PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK NEGATIF DUDUK TERLALU LAMA DI KALANGAN PEKERJA KANTOR Luky Febrian1, Muammar Mochtar2 1
Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Ilmu seni dan Sastra, Universitas Pasundan 2
Desain Komunikasi Visual, Fakultas Ilmu seni dan Sastra, Universitas Pasundan
Abstrak : Penelitian ini adalah penelitian tentang perilaku seseorang yang kurang sadar akan
kesehatan, khususnya tentang cara duduk yang benar. Duduk merupakan salah satu kegiatan yang wajar dan juga biasa dilakukan oleh manusia. Duduk sendiri ada banyak sekali jenisnya, seperti duduk tegak, duduk bersila dan juga masih banyak lagi jenis duduk. Seiring dengan tingginya frekuensi duduk yang dialami oleh para pekerja kantor di usia 21 hingga 49 tahun di Kota Bandung ini, meningkat pula resiko penyakit yang akan datang menghampiri. Kondisi paling umum adalah ketika kita merasa lelah untuk ber diri, sehingga memicu sikap tubuh kita untuk duduk. Selain itu, duduk juga secara umum merupakan salah satu bagian dari suatu pekerjaan, seperti menyetir, dan juga pekerjaan yang berhubungan dengan komputer. Kebiasaan duduk terlalu lama dapat meningkatkan semua resiko penyakit yang menyebabkan kematian. Hal ini dikarenakan duduk terlalu lama sangat berisiko terhadap kesehatan. Adapun beberapa risiko yang mungkin bisa terjadi jika duduk terlalu lama yakni 8 hingga 10 jam dengan posisi yang sama. Kata kunci : Duduk, Kesehatan, Tulang Belakang. Abstract : : This research is about the behavior of someone who is less aware of the health, particularly on how to sit properly. Sitting is one activity that is reasonable and is also commonly done by humans. Sitting there so many kinds, such as sitting up straight, sitting cross-legged and also there are many more types of seating. Along with the high frequency of sit experienced by office workers aged 21 to 49 years old in the city of Bandung, also increases the risk of disease that would come over. The most common condition is when we feel tired to stand, prompting us to be seated posture. In addition, the seat is generally one part of the job, such as driving, as well as computer-related jobs. The habit of sitting for too long can increase the risk of diseases all cause mortality. This is due to sit for too long is risky to health. As for some of the risks that might occur if you sit too long w hich is 8 to 10 hours in the same position. Keywords: Keywords: Sit, Health, Backbone
Luky Febrian1, email :
[email protected] Muammar Mochtar2, email :
[email protected]
PENDAHULUAN
Duduk merupakan salah satu kegiatan yang wajar dan juga biasa dilakukan oleh manusia bahkan juga kegiatan duduk ini juga dilakukan oleh spesies hewan yang bukan reptil atau hewan melata. Pada dasarnya, duduk merupakan suatu sikap tubuh dimana bagian bokong menempel pada alas, seperti lantai atau kursi dan tubuh juga tidak berada dalam keadaan berdiri. Duduk sendiri ada banyak sekali jenisnya, seperti duduk tegak, duduk bersila dan juga masih banyak lagi jenis duduk. Biasanya kegiatan duduk ini dilakukan ketika dihadapkan dalam berbagai kondisi. Kondisi paling umum adalah ketika merasa lelah untuk berdiri, sehingga memicu sikap tubuh untuk duduk. Selain itu, duduk juga secara umum merupakan salah satu bagian dari suatu pekerjaan, seperti menyetir, dan juga pekerjaan yang berhubungan dengan komputer. Rata-rata duduk juga merupakan salah satu metode untuk relaksasi yang biasa dilakukan. Ketika sedang duduk tubuh tidak bekerja terlalu berat, sehingga memungkinkan tubuh untuk berelaksasi lebih baik lagi. Namun demikian, ternyata ada batasan batasan tertentu untuk melakukan kegiatan duduk ini. Paling tidak harus bisa melakukan gerakan bervariasi antara duduk dan berdiri, dan disarankan untuk tidak duduk secara terus menerus lebih dari 4 hingga 6 jam. Ternyata kondisi duduk yang terlalu lama i ni dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Hal ini dikarenakan posisi tubuh yang statis dan juga tanpa mengalami pergerakan sama sekali, sehingga memiliki efek buruk. Berikut ini adalah beberapa akibatnya Memicu kolestrol tinggi, Depresi, Menyebabkan serangan jantung, Diabetes, Menurunkan kinerja otak, Kanker bahkan kematian
LANDASAN TEORI
Low Back Pain (LBP) a. Gangguan Musculoskeletal
Keluhan sistem musculoskeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi pembebanan yang panjang. Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak terjadi apabila kontraksi otot hanya berkisar antara 15-20% dari kekuatan otot maksimum. Namun apabila kontraksi otot melebihi 20%, maka peredaran darah ke otot berkurang menurut tingkat kontraksi yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang diperlukan. Suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot (Tarwaka, 2011). Studi tentang Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada berbagai jenis industri telah banyak dilakukan dan hasil studi menunjukkan bahwa bagian otot yang sering dikeluhkan adalah otot rangka (skeletal) yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang, dan otot-otot bagian bawah. Diantara keluhan otot skeletal tersebut, yang banyak dialami oleh pekerja adalah otot bagian punggung (Low Back Pain = LBP) (Tarwaka dkk, 2004). Nyeri adalah suatu sensori yang tidak menyenangkan dari suatu emosional disertai kerusakan jaringan secara aktual maupun potensial atau kerusakan jaringan secara menyeluruh. Nyeri adalah suatu mekanisme protektif bagi tubuh, nyeri timbul bilamana jaringan rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi unutk menghilangkan rasa nyeri tersebut (Lukman dan Ningsih, 2013).
b. Anatomi Tulang Belakang
Menurut Saifuddin (2009) kolumna vertebralis juga dibentuk oleh 33 buah os vertebra yang tersusun dari atas ke bawah mulai dari leher sampai ke tulang ekor dengan klasifikasi sebagai berikut : 1) Vertebra servikalis (tulang leher) 7 ruas 2) Vertebra torakalis (tulang punggung) 12 ruas Ukuran dari tulang ini agak besar dan korpusnya (badan ruas) berbentuk jantung. Foramen vertebra relatif kecil dan bulat, prosesus spinosus panjang dan melengkung ke bawah. Prosesus transverses bersendi dengan tuberkulum kosta dan prosesus artikularis superior. 3) Vertebra lumbalis (tulang pinggang) 5 ruas Badan ruas tiap vertebra lumbalis berebntuk ginjal, foramen vertebra lumbalis berbentuk segitiga, prosesus transverses panjang dan langsing, prosesus spinosus berbentuk segiempat, pendek, dan rata mengarah lurus ke belakang. Fasies prosesus artikularis superior menghadap ke medial dan fasies artikularis inferior menghadap ke lateral. 4) Vertebra sakralis (tulang kelangkang) 5 ruas Merupakan lima ruas tulang yang bergabung menjadi satu membentuk sebuah tulang. Batas anterior bersendi dengan lumbal ke 5, batas inferior agak sempit bersendi dengan os koksigis, dan bagian lateral sakrum bersendi dengan os koksa membentuk artikulasio sakro iliaka. Tepi anterior dan superior sacrum I menonjol ke depan sebagai margo posterior, apartura pelvis superior sebagai promontorium sakralis, dan foramen vertebralis membentuk kanalis sakralis lamina sakral 4 dan 5.
5) Vertebra koksigialis (tulang ekor) 4 ruas Vertebra koksigialis terdiri atas empat ruas yang membentuk segitiga kecil yang bersendi dengan ujun bawah sakrum tetapi kecuali vertebra koksigis pertama. c. Faktor Penyebab Keluhan Sistem Musculoskeletal
Faktor penyebab keluahan pada sistem musculoskeletal menurut Peter Vi (2000) antara lain sebagai berikut : 1) Faktor internal a) Umur Umumnya keluhan musculoskeletal dirasakan pada umur antara 25 - 65 tahun. Keluhan pertama biasanya dirasakan pada umur 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. b) Jenis Kelamin Secara fisiologis kemampuan otot wanita memang lebih rendah daripada pria. Kekuatan otot wanita hanya sekitar dua pertiga dari kekuatan otot pria, sehingga daya tahan otot pria pun lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. c) Kebiasaan Merokok Kebiasaan merokok akan dapat menurunkan kapasitas paru-paru, sehingga kemampuan untuk mengkonsumsi oksigen menurun dan sebagai akibatnya, tingkat kesegaran tubuh juga menurun. Apabila yang bersangkutan harus melakukan tugas yang menuntut pengerahan tenaga, maka akan mudah lelah karena kandungan oksigen dalam darah rendah, pembakaran karbohidrat terhambat, terjadi tumpukan asam laktat dan akhirnya timbul rasa nyeri.
d) Kesegaran Jasmani Keluhan otot lebih jarang ditemukan pada seseorang yang dalam aktivitasnya mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Sebaliknya bagi yang dalam aktivitasnya melakukan pekerjaan yang memerlukan pengerahan tenaga yang besar, di sisi lain tidak mempunyai waktu yang cukup untuk istirahat, hampir dapat dipastikan akan terjadi keluhan otot. Waktu untuk tidur bagi anak-anak lebih banyak jika dibandingkan dengan orang tua. Namun, seiring dengan bertambahnya usia, kebutuhan waktu tidur akan berkurang. Jika bayi memerlukan tidur selama ± 16 jam, maka orang dewasa memerlukan waktu ± 8 jam, dan orang yang sudah tua (berusia ± 50 tahun) memerlukan waktu rata-rata 5-6 jam untuk tidur (Lanywati, 2001). e) Status Gizi Berat badan, tinggi badan, dan masa tubuh merupakan indeks masa tubuh (IMT) dikategorikan menjadi tiga yaitu kurus (<18,5), normal (18,5-25) dan gemuk (>25). jika seseorang mengalami kelebiha berat badan maka orang tersebut akan berusaha untuk menyangga berat badan dari depan dengan mengontraksikan otot punggung bawah. apabila ini terus berlanjut maka akan menyebabkan penekanan pada bantalan safar tulang belakang yeng mengakibatkan penyakit (Tan HC dkk, 1998). f) Peregangan otot yang berlebihan Peregangan otot yang berlebihan pada umumnya sering dikeluhkan oleh pekerja dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong, menarik, dan menahan beban yang berat. Peregangan otot yang berlebihan ini terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan melampaui
kekuatan optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka dapat mempertinggi risiko terjadinya keluhan otot, bahkan dapat menyebabkan terjadinya cedera otot skeletal. g) Aktivitas berulang Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus seperti pekerjaan mencangkul, membelah kayu besar, angkat-angkut dsb. Keluhan otot terjadi karena otot menerima tekanan akibat beban kerja secara terus-menerus tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi. h) Sikap kerja tidak alamiah Sikap kerja tidak alamiah yaitu sikap kerja yang menyebabkan posisi bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah. Semakin jauh posisi bagian tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka semakin tinggi pula risiko terjadinya keluhan otot skeletal. 2) Faktor Eksternal a) Tekanan Pada saat tangan harus memegang alat, maka jaringan otot tangan lunak akan menerima tekanan langsung dari pegangan alat, apabila hal ini sering terjadi, dapat menyebabkan rasa nyeri otot yang menetap. b) Getaran Getaran dengan frekuensi tinggi akan menyebabkan kontraksi otot bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak lancar, penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa nyeri otot.
c) Mikroklimat Paparan suhu dingin yang berlebihan dapat menurunkan kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga gerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak yang disertai dengan menurunnya kekuatan otot. Demikian juga dengan paparan udara yang panas. Beda suhu lingkungan dengan suhu tubuh yang terlampau besar menyebabkan sebagian energi yang ada dalam tubuh akan termanfaatkan oleh tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan tersebut. Apabila hal ini tidak diimbangi dengan pasokan energi yang cukup, maka akan terjadi kekurangan suplai oksigen ke otot. Sebagai akibatnya, peredaran darah kurang lancar, suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan terjadi penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan rasa nyeri otot. d) Masa Kerja Sikap kerja yang statis dengan masa kerja yang lama (5 tahun bekerja) dapat berpengaruh terhadap nyeri punggung. Hal ini disebabkan karena akumulasi pembebanan pada tulang rangka (Harrianto, 2009).
METODA PENELITIAN
Metoda penelitian yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, dengan instrument penelitian Observasi dan kuesioner. Data-data ini bisa berupa kuesioner, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, memo ataupun dokumen resmi lainnya.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan Pt. Multiguna Cipta Sentosa yang beralamat di Jl. Pahlawan No.85, Cihaur Geulis, Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat 40192. Karena perusahaan ini mewakili masalah yang diteliti, yang bergerak dibidang kesehatan, tetapi para pekerja kantor nya kurang begitu sadar akan kesehatan nya, maupun itu hanya duduk. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi, observasi yang dilakukan adalah dengan datang ke kantor dan mengamati bagaimana kebiasaan perkerja kantor dan apakah sudah banyak mengetahui tentang dampak negative duduk terlalu lam di depan meja kerja. 2. Kuesioner,
kuesioner
dalam
penelitian
ini
adalah
kuesioner
dengan
menggunakan skala nominal. Fokus Penelitian
1. Penting bagi para pekerja kantor mengetahui kebiasaan duduk terlalu lama, dapat menurunkan produktivitas 2. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang dampak negative duduk terlalu lama pada pekerja kantor
HASIL
Hasil dan diskusi
Tabel 1.1 Data tanggapan responden mengenai Dampak Negatif Duduk Terlalu Lama Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)
Tabel 1.2 Data tanggapan responden mengenai Dampak Negatif Duduk Terlalu Lama Sumber : Dokumentasi Pribadi (2016)
Dari hasil analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyak pekerja yang mengalami duduk terlalu lama di depan meja kerjanya, dan beberapa juga kurang mengetahui dampak negatif dari duduk yang terlalu lama. Kurang nya informasi mengakibatkan beberapa pekerja tidak mengtahui bagaimana solusi yang harus dilakukan nya di sela-sela pekerjaan nya. Solusi yang akan dibuat dari permasalahan diatas berupa kampanye sosial dengan memanfaatkan media aplikasi smartphone, berupa reminder agar jangan terlalu lama duduk. Dan informasi dampak negative nya. Tidak hanya aplikasi, media nya juga akan berupa calendar meja, poster dan flyer.
KESIMPULAN
Dalam pelaksanaannya secara nyata, perlu memberikan informasi lebih serius terhadap dampak negatif duduk terlalu lama. Beberapa pekerja mengeluh akan padatnya jam kerja dan sering merasa pegal pada otot tulang belakang, maka dari itu perlu adanya informasi agar bisa memberikan solusi terhadap dampak negative duduk terlalu lama. Kurang nya informasi menjadikan masalah utama dalam penelitian ini, karenya harus mancarikan solusi yang tepat agar para pekerja kantor lebih sadar akan kesehatan, khususnya pada kesehatan duduk yang telalu lama. PERNYATAAN PENGHARGAAN
Jurnal ini didasarkan kepada catatan proses perancangan program studi Desain Komunikasi Visual UNPAS. Proses pembuatan jurnal ini di bimbing oleh Muammar Mochtar, M. Ds.
DAFTAR PUSTAKA
Arya, RK. 2014. Low back pain – Signs, symptoms, and management. Journal Indian Academy of Clinical Medicine. Vol. 15, No. 1. January-March, 2014. Jakarta
Pheasant, S. 2003. Bodyspace: Anthropometry, Ergonomics and the Design of Work . Jakarta : New York & fran group Idyan, Z. 2007. Hubungan Lama Duduk Saat Bekerja Dengan Keluhan Low Back Pain . Tersedia di http://www.innappni.or.id. (Maret 25, 2017, 20:15) Wikipedia ensiklopedia bebas, 2005. Tulang belakang. Tersedia di https://id.wikipedia.org/wiki/Tulang_punggung (Maret 26, 2017, 22:00)