CA TIROID
Pembimbing: Dr. Ramadhana, Sp.B
Penyusun: Era Nurissama
030.05.086 The image cannotbe displayed. Yourcomputer may nothav e enoughmemory to openthe image, orthe image may have beencorrupted. Restartyour computer, andthenopen the file again. If the red xstillappears, youmay have to delete the image and theninsertit t it again.
Ilmu Penyakit Bedah Rumah Sakit Fatmawati 11 Januari-20 Maret
1
LEMBARAN PENGESAHAN The image cannotbe displayed. Yourcomputer may nothav e enoughmemory to openthe image, orthe image may have beencorrupted. Restartyour computer, and thenopen the file again. If the red xstillappears, youmay have to delete the image and theninsertit t it again.
Nama
:
Era Nurissama
NIM
:
030.05.086
Judul Referat
:
Ca Tiroid
Telah Diterima dan disetujui oleh pembimbing pada : Hari.........................tanggal........................................
Jakarta, Jakarta, ............ ... 2010
Pembimbing : dr. Ramadhana Effendi, Sp.B
2
KATA PENGANTAR Assalamualaikum
Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada
Allah
SWT, atas berkat
dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul Kanker Tiroid ini. Gangguan pada organ tiroid merupakan masalah yang banyak ditemukan pada masyarakat, namun untuk saat ini masih belum dimengerti secara luas oleh masyarakat.. Untuk memahami lebih dalam mengenai Ca Tiroid akan penulis bahas dalam referat ini. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang dalam kepada pembimbing
dr.
Ramadhana,Sp.B
atas
bimbingan
yang
diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan referat ini serta kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga referat ini dapat memberikan pemahaman baru bagi mahasiswa kedokteran yang sedang mendalami ilmu Bedah pada khususnya. Penulis sangat menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, penulis mengharapkan kritik dan saran membangun dari para pembaca. Atas perhatiaannya penulis ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb Jakarta, Februari 2010
Penulis
3
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI TIROID
BAB III KANKER TIROID Definisi Etiologi Klasifikasi Gejala Klinis Penunjang Diagnosis Penatalaksanaan Prognosis BAB IV KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I. PENDAHULUAN Sistem endokrin merupakan sistem dan organ yang memproduksi hormon, suatu mediator kimia yang bekerja jauh dari sistem atau organ asalnya
1
Kelenjar tiroid termasuk bagian tubuh yang jarang mengalami keganasan, terjadi 0,85% dan 2,5% dari seluruh keganasan pada pria dan wanita. Tetapi di antara kelenjar endokrin, keganasan tiroid termasuk jenis keganasan kelenjar endokrin yang paling sering ditemukan. 2 Angka
kekerapan keganasan pada nodul tiroid sebesar 5-10 %.
Prevalensi keganasan pada multinodulat tidak jauh berbeda. Gharib H dalam laporannya mendapatkan angka 4,1% dan 4,7% masing-masing prevalensi untuk nodul tunggal dan multipel. Bila dilihat dari jenis karsinomanya, kurang lebih 90% jenis papilare dan folikulare, 5-9% jenis karsinoma medulare, 1-2% jenis karsinoma anaplastik, 1-3% jenis lainnya. Anak-anak
usia di bawah 30 tahun dengan nodul tiroid dingin mempunya
risiko keganasan 2 kali lebih besar dibanding orang dewasa. Kelompok usia di atas 60 tahun, disamping mempunyai prevalensi keganasan lebih tinggi, juga mempunyai tingkat agresivitas penyakit yang lebih berat, yang terlihat dari seringnya kejadian karsinoma tiroid tidak berdiferensiasi. 2 Beberapa pionir bedah di bidang endokrinologi dan pembedahan endokrin ini, antara lain William Bayliss dan Ernest Starling.bahkan, Starling (1905) adalah yang pertama kali menggunakan istilah hormone, yang artinya men´stimulasi´. Theodore Kocher mendapatkan hadiah nobel dalam pembedahan tiroid dan timbunnya miksedea paskabedah tiroidektimi total. Kemudain Kendall dari klinik Mayob berhasil mengekstrak hormon tiroksin 2
5
BAB II. ANATOMI DAN FISIOLOGI TIROID I.
Anatomi Adapun
kelenjar tiroid merupakan suatu kelenjar endokrin yang
dikelilingi oleh berbagai macam hal penting yang bekerja secara berkesinambungan dengan tiroid.
a. Letak Kelenjar tiroid memiliki dua buah lobus, dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin trakea ke dua dan tiga. Kelenjar tiroid terletak di leher, antara fasia koli media dan fasia prevertebralis. Di dalam ruang yang sama terdapat trakea, esofagus, pembuluh darah besar, dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fascia pretrachealis, dan melingkari trakea dua pertiga bahkan sampai tiga perempat lingkaran. Keempat kelenjar
6
paratiroid umumnya terletak pada permukaan belakang kelenjar tiroid, tetapi letak dan, mungkin juga, jumlah kelenjar ini sering bervariasi. 1
b. Histologi Kelenjar tiroid terdiri atas banyak sekali folikel-folikel yang tertutup (diameternya santara 100 sampai 300 mikrometer) yang dipenuhi dengan bahan sekretorik yang disebut koloid dan dibatasi oleh sel epitel koloid yang mengeluarkan hormonnya ke bagian folikel itu. Unsur utama dari koloid adalah glikoprotein tiroglobulin besar, yang mengandung hormon tiroid di dalam molekul-molekulnya.
7
Begitu hormon yang disekresikan sudah masuk ke dalam folikel, hormon itu harus diabsorpsi kembali melalui epitel folikel ke dalam darah, sebelum dapat berfungsi dalam tubuh. Setiap menitnya jumlah aliran darah di dalam kelenjar tiroid kira-kira lebih besar daripada berat kelenjar tiroid itu sendiri, yang merupakan suplai darah yang sama banyaknya dengan bagian lain dalam tubuh,dengan pengecualian korteks adrenal.
3
c. Vaskularisasi Kelenjar tiroid disuplai oleh arteri tiroid superior, inferior, dan terkadang juga arteri tiroidea ima dari a. brachiocephalica atau cabang aorta.
Arterinya
banyak dan cabangnya
beranastomose pada permukaan dan dalam kelenjar, baik ipsilateral
maupun
kontralateral. Arteri
tiroid
superior
menembus fascia tiroid dan kemudian bercabang menjadi
8
cabang anterior dan posterior. Cabang anterior mensuplai permukaan anterior kelenjar dan cabang posterior mensuplai permukaan lateral dan medial. Arteri tiroid inferior mensupali basis kelenjar dan bercabang ke superior (ascenden) dan inferior yang mensuplai permukaan inferior dan posterior kelenjar. Sistem venanya berasal dari pleksus perifolikular yang menyatu di permukaan membentuk vena tiroidea superior, lateral dan inferior.
II.
Fisiologi Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama, yaitu tiroksin (T4). Bentuk aktif hormon ini adalah triyodotironin (T3) yang sebagian besar berasal dari konversi hormon T4 di perifer, dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh kelenjar tiroid. 1 Hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) dibentuk di sel epitel (tirosit) yang mengelilingi kelenjar tiroid. Sintesisnya dicapai dalam beberapa langkah, yang setiap langkahnya dapat mengalami gangguan. Iodin penting dalam sintesis hormon dan harus tersedia dalam makanan. Iodin diambil dari darah dan
9
dibawa kedalam epitel folikel melalui transporter yang terangkai dengan Na+. Di membran apikal sel, iodin melewati lumen folikel melalui eksositosis dan dioksidasi di tempat ini. 4
Pembentukan dan pelepasan T3 dan T4 serta pertumbuhan kelenjar tiroid dirangsang oleh tirotropin (TSH) dari hipofisis anterior. Pelepasan selanjutnya dirangsang oleh tiroliberin (TRH)
dari
meningkatkan
hipotalamus. pelepasan
Stress TSH,
dan
sedangkan
estrogen
akan
glukokortikoid,
somatostatin dan dopamin akan menghambatnya. 4 Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih sedikit dalam serum karena reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena memiliki banyak resptor pada jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada protein pengikat plasma di serum yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi ia kurang kuat berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit. Proses pembentukan hormon tiroid adalah:
10
(a) Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa ini dapat memekatkan iodida kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam darah; (b) Proses
pembentukan
tiroglobulin.
Tiroglobulin
adalah
glikoprotein besar yang nantinya akan mensekresi hormon tiroid; (c) Proses pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu oleh enzim peroksidase dan hidrogen peroksidase. (d) Proses iodinasi asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan menggantikan hidrogen (H) pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat terjadi karena afinitas iodium terhadap oksigen (O) pada cincin benzena lebih besar daripada hidrogen. Proses ini dibantu oleh enzim iodinase agar lebih cepat. (e) Proses organifikasi tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah teriodinasi (jika teriodinasi oleh satu unsur I dinamakan monoiodotirosin dan jika dua unsur I menjadi diiodotirosin) Proses coupling (penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi).
Jika
monoiodotirosin
bergabung
dengan
diiodotirosin maka akan menjadi triiodotironin. Jika dua diiodotirosin bergabung akan menjadi tetraiodotironin atau yang lebih sering disebut tiroksin. Hormon tiroid tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam darah harus dibungkus oleh senyawa lain, dalam hal ini tiroglobulin. Tiroglobulin ini juga sering
disebut protein pengikat plasma. Ikatan
protein pengikat plasma dengan hormon tiroid terutama tiroksin sangat kuat jadi tiroksin lama keluar dari protein ini. Sedangkan
triiodotironin
ikatannya lebih lemah.
lebih
mudah
dilepas
karena
3
11
BAB III. KANKER TIROID I.
Definisi Karsinoma tiroid berasal dari sel folikel tiroid. Keganasan tiroid
dikelompokkan
menjadi
karsinoma
tiroid
berdeferensiasi baik, yaitu bentuk papiler, folikuler, atau campuran keduanya, karsinoma meduler yang berasal dari sel parafolikuler yang mengeluarkan kalsitonin ( APUD-oma), dan karsinoma berdeferensiasi buruk/anaplastik. Karsinoma sekunder pada kelenjar tiroid sangat jarang dijumpai. Perubahan
dari
struma
endemik
menjadi
karsinoma
anaplastik dapat terjadi terutama pada usia lanjut. 1
12
II.
Prevalensi Karsinoma tiroid agak jarang didapat, yaitu sekitar 3-5% dari semua tumor maligna.Insidensnya lebih tinggi di negara dengan struma endemik, terutama jenis folikuler jenis berdeferensiasi buruk/anaplastik. Karsinoma tiroid didapat pada segala usia dengan puncak pada usia muda (7-20 tahun) dan usia setengah baya (40-60 tahun). Insidens pada pria adalah sekitar 3/100.000/tahun dan wanita sekitar 8/100.000/tahun. Kurang lebih 25% terjadi pada struma nodosa. Fokus karsinoma tampaknya muncul secara denovo di antara nodul dan bukan di dalamnya.
1
Radiasi daerah leher merupakan salah satu faktor risiko yang penting. Lebih kurang 25% dari mereka yang menjalani radiasi di leher pada usia muda, di kemudian hari memperlihatkan
nodul
kelenjar
tiroid
yang
berupa
adenokarsinoma
tiroid,
terutama
tipe
papiler.
Risiko
mendapatkan karsinoma tiroid akibat radiasi biasanya juga tergantung pada usia penderita. Bila radiasi terjadi pada usia lebih dari 20 tahun, kolerasi risikonya menjadi kurang bermakna.Masa laten mungkin lama sekali sampai puluhan tahun
seperti
terlihat
pada
penduduk
Hiroshima
dan
penderita lain yang mengalami radiasi bentuk apa pun pada lehernya. III.
1
Etiologi Karsinoma tiroid berasal dari 2 tipe sel yang berada di kelenjar tiroid. Sel tersebut akan berdiferensiasi menjadi karsinoma papiler, karsinoma folikular, karsinoma medular dan karsinoma anaplastik. Pajanan
dari
radiasi
meningkatkan
resiko
terjadinya
keganasan pada tiroid, terutama karsinoma papiler tiroid. Hal ini diobservasi dari anak-anak yang terpajan radiasi setelah
13
terjadinya bom nuklir di Hiroshima dan Nagasaki saat perang dunia ke 2. Bukti lainnya didapatkan dari percobaan bom atom
pada
pulau
Marshall,
setelah
kecelakaan
pada
Chemobyl. Pasien dengan pengobatan terapi radiasi juga beresiko tinggi terjadinya karsinoma tiroid. Diet rendah iodin tidak membuktikan terjadinya karsinoma pada tiroid, namun pada populasi dengan asupan rendah iodin memiliki angka tinggi terjadinya karsinoma folikuler dan anaplastik 5 IV.
Klasifikasi a. Patologi i. Karsinoma papilar Merupakan
jenis
keganasan
tiroid
berdiferensiasi baik dan paling sering ditemukan (60%). Merupakan karsinoma yang bersifat kronik, tumbuh lambat dan mempunyai prognosis paling baik diantara keganasan tiroid lainnya. 1 ii. Karsinoma folikular Adenokarsinoma
meliputi
sekitar
25%
keganasan tiroid dan didapat terutama pada wanita setengah baya. Merupakan jenis kedua kanker tiroid paling umum, merupakan 5-10 persen dari karsinoma tiroid dan sekitar 15 persen dari karsinoma tiroid berdeferensiasi baik. Lebih agresif (ganas) dari karsinoma papiler, dan terjadi lebih sering pada wanita daripada pria dengan rasio tiga banding satu. Puncaknya onset adalah pada usia 50 tahun. Biasanya
tidak
menyebar
ke
kelenjar
getah
bening, tetapi dapat menyerang vena dan arteri, dan kemudian dapat menyebar (metastasis) ke
14
lain organ. Paling sering metastasis ke paru-paru, tulang, otak, hati, kandung kemih, dan kulit. Kanker ini jarang terjadi pada individu yang telah terpapar radiasi dan lebih jarang terjadi pada anak-anak. Muncul dari sel-sel yang membuat hormon tiroid. Survival rate tergantung pada ukuran
tumor
dan
apakah
telah
menginvasi
pembuluh darah, kelangsungan hidup 10 tahun untuk tumor yang non invasif 86 persen dan untuk yang invasif 44 persen. 1 iii. Karsinoma medular Meliputi
5-10%
parafolikuler,
atau
keganasan sel
C
tiroid
yang
dari
sel
memproduksi
tirokalsitonin. Tumor berbatas tegas dan keras pada perabaan. Tumor ini terutama ditemukan pada usia di atas 40 tahun, tetapi juga ditemukan pada usia yang lebih muda bahkan pada anakanak dan biasanya disertai gangguan endokrin lainnya.
1
iv. Karsinoma tidak terdiferensiasi (anaplastik) Jarang
ditemukan
dibandingkan
dengan
karsinoma ang berdiferensiasi baik. Tumor ini sangat ganas, terutama terdapat pada usia tua dan lebih banyak pada wanita. Sebagian tumor terjadi
pada
struma
nodosa
yang
kemudian
membesar dengan cepat. Tumor ini sering disertai nyeri dan nyeri alih ke daerah telinga dan suara serak karena infiltrasi n.rekuren.
1
v. Karsinoma lainnya
15
b. Kalsifikasi klinis TNM karsinoma tiroid : i. T (Tumor primer) T0
tidak terbukti ada tumor
Tx
tumor tidak dapat dinilai
T1
<1cm
T2
2-4 cm masih terbatas pada tiroid
T3
> 4 cm terbatas pada tiroid atau tumor
dengan ukuran berapa saja dengan ekstensi ekstra
triod
yang
minimal
(misal
ke
otot
sternotiroid atau jaringan lunak peritiroid) T4a
tumor telah berestensi keluar kapsul
tiroid dan menginvasi ke tempat berikut ; jaringan lunak
subkutan,
laring,
trakea,
esofagus,
n.
Laringeus recurren atau karsinoma anaplastik terbatas pada tiroid (intra tiroid) T4b
tumor
telah
menginvasi
fasia
prevertebra, pembuluh mediastinal atau arteri carotis
atau
karsinoma
anaplastik
berestensi
keluar kapsul (ekstra tiroid) ii. N (Kelenjar getah bening regional) Nx
kelenjar getah bening tidak dapat dinilai
N0
tidak ditemukan metastasis ke kelenjar
getah bening N1
pembesaran (dapat dipalpasi)
N1a
hanya ipsilateral
N1b
kontralateral,
bilateral,
garis
tengah,
atau mediastinum iii. M (Metastasis jauh Mx
metastasi tidak dapat dinilai
M0
tidak terdapat metastasis jauh
M1
terdapat metastasis jauh
16
V.
Gejala Klinis.
7
Kecurigaan klnis tiroid didasarkan pada observasi yang dikonfirmasikan dengan pemeriksaan patologis dan dibagi dalam kecurigaan tinggi, sedang dan rendah. 1. Kecurigaan tinggi a. Riwayat
neoplasma
endokrin
multipel dalam keluarga b. Pertumbuhan tumor yang cepat c. Nodul teraba keras d. Fiksasi daerah sekitar e. Paralisis pita suara f.
Pembesaran kelenjar limpa regional
g.
Adanya
metastasia yang jauh
2. Kecurigaan sedang a. Usia <20 tahun atau >60 tahun b.
Adanya
riwayat radiasi di leher
c. Jenis kelamin pria dengan nodul soliter d. Tidak jelas adanya fiksasi daerah sekiar e. Diameter lebih besar dari 4cm dan kistik 3. Kecurigaan rendah a.
Adanya
benjolan di leher
b. Tidak adanya gejala seperti yang disebutkan pada kecurigaan tinggi dan sedang
17
VI.
Pemeriksaan Penunjang a. Biopsi aspirasi jarum halus (B AJ AH) FN AB
(f ine-needle
aspiration
biposy)
adalah
pemeriksaan yang paling penting untuk mengevaluasi nodul pada tiroid. Tekhnik ini tidak mahal dan mudah dilaksanakan, dan dengan sedikit komplikasi. Untuk melakukan FN AB, ekstensikkan leher pasien dan palpasi nodul dengan lembut. Kulit area penusukan harus dibersihkan
dengan
alkohol
terlebih
dahulu
yang
kemudian diikuti dengan penyuntikan anestesi lokal. Peggunaan jarum juga harus dengan jarum yang besar agar spesimen yang diambil tidak rusak. Diagnosis sitologis sangat tergantung dari benar atau tidaknya
proses
pengambilan
sampel,
sehingga
disarankan untuk mengaspirasi di 3 tempat yang berbeda pada nodul untuk kepastian spesimen 6 b. Laboratorium Pemeriksaan kadar tiroglobulin serum untuk keganasan tiroid cukup sensitif tapi tidak spesifik. Serum ThyoidStimulating Hormone sangat sensitif untuk mendeteksi hipertiroid ataupun hipotiroid. Namun pada penyakit keganasan, kadar TSH tidak bisa menentukan apakah nodul tersebu ganas atau jinak. Peningkatan serum kalsitonin biasanya menunjukkan karsinoma tiroid tipe medular. Serum kalsitonin, yang biasanya menjadi tolak ukur diagnosis folikular-medular karsinoma
tiroid,
sekarang
digantikan
dengan
pemeriksaan PCR ( polymerase chain reaction) yang lebih
sensitif
pada
mutasi
RET
proto-oncogene.
Bagaimanapun, kalsitonin dan pentagastrin digunakan
18
sebagai penanda tumor untuk memantau pasien yang menderita karsinoma tiroid medular.
7
c. Pencitraan i. Sintigrafi tiroid Sintigrafi tiroid keganasan hanya memberikan gambaran hipofungsi atau nodul dingin, sehingga dikatakan tidak spesifik dan tidak diagnostik. Sintigrafi dapat dilakukan dengan 2 macam isotop: 1. Iodium radioaktif 2. Techneticum pertechnetate isotop ii. USG Dilakukan untuk menentukan ukuran dan jumlah nodul, meski USG tidak dapat membedakan nodul jinak dari yang ganas. iii. CT scan dan MRI Digunakan untuk mengevaluasi jaringan lunak yang besar dan dicurigai massa yang terdapat pada leher, trakhea atau esofagus dan untuk melihat adanya metastase ke kelenjar limfa di servikal. VII.
Diagnosis 6 a. Karsinoma tiroid berdiferensiasi baik i. Karsinoma papiler
19
Karsinoma papiler adalah keganasan tiroid yang paling sering, sekitar 80%. Wanita yang berumur 34-40 tahun tiga kali lebih sering terkena daripada pria.
Kasus yang muncul bisa genetik / faktor
keturunan yang berhubungan dengan sindrom Gardnrer
(poliposis
adenomatous
familial).
Terekspose radiasi terutama saat masa kanan, berhubungan dengan pmunculnya karsinoma tiroid papiler. Tumor biasanya muncul setelah masa laten sekitar 10-2- tahun. Bagaimanapun, angka kejadian
kanker
berhubungan
tipe
dengan
ini
juga
dihipotesikan
tiroiditis
Hashimoto.
Karsinoma jenis ini adalah tipe tumor yang tumbuh lambat karena T4 dan produksi sel folikular dari tiroid. Sel tersebut sensitif terhadap TSH dan pengambilan iodin. Sel tersebut memproduksi tiroglobulin yang memberi respon pada stimulasi TSH. Hal tersebut memungkinkan menjadi dasar diagnostik dan terapeutik pada penyakit berulang ataupun rekurensi setelah operasi eksisi. Tumor bisa tumbuh ke arah kapsul tiroid yang kemudian menginvasi struktur di sekelilingnya. Pertumbuhan
ke
arah
trakhea
bisa
memicu
terjadinya hemoptisis. Pertumbuhan yang ekstrem bisa juga mengarag ke obstruksi jalan napas. Invasi ke arah lain bisa juga menyebabkan pasien serak, bersuara saat bernapas sampai disfagia.
20
ii. Karsinoma folikular
Karsinoma folikular adalah kedua tersering pada keganasan tiroid, 10% dari kanker tiroid. Kanker folikular muncul saat asupan iodin untuk tiroid rendah. Karsinoma jenis ini juga muncul tiga kali lebih banyak pada wanita dibandingkan dengan pria. Pasien dengan jenis ini biasanya lebih tua daripada karsinoma papiler, sekitar dekade empat sampi enam. Sama seperti karsinoma papiler, karsinoma folikular muncul dari sel folikuler di tiroid. Sel TSH nya pun sensitif, pada pengambilan iodin dan produksi tiroglobulin. Tidak seperti karsinoma pailer, pada karsinoma folikuler jrang bermetastase ke arah servikal, tapi lebih banyak bermetastase ke paru dan tulang.
21
b. Karsinoma sel Hürtle
Karsinoma sel Hurtle adalah tipe keganasan tiroid yang jarang, yang juga terkadang dianggap sebagai varian dari karsinoma
folikular.
Biasa
juga
dikenal
sebagai
karsinoma onkositik, Askanazy, atau sel besar. 2-3% dari keganasan yang muncul di tiroid. Lebih sering muncul pada wanita dekade kelima.
Adapun
gejala klinisnya
sama dengan keganasan tiroid tipe lainnya. Pada pemeriksaan patologis, sel karsinoma Hurtle, seperti karsinoma folikular, dibedakan dengan adenoma dari adanya invasi kapsuler, invasi vaskular, atau keduanya.
Karena
identifikasi
dengan
tumor
malignan
elemen
sulit
selular
untuk
sendiri,
di dan
pemeriksaan FN AB dapat membedakan ganas / jinak, maka
pada
penegakan
diagnosis
perlu
dilakukan
pemeriksaan pada spesimen.
22
c. Medullary thyroid carcinoma (MTC)
MTC mengambil peran sekitar 5% dari keganasan yang mungkin terjadi pada tiorid. Tumor ini bisa berasal dari sel parafolikuler di tiroid. Sel C adalah derivat neuralcrest dan juga memproduksi kalsitonin. Sekitar 75% MTC muncul
secara
sporadik,
sedangkan
25%
lainnya
berhubungan dengan faktor familial. Kasus sporadik biasanya bermanifestasi sebagai nodul tiroid soliter, seperti
pada
keganasan
tiroid
lainnya.
Dan
juga
munculnya gejala nyeri, dysphagia dan serak yang mengarah pada invasi lokal. d. Karsinoma anaplastik dan karsinoma lainnya.
Karsinoma jenis ini adalah yang paling jarang pada keganasan yang terjadi di tiroid, 1,6 %. Tapi walau bagaimanapun, karsinoma jenis ini memiliki tingkat keberhasilan hidup sangat rendah dibanding yang lain. Seperti keganasan tiroid yang lainnya, pada karsinoma
23
anaplastik
juga
lebih
banyak
menyerang
wanita
dibanding pria. Biasanya menyerang wanita pada dekade 6-7. Karsinoma ini muncul dengan adanya benjolan pada leher yang tumbuh semakin membesar. Suara serak dan dispnea bisa muncul karena efek invasi. Daerah yang biasa menjadi sasaran metastase adalah paru, tulang dan otak.
Sebagian besar pasien dengan kanker tiroid mempunyai massa yang dapat teraba pada leher, tumor intratiroid ataupun
limpoadenopati
regional
yang
metastase.
Di
beberapa pasien, secara klinis tersamarkan, lesi tidak teraba saat palpasi dan hanya akan dikenali jika menggunakan pemeriksaan gambar dengan resolusi tinggi saat melakukan intervensi sebelum operasi untuk menemukan penyakit jinak pada tiroid.8 Jadi, anamnesis dan pemeriksaan fisik bisa dijadikan dasar untuk menentukan diagnosis definitif dari kanker tiroid. Diagnosis kanker tiroid memerlukan konfirmasi sitologi atau histologi. Biopsi FN A adalah metode paling efektif untuk membedakan tumor jinak sampai ganas pada nodul tiroid secara preoperatif. Diagnosis kanker tiroid harus mencakup pemeriksaan patologi secara hati-hati pada jaringan tiroid. VIII.
8
Penatalaksanaan Untuk
adenokarsinoma
berdiferensiasi
baik
pada
usia
mudam unilateral, dengan diameter kecil tanpa penyebaran ke kelenjar leher ( dengan kemungkinan prognosis baik), dapat dipertimbangkan untuk dilakukan istmolobektomi, yaitu hemitiroidektomi.
Bila
skor
buruk,
dianjurkan
untuk
tiroidektomi total. Jika telah terdapat pembesaran kelenjar
24
limfe
leher,
kemungkinan
besar
telah
terjadi
penyebaran,maka harus dilakukan tiroidektomi total disertai diseksi kelenjar leher pada sisi yang sama.
IX.
1
Prognosis Prognosis
yang
bisa
ditetapkan
tergantung
dari
tipe
keganasannya. Tipe karsinoma tiroid anaplastik memiliki prognosis yang paling buruk diantara yang lainnya, dengan ketahanan hidup <5 tahun. Yang kemudian diikuti dengan karsinoma meduler, karsinoma folikuler dan karsinoma papiler. 7
25
BAB IV
KESIMPULAN
Karsinoma
tiroid
berasal
dari
folikel
tiroid.
Keganasan
tiroid
dikelompookan menjadi karsinoma tiroid berdiferensiasi baik, yaitu bentuk papiler, folikuler, atau campuran keduanya. Karsinoma meduler yang berasal dari sel parafolikuler yang menghasilkan kalsitonin ( APUD-oma), dan karsinoma berdiferensiasi buruk/anaplastik. Karsinoma sekunder pada kelenjar tiroid sangat jarang dijumpai. Perubahan dari struma endemik menjadi karsinoma anaplastik dapat terjadi terutama pada usia lanjut. Kelompok usia di atas 60 tahun, disamping mempunyai prevalensi keganasan lebih tinggi, juga mempunyai tingkat agresivitas penyakit yang lebih berat, yang terlihat dari seringnya kejadian karsinoma tiroid tidak berdiferensiasi. Sebagian besar keganasan tiroid tidak memberikan gejala yang berat kecuali jenis anaplastik yang cepat membesar dalam hitungan minggu. Sebagian kecil pasien khususnya dengan nodul yang besar mengeluhkan penekanan pada esofagus dan trakea. Biasanya nodul tiroid tidak nyeri kecuali
adanya
akut/subakut. Ada
perdarahan
Keluhan
lain
dalam pada
nodul
atau
keganasan
kelainan
adalah
suara
tiroiditis serak.
beberapa faktor yang menentukan apakah sebuah nodul tiroid ganas
atau tidak. Usia pasien saat pertama kali nodul ditemukan, riwayat radiasi sinar pengion, jenis kelamin merupakan faktor-faktor penentu keganasan. Jenis
kelamin
laki-laki,
meskipun
prevalensi
lebih
rendah,
tetapi
kecenderungan menjadi ganas lebih tinggi daripada wanita. Respon terhadap pengobatan dengan hormon tiroid juga dapat digunakan sebagai petunjuk dalam evaluasi nodul tiroid.
26
DAFTAR PUSTAKA 1. Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005. 691-695. 2. Sudoyo,
Aru
w, dkk. Buku
A
jar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. 4.
Vol.2.Jakarta; EGC. Juni 2006. Hal 1981 3. Guyton,
Arthur
C, John E.Hall. Buku A jar: Fisiologi Kedokteran.
Editor: Irawati S ± Ed 9 ± Jakarta: EGC. 1997 Hal.1188 4. Silbernagl, Stefan. Teks dan atlas Patofisiologi. Jakarta: EGC. 2007. Hal 280 5. Sharma, Pramod K. Thyroid Cancer. Jan 2010.
Available
at:
http://emedicine.medscape.com/article/851968-overview 6. Sharma, Pramod K. Thyroid Cancer. Jan 2010.
Available
at:
http://emedicine.medscape.com/article/851966-overview 7. Gardner, David G, Dolores Shoback. Lange: Basic and Clinical Endocrinology.International Ed.8 th. The McGraw-Hill. 2007. Pg.270278 8. Cobin, Rhoda H.
AA CE/ AAES
Medical/Surgical Guidelines for
Clinical Practice: Management of Thyroid Carcinoma. June 2001. Available
at:
http://www.aace.com/pub/pdf/guidelines/thyroid_carcinoma.pdf
27