Contoh Perhitungan Bekisting Tangga
Perhitungan Volume Bekesting Anak Tangga (20/30) Optrade = 0,20 m Lebar Anak Tangga = 1,4 m Jumlah Anak Tangga = 14 Sehingga : V1 = O x L x Jumlah Anak Tangga V1 = 0,20 x 1,4 x 7 = 1,96 m2
Perhitungan Volume Bekesting Anak Tangga (20/15) Optrade = 0,20 m Lebar Anak Tangga = 1,4 m Jumlah Anak Tangga = 1 Sehingga : V1 = O x L x Jumlah Anak Tangga V1 = 0,20 x 1,4 x 1 = 0,28 m2 Jadi jumlah Volume V1=1,96 + 0,28 = 2,24 m²
Perhitungan Volume Bekesting Plat Tangga
Tebal Plat = 0,17 m Lebar Plat = 1,4 m Panjang Plat = 6,82m Sehingga : V2 = ( L x P ) + ( T x P ) x 2 V2 = ( 1,4 x 6,82) + ( 0,17 x 6,82 ) x 2 = 11,86 m2
Perhitungan Volume Bekesting Plat Bordes V3 = 1,25 x 2,75 = 3,44 M2 Sehingga Volume Keseluruhan Untuk Pekerjaan Pengecoran Tangga lantai 1 ke lantai 2 Vtotal = ( (V1 + V2 )x 2 ) + V3 Vtotal = ( (2,24 + 11,86 ) x 2 ) + 3,44 = 31,64 m2
4. Menghitung Volume Pekerjaan Tangga Beton Rumus: Volume = luas tangga x tebal tangga Tebal Tangga = 10 CM Luas tangga = jumlah anak tangga x panjang x lebar anak tangga Jumlah anak tangga = 13 bh lebar = 30 CM; dan panjang = 70 CM Luas tangga = 13 x 0.3 x 0.7 = 2.73 M2 Jadi volume tangga beton = 2.73 x 0.1 = 0.273 M3
CONTOH PERHITUNGAN PENULANGAN TANGGA
Contoh hasil analisa dari ETABS didapat : Pada pelat tangga : M11 = -311,6979 Kgm = -3116979 Nmm M22 = -1582,6438 Kgm = -15826438 Nmm
Pada bordes : M11 = -879,6493 Kgm = -8796493 Nmm M22 = 1863,7989 Kgm = 18637989 Nmm
Tebal pelat t = 15 cm = 150 mm
PADA PELAT TANGGA ARAH 1-1
d = 150 -25 = 125 mm As = 86,58 mm2 As min = 0,0020 x b x d = 0,0020 x 1000 x 125 = 250 mm2
250 mm2 > 86,58 mm2 Maka As perlu = 250 mm2 Pakai tulangan diameter 8 mm A = ¼ x Π x d2 = ¼ x Π x 82 = 50,265 mm2 A = 50,265 x 5 = 253,125 mm2 Jarak tulangan 1000/5 = 200 mm maka Ø8-200 mm
a = 4,765 ØMn = Øx As x fy x (d-a/2) = 0,8 x 253,125 x 400 x (125-(4,765/2)) = 9932017,5 Nmm ØMn > Mu 9932017,5 Nmm > 3116979 Nmm …………..(OK) Maka dipakai tulangan pembagi Ø8-200 (arah pendek)
ARAH 2-2
d = 150 -25 = 125 mm As = 439,62 mm2 As min = 0,0020 x b x d = 0,0020 x 2500 x 125 = 625 mm2 625 mm2 > 439,62 mm2 Maka As perlu = 625 mm2 Pakai tulangan diameter 8 mm A = ¼ x Π x d2 = ¼ x Π x 82 = 50,265 mm2 A = 50,265 x 13 = 653,445 mm2 Jarak tulangan 2500/13 = 192 mm maka Ø8-192 mm
a = 4,920 ØMn = x As x fy x (d-a/2) = 0,8 x 653,445x 400 x (125-(4,920/2)) = 25623408,1 Nmm ØMn > Mu 25623408,1 Nmm > 15826438 Nmm …………..(OK) Maka dipakai tulangan pembagi Ø8-192 (arah panjang)
PADA PELAT BORDES ARAH 1-1
d = 150 -25 = 125 mm As = 244,347 mm2 As min = 0,0020 x b x d = 0,0020 x 1000 x 125 = 250 mm2 250 mm2 > 244,347 mm2 Maka As perlu = 250 mm2 Pakai tulangan diameter 8 mm A = ¼ x Π x d2 = ¼ x Π x 82 = 50,265 mm2 A = 50,265 x 5 = 253,125 mm2 Jarak tulangan 1000/5 = 200 mm maka Ø8-200 mm
a = 4,765 ØMn = Ø x As x fy x (d-a/2) = 0,8 x 253,125x 400 x (125-(4,765/2)) = 9932017,5 Nmm ØMn > Mu 9932017,5 1 Nmm > 8796493 Nmm …………..(OK) Maka dipakai tulangan pembagi Ø8-200 (arah pendek)
ARAH 2-2
d = 150 -25 = 125 mm As = 517,722 mm2 As min = 0,0020 x b x d = 0,0020 x 1000 x 125 = 250 mm2 517,722 mm2 > 250 mm2 Maka As perlu = 517,722 mm2 Pakai tulangan diameter 8 mm A = ¼ x Π x d2 = ¼ x Π x 82 = 50,265 mm2 A = 50,265 x 11 = 552,915 mm2 Jarak tulangan 1000/11 = 90,909 mm ≈ 90 mm maka Ø8 -90 mm
a = 10,408 ØMn = Øx As x fy x (d-a/2) = 0,8 x 552,915x 400 x (125-(10,408/2)) = 21195841,71 Nmm ØMn > Mu 21195841,71 Nmm > 18637989 Nmm Maka dipakai tulangan pembagi Ø8-90 (arah panjang)
Alat – alat Pelaksanaan Pengecoran a. Vibrator
Pada pengecoran beton dibutuhkan kepadatan yang utuh sehingga tidak terdapat rongga dalam adukan beton, karena rongga tersebut dapat mengurangi mutu dan kekuatan beton. Dalam pelaksanaan pengecoran dibutuhkan vibrator yang fungsinya untuk memadatkan adukan beton pada saat setelah pengecoran. Vibrator merupakan alat penggetar mekanik yang digunakan untuk menggetarkan adukan beton yang belum mengeras agar menghilangkan rongga-rongga udara, sehingga beton menjadi lebih padat. Cara operasionalnya dengan cara memasukkan selang penggetar ke dalam adukan beton yang telah dituang ke dalam bekisting.
Gambar 4.11.Vibrator
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat ini adalah :
Ujung belalai vibrator dimasukkan dalam adukan beton dengna posisi vertikal
Ujung vibrator diusahakan untuk tidak mengenai tulangan baja.
Penggetaran dilakukan sekitas 10-15 detik untuk datu posisi titik.
Penggetaran dilakukan selapis demi selapis untuk mendapatkan pemadatan yang diinginkan.
Ujung vibrator dicabut perlahan-lahan secara perlahan-lahan dari adukan sehingga bekasnya dapat meutup kembali.
b. Concrete Mixer Concrete Mixer atau yang sering disebut molen berguna untuk mencampur dan
mengaduk material beton agar lebih homogen. Adanya sirip – sirip pada bagian dalam drum, memungkinkan teraduknya material dari adukan beton secara merata pada waktu berputar. Alat ini digunakan khusus untuk volume pekerjaan yang relatif kecil dan non struktural seperti pembuatan lantai kerja, pmasangan batako, plesteran dan lain – lain. Drum pengaduk mempunyai dua macam kecepatan gerak, yaiti gerak untuk mengatur posisi drum dan gerak untuk mencampur adukan.
Gambar.4.12. Concrete Mixer
c. Trowel
Trowel adalah alat yang digunakan untuk menghaluskan permukaa beton pada plat lantai yang menggunakan floor hardener pada lapisan permukaannya. Permukaan beton yang telah ditaburi flour hardener diratakan dengan ruskam, kemudian trowel digunakan untuk menghaluskan permukaan tersebut.
Gambar 4.13. Trowel. C. Material
Didalam pelaksanaan suatu proyek, diperlukan adanya pengelolaan bahan dan peralatan yang baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan. Penyimpangan terhadap bahan-bahan bangunan perlu mendapat perhatian khusus mengingat adanya bahanbahan bangunan yang sangat peka terhadap kondisi lingkungan, seperti semen dan juga baja tulangan yang peka terhadap pengaruh air dan udara sekitar. Pengaturan dan penyimpangan bahan-bahan dan peralatan dalam proyek menjadi tanggung jawab bagian logistik dan gudang. Mengingat rencana pekerjaan Proyek Pembangunan yang dibatasi oleh waktu, diusahakan penempatan material yang tepat dan seefisien mungkin sehingga dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Di samping itu, penempatan material yang baik dan tertata rapi akan mendukung efektifitas kerja dan keselamatan kerja. 1. Pasir (Agregat Halus)
Pasir digunakan untuk pekerjaan non struktural seperti pekerjaan pembuatan lantai kerja, plesteran, dan digunakan untuk campuran adukan beton yang dikerjakan di
lapangan. Agregat halus yang digunakan sebagai bahan pengisi pada proyek ini harus memenuhi beberapa syarat berikut : 1. Butiran – butiran pasir kasar, tajam dan keras, harus bersifat kekal ( tidak hancur karena pengaruh cuaca ). 1. Pasir terdiri dari butir – butir yang beraneka ragam. 2. Pasir tidak boleh mengandung zat organik terlalu banyak. 3. Pasir laut tidak boleh digunakan di dalam semua mutu beton, kecuali dengan menggunakan petunjuk – petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan – bahan yang diakui. 2. Mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
Gambar.4.14 . Pasir (Agregat halus) 2. Agregat Kasar
Agregat kasar berupa butir – butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi kriteria sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0 % berat, sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90 % sampai 98 % berat dan selisih antara sisa – sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat. Adapun syarat – syarat dari agregat kasar adalah sebagai berikut :
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan – batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
Agregat kasar harus terdiri dari butir – butir yang keras dan tidak berpori.
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.
Agregat kasar tidak boleh mengandung mengandung zat – zat yang dapat merusak beton.
3. Semen
Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi, antara lain digunakan untuk pasangan batu bata dan plesteran. Dalam proyek ini digunakan Semen Gresik yang telah disetujui oleh pengawas. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan persediaan semen : 1. Sebelum diangkut ke lapangan untuk digunakan, semen harus dijaga agar tidak lembab. 2. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat. 3. Tinggi tumpukan maksimum tidak lebih dari 2 m atau maksimal 10 zak. Hal ini untuk menghindari rusaknya semen yang berada pada tumpukan yang paling bawah akibat beban yang berat dalam waktu yang cukup lama sebelum digunakan sebagai bahan ba ngunan. 4. Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan mempengaruhi mutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan penggunaan semen secara teliti. Sehingga dalam hal ini semen lama harus dipergunakan terlebih dahulu.
4. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam – garam, bahan – bahan organis atau bahan – bahan lain yang merusak beton dan baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. Bilamana mungkin menggunakan air PDAM .
Gambar.4.15 . bahan campuran beton D.
Kendali mutu
Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting, sebab akan menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan apakah telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Tinjauan pengendalian dalam proyek yang harus diperhatikan adalah: pengendalian mutu bahan dan peralatan, pengendalian tenaga kerja, pengendalian waktu, teknis, biaya serta pengendalian kesehatan keselamatan kerja (K3). 1. 1.
Pengendalian Mutu Bahan
Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan dalam spesifikasi yang telah direncanakan, sehingga pengendalian mutu bahan sangatlah penting akan keberhasilan pembangunan dalam suatu proyek. Standard yang ditetapkan oleh PT Davy Sukamta selaku konsultan perencana untuk standard mutu bahan dalam pembangunan Apartemen Pakubuwono View, menggunakan dari American Concrete Institute (ACI), American Standard for Testing and Material (ASTM), Standard Nasional Indonesia (SNI). a. Agregat
Untuk agregat yang akan digunakan untuk bahan beton dari pihak plant akan dilakukan uji lab apakah memenuhi syarat atau tidak dan dari pihak pelaksana akan meminta hasil tes tersebut. Jika dilakukan secara kasat mata, untuk mengetahui pasir tersebut bagus dengan cara menggenggam jika menggumpal berarti pasir tersebut tidak bagus. 2. Semen Portland
Pada semen porland butiran-butiran tidak boleh mengumpal keras, untuk penyimpanannya tidak boleh dalam keadaan lembab untuk lebih menjaga semen tetap baik maka diberi bantalan kayu sebagai tempat dibawahnya. 3. Besi
Merupakan material yang sangat penting dalam beton bertulang, sehingga perlu dijaga mutu dan kualitasnya. Dalam hal ini PT Bona Widjaja Gemilang bekerja sama dengan PT Master Steel selaku subkont besi tulangan. Untuk mengetahui mutu besi baik maka harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut : 1. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak retak atau mengelupas. 2. Mempunyai penampang yang sama rata. 3. Ukuran disesuaikan dengan shop drawing .
Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan tempat yang kering unruk menghindari karat.
Gambar.4.16. Besi tulangan 4. Beton
Untuk pengujian mutu beton dilakukan dengan cara slump tes untuk pengujian dilapangan dan uji kuat tekan jika hasil slump sesuai spesifikasi. Untuk pengujian Crushing Test dilakukan oleh PT. PionirBeton Industri selaku subkont untuk beton readymix sedangkan untuk pengujiannya sendiri dilakukan di Concrete Laboratory Pulo Gadung Plant.
a. Uji Slump Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang berhubungan dengan mutu beton. Dalam proyek pembangunan Apartemen Pakubuwono View untuk pondasi. Pengujian dengan menggunakan kerucut Abrams, sebagai berikut : 1) Menyiapkan kerucut abrans dengan diameter atas 10 cm, bawah 20 cm dan tinggi 30 cm yang diletakkan pada bidang datar namun tidak menyerap air. 2) Adukan beton yang akan diuji dimasukkan dalam tiga lapis sambil ditusuk 25 kali dengan tongkat baja agar adukan menjadi padat. 3) Setelah kerucut dibuka, kemudian diukur pada 3 tempat kemudian diambil rata-rata 4) Setelah kerucut dibuka, kemudian diukur pada 3 tempat kemudian diambil rata-rata 5) Adukan beton yang tidak sesuai dengan nilai slump rencana akan di reject.
b. Uji K uat Tekan (Crushing Test) Tes uji kuat tekan ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton karakteristik (kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran). Cara pengujiannya : 1) Menyiapkan silinder berdiameter 15cm dengan tinggi 30 cm, yang telah diolesi pelumas pada bagian dalam. 2) Kemudian adukan beton dimasukkan ke silinder dalam tiga lapis sambil ditusuktusuk hingga 30 kali.
3) Cetakan yang telah diberi kode itu kemudian didiamkan 24 jam dan direndam
dalam air ( curing ) selama 7 hari. Setelah itu barulah diuji dengan crushing test.
Gambar 4.17. Sampel Siap Uji