Dampak Perang Salib Terhadap Peradaban Islam Akibat adanya perang Salib ini, walaupun umat Islam berhasil mempertahankan mempertahankan daerah-daerahnya daerah-daerahnya dari tentara Salib, namun kerugian yang mereka derita banyak sekali, karena peperangan ini terjadi di wilayah Islam. Di antaranya adalah kekuatan politik umat Islam menjadi lemah. Dalam kondisi demikian mereka bukan menjadi bersatu, tetapi malah terpecah belah. Banyak dinasti kecil yang memerdekakan diri dari pemerintahan pusat Abbasiyah di Baghdad (Yatim,2003:79). Meskipun pihak Kristen Eropa menderita kekalahan dalam Perang Salib, namun mereka telah mendapatkan hikmah yang tidak ternilai harganya karena mereka dapat berkenalan dengan kebudayaan dan peradaban Islam yang sudah sedemikian majunya. Bahkan kebudayaan dan peradaban yang mereka peroleh dari Timur-Islam menyebabkan lahirnya renaisans di Barat. Kebudayaan yang mereka bawa ke Barat terutama dalam bidang militer, seni, perindustian, perdagangan, pertanian, astronomi, kesehatan, dan kepribadian. Dalam bidang militer, dunia Barat menemukan persenjataan dan teknik berperang yang belum pernah mereka temui sebelumnya di negerinya, seperti penggunaan bahan-bahan peledak untuk melontarkan pelu peluru ru,, pert pertar arun unga gan n senj senjat ata a deng dengan an menu menung ngga gang ng kuda kuda,, tekn teknik ik mela melati tih h buru burung ng merp merpat atii untu untuk k kepentingan kepentingan informasi militer, dan penggunaan alat-alat rebana dan gendang untuk memberi semangat kepada pasukan militer di medan perang. Dalam Dalam bidang bidang perindu perindustria strian, n, mereka mereka menemuk menemukan an kain tenun tenun dan peralata peralatannya nnya di dunia dunia Islam, Islam, kemudian mereka bawa ke negerinya, seperti kain muslin, satin, dan damas. Mereka juga menemukan berbagai jenis parfum, kemenyan, dan getah Arab yang dapat mengharumkan ruangan. Sistem pertanian yang sama sekali baru di dunia Barat mereka temukan di Timur-Islam, seperti model irigasi yang praktis dan jenis tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang beraneka macam, termasuk penemuan gula. Hubungan perniagaan dengan Timur-Islam menyebabkan mereka menggunakan mata uang sebagai alat tukar barang, yang sebelumnya mereka menggunakan sistem barter. Ilmu astronomi berkembang pada abad ke-9 di dunia Islam telah pula mempengaruhi lahirnya berbagai observatorium di dunia Barat. Selain itu juga mereka meniru rumah sakit dan tempat pemandian. Yang tidak kurang pentingnya adalah bahwa sikap dan kepribadian umat Islam di Timur pada waktu itu telah memberikan pengaruh positif terhadap nilai-nilai kemanusiaan di Eropa yang sebelumnya tidak mendapat perhatian. V. Pengaruh Perang Salib Terhadap Kekhilafahan Bani Abbasiyah Perang salib yang berlangsung selama tiga abad itu ternyata memberikan pengaruh yang besar terhadap kekhilafahan Bani Abbasiyah. Di samping faktor-faktor internal, Perang Salib menjadi faktor eksternal yang menyebabkan khilafah Abbasiyah lemah dan akhirnya hancur. Kekuatan politik umat Islam saat itu menjadi lemah, sehingga banyak dinasti kecil yang memerdekakan memerdekakan diri dari pemerintahan pemerintahan pusat Abbasiyah di Baghdad (Yatim,2003:79). Sebagaimana telah disebutkan, orang-orang Kristen Eropa terpanggil untuk ikut andil berperang setelah Paus Urbanus II (1088-1099 M) mengeluarkan fatwanya. Perang Salib ini juga membakar semangat perlawanan orang-orang Kristen yang berada di wilayah kekuasaan Islam (Yatim,2003:85). Pengaruh Perang Salib juga terlihat dalam penyerangan tentara Mongol. Hulagu Khan panglima tentara tentara Mongol Mongol sangat sangat membenc membencii Islam Islam karena karena dipengar dipengaruhi uhi oleh orang-or orang-orang ang Budha Budha dan Kristen Kristen Nestorian. Tentara Mongol setelah menghancurleburkan pusat-pusat Islam, mereka ikut memperbaiki Yerusalem (Yatim,2003:85). V. Kesimpulan Dari berbagai uraian dan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan, yaitu : Perang Salib adalah perang antara umat Islam dan umat Kristen dengan disebabkan beberapa faktor seperti, faktor agama, politik dan sosial ekonomi. Perang Salib berlangsung sejak tahun 1096 sampai tahun 1291 M dengan tiga periode, periode pertama adalah periode penaklukan (1096-1144 M), periode kedua adalah periode reaksi umat Islam (1144-1192
M), dan periode ketiga adalah periode kehancuran pasukan Salib (1193-1291 M). Perang Salib ini berdampak negatif kepada peradaban Islam, dengan kata lain menguntungkan pihak Kristen. Di antaranya, kekuatan politik umat Islam menjadi lemah, sementara pihak Kristen dengan adanya Perang Salib itu dapat berkenalan dengan kebudayaan dan peradaban Islam yang saat itu sudah maju. Seperti, bidang militer, perindustrian, pertanian, perdagangan atau perniagaan, dan termasuk juga dalam ilmu astronomi dan kesehatan. Perang Salib termasuk faktor eksternal kelemahan dan kehancuran kekhilafahan Bani Abbasiyah. Karena terjadinya Perang Salib yang berlangsung selama tiga abad itu menyebabkan kekuatan politik umat Islam menjadi lemah. VI. Daftar Pustaka Al-Wakil, Muhammad Sayyid (1998).Wajah Dunia Islam Dari Dinasti Bani Umayyah Hingga Imperialisme Modern. Jakarta:Pustaka Al Kautsar. Armstrong, Karen (2002). Islam Sejarah Singkat. Yogyakarta:Penerbit Jendela. Lapidus, Ira.M.(1999).Sejarah Sosial Umat Islam.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Redaksi, Dewan (1997).Ensikplopedi Islam. Jakarta:PT Ichtiar Baru Van Hoeve. Sodiqin, Ali dkk (2003).Sejarah Peradaban Islam.Yogyakarta: Fak. Adab IAIN Sunan Kalijaga. Watt, W.Montgomery (1990).Kejayaan Islam Kajian Kritis Dari Tokoh Orientalis. Yogyakarta:PT Tiara Wacana. Yatim, Badri (2003).Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.