KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS I PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2014
Firdha Triasurya Ramdhani, S.Ked 2010730039
Definisi
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya pada tubuh. Penyakit kulit skabies merupakan penyakit yang mudah menular.
Penyakit ini disebut juga the itch, seven year itch, Norwegian itch, gudikan, gatal agogo, budukan atau penyakit ampera.
Epidemiologi
Skabies cenderung tinggi pada anak- anak usia sekolah, remaja bahkan orang dewasa.
Penyakit skabies ini banyak berjangkit di: (1) Lingkungan yang padat penduduknya, (2) Lingkungan kumuh, (3) Lingkungan dengan tingkat kebersihan kurang.
Etiologi
Penyebabnya penyakit skabies sudah dikenal lebih dari 100 tahun lalu sebagai akibat infestasi tungau yang dinamakan Acarus scabiei atau pada manusia disebut Sarcoptes scabiei varian hominis.
Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida , ordo Acarina, super famili Sarcoptes.
Lanjutan
Secara morfologi tungau ini berbentuk oval dan gepeng, berwarna putih kotor, transulen dengan bagian punggung lebih lonjong dibandingkan perut, tidak berwarna, yang betina berukuran 300-350 mikron, sedangkan yang jantan berukuran 150-200 mikron.
Lanjutan
Siklus hidup dari telur sampai menjadi dewasa berlangsung satu bulan. Sarcoptes Scabiei betina terdapat bulu cambuk pada pasangan kaki ke-3 dan ke-4. Sedangkan pada yang jantan bulu cambuk demikian hanya dijumpai pada pasangan kaki ke-3 saja.
Patofisiologi Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit yang jantan akan mati Tungau betina yang telah di buahi menggali terowongan dalam stratum korneum. Dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari sambil meletakan telur 2-4 telur per hari sampai mencapai 40 atau 50 telur
Terkadang dapat hidup sampai beberapa hari di dalam terowongan yang di gali oleh betina
Bentuk betina yang sudah dibuahi dapat hidup sekitar satu bulan
Telur akan menetas dalam waktu 3-5 hari dan menjadi larva
Larva ini dapat tinggal di dalam terowongan, tetapi juga dapat diluar.
Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang memerlukan waktu kirakira sebulan setelah infestasi
Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lainlain
Dengan garukan dapat timbul
EROSI
EKSKORIASI
KRUSTA
INFEKSI SEKUNDER
Gejala Klinis Pruritus noktural yaitu gatal pada malam hari karena aktifitas tungau yang lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam keluarga biasanya seluruh anggota keluarga, perkampungan yang padat penduduknya, Adanya kunikulus (terowongan) pada tempat-tempat yang dicurigai berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata 1 centi meter, pada ujung terowongan ditemukan papula (tonjolan padat) atau vesikel (kantung cairan).
Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostig. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini. Gatal yang hebat terutama pada malam hari sebelum tidur Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan), bekas -bekas lesi yang berwarna hitam. Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah, iritasi dan rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul disela- sela jari, selangkangan dan lipatan paha, dan muncul gelembung berair pada kulit
Cara Penularan
Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual
Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk, sprei, bantal, dan lain-lain
Diagnosis
(1). Adanya terowongan yang sedikit meninggi, berbentuk garis lurus atau kelok-kelok, panjangnya beberapa millimeter sampai 1 cm, dan pada ujungnya tampak vesikula, papula, atau pustula.
(2). Tempat predileksi yang khas adalah sela jari, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mame (wanita), umbilicus, bokong, genetalia eksterna (pria).
Lanjutan
(3). Penyembuhan cepat setelah pemberian obat antiskabies topikal yang efektif.
(4). Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila lebih dari satu anggota keluarga menderita gatal, harus dicurigai adanya scabies.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Umum Pada pasien dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan mandi teratur setiap hari. Semua pakaian, sprei, dan handuk yang telah digunakan harus dicuci secara teratur dan bila perlu direndam dengan air panas.
Lanjutan
a)
b)
c)
Beberapa syarat diperhatikan :
pengobatan
yang
harus
Semua anggota keluarga harus diperiksa dan mungkin semua harus diberi pengobatan secara serentak. Hygiene perorangan : penderita harus mandi bersih, bila perlu menggunakan sikat untuk menyikat badan. Sesudah mandi pakaian yang akan dipakai harus disetrika. Semua perlengkapan rumah tangga seperti bangku, sofa, sprei, bantal, kasur, selimut harus dibersihkan dan dijemur dibawah sinar matahari
Lanjutan
a)
b)
c)
Pengobatan Khusus
Belerang endap (sulfur presipitatum), dengan kadar 4-20% dalam bentuk salap atau krim. Emulsi benzil-benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari. Gama benzena heksa klorida (gameksan=gammexane) kadarnya 1% dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang memberi iritasi
Prognosis
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakain obat, serta syarat pengobatan dapat menghilangkan faktor predisposisi, maka penyakit ini memberikan prognosis yang baik.
Pencegahan
Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya secara teratur minimal 2 kali dalam seminggu Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali. Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain. Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai terinfeksi tungau skabies. Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup.
Daftar Pustaka
Djuanda A, Hamza. 2010, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Balai penerbit FK UI : Jakarta. P 122-125 Hicks MI, Elston DM. Scabies. Dermatologic Therapy. 2009. November :22/279-292. Handoko RP, Djuanda A, Hamzah M. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.4. Jakarta: FKUI; 2005. 11922.
Terimakasih…