BAB I PENDAHULUAN
1.1. 1.1. Lata Latar r Bela Belaka kang ng
Air hujan dapat menimbulkan permasalahan sendiri bagi lingkungan. Dalam Dalam kondisi kondisi normal normal air hujan sebagian sebagian besar masuk ke dalam tanah, sebagian lainnya dialirkan dan sebagian lainnya menguap. Permasalahan Permasalahan lainnya ketika air tersebut tidak masuk ke dalam tanah, tidak dialirkan dan menimbulkan genangan atau dalam kapasitas besarnya disebut banjir. Bencana banjir merupakan salah satu fenomena alam yang menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi manusia.
Disamping Disamping disebabkan disebabkan oleh faktor faktor alam, alam, seringkali seringkali disebabka disebabkan n oleh adanya adanya campur campur tangan manusia itu sendiri.Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan industri yang ada didaerah perkotaan memberikan dampak yang cukup besar pada siklus siklus
hidrol hidrologi ogi,, sehingg sehinggaa berpen berpengar garuh uh cukup cukup besar besar terhada terhadap p sistem sistem dan jaringan jaringan
drainase di kota.
Itulah Itulah yang terjadi di Samarind Samarinda a bagian bagian utara utara kelurah kelurahan an Sempaja, Sempaja, kurangny kurangnya a daerah daerah resapan resapan air dan sistem sistem drainase drainase yang buruk menyebabkan menyebabkan terjadinya banjir dengan durasi hujan yang hanya jaringan drainase drainase permukiman permukiman Kota Samarinda Samarinda sekitar 2 jam. Pada saat ini jaringan terdiri dari sungai sungai dan saluran pembuanga pembuangan n air limbah rumah tangga, tangga, dan saluran air hujan. Kondisi sistem drainase pemukiman di wilayah-wilayah kecamatan atau desa di Kota Samarinda, kecuali di wilayah kota, pada umumnya belum menunjukkan masalah yang berarti. berarti. al !ni disebabkan disebabkan oleh masih banyak banyak ruang ruang terbuka hijau hijau yang masih mampu berfungsi sebagai daerah resapan air sehingga potensi banjir kecil.
Keadaan
seperti
ini
tidak
bisa
dibiarkan
berlarut
"larut,
sehingga
memerlukanpenanganan yang serius dari Pemerintah dan masyarakat pada umumnya
untuk berpartisipasi dalam persoalan ini, untuk itu perlu ada langkah-langkah kongkrit baik secara teknis maupun non teknis. Dalam mengatasi permasalahan ini
perlu sistem drainase yang baik, dengan didukung berbagai aspek yang terkait terkait di dalamnya. dalamnya. Oleh sebab itu, dilakukan dilakukan analisa dan perhitun perhitungan gan debit banjir agar bisa diketahu diketahuii perencan perencanaan aan drainase drainase yang efektif untuk kelurahan kelurahan Sempaja.
1.2. .2. Tujua juan . !engetahui !engetahui debit debit banjir di daerah daerah "elurahan "elurahan Sempaja Sempaja Samarin Samarinda da #tara. 2. !enget !engetahu ahuii solusi solusi mengena mengenail il masal masalah ah draina drainase se yang yang baik baik untuk untuk mengatasi banjir di daerah "elurahan "elurahan Sempaja Samarinda #tara.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teor Drainase yang berasal dari kata kerja #to drain# yang berarti mengeringkan atau mengalirkan air, adalah terminologi yang digunakan untuk menyatakan sistim-sistim yang berkaitan dengan penanganan masalah kelebihan air, baik diatas maupun dibawah permukaan tanah. Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam bahasa !ndonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau goronggorong di bawah tanah.
Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam pengolahan banjir $%ood protection&, sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman. Pengertian drainase perkotaan tidak terbatas pada teknik pembuangan air yang berlebihan namun lebih luas lagi menyangkut keterkaitannya dengan aspek kehidupan yang berada di dalam kawasan perkotaan.
Drainase merupakan suatu sistim pembuangan air untuk mengalirkan kelebihan air di permukaan tanah maupun diba'ah tanah, sehingga demikian drainase dibagi menjadi dua macam, yaitu ( . Drainase permukaan Adalah suatu sistem pembuangan air untuk mengalirkan kelebihan air dipermukaan
tanah
hal
ini
berguna
untuk
mencegah
adanya
genangan. 2. Drainase ba'ah tanah. Adalah suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air di ba'ah tanah. )al ini dibuat untuk mengendalikan ketinggian muka air tanah.
Drainase diperlukan untuk mengalirkan air, baik yang berasal dari hujan lokal maupun air kiriman dalam tempo yang sesingkat * singkatnya, sistem ini juga dimanfaatkan pada musim kering untuk meningkatkan
kondisi
tanah
yaitu
menekan
derajat
keasinan
$salinitas& di daerah yang bersangkutan. Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan persyaratan hidupnya.
+ingkat sistem drainase, yaitu ( . +ersier drainage 2. Secondary drainage . !ain drainage -. Sea drainage
2.2. !aktor"!aktor #ang $e$%engaru& Sste$ Dranase Desain kriteria pada sistem Drainase harus sesuai dengan ( "ebutuhan Pertimbangan ekonomis "ondisi alam, meliputi ( . Segi hidrologis. 2. Segi topogra/s. . Segi geologis.
Ad.1. Seg &drologs. +ergantung dari data curah hujan didaerah tersebut dengan intensitas 0 1 hari berturut turut dan harus habis mengalirkan air.
Ad.2. To%ogra's
Dalam pembuatan drainase ini sangat diperlukan bentuk topogra/s yang
mempunyai
ketinggian
yang
berbeda.
Sehingga
selalu
memungkinkan adanya beda tinggi yang akan menyebabkan air tetap mengalir. Disamping itu agar saluran drainase ini diusahakan berupa galian semua sedangkan timbunan dihindarkan agar mendapatkan kemiringan saluran yang dapat mengalirkan air dari hulu ke hilir.
Apabila terpaksa terjadi saluran drainase timbunan, maka kemiringan saluran harus diperkecil. umus ( Q = F . V V = K . R 2/3 . I
1/2
I=
3ika I kecil maka 4 5 kecil dan 6 5 besar.
Dengan demikian perlu dibuat drainase dengan kedalaman kecil tetapi lebar. +etapi dalam hal ini akan mengakibatkan adanya pengendapan sehingga diikuti adanya eksploitasi sebagai berikut ( I 5 Disesuaikan kelandaiannya dengan tanah setempat maka 7*28.9* -
45 79,1 0 9,:8 m;s Dalam drainase juga terdapat kecepatan ma
Ad.(. Seg geologs. Drainase kecil tidak perlu peninjauan geologi, tetapi untuk drainase besar perlu diadakan peninjauan geologi misalnya pada bidang mekanika tanah, terutama untuk mendapatkan konstruksi pelengkap dari sistem drainase yang stabil. #ntuk mendapatkan hal 0 hal itu
maka dalam
merencanakan
kita harus
memperhatikan
hal0hal
sebagai berikut ( a. "emiringan talud 7tg a8 )arus memperhatikan dan disesuaikan dengan sudut geser dalam tanah dan besarnya kohesi tanah yang bersangkutan. Saluran drainase makin curam maka air yang mengalir makin deras, sehingga makin cepat dinding saluran aus karena terkikis. b. "ecepatan aliran air.
Dranase )odul Drainase modul adalah jumlah air yang harus didrainase karena apabila tidak akan menimbulkan genangan, hal ini tergantung dari curah hujan. Data n tahun, dengan data hujan per hari, 2 hari, atau hari.
3ika data hujan didapat adalah hari maka menggunakan rumus( )ujan hari di drainase, hari dengan genangan
Dimana ( Dn = R( n )T + n( IR – ET – P ) – S Dimana : 5 3umlah hujan dari n hari S 5 Storage = 5 3umlah hari I 5 Irrigation Supplay P 5 Perkolasi >+ 5 >?apotranspirasi D! 5 Drainage !odule
Ta&a%an Peren*anaan D$ens saluran Dranase
. Dari petak 0 petak sa'ah dalam peta kontur di ukur untuk mendapatkan luas areal sa'ah $ A &
2. !enghitung Drainage !odule $ D! &
dimana Dn 5 $n&+@n$I*>+*P&*S
. !enghitung debit saluran #ntuk luas area -99 ha Q = Dm x A
#ntuk luas area B -99 ha Q = 1,62 x Dm x A 0,92
-. Setelah C didapat, maka dari tabel a lampiran diperoleh nilai b ( h, t $ l ( m &, "
1. !enghitung kemiringan saluran di lapangan dengan rumus ( i = !" /
Dimana ( iE 5 "emiringan saluaran )s 5 Feda tinggi dihulu dan dihilir tiap luas E 5 Panjang saluran tiap luas
:. Dengan menggunakan rumus Strickler, menghitung harga b dan h V = K x R 2/3 x i1/2
Dimana( V=Q/F F = ( # + m$ ) $ R=F/% % = # + 2$ ( & + m 2 )1/2
" 5 dari tabel a lampiran
iE 5 kemiringan saluran
G. Setelah harga b dan h diketahui, kita hitung luas penampang basah $ 6& dengan rumus ( F = ( # + m$ ) x # $m2&
. !enghitung kecepatan aliran $ 4 & dengan rumus V = Q / F $ m;det &
Untuk daerah landai, V = 0,5 s/d 1,5 ( m/det ), perhitungan dihentikan. Untuk V < 0,5 dan V > 1,5 m/det perhitungan dilanutkan ke n!. "
H. !enghitung 6b dengan berdasar pada harga 4b, dengan rumus ( F# = Q / V# $ m2 &
9. !enghitung lebar dasar saluran baru $ bb & dan tinggi muka air baru $hb& dengan rumus ( F = ( ## + m$# ) x $#
. !enghitung keliling basah dengan rumus ( % = ## + 2$# ( & + m 2 )1/2
2. !enghitung jari 0 jari hidrolis saluran dengan rumus R = F# / %
. !enghitung kemiringan saluran dengan rumus Strickler ( I = 'V# / (K x R 2/3 )2
Peren*anaan Tngg )uka Ar
+inggi muka air saluran pembuangan di jaringan intern tergantung pada fungsi saluran tersebut. Di jaringan tersier, tanah membuang airnya langsung ke saluran pembuang $kuarter dan tersier& dan tinggi muka air rencana mungkin sama dengan tinggi permukaan tanah.
3aringan pembuang primer menerima air buangan dari petak 0 petak tersier di lokasi yang tetap. +inggi muka air rencana di jaringan utama ditentukan dari tinggi muka air yang diperlukan di ujung saluran pembuangan tersier. +inggi muka air di jaringan primer yang berfungsi untuk pembuangan air dari sa'ah dan mungkin daerah bukan sa'ah dihitung sebagai berikut ( #ntuk pengaliran debit rencana, tinggi muka air naik sampai dengan tinggi permukaan tanah. #ntuk pengaliran debit pucak, pembuang dari sa'ah dianggap nol.
!uka air rencana pada titik pertemuan antara dua saluran pembuang sebaiknya diambil sebagai berikut ( >le?asi muka air yang sesuai dengan banjir dengan periode ulang 1 kali per tahun untuk sungai !uka air rencana untuk saluran pembuang intern yang tingkatnya lebih tinggi. !uka air laut rata 0 rata $ !SE & untuk laut.
#ntuk tinggi jagaan ; 6ree board $6r& diambil dengan ketentuan sebagai berikut ( +abel )ubungan C dan 6r C $m& $m;dt& 9.9 0 9. 9. 9. 0 9.1 9.9.1 0 .1 9.1 .1 0 9.: 1.9
1.9 0
9.G1
21.9 B 21.9
.9
2.(. Pen#elesaan )asala& Fanjir sering terjadi di hampir 'ilayah di kota Samarinda, 'alaupun hujan hanya sebentar kerap menjadi masalah bagi 'arga Samarinda sendiri. Fanyak upaya yang telah dilakukan Pemerintah daerah Samarinda baik dengan melebarkan saluran air;parit, membangun kolam;polder, serta membuat bendungan untuk mengurangi debit air. Dan sampai sekarang seluruh cara tersebut malah menimbulkan permasalahan baru bagi kota Samarinda sendiri misalnya timbulnya kemacetan akibat menyempitnya jalan atau adanya genangan air pada jalan kota.
+ugas ini dilakukan untuk mengetahui hidrograf banjir dan debit saluran terhadap limpasan pada daerah Sempaja di kota Samarinda. Dari tugas ini kami mengumpulkan data*data curah hujan yang berasal dari F!"J terkait di sekitar kota Samarinda. Dengan data* data tersebut kemudian di analisis menggunakan distribusi curah hujan yang selanjutnya dilakukan pengujian kesesuaian distribusi dan curah hujan efektif. Setelah didapatkan nilai debit puncak pada hidrograf akan langsung dibandingan berapa limpasan yang keluar dari saluran.
Pengujian ini berguna untuk mengatasi atau membuat saluran yang sesuai dengan kebutuhan dalam penanganan limpasan menggenang. Setelah perbandingan didapat akan mudah ditentukan dimensi dari saluran yang sesuai dengan kebutuhan dari debit limpasan yang keluar.
2.+. Analss Hdrolog Dalam Perhitungan curah hujan menggunakan data curah hujan pada stasiun +emindung. Ferikut data curah hujan yang didapat(
= o 2 1 : G H 9 2 1
+abel Data Kurah )ujan )arian !aksimum Kurah Kurah )ujan )ujan +ahun )arian =o +ahun )arian !aksimum !aksimum $mm& $mm& HG, : HHH G, H1 91,: G 2999 , H: 1,G 299 9,: HG 9,1 H 2992 ::, H 9,H 29 299 G,G HH HG, 2 299,2 HH9 H,22 2991 9 HH 91, 2 299: 2, HH2 H-, 2299G H-,HH
H9
21
299
G
HH-
-,
2:
299H
:9,2
HH1
2
2G
299
:,1
HH:
GH,
2
29
91,1
HHG
H-,:
2H
292
GH,:
HH
1
9
29
H:
29-
92,1
Analsa Jens Dstr,us
$nalisa frekuensi digunakan untuk menentukan distribusi mana yang akan dipilih. Setiap distribusi memilki persyaratan nilai koefisien kemencengan %&s' dan koefisien kurtosis %&k' berlainan. Persyaratan tersebut harus dipenuhi agar kemencengan
distribusi tidak terlalu besar. (enis distribusi yang memenuhi ditentukan dengan syarat yang ada pada kriteria dibawah ini ) *abel. Parameter statistik untuk menentukan jenis distribusi +o Distribusi Persyaratan
( x´ ± s ) /,01 2
( x´ ± 2 s ) 34,55 2
+ormal
&s 6 7 &k 6 8 3
C s= C v + 3 C v
0
8 5
9og +ormal 8
6
4
2
C k =C v + 6 C v + 15 C v + 16 C v + 3
:umbel 9og Pearson !!!
&s ,5 &k 4,5 Selain dari nilai di atas
Dari tabel parameter diatas dapat ditentukan distribusi hujan yang memenuhi syarat. Dari analisa perhitungan didapat bah'a distribusi Eog Pearson III memenuhi syarat sehingga digunakan hujan rancangan pada distribusi tersebut. Selanjutkan akan diuji oleh pengujian Khi*"uadrat dan #ji Smirno?*"olmogoro? untuk menyesusaikan dan memeriksa hasil dari periode ulang hujan rancangan pada distribusi Eog Pearson III. Ferikut data hujan rancangan pada distribusi Eog Pearson III ( +abel )asil Perhitungan Periode #lang +ahunan +o . 0 8 5 4
Kala ;lang %*ahun' 0 4 7 04 47 77
ujan
Setelah dilakukan pengujian untuk menyesuaikan dan memeriksa akan didapat hasil akan memenuhi syarat. Dan selanjutnya digunakan metode )SS =akayasu untuk mendapatkan )idrograf banjir dan
mengetahui debit maksimum yang terjadi. Penggunaan metode )SS =akayasu tidak lepas dari hasil yang telah diuji menggunakan #ji Khi* "uadrat dan #ji Smirno?. #ntuk membuat hidrograf banjir pada sungai yang sedikit obser?asinya maka perlu dicari karakteristik atau parameter daerah sekitar DAS. !isalnya 'aktu untuk mencapai puncak hidrograf, lebar dasar, luas kemiringan, panjang alur sungai, koe/sien limpasan, dsb. Sehingga akan didapat hidrograf banjir rancangan dengan kala ulang 'aktu tertentu. #ntuk kasus Sempaja digunakan kala ulang 9 tahun.
+abel )idrograf Fanjir ancangan )SS =akayasu "ala #lang 9 +ahun Ja$
9 ,G: 2 2 ,9HG G2 1 1,:GH2 : G H 9 2
-
(2/ 001
9,99 99 9,1H ,2 : 9, 9,- -9 9, :: 9,21 9,1 H2 9, :9 9,9 G 9,9G 9,9 : 9,92 1: 9,9 9 9,9 2G 9,99
9,999 9 H,-H 2-,HH 2 2G,1 1 ,-H 9G 2,1H 9 ,2G 1, ,GGH ,G 1 2, , 9 9, H 9,1G G 9,- 9,2H2
/( 2
9,99 99 -,19 1: H,G9 :1 :,2G :G , 2,H 29 ,H H ,H H 9,G : 9,G 9H 9,11 99,2G 1 9,H 2G 9, 1H 9,9H
/10 3/
9,99 99 ,9 - :,: G2 -,2 - 2, 2,99 :2 , G2 9,2 :2 9,:9 9,1 9 9,G H2 9, 9, 2 9,9H
+40 +2
9,99 99 2,-2H 1,2: 2H ,-9 ,:H 9 ,1G H ,9 :: 9,:1 9 9,-G G 9,-2 9,2H 9, 9,9
(+1 30
9,99 99 2,911 -,-9 : 2,HG ,- 1G ,2 29 9,: 9 9,1-1 9,H :: 9,1 -1 9,2HH 9,2
23 32
9,99 99 ,GG :9 ,2 : 2,-G -2 ,22 H2 ,G 9,G1 : 9,-G 2G 9,-9,9 G 9,2
-tota l //0 (+ 9,999 9 H,-H 2-:,-H H,H: 1G 2,H G: 2G,H9 22,H G G,-G ,G: -: ,::: 2 :,-9 2 -,9- 2,GGH ,H:: 2 , H 9,H2G
5olu$e L$%asa n 19:,9 2: --G:,:G H H:HG,H G21 2H1,H 9 HH9,H-H 1H:2-,G1 GG G2G9,-G H1: 1G1G,92 H GH,9 11 2GG,-: 1- GG9-,- 91 229,1H 2- 1-,HG H :9H,29 :GH -:,11 2H 2G:,-G
1
H9 9,99 : 9,99 -1 9,99 9,99 22 9,99 : 9,99 9,99 9 9,99 91 9,99 99,99 9 9,99 92 9,99 9 9,99 9 9,99 9 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99
9 9,291 9,-1 9,92 2 9,9G2 9,919 9,91 9,921 2 9,9G 9,92 1 9,99 9,99: 2 9,999,99 9,992 2 9,99 1 9,99 9,999 9,999 1 9,999 9,999 9,999 2 9,999
1 9,9: G1 9,9G: 9,9 1 9,92 : 9,9 :G 9,9 G 9,99 9,99 1 9,99 - 9,99 2H 9,99 29 9,99 9,99 9 9,99 9G 9,99 91 9,99 99,99 9 9,99 92 9,99 9 9,99 9 9,99 9 9,99 99
: 9,9: :9 9,9:1 9,9 2 9,92 9,9 : 9,9 1 9,99 9,99 1G 9,99 -9 9,99 2 9,99 29 9,99 9,99 9 9,99 9G 9,99 91 9,99 9 9,99 92 9,99 92 9,99 9 9,99 9 9,99 9 9,99 99
-1 9,9G G 9,91 H 9,9 :: 9,92 1 9,9 2 9,9 2 9,99 H9 9,99 :9,99 -1 9,99 2 9,99 22 9,99 : 9,99 9,99 9 9,99 9: 9,99 99,99 9 9,99 92 9,99 9 9,99 9 9,99 9 9,99 99
- 9,9 G1 9,9: G 9,91 9,9 9: 9,92 : 9,9 12 9,9 9G 9,99 G: 9,99 1 9,99 9,99 2: 9,99 H 9,99 9,99 9H 9,99 9G 9,99 91 9,99 9 9,99 92 9,99 92 9,99 9 9,99 9 9,99 9
G9 9,9 G 9,9G :9 9,91 : 9,9 GG 9,92 :: 9,9 9,9 2 9,99 H 9,99 :: 9,99 -: 9,99 9,99 2 9,99 : 9,99 9,99 9 9,99 9: 9,99 99,99 9 9,99 92 9,99 9 9,99 9 9,99 9
9 9,:9 2 9,-2 G 9,92 2 9,2 9 9,19 9,91 9,9G: 9,912 : 9,9G 9,92: 9,9 9,9 9 9,99H 9,99: 9,991 9,99 2 9,992 9,99 : 9,99 9,999 9,999 : 9,999 -
:
9,99 99
9,999
9,99 99 9,99 99
9,99 99 9,99 99 9,99 99
9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99
9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99
9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99
9,999 9,999 9,999 9,999
1 : G H 29 2 22 2 221 2: 2G 2 2H 9 2 -
2H ::,-G: : 1,1G2 2:G H2G,2G1 2H:1,191 2 -:9,:G1 2-,G99H :9: 22,: 9:H :,2HH ,:HHH : 9,-91G H 1:,-:-H 1 H,-9H :H 2,9:2:G :2 H,GGHGG 2H ,H-:2 : H,2::11 1-H :,H2:2-: 11 -,H-1,--9H - 2,-2119 H ,G9H-H9 HGG ,29-H22 2: * 2:,2H:H 9 9 9
99
99 9,99 99
99 9,99 99 9,99 99
9 9,999 9 9,999 9
9 9 :G1,1 :H,H99 :2,GG:2 GH ,2 9-
HID6786A! BANJI6 KALA ULAN8 14 TAHUN 19 -1 -9 ,1 ,9
$(
21 29 1 9 1 9 9
, 2
1 -
G :
H D
, 1 G H 2 2, 21 2G 2H , ,, ,1 ,G
9 2 - : D 29 22 2- 2: 2D ,9 ,2 ,- ,:
9aktu :t;
Adapun hidrograf banjir rancangan pada jalan A..Syahranie yang juga
mengalami kedalaman
banjir
yang
cukup parah.
Ferikut
rancangan )idrograf Fanjir kala ulang 9 tahun dengan metode )SS =akayasu.
+abel )idrograf Fanjir ancangan )SS =akayasu "ala #lang 9 +ahun Ja$
9 9,299 2 ,-19 G2 2 ,2: 2 1 : G H 9 2 1 : G H 29 2 22
-
(2/0 01
/( 2
/10 3/
+40 +2
(+1 30
23 32
9,999 9 9,1GG 9 9,-:G 9 9,G 9,1 9,91 H 9,9: 9,929 9,9 2 9,99: 2 9,99 H 9,99 9,999 : 9,999 9,999 2 9,999 9,999 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9
9,999 9 ,9 1,2 H 1,:-9 1 -,HH: ,:H2 2 ,GG : 9,:11 9,: 9,292 2 9,9:2 1 9,9G 9,9H 9,99 G 9,99: 9 9,99 9,99 9,99 9 9,999 : 9,999 9,999 2 9,999 9,999 9,999 9
9,99 99 -,1H ,1 GH ,9 ,1 - 9,H 9,2G 22 9,1 9,9 - 9,9:G 9,9 -9,99 9 9,99 -1 9,99 21 9,99 9,99 9 9,99 99,99 92 9,99 9 9,99 9 9,99 99 9,99 99 9,99 99
9,99 99 2,HH - 2,-2 : 9,H 2 9,GH 1: 9,2: H1 9, G1 9,9 -2 9,91 GH 9,9 22 9,99 HH 9,99 11 9,99 9,99 G 9,99 9H 9,99 91 9,99 9 9,99 92 9,99 9 9,99 9 9,99 99 9,99 99
9,99 99 2,1 :,H9 G9,G9 :H 9,:2 :2 9,2 2 9,G: 9,9 29 9,91: 9,92 1 9,99 G 9,99 -9,99 29,99 9,99 9G 9,99 99,99 92 9,99 9 9,99 9 9,99 99 9,99 99
9,99 99 ,HG ,1H G 9,1H H 9,12 - 9,G G: 9,2 : 9,9: G 9,9 2 9,92 2 9,99 :: 9,99 : 9,99 29 9,99 9,99 9: 9,99 9 9,99 92 9,99 9 9,99 9 9,99 99
9,99 99 ,G , :G 9,1 H 9,-1 12 9,1 -2 9,9 G 9,91 H: 9,9 9,9 9,99 1G 9,99 2 9,99 9,99 9 9,99 91 9,99 9 9,99 92 9,99 9 9,99 9
-tota l Volume Limpasan //0 (+ 9,999 01140,533 9 4 ,9 050/,1777 3 H,1: 5/05,1/4 1 1 2,1 51/,/037 21 0 ,9G 5448,180 HH 1 G,:21 444,4808 G 4 :, /80/,0753 ,99 H 784,30 ,H12 400,/1455 H 1 ,G9 H 0,001803 9,12: 538,118 H 9,92 /85,71307 H 8 9,:9 58/,78373 9,92 H 000,1/440 9,9-9 7,0581 H 5 9,9 47,/47745 2 1 9,99 0/,058075 9,991 4,17855 : 8 9,99 /,1808/551 1 9,99 5,/481137 G 4 9,99 9 0,3137/73 9,999 ,5334373 1 9,999 7,/884875 4 9,999 7,588710 2 8
2 221 2: 2G 2 2H 9 2 1 : G
9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9
9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9
9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99
9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99
9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99
9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99
9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99 9,99 99
9,999 9,999 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9 9,999 9
7,041400/5 7,58570 8 7,7134013 3 7,7550083 1 7,7054/01 0 7,7881 7,77143553 7,7750003 7,7708584 7,77875/ / 7,7771053 4 7,77757038 5 7,7770083 7,777055/ / -7,77083805 7 7 7 7 7 07744,747 0 0,57 1,774177/ 5 8,04403
HID6786A! BANJI6 KALA ULAN8 14TAHUN 21
29
1
$(
9
1
9 9
, 2
1 -
G :
H , 1 G H 2 2, 21 2G 2H , ,, ,1 ,G D
9 2 - : D 29 22 2- 2: 2D ,9 ,2 ,- ,: ,D
9aktu :t;
. Setelah didapat kemudian dilakukan analisa dimensi saluran air dengan mengunakan metode manning. Diketahui kemiringan saluran adalah 9,992 dan koe/sien manning adalah 9,9. Didapatkan hasil dari perhitungannya adalah untuk dimensi AS adalah H, dan 9, serta untuk dimensi ahid )asyim 2 adalah H,- dan 2,-.
2./. Solus )asala& Dari hasil yang telah didapat maka banyak limpasan yang tidak tertampung pada saluran drainase di 'iliyah Sempaja terutama pada perempatan jalan. Pada analisa yang telah dilakukan ?olume debit banjir yang didapatkan melebihi kapasitas debit saluran pada daerah
sempaja. #ntuk dapat menanggulangi dengan melebarkan saluran yang telah tersedia. Akan tetapi pelebaran saluran akan memotong badan
jalan,
sehingga
muncul
permasalahan
baru
seperti
ankemacetan. Sehingga perlu dilakukan solusi yang sesuai untuk mengatasi banjir khususnya di 'ilayah Sempaja.
BAB III PENUTUP (.1. Kes$%ulan Ferdasarkan sur?ey yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut ( . Setelah dilakukan analisa hidrologi diperoleh hasil debit banjir rancangan pada hidrograf yaitu debit puncak pada hidrograf yaitu -:,-H untuk debit puncak pada hidrograf Sempaja, dan H,1:1 untuk debit puncak pada hidrograf AS. "emudian debit saluran maksimum untuk dimensi AS adalah H, dan 9, serta untuk dimensi ahid )asyim 2 adalah H,- dan 2,-. 2. Setelah dilakukan analisa hidrologi dan dimensi saluran, solusi untuk menangani masalah banjir di Sempaja adalah dengan memperlebar saluran drainase.
(.2. Saran . Sebaiknya pengukuran debit pada saat puncak banjir agar dapat memperoleh hasil yang lebih akurat. 2. Sebaiknya dilakukan pengukuran pada setiap titik atau ditinjau beberapa meter agar dapat mengetahui debit sesungguhnya.