LATAR BELAKANG
Angka Kematian Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini telah berhasil diturunkan dari 307/100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 KH pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Namun demikian, masih diperlukan upaya keras untuk mencapai target RPJMN 20102014 yaitu 118/100.000 KH pada tahun 2014 dan Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals), yaitu AKI 102/100.000 KH pada tahun 2015.
•Malaria pada kehamilan seringkali menimbulkan komplikasi yang berbahaya bagi ibu, janin dan bayinya. Menurut laporan GFA GF ATM Malaria periode tahun 2008 - 2010, di daerah endemis, prevalensi ibu hamil positif Malaria 38,2%, dan menurut data SDKI 2007, 2007, di daerah endemis endemis malaria, malaria, ibu hamil yang memakai kelambu hanya 29,0%. •Masalah lain adalah HIV pada ibu hamil, selain mengancam keselamatan ibu juga dapat menular kepada bayinya (mother-to-child transmission ). ). Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2009, 2009, dari 10.026 10.026 ibu hamil yang menjalani menjalani test HIV, HIV, sebanyak 289 (2,9%) ibu hamil dinyatakan positif HIV. •Sifilis merupakan salah satu infeksi menular seksual yang juga perlu mendapat mendapat perhatian. Ibu hamil hamil yang menderita menderita Sifilis berpotensi untuk melahirkan bayi dengan Sifilis kongenital. Data terbatas dari tiga kabupaten model, dari 2.640 ibu hamil yang diperiksa, yang positif 52 ibu hamil
Penyakit menular lain yang masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat adalah Tuberkulosis Tuberkulosis (TB). Pada ibu hamil TB dapat memperburuk kesehatan dan status gizi ibu, serta mempengaruhi mempengaruhi tumbuh kembang janin dan dan risiko risiko tertular pada bayinya. Kekurangan gizi pada ibu hamil juga masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian khusus. Kurang asupan zat besi pada perempuan khususnya ibu hamil dapat menyebabkan anemia yang akan menambah risiko perdarahan dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, prevalensi anemia pada pada ibu hamil sekitar 40,1% (SKRT 2001). Di samping kekurangan asupan zat besi, anemia juga dapat disebabkan disebabkan karena kecacingan kecacingan dan Malaria. Malaria. Masalah gizi yang lain adalah kurang energi kronik (KEK) dan konsumsi garam beryodium yang masih rendah. Wanita usia subur (WUS) yang berisiko kurang energi kronik (KEK) sekitar 13,6% dan dan 62,3% rumah rumah tangga tangga yang mengkonsum mengkonsumsi si garam beryodium cukup (Riskesdas 2007).
Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil. Tujuan umum adalah : untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
Tujuan khusus adalah : Menyediakan Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian ASI. Menghilangkan “missed opportunity ” pada ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan berkualitas. Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil. Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil sedini mungkin. Melakukan rujukan kasus ke fasiltas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang ada.
SASARAN PELAYANAN DAN PENGGUNA BUKU PEDOMAN Sasaran pelayanan: Semua ibu hamil ditargetkan menjadi sasaran pelayanan antenatal terpadu. Pengguna buku pedoman Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan keluarga berencana Fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta yang menyediakan pelayanan antenatal Lintas program terkait di tingkat pusat, propinsi dan kabupaten/kota Institusi pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan (perguruan tinggi, Poltekkes, STIKes, RS, Bapelkes, Pusat Pelatihan, dan lainnya). Organisasi Organisasi profesi terkait.
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU A.KONSEP PELAYANAN Pelayanan antenatal terpadu dan berkualitas secara keseluruhan meliputi hal-hal sebagai berikut: • Memberikan pelayanan dan konseling kesehatan termasuk gizi agar kehamilan berlangsung sehat; • Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan • Menyiapkan persalinan yang bersih dan aman; • Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi. • Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan. • Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi
KERANGKA KONSEP
Ibu hamil
ANC
Ibu hamil dg komplikasi kebidanan
Perencanaan persalinan aman di faskes
Ibu hamil dg masalah gizi
Tata laksana kasus,KIE & tindak lanjut masalah gizi
Ibu hamil berisiko
Tata laksana kasus,KIE & tindak lanjut Bumil berisiko Persalinan aman & bersih perawatan BBL
Ibu hamil sehat Ibu hamil dg penyakit tdk menular Ibu hamil dg penyakit menular
Ibu hamil dg gangguan jiwa
Tata laksana kasus,KIE & tindak lanjut Bumil dg penyakit tdk menular
Tata laksana kasus,KIE & tindak lanjut Bumil dg penyakit menular
Tata laksana kasus,KIE & tindak lanjut Bumil dg gangguan jiwa
Konsep alur pelayanan antenatal terpadu di puskesmas
Pulang
Rujuk RSU Rawat Inap
Apotik
Ibu hamil
LOKET
Rujukan: Polindes Poskesdes Ponkesdes BPS
Poli KIA
laboratorium
Balai Pengo batan
Malaria TB HIV Anemia KEK
Catatan:
•Poli KIA hanya merujuk pemeriksaan laboratorium rutin ANC •Poli KIA hanya melakukan melakukan penapisan ibu hamil berdasarkan keluhan dan gejala klinis • Alur Alur pelayan pelayan disesuaikan disesuaikan dg kondisi wilayah masing-2
STANDAR PEMERIKSAAN ANC BERKUALITAS
1. Timbang berat badan Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. 2. Ukur lingkar lengan atas (LiLA). Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). 3.Ukur tekanan darah. Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria )
4. Ukur tinggi fundus uteri Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu. 5.Hitung denyut jantung janin (DJJ) Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih lebih dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin.
6.Tentukan presentasi janin; Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.
7.Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil dilakukan skrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat ini. 8. Beri tablet tambah darah (tablet besi), Untuk mencegah anemia gizi gizi besi, setiap ibu hamil hamil harus mendapat mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama. 9.Periksa laboratorium (rutin dan khusus) Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi: a. Pemeriksaan golongan darah, Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b.Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan. c.Pemeriksaan protein dalam urin Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya pre-eklampsia pada ibu hamil. d.Pemeriksaan kadar gula darah. Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada
e.Pemeriksaan darah Malaria Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi. f.Pemeriksaan tes Sifilis Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan. g.Pemeriksaan HIV Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai di curigai menderita HIV. HIV. Tes HIV pada Ibu hamil disertai dengan konseling sebelum dan sesudah tes serta menanda tangani informed consent h.Pemeriksaan BTA Pemeriksaan BTA BTA dilakukan pada ibu hamil yang menderita batuk berdahak lebih dari 2 minggu (dicurigai menderita Tuberkulosis) Tuberkulosis) sebagai upaya penapisan infeksi TB
10) Tatalaksana/penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
Jenis Pemeriksaan
No
Jenis Pemeriksaan
Trimester I
Trimester II
Trimester III
1
Keadaan Umum
Rutin
2
Suhu tubuh
Rutin
3
Tekanan darah
Rutin
4
Berat badan
Rutin
5
Penapisan status TT
6
LILA
7
TFU
Rutin
8
Presentasi Janin
Rutin
9
DJJ
Rutin
10
Pemeriksaan Hb
Rutin
Rutin
Keterangan
Rutin
No
Jenis Pemeriksaan
11 Golongan darah
Trimester I
Trimester II
Trimester III
12 Protein urin
Keterangan
Rutin
Atas indikasi
13 Gula darah/reduksi
Atas indikasi
14 Darah Malaria
Atas indikasi
15 BT BTA A
Atas indikasi
16 Tes Sifilis Sif ilis
Atas indikasi
17 Tes HIV
Atas indikasi
18 USG
Rujukan atas indikasi
19 Foto thorak
Rujukan
Penanganan dan Tindak Lanjut Kasus
No
Hasil pemeriksaan
Penanganan dan Tindak Lanjut Kasus
1
Ibu hamil dengan perdarahan antepartum
oKeadaan emergensi, rujuk untuk penanganan perdarahan sesuai standar
2
Ibu hamil dengan demam
oTangani demam sesuai standar oJika dalam 2 hari masih demam atau keadaan umum memburuk, segera rujuk
3
Ibu hamil dengan hipertensi ringan ( Tekanan Darah 140/90 mmHg) tanpa proteinuria
oTangani hipertensi sesuai standar oPeriksa ulang dalam 2 hari, jika tekanan darah meningkat, segera rujuk. oJika ada gangguan janin, segera rujuk. oKonseling gizi, diet makanan untuk hipertensi dalam kehamilan
4
Ibu hamil dengan hipertensi berat (diastole ≥ 110 mmHg) tanpa proteinuria
standar.. oRujuk untuk penanganan hipertensi berat sesuai standar
5
Ibu hamil dengan status TT tidak lengkap
oDiberikan imunisasi TT sesuai dengan interval pemberian
6
Ibu hamil dengan pre eklampsia, oHipertensi disertai oEdema wajah atau tungkai bawah, dan atau
oKeadaan emergensi, rujuk untuk penanganan preeklampsia sesuai standar standar..
No
Hasil pemeriksaan
Penanganan dan Tindak Lanjut Kasus
7
oIbu hamil BB Kurang (kenaikan BB < 1 Kg/bulan), atau oIbu hamil risiko KEK (LILA < 23,5 cm)
oRujuk untuk penanganan ibu hamil risiko KEK sesuai standar.
8
Ibu hamil BB Lebih (kenaikan BB > 2Kg/bulan).
oRujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.
9
TFU tidak sesuai dengan umur kehamilan.
Rujuk untuk penanganan gangguan pertumbuhan janin.
10
Kelainan letak janin pada trimester III.
Rujuk untuk penanganan kehamilan dengan kelainan letak janin.
11
Gawat Janin
Rujuk untuk penanganan gawat janin
12
Ibu hamil dengan anemia
oRujuk untuk penanganan anemia sesuai standar oKonseling gizi, diet makanan kaya zat besi dan protein
13
Ibu hamil dengan Mellitus (DM).
14
Ibu hamil dengan Malaria
Diabetes
oRujuk untuk penanganan DM sesuai standar oKonseling gizi, diet makanan untuk ibu hamil DM menggunakan kelambu kelambu berinsektisida oKonseling tidur menggunakan oMemberikan pengobatan sesuai kewenangan oRujuk untuk penanganan lebih lanjut pada Malaria
No
Hasil pemeriksaan
Penanganan dan Tindak Lanjut Kasus
dengan oRujuk untuk penanganan TB sesuai standar oKonseling gizi, diet makanan untuk ibu hamil TB oPemantauan minum obat TB oPHBS
15
Ibu hamil Tuberkulosis (TB)
16
Ibu hamil dengan Sifilis
oRujuk untuk penanganan Sifilis pada ibu hamil dan suami sesuai standar.
17
Ibu hamil dengan HIV.
oKonseling rencana persalinan (PMTCT) oRujuk untuk penanganan HIV sesuai standar oKonseling/pendampingan
18
Ibu hamil dengan masalah kejiwaan
oRujuk untuk pelayanan kesehatan jiwa. oPantau hasil rujukan balik Kerjasama dengan fasilitas rujukan selama kehamilan
19
Ibu hamil yang mengalami kekerasan dalam rumah
oRujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas Pusat Pelayanan Terpadu Terpadu (PPT) terhadap
KIE YANG YANG EFEKTIF EFEKTIF
No 1
Materi KIE Persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi
Isi pesan Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Tabulin Tempat persalinan Transportasi rujukan Penolong persalinan Calon donor darah Pendamping persalinan Suami SIAGA (siap antar jaga)
2
Inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif
Skin to skin contact untuk
IMD
Kolostrum Rawat gabung ASI saja 6 bulan Tidak diberi susu formula Keinginan untuk menyusui Penjelasan pentingnya ASI Perawatan puting susu
3
KB paska persalinan
Metode yang sesuai dalam masa nifas
4
Masalah gizi
Suplementasi tablet besi Mengkonsumsi garam beryodium Mengkonsumsi makanan makanan padat kalori dan kaya zat besi Pemberian makanan tambahan
5
Pemberian imunisasi TT
Pentingnya pemberian imunisasi TT
No
6
Materi KIE
Masalah penyakit kronis dan penyakit menular.
Isi pesan
Upaya pencegahan. Mengenali gejala penyakit Menerapkan PHBS Kepatuhan minum obat.
7
Kelas ibu
Setiap ibu hamil menggunakan buku KIA Bertukar pengalaman diantara ibu hamil Senam hamil
8
Brain booster
Berkomunikasi dengan janin Musik untuk menstimulasi janin Nutrisi gizi seimbang bagi ibu hamil.
9
Informasi HIV/AIDS (PMTCT) dan IMS
Definisi HIV HIV,, AIDS dan IMS I MS Penularan dan pencegahan HIV dan IMS Pentingnya tes HIV Layanan VCT/CST PMTCT
10
Informasi KtP (kekerasan terhadap perempuan)
Pengertian kekerasan terhadap perempuan Bentuk-bentuk KtP Akibat KtP
PENYELENGGARAAN PELA PELAY YANAN ANAN ANTE ANTENA NAT TAL TERPADU
Input Input yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan antenatal terpadu antara lain meliputi: • Adanya norma, standar, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) (NSPK) pelayanan antenatal terpadu. • Adanya perencanaan dan penganggaran tahunan tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota kabupaten/kota untuk untuk penyelenggaraan penyelenggaraan pelayanan antenatal terpadu terpadu di fasilitas pelayanan kesehatan. • Adanya sarana dan fasilitas kesehatan sesuai standar dalam menyelenggarakan pelayanan antenatal terpadu. • Adanya logistik yang dibutuhkan untuk mendukung penyelenggaraan penyelenggaraan pelayanan antenatal terpadu. • Adanya tenaga pengelola pengelola program KIA KIA yang sesuai untuk mengelola pelayanan antenatal terpadu di tingkat propinsi dan kabupaten/kota. • Adanya tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan antenatal terpadu sesuai standar. standar. • Adanya informasi sistem dan tempat rujukan bagi masing-masing masing-masing kasus dalam pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu. • Adanya informasi status endemisitas dan daerah berisiko tinggi penyakit yang mempengaruhi kehamilan. • Adanya pedoman pelaksanaan pelaksanaan program terkait dengan pelayanan pelayanan
• •
• • • • • •
•
Proses Sosialisasi norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) pelayanan antenatal terpadu secara berjenjang. Penyusunan perencanaan dan penganggaran program KIA tahunan tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota untuk penyelenggaraan pelayanan antenatal terpadu di fasilitas pelayanan kesehatan. Melaksanakan pelayanan antenatal terpadu terpadu di sarana dan dan fasilitas kesehatan. Menggunakan logistik sesuai kebutuhan dalam penyelenggaraan pelayanan antenatal terpadu. Standarisasi pengelola program KIA dalam penyelenggaraan pelayanan antenatal terpadu di tingkat propinsi dan kabupaten/kota. Standarisasi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu. Menggunakan informasi, sistem dan tempat rujukan kasus dalam pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu. Menggunakan informasi endemisitas dan daerah berisiko tinggi terjadinya penyakit terkait kehamilan dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu. Menggunakan pedoman pelaksanaan program terkait dalam
Output:
• Tersosialisasinya norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) pelayanan antenatal terpadu. • Terlaksananya pelayanan antenatal terpadu di fasilitas pelayanan kesehatan sesuai perencanaan yang didukung anggaran tahunan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. • Terlaksananya pelayanan antenatal terpadu di sarana dan fasilitas kesehatan yang telah terstandar. • Digunakannya logistik pendukung yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan penyelenggaraan pelayanan antenatal terpadu. • Tenaga pengelola program KIA mampu mengelola pelayanan antenatal terpadu di tingkat propinsi dan kabupaten/kota. • Tenaga kesehatan mampu memberikan pelayanan antenatal terpadu sesuai standar. • Digunakannya informasi sistem dan tempat rujukan dalam pelaksanaan pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu.
PENTING Pelayanan antenatal terpadu terlaksana sesuai dengan status endemisitas dan daerah berisiko tinggi penyakit yang mempengaruhi kehamilan.
PENUTUP
Pelayanan Antenatal Terpadu merupakan pelayanan antenatal komprehensif komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
Pelayanan antenatal terpadu tersebut mencakup pelayanan promotif, preventif, sekaligus kuratif dan rehabilitatif yang meliputi pelayanan KIA, gizi, pengendalian penyakit menular (imunisasi, HIV/AIDS, TB, Malaria, penyakit menular seksual), tidak menular (hipertensi, Diabetes Mellitus), ibu hamil yang mengalami kekerasan selama kehamilan serta program spesifik lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Setiap tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta harus dapat memberikan pelayanan yang komprehensif terhadap ibu hamil agar dapat memastikan kehamilan berlangsung normal, mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil serta melakukan intervensi secara adekuat.
Pedoman pelayanan antenatal terpadu, merupakan pedoman yang dinamis, sehingga dapat disesuaikan dengan perkembangan program dan kebutuhan spesifik daerah.