11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan individu yang tidak akan pernah lepas dari aktivitas kesehariannya. Aktivitas tersebut dapat mengikat siapa saja, tak peduli usia, status maupun jabatan seseorang. Tak jarang aktivitas-aktivitas yang dilakukan memberikan dampak yang merugikan kehidupan manusia itu sendiri. Salah satu aktivitas yang dapat merugikan manusia adalah pemanfaatan limbah cair yang kurang baik.
Limbah cair merupakan hasil pembuangan sisa-sisa aktivitas manusia, mulai dari limbah domestik maupun limbah industri. Misalnya, limbah cair hasil mencuci pakaian, hasil mandi cuci kakus(MCK), maupun limbah cair hasil pengolahan dari pasar dan juga pabrik-pabrik. Sebagian besar hasil limbah cair tersebut langsung dibuang melewati drainase-drainase yang sudah dibangun sebelumnya. Setelah melewati drainase-drainase tersebut, air limbah melewati sungai dan kemudian bermuara ke laut tanpa diolah lebih lanjut. Padahal, limbah yang belum diolah mengandung zat-zat yang mungkin saja dapat memberi dampak negative bagi manusia dan lingkungan.
Limbah cair yang melewati sungai terus membawa zat-zat yang berbahaya sehingga sungai tersebut menjadi tercemar. Padahal, sungai sangat bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di sekitar sungai tersebut. Apalagi masih banyak masyarakat yang memanfaatkan sungai sebagai tempat mencuci pakaian, mandi, dan bahkan dikonsumsi sebagai air minum.
Selanjutnya, limbah cair yang bermuara ke laut akan bercampur dengan air laut, sehingga air laut akan terkontaminasi dengan zat-zat yang dapat membahayakan ekosistem dan juga biota laut. Air laut yang sudah terkontaminasi dengan limbah juga masih digunakan manusia untuk aktivitas sehari-harinya, sebagai tempat mata pencaharian dan sebagai tempat rekreasi.
Selain itu, limbah cair yang tidak melewati proses pengolahan yang benar dapat mengganggu kenyamanan masyarakat di sekitar lingkungan tersebut. Oleh karena limbah cair yang berbau busuk mencemari udara sekitar sehingga menimbulkan bau tak sedap. Salah satu penyebabnya adalah penampungan limbah cair yang masih mengandalkan septitank. Septitank sendiri sebenarnya sudah kurang memadai untuk menampung limbah cair, karena kebanyakkan mengalami kerusakkan hingga kebocoran. Kemudian kebocoran septitank akan berdampak pada air tanah yang tercemar.
Dari permasalahan diatas, membuat kami menyadari bahwa hal tersebut sudah menjadi permasalahan yang serius dan perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat.
Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa perencana wilayah dan kota yang harusnya lebih peka terhadap kondisi lingkungan, mencermati lebih dalam mengenai limbah cair, khususnya limbah cair perdagangan sesuai dengan praktek lapangan yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan praktek lapangan yang telah dilakukan, kami pun menyusun karya ilmiah ini agar lebih spesifik mengetahui bagaimana proses pengolahan limbah cair perdgangan yang ada di Pasar Segar Paal II Manado, Sulawesi Utara.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan limbah cair ?
Apa saja jenis-jenis limbah cair?
Bagaimana pengaruh atau dampak yang ditimbulkan oleh limbah cair?
Adakah manfaat yang dapat dihasilkan dari pengolahan limbah cair?
Bagaimana proses pengolahan limbah cair perdagangan?
1.3 Tujuan Penulisan
Mendeskripsikan tentang limbah cair.
Menguraikan jenis-jenis limbah cair.
Mengidentifikasi pengaruh atau dampak yang dtimbulkan oleh limbah cair.
Mengidentifikasi manfaat-manfaat yang didapatkan dari proses pengolahan limbah cair.
Menjelaskan proses-proses dalam mengolah limbah cair perdagangan.
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Definisi Limbah Cair
Limbah cair tersebut merupakan gabungan atau campuran dari air dan bahan-bahan pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari sumber domestik (perkantoran, perumahan, dan perdagangan), sumber industri, dan pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air permukaan, atau air hujan. Air tanah, air permukaan, dan air hujan pada kondisi tertentu masuk sebagai komponen limbah cair, karena pada keadaan sistem saluran pengumpulan limbah cair sudah rusak atau retak, air alam itu dapat menyatu dengan komponen limbah cair lainnya dan harus diperhitungkan upaya penanganannya.
2.2 Jenis-jenis Limbah Cair
Aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair sangat beragam, sesuai dengan jenis kebutuhan hidup manusia yang sangat beragam pula. Beberapa jenis aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair diantaranya adalah aktivitas dalam bidang rumah tangga, perkantoran, perdagangan, perindustrian, pertanian dan pelayanan jasa.
Dibawah ini merupakan jnis-jenis limbah cair :
Limbah Rumah Tangga
Sangat banyak aktivitas rumah tangga yang menghasilkan limbah cair, antara lain mencuci pakaian, mencuci alat makan/minum, memasak makanan dan minuman, mandi, mengepel lanatai, mencuci kendaraan, penggunaan toilet, dan sebagainya. Semakin banyak jenis aktivitas dilakukan, semakin besar volume limbah cair yang dihasilkan. Timgkat social, ekonomi, serta budaya manusia akan mempengaruhi jenis aktivits yang silakukan sehingga secara tidak langsung factor itu akan berpengaruh pula pada volume limbah cair.
Limbah Perkantoran
Aktivits perkantoran pada umumnya merupakan aktivitas penunjang kehiatan pelayanan masyarakat. Beberapa contoh antara lain Kantor Pemerintah Daerah, Kantor Sekretariat DPR, Kantor Pos, Kantor PDAM, Kantor PLN, bank, dan sebagainya. Limbah cair dari sumber itu biasanya dihasilkan dari aktivitas penggunaan toilet, aktivits pencucian peralatan, dan sebaainya. Jenis akivitas kantor, jumlah pegawai, kebiasaan hidup bersih pegawai, dan tingkat kesadaran pegawai dalam penghematan penggunaan air sangat mempengaruhi volume limbah cair yang dihasilkan.
Limbah Perdagangan
Aktivitas bidang perdagangan memunyai variasi yang sangat luas, variasi itu ditinjau dari berbagai aspek, yaitu jenis komoditi yang diperdagangkan, lingkup wilayah pemasaran, terpusat atau tersebar di berbagai lokasi, kemampuan permodalan, bentuk badan/organisasi, jenis kegiatan, pengelompokkan lokasi pelaksanaan kegiatan, dan sebagainya. Ini dapat diamati pada kenyataan yang ada di lapangan dari adanaya pasar tradisional, pasar swalayan, took, dan warung, baik yang terkelompok di kawasan perdagangan maupun yang berlokasi menyebar di sepanjang jalan atau ditengah kawasan pemukiman. Kegiatan dalam bidang perdagangan yang menghasilkan limbah cair, yaitu pengepelan lantai gedung, pencucian alat makan dan minum di restoran, penggunaan toilet, pencucian kendaraan, dan sebagainya. Biaya perencanaan, pembangunan, operasi, dan pemeliharaan sarana merupkan tnaggung jawab bersama para pengusaha yang melaksanakan kegiatan perdagangan di kawasan itu.
Limbah Industri
Aktivitas bidang limbah perindustrian juga sangat bervariasi. Variasi kegiatan bidang perindustrian dipengaruhi antara lain oleh factor jenis bahan baku yang diolah/diproses, jenis barang atau bahan jadi yang dihasilkan, kapasitas produksi, teknik/jenis proses produksi yang diterapkan, kemampuan modal, jumlah karyawan, serta kebijakan manajemen industry.
2.3 Dampak Limbah Cair
Limbah cair mempunyai pengaruh yang bereda-beda terhadap kesehatan indvidu manusia. Faktor-faktor yang terkait dengan pengaruh limbah terhadap kesehatan, antara lain:
Daya tahan tubuh.
Jenis limbah dan jumlah dosis yang diterima pada tubuh.
Akumulasi dosis limbah dalam tubuh
Sifat-sifat racun (toxic) dari limbah terhadap tubuh.
Mudah tidaknya limbah dicerna dan dikelarkan dari tubuh
Waktu kontak (lama tidaknya) berada dalam lingkungan limbah.
Alergi ( tubuh sensitive) terhadap limbah dalam bentuk tertentu seperti : bau debu/ cairan.
Berikut disampaikan bahan buangan dan pengaruhnya terhadap kesehatan :
Amoniak dalam konsentrasi 0,3 ppm dapat menurunkan kandungan oksigen dalam darah
Nitrit mempunyai pengaruh yang dapat mengikat hemoglobin dalam darah dan akan menghambat perjalanan oksigen yang dibutukan dalam tubuh manusia
Sulfide mempunyai pengaruh bau dan bersifat racun
Chromium dan fenol menyebabkan gangguan tubuh pada dosis 0,4 sampai dengan 0,8 ppm.
Chlorine mempunyai pengaruh gangguan terhadap system pernafasan dan selaput mata.
Phosgenes mempunyai pengaruh gangguan tubuh berupa bentuk dan gatal pada paru-paru.
Pembuangan limbah cair ke badan air dengan kandungan beban COD dan BOD diatas 200mg/l akan menyebabkan turunnya jumlah oksigen dalam air.kondisi tersebut mempengaruhi kehidupan biota pada badan air terutama biota yang hidupnya tergantung pada oksigen terlarut diair. Hal tersebut diatas menyebabkan berkurangnya potensi yang dapat digali dari sumber daya alam badan air yang telah tercemar COD dan BOD. Pengaruh lain adanya kandungan COD dan BOD dalam air yang melebihi batas waktu 18 jam, akan menyebabkan penguraian (degradasi) secara anaerob sehingga menimbulkan bau dan kematian ikan dalam air.
Pembuangan lumpur di badan air akan meningkatkan suspended solid yang mudah mengendap, terutama pada musim kemarau dimana aliran air mempunyai kecepatan yang rendah, kondisi tersebut akan menyebabkan sedimentasi yang berakibat pendangkalan badan air penerima.
Pencemaran air dapat menjadi makin luas, tergantung dari kemampuan badan air penerima polutan untuk mengurangi kadar polutan secara alami. Apabila kemampuan badan air tersebut rendah dalam produksi kadar polutan, maka akan terjadi akumulasi polutan dalam air sehinga badan air akan menjadi tropic. Dampak terhadap badan air, limbah industry, dapat diklasifikasikan sebagai berikut (sugiharto,1987)
Pusat organic terlarut
Yang menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut di dalam badan air sehingga badan air tersebut mengalami kekurangan oksigen dan sangat diperlukan oleh kehidupan air (aquatic life) dan menyebabkan menurunnya badan air tersebut.
Zat padat tersuspensi
Pengendapan zat padat ini di dalam dasar badan air akan mengganggu kehidupan di dalam air tersebut. Juga endapan solid di dasar badan air akan mengalami dekomposisi yang menyebabkan menurunkan kadar oksigen terlarut disaping menimbulkan bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap.
Nitrogen dan phosphor
Kedua unsur ini juga disebut nutrient yang apabila masuk kedalam badan air yang relative fiam seperti telaga, waduk, kolam, dll akan menyebabkan tumbuhnya ganging dengan cepat sehingga menurunkan kualitas badan air tersebut.
Minuman dan bahan-bahan terapung
Yang menyebabkan kondisi tidak sedap dan terganggunya penetrasi sinar matahari serta masuknya oksigen dan udara kedalam badan air tersebut (aerasi)
Logam berat cyanide dan racun organic
Unsur-unsur tersebut sangat merusak aquatic life dan membahayakan kesehatan manusia
Warna kekeruhan
Baik warna dan kekeruhan sangat mempengaruhi estetika walaupun belum tentu membahayakan kehidupan di dalam air (aquatic life) atau kesehatan manusia
Organic tracer
Termasuk dalam kategori tracer adalah phenol yang menyebabkan air berbau dan rasa tidak enak khususnya apabila badan air tersebut dipergunakan sebagai air baku air minum.
Bahan yang tidak mudah mengalami dekomposisi biologis (refactory Subtances)
Sebagai contoh adalah ABS (Alkil Benzene Sulfanate) bahan utama pembuatan detergen yang tidak mudah mengalami dekomposisi biologis yang menyebabkan timbulnya busa di permukaan badan air.
Bahan yang mudah menguap (Volatine Materialis)
Termasuk dalam kategori ini adalah Hidrogen sulfide, gas methan dan sebagainya yang menyebabkan udara tercemar.
2.4 Manfaat Pengolahan Limbah Cair
Pengelolaan limbah cair memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia sehari-hari diantaranya :
- Meningkatkan Kualitas Lingkungan dan Perairan (Pantai, Sungai, dan Air Tanah)
- Mempermudah pemantauan kualitas lingkungan
- Untuk rumah/ perumahan baru tidak perlu membangun septic tank baru
- Tidak khawatir adanya rembesan septic tank pada sumur tetangga
- Terhindar dari sumber penyakit disentri dan muntabaer
- Saluran air hujan/ drainase dan lingkungan sekitar menjadi lebih bersih, karena semua air limbah disalurkan melalui saluran tertutup
Selain manfaat diatas, pengolahan limbah cair yang menerapkan sistem terpusat akan lebih lagi memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia. Hasil pengolahan limbah cair tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku air bersih, bahan baku air pendingin cooling tower PLN, air untuk penyiraman toilet(toilet flushing water), air untuk pnyiraman dan irigasi (watering ang irrigation), air untuk pemadam kebakaran(fire protection), air cuci(washing water) misalnya mencuci mobil dll, serta iar untuk penggelontoran dan perikanan.
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Kondisi Fisik dan Non Fisik Pasar Segar Paal II
Pasar Segar Paal II, terletak di Kecamatan Paal II, Kota Manado, Sulawesi Utara. Posisi pasar ini tepat berseberangan dengan Kantor PAM Manado di jalan Yos Sudarso dan di belakangnya terdapat kuburan cina serta dikelilingi ruko-ruko dan rumah-rumah warga.
Gambar 1
Letak Pasar Segar Paal 2
Pasar ini dibangun sejak awal 2010 dan diresmikan pada bulan November 2010 dan dikelola oleh perusahaan swasta, yaitu PT. Pasar Segar dengan konsep Pasar Modern. Kapasitas dari pasar ini dapat menampung 50 ruko dan 232 kios. Sebagai pasar modern, pasar ini memiliki system yang lebih baik dibandingkan pasar-pasar yang lain, dimana system pelayanan pada pasar biasa tidak memperhatikan kenyamanan para pembeli maupun penjual. Pasar ini menerapkan sistem yang modern layaknya pasar swalayan yang memiliki tingkat kebersihan dan keamanan yang baik serta fasilitas yang mendukung, seperti tersedianya lahan parkir, toilet umum, atm center, dan troli. Sedangkan harga yang ditawarkan sama seperti harga pasar biasa pada umumnya.
Gambar 2
Kondisi Pasar Segar di sore hari
3.2 Pengolahan Limbah Cair Pasar Segar Paal 2
Gambar 3
Site plan Pasar Segar Paal II
Limbah cair yang dihasilkan pasar segar ini adalah limbah sisa pemotongan daging, sisa proses pembersihan ikan, dan juga limbah cair sisa cuci piring serta limbah yang dihasilkan toilet. Limbah pada kawasan pasar ini tergolong pada limbah domestic. Limbah domestic terkadang diolah tidak sesuai dengan proses pengolahan limbah yang seharusnya. Namun beda halnya dengan pasar segar ini memiliki pengolahan limbah cair yang baik, yang tidak mencemari sungai tempat pembuangan limbah tersebut.
Berikut proses pengolahan limbah cair pada pasar segar paal 2 :
Tahap pertama
Gambar 4.Drainase di dalam Pasar Segar Paal 2Gambar 4.Drainase di dalam Pasar Segar Paal 2
Gambar 4.
Drainase di dalam Pasar Segar Paal 2
Gambar 4.
Drainase di dalam Pasar Segar Paal 2
Mula-mula limbah yang dihasilkan disaring, agar limbah yang berupa sayuran atau daging terpisah dengan limbah cair. Selanjutnya limbah yang berbentuk cairan itu akan dibuang melalui drainase.
Tahapan kedua
Selanjutnya limbah cair itu akan melewati pipa yang berukuran 3 inchi dan 4 inchi, yang berada di dalam tanah. Pipa yang berukuran 4 inchi akan menghubungkan pipa dari drainase ke alat penyaringan biofilter untuk diolah menjadi air yang bersih dan tidak mencemari sungai.
Tahapan ketiga
Gambar 5.
Proses pengolahan air limbah dengan biofilter
Limbah cair yang masih kotor tersebut akan masuk ke dalam biofilter untuk diendapkan. Kemudian, dalam pengendapan kedua akan durai lagi oleh bakteri pengurai. Setelah itu limbah tersebut mengalami proses penyaringan berulang-ulang oleh media biofilter yang pada akhirnya menghasilkan air limbah yang sudah bersih. Limbah yang sudah bersih tersebut kemudian dialirkan ke saluran pembuangan kota(drainase) yang berada tepat di belakang pasar segar tersebut.
Gambar 6.
Keadaan drainase di belakang Pasar Segar Paal 2
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa limbah cair berasal dari gabungan atau campuran dari air dan bahan-bahan pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari sumber domestik (perkantoran, perumahan, dan perdagangan), sumber industri, dan pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air permukaan, atau air hujan. Limbah cair yang tidak diolah dapat menimbulkan dampak negatif, seperti pencemaran lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia. Namun, limbah tersebut tidak dapat dihilangkan dan tidak dapat dihentikan produksinya oleh manusia.
Sesuai dengan survei pada limbah perdagangan yang kami lakukan di Pasar Segar Paal II, dapat disimpulkan bahwa limbah cair tersebut berasal dari sisa-sisa pemotongan daging, sisa proses pembersihan ikan, dan juga limbah cair sisa cuci piring serta limbah yang dihasilkan toilet. Limbah tersebut diolah melalui tiga tahapan, yaitu tahapan pembuangan dan penyaringan, tahapan pengaliran ke biofilter dan tahapan pengendapan limbah untuk diolah menjadi limbah yang tidak lagi terkontaminasi zat-zat berbahaya.
4.2 Saran
Limbah cair perlu mendapatkan penangannan yang benar. Jika tidak ditangani dengan benar, maka manusialah yang akan menanggung resikonya, seperti gangguan pada kesehatan. Untuk itu dibutuhkan penanganan yang lebih khusus karena menyangkut kehidupan semua makhluk hidup.
Lewat karya tulis ini, disarankan agar kita semakin peka terhadap permasalahan lingkungan yang ada, terutama permasalahan tentang pengolahan limbah cair yang masih terabaikan. Untuk harapan kedepannya permasalahan ini dapat menjadi perhatian bagi kita semua, terutama pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Kita bersama-sama mencari solusi yang tepat, misalnya dengan pembuatan IPAL Komunal.
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Sakti A. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta : Kanisius
Kodoatie, Robert J. & Roestam Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta : C.V ANDI