FENOMENA BUDAYA DI INDONESIA
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mencakup lebih dari 17.000 pulau yang dihuni oleh sekitar 255 juta penduduk, sebuah angka yang membuat Indonesia menjadi negara di urutan keempat dalam hal negara dengan jumlah populasi yang terbesar di dunia. Angka ini juga mengimplikasikan bahwa banyak keanekaragaman budaya, etnis, agama maupun linguistik yang dapat ditemukan di dalam negara ini. Budaya tersebut sangat bervariasi, dari ritual Hindu yang dipraktekkan sehari-hari di pulau Bali, sampai pemberlakuan (parsial) hukum syariah di Aceh dan gaya hidup pemburu-pengumpul orang Mentawai. Budaya Indonesia sangat berbeda dari budaya Barat karena ada perbedaan dalam pengalaman, sistem keyakinan, hierarki, agama, pengertian tentang waktu, hubungan spasial, spasial, dan banyak lagi. Apalagi dalam Indonesia Indonesia sendiri terdapat banyak budaya yang berbeda. Hal ini membuat Indonesia menjadi negara yang kompleks, dan karena itu negara ini menarik, jadi tidak mustahil jika banyak hasil cipta rasa dan karya dalam berbagai adat dan ragam dan ragam seni budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini selalu dilirik oleh bangsa lain. Kebudayaan lain. Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Dalam
konteks
pemahaman masyarakat
majemuk,
selain
kebudayaan
kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok -kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Salah satu kebudayaan keb udayaan yang menarik minat wisatawan asing ialah Tarian Indonesia yang dimana mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia.tetapi kebanyakan dari orang Indonesia sudah terpengaruh oleh
budaya asing atau luar. setiap suku bangsa di Indonesia pasti memmpunyai tarian khas daerahnya sendiri-sendiri. Tradisi kuno tarian dan drama ini biasanya diajarkan seperti di sanggar-sanggar tari dan juga sekolah. Seni tari di Indonesia juga bisa masuk kedalam beberapa golongan, Dalam katagori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rak yat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer. Tari tradisional Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman bangsa Indonesia. Beberapa tradisi seni tari seperti; tarian Bali, tarian Jawa, tarian Sunda, tarian Minangkabau, tarian Palembang, tarian Melayu, tarian Aceh, dan masih banyak lagi adalah seni tari yang berkembang sejak dahulu kala, meskipun demikian tari ini tetap dikembangkan hingga kini. Penciptaan tari dengan koreografi baru, tetapi masih di dalam kerangka disiplin tradisi tari tertentu masih dimungkinkan. Sebagai hasilnya, muncullah beberapa tari kreasi baru. Tari kreasi baru ini dapat merupakan penggalian kembali akar-akar budaya yang telah sirna, penafsiran baru, inspirasi atau eksplorasi seni baru atas seni tari tradisional. Sedangkan Seni tari kontemporer Indonesia meminjam banyak pengaruh dari luar, seperti tari balet dan tari modern barat. Pada tahun 1954, dua seniman dari Yogyakarta — Bagong Kusudiarjo dan Wisnuwardhana — merantau ke Amerika Serikat untuk belajar ballet dan tari modern dengan berbagai sanggar tari disana. Ketika kembali ke Indonesia pada tahun 1959 mereka membawa budaya berkesenian baru, yang pada akhirnya mengubah arah, wajah dan pergerakan dan koreografi baru, mereka memperkenalkan gagasan seni tari sebagai ekspresi pribadi sang seniman ke dalam seni tari Indonesia.[3] Gagasan seni tari sebagai media ekspresi pribadi seniman telah membangkitkan seni tari Indonesia, dari yang semula selalu berlatar tradisi menjadi ekspresi seni, melalui paparan sang seniman terhadap berbagai latar belakang seni dan budaya yang lebih luas dan kaya. Seni tari tradisional Indonesia juga banyak memengaruhi seni tari kontemporer di Indonesia, misalnya langgam tari
Jawa berupa pose dan sikap tubuh serta keanggunan gerakan seringkali muncul dalam pagelaran seni tari kontemporer di Indonesia. Kolaborasi internasional juga dimungkinkan, misalnya kolaborasi seni tari Jepang Noh dengan seni tari teater tradisional Jawa dan Bali. Tari modern Indonesia juga seringkali ditampilkan dalam dunia industri hiburan dan pertunjukan Indonesia, misalnya tarian pengiring nyanyian, pagelaran musik, atau panggung hiburan. Kini dengan derasnya pengaruh budaya pop dari luar negeri, terutama dari Amerika serikat, beberapa tari modern seperti tari jalanan ( street dance) juga merebut perhatian kaum muda Indonesia. Jika kita telusuri lebih mendalam, tarian di Indonesia mencerminkan sejarah panjang Indonesia. Beberapa keluarga bangsawan; berbagai istana dan keraton yang hingga kini masih bertahan di berbagai bagian Indonesia menjadi benteng pelindung dan pelestari budaya istana. Perbedaan paling jelas antara tarian istana dengan tarian rakyat tampak dalam tradisi tari Jawa. Masyarakat Jawa yang berlapis-lapis dan bertingkat tercermin dalam budayanya. Jika golongan bangsawan kelas atas lebih memperhatikan pada kehalusan, unsur spiritual, keluhuran, dan keadiluhungan; masyarakat kebanyakan lebih memperhatikan unsur hiburan dan sosial dari tarian. Sebagai akibatnya tarian istana lebih ketat dan memiliki seperangkat aturan dan disiplin yang dipertahankan dari generasi ke generasi, sementara tari rakyat lebih bebas, dan terbuka atas berbagai pengaruh. Tarian Indonesia menunjukkan kompleksitas sosial dan pelapisan tingkatan sosial dari masyarakatnya, yang juga menunjukkan kelas sosial dan derajat kehalusannya. Berdasarkan pelindung dan pendukungya, tari rakyat adalah tari yang dikembangkan dan didukung oleh rakyat kebanyakan, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Dibandingkan dengan tari istana (keraton) yang dikembangkan dan dilindungi oleh pihak istana, tari rakyat Indonesia lebih dinamis, enerjik, dan relatif lebih bebas dari aturan yang ketat dan disiplin tertentu, meskipun demikian beberapa langgam gerakan atau sikap tubuh yang khas seringkali tetap dipertahankan. Tari
rakyat lebih memperhatikan fungsi hiburan dan sosial pergaulannya daripada fungsi ritual. Salah satu kebudayaan di Indonesia yang menjadi daya Tarik wisatawan asing ialah kebudayaan yang ada di Pulau Bali, selain dikenal dengan pulau yang indah. Salah satu budaya yang ada disini ialah berbagai macam tarian yang dimilikinya. Bali memiliki berbagai fenomena budaya yang menarik untuk dikaji, mulai dari kepercayaan, tarian, seni rupa dan musik yang melengkapi upacara keagamaannya, tempat peribadatannya, objek pariwisata, hingga makanan dan minuman khasnya. Popularitas budaya Bali sudah dikenal secara nasional maupun internasional. Dalam tradisi masyarakat Bali, kehadiran tari sangatlah berkaitan erat dengan upacara ritual. Minat masyarakat dalam berbagai cabang seni di Bali terwadahi dalam organiasasi masyarakat yang disebut Sekaha. Tari Bali mulai dikenal setelah kerajaan Majapahit menaklukkan bali pada abad ke-14, pemerintahan Jawa mulai banyak muncul dan menyatu dengan budaya setempat. Membuat Bali menjadi semakin canggih, dinamis dan lebih hidup. Narasi yang melengkapi tarian atau drama berdasarkan kepada cerita pemerintahan dari kerajaan Majapahit, bahkan cerita-cerita epos dari India, cerita pewayangan yang digemari di atas panggung menyerap banyak kutipan dari Kakawin Jawa kuno. Saat budaya Jawa mulai menghilang di abad ke 16 saat mulai masuknya budaya Islam, budaya jawa kuno masih hidup di bali dan menjadi budaya bali kuno. Tari Bali tidak bisa dipisahkan dari agama. Sedikit persembahan berupa makanan dan bunga harus disiapkan bahkan hanya untuk tarian yang digunakan untuk menghibur wisatawan. Sebelum memulai pertunjukkan, banyak penari bersembah yang terlebih dahulu di pura yang ada di rumah mereka masing-masing, memohon ´taksu´ (inspirasi) dari para dewa. Pada tradisi warisan leluhur ini, banyak orang mengatakan bahwa kedamaian dan harmoni berasal dari perlindungan yang diberikan dewa dan leluhur. Tarian dalam konteks ini bisa memiliki beberapa fungsi spesifik seperti : 1. Sebagai sarana tempat untuk dewa yang sedang turun ke dunia, penari akan berlaku sebagai tempat persinggahan dari dewa tersebut. Tari ini termasuk tari Sang Hyang
Dedari dengan gadis kecil yang kesurupan, dan tari Sang Hyang Jaran, sebuah tarian api. 2. Sebagai sarana menyambut dewa-dewa yang datang ke dunia seperti tari pendet, rejang dan sutri. 3. Sebagai hiburan kepada dewa-dewa yang datang ke dunia seperti tari topeng dan wayang. Peran dari tarian ini sangat penting dan merupakan kunci dari segala maksud dan tujuan yang didapat dalam sebuah upacara. Pada pertunjukan wayang, sang dalang sering dianggap sebagai sang "pendeta" yang memberikan air suci. Selain berfungsi dalam upacara agama, tarian dan drama juga memiliki isi yang sarat makna religius. sering dikatakan bahwa drama adalah media yang lebih dipilih untuk tradisi warga Bali. Cerita yang dipertunjukkan biasanya terkait dengan upacara yang sedang dilaksanakan. Saat berlangsung upacara pernikahan, akan dipertunjukk an cerita tentang pernikahan. Saat upacara kematian, cerita yang ditampilkan adalah kisah seorang kesatria yang turun ke "neraka". Para pelawak (penasar) membawakan cerita dengan mengangkat materi tentang keagamaan dan isu-isu sosial yang menggunakan bahasa Kawi (Jawa Kuno). Postur khas dari tarian bali adalah posisi kaki yang setengah tertekuk, dada diangkat ke satu sisi dengan siku yang diangkat dan diturunkan dalam gerakan yang menampilkan kelenturan tangan dan jemari. Dada diangkat secra simetris dengan lengan. Bila lengan ke kanan, maka dada diangkat ke kiri dan begitu juga sebaliknya. Selain dari kostum yang dikenakan, tokoh pria dan wanita bisa dikenali dari penekanan pada gerakan -gerakan tertentu. Kaki dari para wanita ditekuk dan dirapatkan, telapak kaki dibuka, jadi akan memberikan kesan tubuh melengkung kebelakang yang sensual. Kaki para pria dibuat melengkung dan bahu mereka diangkat, dengan gerakan yang lebih dominan untuk memberikan kesan kekuatan. Gerakan tarian ini saling mengikuti antara satu sama lain dengan gerakan terus menerus tanpa istirahat dan tidak ada gerakan melompat (kecuali untuk b eberapa karakter setan dan binatang). Setiap gerakan dasar (agem), seperti pada pembukaan tirai atau saat memegang kain,
telah berubah ke bentuk agem lain melalui kesuksesan gerakan lain yaitu tandang. Perkembangan dari satu seri ke seri lain dan perubahan gerak dari kiri ke kanan atau sebaliknya ditandai dengan hentakan kecil yang disebut angsel. Ekspesi ini disempurnakan dengan mimik wajah : tangkep. Bahkan mata pun ikut menari, seperti yang terlihat pada tari Baris dan Trunajaya. Terdapat 3 genre dalam tari Bali, yaitu tari Wali (sakral untuk upacara), Bebali (pendukung upacara), dan Bali-balihan (tarian sekuler). Untuk tari Wali biasanya dipertunjukkan di dalam pura yang sakral ( jeroan), untuk tari Bebali biasanya di halaman pura bagian tengah, sedangkan umumnya Legong merupakan murni tari pertunjukan (sekuler), sebagai kebanggan suatu desa, daerah atau penguasa setempat, untuk menerima tamu, dan acara-acara lainnya. Meski begitu masih terdapat Legong Sakral (di Desa Ketewel dan Tista) yang dipetunjukan sebagai bagian up acara di dalam Pura (menggunakan Topeng Sakral). Ada bermacam-macam jenis tarian Bali diantaranya : Tari Tambulilingan atau tari lebah.
Warga Bali seperti perpaduan sebuah keseriusan dengan lelucon yang kasar dimana semuanya terlihat dari tari-tariannya. Pada umumnya tarian ini sederhana dan lurus seperti komedi untuk para bangsawan dimana anda bisa bersorak dan menjauh dari panggung saat tokoh jahat muncul. Beberapa tarian memiliki unsur lawakan yang mengimbangi keseriusan karakter yang rendah hati. Tokoh pelawak biasanya membawa alur cerita ke penonton, biasanya tokoh utama yang rendah hati menggunakan bahasa jawa kuno dan sang pelawak (biasanya pelayan dari sang pelawak) menggunakan bahasa sehari-hari.
Tari Kecak
"Cak-cak-cak." Suara obsesif dari paduan suara yang tak lekang dimakan zaman tibatiba muncul dari balik pepohonan. Kegelapan kemudian menyelimuti panggung. Ratusa pria bertelanjang dada duduk melingkar dibawah cahaya lampu minyak yang berkelap-kelip. "Cak-Cak". Mereka kemudian mulai menari dengan suara yang
dihasilkan dari teriakan mereka, tangan diangkat ke udara dan tubuh mereka digerakkan bersama-sama. Ini adalah Tari Kecak yang unik, tari yang paling terkenal diantara tarian Bali yang lainnya.
Tari Barong and Kris
Tari Barong dan Kris seperti tari Kecak. Tari Barong dan Kris ini adalah pertempuran antara roh kebaikan melawan roh kejahatan. Barong bisa mengambil berbagai bentuk, namun pada tarian ini mengambil bentuk Barong Keket, Barong yang paling suci diantara barong lainnya. Barong Keket adalah makhluk yang aneh, setengah anjing berbulu lebat dan setengah harimau yang dimainkan oleh dua orang. Musuhnya adalah Rangda. Barong memiliki kepribadian yang baik dan melindungi desa dari Rangda, tapi Barong juga merupakan sosok yang jahil dan penyayang. Barong muncul ke halaman pura, menghentakan rahangnya seiring gamelan, menari dan menikmati dukungan beberapa lelaki yang membawa keris. Rangda kemudian menampakkan wujudnya, lidahnya yang panjang menjulur, payudaranya yang panjang beroyanggoyang, isi perut manusia melingkar di lehernya, taring yang panjang keluar dari mulutnya dan cakarnya yang panjang melayang di udara.
Tari Legong
Tari legong adalah tarian yang paling anggun diantara tarian Bali yang lainnya dan bagi penikmat tari Bali, tarian ini adalah yang paling menyedot perhatian. Penari Legong adalah gadis kecil yang beruisa delapan atau sembilan tahun. Sebuah hal penting yang melekat pada penari Legong adalah dia akan terus dikenang sebagai penari legong yang hebat meski masa keemasannya lebih dari 50 tahun yang lalu.
Tari Baris
Tarian para pejuang atau dikenal dengan nama tari Baris adalah penyetara dari tari Legong yang feminim dan berkat yang didapatkan akan memberikan jiwa yang energik, siap bertempur dan bisa membela diri. Tarian tunggal, penari Baris harus bisa
menyampaikan pemikiran dan emosi dari seorang prajurit yang sedang bersiap-siap untuk pergi ke medan pertempuran dan bertemu dengan musuh di medan perang. Para penari harus bisa menampilkan perubahan emosinya tidak hanya melalui gerakan tariannya tapi juga dari mimik wajah yang ditampilkan. Ksatria, kebanggaan, kemarahan, kecakapan dan pengampunan (perang adalah hal buruk, bahkan di Bali) semuanya harus bisa ditampilkan dengan baik.
Tari Kebyar
Kebyar adalah tari tunggal pria seperti tari Baris, tapi lebih menekankan pada kemampuan pribadi sang penari. Perkembangan tari Kebyar masa kini di persembahkan oleh seniman tari perang Mario. Ada banyak bentuk dari tarian ini termasuk Kebyar Duduk dimana tarian dilakukan dalam posisi duduk dengan gerakan tangan, lengan dan dada ditambah ekspresi wajah yang sangat penting. Kebyar Trompong adalah tarian dimana sang penari ikut dalam menabuh gamelan dengan memainkan alat musik yang disebut Trompong sambil terus menari.
Tari Janger
Covarrubias dan Hickman dalam bukunya menyebutkan sebuah tarian, hampir tidak mencirikan tarian bali, sebuah tarian yang tiba-tiba ada pada tahun 1920an dan 1930an. Hari ini tarian tersebut tidak lagi sebuah tarian yang asing. Tarian ini memiliki beberapa kesamaan dengan tarian lain yang ada di Bali termasuk Tari Sanghyang dimana suara lembut dari para wanita sangat kontras dengan suara keras yang dibuat oleh para pria. Pada tari Janger, formasi 12 wanita dan 12 pria duduk dan menari dimana gerakan dan suara lembut para wanita berpadu dengan gerakan tegas dan suara yang keras dari para pria.
Tari Topeng
Kata topeng berarti menempel di wajah. Tari topeng adalah tarian dimana sang penari harus mengikuti karakter topeng yang ia mainkan. Sebagai contoh Topen g Tua, adalah
sebuah tarian tunggal klasik yang menggunakan topeng seorang lelaki tua dan menuntut sang penari menirukan gerakan seorang pria renta. Pada tarian lain, penari harus menirukan berbagai tokoh dan karakter yang ada pada topeng. Koleksi lengkap seorang penari topeng bisa berjumlah 30 hingga 40 buah. Tari Pendet
Pendet adalah tarian yang berlangsung setiap hari di pura, prosesi sederhana yang dilakukan sebelum menghaturkan sesajen di pura, tidak memerlukan latihan khusus. Anda mungkin sering melihat tari Pendet dilakukan oleh seorang wanita yang membawa persembahan saat upacara keagamaan di pura, tapi kadang-kadang juga dilakukan sebagai tarian pembuka dan penutup dari pagelaran pentas seni tari yang lainnya.
Tari Sanghyang
Tarian ini pada awalnya bertujuan untuk mengusir roh-roh jahat dari desa. Sanghyang adalah roh suci yang sementara mengambil tempat di tubuh sang penari yang kerasukan. Tari Sanghyang Dedari ditampilkan oleh dua gadis muda yang menari seperti pada tarian Legong. Para penari tidak dilatih khusus dalam tarian ini dan terlebih lagi tarian ini dilakukan dalam irama dan gerakan yang sempurna tetapi dalam keadaan mata penari yang benar-benar tertutup. Paduan suara wanita dan suara kecak dari para pria mengiringi tarian ini namun saat suara-suara tidak lagi terdengar, para penari pun jatuh pingsan.
PERMASALAHAN POLITIK DI INDONESIA
Kondisi politik di Indonesia saat ini semakin terpuruk. Hal tersebut disebabkaan oleh adanya penurunan politik di Indonesia yang tidak sehat. Politik di Indonesia saat ini banyak menuai kontroversi karena sistem di dalamnya tidak sesuai dengan semestinya, sehingga kini banyak politisi Indonesia yang terjerat kasus korupsi. Politik Indonesia akan semakin baik jika para politisi di dalamnya tidak mementingkan kepentingan pribadi maupun kelompok, tetapi lebih mementingkan kesejahteraan masyarakat. Permasalahan politik di Indonesia sangatlah komplek, dari berbagai kebijakan yang menuai kontroversi hingga kasus-kasus yang telah terjadi di dalam lembaga baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif . Hal ini yang membuat kondisi politik di Indonesia sangat terpuruk. Masalah politik di Indonesia sangat dinamis dan cenderung memiliki k ekuatan yang sangat tinggi dalam menentukan arah kebijakan dalam suatu negara. Sehingga dengan berbagai macam kebijakan yang kontroversi mengakibatkan persaingan politik di Indonesia semakin menambah konflik antar lembaga. Pro dan kontra antar lembaga ini yang mengakibatkan politik di Indonesia memiliki kekuatan yang sangat tinggi melebihi masalah hukum dan masalah-masalah lainnya yang ada dalam lembaga pemerintahan Indonesia. Semakin banyak kontroversi, semakin banyak pula masalah politik yang terjadi dikalangan pemerintahan Indonesia. Dari berbagai macam lembaga yang ada di pemerintahan, lembaga legislatif adalah lembaga yang paling banyak menuai kontroversi. Antara lain adanya koalisi yang sangat kontradiktif antara koalisi satu dengan koalisi lainnya. Berbagai macam masalah yang timbul akibat persaingan ini yang membuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah mulai menurun. Masalah politik yang semakin meruncing dari dalam pemerintahan mengakibatkan masyarakat bertanya-tanya tentang profesionalisme kinerja para politisi yang seakan-
akan menggunakan jabatan untuk kepentingan politik pribadi sehingga tujuan awal untuk menjadikan masyarakat sejahtera hanya atas nama belaka. Sebenarnya, dalam pemerintahan yang dibutuhkan bukanlah sekedar popularitas, namun kinerja yang baik dari masing-masing lembaga untuk bersatu mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, berkeadilan dan masyarakat yang benar-benar merdeka. Politik merupakan salah satu aspek yang signifikan dengan perkembangan suatu negara. Baik buruknya perkembangan suatu negara bergantung pada sistem politik yang digunakan dan subjek atau pelaku dari sistem politik tersebut. Sehingga apabila dalam pelaksanaan sistem politik tidak sesuai dengan arah atau tujuan untuk negara yang lebih baik, maka akan banyak dampak yang dirasakan. Dampak yang akan timbul dari seluruh permasalahan itu adalah salah satunya tingkat kepercayaan masyarakat
yang
perkembangan
menurun
suatu
negara
terhadap untuk
pemerintah menjadi
dan
negara
juga yang
menghambatnya lebih
sejahtera.
Permasalahan politik merupakan permasalahan yang signifikan sehingga tidak mudah untuk mencari solusinya, bahkan mungkin tidak akan bisa ditemukan secara spontan, tapi perlu adanya pengkajian dan analisa yang lebih mendalam dalam menyelesaikan masalah politik. Salah satu permasalahan politik di Indonesia yang sampai saat ini sulit ditangani adalah Korupsi. Istilah korupsi tentunya sudah bukan hal yang asing lagi ditelinga. Definisi sederhana korupsi adalah "penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan pribadi." Definisi, dampak, dan motivasi korupsi berbeda-beda. "Korupsi" melibatkan perilaku pihak para pejabat sektor publik, baik politisi maupun pegawai negeri sipil. Mereka secara tidak wajar dan tidak sah memperkaya diri sendiri atau orang yang dekat dengan mereka dengan menyalahgunakan wewenang yang dipercayakan. Menurut UU No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, korupsi merupakan tindakan memperkaya diri sendiri, penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan, memberi dan menjanjikan sesuatu kepada pejabat atau hakim, berbuat curang, melakukan penggelapan, dan menerima hadiah terkait tanggung jawab yang dijalani.
Korupsi terjadi jika tiga hal terpenuhi, yaitu (1) Seseorang memiliki kekuasaan termasuk untuk menentukan kebijakan publik dan melakukan administrasi kebijakan tersebut, (2) Adanya economic rents, yaitu manfaat ekonomi yang ada sebagai sebab akibat kebijakan publik tesebut, dan (3) Sistem yang ada membuka peluang terjadinya pelanggaran oleh pejabat publik yang bersangkutan. Apabila satu dari ketiga parameter ini tidak terpenuhi, tindakan yang terjadi tidak bisa dikategorikan sebagai tindakan korupsi. Berikut ini terdapat beberapa tindakan yang bisa dikategorikan sebagai tindak pidana korupsi, antara lain sebagai berikut: 1.
Tindakan merugikan keuangan negara/pihak lain Seseorang dianggap sudah merugikan keuangan negara atau pihak lain jika dia melakukan perbuatan-perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri, golongan, atau pihak-pihak tertentu dengan cara melawan hukum seperti menyalahgunakan wewenang atau kedudukannya yang bisa merugikan keuangan negara atau pihak lain.
2.
Tindakan suap-menyuap Tindakan penyuapan dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan keistimewaan atau sesuatu di luar prosedur. Dan sebuah tindakan bisa dekategorikan sebagai penyuapan apabila seseorang memberikan sesuatu atau janji kepada pihak tertentu dengan maksud untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang berkaitan dengan jabatannya.
3.
Melakukan penggelapan dalam jabatan Dalam hal ini, penggelapan bukan saja berkaitan dengan uang. Sebuah tindakan bisa dikategorikan sebagai penggelapan apabila secara sengaja menggelapkan atau membantu orang lain untuk mengambil sesuatu yang bukan menjadi haknya, entah itu uang, barang atau surat-surat berharga untuk kepentingan pribadi. Selain itu, pemalsuan data adminstrasi dan penghancuran benda, akta, atau barang bukti juga bisa dikatakan sebagai penggelapan, dan masih banyak lagi tindakan yang dapat dikatagorikan sebagai korupsi.
Akhir-akhir ini masalah korupsi sedang hangat-hangatnya dibicarakan publik, terutama dalam media massa baik lokal maupun nasional seperti kasus yang sedang dibahas belakangan ini kasus penggelapan dana E-KTP yang dimana tersangkanya ialah Setya Novanto yang merugikan negara. Menurut saya pribadi korupsi ini seperti parasit didalam kepemerintahan yang merusak struktur pemerintahan, dan menjadi penghambat utama terhadap jalannya pemerintahan dan pembangunan. Korupsi sangat sulit untuk dihilangkan bahkan hampir tidak mungkin dapat diberantas, oleh karena itu sangat sulit memberikan pembuktian-pembuktian yang ekstra. Disamping itu sangat sulit mendeteksinya dengan dasar-dasar hukum yang pasti. Pemerintah harus selalu waspada dalam menangulangi permasalahan ini. Korupsi adalah produk dari sikap hidup satu kelompok masyarakat yang memakai uang sebagai standard kebenaran dan sebagai kekuasaaan mutlak. Sebagai akibatnya, kaum koruptor yang kaya raya dan para politisi korup yang berkelebihan uan g bisa masuk ke dalam golongan elit yang berkuasa dan sangat dihormati. Mereka ini juga akan menduduki status sosial yang tinggi dimata masyarakat. Adapun akibat-akibat dari korupsi antara lain Pemborosan sumber-sumber, gangguan terhadap penanaman modal, bantuan yang lenyap, ketidakstabilan, revolusi sosial, pengambilan alih kekuasaan oleh militer, menimbulkan ketimpangan sosial budaya,pengurangan kemampuan aparatur pemerintah, pengurangan kapasitas administrasi, hilangnya kewibawaan administrasi. Meskipun faktanya korupsi hampir tidak mungkin bisa diberantas secara menyeluruh, namun setidaknya korupsi itu bisa ditekan agar di masa mendatang korupsi tidak semakin membudaya dan semakin merusak moral para pejabat negara. Maka dari itu, setelah dapat diketahui apa saja faktor-faktor yang men yebabkan seorang pemegang kekuasaan publik melakukan korupsi serta dampak apa saja yang timbul akibat korupsi di Indonesia, dapat dirumuskan beberapa cara untuk mencegah dan menanggulangi adanya praktik korupsi. Dalam hal ini, beberapa ahli memiliki sejumlah pandangan atau pendapat tentang bagaimana cara menanggulangi korupsi. Adapun beberapa solusinya yaitu:
a. Membenarkan transaksi yang dahulunya dilarang dengan menentukan sejumlah pembayaran tertentu. b.
Membuat struktur baru yang mendasarkan bagaimana keputusan dibuat.
c.
Melakukan perubahan organisasi yang akan mempermudah masalah pengawasan dan pencegahan kekuasaan yang terpusat, rotasi penugasan, wewenang yang saling tindih organisasi yang sama, birokrasi yang saling bersaing, dan penunjukan instansi pengawas adalah saran-saran yang secara jelas diketemukan untuk mengurangi kesempatan korupsi.
d. Bagaimana dorongan untuk korupsi dapat dikurangi dengan jalan meningkatkan ancaman. e. Korupsi adalah persoalan nilai. Nampaknya tidak mungkin keseluruhan korupsi dibatasi, tetapi memang harus ditekan seminimum mungkin, agar beban korupsi organisasional maupun korupsi sestimik tidak terlalu besar sekiranya ada sesuatu pembaharuan struktural, barangkali mungkin untuk mengurangi kesempatan dan dorongan untuk korupsi dengan adanya perubahan organisasi.