a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Cara kerja obat dimenhidrinat Obat dimenhidrinat adalah dimenhidrinat adalah garam-8-kloroteofilinat dari antihistamin difenhidram in. Walaupun mekanisme kerja dimenhidrinat yang sebenarnya belum diketahui dengan jelas, namun dimenhidrinat menekan fungsi hiperstimulasi labirin. Obat ini efektif untuk mencegah dan pengobatan mual dan muntah yang disebabkan mabuk perjalanan. Dimenhidrinat dapat juga dipakai untuk vertigo (pusing yang berputar), namun penggunaannya harus dengan pengawasan dokter. Hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan obat dimenhidrinat Untuk mencegah mabuk perjalanan obat dimenhidrinat sebaiknya diminum setengah jam sebelum melakukan perjalanan. Hindari minum obat dimenhidrinat bersama-sama dengan alcohol Jangan minum obat ini bersama sedative atau penenang tanpa konsultasi dengan dokter Selama minum obat ini jangan menjalankan mesin atau mengendarai kendaraan bermotor Jangan minum obat ini jika mempunyai penyakit asma, glaucoma, penyakit paru kronik, dan sesak napas. Jangan diberikan pada anak dibawah 2 tahun kecuali atas anjuran dokter. Hati-hati pengunaan pada anak-anak dan usia lanjut karena umumnya lebih peka terhadap obat tersebut. Untuk ibu hamil dan menyusui konsulatasi ke doketer sebelum menggunakan obat ini Jauhkan dari jangkauan anak kecil
Efek yang tidak diinginkan : Obat dimenhidrinat dapat menyebabkan mengantuk. Jadi selama menggunakan obat ini jangan mengendarai kendaraan. Aturan pemakaian : Dewasa : 50-100 mg tiap 4-6 jam, tidak lebih dari 400 mg sehari Anak-anak : a. 2-6 tahun : 12,5 mg tiap 6-8 jam, tidak lebih dari 150 mg sehari b. 6-12 tahun : 25 mg tiap 6-8 jam, tidak lebih dari 75 mg sehari. Daftar obat mabuk perjalanan Dimenhidrinat Nama Generik : dimenhidrinat Nama dagang : Antimab, Antimo, Contramo, Dramamine Bentuk sediaan : tablet 50 mg. Dimenhidrinat dan vitamin B6 Nama dagang : Dramasine, Pavovan, Stopmun Bentuk sediaan : tablet Sumber : Kompedia Obat bebas
1. Berdasarkan mekanisme kerja Antihistamin digolongkan mejadi 3 kelompok yaitu 1. Antagonis H1
Antagonis H1 sering pula disebut antihistamin klasik atau antihistamin H1,adalah senyawa yang dalam kadar rendah da[at menghambat secara bersaing kerja histamine pada jaringan yang mengandung reseptor H1. Penggunaan mengurangi gejala alergi karena musim atau cuaca,misalnya radang selaput lender hidung,bersin,gatal pada mata,hidung dan tenggorokan,dan gejala alergi pada kulit,seperti pruritik,urtikaria,ekzem,dan dermatitis.Selain itu antagonis H1 juga digunakan sebagai antiemetik,antimabuk,antiparkinson,antibatuk,sedative,antipisikotif dan anastesi setempat. Antagonis H1 kurang efektif untuk pengobatan asma bronchial dan syok anafilatik. Kelompok ini menimbulkan efek potensial dengan alcohol dan obat penekan system saraf pusat lain. Efek samping antagonis H1 antara lain mengantuk,kelemahan otot,gangguan koordinasi pada waktu tidur,gelisah,tremor,iritasi,kejang dan sakit kepala. Secara umum antagonis H1 digunakan dalam bentuk garam HCl,sitrat,fumarat,fosfat,suksinat,tartrat dan maleat,untuk meningkatkan kelarutan dalam air. Berdasarkan stuktur kimianya antagonis H1 dibagi menjadi enam kelompok yaitu : Turunan Eter Aminoalkil Stuktur Umum : Ar(Ar-CH2)CH-O-CH2-CH2-N(CH3)2 Contoh : 1. Difenhidramin HCl (benadryl),merupakan antihistamin kuat yang mempunyai efek sedatif dan antikolinergik,Senyawa ini digunakan untuk pengobatan berbagaia reaksi alergi seperti pruritik,urtikaria,ekzem,dermatitis atopik,rhinitis,untuk antipasmodik (antikolinergik),antiemetik dan obat batuk. Difenhidramin diikat oleh plasma protein 80 98%,kadar plasma tertinggi dicapai 2 – 4 jam setelah pemberian oral,dengan waktu paro plasma ± 9 jam. 2. Dimenhidrinat (Dramamim,Antimo) adalah garam yang terbentuk dari difenhidramin dan 8kloroteofilin. Dimenhidrat digunkan untuk antimabuk,diberikan 1,5 jam sebelum berpergian,dan antimual pada wanita hamil.Efek parmakologis ini berhubungan dengan aktivitas dari difenhidramin. 3. Karbinoksamin HCl (Clistin),mengandung satu atom C asimetrik yang mengikat dua cincin aromatik. Bentuk yang aktif adalah isomer levo dengan konvigurasi S karena dapat berinteraksi secara serasi dengan reseptor H1. Karbinoksamin menimbulkan efek sedasi yang lebih ringan disbanding difenhidramin. 4. Klorfenoksamin HCl (systral) penyerapan dalam saluran cerna rendah sehingga untuk memperoleh efek sistematik diperlukan dosis cukup besar. Klorfenoksamin lebih sering digunakan secara setempat untuk antipruretik dan antialergi.Obat ini juga digunakan untuk analgesic karena mempunyai efek anastesi setempat.
5. Klemestin Fumarat (Tavegyl) merupakan antagonis H1 kuat dengan masa kerja panjang. Efek antikolinergik dan penekan system saraf pusatnya kecil.Bentuk yang aktiv adalah isomer dekstro dengan puasat kiral membentuk konfigurasi R. Klamestin digunakan untuk memperbaiki gejala pada alergi rinitis,dermatosis,seperti pruritik,uritrakia,ekzem,dermatitis atau erupsi,dan sebagai antikolinergik.Klamestin diserap secara cepat dan sempurna dalam saluran cerna.Kadar plasma tertinggi dicapai setelah ± 5 – 7 jam,dengan masa kerja panjang ± 10 – 12 jam. 6. Piperinhidrinat (Kolton),difenilpiralin 8-kloroteofilinat, digunakan terutama untuk pengobatan rinitis,alergi konjugtivitas dan demam karena alergi Dosis 3 – 6 mg 2 dd.
Turunan Etilendiamin Stuktur Umum : Ar(Ar’)N-CH2-CH2-N(CH3)2
Contoh 1. Tripelenamin HCl (azaron,Tripel),mempunyai efek antihistamin sebanding difenhidramin dengan efek samping lebih rendah.Tripelenamin juga digunakan untuk pemakaian setempat karena mempunyai efek anastesi setempat.Efektif untuk pengobatn gejala alergi kulit,seperti pruritis dan urtikaria kronik. 2. Antazolin HCl (Antistine) mempunyai aktivitas antihistamin lebih rendah dibanding turunan etilendiamin lain. Antazoin mempunyai efek antikolinergik dan lebih banyak digunakan untuk pemakain setempat dua kali lebih besar dibanding prokain HCl.Dosis untuk obat mata : larutan 0,5% 3. Mebhidrolinnafadisilat (Incidal,Histapan),Stukturnya mengandung rantai samping amenopropi dalam system heterosiklik karbonil dan bersifat kaku. Senyawa t idak menimbulkan efek analgesic dan anestesi setempat. Mehibdrolin digunakan untuk pengobatan gejala pada alergi dermal,seperti dermatitis dan ekzem,konjugtivitas,dan asma bronkial. Penyerapan obat dalam saluran cerna relatif lambat,kadar plasma tetinggi dicapai setelah ± 2 jam dan menurun secara bertahap sampai 8 jam.
Turunan Alkilamin Stuktur Umum : Ar(Ar’)CH-CH2-CH2-N(CH3)2
Contoh :
1. Feniramin Maleat (Avil) merupakan turunan alkilamin yang mempunyai efek antihistamin H1 terendah. 2. Klorfeniramin Maleat (Chlor –Trimeton = CTM.,Cohistan,Pehachlor) merupakan antihistamin H1 yang popular dan banyak digunakan dalam sediaan kombinasi. Pemasukan gugus klor pada posisi para cincin aromatic feniramin maleat akan meningkatkan aktivitas 20 kali lebih besar dibanding feniramin dan batas keamananya 50 kali lebih besar dibanding tripelinamin.Penyerapan Obat dalam saluran cerna cukup baik ± 70% obat terikat oleh protein plasma .Kadar darah tertinggi dicapai 2 – 3 jam setelah pemberian oral,dengan waktu paro plasma 18 – 50 jam. 3. Deksklorofeniramin Maleat (Polaramine,Polamac) adalah isomer dekstro klorfeniramin maleat,mempunyai aktivitas yang lebih besar dibanding campuran resematnya 4. Dimetinden Maleat (fenisitil) aktif dalam bentuk isomer levodigunakan untuk pengobatna pruritik dan berbagai bentuk alergi ,awal kerja cepat 20 – 60 menit setelah pembaerian oral dengan efek berakhir pada 8 – 12 jam.
Turunan Piperazin Turunan piperazin mempunyai efek antihistamin sedan,dengan awal kerja lambat dengan masa kerja panjang ± 9 – 24 jam. Contoh : 1. Homoklorsiklizin (Homoclomin) mempunyai spectrum kerja luas merupakan antagonis yang kuat terhadap histamin,serotonin dan asetilkolin,serta dapat memblok kerja bradikinin slow reacting substance of anaphylaxis (SRS-A).Homoklorsiklizin digunakan untuk alergi dermal,seperti pruritis,ekzem dermatitis dan erupsi,serta alergi rinitis.Penyerapan obat dalam saluran cerna cukup baik,kadar plasma tertinggi dicapai 1 jam setelah pemberian oral 2. Hidroksizin HCl (Iterx),dapat menekan aktivitas daerah tertentu subkortikal system saraf pusat sehingga digunakan untuk memperbaiki gejala ketegangan dan kecemasan pada psikoneurosis dan sebagai sedative pada pramedikasi anestesi.Hidroksizin juga mempunyai efek antihistamin,bronkodilator,analgesic dan antiemetik.Penyerapan obat dalam saluran cerna cepat,awal kerja cepat ± 15 – 30 menit.Kadar darah tertinggi dicapai ± 2 jam setelah pemberian oral.dengan waktu paro plasma ± 12 – 20 jam. 3. Oksatomid (Tinset) merupakan antialergi baru yang efektif terhadap berbagai jenis reaksi alergi.Mekanisme kerjanya berbeda dengan antihistamin klasik lainya yaitu dengan menekan pengeluaran mediator kimia dari sel mast,sehingga menghambat efeknya.Kerja antialergi lebih luas dibanding antihistamin klasik lainya yang hanya memblokade efek dari histamin.
Oksatomid digunakan untuk pencegahan dan pengobatan alergi rinitis ,urtikaria kronik dan aergi makanan.Oksatomid juga untuk asam ekstrensik tetapi tidak untuk pencegahan. Pada umumnya diberikan sesudah makan.
Turunan Fenotiazin Contoh 1. Prometazin HCl (Camergen,Phenergen,Prome), merupakan antihistamin H1 dengan aktivitas cukupan dan masa kerja panjang digunakan sebagai antiemetik dan tranquilizer.Prometazin menimbulkan efek sedasi cukup besar dan digunakan pula untuk pemakaian setempat karena mempunyai efek amastesi setempat 2. Metdilazin HCl (Tacaryl),digunakan terutama sebagai antipruretik.Absoropsi obat dalam saluran cerna cepat,kadar darah tertinggi dicapai 30 menit setelah pemberian oral. 3. Mekuitazin (meviren),adalah antagonis H1 yang kuat dengan masa kerja panjang,digunakan untuk memperbaiki gejala alergi ,terutama alergi rinitis,Pruretik,urtikaria dan ekzem. 4. Oksomemazin (Doxergan) adalah antagonis H1 yang kuat dengan masa kerja panjang,dipergunakan untuk memperbiki gejala alergi terutama alergi rinitis dan kutaneus dan untuk antibatuk. 5. Isotipenidil HCl (andantol) merupakan antagonis H1 turunan azafenotiazin,digunakan sebagai antipiuretik,urtikaria dan dermatitis.Senyawa ini menimbulkan efek yang cukup besar.Masa kerja obat ± 6 jam.Kadang – kadang digunkan sbagai antihistamin setempat. 6. Pizotifen hydrogen fumarat adalah antihistamin H1 yang sering digunakan sebagai perangsang nafsu makan Dosis : 0,5 mg 1 dd.
Turunan linya Contoh 1. SpiroheptidinHCl (Periactin,Ennamax,Heptasan,Pronicy,Prohessen) merupakan antihistamin dengan aktivitas sebanding dengan klorfeniramin maleat .Siproheptidin juga mempunyai efek antiserotonin,antimigrain,perangsang napsu makan dan tranqulizer.Efeknya terhadap system saraf pusat kecil. Siproheptidin biasa digunakan untuk alergi kulit. Kadang – kadang digunakan untuk perangsang nafsu makan dengan mekanisme kerja belum diketahui Dosis : 4mg 3-4 dd
1. Azatidin maleat (Zadine) adalah aza isomer dari kulit siproheptidin didapat dengan cara mereduksi ikatan rangkap C10 dan C11.Azatidin merupakan antagonis H1 yang kuat dengan masa kerja panjang dan efek sedasi rendah.Aktifitasnya 3 kali lebih besar dibanding klorfeniramin maleat. Digunakan untuk alergi
Antagonis H1 Generasi Kedua
Antagonis H1 pada umumnya menimbulkan efek samping sedasi dan mempunyai efek seperti senyawa kolinergik dan dan adrenergic yang tidak diinginkan. Oleh karena itu dikembangkan antagonis H1 generasi kedua. Antihistamin H1 yang ideal adalah bila bila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Senyawa mempunyai affinitas yang tinggi terhadap reseptor H1 2. Tidak menimbulkan efek sedasi 3. Affinitasnya rendah terhadap reseptor kolinergik dan adrenergic
Contoh : 1. Trefenadin (Hiblorex,Nadane) merupakan antagonis H1 selektif yang relative tidak menimbulkan efek sedasi dan antikolinergik. Senyawa tidak bereaksi dengan dan - reseptor adrenergik,karena tidak mampu menembus darah sawar otak. Trefenadin efektif terhadap pengobatan alergi rinitis musiman,pruritik dan uritrakia kronik.Absoropsi obat dalam saluran cerna baik dan cepat,kadar plasma tertinggi dicapai dalam 2-3 jam setelah pemberian oral. Awal kerja obat cepat ± 1-2 jam,efeknya mencapai maksimum adalah setelah 3 – 4 jam dan berakhir setelah ± 8 jam. Trefenadin terikat oleh protein plasma ± 97%,dengan waktu paro eliminasi 20 -25 jam. Dosis : 60 mg 2dd. Metabolit utama trefenedin adalah feksofenadin (Allegra) yang juga merupakan poten antagonis H1. 2. Akrivastin (semprex),senyawa analog tripolidin yang mempunyai lipoflitas lebih rendah karena mengandung gugus asam akrilat.Penurunan lipofilitas menyebabkan senyawa sulit menembus sawar darah di otak,sehingga tidak menimbukan efek samping sedasi,menurunkan massa kerja obat (waktu paro = 1,7 jam) dan awal kerja obat menjadi lebih cepat 1-2 jam.Akrivastin digunakan untuk alergi kulit yang kronis Dosis : 8 mg 3 dd. 3. Astemizol (Hismanal,Scantihis) adalah antagonis –H1 selektif yang kuat dan relatife tidak menimbulkan efek penekan system saraf pusat (sedasi) karena tidak mampu menembus
sawar darah di otak. Massa kerjanya sangat panjang,waktu paro 20 jam,dan tidak menimbulkan efek kolinergik.Astemizol efektif untuk menekan gejala alergi rinitis, konjugtivitas dan urtikaria akut. Absoropsi obat dalam saluran cerna baik dan cepat,kadar plasma tertinggi dicapai dalam 0,5 – 1 jam setelah pemberian oral.Pemberian dosis tunggal dapat menekan gejala reaksi alergi selama 24 jam Dosis : 10 mg 1 dd. 4. Loratadin (Claritin) adalah antihistamin trisiklik turunan azatidin yang poten,mempunyai masa kerja panjang dengan aktivitas antagonis perifer yang selektif. Efek sedasi dan antikolinergiknya rendah. Loratadin digunakan untuk meringkan gejala alergi rinitis,urtikari kronik dan lain – lain kelainan alergi dermatologis. 5. Seterizin adalah turunan benzihidril piperazin yang mengandung gugus etoksi karboksilat,mempunyai masa kerja panjang dengan aktivitas antagonis perifer yang selektif.Efek sedasi dan antikolinergiknya rendah.
b. Antagonis H2 Antagonis H2 adalah senyawa yang menghambat secara bersaing interaksi histamin dengan reseptor H2 sehingga dapat menghambat sekresi asam lambung .Secara umum digunakan untuk penyakit tukak lambung dan usus.Efek samping antagonis H2 antara lain adalah diare,nyeri otot dan kegelisahan. Mekanisme kerja sekresi asam lambung dipengaruhi oleh histamin gastrin dan asetilkolin.Antagonis H2 menghambat secara langsung kerja histamin pada sekresi asam (efikasi intrinsic) dan menghambat secara langsung kerja histamin pada sekresi asam,yang dirangsang oleh gastrin atau asetilkolin Iefikasi potensiasi).Jadi histamin memiliki efikasi intrinsik dan efikasi potensiasi,sedang gastrin dan asetilkolin hanya mempunyai efikasi potensiasi.Hal ini berarti bahwa histamin yang dapat meningkatkan sekresi asam, sedang gastrin atau asetilkolin hanya meningkatkna sekresi asam karena efek potensiasinya dengan histamin. Contoh 1. Semitidin (Cimet,Corsamet,Nulcer,Tagamet,Ulcadine),merupakan antagonis kompetitif histamin pada reseptor H2 dari sel parietal sehingga secara efektif dapat menghambat sekresi asam lambung. Simetidin juga memblok sekresi asam lambung yang disebabkan karena rangsangan makanan,asetilkolin,kafein dan insulin.Simetidin digunakan untuk pengobatan tukak lambung atau usus dan keaddan hipersekresi yang patologis,misal sindrom Zollinger-Elisson.Efek samping yang ditimbulkan antara lain adalah diare,pusing,kelelahan dan rash.Keadaan kebingungan ginakomastia dan impotensi juga dapat terjadi tetapi bersifat terpulihkan.Absoropsi Obat dalam saluran cerna cepat kadar plasma tertinggi dicapai 1 jam bila diberikan dalam keadaan lambung kosong dan 2 jam bila
diberikan bersama – sama dengan makanan .Jadi pemberian simetidin sebaiknya bersama – sama dengan makanann karena dapat menghambat absoropsi obat sehingga memperpanjang masa kerja obat.Waktu paronya ± 2 jam.Dosis : 200 mg 3 dd, pada waktu maka dan 400 g sebelum tidur 2. Ranitidin HCl (Ranin,Ranatin,Ranatac,Zantac,Zantadin),merupakan antagonis kompetitif histamin yang khas pada reseptor H2 sehingga secara epektif dapat menghambat sekresi asam lambung,menekan kadar asam dan volume sekresi asam.Diabsoropsi 39% 87%.Ranitidin mempunyai masa kerja cukup panjang,pemberia dosis 150 mg efektif menekan sekresi asam lambung selama 8 – 12 jam.Kadar plasma tertinggi dicapai dalam 2 – 3jam setelah pemberian oral,dengan waktu paro eliminasi 2 – 3jam Dosis : 150 mg 2 dd atau 300 mg sebelum tidur. 3. Famotidin ( Facid,Famocid,Gaster,Ragastin,Restidin), merupakan antagonis kompetitif histamin yang khas pada reseptor H2 sehingga secara epektif dapat menghambat sekresi asam lambung,menekan kadar asam dan volume sekresi asam.Absoropsi famotidin dalam saluran cerna tidak sempurna ± 40 – 45% dan pengikatan protein relative rendah ± 15 -22 % .Kadar plasma tertinggi dicapai 1-3 jam setelah pemberian oral,waktu paro eliminasi 2,5 – 4 jam dengan masa kerja obat ±12 jam Dosis 20 mg 2 dd atau 40 mg sebelum tidur. Share on :
rmakologi
Antihistamin adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati reaksi atau gejala alergi, seperti hay fever (rinitis alergi). Antihistamin juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit lain, seperti vertigo, dan insomnia. Beberapa reaksi alergi yang dapat diatasi dengan antihistamin, antara lain:
Hay fever atau alergi serbuk bunga
Kondisi alergi kulit, seperti kaligata (urtikaria) dan dermatitis Gatal-gatal
Gigitan atau sengatan serangga.
Selain itu, beberapa jenis antihistamin dapat digunakan untuk membantu meringankan gejala penyakit vertigo dan insomnia.
Jenis utama antihistamin Antihistamin terdiri dari dua jenis utama seperti yang kami uraikan di bawah ini. Penenang
Antihistamin jenis ini sering disebut dengan antihistamin sedatif. Kerjanya akan mempengaruhi otak, sehingga menyebabkan Anda mengantuk. Contoh antihistamin sedatif
yang populer adalah chlorpheniramine maleate atau sering kita kenal dengan sebutan CTM (contohnya Piriton dan Alleron). Non-penenang
Antihistamin ini sering disebut dengan antihistamin non-sedatif. Jenis antihistamin yang satu ini kurang memiliki efek pada otak dan tidak membuat Anda begitu mengantuk. Contoh dari antihistamin non-sedatif ini adalah acrivastine (contohnya Benadryl).
Cara kerja antihistamin Sistem kekebalan tubuh manusia akan memberikan perlindungan dari zat berbahaya, seperti bakteri dan virus. Sistem kekebalan tubuh akan memproduksi antibodi yang bertugas untuk mengeliminasi atau menghilangkan zat-zat berbahaya ini dari tubuh. Pada reaksi alergi, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya, seperti serbuk sari. Ketika ini terjadi, zat kimia yang disebut histamin dilepaskan oleh sistem kekebalan tubuh. Histamin sebenarnya sangat berguna karena dapat membantu menyembuhkan jaringan yang rusak. Namun reaksi histamin ini juga dapat menyebabkan gejala seperti:
Pilek atau hidung meler
Gatal-gatal pada mata, hidung, tenggorokan atau kulit
Bersin-bersin
Urtikaria (kaligata).
Antihistamin akan bekerja dengan memblokir (menghalangi) efek histamin di dalam tubuh Anda, yang akhirnya akan membantu mencegah peradangan dan meredakan reaksi alergi. Ada pula bentuk reaksi alergi yang hebat, gejalanya biasanya:
Kesulitan bernapas
Bibir dan kelopak mata bengkak
Jantung berdebar-debar.
Jenis reaksi alergi ini disebut anafilaksis, yang harus segera mendapatkan pertolongan medis karena ini merupakan kondisi serius yang dapat mengancam nyawa. Biasanya pihak medis akan menyuntikkan adrenalin untuk kondisi anafilaksis. Tapi terkadang juga suntikan antihistamin juga digunakan selain suntikan adrenalin.
Cara mengonsumsi antihistamin Beberapa jenis antihistamin dijual bebas di pasaran, contohnya chlorpheniramine maleate (misalnya CTM, Alleron, dan Piriton), loratadine (misalnya Clarityn) dan cetirizine (misalnya Zirtek). Sedangkan beberapa jenis antihistamin lainnya hanya bisa dibeli dengan resep dokter, karena cukup berbahaya jika dikonsumsi tidak dibawah pengawasan dokter. Tergantung dari jenis antihistamin yang Anda butuhkan, antihistamin tersedia dalam bentuk tablet, cairan, semprotan hidung, krim dan suntikan. Untuk antihistamin jenis krim, sebaiknya menggunakannya hanya dalam waktu singkat karena juga dapat menyebabkan
reaksi alergi, dan jangan mengoleskannya pada area kulit rusak (seperti koreng dan luka), kecuali jika telah diizinkan dokter.
Antihistamin dan kehamilan Jika Anda hamil, sangat disarankan untuk tidak mengonsumsi antihistamin. Hal ini juga berlaku untuk wanita menyusui karena antihistamin dapat terkonsumsi bayi Anda melalui ASI. Jika memang Anda mengalami reaksi alergi atau perlu menggunakan antihistamin padahal sedang hamil atau menyusui, sebaiknya mintalah saran dokter. Untuk penderita epilepsi, penggunaan antihistamin sedatif juga harus mendapatkan izin dari dokter. Dan tidak boleh mengonsumsi antihistamin sedatif jika memiliki penyakit hati yang berat.
Efek samping antihistamin Efek samping tiap-tiap jenis antihistamin dapat berbeda-beda, begitu pula efek samping satu jenis antihistamin juga dapat berbeda-beda pada tiap-tiap orang. Selalu baca keterangannya pada kemasan antihistamin. Antihistamin sedatif (penenang) akan membuat Anda merasa sangat mengantuk dan juga mempengaruhi koordinasi tubuh. Karena itu, disarankan untuk tidak mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin tertentu yang berbahaya selama 24 jam setelah mengonsumsi antihistamin sedatif. Sedangkan alkohol akan meningkatkan efek sedatif (penenang) dari jenis antihistamin sedatif. Tidak boleh meminum alkohol ketika selama mengonsumsi antihistamin sedatif. Sedangkan, antihistamin non-sedatif kurang menyebabkan kantuk atau bahkan tidak sama sekali. Efek samping antihistamin yang cukup sering terjadi, antara lain:
Sakit kepala
Sukar buang air kecil
Mulut kering Penglihatan kabur
Sakit dan muntah.
Sedangkan efek samping antihistamin yang jarang terjadi, antara lain:
Tekanan darah turun
Aritmia (irama jantung abnormal)
Pusing
Bingung
Depresi
Gangguan tidur
Tremor (gemetar pada bagian tubuh, lebih sering tangan)
Reaksi alergi (termasuk bengkak, ruam, dan kesulitan bernapas)
Gangguan hati dan darah.
Yang paling berisiko mengalami efek samping antihistamin adalah anak-anak dan orang tua diatas 65 tahun.
Interaksi antihistamin dengan obat lain Tanyakan kepada dokter jika Anda akan mengonsumsi obat lain padahal sedang mengonsumsi antihistamin. Antidepresan trisiklik akan berinteraksi dengan antihistamin dan dapat memperparah efek samping mengantuknya. Antihistamin mizolastine juga dapat berinteraksi dengan beberapa obat lain dan dapat menyebabkan gangguan irama jantung yang serius. Antihistamin yang satu ini hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Beberapa jenis obat anti jamur (panu, kadas, kurap) seperti ketokonazol, dan antibiotik seperti eritromisin dapat meningkatkan kadar antihistamin non-sedatif dalam tubuh. Dilarang meminum alkohol selama mengonsumsi antihistamin sedatif karena dapat meningkatkan efek samping mengantuknya.
Sumber: http://www.bupa.co.uk/health-information/directory/a/antihistamines
Dimenhydrinate - Penggunaan, Efek Samping dan Ulasan Garam Dimenhydrinate diindikasikan untuk perawatan mual, muntah, vertigo dari m abuk dan kondisi lainnya. Informasi detil berkaitan dengan penggunaan, efek samping, ulasan, pertanyaan, interaksi, dan peringatan Dimenhydrinate sebagai berikut:
Dimenhydrinate Pemakaian Dimenhydrinate digunakan dalam perawatan, kontrol, pencegahan, & perbaikan penyakit, kondisi dan gejala berikut ini:
mual
muntah
vertigo dari mabuk
Referensi: 1 Melaporkan: Laporkan Gunakan Anda » Pelajari lebih lanjut: Pemakaian
Dimenhydrinate Cara Kerja, Mekanisme Tindakan dan Farmasologi Dimenhydrinate meningkatkan kondisi pasien dengan melakukan fungsi-fungsi berikut:
Kompetitif memblokir reseptor H1, sehingga mencegah bronkokonstriksi, vasodilatasi, peningkatan permeabilitas kapiler, gastrointestinal kejang otot polos histamin-induced.
Referensi: 2
Dimenhydrinate - Efek samping Berikut adalah daftar efek samping yang memungkinkan yang dapat terjadi dalam obat-obat yang mengandung Dimenhydrinate. Ini bukanlah daftar yang komprehensif. Efek-efek samping ini memungkinkan, tetapi tidak selalu terjadi. Beberapa efek samping ini langka tetapi serius. Konsultasi pada dokter Anda jika Anda m elihat efek samping berikut, terutama jika efek samping tidak hilang.
Kantuk
Pusing
Mulut kering, hidung, dan tenggorokan
Penglihatan kabur
Sulit atau menyakitkan buang air kecil
Sakit kepala
Jika Anda memerhatikan efek samping lain yang tidak ada diatas, hubungi dokter Anda untuk nasihat medis. Anda juga dapat melapork an efek samping ke otoritas administrasi makanan dan obat-obatan setempat Anda. Referensi: 1 Melaporkan: Laporan Efek samping » Pelajari lebih lanjut: Efek samping
Dimenhydrinate Peringatan & Cara Penggunaan Sebelum menggunakan obat ini, informasikan dokter Anda tentang daftar obat Anda saat ini, produk toko (contoh, vitamin, suplemen herbal, dll.), alergi, penyakit yang sudah ada, dan kondisi kesehatan saat ini (contoh, kehamilan, operasi yang akan datang, dll.). Beberapa kondisi kesehatan dapat membuat Anda kebal pada efek samping obat. Konsumsi seperti yang diarahkan oleh dokter Anda atau ikuti petunjuk yang tercetak dalam brosur produk. Dosis berdasarkan kondisi Anda. Katakan pada dokter Anda jika kondisi Anda berlanjut atau memburuk. Poin-poin konseling penting dijabarkan dibawah ini.
Hindari mengemudi atau mengoperasikan mesin berbahaya
Obat ini dapat mengurangi kewaspadaan mental atau menghasilkan eksitasi pada pasien pediatrik
Pasien dengan hipertrofi prostat
Pasien dengan obstruksi leher kandung kemih
Pasien dengan obstruksi piloroduodenal
Pasien dengan ulkus peptikum stenosing