajar mengajar. Satu hal yang tidak pernah menjadi bahan refleksi bagi guru adalah tentang efektifitas penggunaan metode ceramah yaitu mengenai minat dan motivasi siswa, bahkan akhirn ya juga berdampak pada prestasi siswa. 5. Metode ceramah juga disebut juga kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata. Pengajaran sejarah, merupakan proses pemberian informasi atau materi kep ada siswa serta hasil dari penggunaan metode tersebut sering tidak be rjalan sesuai dengan yang diharapkan. Makna dan arti dari materi atau informasi tersebut terkadang ditafsirkan berbeda atau salah oleh siswa. Hal ini karena tingkat pemahaman setiap siswa yang berbeda-beda atau dilain pihak guru sebagai pusat pembelajaran kurang pandai dalam menyampaikan informasi atau materi kepada siswa. Jenis-jenis metode ceramah, terdiri dari metode ceramah bervariasi, metode ceramah campuran dan metode ceramah asli. Anggapan-anggapan negatif tentang metode ceramah sudah seharusnya patut diluruskan, baik dari segi pemahaman artikulasi oleh guru maupun penerapannya dalam proses belajar mengajar disekolah. Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik, dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio visual lainnya. Definisi lain ceramah menurut bahasa berasal dari kata lego (bahasa latin) yang diartikan secara umum dengan “mengajar” sebagai akibat guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan menggunakan buku kemudian menjadi lecture method atau metode ceramah. Definisi metode ceramah diatas, bila langsung diserap dan diaplikasikan tanpa melalui pemahaman terlebih dahulu oleh para guru tentu hasil yang didapat dari penerapan metode ini akan jauh dari harapan, seperti halnya yang terjadi dalam problematika saat ini. Hampir setiap