LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNITAS 1 PENDIDIKAN KESEHATAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I Dosen Pengampu : Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp.Kep. Kom.
OLEH: KELOMPOK 2
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2011
LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I Dosen Pengampu : Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp. Kep. Kom.
Oleh:
1. Risky Aditya F.D.
092310101001
2. Desy Rindra P.
092310101002 092310101002
3. Feri Eka P.
092310101005 092310101005
4. Fikri Ulil A.
092310101007 092310101007
5. Aridha Silmi A.
092310101041 092310101041
6. Erawati
092310101045
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2011
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan 37 kampus Tegal Boto. Telp/Fax (0331)323450
LAPORAN PENDAHULUAN POLA HIDUP BERSIH SEHAT
A. LATAR BELAKANG
PHBS merupakan semua perilaku yang dilakukan atas dasar kesadaran, sehingga setiap anggota keluarga atau masyarakat dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat. PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. masyarakat. Cakupan PHBS di indonesia bervariasi setiap indikatornya. Hasil Survei Kesehatan Nasional (2004), pencapaian rumah tangga sehat berkisar 24,38%, masih jauh dari target minimal yaitu 65% pada tahun 2010. Secara rinci berdasarkan indikator PHBS yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 64%, Masyarakat yang mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan 19%, ketersediaan air bersih 81%, ketersediaan jamban sehat 49%, kesesuaian lantai rumah dengan jumlah penghuni 35%, lantai rumah bukan tanah 35%, tidak merokok di dalam rumah 36%, melakukan aktivitas fisik setiap hari 18% dan makan buah dan sayur setiap hari 16%. Berdasarkan survey pada desa makmur didapatkan data bahwa 49,25% bak mandi dan penampungan air terdapat jentik, 20,58% kebiasaan menguras bak mandi seminggu sekali, 79,42% dengan kebiasaan kebiasaan lebih dari seminggu, 48,1% tidak m empunyai empunyai ventilasi disetiap kamar rumahnya, 48,6% jarang membuka ventilasi kamar, 53% mobilisasi penduduk tinggi, 3,6% pencahayaan sinar matahari kurang, 48% BAB
disembarang tempat ( sungai, kebun, dll), dan 79,23% membuang sampah ke sungai. Dari data tersebut didapatkan tiga masalah utama kesehatan yaitu ISPA, diare dan demam berdarah. Ketiga masalah kesehatan tersebut terkait dengan permasalahan dibidang lingkungan. Dari data tersebut,
kelompok
masyarakat
desa
akan
mengadakan
makmur.
Diharapkan
pendidikan dengan
kesehatan
adanya
pada
pendidikan
kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS ) berbasis lingkungan, masyarakat akan memiliki kesadaran untuk dapat merubah perilakunya menjadi perilaku yang sesuai.
B. MASALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS
Pemeliharaan kesehatan komunitas dalam masyarakat tidak afektif terkait dengan PHBS berhubungan dengan kurang kesadaran dan informasi terkait perilaku hidup bersih dan sehat
C. TUJUAN 1. Tujuan Umum
Setelah di berikan asuhan keperawatan selama 3 bulan diharapkan anggota masyarakat desa makmur mampu melakukan pemeliharaan kesehatan terkait PHBS 2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan anggota masyarakat desa makmur dapat: mendapatkan informasi terkait dengan perilaku hidup sehat dan bersih yaitu : a
mengetahui pengertian dari PHBS
b
Mengetahui indikator PHBS
c
Mengetahui manfaat dari PHBS
d
Memahami cara mengaplikasikan PHBS
D. STRATEGI PELAKSANAAN 1) Nama Kegiatan
: Pendidikan Kesehatan PHBS
2) Metode
: Ceramah, tanya jawab, diskusi
3) Waktu
: Senin,14.00 – 14.30 WIB
4) Tempat
: di Balai Desa Makmur
5) Setting Tempat
: Tempat duduk peserta dibentuk huruf U dengan
penyaji/ penyuluh berada di tengah-tengah peserta.
keterangan : 2
1. 2. 3. 4. 5.
1 5
3
penyaji perangkat desa warga warga warga
4
6) Media a
Leaflet 12 buah mencakup PHBS (pengertian, indikator PHBS, manfaat dan pelaksanaan)
b
Lembar balik 1 buah mencakup indikator PHBS
7) Kegiatan Yang Dilakukan
No . 1.
Kegiatan
Respon Peserta
Pendahuluan
5 menit
1. Menyampaikan
salam,
memperkenalkan
diri,
dan
membuka penyuluhan
Penyampaian
materi
tentang
menjawab
menjelaskan PHBS
b
Menjelaskan indikator PHBS
c
Menjelaskan
manfaat
Mendengarkan memperhatikan
a
dari
PHBS Menjelaskan
dan
2. memperhatikan
perilaku hidup bersih dan sehat
d
1. Memperhatikan
salam
2. Menjelaskan tujuan 2.
Waktu
cara
dan
10 menit
mengaplikasikan PHBS
3.
Diskusi
10
1. Memberi kesempatan untuk 1. Bertanya bertanya dan menjawab.
dan
menit
menanggapi jawaban
4
Penutup
5 menit
1. Tanya jawab (evaluasi)
1. Menyampaikan jawaban
2. Menyimpulkan
hasil
2. Mendengarkan
materi
Menjawab salam
3. Salam
3. Menjawab salam
8) Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur :
Jadwal kegiatan, tempat kegiatan, alat bantu atau media telah siap 1 hari sebelum hari-H. dan undangan telah di sebar 2 hari sebelum hari-H b.
Evaluasi proses:
Kegiatan penyuluhan berjalan lancar, ada sebanyak 50 orang penduduk desa makmur yang mengikuti penyuluhan dan mampu secara aktif terlibat dalam kegiatan tanya jawab. c. Evaluasi hasil:
Masyarakat mampu menjelaskan kembali tentang: 1. Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat memalui post test 2. Indikator perilaku hidup bersih dan sehat memalui post test 3. Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat memalui post test 4. cara pengaplikasian PHBS memalui post test
8) PENGORGANISASIAN 1. Penanggungjawab: Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp. Kep.Kom.
Tugas: a.
Mempertanggungjawabakan keseluruhan acara
b.
Mengawasi jalannya
2. Pembawa acara : Fikri Ulil Albab
Tugas
:
a. Membuka acara b. Memperkenalkan setiap anggota penyuluh c. Mendeskripsikan tujuan dari penyuluhan d. Memandu jalannya acara dari awal sampai akhir e. Menutup acara 3. Pemandu diskusi : Fikri Ulil Albab
Tugas
:
a. Membuka sesi diskusi b. Memandu jalannya diskusi c. Menyimpulkan hasil diskusi dan menutup jalannya diskusi 4. Sekretaris
Tugas
: Rizky Aditya
:
a. Membuat SAP penyuluhan b. Mencatat jalannya acara dari awal sampai akhir c. Membuat laporan pertanggungjawaban penyuluhan 3. Penyaji
Tugas
: Feri Eka
:
a. Menyajikan materi penyuluhan b. Menjawab pertanyaan diskusi 4. Perlengkapan
Tugas
: Aridha Silmi
:
a. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan selama acara penyuluhan b. Menyiapkan tempat acara penyuluhan c. Bertanggungjawab terhadap peralatan yang digunakan selama
penyuluhan 5. Fasilitator
Tugas
: Desy Rindra
:
a. Memfasilitasi kebutuhan penyuluh. b. Sebagai penghubung antara penyuluh dengan peserta/ tokoh masyarakat. 6. Observer / Evaluator
: Erawati
Tugas : a. Mengobservasi jalannya acara dari awal sampai akhir b. Memberikan evaluasi kepada keseluruhan acara 7. Konsumsi
: Aridha Silmi
Tugas : a. Menyediakan konsumsi bagi penyuluh. b. Menyiapkan konsumsi bagi peserta penyuluhan.
LAMPIRAN MATERI PHBS
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat. PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu : 1. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi bayi ASI ekslusif 3. Menimbang balita setiap bulan 4. Menggunakan air bersih 5. Mencuci tangan dengan air brsih dan sabun 6. Menggunakan jamban sehat 7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu 8. Makan buah dan sayur setiap hari 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari 10. Tidak merokok di dalam rumah.
Manfaat Rumah Tangga Ber-PHBS
1. Bagi Rumah Tangga : a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit. b. Anak tumbuh sehat dan cerdas. c. Anggota keluarga giat bekerja. d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga. 2. Bagi Masyarakat: a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah – masalah kesehatan. c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. d. Masyarakat
mampu
mengembangkan
Upaya
Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.
Peran Kader
Dalam mewujudkan Rumah Tangga Ber-PHBS peran yang dapat dilakukan oleh seorang kader antara lain: 1. Melakukan pendataan rumah tangga yang ada di wilayahnya dengan menggunakan Kartu PHBS atau Pencatatan PHBS di Rumah Tangga pada buku kader. 2. Melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah dan tokoh masyarakat untuk memperolah dukungan dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga. 3. Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga ke seluruh rumah tangga yang ada di desa/kelurahan melalui kelompok damawisma. 4. Memberdayakan keluarga untuk melaksanakan PHBS melalui penyuluhan perorangan, penyuluhan kelompok, penyuluhan massa dan pergerakan masyarakat. 5. Mengembangkan kegiatan-kegiatan ang mendukung terwujudnya Rumah Tangga Ber-PHBS. 6. Memantau kemajuan pencapaian Rumah Tangga Ber-PHBS di wilayahnya setiap tahun melalui pencatatan PHBS di Rumah Tangga.
Indikator Rumah Tangga yang ber PHBS 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya.
2. Memberi bayi ASI Eklusif
Bayi yang diberi ASI Eklusif adalah bayi usia 0-6 hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain. 3. Menimbang balita setiap bulan
Penimbangan balita di maksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan. 4. Menggunakan air bersih
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya, Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit. 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit.
Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
6. Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkanya. 7. Memberantas jentik dirumah sekali seminggu
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk. Pemeriksaan jentik berkala (PJB) adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang
pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur sekali dalam seminggu. 8. Makan sayur dan buah setiap hari
Setiap anggota rumah tangga mengkonsunsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Adalah anggota keluarga melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari. Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. 10. Tidak merokok di dalam rumah
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang di hisap akan di keluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantanya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon monoksida (CO).
LAPORAN PENDAHULUAN SENAM LANSIA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I Dosen Pengampu : Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp.Kep. Kom.
oleh: Kelompok 2 1. Riskasari Pratiwi
(092310101009)
2. Dita Dityas
(092310101015)
3. Eko Setyawan
(092310101017)
4. Riza Firman
(092310101027)
5. Ririn Halimatus
(092310101048)
6. Luluk Minarsih
(092310101051)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2011
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan 37 kampus Tegal Boto Jember Telp. /Fax (0331) 323450
LAPORAN PENDAHULUAN SENAM LANSIA
A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu: Usia pertengahan ( middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua ( old ) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Salah satu isu kependudukan yang mulai menghangat pada dekade terakhir ini adalah peningkatan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di beberapa negara di dunia dan khususnya di Indonesia. Turunnya tingkat fertilitas dan tingkat kematian akan menghasilkan perubahan fundamental terhadap struktur umur sebagian besar masyarakat dan dapat menambah proporsi dan jumlah penduduk usia tua, termasuk meningkatnya jumlah penduduk usia sangat tua (old-old). Pada tahun 1950, di Asia terdapat 55 juta laki-laki dan perempuan yang berusia 65 tahun ke atas. Sedangkan pada tahun 2000, jumlahnya meningkat menjadi 207 juta, dan menurut proyeksi jumlah tersebut akan meningkat lagi pada tahun 2050 menjadi 865 juta orang atau sekitar 20 persen dari penduduk dewasa (BKKBN, 2000). Indonesia sebagai salah satu negara di Asia mengalami peningkatan penduduk lansia (60 tahun ke atas) yang cukup pesat. Dalam kurun waktu sekitar 50 tahun peningkatannya sudah mencapai tiga kali lipat. Menurut data BPS (1998), jumlah lansia (60 tahun ke atas) di Indonesia pada tahun 1971 sekitar 4,9 persen dari jumlah penduduk, sedangkan pada tahun 1990 sekitar 6,7 persen, kemudian meningkat menjadi 7,6 persen pada tahun 2000. pada
tahun 2020 diperkirakan lansia mencapai 11,4 persen dari total penduduk atau sekitar 32 juta jiwa. Lansia merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap manusia. Kemampuan untuk beraktifitas, baik sosial maupun ekonomi akan mengalami penurunan. Dengan demikian, definisi penduduk lansia ditentukan oleh 3 (tiga) aspek, yaitu aspek biologi, ekonomi, dan sosial. Secara biologi penduduk lansia adalah penduduk yang telah mengalami proses penuaan dan menurunnya daya tahan fisik sehingga rentan terhadap penyakit. Secara ekonomi, penduduk lansia dipandang sebagai beban terhadap perekonomian. Sedangkan secara sosial, penduduk lansia sebagai satu kelompok sosial tersendiri (BKKBN, 2000). Desa Makmur adalah salah satu desa dengan jumlah lansia cukup banyak yaitu 129 dari 356 penduduk. Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi tubuh pun makin menurun. Tak heran bila pada usia lanjut, semakin banyak keluhan yang dilontarkan karena tubuh tak lagi mau bekerja sama dengan baik seperti kala muda dulu. Dari 129 lansia 22,48% diantaranya mengeluh sakit yaitu 5 orang hipertensi, 4 orang DM, 4 lansia pusing-pusing dan mengeluh sesak 3 orang. Di desa makmur masih belum ada posyandu lansia sehingga belum ada penanganan khusus untuk lansia. 74,4% dari lansia teridentifikasi tidak ada kegiatan yang dapat dilakukan dan 35% dari lansia masih aktif di sawah atau kebun. dan 48% dari mereka hanya tinggal seorang diri. Hal-hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari kita. Semakin bertambahnya usia, tentunya tingkat kesegaran jasmani akan semakin turun. Penurunan kemampuan akan semakin terlihat setelah umur 40 tahun, sehingga saat lansia kemampuan akan turun antara 30 – 50%. Oleh karena itu, bila usia lanjut ingin berolahraga harus memilih sesuai dengan umur kelompoknya, dengan kemungkinan adanya penyakit. Olah raga usia lanjut perlu diberikan dengan berbagai patokan, antara lain beban ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak kompetitif atau bertanding. Sehingga, penting diadakannya pendidikan kesehatan terkait dengan senam lansia untuk tetap mempertahankan kesehatan dan kebugaran pada lansia yang bersifat ringan tentunya.
B. Masalah Keperawatan di Komunitas
Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak adanya tenaga kesehatan yang memberikan informasi yang terkait dengan masalah lansia di desa makmur
C. Tujuan
1. Tujuan umum Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas selama 3 bulan tentang senam lansia diharapkan adanya peningkatan kesehatan serta pengetahuan masyarakat terkait dengan masalah yang mungkin muncul pada lansia. 2. Tujuan khusus Setelah dilakukan penkes tentang senam lansia selama 1x25 menit masyarakat dapat menyebutkan permasalahan yang dapat muncul pada lansia yang jarang melakukan olahraga dan menirukan senam lansia dengan indikator post test.
D. SASARAN DAN TARGET
1. Sasaran Semua lansia yang ada di desa Makmur 2. Target
22,48% lansia yang mengeluh sakit
74,4% dari lansia teridentifikasi tidak ada kegiatan
48% dari mereka hanya tinggal seorang diri
E. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Nama kegiatan
: pendidikan kesehatan tentang senam lansia.
2. Metode
: ceramah, diskusi dan praktek
3. Waktu dan tempat
: Rabu,7 Desember 2011, Halaman Rumah Pak Ali
desa Makmur 4. Setting tempat
: membentuk setengah lingkaran, dimana penyuluh
berada ditengah, ada media yang digunakan yang diletakkan ditengah
5
Keterangan :
1 3
1. 2. 3. 4. 5.
4
2
5. Media
Penyaji Lansia Lansia Lansia Perangkat Desa
: media gambar tentang manfaat senam lansia,
leaflet terkait manfaat senam lansia, dan laptop berisi video senam lansia 6. Kegiatan yang dilakukan Tindakan Proses
Waktu Kegiatan Penyuluh
Pendahuluan
1) memberi
salam, Memperhatikan dan
memperkenalkan dan
Kegiatan Peserta
5 menit
diri, menjawab salam
membuka
penyuluhan; 2) menjelaskan
materi memperhatikan
secara umum; 3) menjelaskan
tentang memperhatikan
TIU dan TIK Penyajian
1) menjelaskan pengertian
tentang memperhatikan senam
lansia; 2) menjelaskan
tentang memperhatikan
jenis-jenis senam lansia dan mempraktekkan 3) menjelaskan
tentang memperhatikan
manfaat senam lansia bagi lansia;
15 menit
4) menjelaskan
prinsip-
memperhatikan
prinsip olagraga lansia. 5) memberikan
bertanya
kesempatan
dan
pada berdiskusi
peserta untuk bertanya; 6) memperagakan
senam mengikuti kegiatan
lansia secara bersamasama. Penutup
1) menyimpulkan
memperhatikan
5
menit
kegiatan penyuluhan; 2) meminta
beberapa mengulang gerakan
lansia mengulang
untuk senam lansia gerakan
senam lansia sebagai evaluasi. 3) menutup
kegiatan memperhatikan
dengan baik; 4) memberi salam.
membalas salam
7. Kriteria Evaluasi: a. persiapan (struktur)
Tempat penkes telah siap
Undangan telah disebar (2 hari sebelum pelaksanaan)
Pemberitahuan warga telah dilakukan
Perlengkapan telah tersedia
Penanggung jawab tiap acara telah dibentuk
Satu hari sebelum pelaksanaan pendidikan kesehatan b. proses
Lansia yang datang minimal sesuai target
Lansia dapat aktif dan mengerti apa yang disampaikan penyuluh
Lansia bertanya saat mereka kurang mengerti
Lansia mau mendemonstrasikan senam lansia bersama penyuluh
c. hasil
Lansia
mampu
menyebutkan
macam-macam
penyakit
yang
mungkin muncul pada lansia dengan post test
lansia mampu menyebutkan penyebab adanya penyakit degeneratif pada lansia dengan dilakukan post test
Lansia mampu menirukan 3 gerakan senam lansia yang telah dilakukan dengan post test
8. Susunan Acara No 1
proses
Kegiatan
pendahuluan
pengenalan diri dan menjelaskan
jam 08.00-08.10
apa
yang
waktu
dan
tujuan
dari
jawab
5
Riza
menit
dan
akan
disampaikan
Penanggung
firman dita
dityas
penyampaian 2
penyajian
Pengenalan tentang
08.10-09.00
lansia dan penyakit
20
Riskasari,
menit
luluk
yang mungkin di
minarsih dan
alami oleh lansia
ririn
dan
halimatus
mengenalkan
tentang
senam
lansia
dan
mendemonstrasikan 3
Penutup
Menutup acara dan menyimpulkan kegiatan serta doa
09.15-9.20
5 menit
Eko setiawan
F. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab
: Riza firman
Penanggung jawab disini berperan sebagai ketua panitia, bertanggung jawab atas terselenggaranya acara. 2. Pembawa Acara
: Ririn Halimatus
Membuka dan menutup acara Mengawasi jalannya acara 3. Pemandu Diskusi
: Riskasari Pratiwi
Memandu jalanya diskusi 4. Sekertaris
: Luluk Minarsih
Mencatat pertanyaan peserta saat diskusi berlangsung dan menarik kesimpulan diskusi. 5. Penyaji
: Dita Ditiyas
Menyajikan materi Menjawab pertanyaan peserta 6. Perlengkapan
: Eko
Menyediakan alat-alat yang dibutuhkan 7. Observer/ evaluator
: Riza firman
Menilai atau mengamati jalannya acara dan menarik kesimpulan dari proses acara yang telah berlangsung. 8. Konsumsi
: Ririn Halimatus
Menyediakan makanan/ minuman peserta.
MATERI SENAM LANSIA
Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu: Usia pertengahan ( middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia ( elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old ) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua ( very old) diatas 90 tahun. Penyakit yang mungkin muncul pada lansia
a. Osteo Artritis (OA) OA adalah peradangan sendi yang terjadi akibat peristiwa mekanik dan biologik yang mengakibatkan penipisan rawan sendi, tidak stabilnya sendi, dan perkapuran. OA merupakan penyebab utama ketidakmandirian pada usia lanjut, yang dipertinggi risikonya karena trauma, penggunaan sendi berulang dan obesitas. b. Osteoporosis Osteoporosis merupakan salah satu bentuk gangguan tulang dimana masa atau kepadatan tulang berkurang. Terdapat dua jenis osteoporosis, tipe I merujuk pada percepatan kehilangan tulang selama dua dekade pertama setelah menopause, sedangkan tipe II adalah hilangnya masa tulang pada usia lanjut karena terganggunya produksi vitamin D. c. Hipertensi Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg, yang terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak ditangani, hipertensi dapat memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh darah (arteriosclerosis), serangan/gagal jantung, dan gagal ginjal d. Diabetes Mellitus Sekitar 50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula darah masih tetap normal meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat berkembang menjadi diabetes melitus, dimana kadar gula darah sewaktu diatas atau sama dengan 200 mg/dl dan kadar glukosa darah saat
puasa di atas 126 mg/dl. Obesitas, pola makan yang buruk, kurang olah raga dan usia lanjut mempertinggi risiko DM. Sebagai ilustrasi, sekitar 20% dari lansia berusia 75 tahun menderita DM. Beberapa gejalanya adalah sering haus dan lapar, banyak berkemih, mudah lelah, berat badan terus berkurang, gatalgatal, mati rasa, dan luka yang lambat sembuh. e. Dimensia Merupakan kumpulan gejala yang berkaitan dengan kehilangan fungsi intelektual dan daya ingat secara perlahan-lahan, sehingga mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari. Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi pada usia lanjut. Adanya riwayat keluarga, usia lanjut, penyakit vaskular/pembuluh darah (hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi), trauma kepala merupakan faktor risiko terjadinya demensia. Demensia juga kerap terjadi pada wanita dan individu dengan pendidikan rendah. f. Penyakit jantung koroner Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung terganggu. Gejala umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan, hingga kebingungan. g. Kanker Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi sebuah sel mengalami perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih sehat. Sel yang berubah ini mengalami mutasi karena suatu sebab sehingga ia tidak bisa lagi menjalankan fungsi normalnya. Biasanya perubahan sel ini mengalami beberapa tahapan, mulai dari yang ringan sampai berubah sama sekali dari keadaan awal (kanker). Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung. Faktor resiko yang paling utama adalah usia. Dua pertiga kasus kanker terjadi di atas usia 65 tahun. Mulai usia 40 tahun resiko untuk timbul kanker meningkat. Pengertian Senam Lansia
Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga. Senam lansia adalah olahraga
ringan dan mudah dilakukan, tidak memberatkan yang diterapkan pada lansia. Keaktifan lansia dalam mengikuti senam lansia sangat dipengaruhi oleh dukungan keluarga itu sendiri. keluarga diharapkan dapat memberikan motivasi pada lansia dalam mempertahankan kesehatanya.Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Jenis-jenis Senam lansia, meliputi :
a. Senam kebugaran lansia b. Senam otak c. Senam osteoporosis d. Senam hipertensi e. Senam diabetes mellitus f. Olahraga rekreatif atau jalan santai. Manfaat Olahraga Bagi Lansia
Manfaat melakukan senam atau olahraga secara teratur dan benar dalam waktu yang cukup bagi lansia antara lain: a
Memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia
b
Mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (adaptasi)
c
Fungsi melindungi, yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap bertambahnya tuntutan, misalya sakit. Sebagai rehabilitas pada lanjut usia yaitu terjadi penurunan masa otot serta kekuatannya, laju denyut jantung maksimal, toleransi latihan, kapasitas aerobik dan terjadinya peningkatan lemak tubuh.
d
Megadakan koreksi terhadap sikap dan gerak
e
Membentuk sikap dan gerak
f Memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia 19 g
Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan, keseimbangan, ketahanan,keluwesan, dan kecepatan).
h
Membentuk
berbagai
sikap
kejiwaan
(membentuk
keberanaian,
kepercayaan diri, dan kesanggupan bekerja sama). i
Memberikan rasangan bagi saraf-saraf yang lemah, khususnya bagi lansia
j
Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri dan masyarakat.
Olahraga dengan teratur seperti senam lansia dapat mencegah atau memperlambat kehilangan fungsional organ. Bahkan dari berbagai penelitian menunjukan
bahwa
latihan
atau
olahraga
seperti
senam
lansia
dapat
mengeliminasi berbagai resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan Semua senam dan aktifitas olahraga ringan sangat bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif. Senam ini sangat dianjurkan untuk mereka yang memasuki usia pralansia (45 thn) dan usia lansia (65 thn ke atas). Senam lansia disamping memiliki dampak positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Tingkat kebugaran dievaluasi dengan mengawasi kecepatan denyut jantung waktu istirahat yaitu kecepatan denyut nadi sewaktu istirahat. Jadi supaya lebih bugar, kecepatan denyut jantung sewaktu istirahat harus menurun Dengan mengikuti senam lansia efek minimalya adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih nyenyak, pikiran tetap segar.
Prinsip Olahraga Bagi Lansia
Gerakan bersifat dinamis ( berubah-ubah)
Bersifat progresif (bertahap meningkat)
Adanya pemanasan dan pendinginan setiap latihan
Lama latihan berlangsung 15-60 menit
Frekuensi latihan per minggu minimal 3 kali dan maksimal 5 kali
LAPORAN PENDAHULUAN POSYANDU IBU HAMIL DAN BALITA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I Dosen Pengampu : Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp. Kep.Kom.
oleh: Kelompok 3
7. Mashuda Adi S.
092310101018
8. Superzeki Zaiatul
092310101022
9. Rindy Erlinda
092310101034
10. Risma Hendrastuti
092310101040
11. Hendik Syachroni
092310101054
12. Yohandani Frinda
092310101058
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2011
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan 37 kampus Tegal Boto. Telp/Fax (0331)323450
Laporan Pendahuluan Posyandu Ibu Hamil dan Balita
A. LATAR BELAKANG
Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan untuk memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama untuk ibu hamil dan anak balita. Keaktifan ibu pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi anak balitanya. Karena salah satunya tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu yang memiliki anak balita hendaknya aktif dalam kegiatan posyandu agar status gizi balitanya terpantau. Berdasarkan data dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI), Angka Kematian Balita (AKABA) di Indonesia pada tahun 2007 telah mencapai 44 per 1000 kelahiran hidup. AKABA ini menggambarkan keadaan lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Secara umum prevalensi gizi buruk di Indonesia adalah 5,4 dan gizi kurang 13 % atau 18,4 % untuk gizi buruk dan kurang (Depkes, 2008). Dari data yang diperoleh bahwa didesa makmur terdapat 25 kader dan hanya 8 yang masih aktif. Dari jumlah penduduk desa makmur, hanya 47,5% masyarakat yang rutin setiap bulan. Sisanya memilih tidak datang secara rutin dengan alasan jauh, tidak ada teman berangkat, harus mengisi celengan posyandu dan ada pula tidak rutin karena memang memiliki kesibukan sendiri. Posyandu yang dilakukan 15% mencakup imunisasii ballita dan 0,12% cakupan imunisasi ibu hamil. Dari kesimpulan data yang
diambil, menunjukkan bahwa posyandu di sesa makmur masih belum optimal.
B. MASALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS
Manajemen regimen terapeutik komunitas tidak efektif terkait posyandu berhubungan dengan kurangnya antusiasme masyarakat terhadap kegiatan posyandu di desa makmur C. TUJUAN
1. UMUM Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas selama 3 bulan diharapkan masyarakat mampu menjalankan program posyandu yang telah diselenggarakan 2. KHUSUS Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan anggota masyarakat mendapatkan informasi dan dapat meningkatkan antusiasme dalam menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat terkait dengan kesehatan ibu dan anak D. SASARAN DAN TARGET
1. SASARAN semua ibu hamil dan balita yang ada di desa makmur 2. TARGET a) Ibu hamil b) balita E. STRATEGI PELAKSANAAN
1. NAMA KEGIATAN : Posyandu Ibu Hamil dan Balita 2. METODE a. Jenis model pembelajaran : ceramah,diskusi b. Landasan teori : Konstruktivisme; c. Langkah pokok : 1) menciptakan suasana diskusi yang baik; 2) mengajukan masalah;
3) membuat keputusan nilai personal; 4) mengidentifikasi pilihan tindakan; 5) memberi komentar; 6) menetapkan tindak lanjut 3. WAKTU DAN TEMPAT Waktu
: Rabu, 08.00-08.30 (1x30 menit)
Tempat
: Balai Desa Makmur
4. SETTING TEMPAT Tempat diatur yaitu tempat duduk masyarakat, kader, petugas kesehatan disendirikan.
1
2
keterangan :
3
1. kader 2. penyaji
warga
3. pemandu
5. MEDIA a) Leaflet terkait tujuan, manfaat dan macam-macam kegiatan posyandu b) Lembar balik terkait posyandu
6. KEGIATAN YANG DILAKUKAN Proses Pendahuluan
Tindakan Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
1. Memberikan salam,
Memperhatikan
memperkenalkan
dan
diri, dan membuka
salam
menjawab
penyuluhan 2. Menjelaskan materi secara umum
Memperhatikan Memperhatikan
Waktu 5 menit
3. Menjelaskan tentang Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Penyajian
1. Menjelaskan pengertian posyandu ibu hamil dan balita 2. Menjelaskan Bentuk kegiatan Posyandu 3. Menjelaskan Alasan Pendirian Posyandu 4. Menjelaskan Pelayanan Kesehatan di Posyandu 5. Menjelaskan Dukungan Dari Puskesmas/ Petugas Kesehatan 6. Menjelaskan terkait imunisasi balita dan ibu hamil 7. Menjelaskan Dukungan dari Masyarakat a. Menanyakan kepada peserta mengenai materi yang baru disampaikan.
Memperhatikan
15 menit
b. Mendiskusikan bersama
Memberikan pertanyaan
jawaban yang diberikan Penutup
1. Menutup pertemuan
Memperhatikan
5 menit
dengan memberi kesimpulan dari materi yang disampaikan 2. Mengajukan
Memberi saran
pertanyaan kepada peserta 3. Mendiskusikan
Memberi
bersama jawaban
komentar dan
dari pertanyaan yang
menjawab
telah diberikan
pertanyaan
4. Memberikan Leaflet
bersama
Menutup pertemuan dan memberikan
Menerima Leaflet
salam.
Memperhatikan dan membalas salam
7. KRITERIA EVALUASI : a. persiapan (struktur) : 1. Telah melakukan konsultasi kepada dosen mengenai materi pendidikan kesehatan yaitu posyandu ibu hamil dan balita 1minggu sebelum pelaksanaan 2. Undangan telah disebar kepada warga desa makmur 2 hari sebelum pelaksanaan 3. perlengkapan yang diperlukan untuk pendidikan kesehatan telah tersedia dan siap digunakan 1 hari sebelum persiapan
b. proses Acara dimulai pukul 08.00 WIB, bertempat di Balai Desa Makmur. Dari seluruh undangan yang disebar sebagian masyarakat hadir sekitar 80 %. Pada saat acaranya berlangsung masyarakat antusias untuk mendengarkan penyuluhan. Tidak hanya itu antusias merekapun aktif untuk bertanya dan menyumbangkan ide-ide mereka. c. hasil a. masyarakat mampu menjelaskan pengertian posyandu b. masyarakat mampu menjelaskan alus kkegiatan posyandu c. masyarakat mampu menyebutkan fungsi diakanan posyandu d. masyarakat memberi pernyataan akan mengikuti program posyandu secra rutin (dengan postest diakhir pertemuan dengan warga.) 8. SUSUNAN ACARA (WAKTU DAN PENANGGUNG JAWAB) No
Waktu
Acara
PJ
1
08.00-08.05
Pembukaan
frinda
2
08.05-08.25
Penyajian
Risma
3
08.25-08.30
Penutup
Frinda
F. PENGORGANISASIAN
a.) PENANGGUNG JAWAB
: Hendik Syahroni
Bertugas menjadi penanggung jawab atas terlaksananya acara pendiddikan kesehatan tersebut b.) PEMBAWA ACARA
: Yohandani Frinda P
tugas : Membuka dan membawa jalannya acara c.) PEMANDU DISKUSI
: Superzeki Zaidatul
tugas : Bertugas memandu jalannya acara d.) SEKRETARIS
: Rindi Erlinda
Tugas : Bertugas mencatat semua hasil dari pendiddikan kesehatan e.) PENYAJI
: Risma Hendrastuti
Tugas : Bertugas menyajikan materi peyuluahan f.) PERLENGKAPAN
: Mashuda Adi S
Tugas : Menyediakan semua fasilitas dan peralata yang dibutuhkan saat acara pendidikan kesehatan g.) FASILITATOR
: Luluk Minarsih
h.) OBSERVER/EVALUATOR : Febrian M.P Tugas : Dosen beserta peserta lain yang hadir dalam presentasi i.) KONSUMSI
: Ivansyah N.
MATERI POSYANDU
1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapa sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan antara lain : gizi, imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan penanggulangan diare.Definisi lain Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya
diselenggarakan
dari,
oleh,
Masyarakat untuk
(UKBM)
dan
yang
bersama
dikelola
masyarakat
dan
dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi. 2. Tujuan Posyandu Tujuan
penyelenggaraan
posyandu
adalah
untuk
memelihara
dan
meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu dan pasangan usia subur. 3. Pembentukan Posyandu Posyandu direncanakan dan dikembangkan oleh kader bersama Kepala Desa dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) serta penyelenggaraannya dilakukan oleh kader yang terlatih dibidang KB-Kes, berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda dengan bimbingan tim pembina LKMD tingkat kecamatan. Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat setempat yang disetujui oleh LKMD dengan syarat; mau dan mampu bekerja secara sukarela, dapat membaca dan menulis huruf latin dan mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi masyarakat. Posyandu dapat melayani semua anggota masyarakat, terutama ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta Pasangan Usia Subur (PUS). Biasanya dilaksanakan satu kali sebulan ditempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan masyarakat sendiri.
4. Kedudukan Posyandu Menurut lokasinya Posyandu dapat berlokasi di setiap desa atau kelurahan atau nagari. Bila diperlukan dan memiliki kemampuan, dapat berlokasi di tiap RW, dusun, atau sebutan lain yang sesuai. Kedudukan Posyandu adalah : a. Terhadap pemerintah desa atau kelurahan, adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara kelembagaan dibina oleh pemerintah desa atau kelurahan. b. Terhadap Pokja Posyandu, sebagai satuan organisasi yang mendapat binaan aspek administrasi, keuangan dan program Pokja. c. Terhadap berbagai UKBM, adalah sebagai mitra. d. Terhadap Konsil Kesehatan Kecamatan, adalah sebagai satuan organisasi yang mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari Konsil Kesehatan Kecamatan. e. Terhadap Puskesmas, adalah sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang secara teknis medis dibina oleh Puskesmas. 5. Tugas dan Tangung Jawab Pihak-Pihak yang Terkait Beberapa pihak yang terkait dengan kegiatan Posyandu memiliki tugas dan tangung jawab sebagai berikut : a) Kader Kesehatan 1)Menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan prasarana Posyandu. 2) Melaksanakan pendaftaran. 3) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil 4) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke Posyandu. 5) Mencatat hasil penimbangan di KMS atau buku KIA dan mengisi buku register Posyandu. 6) Melaksanakan penyuluhan kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT.
7) Memberikan
pelayanan
kesehatan
dan
KB
sesuai
dengan
kewenangannya, misalnya memberikan vitamin A, tablet besi, oralit, pil KB, kondom. Bila ada petugas kesehatan maka kegiatan kesehatan dilakukan bersama dengan petugas kesehatan. 8) Setelah selesai penimbangan bersama petugas kesehatan melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut. b) Petugas Kesehatan 1) Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu. 2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan keluarga berencana di meja 5 (lima). 3) Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan, gizi dan KB kepada pengunjung Posyandu dan masyarakat luas. 4) Menganalisa hasil kegiatan Posyandu dan melaporkannya kepada Kepala Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai kebutuhan. c) Camat 1) Mengkordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu. 2) Memberi dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu. 3) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur. d) Lurah atau Kepala Desa 1) Memberkan
dukungan
kebijakan,
sarana
dan
dana
untuk
penyelenggaraan Posyandu. 2) Mengkordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka Posyandu. 3) Mengkordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu. 4) Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama LKMD atau LPM atau LKD atau sebutan lainnya.
5) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur. e) Pokja Posyandu
1) Mengkordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu. 2) Melakukan bimbingan dan pembinaan kepada Posyandu. 3) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu. 4) Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam kegiatan Posyandu. f)
Tim Penggerak PKK (TP PKK)
1) Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu. 2) Penggerakan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu. 3) Penyuluhan baik di Posyandu atau di luar Posyandu 5. Kegiatan Posyandu Kegiatan
Posyandu
terdiri
dari
kegiatan
utama
dan
kegiatan
pengembangan atau pilihan, yaitu : 1. Kegiatan Utama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a) Ibu hamil Pelayanan meliputi : a.) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader kesehatan. b.) Bila ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah, pemeriksaan hamil bila ada tempat atau ruang periksa dan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid. Bila ditemukan kelainan maka segera dirujuk ke Puskesmas. c.) Bila dimungkinkan diselenggarakan kelompok ibu hamil pada hari buka Posyandu yang kegiatannya antara lain : penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi ibu hamil, perawatan payudara dan pemberian ASI, peragaan perawatan bayi baru lahir dan senam ibu hamil.
b) Ibu nifas dan menyusui
Pelayanannya meliputi : 1)
Penyuluhan kesehatan, KB, ASI, dan gizi, perawatan jalan lahir.
2)
Pemberian vitamin A dan tablet besi
3)
Perawatan payudara
4)
Senam ibu nifas
5)
Bila ada petugas kesehatan dan tersedia ruangan maka dapat
dilakukan pemeriksaan payudara, tinggi fundus uteri, dan pmeriksaan lochea. c)
Bayi dan anak balita
Jenis pelayanan untuk bayi dan balita mencakup : 1. Penimbangan 2. Penentuan status gizi 3. Penyuluhan tentang kesehatan bayi dan balita 4. Jika ada petugas kesehatan dapat ditambahkan pemeriksaan kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Bila ditemukan adanya kelainanakan dirujuk ke Puskesmas.
d)
Keluarga Berencana Pelayanan KB di Posyandu yang diselenggarakan oleh kader adalah pemberian pil dan kondom. Bila ada petugas keehatan maka dapat dilayani KB suntik dan konseling KB.
e) Imunisasi Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan bila ada petugas kesehatan Puskesmas. Jenis pelayanan imunisasi yang diberikan yang sesuai program, baik untuk bayi, balita maupun untuk ibu hamil, yaitu : BCG, DPT, hepatitis B, campak, polio, dan tetanus toxoid. f) Gizi Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Bentuk pelayanannya meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian
sirup besi (Fe). Untuk ibu hamil dan ibu nifas diberikan tablet besi dan yodium untuk daerah endemis gondok. g) Pencegahan dan Penanggulangan Diare Pelayanan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare antara lain dengan cara penyuluhan tentang diare dan pemberian oralit atau larutan gula garam. h) Kegiatan Pengembangan Dalam keadaan tertentu Posyandu dapat menambah kegiatanbaru, misalnya : perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu demikian disebut dengan Posyandu Plus. Penambahan kegiatan baru tersebut dapat dilakukan bila cakupan kegiatan utamanya di atas 50%, serta tersedianya sumberdaya yang mendukung. Kegiatan bulanan di Posyandu mengikuti pola keterpaduanKBKesehatan dengan sistem lima meja : Meja I : Pendaftaran. Meja II : Penimbangan bayi dan anak balita. Meja III : Pengisian KMS. Meja IV : Penyuluhan perorangan Meja V : Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan.
LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BERENCANA
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas 1 Dosen Pengampu : Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp. Kep.Kom.
Oleh Kelompok 4:
Febrian Maulana P.
092310101028
Yeni Kristi
092310101032
Pramuditya Dian
092310101047
Nuruly Myzabella
092310101053
Lielys Inayatul F.
092310101063
Melinda Rahman
092310101069
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2011
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan 37 kampus Tegal Boto Jember Telp. /Fax (0331) 323450
LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BERENCANA
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang kependudukan yaitu masih tingginya pertumbuhan penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan Program Keluarga Berencana. Keluarga berencana (KB) adalah program nasional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan, kesejahteraan ibu, anak dan keluarga khususnya, serta bangsa pada umumnya. KB dilakukan dengan cara membatasi dan mengatur jarak kehamilan, salah satunya dengan menggunakan kontrasepsi. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007 menyebutkan angka kehamilan yang tidak diinginkan sebesar 9,1% atau terjadi pada 9 juta perempuan setiap tahunnya. Sementara itu jumlah penduduk yang memakai kontrasepsi jangka panjang baru 10,3%. Adapun masalah yang akan dihadapi oleh keluarga yang memiliki anak dalam jumlah banyak terutama disertai tidak diaturnya jarak kelahiran adalah peningkatan risiko terjadinya pendarahan ibu hamil pada trimester ketiga, angka kematian bayi meningkat, ibu tidak memiliki waktu yang cukup untuk merawat diri dan anaknya, serta terganggunya proses perkbangan fisik dan mental anak yang diakibatkan kurang gizi, berat badan lahir rendah (BBLR) dan lahir prematur.
Survei yang dilakukan pada 226 KK di desa Makmur, menunjukkan bahwa akseptor KB di desa Makmur masih belum 100%, yaitu hanya sekitar 78,6%. selain itu di desa Makmur juga terapat kejadian abortus, baik pada wanita yang sudah menikah maupun pada wanita yang belum menikah. 40% pasangan usia subur di desa tersebut merupakan kelompok beresiko. Oleh karena itu, untuk mendukung terlaksananya program KB maka perlu diadakan penyuluhan mengenai informasi KB di desa tersebut. Informasi yang tepat dan akurat mengenai KB dan berbagai pilihan alat kontrasepsi diharapkan dapat mengghindari
masalah-masalah
kesehatan
terkait
dengan
masalah
kependudukan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan keluarga. Adapun sasaran program KB Nasional lima tahun kedepan seperti tercantum dalam RPP JM 2004-2009 dalah sebagai berikut : 1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) secara Nasional menjadi satu. 14% per-tahun. 2. Menurunkan angka kelahiran Total Fertility Rate (TFR) menjadi 2,2 perperempuan. 3. Meningkatnya peserta KB pria menjadi 4,5% 4. Meningkatnya pengguna metode kontrasepsi yang efektif dan efisien 5. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak 6. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif 7. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan KB dan kesehatan masyarakat
B. Masalah Keperawatan Komunitas
Rendahnya angka akseptor KB di desa Makmur berhubungan dengan masih kurangnya pemahaman dan pengetahuan akan pengertian KB dan kegunaan alat kontrasepsi; tidak beragamnnya alat kontrasepsi yang digunakan oleh warga desa Makmur; adanya kejadian aborsi yang berarti warga tidak merencanakan kehamilannya dan tidak dapat mencegah kehamilan
C. Tujuan
1.
Umum : Setelah dilakukan asuhan keperawatan tentang Keluarga Berencana selama 3 bulan, Warga Desa makmur mengerti tentang KB dan penggunaannya.
2.
Khusus : Setelah dilakukan
pendidikan kesehatan selama 1x 30 menit
tentang keeluarga berencana, diharapkan warga mampu : a. mengerti tentang konsep dasar KB b. mengerti kegunaan jenis-jenis KB c. mengerti kegunaan KB pada PUS D. Sasaran dan Target
1. Sasaran Semua masyarakat di desa makmur 2. Target a. PUS b. Wanita usia subur c. Pria usia subur
E. Strategi Pelaksanaan
1. Metode Ceramah dan diskusi 2. Waktu dan tempat a. Hari/tanggal
: Rabu, 9 Desember 2011
b. Pukul
: 14.00-selesai
c. Tempat
: Balai desa Makmur
3. Setting tempat
:
a. Penyaji berada di depan hadapan warga b. Pemandu acara berada di samping penyaji c. Notulen berada di samping penyaji d. Peserta duduk di kursi yang disediakan
1
2
keterangan :
3
1. penyaji 2. moderator 3. notulen 4. warga
4
4. Media
: lembar balik dan leaflet terkait KB
5. Kegiatan pendidikan kesehatan Proses Pendahuluan
Tindakan Kegiatan Penyuluh 4. Memberikan salam, memperkenalkan
Kegiatan Peserta Memperhatikan dan
Waktu 5 menit
menjawab salam
diri, dan membuka penyuluhan 5. Menjelaskan materi
Memperhatikan
secara umum tentang konsep KB dan kesehatan reproduksi 6. Menjelaskan tentang
Memperhatikan
Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Penyajian
1. Menjelaskan Konsep
15
KB
menit
a. Menanyakan kepada peserta mengenai materi
Memberikan pertanyaan
yang baru disampaikan. b. Mendiskusikan bersama jawaban
Memperhatikan dan memberi tanggapan
yang diberikan 2. Menjelaskan pentingnya KB dan apa saja jenis KB a. Menanyakan kepada peserta
Memberikan pertanyaan
mengenai materi yang baru disampaikan. b. Mendiskusikan bersama jawaban
Memperhatikan dan memberi tanggapan
yang diberikan 3. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan tiap jenis KB c. Menanyakan kepada peserta
Memberikan pertanyaan
mengenai materi yang baru disampaikan. d. Mendiskusikan bersama jawaban
Memperhatikan dan memberi tanggapan
yang diberikan. Penutup
5. Menutup pertemuan dengan memberi kesimpulan dari
Memperhatikan
5 menit
materi yang disampaikan 6. Mengajukan
Memberi saran
pertanyaan kepada peserta 7. Mendiskusikan
Memberi komentar
bersama jawaban
dan menjawab
dari pertanyaan yang
pertanyaan bersama
telah diberikan 8. Memberikan leaflet
Menerima leaflet
9. Menutup pertemuan
Memperhatikan dan
dan memberikan
membalas salam
salam. 6. Kriteria evaluasi: a. Persiapan : - undangan disebar 2 hari sebelum penyuluhan - pengurusan ijin peminjaman tempat penyuluhan dan menyiapkan perlengkapan
yang
dibutuhkan
sehari
sebelum
pelaksanaan
pendidikan kesehatan. b. Proses Acara dapat berjalan lancar sesuai dengan yang susunan acara yang telah ditetapkan dan banyak peserta dapat berpartisipasi aktif dalam penyuluhan, dan menanyakan atau sharing seputar pengalamannya berKB,bahkan ada yang tidak sungkan membagi pengalamannya tentang kehidupan seks. c. Hasil Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x tatap muka (25 menit) diharapkan : warga mengerti tentang konsep dasar KB, serta kegunaan KB pada PUS melalui kegiatan pos test.
7. Susunan Acara No. Kegiatan
Waktu
Penanggung jawab
1.
Pembukaan
14.00 - 14.05
Nurully M.
2.
Penyajian Materi
14.05 - 14.10
Febrian M.
3.
Diskusi
14.10 – 14.20
Nurully M.
4.
Penyimpulan Materi dan penutup
14.20 – 14. 05
Nurully M
F. Pengorganisasian
1. Penanggung jawab : Melinda Rahman ( tugas : bertanggung jawab terhadap seluruh acara yang berlangsung ) 2. Pembawa acara dan pemandu diskusi : Nuruly Myzabella ( tugas : membawakan acara penyuluhan dari awal acara sampai acara berakhir ) 3. Sekretaris : Yeni Kristi K ( tugas : mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan surat menyuratdan mencatat jalannya diskusi ) 4. Penyaji : Febrian Maulana P. ( tugas : menyajikan materi penyuluhan ) 5. Perlengkapan : Putra Maulana ( tugas : menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan selama penyuluhan ) 6. Fasilitator : Lielys Inayatul F (tugas : memfasilitasi kebutuhan selama acara berlangsung) 7. Observer/ evaluator: Rizal Pamungkas dan Devi Chintya Ayu P. ( tugas : mengobservasi selama acara berlangsung ) 8. Konsumsi : Tina Betrani ( tugas : menyediakan kebutuhan konsumsi untuk semua peserta dan panitia)
MATERI KELUARGA BERENCANA
1. Keluarga Berencana (KB)
Kelurga Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, Rustam, 1998 : 155). Keluarga Berencana menurut WHO (Word Health Organization) Expert Committee 1970 adalah tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk : a. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan. b. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan. c. Mengatur interval diantara kehamilan. d. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungannya dengan umur suami istri. e. Menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, Hanafi, 2004 : 26). 2. Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya ini dpaat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen (Prawirohardjo, Sarwono, 2002 : 905).
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma tersebut (BKKN, 1996: 21). 3. Macam-macam Alat Kontrasepsi
a. Kondom Kodom adalah sarung karet tipis penutup penis yang menampung cairan sperma pada saat pria ejakulasi. Tingkat keberhasilannya 80-95%. Keuntungan kondom sebagai berikut:
1. Murah, mudah dilipat, tidak perlu resep dokter. 2. Mudah dipakai sendiri. 3. Dapat mencegah penularan penyakit kelamin.
Kerugiannya sebagai berikut:
1. Selalu harus memakai kondom yang baru. 2. Selalu harus ada persediaan. 3. Kadang-kadang, ada yang tidak tahan (alergi) terhadap karetnya. 4. Sobek jika memasukannya tergesa-gesa. 5. Mengganggu kenyamanan bersenggama. Cara penggunaan adalah menyarungkannya pada alat kelamin laki-laki yang sudah tegang (ereksi), dari ujung zakar (penis) sampai kepangkalnya pada saat akan bersenggama. Sesudah selesai senggama, dikeluarkan dari liang senggama, sebelum penis menjadi lemas. b. Pil KB Pil ini adalah hormon yang mengandung estrogen dan progesteron atau progesteron saja yang diminum setiap hari selama 21 atau 28 hari. Tingkat keberhasilannya 92-99%. Keuntungannya :
1.
Kesuburan segera kembali.
2.
Mengurangi rasa kejang/nyeri perut waktu haid.
3.
Terlindung dari penyakit radang panggul (PPP) dan kehamilan diluar rahim.
4.
Mudah menggunakannya.
5.
Mencegah anemia karena kekurangan gizi.
6.
Mengurangi resiko kanker ovarium (kandung telur).
7.
Produksi ASI tidak dipengaruhi oleh pil yang hanya mengandung progesterone (pi mini, yaitu exclution)
Kerugiannya:
1.
Pemakai harus disiplin meminum pil setiap hari. Jika tidak, kemungkinan hamil tinggi.
2.
Dapat mempengaruhi produksi ASI untuk pil yang mengandung estrogen.
3.
Dapat meningkatkan resiko infeksi klamidia/jamur di sekitar kemaluan wanita.
4.
Tidak dianjurkan pada wanita yang berusia di atas 35 tahun dan perokok karena akan mempengaruhi keseimbangan metabolism tubuh. Cara penggunaan pil, pertama diminum pada hari kelima haid,
seterusnya berturut-turut setiap hari 1 pil. Jika pemakai lupa meminumnya satu hari maka segera minum 2 tablet keesokan harinya, kecuali pemakai yakin sedang tidak hamil. c. Suntik Metode ini adalah hormon progesterone yang disuntikan ke bokong/ otot panggul atau lengan atas setiap 3 bulan atau hormone estrogen yang disuntikan setiap 1 bulan sekali. Tingkat keberhasilannya lebih dari 99%. Keuntungannya sebagai berikut.
1. Praktis,efektif,dan aman 2. Tidak mempengaruhi ASI, cocok digunakan untuk ibu menyesui. 3. Tidak terbatas usia. Kerugiannya sebagai berikut. 1. Kembalinya kesuburan agak lama. 2. Harus kembali ke tempat pelayanan 3. Tidak dianjurkan bagi penderita kanker, tekanan darah tinggi, jantung, dan hati. Cara penggunaannya adalah sebagai berikut. Depo provera disuntikan ke dalam otot (intramuskular) setiap 3 bulan sekali. Dengan kelonggaran batas waktu suntik, dapat diberikan kurang 1 minggu atau lebih dari patokan. Cyclofem disuntikan setiap 4 minggu ke dalam otot intramuscular. d.
Susuk KB/Implan Susuk ini terdiri dari 1 atau 6 kapsul (sebesar korek api) yang dimasukkan ke bawah kulit lengan atas secara perlahan melepaskan hormone progesterone selama 3 atau 5 tahun. Tingkat keberhasilannya / efektivitasnya 97-99%.
Keuntungannya Keuntungannya sebagai berikut:
1. Tidak menekan produksi ASI. 2. Praktis, efektif. 3. Tidak harus mengingat-ingat. 4. Masa pakai jangka panjang (3 atau 5 tahun). 5. Kesuburan cepat kembali setelah pengangkatan. pengangkatan. 6. Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormone estrogen. Kerugiannya sebagai berikut:
1. Susuk KB/implan harus dipasang dan dinagkat oleh petugas kesehatan yang terlatih. 2. Dapat menyebabkan pola haid berubah. 3. Pemakai tidak dapat memasang sendiri. Saat pemasangan yang tepat adalah 1-2 hari setelah menstruasi. e.
IUD/AKDR Alat kontrasepsi ini adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim. Bentuknya bermacam-macam bermacam-macam dan terbuat dari plastic yang dililit tembaga. Waktu penggunaannya 10 tahun. Tingkat keberhasilannya 99%. Keuntungannya Keuntungannya sebagai berikut:
1.
Praktis dan ekonomis
2.
Efektivitasnya tinggi (angka kegagalan kecil)
3.
Kesuburan segera kembali jika alat dikeluarkan.
4.
Tidak menggangu pemberian ASI.
Kerugiannya, yaitu dapat keluar sendiri jika IUD tidak cocok denag ukuran rahim pemakai. IUD dipasang pada saat haid. f.
Tubektomi/MOW Metode ini salah satu cara kontrasepsi dengan metode operatif bagi wanita yang tidak menginginkan anak lagi. Tingkat keberhasilannya lebih dari 99%.
Keuntungan
1. Efektifitas langsung setelah sterilisasi. 2. Permanent 3. Tidak ada efek samping jangka j angka panjang. 4. Tidak mengganggu hubungan sexsual. Kerugian.
1. Resiko dan efek samping bedah tetap ada. g.
Vasektomi/MOP Ini adalah kontrasepsi bagi laki-laki yang tidak menginginkan anak lagi. Tingkat keberhasilannya keberhasilannya lebih dari 99 %. Keuntungan:
1.
Tidak ada mortalitas atau kematian
2. Mordibitas atau komplikasi penyakit lain kecil sekali 3. Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit. 4. Tidak mengganggu hubungan sexsual. 5. Tidak harus diingat-ingat, tidak harus selalu ada persediaan. 6. Sifatnya permanen. Kerugiannya sebagai sebagai berikut : 1. Harus dengan tindakan pembedahan. 2. Harus memamkai kontrasepsi lain, misalnya kondom selama 12 kali ejakulasi sampai sel mani menjadi negative. 3. Tidak
dapat
dilakukan
mempunyai anak lagi
pada
orang
yang
masih
ingin
LAPORAN PENDAHULUAN KENAKALAN PADA REMAJA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Komunitas 1 Dosen Pengampu : Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp. Kep.Kom.
oleh: Kelompok 5 Desi pertiwi
(092310101035) (092310101035)
Devi Chyinti A
(092310101038) (092310101038)
Dian wahyuni
(092310101060) (092310101060)
Rozy Yudha Y
(092310101071) (092310101071)
Siwi lutfia M
(092310101072) (092310101072)
Rizal Pamungkas
(092310101079) (092310101079)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2011
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan 37 Jember Tlp. (0331) 323450
LAPORAN PENDAHULUAN KENAKALAN PADA REMAJA
A. LATAR BELAKANG Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun, dimana terjadi perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun social (Hurlock, 1973). Pada masa transisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengan kecendrungan munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku (Ekowarni,1993). Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam prespektik perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan – aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam gambaran perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social yang berlaku. Bentuk- bentuk kenakalan remaja tersebut diantaranya adalah kebiasaan minum-minuman keras, begadang, merokok penyalahgunaan obat seperti narkoba serta tindakan kriminal seperti tawuran. Tingginya angka kenakalan remaja diesbabkan oleh bnayak faktor diantaranya karena mereka tidak memiliki kegitan akibat putus sekolah, tidak bekerja dan bahkan orang tua cenderung membebaskan anaknya untuk memilih jalan hidupnya sendiri karena menganggap anaknya sudah dewasa. Selain itu
keadaan lingkungan juga sangat mempengaruhi kenakalan remaja. Hal inilah yang menjadi perhatian kita khususnya sebagai perawat untuk melakukan upaya preventif dalam hal mengatasi kenakalan remaja dengan memberikan pendidikan kesehatan pada remaja.
B. MASALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS Koping Remaja inefektif
berhubungan dengan terbatasnya informasi
terkait dengan kenakalan remaja dan dampaknya C. TUJUAN 1. UMUM
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan para remaja mampu melakukan pencegahan dan menghentikan perilaku yang berkaitan dengan kenakalan remaja dan melakuakan kegiatan-kegiatan yang lebih berguna 5. KHUSUS Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan remaja dapat menjelaskan kembali tentang konsep kenakalan remaja, dampak atau akibat dari kenakalan remaja, pencegahan yang dapat dilakukan.
D. SASARAN DAN TARGET 1. SASARAN Semua warga desa makmur 2. TARGET Semua para remaja dan orang tua remaja RT 04/ RW 05 desa makmur
E. STRATEGI PELAKSANAAN 1. NAMA KEGIATAN : Pendidikan Kesehatan Tentang Kenakalan Remaja 2. METODE Pada penyuluhan kali ini dengan menggunakan metode : a. Ceramah
b. Diskusi 3. WAKTU DAN TEMPAT a. Waktu
: Rabu, 7 Desember 2011 pukul 08.00 – 08.30
b. Tempat
: Balai Desa Makmur
4. SETTING TEMPAT a. Posisi pemateri penyuluhan berhadapan dengan peserta. b. Pemandu diskusi dan pembawa acara berada di samping pemateri. c. Media lembar balik di depan peserta. d. Observer berada di belakang peserta.
1
2
3
4
5
keterangan : 1. penyaji 2. pemandu diskusi 3. notulen 4. peserta 5. observer
5. MEDIA a. Lembar Balik tentang kenakalan remaja b. Leaflet tentang kenakalan remaja 6. KEGIATAN YANG DILAKUKAN Proses Pendahuluan
Tindakan Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
Pembukaan :
Mendengarkan
1. Memberikan salam,
dan menjawab
memperkenalkan
salam
diri, dan membuka penyuluhan 2. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan
Mendengarkan dan
Waktu
15 menit
khusus
memperhatikan
pembelajaran
Penyajian
Pelaksanaan : 1. Menjelaskan materi
Memperhatikan
penyuluhan tentang
materi
tentang Konsep
disampaikan
yang 30 menit
Kenakalan Remaja serta Faktor Kenakalan Remaja a. Menanyakan kepada peserta tentang materi
Memberikan
yang baru
Pertanyaan
dijelaskan. b. Menerima jawaban dan memberi
Memperhatikan
komentar tentang jawaban peserta . Menjelaskan materi
Memperhatikan
penyuluhan tentang
materi
tentang dampak atau
disampaikan
yang
akibat dari kenakalan remaja a. Menanyakan kepada peserta
Memberikan Pertanyaan
tentang materi yang baru dijelaskan. b. Menerima
Memperhatikan
jawaban dan memberi komentar tentang jawaban peserta 3. Menjelaskan materi
Memperhatikan
penyuluhan tentang
materi
tentang Pencegahan
disampaikan
yang
yang dapat dilakukan untuk menghindari peilaku kenakalan remaja a. Menanyakan kepada peserta
Memberikan Pertanyaan
tentang materi yang baru dijelaskan. b. Menerima
Memperhatikan
jawaban dan memberi komentar tentang jawaban peserta Penutup
1) Menutup pertemuan
Menjawab
dengan memberikan
pertanyaan yang
pertanyaan tentang
diajukan pemateri
materi yang baru dijelaskan. 2) Menampung
Memperhatikan
jawaban yang diberikan peserta. 3) Mendiskusikan bersama jawaban
Memberikan
dari peserta dengan
sumbang saran
melontarkan terlebih dahulu pada peserta lainnya. 4) Bersama peserta menyimpulkan
Memberikan
materi yang telah
sumbang saran
dibahas. 5) Menutup pertemuan dan memberi salam
Memperhatikan dan membalas salam
7. KRITERIA EVALUASI : persiapan (struktur), proses dan hasil
1. Persiapan
Persiapan tempat telah dilakukan 1 hari sebelum pelaksanaan
Persiapan media 2 hari sebelum pelaksanaan
undangan telah disebar 2 hari sebelum pelaksanaan
2. Proses Selama
acara berlangsung peserta diharapkan aktif mengikuti
penyuluahan dan pemateri dalam menyampaikan materi mampu menguasai materi serta interaktif dengan peseta. Minimal kehadiran 80% dari jumlah remaja yang ada di desa makmur dan orang tuanya. 3. Hasil a
remaja dapat menyebutkan dan menjelaskan hal-hal yang termasuk kenakalan remaja
b
orang tua dapat menyebutkan hal yang dapat menyebabkan anak tyerjerumus ke kenakalan remaja
c
remaja dapat menyebutkan dampak dari kenakalan remaja
d
remaja dapat melakukan pencegaran sebelum terjerumus ke kenakalan remaja
8. SUSUNAN ACARA (WAKTU DAN PENANGGUNG JAWAB) No
Jam
Acara
Penanggung Jawab
1
08.00 WIB
Registrasi
Dian wahyuni
2
08.30 WIB
Pembukaan
Devi Chintya
3
08.45 WIB
Sambutan Ketua Panitia
Devi Chintya
4
08.50 WIB
Sambutan Kepala Desa
Devi Chintya
5
09.00 WIB
Penyajian materi penyuluhan
Rizal Pamungkas
6
10.45 WIB
Sesi Tanya Jawab
Rizal Pamungkas
7
11.10 WIB
Pembagian leaflet
Rozy Yudha
11.15 WIB
Penutupan
Devi Chintya
F. PENGORGANISASIAN 1. PENANGGUNG JAWAB Dian Wahyuni D (tugas : bertanggung jawab terhadap seluruh acara yang berlangsung) 2.
PEMBAWA ACARA Devi Chintya Ayu Palupi (tugas : membawakan acara penyuluhan dari awal acara sampai acara berakhir)
3. PEMANDU DISKUSI Rizal Pamungkas (tugas : memandu diskusi acara penyuluhan dari awal sampai akhir) 4. SEKRETARIS Siwi Lutfia Mustikasari (tugas : mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan surat menyuratdan mencatat jalannya diskusi) 5. PENYAJI Desi Pertiwi (tugas : menyajikan materi penyuluhan) 6
PERLENGKAPAN
Rizal Pamungkas C (tugas : menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan selama penyuluhan) 7
FASILITATOR Rozy Yudha Yudistira (tugas : memfasilitasi kebutuhan selama acara berlangsung)
8
OBSERVER/EVALUATOR Siwi Lutfia Mustikasari Dian Wahyuni (tugas : mengobservasi selama acara berlangsung) 9
KONSUMSI Devi Chintya Ayu P (tugas : menyediakan kebutuhan konsumsi untuk semua peserta dan panitia)
MATERI KENAKALAN PADA REMAJA 1) Konsep Kenakalan Pada Remaja
Masalah sosial yang dikategorikan dalam perilaku menyimpang diantaranya adalah kenakalan remaja. Untuk mengetahui tentang latar belakang kenakalan remaja dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam pendekatan individual, individu
sebagai
satuan
pengamatan
sekaligus
sumber
masalah.
Untuk pendekatan sistem, individu sebagai satuan pengamatan sedangkan sistem sebagai sumber masalah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa ternyata ada hubungan negative antara kenakalan remaja dengan keberfungsian keluarga. Artinya semakin meningkatnya keberfungsian sosial sebuah keluarga dalam melaksanakan tugas kehidupan, peranan, dan fungsinya maka akan semakin rendah tingkat kenakalan anakanaknya atau kualitas kenakalannya semakin rendah. Di samping itu penggunaan waktu luang yang tidak terarah merupakan sebab yang sangat dominan bagi remaja untuk melakukan perilaku menyimpang. Pada dasarnya kenakalan remaja menurut Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undangundang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum ; (2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa. Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ; (1) kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit (2) kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin (3) kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja Faktor- faktor yang mempengaruhi kenakalan pada remaja sangat bervariasi, mulai dari kenakalan bersifat amoral dan sosial serta kenakalan yang bersifat melanggar norma-norma yang ada. Kenakalan remaja kaitannya dengan keberfungsian pada keluarga, semakin meningkatnya keberfungsian sebuah keluarga dalam melaksanaan tugas kehidupan, peranan dan fungsinya maka akan semakin rendah tingkat kenakalan anak-anaknya atau kualitas kenakalannya semakin rendah. Beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu :
Kurangnya kasih sayang dari orang tua
Banyak para remaja yang terjerumus pada kenakalan remaja karena kurangnya ksih sayang dari orang tua mereka. Banyak orang tua yang terlalu memikirkan pekerjaan mereka dari pada memikirkan keadaan anak-anak mereka. Sehingga seorang anak merasakan tekanan psikologis pada diri mereka. Meraka tidak tahu harus berbagi cerita dengan siapa, sehingga saat ada maslah sering terjerumus dengan hasutan teman-teman mereka.
Pengarung lingkungan yang buruk
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kenakaln remaja, sebagai contoh seorang remaja yang sebenaranya dia memiliki kepribadian pendiam, rajin dan berprestasi tetapi karena lingkungannya yang buruk (maraknya peredaran narkoba, kebiasaan minum-minuman keras) membuat remaja tersebut mengikuti lingkungannya.
Kurangnya pengawasaan dari orang tua mereka
Sibuknya orang tua dengan pekerjaan membuat kurangnya pengawasan pada anak-anak mereka. Sehingga banyak anak-anak sering keluyuran dan bermainan dengan teman-teman mereka. Apalagi saat ini perkembangan teknologi semakin maju. Banyak anak-anak salah persepsi tentang penggunaan komputer maupun HP dengan cara yang negatif. Misalnya : menonton gambar-gambar porno atau video porno yang ada.
Pergaulan dengan teman yang tidak sebaya
Usia remaja merupakn usia produktif dan sudah mulai mengenal yang namanya saling menyukai lawan jenis. Pergaulan yang salah bisa membuat mereka melakukan hal yang tidak seharusnya mereka lakukan. Misal : sehabis menonton video porno, mereka mempunyai hasrat hawa nafsu yang mendalam dan pengen melampiaskan kepada lawan jenis mereka sehingga timbul perkosaan ataupun hubungan sexsual diluar nikah. Ada juga yang terjerumus dengan minum-minuman keras maupun sampai kenarkoba.
Tidak adanya bimbingan kepribadian yang baik
Sibuknya orang tua membuat kurangnya perhatian bagi seorang anak dan kurrang bimbingan yang baik. Banyak anak-anak yang menyalahgunakan kepercayaan orang tua mereka dan terjerumus pada kenakaln remaja. Kurangnya dasar-dasar agama juga membuat mereka melakukan tindakan yang negatif karena tidak tahunya pengetahuan agama dalam diri mereka
Orang tua terlalu membebaskan anaknya atau kebebasan yang berlebihan
Tidak sedikit orang tua yang membebaskan anaknya untuk memilih jalan hidupnya sendiri, mereka menganggap bahwa ankanya sudah dewasa. Padahal dengan membebaskan anaknya dalam memilih jalan hidupnya sendiri serta tidak memberikan pengawasan akan menjadikan remaja tersebut menjadi remaja yang bebas dan bertindak semau mereka. Mereka menganggap bahwa orang tuanya saja tidak melarang. Faktor- faktor lain yang menyebabkan kenaklan remaja adalah:
peran dari perkembangan iptek yang berdampak negatif.
tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.
dasar-dasar agama yang kurang
tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
masalah yang dipendam
3) Contoh-contoh kenakalan remaja
Penyalahgunaan narkoba
Kebiasaan merokok
Kebiasaan minum-minuman keras
Kebiasaan begadang
Melakukan tindakan criminal (tawuran)
Seks bebas
4) Dampat Negatif Kenakalan Remaja Dampak negatif kenakalan remaja adalah merusak moral remaja yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa, mencemarkan nama baik orang tua. 5) Pencegahan untuk menanggulangi kenakalan remaja
Remaja harus mampu memlih teman bermain dan lingkungan yang baik, di komunitas mana dan dengan siapa remaja tersebut bergaul.
Orang tua harus mampu memberikan pengawasan serta control pada remaja Orang tua hendaknya dapat memberikan pendidikan kepada para remaja. pendidikan adalah sebuah pedoman dasar pergaulan yang singkat, padat, dan mudah di ingat. Dengan memberikan pendidikan anak akan mempunyai bekal, anak mampu memilih lingkungan pergaulan serta mampu mengendalikan diri serta anak menjadi mandiri.
Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
Biarkanlah para remaja bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.