Training Material GSM Radio Optimization Basic
Agenda Week 3 GSM Radio Optimization Basic Why Optimization ? Optimization Process Key Performance Indicator Worst Cell Cell Reselection Power Control Handover Parameter Discontinuous Transmission Coverage and Quality Issue Accessibility Performance Optimization Retainability Performance Optimization Integrity Performance Optimization Drivetest Improvement
Question and Answer Post Test
WHY OPTIMIZATION?
3
Why Optimization ?
Why Optimization ? Why optimize a network? Hasn’t everything been done during planning phase?
NO!
• Parameter yang di-set pada tahap planning harus ditinjau menurut statistik jaringan
• Saat jumlah pengguna meningkat, ekspansi jaringan harus dipertimbangkan juga implementasi strategi baru • Frekuensi mungkin harus diubah untuk menghindari interferensi dan meminimalisir degradasi kualitas jaringan selama pertumbuhan user
Why Optimization ?
Dari sisi operator, Optimization dapat memaksimalkan efisiensi jaringan,
meminimalisir churn rate (pergantian kartu oleh user), menarik customer baru, meningkatkan kepuasan pelanggan dan menaikkan revenue.
Why Optimization ? Revenue Example : Berikut adalah suatu contoh perhitungan bagaimana dengan menaikkan CSSR (Call Setup Success Rate) dapat menaikkan revenue yang tidak sedikit ke operator. Skenario : Sebuah jaringan pada suatu Propinsi dengan 36 BSC Jumlah Trafik pada saat Busy Hour : 21.353 Erlang/BH Mean Call Holding Time (Rata-rata lama panggilan telepon) : 60 Detik CSSR Improvement sebesar 1,43 % dari 88,3 % ke 89,73 % Diasumsikan 50 % pengulangan panggilan dan 50 % kenaikan panggilan Harga adalah per menit adalah 100 IDR dan lama Busy Hour per day = 8 Berapakah Revenue yang diperoleh selama setahun? Perhitungan : Jumlah kenaikan panggilan pada Busy Hour : 21.353 Erlang × 3600/60 × 1,43 % = 18320 call/BH Jumlah kenaikan revenue per Busy Hour : 18320 × 50 % × 100 x 60/60 = 916000 IDR/BH Jumlah kenaikan revenue per tahun : 916000 × 8 × 365 = 2.674.720.000 IDR/Year Kesimpulan :
OPTIMIZATION PROCESS & ACTIVITIES
8
Optimization Process & Activities Quality Definition Performance Improvement
Performance Target
Change Request
Performance Monitoring
Alarm/Fault Analysis
Troubleshooting
Configuration Analysis
Optimization Process & Activities Quality Definition
The operator should define what is “quality” according to its focus ..?! To offer much coverage as possible Quality?
To maintain the best speech quality ... etc.
Operator A wants to offer the best speech quality
Optimization Process & Activities Performance Target
Based on the quality definition the targets to achieve should be defined accordingly, e.g.: DCR < x% (e.g. 2%) Target?
Call success setup ratio > x% (% samples having RxQual > 5) < x (% samples having SQI > y) > x
Operator A sets: • DCR < 2% • (% samples having SQI >18) < 95%
Optimization Process & Activities Performance Monitoring
The operator define the necessary KPIs to analyze the performance of the network and assess the quality targets Operator A has defined several KPIs: DCR % cells having blocking >2% % samples having SQI > 18
The operator has several ways to obtain the reports: Sometimes MML commands to the BSC are used Daily OSS statistic reports are also obtained Drive test is conducted n monthly basis
Optimization Process & Activities Alarm/Fault Analysis
Faulty behaviors should be detected since they may prevent the network from accomplishing the quality targets Thebasic monitoring tasks may include: Alarm monitoring Real time traffic monitoring and troubleshooting
Operator A monitors the alarms and no critical alarms are found.
New parameters or functionalities have not been activated lately.
Optimization Process & Activities Configuration Analysis
Faulty behaviors should be detected since they may prevent the network from accomplishing the quality targets Thebasic parameter check tasks may include: BTS parameter discrepancy check BSC parameter discrepancy check Transmission parameter discrepancy check MSC parameter discrepancy check
Operator A checks the parameters consistency and all the parameters are according to planned
Optimization Process & Activities Troubleshooting
Operator A uses several measurements and obtains: • DCR close to the limit or even slightly above depending on the day • DCR causes are mainly “tch_radio_fail” and “tch_rf_old_ho”. Thus radio reasons are causing the majority of the drops. • RXLEV distribution shows: No coverage problems (majority of samples have an acceptable value of RXLEV) RXLEVEL values in DL are higher than in UL. In UL still RXLEVEL values are quite good.
• RXQUAL distribution shows that the percentage of samples having bad RxQUAL is on the limit and significantly higher in DL than in UL (DL is the limited link due to interference)
Optimization Process & Activities Change Request
Objective: • Reduce DCR • Reduce interference DCR due to radio reasons (interference)
In UL the quality is much better than in DL and RXLEV values are good There is still room to reduce power in UL
More aggressive UL PC settings
Enable “MS Power Optimization” feature
Optimization Process & Activities Performance Improvement
The second option is chosen to ensure that the transmission at maximum power is reduced as much as possible.
After the changes have been made the next phase is to start monitoring the network (back to step 3!) to check if there is some negative impact and continue the “Network Optimization Cycle” again.
KEY PERFORMANCE INDICATORS
18
Key Performance Indicator
Menurut rekomendasi dari ITU (International Telecommunication Union) terdapat 3 kategori pengklasifikasian Key Performance Indicator (KPI) untuk evaluasi sebuah jaringan yaitu Accessibility, Retainability dan Integrity.
Key Performance Indicator Accessibility adalah kemampuan user untuk memperoleh servis sesuai dengan layanan yang disediakan oleh pihak penyedia jaringan. Contoh pada jaringan 2G yang termasuk dalam kategori Accessibility adalah Random Access Success Rate (RACH Success Rate), SD Drop Rate, SDCCH Success Rate, SDCCH Blocking Rate dan TCH Blocking Rate. Retainability adalah kemampuan user dan sistem jaringan untuk mempertahankan layanan setelah layanan tersebut berhasil diperoleh sampai batas waktu layanan tersebut dihentikan oleh user. Contoh pada jaringan 2G yang termasuk dalam kategori Retainability adalah TCH Drop Rate, Erlang per Minute Drop.
Integrity adalah derajat pengukuran disaat layanan berhasil diperoleh oleh user. Contoh pada jaringan 2G yang termasuk dalam kategori Integrity adalah Handover Succes rate, FER, RxQual, SQI.
Key Performance Indicator Normal call flow untuk MOC dan relasinya dengan KPI
Key Performance Indicator Normal call flow untuk MTC dan relasinya dengan KPI
WORST CELL
23
Worst Cell Definisi Worst cell adalah sebuah site/cell yang memiliki performance jelek dan secara wajar mempengaruhi performance pada jaringan. Worst cell didefinisikan setelah KPI ditentukan. Apabila Key Performance Indicator telah didefinisikan maka proses selanjutnya adalah perumusan formula untuk KPI tersebut. Dan penentuan Worst cell dapat dibuat setelah diketahuinya formula dari setiap KPI.
Untuk menghasilkan sebuah Worst cell yang tepat maka diharuskan menggunakan dua kriteria yaitu kriteria value dan kontribusinya. Kontribusi dapat menggunakan kontribusi fail atau kontribusi trafik.
Worst Cell
Worst Cell Category
KPI 1 Name
Criteria 1
KPI 2 Name
Criteria 2
Accessibility
SDSR
SDSR Value < 96 %
Drops on SDCCH
Drops on SDCCH Contribution > 0.05 %
Accessibility
SDCCH Blocking Rate
SDCCH Blocking Rate Value > 2 %
Failed SDCCH Seizures due to Busy SDCCH
SDCCH Seizures due to Busy SDCCH Contribution > 0.05 %
Accessibility
TCH Blocking Rate
TCH Blocking Rate Value > 2 %
Failed TCH Seizures due to Busy TCH (Signaling Channel) + Failed TCH Seizures due to Busy TCH (Traffic Channel) Contribution > 0.05 %
Retainability
Drop Call
Drop Call Value > 1 %
Failed TCH Seizures due to Busy TCH (Signaling Channel) + Failed TCH Seizures due to Busy TCH (Traffic Channel) Call Drops on TCH
Retainability
TBF Completion Rate
TBF Completion Rate Value < 96 %
TBF Failure
TBF Failure Contribution > 0.05 %
Mobility
HOSR
HOSR Value < 96 %
HOSR Failure
HOSR Failure Contribution > 0.05 %
Integrity
GPRS throughput (kbps) GPRS throughput Value < 48 kbps
Integrity
EDGE throughput (kbps) EDGE throughput Value < 64 kbps
Call Drops on TCH Contribution > 0.05 %
CELL RESELECTION
27
Cell Reselection C1 Parameter Salah satu kriteria yang harus dipenuhi adalah C1 > 0 C1 = (A-Max (B, 0))
A = Rata-rata power yang diterima – RXLEV_ACCESS_MIN = RLA_P – RXLEVAMI (Siemens) = Received signal level – ACCMIN B = MS_TXPWR_MAX_CCH – P = MSTXPMAXCH – P (Siemens) = CCHPWR – P (Ericsson)
(Ericsson)
RXLEVAMI atau ACCMIN adalah parameter cell level yang mengindikasikan sinyal level minimum yang dibutuhkan MS untuk mengakses ke sistem.
MSTXPMAXCH/ CCHPWR adalah parameter yang mengindikasikan power transmit maksimum MS untuk mengakses ke sistem dan P adalah output power maksimum MS tergantung dari MS Class.
Cell Reselection C1 Parameter MS akan mengkalkulasi kriteria path loss pada serving cell dan non serving cell paling tidak selama 5 detik. Kriteria path loss terpenuhi jika C1> 0 (jika C1 < 0 pada periode paling tidak 5 detik maka cell dihilangkan dari list). Jika C1 pada neighbour cell lebih tinggi daripada C1 pada serving cell maka akan terjadi cell reselection dari serving cell ke neighbour cell.
Terdapat parameter CELLRESH(Siemens) dimana terdapat histerisis value pada perhitungan path loss C1. Sehingga apabila C1 neighbour cell > C1 serving cell + CELLRESH paling tidak selama 5 detik maka baru akan terjadi cell reselection.
Parameter CELLRESH(Siemens) berfungsi untuk menghindari terjadinya kejadian cell reselection yang tidak perlu (pingpong cell reselection).
Cell Reselection C2 Parameter C2 berguna pada saat penggunaan strategi load sharing antara GSM dan DCS dan juga untuk menghindari cell reselection yang tidak perlu pada fast moving MS dimana terdapat coverage microcell dan coverage macrocell.
C2 = C1 + CRESOFF
(Siemens)
- TEMPOFF
(Siemens)
C2 = C1 + CRO
(Ericcson)
- TO
PENTIME ( Siemens) / PT (Ericsson) < 31
(Ericsson)
C2 = C1 + CRESOFF (Siemens) C2 = C1 + CRO (Ericcson)
PENTIME ( Siemens) / PT (Ericsson) expired
C2 = C1 - CRESOFF (Siemens) C2 = C1 - CRO (Ericcson)
PENTIME = 31
Untuk kasus load sharing strategy antara GSM dan DCS biasanya akan dilakukan seting dimana C2 DCS > C2 GSM. Dengan TEMPOFF (Siemens) / TO (Ericsson) = 0 dan PENTIME ( Siemens) / PT (Ericsson) = 0. Sehingga hanya parameter CRESOFF(Siemens) / CRO (Ericcson) saja yang digunakan.
Cell Reselection C2 Parameter Aplikasi Timer Pentime/PT
Aplikasi Pada Fast Moving MS
POWER CONTROL & HANDOVER
32
Power Control Untuk menghindari dominasi interferensi dari user yang memiliki sinyal sangat kuat dan biasanya berada pada jarak yang lebih dekat dengan base station, digunakan konsep power control.
Power control akan mengatur daya pancar tiap-tiap user sehingga daya yang diterima oleh base station adalah sama untuk semua user yang tersebar secara acak pada setiap lokasi di dalam sel yang dicakup oleh base station.
Power control akan memerintahkan mobile station untuk menaikkan daya pancarnya ketika level RxLevel atau RxQual menurun dan akan memerintahkan MS untuk menurunkan daya pancarnya ketika RxLevel tinggi.
Handover & Power Control Parameter
Handover & Power Control Parameter 1 Ini adalah daerah dimana terjadi handover karena low RxLevel. Dimana threshold ini diatur oleh parameter HOLTHLVDL (Siemens) / threshold level downlink Rx level (LDR) (Nokia) pada sisi downlink dan parameter HOLTHLVUL (Siemens) / threshold level uplink Rx level (LUR) (Nokia) pada sisi uplink.
2
Ini adalah threshold dimana power control untuk menaikkan RxLevel bekerja. Threshold pada daerah ini diatur oleh parameter LOWTLEVD (Siemens) / pc lower thresholds lev dl Rxlevel (LDR) (Nokia) pada sisi downlink. Dan LOWTLEVU (Siemens) / pc lower thresholds lev ul Rxlevel (LUR) (Nokia) pada sisi uplink.
3 4
Ini adalah kondisi dimana MS dalam level dan kualitas yang baik sehingga tidak perlu adanya power control yang bekerja. Ini adalah threshold dimana power control untuk menurunkan RxLevel bekerja. Threshold pada daerah ini diatur oleh parameter UTLEVD (Siemens) / pc upper thresholds lev dl Rx level (UDR) (Nokia) pada sisi downlink. Dan UTLEVU (Siemens) / pc upper thresholds lev ul Rxlevel (UUR) (Nokia) pada sisi uplink.
Handover & Power Control Parameter 5
Ini adalah threshold dimana power control untuk menaikkan RxLevel bekerja dan juga power control untuk menaikkan RxQual bekerja.
6
Ini adalah threshold dimana power control untuk menaikkan RxQual bekerja. Threshold pada daerah ini diatur oleh parameter LOWTQUAD (Siemens) / pc lower thresholds qual dl Rx qual (LDR) (Nokia) pada sisi downlink. Dan LOWTQUAU (Siemens) / pc lower thresholds qual ul Rx qual (LUR) (Nokia) pada sisi uplink.
7
Ini adalah threshold terjadinya handover yang diakibatkan karena low RxQual. Dimana threshold ini diatur oleh parameter HOLTHQUDL (Siemens) / threshold qual downlink Rx qual (QDR) (Nokia) pada sisi downlink dan parameter HOTHQUUL (Siemens) / threshold qual uplink Rx qual (QUR) (Nokia) pada sisi uplink.
8 Ini adalah daerah dimana level sinyal bagus tetapi kualitas jelek karena terdapat adanya interferensi. Pada daerah ini akan terjadi handover dapat berupa intracell handover atau intercell handover.
Short Quiz 1 Tentukan aksi yang akan terjadi pada jaringan apabila setting threshold untuk handover dan power control ditentukan seperti pada slide 18.
1. Kondisi Rx Level DL -100 dBm, Rx Qual DL 3? 2. Kondisi Rx Level DL -85 dBm, Rx Qual DL 6 ? 3. Kondisi Rx Level DL -78 dBm, Rx Qual DL 2 ?
4. Kondisi Rx Level UL -95 dBm, Rx Qual UL 3? 5. Kondisi Rx Level UL -92 dBm, Rx Qual UL 4?
DISCONTINUOUS TRANSMISSION (DTX)
38
Discontinuous Transmission (DTX) Discontinuous Transmission (DTX) adalah suatu fungsionalitas yang berfungsi untuk menurunkan level interferensi dengan cara mematikan transmitter saat tidak adanya pembicaraan dari user meskipun MS dalam keadaan dedicated mode. Untuk lebih memahami bagaimana sistem DTX bekerja, harus kita ingat lagi bagaimana sebuah bit ditransmisikan dalam sistem GSM.
Multiframe pada kanal TCH berulang sampai 26 TDMA Frame. Dimana dari setiap multiframe terdapat kanal SACCH yang berguna untuk signalling. SACCH multiframe paling tidak terdiri SACCH Multiframe dari empat TCH multiframe. T T T T T T T T T T T T A T T T T T T
dengan alokasi 104 T T T Ttimeslot T T I
T T T T T T T T T T T T A T T T T T T T T T T T T I T T T T T T T T T T T T A T T T T T T T T T T T T I T T T T T T T T T T T T A T T T T T T T T T T T T I
Discontinuous Transmission (DTX) Channel Coding
Pada sisi MS sebelum suara dikodekan di bagian channel coder. Suara kita akan disampling setiap 20 ms dan diubah menjadi digital ke dalam 260 bit yang akan dibagi menjadi 3 kelas yang berbeda : Very Important bits, Important bits dan Not so important bits.
Dan akan menghasilkan total 456 output bit. Deskripsi ini digunakan pada GSM full Rate. Pada Enhanced Full Rate (EFR) hanya digunakan 240 bit dan 20 bit sisanya digunakan untuk mengimprove deteksi error.
Discontinuous Transmission (DTX) Bit into burst 456 57
57
57
57
57
57
57
57
Ke-456 bit tersebut akan di split ke dalam 8 buah blok informasi dengan setiap blok informasi terdiri dari 57 bit. Sehingga setiap normal burst akan terdapat dua buah blok informasi.
Discontinuous Silence Descriptor Transmission (DTX) Frame a b g h m n s t
a b g h m n s t
a b g h m n s t
a b g h m n s t
b c h i n o t u
b c h i n o t u
b c h i n o t u
b c h i n o t u
c d i j o p u v
Maka maping SACCH multiframe akan tampak pada gambar diatas. Dimana a-y adalah TCH frame dan A adalah SACCH frame. Bagian awal kumpulan blok a telah ditransmisikan pada multiframe sebelumnya dan bagian akhir kumpulan blok y akan ditransmisikan pada multiframe selanjutnya.
c d i j o p u v
c d i j o p u v
c d i j o p u v
A A A A A A A A
d e j k p q v w
d e j k p q v w
d e j k p q v w
d e j k p q v w
e f k l q r w x
e f k l q r w x
Kumpulan blok n disebut dengan Silence Descriptor Frame atau SID Frame. SID frame digunakan ketika DTX diaktifkan dan mengandung parameter yang merepresentasikan background noise di sekitar microphone pada MS.
e f k l q r w x
e f k l q r w x
f g l m r s x y
f g l m r s x y
f g l m r s x y
f g l m r s x y
I I I I I I I I
JIka DTX aktif Voice Activity Detector (VAD) akan secara kontinyu memonitor adanya silent frame pada setiap frame. Jika VAD menemukan silent frame maka SID akan menganalisa background noise dan mengirimkan SID frame yang akan menggantikan silent frame.
Discontinuous Full values and SubTransmission (DTX) values Pada pengukuran Rx Level dan Rx Qual dengan TEMS akan terdapat istilah FULL values dan SUB values. Pada FULL values semua frame pada SACCH multiframe akan diukur meskipun frame tersebut tidak ditransmisikan oleh Base Station. Pengukuran FULL values menjadi invalid jika DTX diaktifkan karena perhitungan BER tetap dilakukan meskipun tidak terdapat data yang dikirimkan dan menghasilkan perhitungan BER yang sangat tinggi.
Sedangkan pada SUB values hanya dilakukan pengukuran pada frame SACCH blok (direpresentasikan dengan huruf A) dan blok SID frame (blok n) dimana kedua blok tersebut selalu ditransmisikan setiap saat. Sehingga total terdapat 12 blok yang dihitung dalam perhitungan SUB values.
COVERAGE & QUALITY ISSUES
44
Coverage Rx Level and Rxand Quality Issue Qual Pada jaringan 2G kita dapat memperhitungkan RF Coverage dan RF Quality dengan menganalisa sebaran Rx Level dan Rx Qual. Rx Level dipergunakan untuk mengukur kuat sinyal yang diterima oleh MS (dalam satuan dBm) sedangkan Rx Qual menunjukkan kualitas sinyal yang diterima oleh MS. Diukur dari Bit Error Rate sinyal yang diterima. Skala yang digunakan pada Rx Qual adalah 0 sampai 7.
RxQual
Bit Error Rate (BER)
0
BER < 0, 2 %
1
0,2 % < BER < 0,4 %
2
0,4 % < BER < 0,8 %
3
0,8 % < BER < 1,6 %
4
1,6 % < BER < 3,2 %
5
3,2 % < BER < 6,4 %
6
6,4 % < BER < 12,8 %
7
12,8 % < BER
Coverage and Quality Issue Bad Air Quality DL (RxLevel >=-85dBm & Rx Qual DL >= 5)
Dengan memperhitungkan distribusi trafik dimana banyak subscriber berada pada RxLevel yang bagus tetapi dengan RxQual jelek, interferensi mungkin saja terjadi pada area ini. Jika lebih dari 50% measurement berada pada kondisi ini (seperti terlihat pada gambar diatas) perlu dilakukan pengechekan dengan menggunakan drivetest, frequency scanning dan pengechekan adanya frekuensi co-channel dan adjacent channel/near channel pada map.
Coverage and Quality Issue Poor Coverage DL (TA<1.5 km & Rx Level <-85dBm)
Apabila lebih dari 50% measurement pada jarak yang dekat (TA < 2 atau dibawah 1.5 kilometer) tetapi diserving pada RxLevel yang rendah perlu di check adanya permasalahan pada instalasi hardware seperti pada instalasi connector, semirigid atau feeder antena, atau problem pada output power (combiner/TRX). Juga perlu dilakukan site audit untuk melihat apakah terdapat obstacle yang menyebabkan RxLevel yang diterima oleh subscriber sangat lemah.
Coverage and Quality Issue Poor Coverage DL (Rx Level <=-85dBm & Rx Qual>=5)
Apabila lebih dari 50% measurement subscriber terdistribusi pada RxLevel yang rendah dan RxQual yang jelek maka perlu di check adanya permasalahan pada instalasi hardware seperti pada instalasi connector, semirigid atau feeder antena, atau problem pada output power (combiner/TRX), atau perlu dilakukan pengechekan konfigurasi hardware seperti antena tilt, arah antena, ketinggian antena, dan kesesuaian konfigurasi antena sesuai dengan yang diajukan oleh tim RF Planning. Apabila tidak terdapat problem pada hardware bisa dilakukan pengechekan distribusi Timing Advance untuk mengetahui ada tidaknya overshooting.
Coverage and Quality Issue Overshooting Coverage
Apabila lebih dari 50% measurement pada jarak yang jauh (TA > 5 atau diatas 5 kilometer) maka dapat diasumsikan banyak terjadi overshooting coverage. Sebenarnya definisi dari overshooting coverage pada sebuah cell adalah suatu kondisi dimana coverage area sebuah cell sampai melebihi coverage area adjacent relasinya. Yang akhirnya kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya inteferensi atau handover fail.
Coverage and Quality Issue Site to site distance Untuk memperhitungkan presentase overshoot coverage sebuah cell kita dapat membandingkan antara jarak maksimum sebuah cell dengan relasinya dan distribusi TA cell tersebut. Jika trafik distribusi melebihi jarak maksimum sebuah cell dengan relasinya maka cell tersebut mengalami overshoot coverage. Jika persentasenya besar atau lebih dari 50 % maka perlu dilakukan coverage tuning. Rumus :
Rumus pada excel :
1 degree = 111.1211 km
Short Quiz II 1.
Sebuah Cell A memiliki relasi adjacent dengan Cell B, Cell C, Cell D, Cell E. Apabila diketahui longitude dan latitude Cell A dan relasinya adalah sebagai berikut : Cell A Cell B Cell C Cell D Cell E
Longitude 106.8555922 106.8527082 106.8700848 106.8679064 106.8721099
Latitude -6.27588375 -6.28311818 -6.27815585 -6.28808216 -6.29614116
Hitung pada TA ke berapakah sebuah MS yang diserving oleh cell A mulai mengalami overshoot coverage?
ACCESSIBILITY PERFORMANCE OPTIMIZATION
52
Accessibility Performance Optimization Random Access (RACH) Success Rate (1/4) Random Access Channel (RACH) digunakan oleh MS pada sisi uplink untuk me-request alokasi SDCCH. Request ini dapat dikarenakan MS terpaging pada saat adanya panggilan masuk atau saat MS mencoba mengakses jaringan. Availability SDCCH pada sisi BTS tidak berpengaruh pada Random Access Success Rate.
Pengulangan percobaan MS untuk mengakses ke jaringan (apabila pada percobaan akses belum ada respon dari sisi BTS pada channel AGCH baik berupa jawaban immediate assignment atau immediate assignement reject) dapat ditentukan oleh paremeter MAXRET (ericsson) / MAXRETR (siemens) / MAX NUMBER OF RETRANSMISSION (RET) (nokia) dan waktu interval antara akses request yang satu dengan yang lain ditentukan oleh parameter TX (ericsson) / NSLOTST (siemens) / NUMBER OF SLOTS SPREAD TRANS (SLO) (nokia).
Accessibility Performance Optimization Random Access (RACH) Success Rate (2/4) Start
Low Random Access Success rate
YES Poor BSIC Plan ? Change BSIC
2
YES BCCH Retune/ Frequency Retune
2
NO
Poor BCCH Plan ?
NO
3
Accessibility Performance Optimization Random Access (RACH) Success Rate (3/4) 3
YES
Do site audit and physical/parameter tuning related to coverage
2
NO
Poor Coverage / Overshooting ?
YES
Phantom RACH problem ?
Optimizing filtering in hardware and tuning for CRO (Ericcson) and ACCMIN (Ericcson)
2
YES
NO
Faulty on Antenna or cable ? NO
Fix hardware problem
4 2
Accessibility Performance Optimization Random Access (RACH) Success Rate (4/4) 4
YES Tuning for CRO (Ericcson) and ACCMIN (Ericcson)
2
Unapropriate setting for CRO and ACCMIN ? YES Tuning for MAXRET (Ericcson) and TO (Ericcson)
2
NO
Unapropriate setting for MAXRET and TX ? Performance Monitoring to see impact after troubleshooting activities
2
Accessibility Performance Optimization SDCCH Congestion Rate/SDCCH Blocking Rate (1/4)
SDCCH adalah control channel yang digunakan oleh sistem pada saat Location Update (dengan mean holding time 3,5 detik), IMSI Detach (2,9 detik), Mobile Originated Calls (2,7 detik), Mobile Terminated Calls (2,9 detik), SMS (6,2 detik).
Secara keseluruhan channel SDCCH memainkan peranan penting dimana pada proses call setup setiap user pasti menggunakan kanal ini sebelum memperoleh kanal TCH.
Accessibility Performance Optimization SDCCH Congestion Rate/SDCCH Blocking Rate (2/4) Start
High SDCCH Congestion/Blocking Rate
YES
Hardware/TRX Problem?
Fix Hardware/TRX Problem
2
YES
Add SDCCH Channel
2
NO
Lack SDCCH Channel?
NO
3
Accessibility Performance Optimization SDCCH Congestion Rate/SDCCH Blocking Rate (3/4) 3
Coverage Problem/ Overshooting?
YES Do site audit and physical/parameter tuning related to coverage
2
YES
High Location Area Update?
Check LAC Border, Check parameter related to location update
2
NO
NO
NO
Load Sharing/Traffic Sharing already implemented? YES
Implement Traffic Sharing Strategy
3 2
Accessibility Performance Optimization SDCCH Congestion Rate/SDCCH Blocking Rate (4/4) 3
NO
Implemented adaptive logical channel
2
Adaptive Logical Channel already implemented? NO Activate feature and monitor the performance
2
YES
Immediate Assignment on TCH?
OPTIONAL FEATURE
Performance Monitoring to see impact after troubleshooting activities
2
Accessibility Performance Optimization SDCCH Drop Rate (1/7) Pada saat prosesproses MOC SDCCH dapat mengalami drop yang disebabkan karena faktor hardware, interferensi, poor coverage, overshoot coverage atau lainnya. Dan apabila kontribusinya besar dapat mempengaruhi turunnya KPI accessibility sebuah cell.
Accessibility Performance Optimization SDCCH Drop Rate (2/7)
Sistem Ericsson
Data yang ditampilkan berikut hanya contoh.
Accessibility Performance Optimization SDCCH Drop Rate (3/7)
Sistem Siemens
Data yang ditampilkan berikut hanya contoh.
Accessibility Performance Optimization SDCCH Drop Rate (4/7)
Sistem Nokia Data yang ditampilkan berikut hanya contoh.
Accessibility Performance Optimization SDCCH Drop Rate (5/7) Start
High SDCCH Drop Rate
YES
Hardware/TRX Problem?
Fix Hardware/TRX Problem
2
YES
Do site audit and physical/parameter tuning related to coverage
2
NO
Low signal strength UL/DL (RF Problem)?
NO
3
Accessibility Performance Optimization SDCCH Drop Rate (6/7) 3
YES
Check TRX quality, check interfrence from other sites, check if any eksternal interference
2
NO
Bad Quality UL/DL (RF Problem)?
YES
Antenna Downtilt/Red uce antenna height/ reduce BTS power
2
Excessive Timing NO Advance/Distance to Limit? YES
Fix problem related to Abis link, Check transmision alarm, check transmisi availability.
2
Due to Abis Failure? NO
3
Accessibility Performance Optimization SDCCH Drop Rate (7/7) 3
YES Fix problem related to A-if link, Check alarm, check availability. Check that configuration already correct in MSS side.
Due to A-if Failure? YES Check LAPD, Remote transcoder, BCSU and other element
2
2
NO
Other Reason? Performance Monitoring to see impact after troubleshooting activities
2
Accessibility Performance Optimization TCH Congestion Rate (1/5)
Alokasi kanal TCH dilakukan setelah proses immediate assignment berhasil. TCH Blocking/Congestion terjadi apabila tidak tersedia kanal TCH yang available. Beberapa faktor seperti kerusakan hardware, kurang baiknya dimensioning untuk kanal TCH adalah beberapa faktor penyebab terjadinya TCH Blocking/TCH Congestion.
Accessibility Performance Optimization TCH Congestion Rate (2/5) Start
High TCH Congestion/Blocking Rate
YES
Hardware/TRX Problem?
Fix Hardware/TRX Problem
2
YES
Fix site down
NO
Any site down in surrounding area?
NO
3
2
Accessibility Performance Optimization TCH Congestion Rate (3/5) 3
NO
Half Rate already implemented?
Implement half rate
2
YES
Coverage problem/ overshooting?
YES
Do site audit and physical/paramet er tuning related to coverage
YES
NO
Any missing adjacencies ?
NO
Add neighbour 2 4
2
Accessibility Performance Optimization TCH Congestion Rate (4/5) 4
NO Implement Traffic Sharing Strategy
2
Load Sharing/Traffic YES Sharing already implemented?
YES
Change SDCCH to TCH
2
Too many SDCCH allocation?
NO
5
Accessibility Performance Optimization TCH Congestion Rate (5/5) 5
NO Implement assignment to another cell
OPTIONAL FEATURE Already YES Implemented assignment to another cell?
YES
Possible for TRX Upgrade?
Upgrade TRX
NO
TRX configuration already full Plan new site with reason capacity
2 2
2
Performance Monitoring to see impact after troubleshooting activities
RETAINABILITY PERFORMANCE OPTIMIZATION
73
Retainability Performance Optimization TCH Drop Rate (1/7) Sistem Ericsson
Data yang ditampilkan berikut hanya contoh.
Retainability Performance Optimization TCH Drop Rate (2/7) Sistem Nokia
Data yang ditampilkan berikut hanya contoh.
Retainability Performance Optimization TCH Drop Rate (3/7)
Sistem Siemens
Data yang ditampilkan berikut hanya contoh.
Retainability Performance Optimization TCH Drop Rate (4/7) Start
High TCH Drop Rate
YES
Hardware/TRX Problem?
Fix Hardware/TRX Problem
2
YES
Do site audit and physical/paramete r tuning related to coverage
2
NO
Low signal strength UL/DL (RF Problem)?
3
Retainability Performance Optimization TCH Drop Rate (5/7) YES
Check TRX quality, check interfrence from other sites, check if any eksternal interference
2
3
Bad Quality UL/DL NO (RF Problem)?
YES
Do neighbour audit and add neighbour
2
NO
Any Missing neighbour?
YES
Many handover Failure?
Check if there is any swapped sector, check handover per relation, fix problem on target cell
2
NO
4
Retainability Performance Optimization TCH Drop Rate (6/7) 4
NO
Activate DTX
2
DTX already active?
YES
Antenna Downtilt/Reduce antenna height/ reduce BTS power
2
YES
Excessive Timing Advance/Distance to Limit? 5
Retainability Performance Optimization TCH Drop Rate (7/7) YES
5
Due to Abis Failure?
Fix problem related to Abis link, Check YES transmision alarm, check transmisi availability. Fix problem related to A-if link, Check alarm, check availability. Check 2 that configuration already correct in MSS side.
NO
NO
Due to A-if Failure? YES
Other Reason?
Check LAPD, Remote transcoder, BCSU and other element
2
2 2
Performance Monitoring to see impact after troubleshooting activities
INTEGRITY PERFORMANCE OPTIMIZATION
81
Integrity Performance Optimization Handover Success Rate (1/4) Start
Low Handover Success Rate
Missing Neighbour/ NO Too many Neighbour ? Add neighbour if any missing neighbor/ Low Handover Reduce if too many Attempt ? neighbour
YES
2
Check Handover parameter / Do site audit / Cell in remote island
2
NO
3
Integrity Performance Optimization Handover Success Rate (2/4) 3
Check Handover Success Rate per relation
YES
5
Low for overall relation ? YES
Do frequency retune/ BSIC retune
2
NO
Check if any co NO BCCH/BSIC with surrounding cells ? 4
Integrity Performance Optimization Handover Success Rate (3/4) 4
NO
TCH Congestion on Target Cell ?
Solve TCH congestion / Handover parameter tuning per relation
2
YES
Hardware Problem NO on Target cell ?
YES
Solve Hardware Problem / Handover parameter tuning per relation
YES
Handover Parameter tuning 2
Incorrect Handover Parameter per cell?
2 2
Performance Monitoring to see impact after troubleshooting activities
Integrity Performance Optimization Handover Success Rate (4/4) 5
NO
Solve Swapped sector
2
Any Swapped Sector ?
YES
YES
Low signal strength UL/DL (RF Problem)?
Do site audit and physical/parameter tuning related to coverage
2
YES
NO
Incorrect Handover Parameter/ Threshold ?
Handover Parameter tuning
2
DRIVE TEST IMPROVEMENT
86
Drive Test Improvements Signal Strength Analysis
Shadowed Antenna
Output Power
Faulty Hardware
Visit site
Check output power
Check antenna installation
Parameters
Check alarm & BTS Error log
Is there a better antenna position at same site?
BSPWRT - NON BCCH FREQ
Visit site
Height/down Tilt
BSPWRB - BCCH FREQ
Missing Neighbor
Site Location
Add reduce down tilt?
Is the call dragged?
Possible to move site?
Can antenna be placed lower or higher to give better coverage?
Is low SS due to missing neighbor relations
New antenna location at same site? Is it necessary to expand and build a new site?
Drive Test Improvements Interference Analysis From DT logfile & map: What channel group suffer from interference? HOP or Non HOP?
Check Current channel information in TEMS INV, hopping channel and hopping frequency. Where does the interference come from? Cell name?
Study map and logfile, look for cochannel or adjacent channel interference.
Possible Solutions: Enable Frequency Hopping or add frequencies to Hopping group. Enable BTS Power Control, MS power control and make it less aggressive. Change frequency of interferer or interfered cell:
Possible to find new frequency by using TEMS Scanning.
Does the interference lead to lower SQI?
Down tilt or change antenna of interferer.
Look at SQI measurement during high RxQual.
Redo frequency plan.
Use OSS statistic to assist analysis.
Add new site.
Drive Test Improvements Handover Analysis (ping pong)
Analysis .. • Identify UL/DL interference • Imbalance link, e.g. most cases UL signal strength issue • H/W defect, e.g. TRX, combiner, VSWR, etc. • Cross or swap feeder • Wrong handover parameter, e.g. UL/DL signal strength or quality threshold • Bad neighboring hysteresis parameters, e.g. HOM, etc
Drive Test Improvements Call Setup Failure Analysis Possible Solutions: • Signal strength analysis
Analysis:
• Interference analysis
• Low Signal Strength
• Define more SDCCH or adaptive SDCCH or direct TCH assignment
• Interference • High Congestion on SDCCH • High Congestion on TCH • Transmission Fault
• Faulty TRX/Hardware • BSC Processor Overload • Cell is not defined in MSC.
• Traffic sharing, redefine SDCCH to TCH, coverage tuning • Fix the transmission problem • Replace faulty TRX
• BTS re-homing, upgrade BSC capacity • Define missing cell database in MSC
Drive Test Improvements Drop Call Analysis
Analysis ..
• Check the Radio environment just before drop:
If High Rxqual for a longer period of time and RLINKT expire Interference problem. If Low SS DL, SSDL < MSSENS ( -104dBm) low signal strength problem.
If TA > 63 too far from the cell. • If DL radio is good, check the TX power. If there is MS power down regulation when the MS is close to the cell. If full power suspect uplink interference or antenna, TMA problem.
• Verify or isolate the problem using OSS Statistic (Drop call and reasons).
Drive Test Improvements Sample Case: Missing Neighbor Hal ini dapat menyebabkan efek "cell dragging“ ; dimana MS bergerak tetapi masih dipegang oleh cell lama meskipun telah melewati jarak tertentu dan seharusnya dilayani oleh cell tetangga yang RXLevel-nya lebih bagus. Efek ini juga dapat menyebabkan RXQual dan SQI buruk karena interferensi cochannel.
Drive Test Improvements Sample Case: Non-mutual Relation Hal ini dapat menimbulkan efek yang sama dengan efek "Missing Neighbour". Pastikan neighbour relation dibuat “both way” apabila ditinjau dari site database. Untuk alasan tertentu, hubungan “one way” diperbolehkan, misalnya pada lokasi penjara, dll
Drive Test Improvements Sample Frequency Case: Co-channel BCCH scanning adalah cara yang paling praktis untuk menemukan sumber interferensi. Jika lebih dari satu BSIC terkodekan untuk satu ARFCN BCCH yang diamati, kita dapat menyimpulkan adanya "co-channel interference". Dengan mengetahui BSIC dan memeriksa pada site database kita dapat mengetahui cell yang menjadi sumber interferensi.
Drive Test Improvements Sample Case: Swap Feeder and Crossed Feeder Sebuah kasus cross feeder, dapat diidentifikasi melalui Drive Test dan biasanya menunjukkan banyak ping-pong HO.
Kasus swap feeder, mangakibatkan MS dilayani oleh Cell yang salah, misalnya pada saat MS berada di area main lobe sektor 1, MS tidak dilayani oleh sektor 1, tetapi diserving oleh sektor 2.
Drive Test Improvements Sample Case: Low Level Signal at Near Site Adanya halangan/medan perbukitan menjadi penyebab terjadinya kasus ini, meskipun tidak semuanya disebabkan oleh kondisi medan.
Seting CRO yang terlalu tinggi dibandingkan dengan BTS yang dekat dapat menjadi penyebabnya. MS akan “camp” pada BTS yang jauh meskipun Rx Levelnya tidak terlalu kuat tetapi karena nilai C2 yang tinggi.
End of Training Questions?
See you in other training class… TELECOMMUNICATION TRAINING GSM Planning 3G/WCDMA Planning GSM Optimization 3G/WCDMA Optimization Wireless Broadband ELECTRONICS TRAINING PCB Design with Eagle/Protel/OrCAD Microcontroller System For Beginners Microcontroller System For Advanced TECHNOPRENEURSHIP TRAINING
Contact Person : Lingga Wardhana Phone : +62 8562893622 Email :
[email protected] Floatway Learning Centre Address : Jl Pengadegan Barat 1 No.14 Pancoran Jakarta Selatan Phone : (+62 21) 7981282 Fax : (+62 21) 7981282 www.floatway.com