Accrued Liabilities Salah satu akun terbanyak ketiga dalam keseluruhan dari siklus akuisisi dan pembayaran adalah Accrued liabilities, di mana jumlah akun tersebut adalah estimasi
kewajiban yang belum dibayar oleh
perusahaan, yang berasal dari pengakuisisi barang, jasa,atau manfaat yang telah diterima sebelum tanggal neraca. Kebanyakan accrued liabilities mewakili kewajiban di masa depan untuk jasa yang belum dibayar yang dihasilkan dari waktu berjalan. Contohnya, manfaat dari sewa rumah per tahun. Oleh karena itu, pada tanggal neraca, beberapa bagian waktu dari sewa rumah yang belum dibayar harus diakui sebagai kewajiban. Beberapa macam akun accrued liabilities termasuk hal-hal sebagai berikut : 1. Accrued payroll (gaji belum dibayar) 2. Accrued payroll taxes (utang pajak penghasilan karyawan, yang ditanggung oleh karyawan atau perusahaan) 3. Accrued officers bonus (utang bonus pegawai) 4. Accrued commissions (utang komisi) 5. Accrued professional fees (utang biaya jasa professional) 6. Accrued rent (utang sewa) 7. Accrued intrest (utang bunga) Tipe kedua dari dari akrual meliputi estimasi di mana jumlah dari kewajiban yang jatuh tempo tidak pasti, seperti kewajiban tangguhan pajak federal kurang bayar, di mana kemungkinan dari jumlah pelaporan dari pengembalian pajak terutang akan berubah setelah internal revenue service (dirjen pajak amerika) mengaudit jumlah tersebut. Utang beban garansi dan utang dana pension juga memiliki substansi yang sama. Verifikasi dari beban yang diakui (accrued expense) akan berbeda tergantung dari sifat dari akrual dan keadaan sekitar klien. Kebanyakan dari praktek audit, akrual akan menghabiskan sedikit waktu. Contoh dari praktek audit accrued liabilities adalah accrued property taxes (utang pajak property), yang menunjukan hubungan antara utang utang pajak property dengan pengakuisisian, dan siklus pembayaran, dari debit ke dalam akun laibilitas. Karena sumber pendebitan akun utang pajak property adalah jurnal pembayaran kas, pembayaran pembayaran pajak property property seharusnya telah secara terpisah dites dengan tes siklus transaksi akuisisi dan pembayaran. Seperti beban asuransi, saldo dalam beban pajak property adalah jumlah residual yang dihasilkan dari saldo awal dan akhir dalam utang pajak property dan pembayaran pajak property. Oleh karena itu, emphasis dalam tes seharusnya pada saldo akhir utang pajak dan pembayaran. Saat auditor memeriksa utang pajak property, semua delapan balance-related audit objectives kecuali realizeable value adalah relevan. Ada dua hal signifikan : 1. Property yang ada untuk akrual pajak yang tepat adalah dalam accrual schedule (jadwal akrual). Kegagalan untuk memasukkan property untuk pajak mana yang seharusnya diakui sebagai kewajiban akan menyebabkan pajak property terutang menjadi kurang saji (completeness).
Kesalahan material akan muncul, jika pajak property tidak dibayar sebelum tanggal neraca dan tidak dimasukkan sebagai utang pajak property. 2. Jumlah pajak property terutang telah secara akurat dicatat. Perhatian auditor ada di dalam perlakuan konsisten untuk akrual dari tahun ke tahun (akurasi) Auditor menggunakan dua tes utama untuk memasukkan semua akrual. Auditor memeriksa akrual pada waktu yang sama saat mengaudit pembayaran pajak property. Dalam kebanyakan praktek audit, ada sedikit pembayaran pajak property, tapi setiap pembayarannya sangat m aterial, dan untuk itu, sangatlah umum untuk memeriksa hal tersebut. Auditor juga membandingkan jumlah akrual pada tahun ini dengan jumlah akrual tahun lalu. Setelah auditor telah puas dengan pembayaran pajak property dan membandingkan setiap pembayaran dengan pembayaran tahun lalu untuk memastikan apakah semua pembayaran telah dimasukkan pada jadwal pembayaran akrual yang telah disiapkan oleh klien, auditor mengevaluasi kelayakan dari pajak property dari setiap property yang digunakan untuk mengestimasi jumlah utang pajak property. Dalam beberapa contoh, total telah disiapkan oleh pihak pajak yang memiliki otoritas dan mengirimkan kepada klien, sehingga akan menjadi mungkin untuk memeriksa jumlah pajak property dengan membandingkan jumlah tersebut dengan jumlah dalam skedul pembayaran akrual. Dalam beberapa kasus, jumlah pembayaran periode sebelumnya harus di-adjust untuk menentukan jumlah kenaikan pembayaran pajak property yang diharapkan. Auditor dapat memeriksa utang pajak property dengan menghitung ulang bagian dari total pajak yang dapat dipakai untuk tahun ini dan setiap bagian dari pr operty. Pertimbangan yang sangat penting adalah menggunakan jumlah bagian yang sama untuk setiap pembayaran pajak untuk akrual yang telah digunakan untuk tahun lalu, jika tidak ada kondisi perubahan yang tidak bisa dibenarkan. Setelah jumlah akrual dan setiap bagian utang akrual telah dihitung ulang, totalnya akan ditambahkan dan dibandingkan dalam buku besar. Dalam beberapa kasus, pajak property dikenakan untuk lebih dari satu jumlah beban. Kalau begitu, auditor harus mengetes untuk pengklasifikasian yang benar dengan mengevaluasi apakah jumlah yang benar telah dikenakan pada setiap akun.
Audit akun Income (laba) dan Expense (beban) Diperlukannya peninjauan luas dari audit prosedur yang digunakan untuk menentukan apakah akun laba dan beban telah secara wajar dipresentasikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Auditor harus puas bahwa setiap dari total laba dan beban yang dimasukkan dalam laporan laba rugi telah tidak salah saji secara material. Auditor harus menyadari bahwa setiap pemakai laporan keuangan bergantung pada laporan laba rugi daripada neraca dalam mengambil keputusan. Investor saham, kreditor, serikat pekerja, dan kreditor
jangka pendek lebih tertarik pada kemampuan entitas dalam menghasilkan profit daripada historical cost atau book value dari setiap asset. Ada dua konsep dalam audit akun laba dan beban yang penting. Pada saat mempertimbangkan tujuan dari laporan laba rugi : 1. Periode kesesuaian (matching) antara pendapatan dan beban adalah penting untuk menentukan periode operasi 2. Aplikasi yang konsisten dari prinsip akuntansi untuk periode yang berbeda sangatlah penting untuk perbandingan Kedua
konsep
tersebut
harus
diaplikasikan
dalam
mencatata
setiap
transaksi
dan
untuk
mengkombinasikan akun dalam buku besar untuk presentasi laporan keuangan. Audit akun laba dan beban sangat berkaitan pada neraca entitas. Apabila ada kesalahan pada laporan laba rugi, jumlah neraca yang dipresentasikan juga akan terpengaruh, dan sebaliknya. Adapun tes yang dapat dilakukan oleh audit dalam memeriksa akun laba dan beban adalah sebagai berikut : 1. Analytical procedures 2. Test of controls and substantive test of transactions 3. Test of details account balances Focus dari audit ini adalah semua akun pendapatan dan beban yang berkaitan langsung dengan siklus akuisisi dan pembayaran, tetapi konsep yang sama akan diterapkan pada semua akun dalam laporan laba rugi. Analytical procedures Bandingkan setiap beban dengan beban tahun lalu Bandingkan setiap saldo asset dan kewajiban pada tahun berjalan dengan tahun lalu Bandingkan setiap beban dengan anggaran Bandingkan gross margin percentage tahun berjalan dengan tahun lalu Bandingkan inventory turnover tahun berjalan dengan tahun lalu Bandingkan beban komisi dibagi dengan sales pada tahun berjalan dengan tahun lalu Bandingkan prepaid insurance expense tahun berjalan dengan tahun lalu Bandingkan satu beban manufaktur dibagi dengan seluruh beban manufaktur pada tahun berjalan dengan tahun lalu
Kesalahan yang mungkin terjadi salah saji terlalu besar (overstated) atau terlalu kecil (understated) dalam saldo akun beban Overstated atau understated dalam balance sheet yang akan berdampak pada income statement Salah saji pada akun beban dan akun neraca yang terkait Salah saji pada COGS atau inventory Salah saji pada COGS atau inventory Salah saji pada beban komisi dan utang beban komisi Salah saji pada akun prepaid insurance dan prepaid insurance expense Salah saji pada beban manufaktur dan akun terkait dalam neraca
Test of controls dan substantive test of transactions
Tes ini bertujuan untuk Memahami pengendalian intern dann terkait pengujian pengendalian dan substantif tes transaksi yang digunakan untuk menentukan pengendalian risiko yang sesuai dinilai adalah yang paling penting alat verifikasi banyak akun laporan laba rugi di masingmasing siklus transaksi. Expense account analysis. Analisis ini meliputi pemeriksaan auditor dalam memeriksa dokumen yang penting dari transaksi individual dan jumlah yang membuat detail dari total akun beban. Dokumen yang dibutuhkan sama dengan dokumen yang digunakan untuk memeriksa transaksi yang merupakan bagian dari pengujian transaski akuisisi, meliputi faktur, laporan penerimaan barang, o rder beli, dan konrak.
Walaupun focus dari tes ini adalah pada transaksi, tes ini berbeda dari test of controls dan substantive test of transactions. Test of controls dan substantive test of transactions bertujuan untuk menilai control risk. Dalam analisis beban dan akun laba rugi lainnya, auditor memeriksa transaksi dalam akun spesifik untuk meneentukan apakah transaski telah tepat untuk klien, telah diklasifikasikan secara tepat, dan telah dicatat secara akurat. Test of detail balances Beberapa akun beban merupakan hasil dari alokasi akuntansi data daripada transaksi diskrit. Hal Ini termasuk penyusutan, penipisan, dan amortisasi hak cipta dan biaya katalog. Alokasi biaya pabrikasi antara persediaan dan harga pokok penjualan adalah contoh dari berbagai jenis alokasi yang mempengaruhi biaya