PENGERTIAN DATUM Datum geodetik atau referensi permukaan atau georeferensi adalah parameter sebagai acuan untuk mendefinisikan geometri ellipsoid bumi serta orientasi sumbu koordinat terhadap tubuh bumi. Datum geodetik diukur menggunakan metode manual hingga yang lebih akurat lagi menggunakan satelit.
Sejarah Pemetaan di Indonesia dalam Menggunakan Datum Geodetik. 1. Sejak tahun 1870 (oleh Pemerintahan Kolonial Belanda tahun 1870) sampai dengan tahun 1974, Datum Geodetik yang digunakan adalah Ellipsoid Bessel 1851 (a = 6.377.563 m, f = 1/299,3) dengan sisitem koordinat relatif dan posisi Ellipsoid bermacam-macam. Untuk Jawa, Nusa Tenggara dan Sumatera dipakai titik di gunung Genuk di sekitar Semarang sebagai titik awal sistem. Yang dinamakan Datum Genuk. Di Kalimantan ada 2 datum, yaitu Datum Gunung Raya di Kalimantan Barat dan Datum Serindung di Kalimantan Timur ( keduanya terpisah ), untuk Sulawesi dipakai Datum Monconglowe di Sulawesi Selatan, selain tiu juga ada beberapa datum di Maluku dan datum di Papua. 2. Dalam program pemetaan Dasar Nasional yang dimulai pada masa Repelita I ( 19601974 ) yang bertepatan dengan dibentuknya Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) pada tahun 1969, dan dimulainya progam penyatuan sistem referensi. Tujuan utamnya untuk membangun sistem informasi geografis yang integratif di Indonesia. Pada masa ini teknologi pun telah berkembang dengan munculnya penentuan posisi dengan satelit, yang pada waktu itu dinamakan sistem Satelit Doppler dari US Navy Navigation Satelite system ( NNSS ) sistim triangulasi yang dignakan pada masa sebelumnya telah ditinggalkan. Dengan teknologi ini, seluruh datum Indonesia yang terpisah telah disatukan dalam satu sistem, walupun pada waktu itu kita masih mengadopsi sistem relatif terhadap satu titik di muka bumi yang dipakai sebagai acuan.Kemudian Bakosurtanal memutuskan untuk memilih satu titik triangulasi di Padang sebagai titik awal sistem dan
dinamakan Datum Padang. Selanjutnya Datu Padang ini dinamakan dengan nama baku yang terkait dengan tahun penetapannya yaitu Datum Indonesia 1974 ( Indonesia Datum, 1974 atau ID-74 ). Dalam datum tunggal ini Indonesia mengganti Ellipsoid Bessel 1841 dengan ellipsoid yan diadopsi secara internasional pada waktu itu, yaitu GRS 1967 ( Geodetic Reference System 1967 ). Denga nilai a = 6.378.160 m dan f = 1/298.25. 3. Ketika setelah berkembangnya GPS ( Global Positionng System ). Pada masa ini penentuan posisi yang lebih akurat dicapai setiap saat dan tepat. Agar peta-peta Indonesia tetap bisa digunakan, maka perlu mengubah datum yang digunakan dari ID-74 ke datum yang sesuai denga sistem GPS. Datum baru ini dinamakan Datum Geodesi Nasional Indonesia 1995 ( DGNI 1995 ) dengan Ellipsoid acuan WGS 1984 ( a = 6.378.137 m dan kegepengan f = 1/295.34 ) yang juga digunakan secara internasional serta sistem koordinat geosentrik. Datum ini mengadopsi sistem datum geodetik absolut dengan mengatur pusat Ellipsoid Referensi berimpit dengan pusat massa bumi dan tidak digunakan lagi Datum Padang ( yang merupakan datum relatif ) seperti pada masa sebelumnya. ( Sumber : http://www.slideshare.net/lailiaidi/sistem-proyeksi-peta-3144291 , Sistem Proyeksi Peta oleh : Arief Cahyadi ).
PARAMETER DATUM GEODESI
Parameter utama, yaitu setengah sumbu panjang ellipsoid (a), setengah sumbu pendek (b), dan penggepengan ellipsoid (f).
Parameter translasi, yaitu yang mendefinisikan koordinat titik pusat ellipsoid (Xo,Yo,Zo) terhadap titik pusat bumi.
Parameter rotasi, yaitu (εx, εy, εz) yang mendefinisikan arah sumbu-sumbu (X,Y,Z) ellipsoid.
Parameter lainnya, yaitu datum geodesi global memiliki besaran yang banyak hingga mencakup konstanta-konstanta yang merepresentasikan model gaya berat bumi dan aspek spasial lainnya.
JENIS DATUM GEODETIK Jenis geodetik menurut metodenya : A. Datum horizontal Datum horizontal adalah datum geodetik yang digunakan untuk pemetaan horizontal. Dengan teknologi yang semakin maju, sekarang muncul kecenderungan penggunaan datum horizontal geosentrik global sebagai penggganti datum lokal atau regional.Datum horizontal merupakan titik referensi yang dijadikan acuan posisi. Sistem penentuan posisi menggunakan metode
Differensial GPS. Global Position System (GPS) adalah teknologi yang telah berkembang, yang dapat menentukan posisi dengan akurat dan fleksibel terutama untuk navigasi, survei dan GIS.GPS NAVSTAR (Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System) adalah navigasi berbasis satelit, waktu dan posisi.GPS memberikan posisi tigadimensi selama 24 jam sehari di seluruh dunia secara terus menerus. Teknologi ini bermanfaat bagi pengguna GPS untuk memperoleh data yang akurat untuk navigasi dengan akurasi sekitar 10 meter, untuk pemetaan dengan akurasi dalam meter sampai milimeter dengan metode penentuan posisi menggunakan GPS geodetik. Teknologi GPS memiliki sejumlah aplikasi untuk pengumpulan data GIS, survei, dan pemetaan.
Ada dua metode yang digunakan untuk menentukan posisi pada titik kontrol dan penentuan posisi di laut dan sungai.Metodenya adalah static positioning dan kinematic positioning.Static positioning digunakan untuk survey pengikatan suatu posisi dan kinematic positioning biasanya untuk navigasi. Dalam static positioning, receiver GPS tidak bergerak (diam) pada satu lokasi pengamatan dan untuk kinematic positioning, terdiri dari 2 receiver yaitu satu receiver disebut sebagai monitor atau base, receiver keduadikenalsebagai rover ,yang pindah jalur untuk posisi.
Geodetic GPS Trimble 5700 Ssi dengan double frekwensi (L2) digunakan untuk menentukan posisi titik Kontrol Horizontal dengan metode static positioning secara differensial. Untuk membantu sistem navigasi dan untuk penentuan posisi titik fix sounding di kapal menggunakan metodekinematic position dengan tambahan receiver base di darat dan position data link (untuk mentransferkan posisi dari base ke rover di perahu secara real time). Tabel Lama pengamatan berdasarkan panjang baseline GPS (Abidin, A. Z., 2007)
B. Datum vertikal Datum vertikal adalah bidang referensi untuk sistem tinggi ortometris. Datum vertikal digunakan untuk merepresentasikan informasi ketinggian atau kedalaman. Biasanya bidang referensi yang digunakan untuk sistem tinggi ortometris adalah geoid.Datum vertikal merupakan sebuah titik yang dijadikan sebagai acuan untuk penentuan ketinggian titik lainnya (dengan orde yang lebih rendah). Pengukuran titik kontrol vertikal dilakukan dengan menentukan perbedaan tinggi antara dua titik terhadap bidang referensi ketinggian yang sama. Penentuan ketinggian titik dilakukan dengan pengukuran sipat datar, menggunakan
peralatan waterpas yang mengacu pada suatu bidang nivo (tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai potensial gaya berat yang sama). Alat waterpas yang digunakan adalah Leica Sprinter 100 M. Jenis datum geodetik menurut luas areanya :
Datum lokal adalah datum geodesi yang paling sesuai dengan bentuk geoid pada daerah yang tidak terlalu luas. Contoh datum lokal di Indonesia antara lain : datum Genoek, datum Monconglowe, DI 74 (Datum Indonesia 1974), dan DGN 95 (Datum Geodetik Indonesia 1995).
Datum regional adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang bentuknya paling sesuai dengan bentuk permukaan geoid untuk area yang relatif lebih luas dari datum lokal. Datum regional biasanya digunakan bersama oleh negara yang berdekatan hingga negara yang terletak dalam satu benua. Contoh datum regional antara lain : datum indian dan datum NAD (North-American Datum) 1983 yang merupakan datum untuk negara-negara yang terletak di benua Amerika bagian utara, Eurepean Datum 1989 digunakan oleh negara negara yang terletak di benua eropa, dan Australian Geodetic Datum 1998 digunakan oleh negara negara yang terletak di benua australia.
Datum global adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang sesuai dengan bentuk geoid seluruh permukaaan bumi. Karena masalah penggunaan datum yang berbeda pada negara yang berdekatan maupun karena perkembangan teknologi penentuan posisi yang mengalami kemajuan pesat, maka penggunaan datum mengarah pada datum global. Datum datum global yang pertama adalah WGS 60, WGS66, WGS 72, awal tahun 1984 dimulai penggunaan datum WGS 84, dan ITRF.
TRANSFORMASI DATUM Banyak peta atau data geodesi yang memakai datum yang berbeda. Misalnya untuk keperluan survey geodesi yang lebih luas, seperti penentuan batas batas antar negara, maka diperlukan datum bersama. Perbedaan ini biasanya dapat mencapai ratusan meter jika dikonversi ke satuan panjang. Untuk menyamakan Datum geodesi perlu suatu model transformasi berdasarkan transformasi koordinat bumi. Prinsip transformasi datum adalah pengamatan pada titik-titik yang sama atau disebut titik sekutu. Titik sekutu ini memiliki koordinat-koordinat dalam berbagai datum. Dari koordinat koordinat ini dapat diketahui hubungan matematis antara datum yang bersangkutan. Selanjutnya titik titik yang lain dapat ditransformasikan.