AJENG PUTRI MAHARANI/ 25010110120013 DIAN FAJRIYAH PANGESTIKA/ 25010110120018 IBU HAMIL SEMESTER PERTAMA
Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester Pertama Kehamilan merupakan suatu keadaan wanita yang memiliki embrio atau fetus didalam rahimnya yang terus berkembang dari waktu kewaktu. Proses kehamilan yang normal terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dengan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk hamil adalah gravid, sedangkan calon bayi adalah fetus pada minggu awal kehamilan kemudian disebut janin sampai proses kelahiran. (Saswita dkk, 2011) Proses kehamilan akan menimbulkan berbagai perubahan pada seluruh sistem tubuh seperti sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan maupun gastrointestinal. Perubahan yang terjadi akan menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim. Setelah bayi lahir, perubahan-perubahan tersebut akan kembali seperti keadaan semula secara perlahan. Pada dasarnya, perubahan sistem tubuh wanita hamil terjadi karena pengaruh berbagai hormone kehamilan seperti HCG (Hormon Chorionic Gonadotropin). (Saswita dkk, 2011) Salah satu jenis adaptasi maternal dapat terjadi pada sistem gastroisntestinal dengan gejala kehilangan selera makan, pengurangan sekresi intestinal, gangguan fungsi liver, absorbsi nutrisi terganggu. Pada awal kehamilan, beberapa wanita mengalami mual-mual yang disertai dengan atau tanpa muntah-muntah (morning sickness) yang dapat terjadi akibat peningkatan kadar HCG serta gangguan metabolism karbohidrat. (Saswita dkk, 2011) Mual dan muntah atau morning sickness dapat dap at juga disebut sebagai emesis gravidarum. Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala biasanya terjadi enam minggu setelah hari p ertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu. (Winkjosastro dan Wospodo, 2007) Hasil penelitian Booth(2004), ada sekitar 2% wanita hamil pada trimester pertama mengalami masalah mual dan muntah yang berat sehingga diperlukan perawatan medis. Tanda bahaya yang paling utama pada masalah mual muntah adalah dehidrasi karena beresiko terhadap kesehatan ibu dan janin. Oleh karena itu diperlukan asupan cairan yang adekuat untuk pengganti cairan yang hilang. (Saswita dkk, 2011). Jika muntah lebih dari empat kali ka li sehari atau mual terus
menerus terjadi selama 20 minggu terakhir kehamilan makan akan berlanjut menjadi hiperemesis gravidarum. (Universitas Muhammadiyah Semarang, 2013). Lie(2004) menegaskan bahwa ibu hamil yang mengalami mual dan muntah berat akan mengalami berbagai masalah seperti dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, kelelahan, dan gangguan asam basa. Selain itu muntah yang terjadi terus menerus akan menyebabkan satu robekan atau lebih pada esophagus maupun lambung yang biasa disebut dengan Syndrom Mallory Weiss. Robekan pada organ tubuh ini dapat menimbulkan rasa nyeri bahkan perdarahan yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin. (Saswita dkk, 2011) Pada kehamilan trimester pertama 0-3 bulan umumnya timbul keluhan-keluhan seperti rasa mual, ingin muntah, pusing-pusing, selera makan berkurang sehingga menimbulkan kelemahan, dan malas beraktivitas. Pada saat ini belum diperlukan tambahan kalori, protein, mineral, serta vitamin yang berarti karena janin belum tumbuh dengan pesat dan kebutuhan gizi dapat disamakan dengan keadaan sebelum hamil, tetapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa ibu hamil harus tetap makan agar tidak terjadi gangguan pencernaan. Untuk menghindari rasa mual dan muntah makan dalam porsi kecil akan tetapi frekuensi makan sering. Energi serta zat gizi pada saat ini hanya diperlukan untuk memelihara kesehatan serta vitalitasnya, disamping tentunya mensuplai kebutuhan janin yang sedang diproses. Untuk mengatasi rasa mual dapat diperhatikan hal-hal sebagai berikut: -
-
Makanan hendaknya dipilih yang mudah dicerna Buah-buahan dan sayuran hijau biasanya dapat mengurangi rasa mual. Porsi makanan sedikit, tetapi dengan frekuensi yang sering. Bila kurang selera makan nasi, dapat diganti dengan kentang, macaroni, mie, atau jajanan lain yang bergizi. (Simanjuntak dan Sudaryati, 2005) Hindari makanan-makanan berlemak, berminyak, dan pedas yang akan memperburuk rasa mual. Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah. Hindari minuman yang mengandung kafein. Vitamin B6 efektif untuk mengurangi rasa mual p ada ibu hamil, tetapi pemakaiannya perlu pengawasan dokter. Minum sup atau makan makanan yang berada diantara makanan utama. Pilih makanan yang mengandung lemak dan protein rendah seperti ikan, ayam tanpa kulit, telur dan sebagainya. (Universitas Muhammadiyah Semarang, 201 3).
Berikut ini adalah beberapa makanan kecil yang dapat dikonsumsi untuk mengurangi rasa mual, seperti: -
Roti yang seluruhnya terbuat dari tepung yang dipanaskan di dalam oven. Sandwich dengan roti tepung dan keju keras. Kacang-kacangan dan kismis.
-
Aprikot kering. Apel hijau segar. Yogurt alami. The herbal. Susu skim. (Universitas Muhammadiyah Semarang, 2013).
Ramuan tradisional seperti jahe juga dapat digunakan untuk mengatasi mual dan muntah pada ibu hamil. Jahe dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk seperti minuman, permen, atau manisan. Tetapi wanita hamil tidak boleh mengonsumsi jahe secara berlebihan karena dapat merangsang uterus. Oleh karena itu ibu hamil yang pernah mengalami keguguran, tidak dianjurkan untuk mengonsumsi jahe karena dapat meningkatkan resiko keguguran. Bagian tanaman yang bermanfaat sebagai obat mual dan muntah adalah bagian rimpang yang mengandung minyak astiri sebesar 2-3%.(Saswita dkk, 2011) Dukungan secara psikis dari orang-orang sekitar juga b ermanfaat dalam mengatasi emesis gravidarum karena salah satu penyebab emesis gravidarum adalah faktor psikologis. (Universitas Sumatera Utara, 2013). Kondisis psikologis memang bukan pe nyebab utama emesis gravidarum, namun emesis gravidarum dapat di pe rparah dengan adanya stress mental pada ibu hamil. (Universitas Muhammadiyah Semarang, 2013).
Sumber: Universitas Muhammadiyah Semarang, 2013, Hubungan Antara Sosial Keluarga Dengan Kejadian Emesis Gravidarum pada Kehamilan Trimester Pertama di Klinik Bersalin Kasih Ibu Delitua, diakses tanggal 22 April 2013 Saswita dkk, 2011, Efektifitas Minuman Jahe dalam Mengurangi Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester 1, diakses tanggal 21 April 2013 Winkjosastro dan Wospodo, 2007, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Simanjuntak dan Sudaryati, 2005, Gizi Pada Ibu Hamil dan Menyususi, diakses tanggal 21 April 2013< http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18881/1/ikm-okt2005-9%20(13).pdf >