PROGRAM PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN MUTU PELAYANAN TAHUN 2016
TIM TIM PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH
INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEDIRI Jl. Pangsud. No. 01Telp. (0354)391718/391833
DAFTAR ISI Halaman Judul …………………………………………………………………..
1
Daftar isi ………………………………………………………………………...
2
Pedahuluan ………………………………………………………………………
3
Latar Belakang ………………………………………………………………….
3
Tujuan …………………………………………………………………………..
4
Sasaran ………………………………………………………………………….
4
Jadwal Kegiatan ………………………………………………………………..
4
Rencana Kegiatan ………………………………………………………………
5
Evaluasi …………………………………………………………………………
5
Pelaporan ……………………………………………………………………….
5
Penutup …………………………………………………………………………
5
PROGRAM PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN MUTU PELAYANAN INSTALASI BEDAH SENTRAL I. PENDAHULUAN Dalam era globalisasi yang penuh persaingan saat ini khususnya dalam dunia pelayanan kesehatan, maka upaya pengendalian mutu, penjagaan mutu, penjaminan mutu dan peningkatan mutu adalah merupakan suatu keniscayaan. Oleh karenanya RSUD Kabupaten Kediri secara umum dan secara khusus ruang Instalasi Bedah Sentral pun tidak lepas dari keharusan melakukan upaya pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan tumah sakit.Upaya pengendalian dan peningkatan mutu ini tidak dapat dilakukan secara parsial saja karena upaya pengendalian dan peningkayan mutu mrupakan rangkaian kegiatan yang meliputi seluruh episode pelayanan pasien sejak dia masuk ke rumah sakit sampai dia pulang kerumah, bahkan bukan tidak mungkin juga berpengaruh pada kondisi pasien setelah berada dirumahnya. Pelayanan bedah di rumah sakit yang secara garis besar terdiri dari 3 macam pelayanan yaitu ; pelayanan medis, pelayanan keperawatan, maka upaya pengendalian dan penjagaan mutu juga akan melibatkan tiga komponen yang memberikan pelayanan tersebut yaitu staf medis, dan staf keperawatan. Masing masing profesi pemberi pelayanan di ruang Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri telah mempunyai badan yang membuat regulasi dan melakukan supervisi atas mutu pelayanan mereka. Untuk profesi dokter ada komite medis, untuk perawat ada komite keperawatan, penghargaan mutu pelayanannya biasanya langsung dilakukan organisasi profesinya. Berbicara tentang mutu Instalasi Bedah Sentral maka kita akan selalu diingatkan pada 7 (tujuh) indikaror mutu peayanan bedah dan 8 (delapan) indicator resiko. Oleh karena itu didalam pelayanan perlu pelaksanaan pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan Rumah Sakit. Sehingga dari bergagai indikatortersebut tidak menunjukkan hasil evaluasi dengan penilaian yang signifikan jelek atau nilai lebih dari nilai SPM (standar penilaian minimal) Agar mutu dari pelayanan anestesi dan bedah benar-benar baik sesuai yang diharapkan masyarakat. II. TUJUAN 1. Tujuan umum : Tujuan dari program pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan adalah mengupayakan tercapainya pelayanan prima di Instalasi Bedah Sentral
2. Tujuan khusus : Mengupayakan terwujudnya : 1) Indicator mutu pelayanan Kamar Operasi 2) Pelaksanaan pelayanan sesuai Standar Prosedur Operasional 3) Kepuasan pelanggan 4) Pelaksanaan konsep keselamatan pasien di Instalasi Bedah Sentral II.
III.
Sasaran 1)
Staf Insatalasi bedah sentral
2)
Pasien
Rincian Kegiatan :
1. Menyusun indicator mutu pelayanan dan indicator resiko IBS 2. Mensosialisasi indicator mutu pelayanan dan indicator resiko yang telah disusun 3. Meningkatan pelayanan sesuai Standar Prosedur Operasional 4. Meningkatkan kepuasan pelanggan 5. Meningkatkan Pelaksanaan konsep Keselamatan pasien (Patient safety) IV.
Jadwal Rincian Kegiatan
N Kegiatan o
Menyusun indicator mutu pelayanan dan indicator resiko IBS Mensosialisasi 2 indicator mutu dan resiko 1
3
4
Meningkatan pelayanan sesuai SPO Meningkatkan kepuasan pelanggan
5 \Meningkatkan
Jml pelak s
Jadwal pelaksanaan kegiatan tahun 2016
2x
Ja n
Fe b
x
x
M rt
A pl
M ei
Ju n
Ju l
A gt
Se p
O kt
Ket N op
D es
Indikator mutu ada 7, Indikator resiko ada 8, sosialisasi kpd staf
Pd awal thn 2x
x
x
ada 7, Indikator resiko ada 8, sosialisasi kpd staf
Pd awal thn k
x
x
x
x
x
x
x
x
Setia p3 bulan Setia p 3 bulan Setia
p hari Pelaksanaan konsep Keselamatan pasien (Patient
x
x
x
x
x
x
X
x
x
x
x
x
Pelaksanaan pely.sesuai standart :cuci tangan, waktu tunggu op. tidak lama operasi tepat waktu, jml penundaan px pre op sedikit Pemasanan pad couter Identifikasi Inforjm counset
Penandaan Time out Kesalahan lokasi op Tertinggalnya benda asing dst
safety
Anggaran
V.
Kegiatan penjagaan dan peningkatan mutu ini akan dibiayai dari anggaran ruangan dan belanja rutin rumah sakit.
VI.
PELAPORAN Pelaporan rincian kegiatan dalam program kerja Instalsi Bedah Sentral dibuat dibuat enam bulan sekali dan Secara keseluruan dibuat satu tahun sekali dan dilaporkan oleh kepala ruang atau kepala instalasi kepada direktur Rumah Sakit
VII.
EVALUASI Evaluasi program akan dilakukan setiap semester dan tahunan Pelaksanaan Program penendalian dan peningkatan mutu pelayanan ini hasilnya akan dievaluasi dan disempurnakan secara berkala untuk menjamin tercapainya tujuan program. Evaluasi meliputi : a. Evaluasi terhadap tingkat realisasi pelaksanaan kegiatan . b. Evaluasi terhadap pencapaian tujuan program c. Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan berupa hambatan dan kesulitan yang dihadapi.
VIII. PENUTUP Demikian program kerja Instalsi Bedah Sentral ini di buat agar memudahkan dalam penyelenggaraan maupun evaluasi kegiatan pelayanan di IBS, sehingga apa yang menjadi tujuan serta sasaran dapat tercapai dengan baik.
Mengetahui Kepala Instalsi Bedah Sentral
Dibuat Oleh, Desember 2015 a/n Kepala Ruang IBS
Dr. Dodo Wikanto,Sp.U
Musyawaroh,S.Kep.Ners.
KERANGKA ACUAN PROGRAM PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN MUTU PELAYANAN TAHUN 2016
TIM PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEDIRI Jl. Pangsud. No. 01Telp. (0354)391718/391833
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………………………..
6
Daftar isi ………………………………………………………………………...
7
Latar Belakang ………………………………………………………………….
8
Tujuan …………………………………………………………………………..
8
Rincian Kegiatan ………………………………………………………………..
8
Jadwal Rencana Kegiatan ………………………………………………………
10
Evaluasi …………………………………………………………………………
11
Pelaporan ……………………………………………………………………….
11
Tindak lanjut……………………………………………………………………..
11
KERANGKA ACUAN PROGRAM PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN MUTU PELAYANAN
I.
Latar Belakang Pelayanan bedah di rumah sakit yang secara garis besar terdiri dari 3 macam pelayanan yaitu ; pelayanan medis, pelayanan keperawatan, maka upaya pengendalian dan penjagaan mutu juga akan melibatkan tiga komponen yang memberikan pelayanan tersebut yaitu staf medis, dan staf keperawatan. Didalam pelaksanaan untuk meningkatkan pelayanan anestesi dan bedah,perlu disusun suatu indikator mutu untuk menilai hasil dari pelayanan yang diberikan sataf instalasi bedah sentral.Dari masing masing indicator mutu maupun indicator resiko dilakukan evaluasi setiap enam bulan atau tahunan. Apabila didapatkan suatu hasil yang signifikan tinggi atau melebihi dari standar yang ditentukan pada standar minimal dilakukan tindak lanjut untuk disampaikan kepada wadir pelayanan Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit Adapun mutu Instalasi Bedah Sentral ada 7 (tujuh) indikaror mutu peayanan bedah antara lain ; cuci tangan sesuai standart OK, insiden konsultasi durante operasi, keterlambatan waktu operasi, penundaan operasi elektif, waktu tunggu operasi elektif, ketidaklengkapan laporan operasi, ketidaklengkapan laporan anastesi. Dan 8 (delapan) indicator resiko,
antara lain;
pemakaian alat cauter tanpa
pemasangan pad yang benar, insiden kesalahan identifikasi pasien, inform consent pembedahan yang tidak lengkap, tidak dilakukan penandaan pada pembedahan dengan lokasi yang mempunyai 2 sisi, kesalahan lokasi operasi, tertinggalnya benda asing, kejadian kematian dimeja operasi, kejadian operasi salah orang. Oleh karena itu didalam pelayanan perlu pelaksanaan pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan Rumah Sakit. Sehingga dari bergagai indikatortersebut tidak menunjukkan hasil evaluasi dengan penilaian yang signifikan jelek atau nilai lebih dari nilai SPM (standar penilaian minimal) Agar mutu dari pelayanan anestesi dan bedah benar-benar baik sesuai yang diharapkan masyarakat. II.
Tujuan : Mengupayakan terwujudnya :
1) Indicator mutu pelayanan Kamar Operasi 2) Pelaksanaan pelayanan sesuai Standar Prosedur Operasional
3) Kepuasan pelanggan 4) Pelaksanaan konsep keselamatan pasien di Instalasi Bedah Sentral
III. Sasaran
IV.
1)
Staf Insatalasi bedah sentral
2)
Pasien
Rincian Kegiatan : 1. Menyusun indicator mutu pelayanan dan indicator resiko IBS 2. Mensosialisasi indicator mutu pelayanan dan indicator resiko yang telah disusun 3. Peningkatan pelayanan sesuai Standar Prosedur Operasional Monitoring Pelaksanaan Cuci tangan sesuai standart OK Menghitung Insiden konsultasi durante operasi Monitoring ketidaklengkapan laporan operasi Monitoring Ketidaklengkapan laporan anastesi 4. Meningkatkan kepuasan pelanggan Pada indikaor mutu:
Menghitung jumlah insiden Keterlambatan waktu operasi Menghitung jumlah insiden Penundaan operasi elektif Menghitung Waktu tunggu operasi elektif Menghitung ketidaklengkapan pengisian asesmen awal pada anastesi
5. Monitoring penerapan konsep keselamatan pasien di Instalasi Bedah Sentral Pada indicator resiko, menghitung: Pemakaian alat cauter tanpa pemasangan pad yang benar Insiden kesalahan identifikasi pasien Inform consent pembedahan yang tidak lengkap Tidak dilakukan penandaan pada pembedahan dengan lokasi yang
V.
mempunyai 2 sisi Kesalahan lokasi operasi Tertinggalnya benda asing Kejadian kematian dimeja operasi Kejadian operasi salah orang
Jadwal Rincian Kegiatan
N Kegiatan
Jml
Jadwal pelaksanaan kegiatan tahun 2016
Ket
o
Menyusun indicator mutu pelayanan dan indicator resiko IBS Mensosialisasi 2 indicator mutu dan resiko 1
3
4
pelak s
Ja n
Fe b
2x
x
x
2x
M ei
Ju n
Ju l
A gt
Se p
O kt
N op
D es
Indikator mutu ada 7, Indikator resiko ada 8, sosialisasi kpd staf
x
x
Indikator mutu
Pd awal thn
Meningkatkan kepuasan pelanggan
Setia p bulan
5 \Meningkatkan
Setia p hari
VI.
A pl
Pd awal thn
k x Meningkatan Setia pelayanan p3 sesuai Standar bulan Prosedur Operasional
Pelaksanaan konsep Keselamatan pasien (Patient safety
M rt
x
x
x
X
x
x
x
x
x
X
x
x
x
X
x
x
x
x
x
X
x
x
x
x
x
ada 7, Indikator resiko ada 8, sosialisasi kpd staf Pelaksanaan pely.sesuai standart :cuci tangan,asesmen pre operasi,waktu tunggu op. tidak lama
x
operasi tepat waktu, jml penundaan px pre op sedikit
x
Pemasanan pad couter Identifikasi Inforjm counset Penandaan Time out Kesalahan lokasi op Tertinggalnya benda asing dst
RENCANA PELAKSANAAN 1.
Menyusun indicator mutu pelayanan dan indicator resiko IBS
Membuat notulen rapat dan membuat undangan Rapat bersama staf IBS (Kepala ruang /staf kamar operasi, anestesi, ruang ruang pulih sadar) yang dipimpi olek kepala instalasi Pokok bahasan ditawarkan acuan mutu pelayanan pada SPM atau evalusai peningkatan mutu pada tahun sebelumnya Menyimpulkan hasil kesepakatan untuk standar pelayanan mutu di IBS 2.
Mensosialisasi indicator mutu pelayanan dan indicator resiko
Membuat rapat dan membuat undangan Rapat bersama semua staf kamar operasi, staf anestesi,dan staf ruang pulih sadar Rapat dipimpin oleh kepla instalasi dibatu oleh kepala ruang
Mensosialisasikan
hasil kesimpulan rapat penentuan standar mutu
pelayanan instalasi bedah sentral yang telah disusun 3. Peningkatan pelayanan sesuai Standar Prosedur Operasional Monitoring Pelaksanaan Cuci tangan sesuai standart OK Setiap tiga (3) bulan diambil sampling sepuluh orang dari perawat/dokter bedah bedah yang terkait dengan pelayanan bedah Menghitung Insiden konsultasi durante operasi Merakap setiap tiga (3) bulan insuden Monitoring ketidaklengkapan laporan operasi Monitoring Ketidaklengkapan laporan anastesi 4. Meningkatkan kepuasan pelanggan Pada indikaor mutu: Menghitung jumlah insiden Keterlambatan waktu operasi Menghitung jumlah insiden Penundaan operasi elektif Menghitung Waktu tunggu operasi elektif 5. Monitoring penerapan konsep keselamatan pasien di Instalasi Bedah Sentral Pada indicator resiko, menghitung: Pemakaian alat cauter tanpa pemasangan pad yang benar Insiden kesalahan identifikasi pasien Inform consent pembedahan yang tidak lengkap Tidak dilakukan penandaan pada pembedahan dengan lokasi yang
mempunyai 2 sisi Kesalahan lokasi operasi Tertinggalnya benda asing Kejadian kematian dimeja operasi Kejadian operasi salah orang
TINDAK LANJUT Karena sistem flor stok dirasa kurang memadai, sebaiknya pengguna (IBS) melakukan permohonan mengenai pengadaan depo farmasi khusus di kamar operasi
Mengetahui Ka. IBS RSUD Kabupaten Kediri
Kediri, Juli 2011 Karu OK RSUD Kabupaten Kediri
Dr. Dodo Wikanto, SpU NIP. 19670613 200604 1 004
Dwidjo Ratmoko, S.Psi. NIP.19560810 198207 1 001
RSUD KABUPATEN KEDIRI
STRILISASI LINEN No. Dokumen :
/ OK / 2012
No. Revisi :
Ditetapkan tgl : Direktur RSUD Pare Kediri
Tgl. Terbit :
SOP
Hal : 1 / 1
1 Januari 2012
Dr. Hermawan Chrisdiono, Sp.P NIP. 19600412 198801 1 003
Pengertian
Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran mikroorganisme termasuk endospora melalui proses kimia dan fisika
Tujuan
Membantu unit lain di Rumah Sakit yang membutuhkan kondisi steril
Menurunkan, Nosokomial
Efisiensi tenaga medis / para medis untuk kegiatan yang berorientasi ada pelayanan kepada pasien
Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan
Kebijakan
mencegah
dan
menanggulangi
infeksi
Kebijakan untuk unit unit perawatan (ruang Perawatan) a. Pre Sterilisasi -
Alat kotor dicuci, dikeringkan dan diset oleh petugas ruangan
-
Petugas ruangan mengirim alat yang akan disteril ke CSSD
b. Post Sterilisasi Prosedur
Barang barang yang sudah disterilisasi diambil oleh petugas
1. Petugas CSSD A. Pre Sterilisasi
Menerima linen bersih dari laundry Melakukan pelipatan dan sortir linen sesuai dengan jenisnya
Melakukan seting linen sesuai dengan kebutuhan
Pemberian indikator tape di dalam seting
Pembungkusan dengan linen rangkap dua dan pemberian indikator tape di luar seting Kodifikasi (Tgl steril, jenis seting, jam steril)
B. Proses Sterilisasi
Mencatat jam mulai sterilisasi di buku kegiatan CSSD Mencatat suhu dan tekanan pada saat kondisi steril yang dicapai oleh sterilisator Mencatat jam selesai sterilisasi
C. Post Sterilisasi
-
Memeriksa indikaor luar
-
Menyerahkan hasil sterilisasi ke ruang kamar operasi STERILISASI HANDSCOEN
RSUD KABUPATEN KEDIRI
No. Dokumen :
/ OK / 2012
No. Revisi :
Ditetapkan tgl : Direktur RSUD Pare Kediri
Tgl. Terbit :
SOP
Hal : 1 / 2
1 Januari 2012
Dr. Hermawan Chrisdiono, Sp.P NIP. 19600412 198801 1 003
Pengertian
Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran mikroorganisme termasuk endospora melalui proses kimia dan fisika
Tujuan
Membantu unit lain di Rumah Sakit yang membutuhkan kondisi steril
Menurunkan, Nosokomial
Efisiensi tenaga medis / para medis untuk kegiatan yang berorientasi ada pelayanan kepaa pasien
Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan
Kebijakan
mencegah
dan
menanggulangi
infeksi
Kebijakan untuk unit unit perawatan (ruang Perawatan) a. Pre Sterilisasi -
Alat kotor dicuci, dikeringkan dan diset oleh petugas ruangan
-
Petugas ruangan mengirim alat yang akan disteril ke CSSD
b. Post Sterilisasi Prosedur
Barang barang yang sudah disterilisasi diambil oleh petugas
A. Pre Sterilisasi 1. Petugas Kamar Operasi
Merendam handscoen kotor dekontaminan selama 10 menit
kotor
dengan
larutan
Mencuci hanscoen dengan air bersih
2. Petugas CSSD
Membersihkan dan mengeringkan handscoen bagian luar dan dalam
Penaburan talk ke handscoen yang telah dikeringkan
Melakukan pearing (mencocokkan nomor dan pasangan yang sama)
Memberikan indikator di dalam seting handscoen
Melakukan
proses
setting
dengan
menggunakan
pembungkus rangkap dua
Pemasangan label serta indikator tape pada bagian luar (pembungkus luar) Kodifikasi (Tgl. steril, jam steril)
B. Proses Sterilisasi
Mencatat jam mulai sterilisasi di buku kegiatan CSSD Mencatat suhu dan tekanan pada saat kondisi steril yang dicapai oleh sterilisator Mencatat jam selesai sterilisasi
C. Post Sterilisasi -
Memeriksa indikaor luar
-
Menyerahkan hasil sterilisasi ke ruang kamar operasi