Membangkitkan Membangkitk an
INNER BEAUTY
dan KARISMA [EBOOK VERSION]
Putu Yudiantara
Undang-undang Republik Indonesia No 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
Lingkup Hak Cipta: Pasal 2 Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaanya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. ber laku. Ketentuan Pidana: Pasal 72 1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000, 00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan siapa menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Membangkitkan Inner Beauty dan Karisma Oleh Putu Yudiantara Mind Hacking Academy Library © Putu Yudiantara, 2016
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
Didistribusikan oleh Mind Hacking Academy
Daftar Isi Pendahuluan (1) Mendefinisikan Cantik, Luar Dan Dalam (8) “How You Make Me Feel...” (19) Inside-Out Beauty (23) Si Buruk Rupa Yang Bersembunyi Di Balik Wajah Cantik (48) Si Buruk Rupa (64) Si Pesaing (71) Si Cantik (76) Mempercantik Tubuh Mental Anda (87) Landasan Cantik Atau Buruknya Wajah Mental Anda (98)
Kesimpulan Pertama (110) Mempercantik Lapisan Spiritual Anda (117) Kehadiran Dan Kesan Yang Ditimbulkan Seorang Karismatik (122) Latihan 1 (130) The Art Of Power (132) Latihan 2 (134) Kecantikan Dan Kewibawaan Sebagai Sebuah Konsep Yang Dibentuk Diben tuk Vibrasi Vi brasi Rasa (138) Mempercantik Tubuh Energi Anda (145) Latihan 3 (154) Konsep Diri, Persona Dan Sisi Gelap Anda (160) Kesimpulan Akhir (174)
“Never lose an opportunity of seeing anything that is beautiful; for beauty is God's handwriting” (RALPH WALDO EMERSON)
Pendahuluan Confusius mengatakan kalau semua memiliki kecantikannya masing-masing, tapi tidak semua bisa melihatnya. Dengan kata lain, anda semua memiliki keindahan anda sendiri–bagi yang wanita, anda semua sejatinya semua sejatinya cantik, dan bagi lelaki semua sejatinya tampan—dengan caranya masing-masing. Namun pertanyaanya, kenapa tidak semua orang bisa melihatnya? Kenapa ada orang yang memiliki kecantikan yang demikian bersinar sampai semua orang bisa melihatnya, namun sebagian yang lain cahaya kecantikannya demikian redup sehingga bahkan keberadaanya sekalipun tidak pernah diperhatikan? Alasannya sederhana saja, mereka tidak melihat kecantikan dan karisma anda, karena anda sendiripun belum melihatnya—dan melihatnya—dan karena anda
belum melihatnya maka anda tidak bisa mengekspresikannya, anda tidak bisa mengekspresikannya ke luar karena anda tidak melihat keindahan itu di dalam diri anda. Bukan hanya tidak mampu melihat keindahan dalam diri masing-masing, bahkan sebaliknya, yang kebanyakan orang lihat justru adalah semua keburukan dan kekurangan dalam dirinya, yang kemudian karena yang anda lihat hanya keburukan anda, maka keburukan itulah yang kemudian anda ekspresikan ke luar diri anda. Dan karena anda merasa kurang, kemudian anda mencari berbagai hal yang bisa menutupi kekurangan anda itu; mulai dari berbagai jenis kosmetik yang katanya mahal, berbagai perhiasan eksklusif, tas dan sepatu branded , baju di butik terkenal dan seterusnya. Anda menghiasi diri anda dengan berbagai hal yang anda anggap bisa menopang rasa percaya diri anda. Tentu saja, saat anda merasa kekurangan anda ditutupi oleh berbagai penopang tapi, kemudian anda merasa nyaman, dan sudah menjadi
kecenderungan dasar manusia untuk selalu mengejar apa yang membuatnya nyaman, sehingga jangan heran jika lama-kelamaan anda semakin tergantung dengan berbagai kosmetik dan kostum itu, dan tanpa memakai berbagai kosmetik dan kostum itu anda akan merasa sangat rendah diri. Bukan hanya menjadi ketergantungan pada berbagai penopang eksternal tersebut, banyak orang yang bahkan sampai terobsesi untuk mengumpulkan lebih banyak pernak-pernik, perhiasan, perkakas dan berbagai hal sejenis yang akan membuatnya merasa nyaman. Tas branded tidak cukup satu namun ditumpuk sampai menenuhi rak, sepatu tidak cukup hanya beberapa pasang namun sampai satu ruangan penuh, demikian pula dengan gadget, baju gaya lain selalu diupayakan agar menjadi yang paling update, menjadi yang paling pertama memakai dan memakai yang paling mahal. Tidak sedikitpun mereka mau ketinggalan perkembangan agar jangan sampai mereka merasa kalah dan lebih rendah.
Namun, jauh di dalam diri mereka ada kekosongan, ada rasa tidak puas yang tidak bisa hanya dipuaskan dengan berbagai belanjaan eksternal tersebut. Ada rasa kurang yang tidak bisa ditutupi dengan berbagai koleksi barang mahal. Bahkan setelah semua uang, waktu dan daya upaya yang dikeluarkan tersebut banyak yang bukannya menjadi semakin puas malah merasa semakin kurang—semakin banyak kekurangan yang dilihatnya pada dirinya dan kembali untuk menutupi kekurangan itu harus ada hal lain lagi untuk dibeli, ada perawatan di klinik lain yang perlu diikuti lagi, ada trend terbaru yang harus segera disusul dan demikian seterusnya membuat mereka seperti kucing yang mengejar ekornya sendiri; berputarputar kelelahan tanpa mendapatkan apapun yang berarti. Beberapa orang lain, melakukannya dengan cara berbeda, mereka menjadikan kehidupannya seolah sebagai kompetisi yang tidak ada garis finisnya – selalu merasa tersaingi dan selalu merasa terancam sehingga untuk kembali merasa lebih baik, merasa
menang dan lebih dalam segala hal maka lebih banyak upaya yang perlu dikeluarkan. Dalam kondisi seperti ini, tebak siapa yang mendapat keuntungan paling besar? Tentu para pengusaha kosmetik dan pernak-pernik yang demikian getolnya meyakinkan anda melalui iklannya yang ditayangkan terus menerus bahwa anda tidak akan pernah menjadi cantik, menarik dan karismatik sebelum memakai produk yang mereka jual itu. Semakin anda percaya dengan mereka, semakin anda kehilangan kepercayaan diri anda dan semakin anda bergantung pada hal-hal eksternal yang bukannya akan membuat anda lebih puas dengan diri dan kehidupan, namun malah menjerumuskan anda semakin dalam pada kesiasiaan. Fenomena ini bukan hanya berlaku pada wanita semata, pada lelaki pun fenomena ini berlaku juga, hanya saja dalam bentuk dan ekspresi yang berbeda.
Jika wanita berlomba-lomba ingin menjadi lebih baik dan tampil lebih menarik dengan kosmetik, mengisi rasa diri kurangnya dengan berbagai pernak-pernik, pria pun mengisinya dengan pernakpernik yang berbeda—jika wanita merasa lebih cantik dengan mengumpulkan banyak tas branded, banyak lelaki yang merasa lebih gagah dengan mengkoleksi motor gede (atau mobil sport, atau bahkan barang antik dari jaman para raja kuno), jika banyak wanita yang merasa lebih menarik dengan mengikuti perawatan wajah di klinik kecantikan terkenal, maka para lelaki merasa lebih karismatik dengan body building, jika wanita selalu sibuk dengan koleksi bajunya, maka lelaki pun sibuk dengan hobinya sendiri. Sama saja, kan? Sama-sama memiliki berbagai kekurangan, kelemahan dan keburukan dalam diri (entah disadari atau tidak, entah diakui atau tidak) dan berusaha menutupinya dengan hal-hal eksternal yang bisa dibelinya untuk membuatnya kembali merasa berharga, atau dengan kata lain mereka
“membeli dirinya”.
tongkat
untuk
menyangga
harga
Tapi tentu saja, menghias dan merawat diri di klinik kecantikan atau rajin datang ke gym bukanlah hal yang keliru, malah itu semua sangat baik. Namun, yang perlu direnungkan adalah, apa motivasi dari semua itu? Apakah untuk mencari penyangga atas rapuhnya harga diri atau sebaliknya untuk mengekspresikan kecintaan pada diri sendiri? Kedua hal tersebut sepintas nampak sama—karena memang hal yang dilakukan sama—namun tentu saja eksekusinya akan sangat berbeda dan akan menghasilkan kondisi mental yang berbeda, dan yang paling kentara adalah hasil akhirnya—saat yang satu terus sibuk bergelut dengan keluhankeluhannya, yang satunya akan mendapati kecantikan dan pesonanya bersinar semakin terang dan semakin terang karena mereka senantiasa mengekspresikan cinta dan keindahan dalam dirinya.
Mendefinisikan Cantik, Luar dan Dalam “Beauty, in projection and perceiving is 99.9% attitude” (Grey Livingston) Hal pertama yang perlu kita bahas sebelum membahas berbagai hal yang lebih mendalam lagi dalam buku ini adalah hal paling mendasar, yaitu definisi cantik dan karismatik. Cantik dan karismatik adalah dua hal yang sangat-sangat subjektif , bagaimana definisinya tergantung dari siapa yang mendefinisikannya. Satu orang mungkin cantik untuk seseorang namun bisa jadi sangat tidak cantik untuk orang lain—terutama jika menyangkut kecantikan fisik, definisinya bisa sangat beragam, sangat variatif—bisa jadi jumlah definisi cantik yang
ada adalah sebanyak jumlah manusia di bumi karena masing-masing memiliki definisinya sendiri. Jadi, apa definisi cantik menurut anda? Ratusan dan bahkan ribuan orang yang diberi pertanyaan demikian bisa jadi memiliki definisi yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Kenapa bisa demikian? Sebab cantik adalah sebuah ide—sebuah konsep dan gagasan yang dibentuk oleh pikiran seseorang berdasarkan berbagai kecenderungan, dorongan, keyakinan-keyakinan, eskpektasi, memori dan berbagai struktur maupun timbunan data di pikiran bawah sadar orang bersangkutan. Singkatnya, cantik adalah sebuah konsep mental yang dibentuk berdasarkan struktur dan konten pikiran orang bersangkutan, yang mana karena setiap orang memiliki struktur dan konten mental yang berbeda-beda makanya konsep mental tentang apa itu cantik pun akan berbeda-beda. Lalu bagaimana dengan karismatik?
Secara fundamental sama saja dengan cantik—yaitu sama-sama sebuah konsep mental. Namun secara lebih detailnya, karismatik lebih ditentukan oleh konteks dibandingkan konten, dan dengan demikian karismatik merupakan konsep yang lebih dinamis dibandingkan dengan cantik. Seseorang dianggap karismatik setelah menilai bagaimana orang tersebut bersikap dalam sebuah situasi dan bagaimana orang lain bereaksi terhadap sikap dan pemikiran orang tersebut. Karisma memunculkan rasa kagum yang mengarah pada sikap segan pada seseorang yang dianggap karismatik, sedangkan cantik lebih pada kekaguman yang mengarah pada kecintaan. Anda mengagumi seseorang karismatik seperti anda mengagumi senjata—yang anda kagumi lebih pada kekuatannya. Sedangkan anda mengagumi seorang yang cantik seperti anda mengagumi karya seni—anda mengagumi keindahannya. Dan tentu saja, seseorang bisa saja menjadi cantik atau tampan dan sekaligus karismatik (sebagaimana sebuah senjata pun bisa dibuat dengan sangat artistik), terutama kecantikan yang bersifat inner
beauty adalah kecantikan yang berasal dari dalam yang juga bercampur dengan karisma. Singkatnya, cantik dan karismatik adalah dua konsep yang berdekatan, namun tidak selalu berhubungan satu dengan yang lain. Kembali ke soal definisi cantik maupun karismatik sebagai sebuah konsep mental, sebagai sebuah penilaian yang diberikan oleh seseorang terhadap anda berdasarkan berbagai data dan informasi yang dimiliki orang tersebut di pikiran bawah sadarnya, hal pertama yang perlu anda perlu ketahui adalah, apa landasan utama seseorang dalam menilai seseorang atau sesuatu itu sebagai cantik atau tidak? Banyak orang yang ingin tampil cantik, menarik dan karismatik, namun mereka bahkan tidak tau apa barometer yang digunakan seseorang untuk menilai mereka cantik dan karismatik atau tidak. Ibarat mengikuti sebuah lomba namun tidak tau apa saja yang dinilai—ini alasan kemudian banyak orang menggantungkan diri pada berbagai hal yang
“keliru” yang mereka anggap bisa membuat mereka tampil cantik namun ternyata tidak. Tentu saja buku ini bukan sebuah panduan kompetensi menjadi yang paling cantik dan paling menarik, dan mengetahui barometer penilaian pun bukan semata-mata untuk berkompetensi, namun untuk membuka pikiran anda yang masih keliru dalam menentukan barometer penilaian sehingga anda bisa mengevaluasi ulang segala daya upaya yang selama ini telah anda lakukan, menentukan mana yang penting dan mana yang tidak lalu menyusun ulang semua hal yang memang penting ke dalam skala prioritas. Lalu, apa hal yang menjadi landasan utama seseorang dalam menilai seseorang itu cantik atau tidak? Sederhana saja, perasaan! Anda mungkin menyangka kalau manusia adalah mahluk yang rasional yang menilai sesuatu berdasarkan pertimbangan logis dan rasional. Sayangnya itu tidak benar sama sekali, karena
rasionalitas dan “pertimbangan logis” hanyalah sebuah alasan yang digunakan seseorang untuk membenarkan dan membela apa yang disukai atau tidak disukainya. Sederhananya, logika dan rasionalitas sering kali hanyalah “budak” yang melayani kepentingan emosi dan perasaan seseorang—dan hukum ini berlaku universal pada seluruh manusia karena memang perasaan adalah komponen yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan logika. Seseorang merasa suka atau tidak suka pada sesuatu dalam hitungan kurang dari satu detik, kemudian setelah itu baru dia menentukan berbagai alasan kenapa dia menyukai atau tidak menyukai hal tersebut, alasan yang disampaikannya pada diri sendiri atau pada orang lain. Tentu terasa aneh menyukai atau tidak menyukai sesuatu tanpa ada alasan yang jelas, dan untuk mencegah dia merasa dirinya aneh inilah maka dia kemudian perlu merumuskan alasan-alasan yang membenarkan rasa suka dan tidak suka itu.
Misalkan saja, anda pegi ke sebuah butik lalu tibatiba mata anda tertarik pada sebuah baju yang didisplay di sana. Kemudian setelah itu salah seorang teman atau suami anda bertanya, “memangnya kenapa kamu suka pada baju ini?” Nah, setelah pertanyaan itu dikemukakan barulah pikiran bawah sadar anda merangsang pikiran sadar untuk membuat berbagai argumentasi logis dan bisa diterima akal sehat mengenai kenapa anda menyukai baju tersebut. “Iya, ini baju kondangan”,
bagus
banget
kalau
dipakai
“Baju ini bisa dipakai dalam acara formal, sekaligus bisa juga dipakai dalam acara santai” Dan berbagai argumentasi lainnya. Namun, sekali lagi, penilaian itu anda buat setelah anda menyukainya, bukan sebelumnya. Bukan dibuat dalam artian dibuat-buat, namun dibuat atau dikonstruksi oleh pikiran anda dalam hitungan detik dan sering kali tanpa anda sadari, sehingga sering kali anda tidak bisa membedakan “anda menyukai
sesuatu karena alasan yang anda kemukakan” atau sebaliknya (dan ini yang sering kali terjadi) “anda menyukainya karena itu anda membuat berbagai alasan yang membenarkan kenapa anda menyukai hal tersebut”. Pikiran manusia luar biasa canggih, jauh lebih canggih dibandingkan komputer yang paling canggih sekalipun, sayangnya kecanggihan itu sering kali bekerja ke arah yang merugikan pemiliknya karena bekerjanya tanpa disadari. Misalkan saja untuk menentukan mana hal yang anda sukai mana yang tidak, hanya diperlukan sepersekian detik saja, dan hasil penilaian itu sudah keluar, dan dalam sepersekian detik berikutnya berbagai alasan yang mendukung rasa suka dan tidak suka itu sudah tersempurnakan dalam bentuk argumentasi yang cerdas dan meyakinkan, yang karena saking meyakinankannya argumentasi itu (dan disertai sensasi emosional yang demikian kuatnya) orang tersebutpun jadi demikian percaya dan tidak bisa membedakan mana yang “benar” dan mana yang “rasanya benar”.
Dan, catatan penting yang perlu anda ingat adalah, prinsip ini bukan hanya berlaku saat seseorang mendefinisikan anda sebagai cantik atau tidak, namun juga berlaku saat anda mendefinsikan diri anda sebagai cantik atau tidak–bukan hanya berlaku saat orang lain menilai anda dan anda menilai orang lain, namun juga saat anda menilai diri sendiri. Jadi, sebelum membahas lebih jauh bagaimana orang lain mendefinisikan orang lainnya sebagai cantik atau tidak, sebuah pertanyaan yang perlu anda ajukan pada diri anda sendiri adalah, apakah anda melihat diri anda cantik atau tidak? Dan, siapa orang yang anda anggap paling cantik? Kemudian, pertanyaan yang bahkan lebih penting adalah, bagaimana anda merumuskan dan mendefinisikan seseorang sebagai cantik atau tidak? Apakah anda hanya menilai dari penampilan visualnya, atau anda memandang dia dengan lebih jernih, secara lebih menyeluruh sebagai sebuah kepribadian?
Lalu, apakah anda sadar kalau penilaian tersebut sudah muncul dalam diri anda jauh sebelum anda merumuskan berbagai alasan tadi? Hal yang sama berlaku pada anda, apa alasan anda menilai diri anda cantik atau tidak? Apakah anda hanya sekedar melihat wajah, tubuh dan penampilan anda, atau anda melihat lebih dalam ke karakter anda dan totalitas anda sebagai individu? Memang cantik adalah sebuah ide, sebuah konsep yang dirumuskan di dalam pikiran (lebih tepatnya lagi, di pikiran bawah sadar) seseorang, namun bagaimana pikiran bawah sadar anda merumuskan dan menilai seseorang (bahkan termasuk diri anda sendiri) sebagai cantik atau tidak juga sangat dipengaruhi oleh pemikiran kolektif, atau jika memakai istilah Psikolog kenamaan Austria, Carl G. Jung, collective unconscious , yaitu sistem keyakinan dan sudut pandang yang dimiliki oleh masyarakat tertentu secara general. Misalkan saja, bagaimana orang Arab mendefinisikan cantik tentu berbeda dengan bagaimana orang Amerika mendefinisikan cantik, dan bagaimana orang Amerika di tahun
1960 mendefinisikan cantik tentu berbeda dengan bagaimana mereka mendefinisikan cantik di tahun 2016. Perspektif kolektif, atau pemikiran kolektif di sebuah suku, di sebuah negara dan bahkan sebagai manusia pada umumnya—di berbagai jaman— sangat mempengaruhi pemikiran individu dalam komunitas tersebut. Meski mungkin tidak dituliskan, namun seolah ada kesepakatan massal mengenai sesuatu yang menjadi salah satu landasan utama pemikirannya sebagai individu.
“How You Make Me Feel...” Saat seseorang menilai seseorang sebagai cantik, terutama inner beauty -nya (yang kemudian mempengaruhi outher beauty ) orang tersebut bisa merasakan demikian karena mereka (dalam kehadiran anda) terhubung dengan keindahan dalam diri mereka, dan saat mereka terhubung dengan keindahan dalam diri mereka, maka mereka akan melihat segala hal lain sebagai hal yang indah, bahkan termasuk anda. Jadi, prinsip inside-out tidak hanya berlaku terhadap anda, namun juga terhadap orang lain. Bedanya, untuk membuat diri anda lebih cantik dan karismatik—atau lebih tepatnya agar anda dinilai lebih cantik dan karismatik oleh orang lain—maka anda peru membuat mereka bersentuhan dengan “kecantikan” dan keindahan dalam diri mereka
dulu, dan itu bisa anda lakukan dengan membuat mereka senang dan nyaman dengan keberadaan anda. Mau tidak mau, sadar atau tidak sadar, keberadaan dan kehadiran anda sangat mempengaruhi bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri, dan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri sangat mempengaruhi bagaimana seseorang memandang orang lain, keadaan dan interaksinya. Jika keberadaan anda membuat seseorang bersentuhan dengan keindahan dalam dirinya, merasakan keindahan dalam dirinya, sehingga mereka memandang dirinya dari sudut pandang keindahan itu, maka mereka pun akan memandang keluar dengan pandangan penuh keindahan. Dan dengan berkaca pada prinsip tersebut, hal pertama yang perlu anda tanyakan pada diri anda sendiri adalah, bagaimana bagaimana seseorang melihat dirinya dengan keberadaan anda? Dengan bagian dirinya yang mana seseorang akan terhubung dengan kehadiran anda?
Dalam keseharian proses inside-out ini selalu terjadi, namun tentu saja tidak selalu disadari. Saat kita merasa nyaman dengan orang lain, maka kita akan cenderung menganggap orang yang membuat kita merasa nyaman itu lebih menari dibanding orang yang membuat kita merasa tidak nyaman. Demikian pula sebaliknya, jika anda membuat orang lain merasa nyaman dengan keberadaan anda, maka orang tersebut akan menganggap anda lebih menarik. Dan yang saya maksud dengan “merasa nyaman” disini adalah bagaimana anda membuat orang lain nyaman dengan dirinya sendiri, atau lebih tepatnya lagi bagaimana keberadaan anda membuat mereka merasa nyaman dengan dirinya sendiri. Sebuah penelitian ilmiah membuktikan kalau saat anda memandang orang lain sebagai cantik atau karismatik, maka kemungkinan besar orang tersebut pun akan memandang anda sebagai orang yang cantik dan menarik. Dalam penelitian ini sebuah fakta tentang kecantikan dan karisma sudah diungkapkan pada
anda; fakta tersebut adalah, saat anda mengapresiasi dan mengekspresikan kecantikan dalam segala hal di luar diri anda (orang lain dan keadaan) maka anda sedang memenuhi diri anda dengan kecantikan dan keindahan, dan keindahan yang memenuhi diri anda ini akan kemudian memancar keluar diri anda, melingkupi dan mempengaruhi orang lain sehingga orang lain pun akan mulai memandang anda sebagai perwujudan tersebut. Dan kembali ke pembahasan sebelumnya, untuk bisa mengapresiasi keindahan di luar diri anda, anda pertama harus mengapresiasi keindahan dalam diri anda sendiri. Dengan berkaca pada fakta ini silahkan analisa diri anda, dengan apa anda memenuhi diri anda sendiri, dengan apreasiasi dan pandangan penuh keindahan atau sebaliknya, dengan pandangan penuh perendahan?
Inside-Out Beauty Pernahkah anda bertanya pada diri anda sendiri, kenapa anda memakai make up? Kenapa anda merasa perlu memakai pakaian yang mahal, persiasan mewah dan berbagai aksesoris yang tidak dimiliki orang lain? Kenapa anda merasa sedemikian perlunya menghias diri anda dalam setiap momennya? Apa yang mendasari anda untuk senantiasa menjadikan diri anda lebih cantik, lebih gagah dan lebih menarik? Apakah alasan yang mendasarinya adalah “orang lain” atau “diri anda sendiri”? Apakah alasannya adalah karena anda mencintai diri anda sendiri, atau justru karena anda “membenci” diri anda?
Sebelum menjelaskan lebih lanjut, ada sebuah analogi yang perlu anda simak, tentang seorang yang cacat kakinya; Karena kakinya cacat, dia senantiasa membutuhkan tongkat untuk berjalan, dia senantiasa memerlukan bantuan orang lain untuk berdiri. Saat tongkatnya hilang, dia tidak akan bisa berjalan, saat di jalan ada seseorang yang menyenggol tongkatnya sampai jatuh maka dia pun terjatuh, dan selama belum ada yang membantunya berdiri dia akan masih tersungkur. Apa kaitannya dengan kecantikan, wibawa dan pesona? Sama halnya dengan orang yang “cacat” kecantikannya, maka dia akan memerlukan banyak penopang untuk membuat rasa percaya dirinya kembali berdiri tegar (make up – membuat lebih tinggi), dia memerlukan pengakuan orang lain agar dia merasa kalau dia cantik, dan dia menggantungkan kepuasannya pada diri sendiri di berbagai aksesoris, make up, pernak-pernik dan perhiasan mewah tersebut.
Saat dia “ditelanjangi”, saat semua tongkat penopangnya dilepaskan maka rasa diri cantik, rasa nyaman, rasa percaya diri semua rontok dengan sendirinya. Karenanya mereka tidak pernah berani membiarkan dirinya lepas dari semua kosmetik dan perkakas yang membantunya merasa cantik itu. Ironisnya, bahkan jika semua kosmetik itu membuat mereka terbebani dan tidak nyaman, mereka akan tetap bergantung dan menggunakannya terus menerus, karena rasa tidak nyaman yang dihadirkan oleh rasa diri lebih rendah, kalah dan tidak menarik lagi jauh lebih besar dibanding rasa tidak nyaman karena kecanduan berbagai kosmetik tersebut. Inilah salah satu alasan kenapa industri kosmetik dan industri “tongkat pendongkrak kecantikan” menjadi salah satu industri yang paling menguntungkan; mulai dari klinik kecantikan yang menjamur dengan rates mulai dari ratusan ribu sampai puluhan juta, berbagai produk kecantikan baru yang terus keluar setiap hari dengan iklan-iklan yang mendominasi televisi, sampai pada cara-cara yang “tidak rasional” seperti misal pasang susuk
atau jimat penambah wibawa. Baik pria maupun wanita, sama-sama membutuhkan tongkatnya masing-masing untuk berdiri lebih gagah di hadapan pria atau wanita lain. Bisa anda bayangkan sendiri, berapa banyak wanita yang menghabiskan sebagian besar pendapatannya (atau pendapatan suaminya) untuk mendongkrak rasa percaya diri ini? Mungkin untuk mereka yang memiliki penghasilan luar biasa besar hal ini tidak menjadi masalah, namun bagaimana dengan mereka yang baru mulai membangun karir? Atau, jika pun secara finansial semua kecanduan terhadap kosmetik tersebut tidak menjadi masalah, tetap saja ada sangat banyak waktu, tenaga dan daya upaya yang diperlukan. Lalu, apakah salah membeli semua produk dan mengikuti semua program atas nama “perawatan diri” dan “mempercantik diri” tersebut? Tentu saja tidak salah. Dan bukan benar-salah yang perlu anda pertimbangkan. Tulisan ini ingin mengajak anda untuk merenungi hal-hal yang lebih
mendalam untuk kemudian bisa mengantarkan anda membangkitkan kecantikan yang lebih esensial dalam diri anda, jenis kecantikan yang tidak akan bangkit dan keluar dengan hanya mengandalkan pada kosmetik mahal, tas branded dan sejenisnya, namun jenis kecantikan ini akan membuat anda tetap cantik, menawan dan mempesona meski apapun yang anda kenakan, dan bahkan semua yang anda kenakan akan menjadi terlihat menawan hanya karena anda mengenakannya; tas yang anda pakai bisa jadi murah, namun karena andalah yang memakainya maka tas tersebut jadi terlihat mahal. Pakaian yang anda kenakan bisa jadi hanya pakaian biasa, namun setelah anda kenakan di tubuh anda pakaian tersebut menjadi anggun dan menawan dan seterusnya, seolah anda menularkan kecantikan anda pada semua yang anda kenakan, semua yang anda miliki dan semua yang ada di sekitar anda. Jenis kecantikan apakah yang memunculkan semua itu?
Kita akan membahasnya sepanjang buku ini, namun pertama mari kita bahas dulu topik sebelumnya, yaitu; Apakah salah membeli semua produk dan mengikuti semua program atas nama “perawatan diri” dan “mempercantik diri” tersebut? Hal pertama yang perlu anda ketahuai adalah, manusia hidup berdasarkan prinsip yang disebut dengan inside-out, dari dalam keluar; artinya apa yang ada di dalam itulah yang kemudian akan anda tunjukkan keluar. Jika yang ada di dalam diri anda (inside) adalah berbagai hal yang berkaitan dengan betapa tidak menariknya anda, maka yang akan anda lakukan keluar (out ) adalah perilaku yang memproyeksikan konsep diri anda itu; anda akan berusaha membeli berbagai perhiasan untuk membuat anda lebih menarik, anda akan menghias diri secara berlebihan karena takut tanpa itu anda tidak akan diperhatikan. Anda melakukan berbagai hal tersebut karena didasari oleh rasa rendah diri dan ketakutan; takut
wanita lain lebih cantik, takut ketinggalan jaman dan dianggap tidak update, takut tidak menjadi bagian dari “wanita kekinian”, takut suami lebih tertarik pada wanita lain, takut kalah mempesona dibanding yang lain, takut tidak menjadi pusat perhatian dan seterusnya. Semua yang anda lakukan, yang sebelumnya anda sebut dengan “mempercantik diri” tidak jarang hanya bentuk penghiburan atas berbagai ketakutan dan rasa tidak percaya diri yang anda miliki. Dengan kata lain anda tidak melakukannya karena anda mencintai diri anda, namun karena anda memandang rendah diri anda sendiri. Semua hal itu adalah proyeksi dari keyakinan terpendam jauh di pikiran bawah sadar anda bahwa anda sejatinya tidak cantik dan tidak menarik, karenanya untuk menjadi cantik dan menarik anda merasa perlu memakai tas yang lebih mahal dari teman kantor anda, memakai make up dan perawatan wajah yang lebih canggih yang tidak dipakai wanita kebanyakan, memakai gadget yang paling mahal, memakai baju dari butik yang paling terkenal yang tidak banyak orang mengetahuinya,
memakai perhiasan yang paling eksklusif dan tidak dipakai oleh wanita lain. Dan hanya setelah ditopang semua “tongkat” tersebut baru anda bisa berdiri tegak dalam rasa diri cantik. Sayangnya konsep diri yang hanya mengandalkan berbagai penopang dari luar semacam ini sangat lemah dan rapuh. Ada obsesi yang tidak akan pernah terpuaskan dan keluhan yang tidak akan pernah berhenti sepanjang hidup untuk mengobati rasa rendah diri dan ketakutan-ketakutan semacam ini. Obsesi terhadap barang mahal yang terus menjadi-jadi, obsesi belanja yang melebihi penghasilan, obsesi perawatan diri lebih dari yang dibutuhkan, obsesi menjadi langsing dan diet padahal anda sudah kurus dan demikian seterusnya. Sementara semakin anda berusaha mencari pemuasan atas berbagai obsesi tersebut, obsesi itu bukannya terpuaskan malah menimbulkan berbagai macam keluhan dan kebutuhan imajiner baru; mengeluhkan berbagai hal yang tidak perlu, membesar-besarkan hal-hal sepele lalu menjadi
tidak puas lagi dan merasa membutuhkan hal lainnya lagi hanya untuk kemudian mengulangi siklus yang sama lagi dan lagi, lagi dan lagi, dan terus saja berputar-putar dalam lubang yang sama. Obsesi dan keluhan ini memang tidak akan pernah terpuaskan dengan belanjaan anda, malah semakin anda ikuti akan semakin liar kehausannya. Obsesi ini baru akan berhenti setelah akar penyebabnya, yaitu konsep diri (self-concept ) dan keyakinan (mindset ) yang mendasarinya berubah. Lalu, apakah setelahnya anda tidak perlu memakai make up dan memakai baju yang rapi? Apakah setelahnya anda merasa tidak perlu merawat diri anda? Tentu saja tidak! Mungkin yang dilakukan masih relatif sama, atau lebih tepatnya masih terlihat melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, namun alasan dan motivasi melakukannya yang berbeda, dan ini akan menggiring pada hasil yang berbeda pula. Di
permukaan nampak sama, namun di dalam sudah sangat berbeda. Sebelumnya anda membeli make up mahal untuk membuat anda merasa lebih berkelas dari orang lain, namun sekarang anda memakai make up bukan karena didasari ketakutan kalah saing atau takut kalah cantik, namun lebih untuk mengekspresikan kecintaan anda pada diri anda sendiri . Perawatan diri yang anda lakukan, perhiasan yang anda pakai, pakaian yang anda kenakan, aksesoris yang anda beli dan seterusnya semua anda berikan pada diri anda sebagai wujud cinta anda pada diri anda, bukan karena anda takut tanpa semua itu anda akan merasa tidak menarik lagi dimata orang lain. Anda tidak lagi menjadikan orang lain sebagai alasan dalam melakukan berbagai hal yang anda sebut “mempercantik diri” atau “merawat diri” namun anda melakukannya karena diri anda sendiri, demi diri anda sendiri.
Anda bahkan tidak akan lagi memiliki ketakutan terhadap apa yang orang lain pikirkan, sebab semua yang anda lakukan untuk diri anda anda lakukan memang untuk diri anda, untuk menunjukkan kecintaan anda pada diri anda sendiri, bukan demi mendapat perhatian dan pengakuan orang lain. Anda sudah tidak membutuhkan “tongkat” atau pun “penopang” dari orang lain, anda sudah bisa berdiri dengan cukup kuat sehingga tidak perduli apa yang orang lain pikirkan, anda tetap nyaman dengan diri anda sendiri. Sama seperti dua orang ibu mungkin sama-sama menjewer telinga anaknya; namun ibu pertama menjewer karena marah, jewerannya adalah ekspresi kemarahannya, sedangkan ibu dua menjewer untuk mendidik, jewerannya adalah ekspresi rasa sayangnya pada anak sehingga ingin mendidik si anak agar berperilaku lebih baik. Setelah ditanya mungkin kedua ibu tersebut samasama mengatakan, “ini untuk mendidik mereka”, namun dari cara mereka menjewer tentu bisa dibedakan mana yang hanya ungkapan kekesalan mana yang merupakan upaya pendidikan.
Si ibu yang sengaja menjewer untuk mendidik tau kapan harus berhenti, tau apa kalimat yang harus diucapkan, dia melakukannya dengan sadar dan kendali penuh. Sedangkan si ibu yang menjewer karena kemarahan (dibutakan emosinya sendiri) biasanya lepas kendali, dia bahkan tidak sadar saat telinga anaknya sudah berdarah-darah, dia melakukannya secara membabi buta dan dilandasi luapan emosi. Dengan perbandingan kedua ibu yang sedang menjewer anaknya itu, silahkan lihat ke dalam diri anda, apakah anda selama ini membeli semua kosmetik dan perhiasan untuk mengekspresikan kecintaan anda pada diri sendiri, atau malah ekspresi membabi buta “pokoknya pengen ini, dan pengen ini sekarang”? Saat anda dipenuhi apresiasi dan rasa cinta pada diri anda sendiri, maka perilaku dan bahasa tubuh anda pun akan sangat berbeda, dan seolah ada “cahaya” yang memancar dari diri anda yang membuat anda lebih menarik dari wanita lain, yang
membuat orang lain merasa nyaman dan terkagumkagum dengan anda. Cara bicara anda akan berbeda, cara anda menyikapi dan bereaksi pada orang lain atau keadaan akan sangat berbeda, cara anda memperlakukan diri sendiri dan orang lain pun akan sangat berbeda; semua hal tersebut kemudian akan membuat orang lain nyaman dengan anda. Pikiran bawah sadar mereka bukan hanya akan mempersepsikan anda sebagai pribadi yang menyenangkan dan mempesona namun mereka juga akan terbawa dalam daya magnetis yang dipancarkan oleh kondisi mental anda, dan semua ini bukan sekedar kalimat filosofis semata namun sudah dibuktikan oleh para ilmuan melalui pengujian berulang-ulang, dan ada langkah demi langkah bagaimana anda bisa menjadi pribadi semacam itu. Pertanyaanya sekarang, siapkah anda membuktikannya sendiri dalam kehidupan anda? Jika anda siap, maka hal pertama yang akan dilakukan buku ini adalah mengajak anda untuk
mengeksplorasi berbagai “selubung” terpendam dalam diri anda yang membuat anda nampak tidak cantik, nampak tidak berwibawa dan seterusnya. Selubung ini bukan hanya soal fisik, namun juga soal energi (prana; chi) dalam diri anda dan soal struktur mental anda. Setelah selubung-selubung ini diperbaiki, maka ibarat cermin yang semua debunya dihilangkan anda akan jadi lebih berkilau dan bercahaya. Semahal apapun kosmetik dan perhiasan dan pernak-pernik anda, semua itu hanya akan sampai pada indera mata; hanya cukup dilihat orang lain dan mungkin segelintir orang akan menganggapnya menarik (jadi apa yang anda pakai yang akan mereka anggap menarik, bukan anda), dan bagi segelintir yang lain mungkin mereka bahkan tidak perduli dengan apa yang anda kenakan dan tidak perduli dengan kosmetik dan perhiasan mahal anda, mereka bahkan mungkin tidak melihat anda sama sekali karena ada hal-hal yang lebih esensial yang membuat seseorang tertarik pada orang lainnya.
Di sisi lain mungkin ada orang yang hanya mengenakan pakaian sekedarnya, namun malah nampak sangat mempesona. Make up yang dikenakan pun ala kadarnya, namun kelihatan sangat cantik. Tanpa usaha keras mereka menjadi pusat perhatian semua orang dan dengan mudah disukai semua orang, padahal ada juga yang sudah menghabiskan ratusan juta rupiah untuk berusaha tampil lebih cantik namun toh tetap nampak biasa saja bagi orang lain. Kenapa bisa demikian? kecantikan wajah (baik alami maupun hasil polesan) hanya akan dinikmati mata fisik), namun kecantikan di dalam (inner beauty ) akan dinikmati oleh mata batin, dan akan membangkitkan rasa kagum, nyaman, senang dan seterusnya, tanpa bahkan orang tersebut sadari. Inner beauty adalah kecantikan yang menumbuhkan kekaguman di hati (yang tulus) bukan hanya sekedar di otak ! yang kemudian memancing berbagai fantasi liar.
Buku ini akan menerangkan pula pada anda, kalau menjadi cantik tidak cukup hanya dengan cantik secara fisik ! meski kecantikan fisik tetap penting, namun lebih penting dari itu, elemen lain dalam diri anda pun harus dibuat secantik dan semenarik mungkin, elemen-elemen yang bahkan lebih kuat dari elemen fisik tadi, elemen yang ternyata juga menentukan bagaimana kualitas dan tampilan fisik anda. Singkatnya, untuk menjadi cantik menawan (bagi wanita), dan untuk menjadi penuh wibawa dan karisma (bagi pria) anda perlu menjadi menawan secara berlapis-lapis, mulai dari lapisan yang kasat mata (fisik), sampai lapisan yang lebih abstrak yaitu lapisan energi dan mental. Semahal dan sebesar apapun usaha anda untuk mempercantik dan memperindah tampilan fisik anda, itu tetap baru satu lapisan saja, masih ada tiga lapisan lain yang perlu anda perindah juga; dan cantik atau gagah di satu lapis saja tentu akan kalah oleh orang yang cantik dan gagah di setiap lapisannya.
Anda mungkin sudah pernah mendengar tentang aura, yaitu lapisan energi yang menyelimuti seluruh tubuh anda, lapisan energi bioelektrik yang memancar keluar – lebih tepatnya lapisan ini adalah pancaran lapisan energi dalam diri anda yang kemudian membentuk medan energi yang membungkus anda. Dan cantik secara energi berarti memiliki vibrasi energi aura yang memancar dengan indah, yang meski tidak secara kasat mata bisa dilihat namun sangat mempengaruhi bagaimana mata seseorang akan melihat anda. Namun bukan hanya aura saja yang merupakan pancaran energi personal seseorang, kondisi mental anda pun memancarkan energi tertentu yang sifatnya lebih halus dan sebarannya jauh lebih luas dari pancaran energi aura. Energi aura adalah pancaran subtle energy yang diakibatkan medan energi prana atau chi atau energi bio-electricity anda, sedangkan pancaran energi mental adalah energi di level Quantum yang jauh lebih halus, sekaligus jauh lebih kuat.
Namun demikian, kedua lapisan energi tersebut, bersama juga dengan lapisan fisik dan spiritual bekerja sebagai satu kesatuan sistem yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya, membentuk diri anda secara utuh. Sayangnya, dari keempat lapisan tubuh yang dimiliki manusia, kebanyakan orang baru hanya menghias dan merawat lapisan paling luar, yaitu lapisan fisik dan melupakan lapisan-lapisan lain yang jauh lebih kuat pengaruhnya. Prinsip ini selain sudah dijelaskan dalam berbagai naskah kuno, baik dalam Yoga, Tantra maupun tradisi keilmuan lain di berbagai belahan dunia, juga telah mendapat verifikasi dan pembuktian valid dari para ilmuan, sehingga semua ini bukan lagi hal yang “mistik” namun merupakan hal yang scientifik. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari pun kita bisa merasakan getaran vibrasi energi yang dimiliki seseorang, misalkan saat anda berada di samping orang yang sedang sangat sedih, entah kenapa anda pun kemudian bisa merasakan kesedihan
tersebut, atau jika anda berada di sekitar orang yang sedang senang anda seolah ikut terbawa oleh keceriaanya. Hal yang sama berlaku saat anda sedang marah, sedih atau berada dalam kondisi mental yang “negatif” maka orang lain cenderung tidak nyaman berada di dekat anda, dan saat anda sedang ceria seolah orang lain di sekitar anda ikut merasakan kesenangan anda itu, mereka pun ikut jadi lebih ceria. Atau contoh lain, mungkin anda pernah mengalami duduk di samping orang yang baru anda temui misalkan di halte atau tempat publik lain, dan entah kenapa anda tidak menyukai orang tersebut, padahal anda tidak mengenalnya sama sekali. Atau orang yang sama sekali baru anda jumpai namun anda merasa sangat nyaman seolah sudah lama kenal. Ini adalah contoh-contoh saat terjadinya interaksi antara energi personal anda dengan energi orang lain. Berkaitan dengan kewibawaan atau karisma pun mungkin anda pernah mengalami saat anda
bertemu seseorang dan anda merasa seolah takut, segan dan hormat pada orang tersebut, seolah ada bagian dalam diri anda yang mengatakan kalau orang tersebut lebih kuat, lebih hebat dan karenanya harus anda hormati, terlepas dari posisi dan status sosial serta fisiknya. Atau, sebaliknya ada orang yang bahkan sudah nyata-nyata memiliki jabatan dan otoritas lebih tinggi dari anda, misalkan atasan anda, namun entah kenapa tidak ada cahaya wibawa yang terpancar sama sekali darinya dan “aura-nya” sebagai pemimpin demikian lemah, sehingga orang lain, bahkan bawahannya sendiripun seolah tidak menaruh hormat sama sekali pada orang tersebut. Secara kasat mata anda mungkin bisa menjelaskan kenapa seseorang anda sebut menarik, cantik, tampan, berwibawa dan mempesona; misalkan karena pakaian yang dikenakannya, bentuk fisiknya yang gagah atau langsing, perhiasan mahal yang dipakai, kulitnya yang halus dan sederet alasan lain yang bisa ditangkap oleh mata dan telinga anda. Namun, sebagaimana yang anda alami ada jenis wibawa, pesona, kecantikan dan ketampanan
tertentu yang secara kasat mata tidak bisa anda jelaskan, namun anda jelas-jelas merasakannya dalam hati, yang tidak jarang malah membuat berbagai “kekurangan” fisik menjadi diabaikan. Bahkan kadang mungkin anda heran sendiri, “kamu sebenarnya tidak cantik, tapi kok bisa sangat menarik begini, ya?” Atau, “padahal secara fisik kamu tidak gagah, tapi kok wibawamu lebih besar dari orang yang paling gagah sekalipun?” Secara psikofisiologis anda mungkin bisa mempelajari bagaimana menjadi orang yang lebih karismatik dengan mempelajari bagaimana cara berkomunikasi yang persuasif, bagaimana menampilkan diri secara eksklusif dan berbagai strategi lain yang dalam Buku Hitler Effect dan Mind Hacking Protocol sudah saya jelaskan secara panjang lebar. Namun di tataran yang lebih subtle, yang lebih halus, di tataran yang melampaui logika dan indera dan hanya bisa dirasa-rasakan, ada faktor-faktor yang menentukan daya pesona seseorang secara signifikan.
Hal-hal tersebut, hal yang sepintas terdengar sangat “mistik” tersebutlah yang akan kita bahas dalam buku ini, hal “mistik” yang sesungguhnya sangat “sicientifik” dan sama sekali tidak berhubungan dengan entitas ghaib, totok aura, susuk dan sejenisnya. Namun hanya prinsip-prinsip dan hukum yang jika anda ikuti maka bisa anda buktikan sendiri hasilnya. Wibawa, karisma, inner beauty , semua itu tidak melulu bawaan lahir seseorang, namun bisa dibentuk dan dipelajari asalkan anda tau prinsip dan cara kerjanya. Setelah anda tau bagaimana cara kerjanya, anda kemudian aplikasikan ilmu tersebut ke dalam diri anda. Sama seperti dalam perawatan kulit, anda tidak bisa hanya melakukannya sekali dua kali saja, anda perlu mengkondisikannya berkali-kali sampai semua itu menjadi bagian alami dalam diri anda. Kesimpulan pertama yang bisa anda ambil dari tulisan ini yaitu;
Kecantikan di luar (baca: kecantikan dan ketampanan fisik) adalah jenis kecantikan yang sangat rapuh dan hanya bisa mendatangkan daya tarik di tataran permukaan saja, sedangkan kecantikan di dalam (baca: inner beauty ) adalah kecantikan yang akan mendatangkan daya tarik di tataran perasaan sampai yang paling mendalam, dan memang sudah menjadi kecenderungan dasar manusia bahwa penilaian dan cara pandangnya sangat dipengaruhi emosi ! artinya saat di tataran perasaan seseorang sudah terbawa oleh daya tarik anda, maka secara inderawi pun mereka akan memandang dan menilai anda menarik, terlepas dari bagaimana pun kondisi fisik anda. Jadi, kecantikan di dalam akan memancar keluar, secara otomatis membuat yang di luar menjadi nampak demikian menarik; dan yang dimaksud dengan “cantik di dalam” adalah mempercantik setiap lapisan tubuh anda, mulai dari yang paling mendalam adalah lapisan spiritual, lalu lapisan mental, kemudian lapisan energi baru ke lapisan yang kasat mata yaitu lapisan fisik.
Sering kali seseorang nampak tidak menarik (meskipun jika secara fisik memiliki wajah yang relatif cantik atau tampan) karena di lapisan energi dia demikian “kotor”, lalu di lapisan mental juga terbentuk pola-pola yang “buruk”, dan kondisi atau “bentuk” di bagian yang lebih dalam ini kemudian akan juga memancar keluar menyebabkan anda tidak begitu diperhatikan, membuat anda selalu diabaikan dan menjadi seolah “tidak ada”. Bayangkan sebuah gelas bening yang di dalamnya diisi lampu berwarna-warni; jika di dalam gelas tersebut diisi lampu berwarna merah, maka gelasnya akan bersinar kemerahan, jika diisi lampu hijau gelasnya pun akan mengikuti bersinar kehijauan, demikian seterusnya sinar atau pancaran cahaya gelas tersebut adalah hasil dari cahaya lampu di dalamnya. Demikian pula halnya dengan kondisi fisik anda, semua akan memancarkan bagaimana “bentuk” yang ada, terkondisikan dan tersimpan di dalam diri. Dan selain warna cahayanya, tingkat kecerahan cahayanya pun juga sangat menentukan.
Wajah yang saat ini anda lihat di cermin (baca: wajah fisik anda), hanyalah pancaran dari kondisi energi dan kondisi mental anda. Dan jika anda merubah kondisi energi serta kondisi mental anda, maka nanti saat anda melihat cermin kembali, anda akan melihat wajah anda secara berbeda lagi. Bahkan, jika ingin dijelaskan secara gamblang, “tampang saat masih susah” dan “tampang saat sudah sukses” biasanya berbeda, dan anda bisa mengamatinya dengan mengamati foto-foto “jaman masih susah” anda. Dan prinsip serupa berlaku pula dalam bagaimana “tampang anda” saat benar-benar cantik luar dalam, dan saat anda hanya memoles bagian luarnya semata lalu melupakan bagian dalamnya.
Si Buruk Rupa yang Bersembunyi di Balik Wajah Cantik Dalam konsep Ego State Therapy – metode psikoterapi yang dilandasi premis bahwa ada subkepribadian (sub-personality ) yang berbeda-beda dalam diri setiap orang, dikatakan anda tidak hanya memiliki satu “wajah” saja, namun memiliki sangat banyak “wajah”, wajah fisik anda memang bisa dilihat oleh semua orang, namun wajah-wajah di dalam diri anda, hanya anda sendirilah yang bisa melihatnya – meski kadang, anda sendiripun tidak melihat wajah itu, karena wajahnya terlalu menakutkan sehingga anda lari darinya, anda menutup mata dan menolak melihatnya. Bahkan tidak jarang, ada wajah-wajah dalam diri anda yang anda benci.
Wajah-wajah yang dimaksud ini merupakan subkepribadian yang anda miliki; dan masing-masing dari sub-kepribadian yang dikenal pula oleh kalangan psikolog sebagai Parts atau ego-states ini memiliki konsep diri yang berbeda, memiliki sistem keyakinan dan cara pandang, cara bereaksi, kondisi emosional dan tujuan-tujuan yang juga sangat berbeda-beda. Secantik dan sebaik apapun seseorang, pasti di dalam dirinya ada wajah-wajah lain yang sangat berbeda dengan wajah yang biasa ditunjukkannya di hadapan orang lain. Ada banyak wajah yang memang sengaja disembunyikan dari orang lain karena takut jika sampai ada orang yang melihat wajah tersebut maka orang lain akan memberinya penilaian-penilaian yang menyakitkan. Tidak jarang pula, banyak dari wajah-wajah ini nampak sangat menakutkan sehingga anda membenci dan mengabaikannya, bahkan anda berusaha menguburnya dalam-dalam dan tidak mengakui keberadaanya.
Sayangnya, justru semakin anda berusaha menyembunyikan dan menolak wajah-wajah buruk di dalam diri anda ini, semakin mengerikan dia jadinya dan semakin besar daya kendalinya terhadap kehidupan anda, tanpa anda sadari. Anda bercermin, menghias diri dan kemudian berkata pada diri anda sendiri, “aku sudah nampak cantik”, Namun tidak jarang, kemudian ada suara dalam kepala anda yang menimpali, “Cantik? Ini kamu sebut cantik? Wajah beginian kamu sok bilang cantik?” Atau bahkan tidak jarang, setelah meluangkan waktu demikian lama untuk bersolek dan mendandani diri, anda masih belum puas karena masih ada suara dalam kepala anda yang mengatakan; “Lihat alismu, jelek sekali!” “Tuh, bibirmu tidak menarik!” Atau kalimat seperti,
“Coba deh lihat rahangmu, buruk sekali! Coba bisa lebih pendek, ya?” dan kalimat lain sejenisnya. Suara-suara ini adalah suara yang datang dari si wajah-wajah buruk dalam diri anda. Saat anda bercermin, jika yang melihat wajah anda di cermin adalah Si Cantik dalam diri anda, maka anda akan mengapresiasi bagian-bagian dalam diri anda, sedangkan jika saat anda bercermin yang melihat wajah anda di cermin adalah Si Buruk Rupa di dalam diri anda, maka yang akan anda lihat dari diri anda hanyalah berbagai kekurangan, keburukan dan cacatnya saja, dan Si Buruk Rupa itu akan terus berbisik di dalam kepala anda tentang betapa tidak cantiknya anda, tentang semua kekurangan anda, tentang semua hal yang perlu anda beli, perlu anda lakukan, tentang semua program yang perlu anda ikuti untuk mempercantik diri. Ada kalanya pasangan anda memuji anda, “Wah, penampilanmu bagus sekali”, namun karena Si Buruk Rupa di dalam kepala anda hanya bisa melihat keburukan wajahnya sendiri, maka diapun berbisik,
“Palingan dia hanya berusaha menghiburmu, padahal dia sebenarnya pasti malu dengan penampilanmu”. Karena bisikan-bisikan Si Buruk Rupa ini sering kali terlalu menakutkan, menyedihkan dan tidak menyamankan sama sekali untuk anda, maka anda berusaha mengabaikannya, dan berusaha mengatakan pada diri sendiri, “Ah, tidak juga, pasti suamiku benar-benar mengagumiku, kok” dan kalimat lain yang anda gunakan untuk memerangi Si Buruk Rupa tersebut. Banyak orang yang bahkan sampai mengeluarkan daya upaya yang sedemikian besarnya, hanya untuk membuat Si Buruk Rupa ini diam dan tidak menampakkan wajahnya di cermin saat anda bercermin. Kosmetik mahal, pakaian berkelas, perhiasan kelas atas dan seterusnya semua anda kumpulkan dan tempel di tubuh anda untuk membuat si buruk rupa ini diam, namun dia tetap saja ngoceh tentang betapa buruknya wajah anda. Semakin banyak dia
mengeluahkan kekurangan anda, semakin besar keinginan anda untuk membuatnya diam dengan mencari pakaian mana lagi yang perlu dibeli, kosmetik apa yang baru-baru ini keluar, gadget mahal apa yang perlu anda pakai, pernak-pernik apa yang akan membuat anda lebih menarik, dan seterusnya. Kadang, Si Buruk Rupa ini memang diam, terutama saat anda merasa puas dengan belanjaan anda atau saat ada orang yang memberi anda pujian dan pengakuan terkait penampilan anda. Namun, tidak berselang beberapa saat kemudian si buruk rupa akan nyinyir lagi membisikkan pada anda semua kekurangan anda dan apa lagi yang perlu anda lakukan untuk tampil cantik. Terutama jika ada wanita lain yang anda lihat mempesona dari segi fisik maupun penampilannya, si buruk rupa ini akan langsung berteriak, “Tuh, kan harusnya kamu beli baju yang seperti itu!”
Atau, “coba pinggulmu bisa seramping dia, sayang lho, pinggulmu segede bus begitu!” Mendengar si buruk rupa terus membandingbandingkan anda, maka semua usaha yang anda lakukan untuk tampil maksimalpun seketika hancur begitu saja, dan anda kembali merasa rendah diri, merasa bukan apa-apa dan tidak ada apa-apanya. Dan yang bahkan lebih parah adalah, anda kemudian akan merasa kalah saing! Jadi, sepanjang pembahasan bab ini anda sudah bertemu dua wajah di dalam diri anda, bertemu dua sub kepribadian anda sendiri; pertama Si Buruk Rupa yang terus melihat dirinya (baca: anda melihat diri anda) penuh cacat, kekurangan dan kejelekan, lalu kedua Si Pesaing, teman baiknya Si Buruk Rupa yang kemudian terus memicu anda untuk membeli ini itu, melakukan ini itu, ikut program macammacam dan seterusnya untuk membuat si buruk rupa puas. Namun, tentu saja, si buruk rupa tidak bisa dengan mudah dipuaskan.
Dan ironisnya, saat si buruk rupa dan si pesaing sedang sibuk, ribut berteriak tentang kekurangan anda dan bagaimana anda bisa mempercantik diri, Si Cantik tidak mendapat kesempatan untuk bicara sama sekali dalam diri anda, dia pun tidak bisa menunjukkan wajahnya pada anda, padahal wajahnya lah yang akan membuat anda (dan orang lain) terkagum-kagum, dan penampilannyalah yang akan membuat si buruk rupa dan si pesaing terdiam. Si Cantik ini adalah bagian dalam diri anda yang penuh syukur, yang menerima dan mencintai setiap bagian dalam diri anda apa adanya, yang mengekspresikan apresiasi tulus bukan hanya pujian penghiburan pada anda. Si Cantik ini tidak banyak menuntut, karena dia sudah puas dengan dirinya sendiri sebagaimana adanya. Dia tidak melihat ada yang perlu “diperbaiki”, setiap yang dilihatnya senantiasa diapresiasinya – bahkan saat orang lain menjelek-jelekkanya, dia akan tetap mencintai dirinya, dia tetap menerima dan mengapresiasi dirinya, bukan malah ikut-ikutan menyerang diri karena kata orang.
Sekarang, silahkan lihat ke dalam diri anda sendiri, manakah yang lebih sering bicara dalam kepala anda; Si Buruk Rupa, Si Pesaing, atau Si Cantik? Analogi di atas menjelaskan pada anda bagianbagian dalam diri anda yang sangat beragam, yang kemudian menciptakan dinamika dalam diri anda, yang tidak jarang malah dinamika ini sampai menjadi konflik batin, dan bahkan keputusasaan. Pada kenyataanya tentu tidak hanya ada tiga subkepribadian dalam diri anda, ada tiga puluh dan bahkan bisa jadi tiga ratus sub kepribadian dalam diri setiap orang; untuk berbagai tujuan, dalam berbagai konteks. Namun membaginya menjadi tiga ini bisa membantu anda memahami diri dan segala dinamika dalam diri anda sendiri, dan memahami bagaimana kesemuaya ini mempengaruhi penampilan dan performa anda dalam kesehariaan, dengan atau tanpa sadari sebelumnya.
Sebagaimana dijelaskan dalam bab sebelumnya, bukan apakah anda memerlukan make up, up, perhiasan dan berbagai upaya mempercantik diri yang penting, namun apakah anda mendasari semua itu karena kecintaan pada diri sendiri –dan ingin mengekspresikan rasa cinta anda dengan berbagai perawatan diri itu, atau anda mendasarinya karena rasa rendah diri dan bahkan kebencian pada diri sendiri. Jika memakai analogi wajah-wajah dalam bab ini, apakah anda mempercantik diri karena dorongan Si Pesaing, Si Buruk Rupa atau Si Cantik? Si Buruk Rupa akan mendorong anda untuk mempercantik diri karena dia dia melihat dirinya sebagai orang yang buruk rupa dan penuh kejelekan, dan dia benci melihat wajahnya sendiri, sementara Si Pesaing akan mendorong anda melakukan semua upaya perawatan diri itu karena ingin tampil lebih dibanding yang lain, karena ingin membuat seseorang terkesan dan seterusnya –yang semua motivasinya karena didasari orang lain– sementara Si Cantik melakukan itu untuk
mengekspresikan kecantikannya sendiri, mengekspresikan kecintaan dan apresiasinya pada diri sendiri – seperti anda yang karena mencintai anak anda lalu anda mendandaninya dan memberinya berbagai macam hadiah sebagai ungkapan cinta anda. Jika anda benar-benar mencintai seseorang atau sesuatu tentu anda akan merawatnya dengan penuh cinta –dan sebagai ungkapan cinta. Si cantik melakukan semua yang dilakukannya dengan dimotori dirinya sendiri, kecintaanya pada diri sendiri, bukan orang lain, bukan ingin lebih dari orang lain atau ingin membuat seseorang terkesan. Dia menghormati orang lain, dia tau kalau setiap orang cantik dan tampan dalam caranya masingmasing, dan dia menghargai itu. Dia pun tidak akan terlalu ambil pusing jika ada orang yang menganggapnya “jelek” dalam berbagai artian, dia akan melihatnya sebagai bahan renungan yang digunakan untuk “merawat” dirinya agar menjadi lebih baik lagi, bukan malah menjadikan semua itu sebagai “tamparan” terhadap dirinya. Si cantik tidak bisa tertampar karena penolakan atau
penghinaan, hanya Si Buruk Rupa dan Si Pesaing yang bisa dengan mudah merasakan semua tamparan dan down karena penolakan. Jika anda bercermin dan melihat Si Cantik di wajah anda, maka anda akan merasa puas dengan diri anda apa adanya, anda bahkan tidak perlu mengumpulkan alasan untuk menjadi puas, sebagaimana ikan yang tidak perlu meyakinkan siapapun bahwa dia bisa berenang. Jika anda terus mencari-cari alasan untuk mencintai diri anda apa adanya, bisa jadi yang sedang anda lihat di cermin adalah wajah Si Pesaing yang merasa kalah saing, lalu menghibur diri atas kekalahannya itu, atau bisa jadi Si Buruk rupa yang berusaha menghibur diri dari ketidakpuasannya terhadap diri sendiri. Sepintas ketiganya memang nampak sama, bahkan wajah mereka bertigapun sama, yaitu wajah anda sendiri; perbedaanya hanyalah bagaimana cara mereka memandang wajahnya itu dan apa yang mereka rasakan saat melihat wajah di cermin itu.
Satu hal yang perlu anda renungkan baik-baik adalah, bagaimana seseorang akan melihat anda cantik jika anda sendiri melihat diri anda sebagai Si Buruk Rupa? Bagaimana anda akan dianggap berwibawa jika anda sendiri menganggp diri anda lemah dan tidak berdaya? Bagaimana anda bisa menjadi karismatik jika anda melihat diri sebagai pecundang? Cara anda memandang diri sendiri akan sangat mempengaruhi bagaimana cara anda memperlakukan diri anda dan orang lain, dan sangat mempengaruhi pula bagaimana anda memandang orang lain. Jika anda memakai wajah Si Pesaing, maka anda akan melihat diri anda tidak ubahnya sebagai “atlet” yang sedang mengikuti olimpiade dan anda akan melihat setiap orang sebagai saingan anda. Lalu, jika anda melihat diri anda sebagai Si Buruk Rupa, maka anda akan menyembunyikan wajah anda jauh-jauh dan anda akan melihat setiap orang seolah sedang mengejek anda, sedang menghina dan menertawakan anda.
Hanya jika anda melihat diri anda dari sudut pandang Si Cantik ini maka anda akan senantiasa nyaman dengan diri anda, tidak selalu merasa tersaingi, terancam atau mudah merasa terhina. Dan ingat, prinsip ini bukan hanya berlaku pada wanita, namun juga pada pria, hanya saja berbeda cara mengekspresikan berbagai kecenderungan ini. Jika anda terus dipacu Si Pesaing, maka jauh di dalam diri anda akan ada rasa lelah dan kekosongan. Lelah mengejar obsesi yang tidak putus-putus, lelah mengikuti lomba lari yang seolah tidak ada garis finisnya, dan ironisnya lagi bahkan setelah semua kelelahan itu anda masih tidak mau berhenti dan beristirahat, namun hanya mengeluh dan menangis saja. Kemudian, layaknya seorang yang sedang mengikuti perlombaan, anda senantiasa akan membutuhkan pengakuan dari orang lain. Seberapa puas anda dengan diri sendiri sangat dipengaruhi oleh seberapa besar pengakuan yang anda dapatkan dari orang lain –semakin banyak orang yang memuji anda, semakin merasa menang
anda, merasa seolah telah mengumpulkan banyak poin. Semakin banyak yang memandang anda dengan kekaguman, semakin yakin anda kalau anda memang cantik –padahal bisa jadi yang dikaguminya adalah baju anda, bukan diri anda. Sebaliknya, jika anda tidak berhasil mengumpulkan “poin” anda akan merasa rendah diri, anda merasa kalah dan anda akan segera mengambil handphone untuk browsing lagi apa yang bisa anda beli untuk menebus kekalahan anda itu. Perawatan apa lagi, baju mana lagi, tas mana lagi, kosmetik mana lagi dan seterusnya –tidak ada yang lebih membuat si pesaing sakit hati dibanding merasa telah kalah. Mungkin bukan anda, dan semoga bukan anda, namun sangat banyak wanita yang hidup seolah sedang menjalani audisi Miss Universe, yang demikian berlomba-lomba ingin menjadi yang pertama, sering kali malah untuk menjadi yang terbaik salah satu cara yang ditempuh adalah dengan membuat orang lain nampak jelek (baca: menjelek-jelekkan atau nge-gossip).
Ironisnya adalah, bahkan saat anda mendapat pujian dari seseorang, tidak selalu si pesaing yang menerima pujian tersebut, karena dia memang tidak mudah dan bahkan tidak akan pernah merasa puas. Sering kali yang menerima pujian adalah Si Buruk Rupa, sehingga pujian pun akan dianggapnya sebagai hinaan atau sindiran. Setiap wajah tersebut sebenarnya ada dalam diri setiap manusia; hanya saja berbeda dominasinya, ada yang lebih didominasi Si Buruk Rupa, ada yang lebih didominasi Si Pesaing, ada yang didominasi Si Cantik, dan ada yang bahkan tidak sadar siapa yang saat ini sedang mendominasinya. Nanti anda akan mendapat panduan bagaimana menganalisa siapa yang lebih dominan dalam diri anda dan dampak-dampak yang ditimbulkannya dalam kehidupan anda. Namun sebelumnya, anda perlu mengenali dulu masing-masing wajah tersebut secara lebih mendetail.
Si Buruk Rupa Setiap perilaku buruk biasanya didasari oleh sebuah pengalaman pahit. Demikian pula halnya dengan Si Buruk Rupa dan Si Pesaing, keduanya memiliki dorongan-dorongan negatif, menjadi parts atau ego state yang sering kali merugikan karena didorong oleh satu atau beberapa pengalaman buruk yang membuatnya demikian tersakiti. Sebuah pengalaman yang menimbulkan efek trumatis panjang. Sering kali dalam sesi hypnotherapy , setelah dilakukan eksplorasi terhadap kapan Si Buruk Rupa ini mulai ada dalam diri seseorang, akar penyebabnya tersimpan sangat dalam, dalam gudang memori dari kejadian yang sudah sangat lama terjadi; misalkan pada masa kanak-kanak. Sebagai salah satu contoh misalkan pengalaman seorang wanita bernama Ayu (bukan nama sebenarnya). Ayu adalah wanita yang sangat rendah diri, bahkan krisis percaya diri. Dia selalu merasa terabaikan, selalu merasa wanita paling jelek
diantara semua teman-temannya, selalu merasa tidak layak mendapat pasangan dan berbagai keyakinan lain yang sangat merugikannya. Dan akibat berbagai keyakinan ini, dia lebih condong menarik diri dari pergaulan, enggan bergaul dengan lawan jenis dan bahkan cenderung lari setiap kali ada lelaki yang mendekatinya. Setelah dianalisa, sebenarnya teman-teman atau orang yang baru dijumpainya sama sekali tidak mengabaikan atau merendahkannya; dia sendirilah yang lebih cenderung “mengasingkan diri” tanpa dia sadari, dia enggan menunjukkan kalau dirinya ada, karena pengaruh rasa tidak percaya diri tersebut. Lama kelamaan perilaku ini membuatnya memiliki kemampuan komunikasi yang sangat buruk dengan orang lain, karena dia tidak pernah terbiasa mengemukakan pendapatnya, karena takut hal tersebut akan menyinggung seseorang dan takut itu akan membuatnya (semakin) ditolak atau diabaikan oleh teman-temannya. Sikap dan keyakinan ini pula yang membuatnya sulit mendapatkan pasangan;
Pertama, karena dia merasa tidak cukup cantik dan tidak akan ada lelaki yang mau dengannya, maka dia cenderung menjauh dari lelaki, menjauh dari kemungkinan ditolak, dia lebih senang memenuhi kebutuhannya untuk berpasangan dengan menjadi fan girls, memenuhi diri dengan kekaguman dan obsesi terhadap artis yang jauh disana—sebab mengagumi orang yang jauh dan sibuk dengan fantasi kosong jauh lebih aman dibanding relitas kehidupan (real life). Bisa anda lihat sendiri bagaimana keyakinan terpendamnya—keyakinan yang tidak pernah dia sadari ada dalam dirinya—mendorongnya menjadi pribadi yang benar-benar dia takutkan akan alami; diabaikan dan kesepian. Seandainya dia lebih terbuka terhadap pergaulan, tentu hal ini tidak akan terjadi. Selain mempengaruhi perilaku dan sikap, sistem keyakinan yang dimiliki Ayu ini pun memiliki efek like attracts like, sebuah prinsip dari hukum tarik menarik (law of attraction) yang didasarkan pada Fisika Quantum. Sederhananya, seseorang akan
mengalami berbagai hal yang sesuai dengan keyakinannya karena apa yang diyakininya akan mendatangkan berbagai hal yang sesuai dengan keyakinan tersebut. Karena dia yakin dia tidak layak dicintai, karena dia yakin dia hanya akan menjadi orang yang terasing, dibenci, diabaikan dan kesepian, maka dia semakin banyak bertemu dengan orang yang benar-benar merendahkannya, dia mengalami semakin banyak hal yang membuatnya terasing dan terabaikan dan seterusnya. Sederhanya, meminjam istilah salah satu guru, your personality creates your personal reality— kepribadian anda membentuk realitas kehidupan yang anda alami. Jika yang mendominasi kepribadian anda adalah Si Buruk Rupa, maka realitas kehidupan anda pun akan sesuai dengan cara Si Buruk Rupa memandang dirinya sendiri. Dan “realita” yang diciptakan oleh cara anda memandang diri anda sendiri (konsep diri; selfconcept ) ada di berbagai level ciptaan, mulai dari level personal (bagaimana perasaan, pemikiran dan perilaku anda), yang mana bagaimana pemikiran,
perasaan dan perilaku anda itu akan mempengaruhi bagaimana cara anda bergaul dengan orang lain (level interpersonal), dan semua itu akan mempengaruhi bagaimana alam semesta mendatangkan berbagai pengalaman, kejadian dan kondisi dalam kehidupan anda (level traspersonal). Jadi, jangan heran jika semakin anda memandang diri anda buruk, maka semakin banyak hal yang akan anda alami yang membuktikan kalau pandangan anda terhadap diri tersebut benar, dan semakin banyak orang yang anda temui pun akan berpikiran demikian, lalu semakin banyak anda mendapatkan bukti tentang betapa buruknya anda, dan semua bukti itu kemudian menjadikan keyakinan itu terbentuk semakin kuat dalam diri anda, dan demikian seterusnya siklusnya berulang. “Wajar donk, saya memandang diri saya ini tidak layak, buktinya bla bla bla, dan belum lagi bla bla bla dan masih ada bla bla bla...” Ya, wajar memang, dan memang semua bukti yang diungkapkan tersebut benar adanya, namun satu hal yang harus anda renungi adalah, anda sendirilah
yang menciptakan dan mendatangkan semua itu dalam kehidupan anda sendiri—dan ini adalah prinsip psikologi dan fisika yang sudah valid, bukan sekedar kalimat motivasi bualan semata. Kembali ke soal Ayu tadi, setelah ditelusuri dalam kondisi trance, ternyata penyebab dia memandang dirinya sebagai Si Buruk Rupa adalah pengalaman masa kanak-kanaknya, dimana saat masih di sekolah dasar dia tidak bisa memakai pakaian dengan rapi lalu oleh sang ibu dia terus dikatai, “duh, kamu ini emang nggak ada anggun-anggunnya jadi wanita ya!” Kalimat tersebut terus saja menjadi makian sang ibu, yang tanpa disadari kemudian menjadi program di pikiran bawah sadar (baca: imprint ) yang masih menentukan bagaimana kondisi kehidupan Ayu saat ini, dan bahkan jika terus tidak diatasi akan menentukan kehidupannya sampai akhir hayat. Ayu sendiri sudah tidak mengingat kejadian tersebut, dan tidak tau kalau ternyata rasa sakit hati dan kejadian itulah yang membuatnya memiliki ego
state atau bagian diri yang terus merasa rendah diri dan insecure. Dalam proses hypnotherapy memori ini bisa digali kembali dan “diperbaharui” untuk mendatangkan dampak transformatif yang diinginkan. Berkaca dari pengalaman Ayu tadi, apakah anda memiliki cara pandang negatif terhadap diri anda yang kemudian mempengaruhi realita kehidupan anda secara personal, interpersonal dan transpersonal? Lalu, apakah anda masih bisa mengakses memori yang menjadi awal lahirnya konsep diri tersebut? Sekali lagi, prinsipnya adalah, setiap keyakinan dan perilaku negatif pasti memiliki satu atau beberapa pengalaman pahit yang mendasarinya, dan sayangnya pengalaman ini bisa jadi sudah lama “terlupakan” namun dampaknya masih sangat besar terhadap kehidupan. Dalam bab mengenai lapisan tubuh mental nanti anda akan mendapat pembahasan yang lebih mendetail mengenai hal ini.
Si Pesaing Setelah si buruk rupa yang keberadaanya didasari oleh satu atau beberapa pengalaman buruk, sekarang mari kita kenali satu lagi wajah tersembunyi dalam diri anda, yaitu si Pesaing. Si Pesaing ini adalah bagian dalam diri seseorang yang senantiasa penuh kompetensi, selalu ingin menjadi yang terbaik, yang paling unggul, yang paling pintar, yang paling berkelas, paling berpengalaman dan seterusnya. Kadang, semua kata-kata dan cerita yang disampaikannya bisa jadi bukanlah yang sebenarnya, namun demi untuk tampil sebagai yang paling wah diantara yang lain, maka si pesaing rela mengarang cerita bohong untuk mendapatkan posisi teratas. Tidak ada yang lebih menyiksa Si Pesaing dibandingkan merasa kalah dan merasa lebih rendah dibanding orang lain yang dikenal (dan bahkan diantara orang yang tidak dikenalnya sekalipun. Setiap kali menatap cermin, satu kalimat yang senantiasa terngiang di kepalanya adalah,
“Apakah wajahku sudah lebih cantik dibanding teman-teman sekantorku?” “Apakah body-ku sudah lebih seksi dibanding teman-teman suamiku,” dan demikian seterusnya. Jika Si Pesaing merasa ada yang kurang dengan dirinya ada beberapa hal yang biasanya dilakukan, pertama dia akan segera mencari tau apa yang perlu dibeli dan program apa yang perlu diikuti, lalu kedua jika dia sudah merasa agak terdesak (baca: merasa kalah saing), sia akan menghibur dirinya dengan memikirkan berbagai kekurangan “lawannya” untuk tetap merasa menang. Si Pesaing ini akan senantiasa pilih-pilih dalam menentukan teman sepergaulannya. Entah dia akan berada di sekitar orang yang dianggapnya lebih buruk agar dia bisa tampil sebagai yang paling cantik, atau dia akan bergaul dengan orang-orang berkelas yang dianggapnya bisa menaikkan gengsinya. Jika teman-teman yang lain memakai produk seharga sepuluh juta, maka dia akan segera
membeli produk seharga dua puluh juta untuk membuat dirinya merasa menang; atau jika dia tidak bisa membeli produk seharga dua puluh juta maka dia akan menghibur dirinya dengan mengatakan, “Ah, aku pakai yang lima juta aja udah cantik gini, dia tampang pas-pasan gitu mau pakai yang seratus juta juga akan begitu-begitu saja”. Jika ada yang bisa diharapkannya untuk membelikan produk itu, misalkan suaminya, maka dia akan menerangkan secara panjang lebar menganai akan seberapa besar perbaikan yang terjadi dalam dirinya melalui produk tersebut—dia tidak berbohong, karena memang itulah hal yang dipercayainya. Namun jika dirunut alasan atas semua itu hanya satu saja; takut merasa kalah dan merasa lebih rendah, atau dengan kata lain takut tersaingi. Sebenarnya tidak ada perbedaan yang terlalu besar antara Si Buruk Rupa dengan Si Pesaing; keduanya sama-sama memiliki konsep diri (self concept) yang sangat negatif terhadap dirinya, jauh di dalam dirinya mereka tau kalau mereka itu tidak secantik
yang orang lain katakan, hanya saja yang membedakan adalah, Si Buruk Rupa menanggapinya dengan pasif dan pesimis, dengan menyesali keadaanya, sedangkan si Pesaing mengatasinya dengan aktif dan optimis, dengan terus mengejar apa yang dianggapnya bisa memperbaiki kekurangan dalam dirinya. Dan tidak jarang keduanya bekerja sama dalam menyikapi rasa tidak percaya diri yang dialami ini. Sepintas memang Si Pesaing ini nampak melakukan hal yang “positif” sebab terus melakukan improvisasi terhadap dirinya sendiri, namun jika diteliti lebih mendalam dia sebenarnya hanya seperti kucing yang mengejar ekornya sendiri, tidak akan ada habisnya, tidak ada puasnya dan hanya akan menghasilkan kelelahan semata. Selama dia belum mengatasi insecurity mendalam dalam dirinya, maka dia tidak akan pernah merasakan kepuasan atas dirinya sendiri, dia tidak akan pernah puas entah semahal apapun make-up yang dia pakai atau semewah apapun perhiasan yang dia kenakan. Dan insecurity ini tidak akan
pernah diketahui keberadaanya selama dia belum berani melihat dirinya dengan jujur. Sering kali seseorang memakai berbagai macam kosmetik untuk menghindari dirinya agar jangan sampai melihat wajah aslinya sendiri—karena dia menganggap wajah aslinya terlalu memalukan, menakutkan atau bahkan menjijikkan. Dan prinsip ini berlaku untuk orang yang memaki kosmetik fisik (make-up mahal, perhiasan mewah, pergaulan berkelas dan seterusnya), maupun kosmetik yang sifatnya lebih abstrak seperti pendidikan yang lebih tinggi, liburan ke luar negeri, dan seterusnya. Sampai kapan anda mau mengikuti obsesi ego yang terluka tersebut? Dan kapan anda akan belajar mellihat diri anda sebagaimana adanya, belajar menerima dan mencintai diri anda sebagaimana adanya dan berhenti berkompetensi dengan kehidupan?
Si Cantik Kecantikan selalu identik dengan kemandirian, bukan hanya soal mandiri secara finansial sehingga bisa membayar semua tagihan sendiri, namun mandiri dalam pengertian mental dan aesthetic — mandiri yang dimaksud yaitu tidak pernah menggantungkan rasa percaya diri, rasa nyaman dan rasa diri berharga pada berbahai hal eksternal seperti make up, perhiasan, pakaian, komentar orang lain dan sejenisnya. Seorang yang terpancar inner beauty nya adalah orang yang tetap nyaman menjadi dirinya sendiri, tidak membutuhkan pengakuan dan sokongan dari orang lain, tidak perlu orang lain untuk meyakinkan dia kalau dia cantik dan menarik. Dia nyaman memakai kosmetik apapun, namun rasa nyaman itu tetap ada meski dia tidak memakai kosmetik apaapa. Dia bangga pada dirinya sendiri meski tidak pernah meminta pujian untuk itu, dan dia tetap mempertahankan kebanggaan tersebut bahkan jika orang lain tidak sepakat dan bahkan malah menghinanya.
Namun, tidak seperti Si Pesaing yang sok bangga pada dirinya hanya untuk menghibur diri dan bahkan tidak jarang disertai dengan upaya merendahkan orang lain untuk semakin membuatnya bangga terhadap diri sendiri, Si Cantik tetap menghargai dirinya sendiri dan memandang orang lain sama berharganya, dia tidak segan-segan menunjukkan pujian pada orang lain, tidak segan-segan mengapresiasi orang lain, dan tidak pernah menjadikan kelebihan orang lain sebagai kekalahannya. Alasannya, karena seorang yang tersimpan keindahan dalam dirinya akan memandang segalanya hal sebagai indah, mengekspresikan keindahan itu. Dan bahkan dia akan menularkan keindahan itu pada orang lain dan sekitarnya. Misalkan begini, jika di dalam kantong anda yang tersimpan adalah selembar uang, maka anda akan mengeluarkan uang dari kantong tersebut, demikian pula jika yang tersimpan dalam kantong anda adalah bunga, maka bunga yang akan anda keluarkan dari kantong anda. Jika yang dikeluarkan
adalah kotoran, tentu itu karena yang tersimpan dalam kantong adalah kotoran. Prinsip ini berlaku dalam hal kecantikan dan kewibawaan seseorang. Jika jauh di dalam diri anda tersimpan kecantikan—tersimpan si cantik, maka anda akan mengeluarkan kecantikan tersebut sebagai cara anda bereaksi terhadap keadaan dan cara bereaksi terhadap apapun yang orang lain katakan dan lakukan. Sebaliknya jika yang tersimpan dalam diri anda adalah si Buruk Rupa dan Si Pesaing, maka semua itu yang akan anda ekspresikan keluar, dan hanya soal waktu saja sampai orang lain pun akan menyadari hal tersebut juga. Jika di kantong anda hanya ada bunga, anda tidak akan bisa mengeluarkan kotoran dari dalamnya, demikian pula jika dalam kantong anda hanya ada kotoran anda tidak akan bisa mengeluarkan bunga dari dalamnya. Contoh realitanya dalam keseharian misalkan, ada seorang yang dipuji cantik namun bukannya berterimakasih terhadap pujian tersebut dia malah
menjadi makin down karena malah merasa tersindir, semakin besar seseorang memberikan apresiasi terhadapnya, semakin banyak dia mencari-cari alasan akan betapa tidak benarnya pujian itu dan betapa buruknya dia sebenarnya. “Lho, memang benar kok, bokong saya gede begini dibilang seksi, kan saya jadi kesal!” Mungkin demikian kata mereka. Tapi begini, seksi dan cantik adalah perspektif seseorang, tentang bagaimana seseorang memandang anda berdasarkan selera mereka— artinya jika mereka mengangap bokong besar seksi itu terserah mereka, terlepas dari apakah anda menganggap bokong anda yang besar itu malah memalukan. Jika orang menganggap apa yang anda anggap sebagai kekurangan anda sebagai hal yang indah, itu karena mereka melihat dengan cara berbeda dengan anda—anda ini pula yang saya maksud bahwa selama dalam diri anda yang ada hanyalah “keburukan” maka apapun yang orang lain katakan dan lakukan, hanya keburukan itulah yang bisa lihat
dan rasakan. Hanya keburukan yang bisa anda keluarkan dari kantong anda. Anda memang bisa membeli make up mahal selama anda memiliki uang untuk itu, anda pun bisa membeli baju-baju mewah dari butik-butik berkelas, anda bisa membeli berbagai aksesoris import, anda bisa mengecat rambut anda, menempeli wajah anda dengan berbagai kosmetik dan seterusnya, namun selama cara pandang anda terhadap diri sendiri (baca: self concept anda) belum berubah, maka yang akan anda lihat di cermin hanyalah wajah jelek, memalukan yang harus selalu anda belikan berbagai perawatan mahal. Dan tanpa anda sadari anda semakin memperbesar rasa ketergantungan anda pada elemen-elemen eksternal tersebut sambil di saat yang sama rasa percaya diri dan kemandirian anda menjadi semakin rendah. Tidak ada komestik untuk pikiran anda, dan terlepas dari kosmetik apapun yang anda gunakan untuk mengolesi fisik anda, maka di pikiran anda, anda masih orang yang sama tidak menariknya.
“Ah, tidak juga” Mungkin demikian kata salah satu dari anda untuk berkelit, “Saya merasa jauh lebih percaya diri dan saya memandang diri saya jauh lebih baik setelah memakai semua kosmetik mahal ini, kok!” Ya, sama seperti seorang anak kecil yang merasa dirinya adalah Superman setelah dia memakai Topeng Superman, demikian pula seorang di pikiran bawah sadarnya terbangun konsep diri bahwa dia tidak cantik kemudian berusaha merasa diri cantik dengan bantuan kosmetik semata. Mungkin seseorang memuji anda karena “topeng” anda, mungkin anda pun kemudian menjadi bangga dengan “topeng” yang anda kenakan tersebut. Namun anda tau sendiri, jauh di dalam diri anda ada yang berbisik, kalau anda tidak cantik, tidak menarik dan seterusnya. Anda tau wajah asli anda di balik topeng itu, dan anda tidak akan pernah merasa benar-benar bahagian menjadi diri anda selama yang anda banggakan hanyalah topeng anda, selama anda masih bergantung pada topeng.
Mungkin beberapa diantara anda, karena setelah bertahun-tahun, setiap hari dan setiap detiknya senantiasa “memakai topeng” kemudian anda melupakan wajah asli anda sendiri, anda mulai yakin kalau topeng tersebutlah wajah asli anda. Namun, tetap saja di dalam diri anda terasa ada yang kurang, ada yang kosong dan seolah ada yang tidak beres dengan diri anda sendiri. Topeng tersebut tidak hanya berupa make up dan perlengkapan kosmetik lain, namun ada pula kosmetik perilaku—yaitu anda berpura-pura menjadi orang lain, anda berjalan, bicara dan mengatur gerak-gerik anda sedemikian rupa sehingga menjadi seanggun dan semempesona mungkin, ada pula kosmetik identitas—anda menunjukkan siapa anda dihadapan orang lain dengan berbagai “kostum” tambahan yang akan semakin mengukuhkan identitas yang sedang anda buat tersebut—yang anda buat untuk menutupi rasa tidak percaya diri anda (Si Buruk Rupa) atau untuk membuat seseorang terkesan dan untuk tampil lebih dibanding orang lain (Si Pesaing).
Jadi, siapa anda di balik “topeng” apapun yang sedang anda kenakan saat ini? Si Buruk Rupa, Si Pesaing dan Si Cantik adalah tiga dinamika yang ada dalam diri setiap wanita—dan anda dalam diri pria dengan ekspresi dan nama yang berbeda, ketiganya ada dalam diri anda, hanya saja dengan intensitas yang berbeda-beda. Dan uniknya lagi, biasanya ketiganya saling berinteraksi sehingga tidak jarang satu dengan yang lain malah sulit dibedakan. Dan satu hal yang pasti adalah, tidak satupun dari ketiganya yang perlu dihilangkan (karena semuanya adalah bagian diri anda yang hadir dalam hidup anda dengan tujuan tertentu, tujuan yang bersifat positif) hanya perlu dikelola agar mengantarkan anda pada hal yang menguntungkan, bukan malah mengendalikan anda ke dalam berbagai obsesi yang bahkan tidak anda sadari. Ketiganya mungkin memiliki latar belakang pengalaman dan memori yang berbeda dan seolah memiliki kebutuhan yang berbeda-beda pula, namun jika dicari benang merahnya, ketiganya
sebenarnya sedang menunjukkan satu kebutuhan paling mendasar dalam diri manusia, yaitu kebutuhan untuk dicintai dan diterima. Dan, bicara tentang kebutuhan untuk dicintai dan diterima, tidak ada yang lebih membahagiakan dibanding dicintai dan diterima sebagaimana adanya kita, bukan sebagaimana yang orang lain harapkan adalah kita. Tidak ada yang yang lebih membahagiakan dibanding mengetahui kalau kita dicintai dan diterima bahkan dengan semua hal yang kita anggap memalukan dan menjijikkan sekalipun. Namun, bagaimana orang lain bisa menerima dan mencintai anda sebagaimana adanya jika yang selalu anda tunjukkan pada orang lain adalah topeng anda, bukan diri anda sebenarnya? Bahkan, anda sendiripun tidak akan bisa menerima dan mencintai diri anda sebagaimana adanya jika anda sendiri tidak berani melihat dan mengakui siapa anda sebenarnya, kalau anda senantiasa menyembunyikan “wajah asli” anda dari diri anda sendiri?
Paradoks yang sering kali muncul kemudian adalah, karena anda tidak mampu menunjukkan cinta dan penerimaan anda terhadap diri sendiri, maka anda akan mulai menuntut orang lain untuk memberi anda cinta dan penerimaan yang anda butuhkan itu. Dan bahkan yang lebih ironis lagi adalah anda menuntut orang lain bisa mencintai dan menerima diri anda sebagaimana adanya, tanpa perlu anda tunjukkan siapa anda sejatinya. Beberapa orang memang cukup berani menunjukkan siapa dirinya sebenarnya, dan beberapa yang lain memilih untuk terus menyembunyikan dirinya dan hanya menunjukkan semua kostum dan kostetik yang dia pakai semata. Orang kedua ini, biasanya adalah orang yang kemudian akan memiliki berbagai macam gangguan emosional dan kecenderungan yang dia sendiripun tidak sukai. Lalu, apa yang membuat seseorang berani menunjukkan siapa diri sejatinya di balik semua topeng dan kostum yang dikenakannya?
Ada dua kemungkinan, pertama karena dia berani menerima dan mencintai siapa dia, karena dia merasa nyaman dengan dirinya sendiri sehingga tidak merasa ada yang perlu disembunyikan dari dirinya itu. Kemungkinan kedua adalah karena orang tersebut merasa sangat nyaman dengan orang yang ditunjukinya wajah asli tersebut. Namun jangan salah, karena ada pula orang yang mengatakan kalau dia sedang menunjukkan dirinya apa adanya, menunjukkan dirinya yang beda dari yang lain dengan alasan “gue ya gini” dengan berbagai sikap antimainstream. Bisa jadi sikap semacam ini hanya proyeksi dari rasa rendah diri Si Pesaing yang merasa tidak bisa memenangkan persaingan yang mainstream lalu dengan sengaja menampilkan diri berbeda. Ini hanya bentuk lain dari upaya Si Pesaing untuk memenuhi kebutuhannya merasa spesial.
Mempercantik Tubuh Mental Anda Dari penjelasan mengenai wajah-wajah tersembunyi dalam diri anda dalam bab sebelumnya, tentunya anda sudah bisa menyimpulkan sendiri apa saja yang termasuk dalam tubuh mental anda, apa saja bagian psikologis anda yang mempengaruhi penampilan fisik anda. Bagian-bagian tersebut meliputi; memori, konsep diri, pemaknaan dan kesadaran, yang mana keempatnya bekerja sebagai sebuah sistem dalam satu kesatuan yang sering kali proses kerjanya ada diluar kesadaran kita, dalam artian semuanya berfungsi secara otomatis— bekerja secara otomatis, itu juga berarti mereka bekerja tanpa anda sadari. Keempat hal tersebut merupakan “roda” yang menggerakkan dinamika personal anda, baik secara internal (anda dengan pemikiran dan perasaan anda sendiri), maupun secara eksternal (anda
dengan berbagai kejadian, kondisi kehidupan dan orang lain). Bagaimana anda bereaksi, bagaimana anda bersikap, bagaimana anda berperilaku sangat ditentukan oleh kondisi dan proses dalam keempat elemen mental anda ini. Cantik secara mental berarti cantik baik dalam “kondisi” maupun “proses” mental anda. Kondisi yang dimaksud yaitu kualitas kesadaran anda, kualitas keyakinan-keyakinan anda (belief system) pada diri sendiri, orang lain dan kehidupan, serta kondisi dari konsep diri anda—bagaimana anda memandang diri anda sendiri. Sedangkan proses adalah bagian mental yang lebih dinamis, bagian dari diri anda yang memproses informasi yang didapatkan panca indera anda dalam setiap detiknya, dan proses biasanya bekerja berdasar bagaimana kondisi-kondisi atau struktur keyakinan yang tersimpan dalam diri anda. Banyak wanita yang berpikir kalau mereka hanya perlu mempercantik wajahnya saja, hanya perlu mempercantik bagian-bagian fisiknya saja, sementara cenderung melupakan bagian yang lebih
mendalam, yaitu bagian mental. Jika di balik wajah yang cantik hanya tersimpan mental yang “buruk” biasanya lama kelamaan keburukan di dalam tersebut akan terpancar keluar—bahkan tidak jarang kemudian “membatalkan” kecantikan di tubuh fisik anda. Mungkin dengan wajah anda yang menawan dan tubuh yang seksi—lengkap dengan dandanan yang indah, kemudian ada orang yang terpesona dengan keindahan anda itu. Namun, setelah anda mulai menunjukkan sikap, gerak-gerik dan attitude dan behavior lain yang sama sekali tidak sebanding dengan kecantikan fisik anda, maka jangan heran jika orang yang sebelumnya menganggap anda cantik tersebut kemudian akan membatalkan anggapannya, dan alih-alih kagum mereka malah akan jadi geli sendiri dengan perilaku anda. Perilaku (behavior ) dan attitude anda biasanya adalah proyeksi dari struktur mental anda— behavior adalah ekspresi eksternal atas struktur internal dalam diri anda—dan semuanya adalah proses alami yang diatur oleh pikiran bawah sadar,
jadi tidak perduli sekeras apapun seseorang berusaha “memalsukan” perilakunya—acting agar memunculkan kekaguman dan ketertarikan seseorang—pada akhirnya “wajah asli” anda akan menampakkan diri juga. Kebanyakan perilaku kita dalam keseharian diatur oleh pikiran bawah sadar (sub conscious mind ) kita, karena memang itulah tugas dan fungsinya, sehingga jangan heran jika kebanyakan orang tidak sadar dengan apa yang dilakukannya, dengan bagaimana caranya bereaksi terhadap seseorang atau keadaan tertentu dan lain sebagainya. Pembagian tugas yang dilakukan pikiran ini penting agar kita bisa menghemat energi pikiran kita— dengan menjadikan banyak perilaku sebagai bagian natural dan otomatis maka kita tidak perlu lagi banyak memikirkannya—sebab kita sudah melakukannya “di luar otak”. Bayangkan saja, jika untuk membuka pintu kamar mandi saja anda perlu menghitung dulu (secara sadar) sedekat apa anda harus berdiri di depan pintu, berapa sudut dan jarak anda dengn pintu, ke
arah mana anda perlu memutar handle pintunya, seberapa besar derajat putaran pintunya, seberapa besar dorongan yang harus anda berikan ke pintu, kaki mana yang harus dilangkahkan dulu setelah pintunya terbuka dan detail lain yang untuk memikirkannya saja bisa jadi memerlukan waktu sampai setengah jam. Namun, dalam keseharian kita membuka pintu secara “tak sadar”, sudah ada bagian dalam diri kita yang seolah tau benar bagaimana mengatur proses tersebut sehingga anda bahkan tidak perlu memikirkan lagi bagaimana cara membuka pintu, anda bisa menyerahkan itu pada pikiran bawah sadar anda sementara di saat yang sama mungkin pikiran anda sedang memikirkan hal lain seperti pekerjaan yang masih tertunda dan jadwal anda dalam sehari itu. Dengan pengaturan seperti ini, kita bisa memiliki efektifitas dan performa yang jauh lebih besar dalam kehidupan, kita bisa melakukan dan mengalami berbagai macam hal.
Sisi buruknya kemudian—meski tidak sepenuhnya bisa disebut buruk—pikiran bawah sadar (subconscious mind ) kita tidak bisa yang namanya “jaim” atau “jaga image”, sebagaimana pikiran sadar (conscious mind ) yang bisa mempertimbangkan bagaimana seharusnya bersikap dengan berbagai alasan rasional, pikiran bawah sadar lebih bersikap otomatis atau natural, dia hanya akan melakukan berbagai hal yang memang sudah menjadi program otomatis dalam dirinya, entah itu buruk atau baik di mata sosial, entah itu sikap dan perilaku yang membuat anda nampak lebih cantik atau sebaliknya malah membuat orang lain memandang anda demikian buruknya. Kalaupun sadar, biasanya kita baru sadar dengan apa yang kita lakukan atau setelah merasakan efek dari proses tak sadar (unconscious processing) yang terjadi dalam diri kita itu.
Baru setelah menyadari semua perilaku kita sendiri kemudian kita akan “tepok jidat” sambil mengatakan, “Waduh! Kenapa saya tadi melakukan itu, ya?”, Atau “Yah, seharusnya saya tadi tidak menjawab demikian” Dan seterusnya—yang mana semua perilaku tepok jidat dan celetukan ini pun keluar tanpa disadari (juga). Karena mengetahui bahwa perilaku manusia kebanyakan merupakan proyeksi dari berbagai konsepsi, kondisi dan proses pikiran bawah sadar yang sangat “jujur”, wajar kemudian banyak yang berusaha “mendeteksi kebohongan” dengan membaca bahasa tubuh seseorang. Bahkan para pakar percaya kalau hampir 90% dari proses dan kondisi mental keseharian kita berfungsi tanpa kita sadari, berfungsi otomatis dan begitu saja. Karena itu, anda tidak akan bisa seterusnya memalsukan bagaimana anda bersikap dan
berperilaku—terutama dalam kondisi-kondisi yang tidak terduga atau mengejutkan. Dalam kondisi yang memang sudah bisa ditebak skenarionya, secara sadar kita memang bisa mengarang akan bagaimana bersikap, akan bagaimana cara bicara kita, akan bagaimana kita berjalan, akan bagaimana ekspresi wajah dan gerak gerik kita. Namun, jika yang kemudian terjadi justru jauh dari yang telah kita bayangkan sebelumnya, maka yang sebelumnya kita rencanakan pun akan berantakan dan pada saat-saat demikian yang keluar adalah sisi alami kita, yang masih sangat “jujur”. Jadi, tanpa bermaksud mengecilkan hati beberapa diantara anda, bisa dikatakan kalau kemungkinan anda bisa memalsukan kecantikan internal anda, memalsukan kecantikan mental yang adalah salah satu elemen penting dari inner beauty anda sangat kecil. Tidak seperti wajah anda yang bisa disembunyikan borok-boroknya dengan make up tebal, anda tidak bisa menutupi kecantikan mental anda dalam waktu yang cukup lama, setebal apapun anda memberi “topeng” pada wajah
mental anda, tetap akan dengan sangat mudah kedodoran juga. Lagi pula, jauh di pikiran bawah sadar seseorang biasanya mereka bisa merasakan secara “intuitif” apakah perilaku dan sikap anda itu hanya sekedar dibuat-buat atau tidak. Mungkin mereka tidak memiliki argumentasi logis tentang apa dan bagaimananya, namun jauh di dalam diri mereka seolah mereka merasa kalau, “nih orang kayaknya acting saja, deh”. Selain itu, matahari asli dan matahari buatan akan sangat berbeda tingkat keterangan cahayanya— orang yang benar-benar cantik secara mentalnya akan memancarkan cahaya yang lebih terang yang membuat orang lain bisa merasakan kalau semua sikap, perilaku dan gerak gerik yang ditunjukkannya bersifat sangat natural dan apa adanya, dan justru hal itulah yang membuatnya mempesona. Heartmath Institute pernah melakukan penelitian yang sangat fenomenal tentang vibrasi atau getaran perasaan seeseorang dan bagaimana getaran itu bisa dengan mudah menular pada
orang-orang di sekitar. Jika anda hanya memperindah diri di permukaan saja –mulai dari permukaan kulit sampai permukaan perilaku dan sikap, maka anda tentu tidak akan nyaman menjadi seseorang yang jelas-jelas bukan anda, apa lagi jika anda menjadi orang yang anda tidak sukai, bersikap dan berperilaku dengan sikap dan perilaku yang anda tidak sukai. Akhirnya, vibrasi ketidaknyamanan anda ini yang akan menyebar pada orang lain – berbeda dengan orang yang memang secara mentalnya cantik, lalu kecantikan internal itu terproyeksikan ke permukaan menjadi sikap dan perilaku yang juga sama cantiknya, dan nyaman-nyaman saja dengan semua itu. Akhirnya orang lain, selain merasakan vibrasi kenyamannya juga terpesona dengan keanggunan dan kecantikan bercahaya yang dipancarkannya. Meski di bab berikutnya kita akan membahas secara lebih mendetail mengenai tubuh energi, namun di bab ini tetap akan disinggung sebab mental (struktur internal; pikiran) dan energi saling
berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Landasan Cantik atau Buruknya Wajah Mental Anda Jika ada yang bertanya pada anda kenapa anda tau kalau anda adalah anda, apa yang anda jadikan landasan dalam menjawabnya? Jika ada yang bertanya kenapa anda tau apa yang harus anda lakukan dalam momen atau saat-saat tertentu, kenapa anda tau kalau memang itu yang perlu anda lakukan, dan bukan hal lainnya? Anda tentunya akan menjawab semua pertanyaan di atas dengan berbagai argumentasi dan penjelasan yang mendetail, namun semua penjelasan mendetail itu didasarkan pada satu hal saja; memori atau berdasarkan semua data dan informasi yang anda simpan di pikiran bawah sadar anda.
Saat seseorang dihadapkan pada satu situasi dan kondisi tertentu, seperti misalkan ditanya dengan berbagai pertanyaan tadi, maka berbagai data dan informasi tersebutlah yang akan muncul ke permukaan dalam wujud gambaran (visual), suarasuara (auditori) atau berbagai sensasi dan perasaan (kinestik), lalu pikiran sadar anda merangai semua data dan informasi yang muncul ke permukaan tersebut menjadi satu jalinan cerita dan penjelasan yang anda pahami dan kemudian anda sampaikan pemahaman anda itu pada orang lain. Pikiran bawah sadar adalah gudang memori jangka panjang (longterm memory ), yang mana di sana tersimpan memori sedari anda dalam kandungan sampai detik ini, semua yang pernah anda dengar, lihat dan alami masih tersimpan di pikiran bawah sadar anda, namun hanya memori-memori yang memiliki muatan emosional tinggi yang akan terdokumentasikan dengan baik di database mental anda, menjadi satu folder dalam rak memori yang memang biasa anda akses dan oleh pikiran bawah sadar anda dianggap akan anda perlukan lagi nantinya.
Sistem pendataan atau pencatatan memori bawah sadar ini sangat-sangat canggih, yang karena saking cepat dan besarnya gudang memori internal anda ini, anda sendiri pun tidak akan tau apa saja yang tersimpan di sana. Memori yang memiliki muatan emosional, baik itu emosi yang menyamankan maupun menyakitkan akan dengan mudah anda ingat, dan semakin tinggi muatan emosional memori anda semakin mudah anda mengingatnya. Misalkan saja, jika anda ditanya siapa guru SMA yang masih anda ingat, tentu yang pertama terbayang di pikiran anda adalah guru yang memang memiliki kesan emosional mendalam terhadap anda – entah karena sangat galak, sangat lucu atau sangat baik, semuanya memiliki satu kesamaan, sama-sama memiliki muatan emosional mendalam. Demikian pula dengan siapa mantan kekasih yang paling anda ingat, tentu adalah mantan yang memang memiliki kenangan terindah, atau terburuk untuk anda.
Emosi sama seperti lem yang merekatkan memori tertentu di permukaan gudang memori anda, dan nantinya setiap kali anda mengambil semua keputusan, saat anda bereaksi terhadap seseorang atau kondisi tertentu, dan saat anda hendak memaknai suatu hal, maka memori-memori tersebutlah yang akan menjadi landasan utama anda dalam menentukan pertimbangan. Jika anda pernah memiliki pengalaman buruk memakai satu produk kecantikan maka anda akan cenderung menolak saat ditawari produk serupa dengan alasan takut tertipu lagi, dan ketakutan ini ada dalam diri anda karena ada memori terkait yang masih tersimpan di pikiran bawah sadar. Proses munculnya memori ke permukaan sampai menjadi satu bahan pertimbangan dalam memaknai dan memutuskan sesuatu sangat-sangat cepat, dalam hitungan sepersekian detik saja – sehingga anda cenderung tidak sadar saat mental anda yang super canggih melakukan proses pengolahan data ini.
Kumpulan semua memori, semua data dan informasi yang tersimpan ini memiliki muatan emosional karena memiliki makna, memiliki labellabel tertentu yang kemudian mengelompokkannya ke dalam katagori-katagori tertentu dari yang paling umum sampai paling spesifik, kemudian kumpulan memori ini akan menjadi bahan baku anda dalam membentuk identity , membentuk konsep diri, membentuk siapa anda dan bagaimana anda memandang diri anda sendiri, dan secara tidak langsung akan membentuk bagaimana anda memandang orang lain, kehidupan dan semua hal yang kemudian terjadi pada anda. Anda tau anda adalah anda karena anda memiliki memori terkait siapa anda. Jika semua memori itu terhapus – seperti orang yang hilang ingatan, dia tidak akan tau siapa dirinya dan bagaimana harus bersikap. Dan berkaitan dengan topik buku ini, tentang kecantikan dan kewibawaan – bukan memori apa yang anda miliki yang akan menentukan secantik apa memori anda, namun apa makna dan kondisi
emosional yang menempel padanya yang akan menjadi penentu utama. Sekali lagi, bukan memori anda, namun emosi dan makna yang melekat pada memori itu yang perlu anda perhatikan. Anda mungkin saja memang memiliki memori ditolak bekerja di sebuah perusahaan karena alasan fisik anda. Namun, kondisi itu tidak dari sananya bermakna baik atau buruk, andalah yang kemudian memberinya makna dan dari makna yang anda berikan kemudian muncul berbagai kondisi emosional terkait yang kemudian membuat memori bersangkutan menjadi mengesankan – entah kesan menyenangkan atau kesan pahit. Pengalaman berupa penolakan itu mungkin untuk sebagian orang dimaknai atau dilabeli sebagai penghinaan, bagi sebagian yang lain dimaknai sebagai ujian, bagi sebagian yang lain penebusan karma dan demikian seterusnya, yang mana perbedaan label yang diberikan akan menentukan perbedaan emosi yang dirasakan dan dilekatkan terkait memori itu.
Jika memori itu dilabeli sebagai “penghinaan” kemungkinan besar ada bagian dalam diri yang memiliki kecenderungan seperti Si Pesaing dan Si Buruk Rupa, yang merasa terhina, lalu pengalaman itu akan memperkuat konsep diri sebelumnya – entah kemudian dia menjadi semakin tidak percaya diri karena Si Buruk Rupa dalam dirinya, atau malah membuatnya semakin terpacu untuk melakukan berbagai perawatan atas dorongan Si Pesaing. Dan Si Wajah manapun yang anda ikuti, dengan mengikutinya anda akan menjadikannya semakin kuat. Atau, saat seseorang mengalami pengalaman pahit berkali-kali dan “penghinaan” terkait penampilannya kemudian membuat Si Buruk Rupa (yang tadinya masih sangat kecil) menjadi makin besar dan bahkan mendominasi kepribadian seseorang. Ditolak kerja karena secara fisik tidak mendukung, ditolak pasangan idaman karena wajah yang kurang cantik atau tampan, sering dibully karena postur tubuh yang tidak propersional dan demikian seterusnya bisa menjadi tumpukan
pengalaman yang membuat seseorang memandang dirinya sebagai Si Buruk Rupa. Kemudian, saat Si Buruk Rupa sudah mendominasi dan rasa percaya diri yang sudah sangat rendah, maka setiap kali terjadi pengalaman buruk apapun yang kemudian disalahkan dan dijadikan penyebab adalah kondisi fisik dan penampilannya, Si Buruk Rupa yang kemudian memberi makna atas setiap kejadian yang dialami, dan kemudian menjaid cara bereaksi, dan semakin lama semua cara memaknai seseorang dan kejadian dari perspektif si buruk rupa ini malah akan semakin menguatkan keberadaan si buruk rupa tersebut. Bisa anda amati, jika sudah demikian maka seseorang akan berada dalam lingkaran setan yang malah akan semakin menyembunyikan sisi cantik alami dalam dirinya – dalam semua lapisan dirinya mulai dari fisik, energi, mental sampai spiritual. Jadi, setelah anda membaca bab mengenai wajahwajah dalam diri anda, dan kemudian sekarang membaca bab ini mengenai peran penting memori, silahkan renungkan;
Pengalaman apakah yang membuat anda memandang diri anda sebagaimana anda saat ini? Jika misalkan yang menjadi landasan anda memandang diri anda sebagai anda yang saat ini – dalam pengertian konsep diri yang merugikan, adalah pengalaman diabaikan pasangan (karena fisik), anda tidak usah repot-repot untuk berusaha menghapus memori tersebut dari otak anda. Selain karena hal tersebut sangat sulit dilakukan, juga karena ada cara lain yang jauh lebih bermanfaat. Cara yang jauh lebih bermanfaat dibanding berusaha menghapus memori tersebut yaitu memaknainya ulang (reframming). Anda sudah membaca sebelumnya kalau sebuah memori tidak hanya berupa data visual, auditori dan kinetis semata, namun setiap elemen data itu memiliki makna (meaning) dan muatan emosional yang mengikutinya. Dan beda pemaknaanya, beda muatan emosionalnya, akan berbeda pula memori tersebut mempengaruhi identity atau self-concept anda.
Ditolak karena kurang cantik tidak otomatis berarti anda memang kurang cantik, tapi makna lainnya bisa jadi karena definisi orang tersebut tentang cantik berbeda dengan jenis kecantikan yang anda miliki. Atau bisa jadi penolakan yang dia ajukan adalah sebuah pecut yang memicu anda untuk lebih mencintai diri anda sendiri sebelum mengungkapkan cinta pada orang lain. Bisa jadi pula, hanya karena orang tersebut yang memang punya selera berbeda. Sehingga yang perlu anda lakukan bukannya menampar diri anda sendiri karena penolakan orang lain, namun mencari orang yang menjadikan anda sebagai definisinya tentang cantik. Bisa anda lihat sendiri, satu kejadian bisa memiliki sangat banyak makna, dan masing-masing makna akan menggiring pada kondisi emosional atau kesan mental yang berbeda, yang kemudian akan mempengaruhi anda di masa depan dengan cara yang berbeda pula. Setiap orang memang sudah cantik dari sananya, setiap orang memiliki cahaya keindahannya sendiri-
sendiri, tapi tentu tidak semua orang bisa melihatnya, karena itu setiap orang akan memiliki definisi cantik yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya; hal ini juga berarti akan sia-sia jika anda berusaha memaksakan keindahan yang anda miliki di hadapan orang yang tidak menganggap hal tersebut sebagai indah. Dan jika karena penolakan satu orang tersebut anda kemudian menjaid trauma, menutup diri dan terus memperburuk diri anda (menanamkan konsep diri negatif, memperkeruh vibrasi energi dan tidak merawat fisik), maka anda akan semakin jauh dari orang yang bisa jadi akan sangat mengapreasiasi kecantikan anda, orang yang memiliki definisi kecantikan sebagai anda seutuhnya, dan yang semakin banyak anda alami adalah pengalaman (internal maupun eksternal) tentang betapa buruknya anda. Dalam bab berikutnya akan dihadirkan workbook berupa kolom isian yang akan membantu anda untuk menganalisa dan memaknai ulang
keseluruhan konsep diri anda dan elemen-elemen pembentuknya.
Kesimpulan Pertama Jadi sepanjang anda membaca buku ini anda tentunya sudah paham kalau konsep tentang “cantik” dan “karismatik” adalah konsep yang bersifat multi perspektif. Kedua hal ini jauh melebihi elemen fisik anda—karena di balik elemen fisik masih ada beberapa elemen yang membentuk diri manusia—dan bukan hanya kecantikan atau karisma anda yang jauh lebih luas dari sekedar fisik semata, bagaimana manusia lain mempersepsikan dan menilai anda pun jauh hanya sekedar menggunakan mata. Dengan demikian, sederhananya anda bisa tampil cantik dan karismatik secara total dengan sepenuhnya mempercantik sistem pembentuk diri anda (mulai dari elemen fisik, elemen energi, elemen mental dan spiritual) agar anda bisa dipersepsikan cantik dan karismatik bukan hanya oleh mata fisik orang lain, namun juga dengan mata
hati mereka, yang mana hal ini memegang peranan jauh lebih besar. Sebagaimana kutipan Confusius yang mengawali buku ini, setiap orang memiliki kecantikannya sendiri-sendiri, namun tidak setiap orang bisa melihatnya, dan tugas anda sederhana saja, bagaimana memancarkan kecantikan dan karisma dalam diri anda sehingga sebanyak mungkin orang bisa melihatnya, dan untuk melakukan itu hal yang perlu anda lakukan adalah membersihkan permata dari semua debu, lumpur dan kotoran yang menempel padanya sehingga pancaran cahayanya menjadi semakin cerah. Kotoran-kotoran tersebut pun ada di berbagai elemen diri anda, mulai dari fisik, energi, mental dan spiritual. Namun, untuk mempermudah pemahaman anda terhadap berbagai elemen tersebut, anda bisa membayangkan sosok-sosok lain dalam diri anda yaitu Si Buruk Rupa dan Si Pesaing yang membuat anda tidak pernah benar-benar cantik atau karismatik, sosok yang hanya akan mengantarkan anda pada berbagai kebutuhan membabi buta
terhadap berbagai produk kecantikan, berbagai program perawatan dan sejenisnya. Fakta ironisnya adalah, anda tidak akan pernah bisa benar-benar tampil cantik atau karismatik dengan mengikuti kedua dorongan tersebut, sebaliknya anda akan bisa menjadi benar-benar bercahaya saat anda mengekspresikan kecintaan anda pada diri sendiri bukan untuk membuat siapa-siapa menjadi lebih rendah atau untuk membuat orang lain terkesan. Memancarkan kecantikan dan karisma yang membuat orang lain terkesima merupakan sebuah upaya yang bersifat inside-out, artinya bersifat “dari dalam ke luar”, memperindah setiap bagian diri mulai dari bagian yang paling dalam dari diri anda, yaitu diri spiritual anda, kemudian bagian mental, energi lalu fisik. Pancaran yang dihasilkan dari upaya ini bersifat sangat membahagiakan, baik untuk diri anda sendiri maupun orang lain, membuat anda nyaman dengan diri anda sendiri dan pada saat yang sama membuat orang lain nyaman dengan anda. Ini merupakan sebuah pola yang harus anda ikuti jika
anda ingin memiliki pancaran kecantikan dan karisma yang menawan, bukan sekedar hanya polesan-polesan yang mudah luntur. Pesona dan keindahan dari lapisan spiritual dalam diri anda akan memancar seiring keterhubungan anda dengan bagian dalam diri yang lebih tinggi dari batasan-batasan ego anda, seiring anda mengekspresikan cinta kasih pada diri dan kehidupan dan dari keterhubungan anda dengan Yang Maha Ada, terlepas dari apapun anda menyebut-Nya sesuai dengan keyakinan dan agama yang anda anut. Anda tidak lagi melakukan sesuatu demi menyaingi atau menyenangkan orang lain, namun anda melakukannya demi diri anda sendiri, dan anda bahkan secara terbuka dan melatih diri untuk mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan (baik kecantikan maupun karisma) orang lain, bukan malah menjadikannya sebagai ancaman bagi diri anda. Pesona di lapisan mental anda akan memancar seiring anda mulai berdamai dengan seluruh bagian
dalam diri anda yang tadinya anda benci dan abaikan entah karena anda anggap menjijikkan, mengerikan, jelek, lemah, memalukan dan seterusnya. Saat anda berdamai dengan semua bagian diri yang menyimpan berbagai memori di masa lalu ini kemudian anda akan memiliki emosi yang jauh lebih menyamankan dan mendamaikan, bukan malah berada dalam konflik tidak berujung dalam diri karena anda “membelah” diri menjadi bagian yang anda inginkan dan bagian yang tidak anda inginkan. Rasa nyaman dan bahagia yang anda rasakan secara emosional ini ini kemudian akan mempengaruhi bagaimana anda bersikap dan menyikapi diri, orang lain dan berbagai situasi dalam kehidupan anda. Rasa nyaman dan damai ini pun akan memancar dan menular pada orang lain sehingga membuat orang lain menjadi lebih nyaman dengan anda, dan dari rasa nyaman itu akan membuat mereka melihat anda lebih menarik dan menawan.
Keterhubungan anda dengan diri spiritual anda dan kejernihan dalam lapisan mental anda kemudian akan mempengaruhi lapisan tubuh energi anda, membuat pancaran aura anda menjadi semakin kuat dan indah sehingga kecerahan pancaran itu akan kemudian terpancar secara fisik, membuat kehadiran anda menarik dan menawan mulai dari mata fisik sampai mata hati seseorang yang berada di dekat anda atau berada di lingkungan pergaulan anda, kehadiran anda bukan lagi sekedar mempengaruhi persepsi inderawi mereka semata namun memiliki kesan mendalam terhadap hati mereka. Namun tentu saja, proses ini tidak bisa selesai dalam semalam, proses ini merupakan proses transformatif yang mempengaruhi penampilan anda semata namun akan sangat mempengaruhi seluruh elemen kehidupan anda sekaligus. Atau dengan kata lain bukan hanya penampilan anda semata yang akan menjadi lebih cantik, namun seluruh elemen kehidupan anda pun akan menjadi cantik dan menawan.
Meski tidak akan selesai dalam satu malam, namun dengan dedikasi anda akan sangat cepat bisa melihat perubahan-perubahan dalam diri anda, dari cara anda memandang diri sendiri sampai bagaimana orang lain memandang anda, dan untuk mendapatkan hasil tersebut anda bisa mengikuti latihan dan metode yang sudah disediakan di bagian dua buku ini.
Mempercantik Lapisan Spiritual Anda Saat pertama terlahir ke dunia, manusia memang bisa diibaratkan seperti selembar kertas kosong, dia masih belum memiliki konsep mental apa-apa, bebas dari semua penilaian dan pengkotakkotakan, tidak membedakan mana yang indah dan mana yang buruk, tidak memilih-milih mana yang harus didekati dan mana yang dijauhi, dia demikian ekspresif, mengagumi keindahan semua ciptaan dan mengekspresikan cinta pada semua hal. Namun seiring tumbuh semakin dewasa, manusia mulai memiliki banyak konsep mental, manusia mulai memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang tidak di sekitarnya dan bahkan dalam dirinya sendiri. Dia mulai diinjeksikan berbagai
konsep tentang bagaimana harusnya bersikap dan menjadi seorang seperti apa semestinya dia. Tentu saja hal ini bukanlah hal yang buruk, meski tidak selalu bersifat baik juga. Mengembangkan berbagai konsep mental, keyakinan dan pola-pola pemikiran dan perilaku tertentu akan membuat seseorang menjadi lebih “manusiawi” dalam tataran tertentu, membuat kita sebagai manusia berbeda dengan binatang karena kita hidup berdasarkan tatanan sosial bukan sepenuhnya mengikuti insting-insting dasar semata. Sayangnya, dalam proses ini sering kali kita juga kehilangan banyak sifat dan pola yang seharusnya dipertahankan dan tidak jarang menggiring kita pada pola baru yang malah bersifat destruktif. Saat kita masih balita kita memandang diri dan kehidupan dengan cinta kasih dan keindahan, tanpa membedakan sama sekali, namun seiring kita dibekali dengan berbagai konsep tentang bagaimana sebenarnya cantik dan menarik itu, maka pandangan kita terhadap keindahan dalam diri dan kehidupan mulai semakin berkurang dan
menyempit. Bahkan lebih ironis lagi, karena kita terus menerus diberi penilaian semacam ini kita kemudian menjadi semakin terobsesi menjadi cantik dan menawan dalam batasan tertentu, kita mengejar dan mengidamkan untuk menjadi cantik dan menarik berdasar standar lingkungan dan pengalaman kita, dan tidak jarang kita membenci dan menolak berbagai elemen dalam diri dan kehidupan yang berdasar standar tadi dinilai buruk. Akhirnya, kita hidup dengan berdasar batasanbatasan standar itu semata dan tidak lagi mengapresiasi keindahan secara luas. Di titik ini biasanya akan berkembang wajah-wajah Si Buruk Rupa dan Si Pesaing, dan tidak jarang di titik ini keadaan menjadi semakin parah saat seseorang bukan hanya menyempitkan pandangannya tentang keindahan namun bahkan belajar memandang dengan kebencian terhadap berbagai hal. Mempercantik tubuh spiritual anda berarti mengembalikan sifat masa kanak-kanak anda yang memberdayakan seperti sifat balita tadi yang bebas
dari pengkotak-kotakan dan memandang segala sesuatu dengan penuh keindahan, karena keindahan adalah Sifat Tuhan itu sendiri. Dengan menghubungkan diri dengan betapa indah diri, orang lain dan kehidupan anda sedang menghubungkan diri dengan-Nya, dengan sesuatu yang jauh lebih besar dari batasan-batasan mental yang tertanam dalam diri anda. Di bagian pendahuluan, saya mengutip kalimat Confusius yang mengatakan kalau semua sejatinya memiliki keindahannya sendiri-sendiri, namun tidak semua orang bisa melihatnya, dan mempercantik diri spiritual anda berarti menjadi orang pertama yang melihat keindahan dalam setiap hal, dan bukan hanya sekedar melihatnya anda bahkan mengapresiasi dan mengekspresikannya dengan aksi nyata. Diri Spiritual yang dimaksud dalam bab ini sama sekali tidak membahas mengenai konsep-konsep ketuhanan dalam konteks agama tertentu, meski jika anda mencoba mencari keterhubungan antara konsep yang dibahas disini dengan agama dan
keyakinan yang anda anut, anda akan menemukan keterkaitannya baik secara langsung maupun tidak. Diri Spiritual yang dibahas disini merupakan karakteristik dan kondisi kesadaran yang lebih luas dan lebih besar dari batasan kepribadian anda sendiri, karakteristik yang ditandai dengan sifat-sifat mulia (bukan dalam batasan dan standar moral, namun dalam standar nilai universal kehidupan), dan memandang keindahan dalam setiap mahluk (baik diri anda sendiri, orang lain dan semua hal dalam kehidupan) merupakan salah satunya.
Kehadiran dan Kesan yang Ditimbulkan Seorang Karismatik Salah satu elemen yang akan membantu secara signifikan menjadikan anda lebih karismatik dan memancarkan inner beauty yang lebih kuat adalah hadir utuh dimana pun anda sedang berada, terutama saat anda sedang berinteraksi dengan seseorang; saat anda sedang bercengkrama dengan pasangan anda, hadirlah sepenuhnya di sana bersama pasangan anda—bukan malah membiarkan pikiran anda gentayangan ke tempat kerja—perhatikan wajahnya dengan seksama, dengarkan setiap kata-katanya dengan seksama dan seterusnya. Jika anda sedang melakukan evaluasi dengan salah satu bawahan anda, maka hadirlah sepenuhnya di sana, bukan hanya sebagian apa lagi seperempat, namun sepenuhnya ada di sana, jangan biarkan pikiran anda sedang tidur di
rumah saat tubuh anda sedang berdiskusi dengan rekan kerja anda di kantor. Hadir sepenuhnya dan memberikan perhatian anda seutuhnya dalam satu titik bukan hanya akan membantu meningkatkan karisma dan kesan power anda terhadap orang lain, namun juga akan sangat membantu meningkatkan kreatifitas dan performa anda dalam hal yang anda sedang lakukan itu— yang mana hal ini akan memberi daya tarik tersendiri pada orang-orang di sekitar anda. Seorang yang memiliki pancaran inner beauty yang kuat dan seorang yang memiliki karisma yang memancar biasanya adalah orang yang dalam dirinya terpancar kehangatan dan kekuatan sekaligus—kehangatan yang membuat anda merasa nyaman berada di sekitarnya atau berinteraksi dengannya, dan kekuatan yang membuat anda menghormati orang tersebut dan menempatkannya sebagai otoritas bagi anda, secara sadar atau tidak—dan baik kehangatan maupun kekuatan tersebut merupakan hal yang dipersepsikan orang lain dari anda dengan
mengamati gerak-gerik dan bahasa tubuh, pilihan kata, cara bicara, cara anda bereaksi dan gestur anda. Saat anda sedang dalam kondisi “terbelah” dimana tubuh anda berada di satu tempat dan melakukan satu hal dan pikiran anda ada di tempat lain dan melakukan hal lain, saat itu pancaran kehangatan dan kekuatan anda pun menjadi lemah. Mari kita umpamakan hal ini dengan cahaya matahari, panas cahaya matahari masih sangat lemah terasa di kulit anda saat cahayanya terpencar kesana-sini, namun saat cahaya tersebut sifokuskan dalam satu titik (misalkan dengan luv) maka kekuatannya jauh bertambah dan bahkan memiliki kekuatan untuk membakar. Hal yang sama terjadi dengan vibrasi energi magnetis personal anda, jika anda sedang hadir utuh di satu tempat pada satu momen maka keseluruhan elemen diri—tubuh fisik, tubuh energi, tubuh mental dan spiritual—sedang berada dalam satu titik dan akan menghasilahkan pancaran energi
yang jauh lebih besar, dibanding saat satu bagian dengan bagian lain sedang terpisah-pisah. Anda pastinya mengalami sendiri dalam interaksi keseharian anda dengan orang lain, merasa saat seseorang sepenuhnya hadir untuk anda dan saat orang tersebut hanya “sekedar ada” di depan anda, anda pun bisa merasakan seberapa besar keperdulian dan perhatian yang terpancar dari kehadirannya. Di sisi lain anda pun bisa merasakan sendiri saat seseorang mendekati anda dan bicara dengan anda dan sementara anda sedang mencerna kata-katanya perasaan anda bisa merasakan betapa kuat power orang tersebut terhadap anda. Ini bukan hal yang bersifat “gaib” sama sekali, dalam pengertian ini karena pengaruh jimat atau karena bantuan jin tertentu. Fenomena karisma dan inner beauty ini bisa dijelaskan dari berbagai lapisan, mulai dari lapisan psiko-fisik seseorang sampai lapisan energi yang juga memiliki landasanlandasan ilmiah yang jelas.
Salah satu kesalahan terbesar seseorang dalam usahanya tampil lebih cantik, lebih menarik dan karismatik di hadapan orang lain adalah dia selalu berfokus pada dirinya dalam interaksi dengan orang lain—dia berusaha tampil lebih cantik, tampil lebih menarik, tampil lebih cerdas, tampil lebih berkuasa, lebih berpengalaman, lebih hebat, lebih segala-galanya sambil berharap semua itu akan menjadikan orang lain terpukau dengan segala kelebihan yang sedang didemonstrasikannya itu— namun yang umumnya terjadi adalah, orang lain akan cenderung muak dengan anda jika anda berusaha menunjukkan semua kelebihan anda secara berlebihan, orang lain akan merasa insecure dan bahkan terancam dengan kehadiran anda sehingga mereka akan cenderung berusaha menjauh dari anda, baik secara fisik maupun psikis. Sebuah interaksi sosial—baik antara anda dengan orang yang baru anda temui di warung kopi, anda dengan rekan kerja, anda dengan sahabat baik dan bahkan anda dengan keluarga anda—adalah upaya ego untuk menampilkan dirinya, upaya ego mendapatkan rasa nyaman, pengakuan dan rasa
berharganya dari orang lain, dan jika yang anda lakukan masih terus berupaya menonjolkan kelebihan dan kehebatan anda sendiri saat sedang berinteraksi dengan orang lain, maka kemungkinan besar interaksi sosial tersebut (secara tidak langsung) hanya akan menjadi panggung dimana anda mempertontonkan insecurity anda. Sekarang bayangkan sebuah skenario lain, dimana anda berinteraksi dengan orang lain yang dengan berinteraksi bersamanya anda merasa seolah anda demikian hebat, anda demikian nyaman dengan diri anda dan bahkan sadar dengan semua kelebihan dalam diri anda—orang tersebut tidak berusaha menampilkan kehebatannya pada anda, tidak mendemosntrasikan atau mengorasikan kelebihannya namun sebaliknya dia membuat anda merasa kalau andalah yang hebat dan luar biasa— melalui caranya berinteraksi dengan anda. Bagaimana anda akan menilai orang semacam itu? Anda akan cenderung memberinya berbagai penilaian positif sebagai hasil proyeksi rasa nyaman anda berada bersamanya.
Orang yang biasa kita anggap memiliki karisma dan daya tarik besar biasanya adalah orang yang kehadirannya membuat kita merasa bangga dan nyaman terhadap diri sendiri. Tentu saja, orang tersebut tidak perlu dan tidak harus memberikan berbagai pujian klise dan kering yang justru akan membuat kita merasa aneh sendiri, orang tersebut membuat anda merasa nyaman, bangga dan mendapat pemuasan untuk ego anda hanya dengan hadir sepenuhnya di momen tersebut untuk anda—dan anda bisa mengetahui hal tersebut dari cara bicara, pilihan kata, gerakgerik, bahasa tubuh dan seterusnya. Dengan kata lain juga, anda bisa melatih diri anda menjadi orang seperti itu, orang yang memberi orang lain rasa nyaman dan bangga terhadap dirinya sendiri, membuat ego orang lain mendapatkan berbagai macam pemuasan dan bukannya malah merasa terancam. Dan untuk menjadi orang seperti itu anda hanya perlu hadir sepenuhnya bersama siapapun anda sedang berada di satu momen, dan kecerdasan pikiran
bawah sadar anda akan mengurus sisanya, tanpa perlu anda kawatirkan. Saat kita hadir sepenuhnya untuk orang lain, memberi perhatian kita seutuhnya pada orang tersebut saat berada bersamanya, maka orang tersebut akan merasa kalau kita memberinya perhatian, dan merasa mendapat perhatian adalah salah satu kebutuhan ego yang sangat besar, saat itu orang lain yang anda ajak berinteraksi juga akan merasa mendapatkan “ruang” untuk mengekspresikan dirinya—semakin anda mendengarkan maka dia akan bicara lebih banyak tentang dirinya, dan ini akan menggiring dia untuk merasa kalau anda membuat dia merasa ada dan berharga. Tapi tentu saja, untuk bisa memberi perhatian pada orang lain, untuk bisa membuat orang merasa berharga, untuk bisa memberi orang lain ruang untuk mengekspresikan dirinya, anda perlu membebaskan diri dari insecurity yang akan membuat anda mengemis-ngemis perhatian dan membuat anda merasa perlu memamerkan semua
kehebatan anda untuk mendapatkan pengakuan tersebut. Dengan kata lain anda perlu memperbaiki dulu konsep diri anda, anda perlu memandang diri anda dengan rasa nyamand an bangga yang karena semua kebutuhan anda tersebut sudah terpenuhi, anda tidak perlu meminta pemenuhan dari orang lain.
LATIHAN
1. Saat anda sedang berinteraksi dengan orang lain, seberapa besar perhatian yang anda berikan padanya dalam momen tersebut jika dinilai dengan skala 1 sampai 10 dimana 1 sangat rendah dan 10 sangat tinggi? 2. Mulai sekarang cobalah untuk memberi orang lain perhatian penuh saat anda berinteraksi dengannya, perhatikan setiap elemen interaksi anda dengannya, seperti elemen visual [bagaimana ekspresi wajah, gerak tubuh dan kontak matanya], elemen auditori [perhatikan pilihan kata, intonasi suara dan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam intonasinya itu], elemen kinestetik [perhatikan bagaimana perasaan anda saat berinteraksi dengannya], dan elemen olfaktory [aroma]. 3. Saat berinteraksi dengan orang lain, apakah anda benar-benar mendengarkan apa yang orang lain bicarakan atau malah anda sibuk mendengarkan suara-suara di dalam kepala anda sendiri? Mulai sekarang, cobalah berinteraksi dengan orang lain dengan memfokuskan perhatian anda pada apa yang orang tersebut sampaikan, bukan pada suara-suara di kepala anda sendiri. 4. Setelah melakukan interaksi dengan kesadaran dan kehadiran penuh seperti ini, perhatikan perubahan-perubahan yang anda rasakan dalam diri dan dalam interaksi bersama dengan orang tersebut.
The Art of Power Wanita yang memiliki inner beauty dan pria yang memiliki karisma sebenarnya memiliki satu benang merah yang sama dalam diri mereka, mereka memiliki vibrasi yang menunjukkan kekuatan mereka terhadap orang lain. Banyak hal yang biasa dijadikan landasan penilaian power seseorang, mulai dari elemen-elemen permukaan seperti kedudukan, status sosial, kekayaan dan seterusnya, sampai pada elemen-elemen yang sifatnya lebih mendalam sekaligus lebih halus seperti bahasa tubuh, cara bicara dan berbagai sinyal yang dikirimkan orang tersebut dalam interaksi sosialnya bersama orang lain. Namun ada satu benang merah yang biasa menjadi ciri seseorang dianggap memiliki power sehingga membuatnya tampil lebih karismatik. Hal tersebut adalah dampak yang ditimbulkannya terhadap orang lain, dampak yang membuat orang tersebut melekat di hati orang yang diajaknya berinteraksi.
Tentu dampak dan kesan yang ditimbulkan inilah yang kemudian akan membuat orang lain mempersepsikannya sebagai karismatik atau memiliki inner beauty yang besar. Kesan mendalam yang anda timbulkan dalam diri orang lain bisa dimunculkan dengan menjadi orang yang hadir dan memberi perhatian penuh pada orang lain, namun selain itu anda bisa mengatur bagaimana vibrasi energi yang anda pancarkan untuk mendatangkan kesan mendalam tersebut. Dan energi yang terpancar dari dalam diri anda ke orang lain atau lingkungan anda tersebut berasal dari bagaimana kondisi mental anda dalam momen tersebut, dan yang lebih dalam lagi berasal dari pola-pola energi yang lebih mendalam dan membentuk konsep diri anda. Mengatur bagaimana anda menyebarkan energi anda dalam momen tersebut dengan mengatur bagaimana kondisi psikofisik anda saat itu bukanlah hal yang sulit sama sekali, namun untuk mengatur bagaimana pola energi anda yang sudah terpatri dan mengakar dalam-dalam menjadi konsep diri
memerlukan usaha yang lebih besar dan tentu saja lebih konsisten.
LATIHAN
Berikut latihan yang bisa anda pergunakan dalam mengatur bagaimana kondisi mental anda dalam satu momen untuk menyebarkan energi yang lebih memberdayakan untuk anda. 1. Sebelum anda mulai melakukan interaksi dengan orang lain, lakukan rileksasi sederhana dengan cara berikut; tarik nafas panjang melalui hidung, lalu hembuskan dengan cepat melalui mulut, ini akan melemaskan keteganganketegangan di tubuh dan mental anda secara signifikan, kemudian bernafaslah secara natural namun sadari keluar dan masuknya nafas anda. 2. Presence dan Centering. Saat anda mengalami sebuah interaksi dengan merilekskan diri anda, sebenarnya anda sedang melakukan centering atau pemusatan keseluruhan sistem energi anda dalam satu titik, dan anda bukan hanya
perlu melakukannya di awal interaksi namun anda perlu melakukannya di sepanjang interaksi, dan untuk tetap berada dalam kondisi centering seperti itu anda hanya perlu menjaga fokus dan perhatian anda pada momen saat ini, membiarkan kelima indera anda memperhatikan apa yang sedang ada saat ini [diri anda sendiri, kata-kata orang lain, keberadaan orang lain di depan anda dan halhal yang memang ada di depan anda, bukan yang ada di kepala anda] 3. Hentikan ekspektasi dan asumsi yang berputarputar di kepala anda. Selama interaksi berlangsung biasanya kita dipenuhi dengan berbagai macam ekspektasi dan sumsi terhadap bagaimana interaksi tersebut seharusnya dan tidak seharusnya berjalan, akhirnya tidak jarang kita terjebak dalam asumsi dan ekspektasi kita sendiri lalu lupa memperhatikan orang yang sedang kita ajak berkomunikasi.
4. Menularkan energi yang menyamankan. Sebagaimana dibahas dalam bab mengenai inside-out beauty, bahasa tubuh, cara bicara dan berbagai pola komunikasi anda sebenarnya adalah proyeksi dari kondisi mental anda, yang secara halus pasti tetap ditangkap oleh pikiran bawah sadar orang lain dan memunculkan “kesan mental” tertentu dalam diri mereka. Berdasarkan prinsip tersebut, maka hal yang perlu anda lakukan adalah biarkan diri anda memasuki kondisi mental tertentu yang anda perlukan sebelum berinteraksi dengan orang lain [penuh percaya diri, rileks dan nyaman, kondisi penuh kuasa dan wibawa], dan caranya pun sangat sederhana; pertama bayangkan dalam kepala anda akan bagaimana gerak-gerik anda saat anda berinteraksi dengan kondisi mental tersebut, perhatikan bagaimana cara anda berjalan, bagaimana posisi tubuh anda, bagaimana pola nafas anda, bagaimana cara bicara anda intonasi anda, bagaimana ekspresi wajah anda dan seterusnya. Dan sambil anda membayangkan hal tersebut dalam kepala anda, biarkan tubuh anda menjadi seperti itu,
dan biarkan kondisi mental anda ikut terbawa ke dalam kondisi tersebut, lalu biarkan diri anda bernafas, berjalan, duduk dan mengulangi gestur yang tadi anda bayangkan tersebut, sampai anda mendapat feel yang anda inginkan, sampai anda berada di “zona karisma” yang anda inginkan. Setelah anda berada di sana, pertahankan hal tersebut.
Kecantikan dan Kewibawaan Sebagai Sebuah Konsep yang Dibentuk Vibrasi Rasa Kecantikan adalah sebuah ide, ide yang terbentuk di pikiran anda dan orang lain karena beberapa pemicu, yang mana pemicu-pemicu tersebut sering kali bekerja di pikiran bawah sadar. Sekali lagi, hal pertama yang perlu anda catat adalah, kecantikan merupakan sebuah ide. Dan hal kedua yaitu, ide tersebut terbentuk karena satu atau beberapa pemicu. Jadi, anda bisa menjadi cantik, berwibawa dan mempesona setelah anda berhasil memicu halhal yang akan membantu proses terbentuknya ide atau konsep bahwa anda cantik dan berwibawa dalam diri anda sendiri dan orang lain.
Lalu, apakah yang memicu terbentuknya ide atau konsep bahwa seseorang itu cantik dan berwibawa? Sederhana saja, manusia membentuk sebuah ide atau konsep di pikirannya berdasarkan data dan informasi yang diterimanya dari faktor eksternal; apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa yang dirasakannya, termasuk apa yang dikecap dan dicium juga. Sebenarnya prinsip universal ini sudah diketahui oleh semua orang, itulah alasannya kenapa banyak orang kemudian menghias dirinya, memperindah tampilan visualnya agar lebih menarik untuk dilihat. Beberapa bahkan sampai belajar bagaimana bicara yang indah dengan nada dan kata-kata yang indah juga. Belum lagi parfum yang digunakan untuk memicu terbentuknya konsep bahwa anda cantik, menarik atau berwibawa. Namun, kekeliruannya adalah, banyak orang yang bergantung pada elemen-elemen tersebut seakan elemen itulah satu-satunya faktor yang mempengaruhi terbentuknya sebuah konsep dalam pikiran seseorang. Tidak heran jika kemudian
banyak orang tetap tidak tampil menarik terlepas dari seoptimal apa dia telah menghias dirinya. Lalu, apa elemen terkuat yang akan mempengaruhi proses terbentuknya sebuah konsep dalam pikiran seseorang? Faktor terkuatnya adalah perasaan atau emosi seseorang. Emosi jauh lebih kuat dari logika dan setumpuk konsep yang dibentuk oleh pikiran sadar. Sedangkan, emosi atau perasaan adalah sesuatu yang sifatnya sangat halus, yang dalam mempengaruhinya tidak semudah mempengaruhi panca indera seseorang. Anda bisa secara langsung mengirim data melalui mata dengan penampilan visual, anda bisa langsung mengirim data auditori dengan bagaimana anda bicara dan pilihan kata yang anda gunakan. Namun, anda tidak bisa mengirimkan sensasi emosional atau perasaan tertentu semudah dan se-direct elemen penginderaan tersebut. Memang, perasaan terbentuk dari hasil data penginderaan, dan inilah hal yang sangat diyakini oleh aliran Psikologi Kognitif Behavioral. Namun,
dalam sangat banyak konteks, sering sekali sensasi emosional dan perasaan sudah terbentuk jauh sebelum mata melihat dan telinga mendengar, dan sensasi emosional yang sudah terbentuk malah tidak bisa begitu saja berubah melalui data yang dikirimkan oleh mata, telinga, kulit, lidah dan hidung anda. Misalkan saja, pernahkah anda bertemu seseorang baru di tempat umum dan tiba-tiba merasa sangat nyaman dan tertarik pada orang tersebut? Padahal mungkin setelah anda perhatikan dia tidak memiliki penampilan visual dan cara bicara yang menunjukkan kecantikan atau kewibawaan. Namun tetap saja, ada daya tarik yang anda rasakan sangat kuat dari diri orang tersebut yang membuat anda demikian terpesonanya. Sebaliknya, ada orang yang baru saja anda temui, belum anda kenal, belum anda ajak bicara dan baru anda lihat sambil lalu saja, namun entah kenapa anda sudah merasa tidak sreg, merasa tidak nyaman, kesal dan bahkan antipati terhadap orang tersebut.
Apa yang melandasi fenomena-fenomena tertarik dan benci dalam hitungan detik ini? Di sisi lain, mungkin anda menjadi tertarik pada seseorang yang anda anggap cerdas, itu tentunya setelah anda mendengar banyak kata-kata orang tersebut yang menunjukkan kecerdasannya. Atau anda merasa tertarik pada orang dengan penampilan tertentu, itu tentu karena penampilannya yang sudah anda perhatikan. Namun dalam dua contoh daya tarik dan antipati yang disampaikan sebelumnya terjadi dalam kurun waktu yang sangat cepat, bahkan jauh sebelum anda mendengar dan melihatnya. Ini berarti ada elemen atau prinsip tertentu yang bersifat jauh lebih kuat dibanding berbagai data dan informasi yang bisa ditangkap oleh panca indera. Ada satu power yang daya pengaruhnya jauh lebih kuat dalam membentuk rasa suka dan tidak suka dalam diri seseorang dibanding hanya sekedar penampilan dan kata-kata.
Elemen power tersebut bisa dijelaskan dari sangat banyak perspektif, yang banyak diantaranya bisa anda baca dalam Buku Hitler Effect dan Mind Hacking Protocol, namun khusus dalam konteks pembahasan buku ini, yang baru untuk pertama kalinya saya bahas, elemen yang dimasud adalah vibrasi perasaan anda dan pengaruhnya terhadap diri anda, maupun orang lain. Ya, perasaan anda memiliki vibrasi energi yang bisa mempengaruhi bagaimana anda memandang diri anda sendiri dan kemudian menyebar jauh ke luar diri anda dan mempengaruhi orang lain yang sedang atau akan anda jumpai, dan bahkan orang yang sudah anda jumpai sebelumnya. Seperti matahari yang sinarnya bersinar jauh melampaui batasan fisiknya, lalu meninggalkan sangat banyak jejak dan pengaruh untuk semua yang disinarinya, demikian pula halnya dengan pribadi perasaan anda bisa bersinar sangat jauh melampaui tubuh fisik anda dan kemudian akan meninggalkan kesan dan pengaruh mendalam untuk orang yang terkena pancaran vibrasi emosional anda itu.
Dalam pembahasan sebelumnya telah disinggung bagaimana vibrasi perasaan seseorang bisa dirasakan oleh orang yang baru dijumpainya sehingga menimbulkan rasa suka atau sebaliknya tidak suka secara mendadak, bahkan sebelum orang tersebut mengenalnya. Ini juga menjelaskan kenapa seseorang merasa nyaman, merasa tertarik, merasa kesal dan sebagainya pada orang yang sedang ada di sekitarnya karena pengaruh vibrasi perasaan ini. Bahkan, jauh sebelum anda bertemu dengan seseorang pun dia bisa membuat orang lain merasakan vibrasi perasaanya itu.
Mempercantik Tubuh Energi Anda Dalam ilmu modern, yaitu Fisika, melalui rumusan terkenal Albert Einstein dinyatakan bahwa semua yang ada di alam semesta ini sejatinya adalah energi, ada energi yang memadat menjadi materi (energi yang sudah sangat padat dan memiliki bentuk tertentu, misalkan tubuh anda dan buku yang anda baca ini) dan ada yang masih tetap berwujud energi (mulai dari energi yang dipelajari dalam dunia Fisika seperti energi gravitasi, energi surya, energi listrik, energi electromagnetik sampai energi yang dipelajari dalam dunia metafisika seperti energi tenaga dalam, energi penyembuhan dan lain sebagainya). Tubuh anda pun adalah energi dengan tingkat kepadatan tertentu. Tubuh fisik anda adalah energi yang sudah memadat menjadi materi sehingga memiliki massa, ukuran, bentuk dan batasan ruang-
waktu, sedangkan tubuh mental anda adalah energi yang masih sangat halus dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Kemudian, ada jenis energi yang dalam konteks buku ini disebut dengan “Tubuh Energi” anda yang lebih halus dari tubuh fisik anda, namun lebih kasar dibanding tubuh mental anda. Tubuh energi ini ibarat “jembatan” yang menghubungkan tubuh fisik dan tubuh mental. Setiap bagian tubuh manusia, mulai dari tubuh fisik, tubuh energi dan tubuh mental bekerja sebagai satu kesatuan sistem yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Tubuh fisik anda bisa mempengaruhi aliran energi tubuh energi anda, dan bisa mempengaruhi tubuh mental anda, demikian pula tubuh energi anda bisa mempengaruhi tubuh fisik dan tubuh mental anda, sebagaimana juga tubuh mental bisa mempengaruhi tubuh fisik dan tubuh energi anda. Meski satu dengan yang lain saling mempengaruhi, namun tingkat kekuatannya berbeda-beda. Menjadi cantik dan berwibawa—sebagaimana dikatakan dalam bab-bab sebelumnya—berarti
menjadi cantik di berbagai lapisan tubuh anda, termasuk di dalamnya lapisan tubuh energi anda ini. Dan, percaya atau tidak kondisi tubuh energi anda, medan energi dalam diri anda bisa sangat mempengaruhi bagaimana tampilan tubuh fisik anda dan mempengaruhi kondisi mental anda secara sangat signifikan. Tubuh fisik bisa dipercantik melalui perawatan, make up, dan berbagai upaya lain yang biasa anda lakukan di salon kecantik dan beauty clinic , sementara mempercantik tubuh mental anda bisa anda lakukan dengan membentuk citra diri (self image) baru yang “berwajah cantik”, sedangkan untuk mempercantik tubuh anergi anda, anda perlu melakukan pendekatan khusus—pendekatan langsung, yang akan mempercepat prosesnya. Meski demikian, bukan berarti pula mempercantik, merawat dan memperkuat tubuh energi anda adalah hal yang terpisah dengan bagian tubuh yang lain (fisik, mental dan spiritual), sebab (sekali lagi) keseluruhan elemen tubuh ini merupakan satu kesatuan sistem yang satu dengan yang lain saling mempengaruhi. Dengan demikian, kondisi mental,
fisik dan spiritual anda juga mempengaruhi tubuh energi anda dalam tataran tertentu, dan demikian pula sebaliknya, sehingga juga pendekatan untuk memperindah tubuh energi anda tidak akan jauh berbeda dengan bentuk lahtihan pengkondisian mental dan fisik. Medan energi dalam diri manusia sering kali diasosiasikan dengan Aura. Namun, yang disebut dengan aura ini bukanlah tubuh energi anda, hanya pancaran dari tubuh energi anda. Jika tubuh energi anda ibarat api, maka aura anda ibarat panas yang dikeluarkan api tersebut. Tubuh energi manusia, medan energi yang menghidupi manusia ini dikenal di berbagai kebudayaan, misalkan di India dalam tradisi Yoga disebut dengan Prana, sedangkan di China disebut dengan Chi . Anda mungkin bisa mengamati ada orang yang nampak sangat cantik secara fisik, wajahnya bisa dikatakan sangat menarik lengkap dengan make up dan kosmetik yang menjadikannya nampak lebih indah. Namun, entah kenapa seolah orang tersebut memiliki “cahaya yang redup” sehingga membuat
daya tariknya berkurang, membuatnya nampak “pucat” dan seperti ada yang kurang dari penampilan orang tersebut. Ini menandakan tubuh energinya yang lemah sehingga malah “memperburuk” tampilan tubuh dan wajah fisiknya. Namun ada tipe orang tertentu yang secara fisik mungkin biasa saja, namun seolah orang itu memiliki cahaya dan vibrasi yang membuat nampak begitu menarik dan indah, ini pun menandakan kualitas dan kuantitas di tubuh energinya yang baik. Beberapa orang menyebut tubuh energi dan vibrasi energi manusia ini sebagai daya magnetis (personal magnetism) seseorang yang memiliki kekentalan dan luas pancaran yang berbeda-beda satu dengan orang yang lainnya. Kuat atau lemahnya daya magnetis seseorang ini sangat mempengaruhi seberapa menarik dan karismatik orang tersebut di mata orang lain, dan seberapa nyaman orang bersangkutan bersama dengan dirinya sendiri. Ada banyak faktor yang mempengaruhi daya magnetis seseorang, mulai dari berbagai keyakinan (belief-system) yang dimiliki, kebiasaan-kebiasaan
serta cara hidup orang bersangkutan, lingkungan hidup dan pergaulan, pola makan dan pola tidur, bahkan sampai pada bacaan dan tontonan serta berbagai informasi yang dikonsumsi melalui internet. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh semua pemikiran, perasaan, informasi yang dikonsumsi dan pola hidup terhadap masing-masing Chakra. Chakra adalah sebuah konsep yang berasal dari jaman India kuno, sebuah hasil eksplorasi dari para Rsi dan Yogi dari jaman dulu dan masih memiliki relevansi yang sangat tinggi dengan jaman modern sekarang ini. Manusia memiliki 7 chakra utama dalam dirinya yang menjadi pusat energi, yang berfungsi menerima aliran energi dari dunia eksternal dan menyalurkannya kembali ke seluruh lapisan diri. Chakra-chakra ini bisa diibaratkan sebagai sebuah bendungan yang mengelola penerimaan dan penyaluran energi, sedangkan sungai-suangainya adalah Nadi atau jalur-jalur energi dalam diri manusia. Chakra juga merupakan “gudang informasi”, dimana dalam ketujuh chakra ini semua memori,
pengalaman dan kesan mental yang pernah kita terima dan alami dalam kehidupan masih tersimpan, yang kemudian entah menyebabkan aliran energi dari dan ke seluruh chakra menjadi semakin lancar atau malah sebaliknya menjadi tersumbat dan mengalami imbalance. Setiap hal yang kita pikirkan, konsep diri yang kita miliki, keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai yang kita jadikan pegangan, keputusan yang kita ambil, emosi yang kita rasakan, cara berpikir kita dan semua hal yang kita lakukan dalam kehidupan akan “mengental” secara perlahan jika diulang secara terus menerus, dan setelah semua pemikiran, perasaan dan perilaku itu mengalami pengentalan maka akan terbentuk menjadi pola-pola tertentu yang “terekam” di masing-masing chakra yang sesuai. Karena cakra mempengaruhi dan mengalirkan energi ke seluruh lapisan tubuh kita—mulai dari tubuh fisik, energetik, mental dan spiritual—maka pola yang terbentuk di cakra pun akan sangat mempengaruhi bagaimana kondisi kesehatan fisik
kita, bagaimana kualitas kebahagiaan kita, kestabilan emosi, sebaran vibrasi energi dan aura, serta tentu saja tingkat kesadaran spiritual kita. Dengan kata lain, selain menentukan akan senyaman anda dengan diri dan kehidupan anda sendiri, kualitas pola-pola energi di cakra anda juga akan menentukan akan senyaman apa orang lain dengan anda, dan tentu saja akan menentukan akan bagaimana mereka memandang anda dan akan bagaimana mereka memperlakukan anda. Jadi, dengan kata lainnya lagi, jika anda mengalami “gangguan” dalam fisik anda yang membuat anda memandang diri anda “buruk rupa”, anda mengalami berbagai kondisi emosional dan kondisi mental yang membuat anda merasa tidak nyaman dengan diri anda sendiri dan membuat orang lain juga tidak memperlakukan anda sebagaimana mestinya, hal yang perlu anda lakukan adalah memperbaiki pola-pola energi anda, memperbaiki vibrasi yang disebarkan tubuh energi anda dengan langsung melakukan perbaikan tersebut di titik-tik pusat energi, yaitu di ketujuh cakra anda.
Tentu saja, dalam buku ini anda tidak akan diajarkan untuk melakukan berbagai ritual anehaneh, tidak ada hal-hal mistis apa lagi berbau klenik, dalam buku ini anda akan diajarkan untuk melakukan semua “perbaikan” tersebut di level yang paling fundamental dan akan menyentuh keseluruhan aspek dalam diri anda; anda melakukan satu hal yang akan meningkatkan kualitas di lapisan fisik, energi, mental dan emosional serta lapisan spiritual sekaligus.
LATIHAN Dalam latihan berikut, anda akan belajar bagaimana memperkuat tubuh energi anda sedikit demi sedikit dan mengharmoniskan aliran energinya, membersihkan setiap sumbatan yang dimilikinya.
Latihan pertama adalah latihan menyadari tubuh anda sendiri—karena mengejutkannya banyak orang yang demikian sibuk dengan aktifitas hariannya sampai-sampai lupa dengan tubuhnya sendiri dan bahkan “lupa bernafas”—kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang tidak memberdayakan sebab tanpa anda sadari pula tubuh fisik dan mental anda bisa terkondisikan dalam pola-pola merugikan yang semakin memperlemah dan memperburuk tubuh energi anda, oleh karenanya, dengan latihan body awareness atau kesadaran terhadap tubuh (fisik) ini akan memberi perhatian lebih pada tubuh anda dalam interval waktu yang lebih sering, dan menyadari setiap sensasi yang ada di tubuh anda.
Namun hal paling penting yang perlu anda lakukan bukanlah sekedar menyadari saja (menyadari nafas, menyadari wajah, leher, bahu, perut, dan bagian tubuh lain) namun menyadari tanpa penilaian. Saat anda menyadai tubuh dan mental anda dengan penilaian tertentu, maka hal tersebut akan kembali membuat pola-pola energi yang bisa jadi tidak bermanfaat, dan sebaliknya dengan kesadaran tanpa penilaian anda akan membiarkan aliran energi di tubuh anda untuk mengalir sebagaimana adanya, untuk mengharmoniskan dirinya sendiri tanpa interupsi pikiran kita, sebab energi memiliki sistem kecerdasan sendiri yang jauh melampaui kecerdasan kognitif manusia. Latihan body awareness ini sederhana saja, yaitu; Setidaknya setiap satu atau dua jam sekali alihkan fokus anda dari segala aktifitas fisik dan mental untuk menyadari bagian tubuh dan nafas anda. Sadari bagaimana udara masuk dan keluar melalui nafas anda apa adanya, lalu sadari setiap bagian tubuh anda, seperti misalkan; •
Wajah
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Leher Kedua bahu Kedua tangan Perut Selangkangan Paha dan kaki Punggung dan leher belakang Posisi tubuh anda Sadari setiap sensasi di tubuh anda (ketegangan, rasa gatal, rasa hangat atau dingin, rasa berat dan sensasi lain di bagian tubuh anda yang muncul dan tenggelam terus menerus).
Jika terasa tegang silahkan kendurkan otot-ototnya dan kemudian sadari setiap sensasi di wajah anda, jangan memberinya penilaian dan pemaknaan apaapa, cukup diperhatikan saja. Jika anda terbiasa dengan latihan merileksasi dan menyadari tanpa penilaian ini, maka anda secara tidak langsung akan membangun kebiasaan untuk
membentuk pola-pola psikofisik yang melancarkan sekaligus memperkuat sistem di tubuh energi anda.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, chakra anda merupakan “gudang memori” anda, yang menyimpan setiap pola emosional, pemikiran dan perilaku yang entah memunculkan sumbatan atau mengharmoniskan keseluruhan sistem dalam diri anda, dan reaksi dari pola-pola yang terbentuk tersebut akan sangat terasa di tubuh fisik anda, dan juga muncul di tubuh mental anda sebagai pemikiran dan kondisi emosional yang terus menerus muncul berulang-ulang. Lalu bagaimana mengharmoniskannya? Sama seperti latihan body awareness tadi—dan latihan body awareness tadi merupakan persiapan untuk latihan ini—yaitu dengan menyadari tanpa menilai, membiarkan sistem kecerdasan energi anda mengharmoniskan dirinya sendiri, tugas anda hanya menghentikan interupsi pikiran yang bisa jadi hanya menghambat saja.
1. Awali latihan dengan merilekskan tubuh dan pikiran anda dengan latihan body awareness sebelumnya. 2. Setelah anda melakukan relaksasi, ucapkan afirmasi berikut sebanyak 3-5 kali; “Aku meniatkan untuk mengharmoniskan seluruh bagian dalam diriku” 3. Fokuskan perhatian anda pada chakra-chakra anda, mulai dari chakra dasar (terletak di sekitaran pertengahan lubang anus dengan kelamin), chakra visudhi (sekitar 3 jari di bawah pusar), chakra pusar (sekitar belakang pusar), chakra jantung, chakra tenggorokan (sekitar bawah jakun), chakra kening (pertengahan kedua alis) dan chakra mahkota (sekitar ubun-ubun). 4. Anda hanya perlu memperhatikan titik-titik sekitar chakra tersebut dan perhatikan tanpa memberi penilaian atau pemaknaan apa-apa. 5. Perhatikan pula sensasi-sensasi lain di sekitar tubuh yang muncul di sekitar chakra tersebut, perhatikan sensasinya tanpa memberi penilaian dan pemaknaan juga.
6. Setelah anda selesai, perhatikan seberapa besar anda merasa lebih damai dan tenang, lalu ucapkan terimakasih pada diri anda sendiri sebelum mengakhiri latihan ini. Latihan ini memiliki dampak yang sangat besar bagi keseluruhan sistem psikofisik anda, mulai dari improvisasi kesehatan fisik, membiasakan diri berada dalam kondisi-kondisi emosional yang mendamaikan, membuat pikiran anda lebih kreatif, cemerlang dan kemampuan problem solving yang lebih besar, dan masih banyak lagi manfaat lain. Jika anda tertarik untuk mempelajari metode meditasi pengharmonisan chakra yang berasal dari metodelogi Tantra kuno ini anda bisa bergabung dalam group khusus Meditasi Tantra dimana anda akan mendapatkan penjabaran materi yang lebih detail dan panduan meditasi tahap demi tahap.
Konsep Diri, Persona dan Sisi Gelap Anda Setelah membaca tentang “wajah-wajah” tersembunyi dalam diri anda, anda tentu mendapat gambaran sederhana mengenai bagian-bagian dalam diri yang tadinya bersifat unconscious atau berfungsi tanpa anda sadari, yang mana kesemua itu merupakan bagian dari konsep diri anda, dan konsep diri anda adalah driver yang mengendalikan kepribadian anda seperti supir yang mengendalikan dan mengemudikan mobil yang anda tumpangi. Sehingga sangat penting kemudian untuk tau siapa yang menjadi supir anda dan bagaimana dia akan mengemudikan mobil anda, jika bukan anda sendiri yang mengendalikannya. Konsep diri atau self image adalah bagaimana anda melihat, mendefinisikan dan menggambarkan diri anda, dan dari gambaran tersebut kemudian akan muncul ingin menjadi orang seperti apa anda (ideal
self) dan dari gambaran diri ideal yang anda bentuk tersebut, selalu akan muncul gambaran diri di balik gambaran yang anda sadari, gambaran diri yang mungkin anda tidak tau keberadaanya dalam diri anda namun sangat mempengaruhi anda, gambaran ini disebut dengan shadow self atau sisi gelap dalam diri anda. Kesemua hal ini kemudian menjadi satu kesatuan utuh yang membentuk kepribadian anda dan tentu saja akan menentukan bagaimana anda kemudian memperlakukan diri anda sendiri, bagaimana anda memperlakukan orang lain dan bahkan secara lebih umum bagaimana anda menjalani kehidupan anda dalam setiap detiknya. Lalu, dari mana kita mendapatkan konsep diri tersebut? Salah satu sumber utamanya adalah imprint atau berbagai pengalaman dan pembelajaran masa lalu—dari anda masih bayi sampai saat ini—yang menjadi modal utama anda. Ketika anda masih bayi, masih sangat natural, anda masih belum memiliki batasan-batasan apapun, sampai kemudian orang tua anda mulai memberi anda berbagai pengalaman yang kemudian
membuat anda merumuskan, “saya adalah...” dan kemudian dari konsepsi itu muncul, “saya ingin menjadi orang yang...” dan pada saat yang sama juga muncul “saya tidak ingin menjadi orang yang...”. Ketiga hal tersebutlah yang kemudian menentukan bagaimana dinamika kehidupan anda dalam setiap detiknya. Tentu saja, konsep diri (self concept atau self image) selalu akan diperbaiki, diperbaharui, diperkaya dan disesuaikan sepanjang hayat anda, dan semua itu berdasarkan dari pengalamanpengalaman yang anda dapatkan dalam keseharian anda. Dan saat selalu muncul konsep diri baru, maka muncul pula sisi gelap (shadow self ) baru yang mengiringinya. Ada bagian konsep diri yang disadari dan ada yang tidak, dan biasanya yang tidak disadari ini juga perlu diwaspadai sebab sering kali mendorong anda melakukan hal-hal yang kemudian malah anda sesali.
Untuk mendapat pemahaman yang lebih mendalam mengenai siapa anda, silahkan anda jawab pertanyaan ini; •
•
•
•
•
Bagaimana anda memandang diri anda sendiri secara fisik? Bagaimana anda memandang diri anda sendiri secara mental (perilaku, kebiasaan, cara pikir dan pola-pola emosi yang mendominasi anda)? Bagaimana anda memandang diri anda sendiri secara finansial dan karir? Bagaimana anda memandang diri anda sendiri secara sosial (dengan teman-teman anda, dengan orang tua, dengan pasangan dan kerabat)? Bagaimana anda memandang diri anda sendiri secara spiritual? Apakah anda merasakan keterhubungan dengan Kuasa Yang Lebih Tinggi di dalam diri dan kehidupan anda?
Susun jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut berdasarkan dua katagori, katagori pertama adalah katagori yang “membahagiakan” dan katagori kedua adalah katagori yang “tidak membahagiakan”, lalu lihat ulang jawaban anda dan lihat seberapa banyak dari cara anda memandang diri anda sendiri yang membuat anda bahagia dan seberapa banyak yang tidak—atau bahkan ada cara anda memandang diri anda sendiri yang malah menyiksa anda? Kemudian, dari berbagai cara anda memandang diri anda sendiri tersebut, jawab pertanyaanpertanyaan berikut ini; •
•
Bagaimana cara anda memandang diri anda secara fisik mempengaruhi pemikiran, perasaan dan perilaku anda? Bagaimana cara anda memandang diri anda secara mental mempengaruhi pemikiran, perasaan dan perilaku anda?
•
•
•
•
Bagaimana cara anda memandang diri anda secara finansial mempengaruhi pemikiran, perasaan dan perilaku anda? Bagaimana cara anda memandang diri anda secara sosial mempengaruhi pemikiran, perasaan dan perilaku anda? Bagaimana cara anda memandang diri anda secara spiritual mempengaruhi pemikiran, perasaan dan perilaku anda? Bagaimana satu cara pandang anda terhadap diri (secara fisik, mental, finansial, sosial, dan spiritual) mempengaruhi cara anda memandang bagian anda yang lain (bagaimana cara anda memandang diri anda secara fisik mempengaruhi anda secara mental, finansial, sosial dan spiritual dan seterusnya)?
Sebagaimana yang saya sebutkan sebelumnya, bagaimana anda memperlakukan diri sendiri, orang lain dan kehidupan sangat ditentukan oleh bagaimana cara anda memandang diri anda sendiri.
Sebagai contoh misalkan, anda memandang diri anda secara fisik sebagai seorang yang penuh kekurangan, anda benci dengan jerawat di wajah anda, anda benci lekukan tubuh anda, anda benci bentuk pinggul anda, anda benci mata anda dan seterusnya, kemudian hal tersebut bisa sangat mempengaruhi mental anda karena kebencian dan keluhan yang terus menerus terhadap diri sendiri yang membuat anda stress dan tertekan, dan kondisi stress anda itu kemudian membuat anda mengeluarkan banyak uang untuk menghibur diri dan lain sebagainya. Bisa jadi pula cara anda memandang diri fisik anda (yang membuat anda tidak bahagia dan tidak puas terhadap diri sendiri) kemudian mempengaruhi anda secara sosial; anda menjadi penuh rasa iri terhadap orang yang anda anggap memiliki bentuk tubuh yang anda anggap sempurna, atau sebaliknya karena anda takut orang lain akan memandang fisik anda sama “jelek-nya” dengan cara anda memandang fisik anda sendiri kemudian anda melakukan berbagai hal untuk mencegah hal tersebut; anda tanpa sadar jadi angkuh dan berusaha menunjukkan banyak kelebihan anda untuk membuat mereka (dan diri
anda sendiri) agar tidak terfokus pada kejelekan anda, anda jadi sangat kompetitif (dipenuhi wajah Si Pesaing) dan berbagai proyeksi lain. Cara anda memandang diri sendiri dalam satu area sangat mempengaruhi bagaimana anda memandang diri sendiri di area lain, mempengaruhi “ingin menjadi orang seperti apa saya...” dan “tidak ingin menjadi orang seperti apa saya...”. Atau dengan kata lain, cara anda memandang diri anda sendiri, konsep diri anda akan sangat mempengaruhi bagian mana yang anda benci dan cintai dari diri anda sendiri dan dari orang lain. Satu hal yang kemudian perlu anda renungkan adalah; Apakah anda akan menjalani setiap detik sisa hidup anda dengan membenci dan mengeluahkan setiap bagian dalam diri anda sendiri? Mungkin sebelumnya anda belum pernah memikirkan hal ini, atau mungkin anda sudah tau namun melupakannya, namun bukankah anda akan menjalani setiap detik kehidupan anda dengan diri
anda, dengan tubuh anda? Apakah anda benarbenar akan menyiksa diri dengan keluhan dan kebencian tersebut? Selama seseorang belum menerima, mencintai dan puas dengan dirinya sendiri, maka dia akan terus melakukan berbagai upaya untuk mengkonpensasi ketidakpuasan tersebut dengan berbagai hal yang sering kali malah membuatnya semakin tersiksa. Misalkan, karena anda tidak puas dengan bentuk fisik anda, anda kemudian sangat terobsesi dengan belanjaan mahal dan pola hidup mewah untuk menutupi kekurangan dan ketidakpuasan fisik anda tersebut, semakin anda membenci satu bagian dalam diri anda, semakin besar keinginan anda untuk mengkompensasikan bagian yang anda benci tersebut di bidang lain atau di bidang yang sama. Selain berusaha melakukan kompensasi, seseorang yang tidak memiliki rasa puas terhadap dirinya, yang tidak bisa mencintai dan menerima diri apa adanya biasanya akan menuntut semua itu dari orang lain; mereka biasanya akan menuntut orang lain memberikan perhatian, penerimaan dan rasa
cinta pada bagian diri yang dia sendiri tidak bisa terima. Inilah kenapa banyak orang yang demikian ingin menjadi pusat perhatian dengan berbagai cara—bahkan cara-cara yang malah membuat orang lain memandangnya dengan cara yang negatif—karena dia begitu ingin mendapat perhatian, cinta dan penerimaan terhadap diri (atau lebih tepatnya bagian diri) yang dia sendiri tidak mampu terima, cintai dan perhatikan sebagaimana mestinya. Berbagai reaksi tersebut dalam psikologi modern dikenal sebagai Ego Defense Mechanism atau mekanisme pertahanan ego. Setelah membaca penjabaran di atas, tentunya membiasakan diri untuk puas dengan diri sendiri bukan ide yang buruk, kan? Dan ya, anda bisa membiasakan diri untuk merasa puas dengan diri anda sendiri sebagaimana anda membiasakan diri dengan berbagai keluhan. Namun, sebelumnya ada satu langkah yang bisa jadi sangat penting dan sangat besar dampaknya; yaitu memaafkan semua bagian diri yang tadinya anda benci tersebut.
Silahkan baca kembali jawaban-jawaban anda atas pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya diajukan, dan lihat jawaban yang masuk katagori “tidak membahagiakan”, apakah anda akan terus hidup dengan ketidakbahagiaan tersebut, atau anda akan mulai melepaskan kebencian dan keluhan anda itu? Pilihan ada di tangan anda! Namun, jika anda memilih untuk melepaskan kebencian dan keluhan anda terhadap bagian dalam diri yang anda anggap buruk dan bahkan memalukan, maka hal penting yang perlu anda lakukan adalah, mulai menerima dan mencintai bagian tersebut sebagaimana adanya. Minta maaflah pada bagian diri anda itu karena telah mengeluhkan dan membencinya selama ini. Maafkanlah diri anda sendiri yang telah mengeluhkan dan membenci bagian diri anda yang lain.
Minta maaf dan maafkan semua orang dan berbagai keadaan yang memunculkan kebencian dan keluhan anda itu. Melalui ketiga hal ini, setelah anda mempraktikkanya, anda akan merasakan ada beban yang terangkat dari pundak anda, anda akan merasakan ada rasa damai dan tenang yang menyusup masuk ke dalam diri anda—dan semakin tulus anda meminta maaf dan memaafkan diri, orang lain dan keadaan maka rasa damai tersebut akan semakin besar. Kebencian, kemarahan, keluhan, stress dan bahkan frustasi adalah kondisi-kondisi emosional yang tidak sama sekali membuat anda menjadi tampil lebih cantik atau menarik, malah sebaliknya kondisikondisi emosional tersebut akan merusak tubuh fisik dan mental anda, memunculkan berbagai jenis psikosomatik dan stress-induced physical illness. Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan kalau stress, frustasi dan depresi memiliki dampak yang sangat buruk untuk tubuh fisik anda; melemahkan kekebalan tubuh anda, membuat
ketidakseimbangan hormonal dan memunculkan berbagai macam penyakit—yang banyak diantaranya mematikan. Jadi, apa yang masih menghalangi anda untuk melepaskan semua emosi dan kebiasaan tersebut? Selain memiliki dampak yang secara langsung bisa anda rasakan secara emosional dan akan bertahap mendatangkan berbagai manfaat secara fisik, maaf, penerimaan dan cinta juga merupakan “satu solusi untuk semua masalah” di setiap lapisan tubuh anda; kondisi-kondisi tersebut akan mengharmonisakan sumbatan serta ketidakharmonisan sistem energi dalam diri anda, dan kondisi-kondisi tersebut merupakan kondisi kesadaran yang akan mendekatkan anda dengan Kesadaran Spiritual anda. Lalu, apakah dengan memaafkan, mencintai dan melepaskan semua kebencian anda serta-merta akan memiliki konsep diri yang lebih memberdayakan untuk anda?
Mungkin tidak secara langsung, namun setidaknya anda akan mengalami proses untuk “menetralisir” berbagai konsep diri negatif yang memunculkan ideal self yang menyiksa dan shadow self yang menyesatkan, dan pada saat yang sama akan memberi ruang untuk sistem kecerdasan anda dalam membentuk konsep diri yang lebih memberdayakan untuk anda, secara perlahan. Jadi, iya, satu solusi yang akan menyelesaikan berbagai masalah. Namun, kapan anda akan mulai menerapkannya sendiri?
Kesimpulan Akhir Setelah membaca ulasan mengenai bagaimana meningkatkan inner beauty dan karisma dalam ebook ini, anda tentu sekarang sadar kalau inner beuaty dan karisma memiliki dimensi yang jauh lebih besar dari sekedar penampilan fisik dan berbagai perhiasan yang anda kenakan, dan anda tentu sadar kalau manusia adalah mahluk yang jauh dari sekedar apa yang ditampilkannya secara fisik semata, dan semoga dengan pemahaman tersebut anda mulai mengambil langkah untuk lebih mencintai dan merawat diri anda secara holistik, bukan hanya secara fisik semata. Manusia adalah sebuah sistem yang sangat kompleks, dan mengabaikan hal ini akan membuat anda tersesat dalam berbagai obsesi dan upaya yang anda lakukan—yang mungkin hanya akan menyentuh permukaan diri anda semata—dan bukan hanya semakin menjauhkan anda dari niatan awal anda untuk tampil lebih menawan dan