CONTOH SOAL PERHITUNGAN PPN PPnBM DITULIS SISWA SAYA, ASMANIYATI ASMANIYATI (SMK VOCTECH 2 TANGERANG ) PPN
1.PKP A bulan Januari 2011 menjual tunai barang kena pajak dengan harga jual Rp 10.000.000,-. Hitung : -PPN terutang -Jumlah yang harus dibayar pembeli Jawab : PPN terutang 10% X Rp 10.000.000,= Rp 1.000.000,- +
Harga Beli PPN 10% X Rp 10.000.000,-
= Rp 10.000.000,= Rp 1.000.000,- +
Jumlah yang harus dibayar
= Rp 11.000.000,-
2.Bpk.Dhani adalah seorang pengusaha yang memilih menjadi PKP (PMPKP) pada suatu masa melakukan kegiatan sebagai berikut : - Membeli BKP Rp 800.000.000,- Menjual BKP ke PKP Rp 600.000.000,- Menjual BKP ke bukan PKP Rp 210.000.000,- Menjual BKP ke Luar Negeri/Ekspor Negeri/Ekspor Rp 900.000.000,Persediaan barang awal dan akhir di anggap tidak ada. Hitung : a. Pajak Masukan b. Pajak Keluaran c. Pajak masukan yang dapat di kreditkan d. PPN lebih bayar/kurang bayar Jawab : 1. Pajak Masukan = 10% X Rp Rp 800.000.000 800.000.000 = Rp 80.000.000,2. Pajak Keluaran = 10% X Rp Rp 600.000.000 = Rp Rp 60.000.000,60.000.000,Pajak Keluaran atas penjualan di Luar Negeri = 0% X Rp 900.000.000 = Rp 0 = Rp 60.000.000,3. PPN Masukan ( yang dapat dikreditkan ) Rp 1.710.000.000 – Rp 210.000.000 Rp 80.000.000,Rp 1.710.000.000,=
4.
Rp 70.175.438,59
PPN Keluaran
Rp 60.000.000,-
PPN Masukan yg dikreditkan Rp 70.175.438,59 – PPN Lebih Bayar 10.175.438,59
Rp
3. Haryono seorang pengusaha kena pajak membeli barang kena pajak Rp 600.000.000,- kemudian barang tersebut dijual kedalam negeri seharga Rp 300.000.000,- dan di ekspor Rp 900.000.000,- persediaan awal dan akhir di anggap tidak ada.Hitunglah : - Pajak Masukan - Pajak Keluaran - PPN Lebih Bayar/Kurang Bayar Jawab : 1. Pajak Masukan = 10% X Rp 600.000.000,= Rp 60.000.000,2. Pajak Keluaran atas penjualan didalam negeri = 10% X Rp 300.000.000,= Rp 30.000.000,Atas Ekspor = 0 % X Rp 900.000.000,= Rp 0 -
Jumlah Pajak Keluaran 30.000.000,3.
PPN keluaran PPN Masukan
Rp
= Rp 30.000.000,= Rp 60.000.000,-
PPN Lebih bayar
Rp 30.000.000,-
PPN BM
4. Bpk.Andi seorang importir mengimpor BKP Barang Mewah dengan tarif 20% seharga Rp 200.000.000,- hitung : - PPN dan PPN-BM - jumlah yang di bayar Bpk.Andi jawab : Jumlah pembayaran Rp200.000.000,PPN 10% X Rp 200.000.000 Rp 20.000.000,PPN-BM 20% X Rp 200.000.000 Rp 40.000.000,---------------+ jumlah yang harus dibayar Rp 260.000.000,-
5. PT. Cahaya membeli BKP Barang Mewah Langsung dari pabrik seharga Rp 500.000.000 tarif barang Mewah 20% kemudian barang tersebut dijual lagi seharga Rp 750.000.000 di dalam negeri. hitunglah :
- PPN dan PPN BM - Jumlah yang dibayar PT Cahaya - Jumlah Yang dibayar pembeli Jawab : -PPN 10% X Rp 500.000.000 PPN BM 20% X Rp 500.000.000
Rp 50.000.000 Rp 100.000.000 ----------------+ -PPN dan PPN BM yang harus dibayar Rp 150.000.000
-PPN 10% X Rp 750.000.000 Jumlah yang dibayar pembeli
Rp 75.000.000
6. Bpk Sarno seorang importir mengimpor BKP Barang Mewah dengan tarif 30% seharga Rp 300.000.000,Hitung : -PPN dan PPN Bm -Jumlah yang harus dibayar Jawab : Jumlah Pembayaran Rp 300.000.000,PPN 10% X Rp300.000.000 Rp 30.000.000,PPN BM 30% X Rp 300.000.000 Rp 90.000.000,----------------+ Jumlah yang harus dibayar Rp 420.000.000,-
Penghitungan PPN dan PPnBM Published by Dudi Wahyudi on January 11th, 2013 09:04 AM | Faktur Pajak, Pajak Pertambahan Nilai, Pengusaha Kena Pajak, PPnBM
PPN yang terutang dan harus dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) ketika melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) ataupun Jasa Kena Pajak (JKP) adalahsebesar tarif PPN dikalikan dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) yang meliputi Harga Jual atau Penggantian. Dalam hal impor, PPN terutang adalah tarif PPN dikalikan Nilai Impor. Dalam hal ekspor, PPN terutang adalah tarif PPN dikalikan Nilai Ekspor. Apabila BKP di atas juga merupakan BKP yang tergolong mewah, maka selain dipungut PPN, juga ditambah dengan PPnBM. Jumlah PPnBM terutang adalah sebesar tarif PPnBM dikalikan DPP seperti DPP atas PPN di atas. Dengan demikian, maka: PPN = Tarif PPN x DPP PPnBM = Tarif PPnBM x DPP Misalkan Pengusaha Kena Pajak PT ABC menjual BKP yang tergolong mewah kepada PT XYZ dengan harga jual Rp 100 Juta. Tarif PPnBM atas BKP yang tergolong mewah tersebut adalah 20%. PT ABC harus memungut PPN sebesar Rp 10 Juta (10% x Rp100 Juta), dan PPnBM Rp 20 Juta (20% x Rp 20 Juta). Artinya, PT XYZ selaku pembeli akan membayar total Rp 130 Juta yang terdiri dari harga jual Rp100 Juta, PPN Rp 10 Juta, dan PPnBM Rp20 Juta. Permasalahan Kontrak
Seringkali jual beli seperti yang dilakukan oleh PT ABC dan PT XYZ tersebut di atas dituangkan dalam bentuk kontrak jual beli. Nah, menurut ketentuan perpajakan [1], kontrak penyerahan BKP atau JKP harus memuat paling sedikit: 1. Nilai kontrak, 2. Dasar Pengenaan Pajak, dan 3. Besarnya Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang.
Dalam nilai kontrak harus dinyatakan dengan tegas apakah sudah termasuk atau belum untuk memberikan kejelasan tentang pemungutan PPN atau PPN dan PPnBM. Dalam hal nilai kontrak atau perjanjian tertulis sudah termasuk PPN atau PPN dan PPnBM, dalam kontrak atau perjanjian tertulis wajib disebutkan nilai kontrak atau perjanjian tertulis tersebut termasuk PPN atau PPN dan PPnBM.[2] Jika tidak demikian, maka nilai kontrak yang tercantum dalam kontrak atau perjanjian tertulis tersebut dianggap sebagai Dasar Pengenaan Pajak (DPP).[3] Contoh: Apabila dalam pembuatan kontrak atau perjanjian tertulis bahwa dalam nilai kontrak sebesar
Rp130.000.000,00 secara tegas dinyatakan sudah termasuk PPN (sebesar 10%) dan PPnBM (sebesar 20%), penghitungan PPN dan PPnBM adalah sebagai berikut: PPN = (10/130)xRp130.000.000,00 = Rp10.000.000,00 PPnBM = (20/130)xRp130.000.000,00 = Rp20.000.000,00 Jika dalam kontrak atau perjanjian tertulis tidak dinyatakan dengan tegas bahwa PPN dan PPnBM termasuk dalam nilai kontrak, besarnya DPP untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai adalah sebesar Rp130.000.000,00. Sehingga penghitungan PPN dan PPnBM adalah sebagai berikut: PPN = 10% x Rp130.000.000,00 = Rp13.000.000,00 PPnBM = 20% x Rp130.000.000,00 = Rp26.000.000,00 Harga Termasuk PPN dan PPnBM
Apabila dalam jumlah yang harus dibayar oleh pembeli BKP atau penerima JKP sudah termasuk PPN atau juga PPN dan PPnBM, maka cara menghitung PPN dan PPnbM terutang tidak dengan mengenakan tarif PPN/PPnBM langsung dari pembayaran karena dalam pembayaran tesebut sudah termasuk PPN/PPnBM, padahal dalam DPP PPN ataupun PPnBM tidak termasuk PPN dan PPnBM. Jadi, cara menghitung PPN dan PPnBM dalam kosndisi seperti ini adalah:[4] PPN = (10/110) x harga atau pembayaran BKP (bukan BKP mewah) PPN = (10/110) x harga atau pembayaran JKP Jika atas penyerahan BKP terutang juga PPnBM dan tarif PPnBM adalah t%, maka PPN dan PPnBM yang terutang adalah: PPN = (10/110+t) x harga atau pembayaran BKP PPnBM = (t/110+t) x harga atau pembayaran BKP Penutup
Dalam menghitung PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang, maka harus diperhatikan apakah dalam harga atau pembayaran sudah termasuk PPN/PPnBM atau belum. Kalau belum, maka PPN/PPnBM yang terutang adalah tarif dikalikan harga atau pembayaran. Jika sudah, maka menggunakan perhitungan seperti di atas. Untuk itu, dalam kontrak mesti ditegaskan tentang PPN/PPnBM ini. Kalau tidak tegas dinyatakan dalam kontrak bahwa dalam nilai kontrak sudah termasuk PPN ataupun PPnBM, pajak terutang adalah tarif dikalikan nilai kontrak.