UAP KA-II P-1. KONDUKTOMETRI PRINSIP PERCOBAAN : penentuan kadar Na 3PO4 dalam sampel melalui titrasi konduktometri, sehingga diperoleh kurva hub. antara daya hantar dgn volume HCL 0,2M. Dari kurva didapatkan nilai TE.1 dan TE.3. sehingga kadar Na3PO4 dapat dihitung melalui perhitungan teoritis. MENGAPA TE.1 & TE.3 BERBEDA? Karena pada TE.3 kandungan HCl lebih banyak dibandingkan TE.1 sehingga ion-ion yg terkandung juga semakin banyak. Mengakibatkan dapat menghantarkan listrik lebih kuat. Sehingga konduktivitasnya meningkat >>>> # FAKTOR2 YG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR : 1. Konsentrasi 2. Suhu 3. Konstanta dielektrik 4. Ukuran,jumlah, dan muatan ion-ion yg terkandung dlm larutan tsb. 5. Mobilitas (Viskositas) (larutan yang memp. Cukup banyak ion yg mudah bergerak, mampu menghantarkan arus listrik yg baik) # Konduktometri adalah salah satu metode titrasi yg berdasarkan perbedaan daya hantar larutan saat sebelu dan stalah penambahan reagen. Digunakan untuk menentukan kadar senyawa tertentu dlm suatu sampel.
P-2. POTENSIOMETRI 1 PRINSIP PERCOBAAN : Penentuan ka1,ka2,ka3, konsentrasi PO4 3- , HPO4 2- , massa H 3PO4, dan NaH2PO4 melalui titrasi potensiometri antara sampel H3PO4 dengan dgn lar. NaOH dimana perubahan pH dicatat tiap penambahan 0.5ml sampai pH konstan =12 dan dibuat kurva hub antara ph terkoreksi dengan volume NaOH. Sehingga dapat diketahui nilai ka1, ka2, ka3 ,dsb. # FUNGSI BUFFER 7 : untuk u ntuk menetralkan elektroda kaca agar tidak terlalu asam ataupun basa. # FUNGSI BUFFER 4 : untuk u ntuk mengkondisikan elektroda dalam kondisi asam, menyesuaikan kondisi pada H 3PO4 # FUNGSI SAMPEL H3PO4 : Karena asam phospat merupakan asam poliprotik yang mudah terdisosiasi menjadi asama-asam yang lebih sederhana. dan sebagai sampel yg akan diukur pH nya. # FUNGSI SAMPAI PH=12 : karena sekitaran pada pH 12, perubahan pH sangat lambat atau konstan, karena H 3PO4 telah terdisosiasi sempurna (titik ekivalen). # Potensiometri adalah suatu metode pengukuran potensial dari suatu larutan dengan menggunakan elektroda kaca yg dicelupkan. Sehingga dapat mengukur konsentrasi lar tsb. # REAKSI YG TERJADI :
# REAKSI YG TERJADI : # PERHITUNGAN :
# PERHITUNGAN :
P-3 POTENSIOMETRI II
P-4 ELEKTROGRAVIMETRI
PRINSIP PERCOBAAN : pembuatan elektroda Ag/AgCl yg selektif terhadap ion Cl- dengan menggunakan lar. KCl sebagai penyedia ion dan hantaran. Dan pengkarakterisasian elektroda dengan mengukur beda potensial dari lar. elektrolit yg bervolum variasi, dan dibuat kurva hub. log (CL-) dan beda potensial, sehingga dari kurva tsb dapat dikrtahui potensial selnya dengan menggunakan persamaan Nerst, kisaran konsentrasi dan batas deteksinya.
PRINSIP PERCOBAAN : penetuan kadar tembaga(II) dan konsentrasinya dalam cuplikan melalui proses elektrolisis untuk menghitung efisiensi arus. Hasi dari elektrolisis dalam bentuk endapan pada salah satu elektroda yg dinamakan elektroda kerja. Dimana arus yg digunakan adalah arus searah. Dimana pada katoda adalah elektroda kerja Ni 2+ dan pada anoda adalah elektroda Karbon.
# FAKTOR2 YG MEMPENGARUHI POTENSIAL SEL : 1. Konsentrasi 2. Ion-ion yg terkandung di dalamnya. 3. ? 4. ? # FUNGSI KNO3 : berfungsi / digunakan dalam pembuatan jembatan garam yg nantinya akan menghubungkan antara anoda dan katda pada sel galvani. # FUNGSI KCL : sebagai penyedia ion pada saat pembuatan elektroda Ag/AgCl, dan sebagai larutan sampel yg akan divariasikan konsentrasinya dan diukur beda potensialnya. #FUNGSI ELEKTROLISIS KAWAT Ag pada 6 volt: agar tidak terlalu tinggi tidak terlalu rendah ????? #PERHITUNGAN POTENSIAL SEL
# PERHITUNGAN BATAS DETEKSI
#FUNGSI LAR. Cuplikan Cu2+ : sebagai larutan yang akan dielektrolisis sehingga menghasilkan endapan Cu2+ pada elektroda kerja dn diukur beratnya. # FUNGSI KAWAT Ni2+ : sebagai elektroda kerja (KATODA) untuk mengendapkan Cu2+ menjadi Cu. #FUNGSI ELEKTRODA KARBON: sbgai ANODA # FUNGSI H2SO4 PEKAT: sebagai pereaksi yg mengkondisikan lar.Cu2+ mengendap sebagai endapan Cu # FUNGSI HNO3 BEBAS NITRIT : untuk menghindari kemungkinan gas hydrogen mengalami reduksi, karena akan dapat mempengaruhi proses elektrolisis. Cu2+ tidak dapat menempel sempurna pada katoda. # FUNGSI HNO3 PEKAT : untuk mencuci elektroda kerja Ni # FUNGSI ASETON : untuk menghilangkan pengotor non polar pada elektroda kerja # FUNGSI ETHANOL : untuk menghilangkan pengotor polar pada elektroda kerja. #FUNGSI ELEKTROLISIS pada 5A dan 4V : karena bila kurang dari 5A dan 4V elektroda tidak bekerja, bila lebih dari itu dapat menghasnguskan elektroda. # FUNGSI dielektrolisis 45menit : bila KURANG maka endapan Cu yg didapat kurang maksimal. Bila LEBIH maka dikhawatirkan akan hangus. # REAKSI YG TERJADI : KATODA ANODA REDOKS # PERHITUNGAN MASSA Cu TEORITIS ? # PERHITUNGAN KADAR Cu
# KISARAN KONSENTRASI
?
# PERHITUNGAN EFISIENSI ARUS ?
P-5 EKSTRAKSI PELARUT 1
P-6 EKSTRAKSI PELARUT II
PRINSIP PERCOBAAN : penentuan konsentrasi iod dalam fasa organic dan fasa air melaui ekstraksi pelarut dimana perlarut (kloroform) yg sebelumnya telah dititrasi terlebih dahulu dgn tiosulfat. Fasa organic dan fasa air dipisahkan untuk menghitung nikai Kd dan % iod yg tereksitasi dalam fasa organik.
PRINSIP PERCOBAAN : penentuan konsentrasi NI larutan cuplikan, dengan mengkomplekskan dengan dimetil glioksi (DMG) menjadi Ni-DMG. Agar dapat larut dan diekstraksi dalam fasa organic (kloroform). Dimana fasa organic tsb dipisahkan dan diamati absorbansinya, dari data tersebut dapat dibuat kurva hub konsentrasi dan absorbansinya. Sehingga dapat dihitung konsentrasi Ni2+ dalam sampel.
# EKSTRAKSI PELARUT : metode pemisahan suatu komponen dimana suatu zat terdistribusi dalam dua pelarut yg tidak saling campur. # PRINSIP EKSTRAKSI PELARUT : didasarkan pada distribusi zat telarut dalam 2 pelarut yg tidak saling campur # SYARAT PELARUT (EKSTRAKSI) : 1. tingkat distribusi u/ zat terlarut dan rendah u/ pengotor. 2. Kelarutan yg rendah terhadap fasa air. 3. Viskositas rendah,tidak membentuk emulsi dgn air. 4. Tidak beracun dan tidak mudah terbakar 5. Mudah melepaskan kembali gugus yg terlarut didalamnya. # FUNGSI H2SO4 : u/ memberikan suasana asam # FUNGSI KANJI/ AMILUM : sebagai indicator pada saat titrasi # FUNGSI TIOSULFAT : sebagai penitran # FUNGSI KLOROFORM : sebagai pelarut organic #PERHITUNGAN
# FUNGSI BUFFER SITRAT : agar larutan cuplikan tetap dalam kondisi basa shg dapat direaksikan dengan dimetil glioksin. # FAKTOR2 YG MEMPENGARUHI EKSTRAKSI: 1. Sifat dari solute dan sifat dari pelarut yg digunakan. 2. PH operasional harus sedikit basa yaitu 7,5 shg dapat membentuk komplek NiDMG 3. Temperature operasional 4. Jumlah ekstraksi yg dilakukan, semakin banyak semakin baik (murni). 5. Lama pengocokkan untuk zat terlarut agar terdistribusi sempurna. # PENGUKURAN ABSORBANSI: dari larutan yg berkonsentrasi rendah ke tinggi, untuk mempermudah pengukuran. Karena konsentrasi kecil tidak memberikan pengaruh yg berarti thd konsentrasi yg lebih besar shg tidak perlu membersihkan kuvet. # PENGKALIBRASIAN dgn Lar. BLANKO : agar nilai absorbanis yg didapat lebih akurat. # HUKUM LAMBERT-BEER : bahwa, nilai dari absorbansi dan konsentrasi berbanding lurus. A = a.b.C # REAKSI YG TERJADI :
# PERHITUNGAN :
P-7 KROMATOGRAFI 1
P-8 KROMATOGRAFI II
PRINSIP PERCOBAAN : Pemisahan ion logam Ag+ , Hg+, Pb2+ secara komatografi kertas berdasarkan perbedaan polaritas, warna, dan nilai Rf. Dimana fasa diamnya adalah air yg diadsorbsi kertas, dan fasa geraknya adalah larutan pengembang yg merupakan campuran dari asam asetat dan air (1:1). Dengan menggunakan lar. KI dan K 2Cr2O7 sebagai pereaksi pengenal.
PRINSIP PERCOBAAN : Pemisahan ion logam Mg2+ dan Zn2+ berdasarkan kemampuannya membentuk kompleks. Dimana Mg2+ tidak membetuk kompleks kloro sedangkan Zn2+ akan membentuk kompleks ZnCl 42-. Masingmasing ion kompleks logam dapat diikat dengan pH tertentu, Zn 2+dapat diikat dengan penambahan HCl 2M, sementara Mg 2+tidak. Sehingga dengan cara mengalirkan campuran melalui kolom resin penukar ion, dapat dilakukan pemisahan antara Mg 2+ dan Zn2+. Dimana ion Zn2+ akan di-elusi dengan menggunakan lar. HNO3 encer.
# KROMATOGRAFI KERTAS : a/ salah satu pengembangan dari kromatografi partisi, yang menggunakan kertas sebagai padatan pendukung fasa diam. Dimana sebagai fasa diam adalah air yg teradsorbsi oleh kertas dan fasa gerak adalah larutan pengembang yg biasanya pelarut organic yg telah dijenuhkan oleh air. # KROMATOGRAFI : teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fasa gerak dan fasa diam u/ memisahkan komponen2 yg ada dalam larutan tsb. # FUNGSI . KI dan K 2Cr2O7 : sebagai lar. pengenal untuk mengetahui kandungan ion logam dari sampel tsb melalui warna yg terbentuk. # FUNGSI LAR. PENGEMBANG : sebagai fasa gerak dimana lar. pengembang tsb akan terserap oleh kertas akibat adanya gaya kapilaritas dari kertas saring akan merambat sepanjang kertas tsb. # FUNGSI KERTAS WHATMAN NO.1 : mengandung serat selulosa, yang bersifat hidrofilik, sehingga air dapat terserap sebagai fasa diam. #KEPOLARAN : kepolaran berbanding lurus deng Rf. Dengan urutan kepolaran sebgai berikut : Hg+ > Pb2+ > Ag+ ? # PERHITUNGAN
# FUNSI BUFFER SALMIAK : u/ menjaga pH agar konstan # FUNGSI EBT : sebagai indicator # FUNSI EDTA : sebagai penitran. # FAKTOR2 YG MEMPENGARUHI KROMATOGRAFI PENUKAR ION : 1. Gaya yg mengikat kristal 2. Konsentrasi ion2 yg tertukar 3. Efek kelarutan 4. Ukuran kedua ion dan kelonggaran ion2 # KROMATOGRAFI PENUKAR ION : a/ suatu proses pemisahan dari ion dan molekul polar berdasarkan pada kemampuan membentuk kompleks. # RESIN : bahan sintetik yg biasanya berasal dari aneka ragam bahan alamiah maupun sintetik, organic maupun anorganik, memperagakan prilaku pertukaran ion dlm analisis lab. (polistirena) # SYARAT2 RESIN : 1. Harus cukup terangkai silang, 2. Harus cukup hidrofilik 3. Harus menggunakan cukup banyak gugus penukar ion yg dpt dicapai, 4. Harus stabil kimiawi 5. Resin yg sedang mengembang harus lebih besar rapatannya dibanding air. # TITRASI KOMPLEKSOMETRI : salah satu jenis titrasi dimana titran dan titrat saling menkompleks, membentuk hasil berup senyawa kompleks. # KEKUATAN LIGAN : CN- > NO2- >H20 > OH - > F- > CL- > Br- >I#EDTA : ethylene diamin tetra acetic, kompleks khelat u/ mengikat logam bervalensi 2 atau 3 struktur :