BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jantung Koroner 1. Definisi
Penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung, yaitu terjadinya penyempitan dan penyumbatan pada pembuluh darah tersebut. Hal itu terjadi karena adanya atheroma atau atherosclerosis (pengerasan pembuluh darah), sehingga suplai darah ke otot jantung menjadi berkurang (Maulana,2008). Penyakit jantung koroner adalah kelainan di arteri koroner sehingga tidak cukup suplai darah yang berarti juga kurangnya suplai oksigen dan nutrisi untuk menggerakkan jantung secara normal (Soeharto,2004). Penyakit janutng koroner adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung (Soeharto, 2001).
2. Etiologi
Penyakit Jantung Koroner disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh pem buluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan darah yang semuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak. Pembuluh arteri ini akan menyempit dan bila parah terjadi penghentian darah. Setelah itu terjadi proses penggumpalan dari d ari berbagai substansi dalam darah sehingga menghalangi aliran darah dan terjadi
atherosklerosis. Manifestasi klinik dari penyakit jantung koroner adalah: Tanpa gejala, Angina pectoris, Infark miokard akut, Aritmia, Payah jantung, Kematian mendadak (Soeharto, 2004).
3. Patofisiologi
Penyakit jantung koroner terjadi apabila pembuluh darah yang mengandung lipoprotein, kolesterol, sisa – sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada pembuluh darah. Hal ini akan terjadi kekurangan supply oksigen dan nutrisi sehingga menimbulkan infark myocard. Kolesterol dibawa oleh beberapa lipoprotein antara lain VLDL (Very Low Density Lipoprotein) sebagai pengangkut dan salah satu penumpangnya yaitu trigliserida, LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein) membawa hampir semua kolesterol. HDL akan menurunkan resiko penyakit jantung. Kadar kolesterol total dan kadar kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) akan mempengaruhi resiko penyakit jantung koroner ( Maulana, 2008).
4. Penyebab jantung koroner
Penyebab jantung koroner ada 2 hal yaitu proses atherosclerosis dan proses trombosis. a. Proses atherosclerosis Terbentuknya plak di dalam arteri pembuluh darah jantung. Plak terdiri atas kolesterol yang berlebihan, kalsium dan bahan lain di dalam pembuluh darah yang lama kelamaan menumpuk di dalam dinding pembuluh darah jantung (arteri koronaria). b. Proses trombosis Timbunan lemak dalam pembuluh darah bukan hanya berisi lemak, namun juga jaringan bekas luka akibat adanya kolesterol. Ini akan membentuk fibrous cap (tutup fibrosa) diatas timbunan yang lebih keras daripada dinding pembuluh darah itu sendiri. Bila ada tekanan dapat mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah.
Akibatnya, timbul bekuan darah yang lebih besar yang bisa menyumbat pembuluh darah sehingga darah tidak bisa mencapai otot jantung dan mengakibatkan kematian pada sebagian otot jantung (Maulana,2008).
5. Gejala Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantug koroner terbentuk secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang lama, kebanyakan orang tidak tahu bahwa mereka sudah memiliki penyakit yang parah ini. Biasanya gejala yang paling awal adalah nyeri dada atau angina serta sesak napas. Tidak semua nyeri dada disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Angina atau nyeri dada karena penyakit jantung koroner timbul setelah melakukan aktifitas dan hilang ketika beristirahat. Rasa nyeri timbul karena otot jantung tidak mendapat oksigen cukup. Angina biasanya berlangsung selama 2-3 menit dan tidak lebih dari 10 menit. Tiga cara mengenali nyeri dada karena penyakit jantung koroner adalah: a. Rasa nyeri yang tidak bertambah parah saat menarik napas b. Biasanya terasa di tengah dada, bisa menyebar kesisi kiri, kedua lengan, atau ke leher dan rahang c. Dada terasa seperti sesak, terbakar, tertusuk-tusuk, atau tertekan (Maulana,2008). Gejala lain: Nafas pendek, Berkeringat dingin, Terasa kel emahan yang menyeluruh atau kelelahan (Soeharto, 2004).
6. Penyakit – penyakit yang berhubungan dengan PJK
a. Diabetes Mellitus Penyakit ini disebabkan karena kekurangan hormon insulin yang berfungsi mengontrol penyebaran gula (glukosa) ke sel-sel di seluruh tubuh melalui aliran darah. Kadar gula dalam darah meningkat karena kurangya insulin yang bertindak sebagai kunci pembuka masuknya gula ke dalam sel-sel tubuh yang membutuhkan. Kelebihan kadar gula
dalam darah ini dapat meningkatkan resiko gangguan di dalam peredaran darah termasuk serangan jantung. Selain itu, diabetes juga meningkatkan kadar lemak dalam darah termasuk kolesterol tinggi yang
menjadi
faktor
resiko
terjadinya
serangan
jantung
(Maulana,2008). b. Hipertensi Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko PJK. Jika dibiarkan tanpa perawatan yang tepat maka dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Keadaan hipertensi sering ditemukan terjadi bersamaan dengan dislipidemia. Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus menambah beban pembuluh arteri secara perlahan-lahan. Arteri mengalami proses pengerasan menjadi tebal dan kaku sehingga mengurangi elastisitasnya. Hipertensi juga mendorong
proses
terbentuknya
plak
pada
arteri
koroner
(Soeharto,2004). c. Kegemukan Kegemukan
merupakan
salah
satu
faktor
resiko
PJK.
Kegemukan diartikan kurangnya tenaga yang dikeluarkan dibanding masukan sehingga zat makanan yang dimakan akan tersimpan dan tertumpuk dalam tubuh sebagai lemak (Soeharto, 2004). d. Sirosis Hepatis Hati memegang peranan penting pada hampir setiap fungsi metabolik tubuh. Pembentuka dan ekskresi empedu merupakan fungsi utama hati, Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorpsi lemak dan usus halus. Sirosis hati adalah penyakit hati kronik yang pada kasus lanjut menyebabkan kegagalan fungsi hati secara bertingkat. Sirosis Lennec merupakan jenis sirosis yang sering ditemui (50%) dari seluruh kasus sirosis. Pada sirosis Lennec terjadi akumulasi lemak mencerminkan adanya sejumlah gangguan metabolik, termasuk pembentukan trigliserida secara berlebihan, pemakaiannya yang
kurang dalam pembentukan lipoprotein dan penurunan oksidasi asam lemak (Ganong, 2000). e. Dislipidemia Kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun
penurunan
fraksi
lipid
dalam
plasma
yang
dapat
meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan kadar trigliserida dan dapat menurunkan kadar kolesterol HDL sehingga membentuk proses terjadinya aterosklerosis (Ganong, 2000).
7. Gaya Hidup dan PJK
Gaya hidup yang berpengaruh terhadap kejadian PJK antara lain aktifitas fisik, merokok, konsumsi alkohol merupakan faktor resiko yang dapat dikendalikan. a. Aktifitas fisik Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik mendorong kebugaran tubuh dan mengurangi terjadinya penyakit Jantung Koroner. Tingkat aktivitas fisik mempengaruhi kesehatan , kualitas dan daya tahan hidup (Soeharto,2004). b. Merokok Resiko penyakit jantung dari faktor resiko merokok ini setara dengan 100 pon kelebihan berat badan. Zat – zat kimia dalam rokok dapat terserap ke dalam aliran darah dari paru-paru lalu beredar ke seluruh tubuh, dan mempengaruhi setiap sel tubuh. Zat-zat kimia ini sering menyebabkan pembuluh darah menyempit dan membuat sel-sel darah yang disebut trombosit menjadi lebih lengket sehingga mudah membentuk gumpalan kemudian terjadi atherosklerosis . Semakin banyak seseorang merokok maka semakin tinggi resiko terkena serangan jantung (Soeharto,2004). c. Alkohol Dalam tubuh manusia konsumsi alkohol mempunyai efek ganda dalam penyakit jantung koroner yang menguntungkan dan merugikan.
Apabila minum sedikit alkohol akan mengurangi kejadian penyakit jantung dengan jalan meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein) dalam darah. Tetapi bila minum banyak alkohol maka akan menambah penyakit jantung. Anjuran yang bisa diberikan adalah untuk pria tidak boleh lebih dari 21 satuan alkohol dalam seminggu sedangkan wanita jangan lebih dari 14 satuan . Satu satuan alkohol artinya satu gelas anggur, satu sloki minuman keras dan seperempat bir (Mike Laker,2006).
8. Risiko Jantung Koroner
Faktor resiko adalah keadaan-keadaan yang berkaitan dengan meningkatnya kemungkinan terkena penyakit (Laker, 2006). a. Keturunan
Latar belakang keluarga yang mempunyai penyakit jantung dan tekanan darah tinggi dapat meningkatkan terjadinya risiko penyakit jantung koroner (Soeharto, 2004). b. Jenis Kelamin dan Usia Penyakit jantung koroner banyak dijumpai pada laki-laki daripada perempuan. Proses atherosclerosis terjadi dalam waktu yang lama sejak usia umur 15 tahun. Pada laki-laki pertengahan tahun manula yaitu usia 40 tahun ke atas kenaikan kadar kolesterol dalam darah
mempunyai
risiko
yang
tinggi
khususnya
LDL
untuk
pembentukan penyakit jantung koroner. Perempuan mempunyai pelindungan alami dari penyakit jantung koroner, yakni hormon estrogen yang bisa sangat membantu dalam mengendalikan kolesterol. Namun jika perempuan sudah mencapai usia menopouse, pelindung alami tersebut sudah tidak berproduksi kembali, dan itu yang kemudian akan menjadikan perempuan juga rentan terkena penyakit jantung koroner apabila tidak berpola hidup yang sehat (Maulana, 2008).
9. Dasar terapi diet
a
Tujuan terapi diet Memperbaiki gangguan metabolisme menjadi se – normal mungkin sehingga dapat merasakan hidup nyaman dengan jalan: 1) Menurunkan kadar kolesterol sampai mendekati normal 2) Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan pekerjaan jantung 3) Mencegah dan menghilangkan penimbunan kolesterol 4) Mempertahankan berat badan normal 5) Menurunkan kadar kolesterol LDL dibawah 130 mg/dl dan kadar kolesterol total dibawah 200 mg/dl 6) Membuat pasien agar dapat melakukan aktifitas seperti orang normal(Almatsier, 2001).
b
Syarat terapi diet Makanan
yang
diberikan
secara
seimbang
merupakan
dasar
pengontrolan metabolisme yang baik. Sebagai pedoman penyusunan diet penderita Jantung Koroner adalah: 1) Energi sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai berat badan normal 2) Karbohidrat antara 50-60% dari total kalori 3) Protein antara 15-20% untuk mengganti jaringan yang rusak 4) Lemak antara 20-25% dari total kalori , jenis lemak yang diberikan adalah lemak tidak jenuh 5) Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia 6) Rendah garam, 2-3 gram/hari jika disertai hipertensi a tai odema 7) Serat cukup untuk menghindari kostipasi 8) Vitamin dan mineral yang cukup 9) Makanan tidak merangsang, tidak menimbulkan gas dan mudah dicerna(http://www.docstoc.com/docs/6971031/DIET-JANTUNGKORONER )
10. Perencanaan terapi diet
Terapi diet disesuaikan dengan keadaan tubuh penderita sehingga akan mencapai berat badan normal serta dapat berguna dalam kegiatan sehari – hari. Syarat pemberiaan diit terdiri dari: a. Jumlah kalori yang ditentukan menurut umur, suhu tubuh dan kelainan metabolik b. Kebutuhan lemak dapat disesuaikan dengan cara mengetahui tingkat kemampuan tubuh dalam menggunakan LDL yang tidak dianjurkan dalam penggunanan sehari- hari c. Sumber protein, vitamin mineral dan dapat diberikan dengan cukup sesuai dengan kebutuhan d.
Pemberiaan makanan dapat disesuaikan dengan pemberiaan macam obat yang diberikan (Almatsier, 2005).
11. Diet
Diet merupakan terapi utama yang dapat menekan munculnya penyakit jantung
koroner
serta
kolesterol
sebagai
penyebab
timbulnya
atherosclerosis. Diet yang salah dicurigai sebagai faktor penyebab paling dominan dan peran diet tidak dapat dikesampingkan. Diet sebagian dari pengobatan PJK yang mempunyai arti penting, bahkan sebagian penderita PJK dapat dikendalikan dengan diet dan olahraga (Baraas, 1993).
12. Latihan jasmani
Melakuakan latihan jasmani yang teratur memberi peran penting terutama pada penderita jantung koroner. Manfaat latihan jasmani yang teratur pada PJK
antara
menurunkan
lain
adalah:
kadar
LDL,
memperbaiki membantu
metabolisme,
menurunkan
membantu
berat
badan,
menigkatkan kesegaran jasmani dan rasa percaya diri (Almatsier, 2005).
13. Obat penurun kolesterol
Apabila penderita telah melaksanakan program makan dan latihan jasmani secara teratur namun pengendalian kadar kolesterol darah belum tercapai, perlu ditambahkan obat penurun kolesterol. Macam obat penurun kolesterol yaitu: a. Statin, b. Fibrat c. Niasin.(http://www.pedulikolesterol.com/kontrolkolesterol/kepatuhan. php)
B. Kepatuhan diit dan Kadar kolesterol 1
Kepatuhan diit
Kepatuhan diit merupakan salah satu usaha untuk tercapainya tujuan pengobatan. Dengan obat – obatan yang sangat penting saja tidak cukup. Pengobatan PJK memerlukan keseimbangan antara beberapa kegiatan yang merupakan bagian intergral dari kegiatan rutin sehari- hari seperti makan, tidur, bekerja dan lain – lain. Pakar kesehatan dan ahli gizi maupun asosiasi yang bergerak dalam bidang tersebut mencoba merumuskan suatu panduan pola makan atau diit (Baraas, 1993). Faktor-faktor yang mepengaruhi kepatuhan diet diantaranya yaitu: 1) Pengetahuan gizi Pentingya pengetahuan gizi terhadap konsumsi didasari atas tiga kenyataan : a) Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan b) Setiap orang hanya akan cukup gizi yang diperlukan jika makanan yang dimakan mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharan, dan energi c) Ilmu gizi memberikan fakta – fakta yang diperlu sehingga penduduk dapat berlajar mengunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi (Suhardjo,1986).
2) Pendidikan Pendidikan
merupakan
salah
satu
unsur
penting
yang
dapat
memengaruhi keadaan gizi karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik. Sering masalah gizi timbul karena ketidaktahuan atau kurangnya informasi tentang gizi yang memadai (Berg,1987). Seseorang dengan pendidikan rendah belum tentu kurang mampu menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan dengan orang yang pendidikannya lebih tinggi. Karena sekalipun berpendidikan rendah, kalau orang tersebut mendengarkan atau melihat informasi mengenai gizi, bukan mustahil pengetahuan gizinya akan lebih baik (Apriadji,1986) 3) Ekonomi Tingkat pendapatan seseorang berbeda – beda tergantung jenis pekerjaan. Pada tingkat pekerjaan berpengaruh juga pada tingkat pendidikanya. Pada umumnya masyarakat yang berpendapatan rendah akan mengutamakan kebutuhan sehari – hari. Untuk hal kesehatan cenderung diabaikan sehingga ada kemungkinan masyarakat yang hanya memikirkan kebutuhan ekonomi dan mengabaikan kesehatan yang akan mengalami beberapa penyakit karena berhubungan dengan pola kebutuhan sehari- hari (Berg,1986). 2
Kolesterol
a. Definisi Kolesterol Kolesterol adalah lemak yang sebagian besar dibentuk oleh tubuh sendiri terutama di dalam hati. Fungsi kolesterol adalah sebagai bahan pembentuk berbagai jenis hormonsteroid antara lain hormon estrogen, progesteron, dan androgen. Juga merupakan provitamin D yang terdapat di jaringan bawah kulit. Dengan pertolongan sinar matahari, terutama sinar ultravioletnya, pro vitamin D itu diubah menjadi vitamin D. Fungsi kolesterol berikutnya adalah sebagai bahan pembentuk asam empedu dan garam empedu. Bila kadar kolesterol
dalam darah tinggi dapat menyebabkan timbulnya atherosklerosis yaitu kolesterol mengendap di dinding pembuluh darah membentuk plak, sehingga saluran darah menyempit dan mengeras lama-lama terjadi penyumbatan. Apabila penyumbatan terjadi di pembuluh nadi yang mensuplai darah ke dinding jantung maka menyebabakan penyakit jantung koroner (Soeharto, 2004). Atherosklerosis dapat timbul karena konsumsi makanan yang mengandung kadar kolesterol tinggi misalnya jeroan, kuning telur, udang, kerang-kerangan dan daging berlemak. Kolesterol dari makanan diserap oleh usus dan bergabung dengan kilomikron dan diangkut oleh LDL (Low Density Lipoprotein) dalam darah untuk dialirkan ke seluruh jaringan tubuh (Tirtawinata,2006). b. Konsumsi kolesterol Menurut WHO (1990) menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30% dari kebutuhan energy total dianggap baik untuk kesehatan karena jumlah ini memenuhi kebutuhan akan asam lemak essensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut-lemak. Sumber utama kolesterol adalah hati, ginjal, kuning telur, daging, susu, jeroan dan keju (Almatsier,2006) 3
Kadar Kolesterol total
Kolesterol total sebenarnya merupakan susunan dari banyak zat, termasuk trigliserida, kolesterol HDL dan kolesterol LDL. TABEL 1 KATEGORI KADAR KOLESTEROL TOTAL
Kategori
Batas ambang
Normal
< 200 mg/dl
Batas tinggi
200 – 239 mg/dl
Tinggi
>240 mg/dl
Sumber : Soeharto, 2004
4
Trigliserida
Trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis. Trigliserida kemudian masuk ke dalam plasma dalam dua bentuk yaitu sebagai chylomicron yang berasal dari penyerapan usus setelah makan lemak dan sebagai VLDL yang dibentuk oleh hepar (pembuluh darah, otot, jaringan lemak) akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (Mirza Maulana,2008). Kadar trigliserida yang tinggi akan memperburuk risiko terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah jantung dan otak, jika bersamaan dengan didapatkan kadar kolesterol LDL yang tinggi dan kadar kolesterol HDL yang rendah. Faktor yang dapat mempengaruhi trigliserida dalam darah adalah kegemukan, makan lemak, makan gula biasa ( glokose) dan minum alkohol (Iman Soeharto,2004). TABEL 2 KATEGORI KADAR TRIGLISERIDA
Kategori
Batas ambang
Normal
< 150 mg/dl
Batas tinggi
151 – 199 mg/dl
Tinggi
200 - 499 mg/dl
Amat tinggi
> 500 mg/dl
Sumber : Soeharto, 2004 5
Hubungan kepatuhan diit dengan kadar kolesterol
Kepatuhan diit merupakan tingkat kesadaran penderita jantung koroner terhadap kebiasaan makanan sehari-hari. Hal ini sangat berperan penting dalam penurunan kadar kolesterol. Kepatuhan diit begitu sentral dan kolesterol begitu fundamental sebagai penyebab atherosklerosis. Dari
study
epidemiologis
dan
eksperimental,
atherosklerosis
bukanlah proses penuaan semata, tetapi lebih disebabkan oleh salah diet. Proses atherosklerosis dapat dikurangi hanya dengan diet. Dengan melakukan kepatuhan diit kadar kolesterol dapat dikendalikan secara
perlahan-lahan yaitu dengan cara melakukan diit rendah lemak yang benar (Baras, 1993).
C. Kerangka teori
Terapi Diit
Penyakit: 1. Diabetes Mellitus 2. Hipertensi 3. Kegemukan 4. Sirosis Hepatis 5. Dislipidemia
Kadar Kolesterol total
Gaya hidup: 1. Aktivitas 2. Merokok 3. Alkohol Faktor resiko: 1. Umur 2. Jenis kelamin
Atherosklerosis
Kepatuhan diit
Pengetahuan
Pendidikan
D. Kerangka konsep
Kepatuhan diit
Kadar kolesterol
E. Hipotesa
Ada hubungan antara kepatuhan diit dengan kadar kolesterol pada penderita Jantung Koroner.
PJK