Pengertian Tinja
Tinja atau feses atau dalam bahasa kasarnya disebut tahi adalah produk buangan saluran pencernaan hewan yang dikeluarkan melalui anus atau kloaka. kloaka. Pada manusia, manusia, proses pembuangan kotoran dapat terjadi (bergantung pada individu dan kondisi) antara sekali setiap satu atau dua hari hingga beberapa kali dalam sehari. Pengerasan tinja atau feses dapat menyebabkan meningkatnya waktu dan menurunnya frekwensi buang frekwensi buang air besar antara besar antara pengeluarannya atau pembuangannya disebut dengan konstipasi atau sembelit. Dan sebaliknya, bila pengerasan tinja atau feses terganggu, menyebabkan menurunnya waktu dan meningkatnya frekwensi buang frekwensi buang air besar disebut besar disebut dengan diare atau mencret. Bau khas dari tinja atau feses disebabkan oleh aktivitas bakteri aktivitas bakteri.. Bakteri menghasilkan senyawa seperti indole, indole, skatole, skatole, dan thiol (senyawa yang mengandung belerang mengandung belerang), ), dan juga gas hidrogen sulfida. sulfida. Asupan makanan berupa rempah-rempah dapat menambah bau khas feses atau tinja. Terdapat juga beberapa produk komersial yang dapat mengurangi bau feses atau tinja.
Manfaat
Tinja atau feses baik dari hewan (lebih sering dipakai) maupun dari manusia (jarang dipakai) dapat juga digunakan sebagai pupuk kandang, sebagai sumber bahan bakar yang disebut bio gas, dan bahkan untuk membuat salju yang tentunya harus diproses terlebih dahulu.
Peranan Tinja dalam Penyebaran Penyakit
Pembuangan tinja manusia yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan pencemaran terhadap permukaan tanah serta air tanah yang berpotensi menjadi penyebab timbulnya penularan berbagai macam penyakit saluran pencernaan (Soeparman, 2002). Selain dapat mengakibatkan kontaminasi pada air, tanah, juga dapat menjadi sumber infeksi, dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan, karena penyakit yang tergolong water borne diseases akan mudah terjangkit. Bahaya terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah pencemaran tanah, pencemaran air, kontaminasi makanan, dan perkembangbiakan lalat. Penyakit penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain tifoid, paratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing, hepatitis viral, dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal lain, serta investasi parasit lain (Chandra, 2007). Penyebaran penyakit yang bersumber dari tinja dapat melalui berbagai macam cara dan metode. Yang harus kita yakinkan adalah, bahwa tinja sangat berperan besar terhadap penyebaran penyakit. Penyebaran tersebut dapat terjadi secara langsung (misalnya dengan mengkontaminasi makanan, minuman, sayuran dan sebagainya, maupun secara tidak langsung (melalui media air, tanah, serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya). Juga melalui
kontaminasi pada bagian-bagian tubuh. Pola penyebaran tersebut digambarkan dalam skema berikut ini (Notoatmodjo, 2003).
Penyebaran Penyakit melalui Tinja
Daftar Pustaka
Website : http://www.wikipedia.com del.icio.us Tags: Tinja,Penyakit Bebasis Lingkungan,Penyebaran Penyakit Melalui Tinja inspeksi sanitasi
Pengertian Feses
feses adalah sisa makanan yang sudah dicerna dan tidak dapat digunakan oleh tubuh untuk diserap dan digunakan sebagai energi dalam tubuh dan makanan bagi sel-sel tubuh. biasanya feses yang normal berwarna coklat terang sampai coklat gelap. berbagai makanan dan obat-obatan mempengaruhi warna feses seperti berikut ini : •
•
•
•
protein daging menghasilkan warna coklat gelap bayam dan sayuran menghasilkan warna hijau wortel dan bit menghasilkan warna merah kokoa, coklat barium untuk tes feses menghasilkan warna susu
apa bila ada perubahan pada warna normal feses maka bisa di duga adanya kerusakan pada sistem pencernaan anda seperti warna feses menjadi warna hitam karena ada pendarahan di saluran pencernaan. oleh karena itu kita harus hati-hati dengan perubahan feses dan apa bila terjadi perubahan pada feses anda harap segera memeriksakan ke dokter. Warna feses yang tidak normal berikut ini •
•
•
•
•
•
•
bila darah keluar dalam jumlah cukup kedalam GI atas, darah menghasilkan warna hitam darah yang masuk bagian bawah saluran GI dengan cepat tampak merah terang atau gelap feses berair adalah karakteristik dari penyaki usus halus atau diare feses semi padat seperti pita karakteristik pada penyakit hisprung feses yang sangat besat dan berminyak menunjukkan alabsorpsi usus mucus dan nanah dalam feses menunjukan adanya peradangan diare pada malam hari dapat menunjukkan diabetes.
Feses Identik Dengan Kesehatan
Feses berwarna abu-abu menandakan bayi terlalu banyak mengonsumsi zat besi. Kondisi feses bayi tidak selalu sama setiap harinya. Perubahan ini tergantung pada kondisi dan kesehatan si kecil. Karena itu saat mendapati feses bayi yang “mencurigakan”, salah satu hal yang bisa dilakukan orangtua adalah melakukan observasi menu makanan yang dikonsumsi bayi, tak hanya dalam satu hari tapi juga 2 hari sebelumnya. Kenapa? Sebab gerak usus pada bayi yang normal adalah selama 24 sampai 36 jam. Jadi, makanan yang dikonsumsi bayi sekarang akan keluar 24 atau 36 jam kemudian. Nah, menurut dr. Eva J. Soelaeman, SpA., normal tidaknya feses dapat dilihat dari warna, bentuk, dan bau. Berikut penjelasannya: Mendeteksi Feses dari Warna
Normal: warnanya kuning tua Tidak normal: - Abu-abu atau abu-abu kehitam-hitaman bisa terjadi kalau si kecil terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kandungan zat besi yang terlalu tinggi. Solusi: Tetap berikan ASI atau pilih susu formula dengan kandungan zat besi yang standar, tidak berlebih. - Merah. Penyebabnya: (1) terlalu banyak mengonsumsi makanan berwarna merah, (2) pengaruh obat (3) pertanda adanya darah. Penyebab ketiga inilah yang patut diwaspadai. Untuk itu bila yakin darah yang terlihat, segera bawa bayi ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut.
Mendeteksi Feses Dari Bentuk
Normal: Feses bayi yang berbuih/bercampur buih sekali dua kali adalah wajar. Penyebabnya bisa makanan ibu menyusui yang terlalu banyak mengonsumsi makanan yang merangsang, seperti pedas. Tapi jika sudah lebih dari tiga kali dan berat badannya turun, itu pertanda si kecil mengalami dehidrasi dan ada infeksi di ususnya. Kondisi seperti ini perlu penanganan dokter. Tidak normal: - Seperti dempul dengan warna putih/putih kekuning-kuningan. Bisa dipastikan si kecil mengalami kelainan liver/hati. Segera bawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. - Hitam dan dibarengi sakit perut. Kemungkinan besar si kecil mengalami perdarahan. Segera bawa si kecil ke dokter dan bawa sampel feses untuk dicek ke laboratorium guna mencari penyebabnya. Mendeteksi Feses dari Bau
Normal: - Beraroma khas, bukan bau busuk. Tidak normal: - Baunya sangat busuk. Dicurigai, ada pembusukan yang tidak normal oleh bakteri di usus. - Bau sangat asam. Biasanya pertanda ada gangguan penyerapan gula atau istilahnya malabsorbsi karbohidrat laktosa karena bayi tidak dapat mengonsumsi susu sapi. Coba, gantilah susu si kecil dengan susu kedelai.
- Bau amis. Kemungkinan infeksi amuba atau jamur. Kondisi ini perlu penanganan dokter. Mendeteksi feses dari asupan yang didapat bayi: - Bayi yang mendapat ASI eksklusif: Fesesnya akan encer/tak berbentuk dan berwarna kuning. - Bayi yang hanya mendapat susu formula: Jika susunya cocok maka bentuk fesesnya cenderung liat dan berwarna kuning. Namun bila tidak cocok, fesesnya bisa berwana abu-abu karena kemungkinan komposisi zat besi dalam susu formula tersebut terlalu tinggi untuk si bayi. Feses bayi yang berwarna hijau atau kehijau-hijauan menandakan lemak dalam susu formula yang diminumnya terlalu tinggi. - Bayi yang mendapat asupan campur (ASI dan susu formula): * Feses berwarna kuning dan tak berbentuk merupakan tanda si kecil lebih banyak mendapat ASI ketimbang susu formula. Di luar itu pertanda si kecil terlalu banyak mendapatkan susu formula. * Di atas usia enam bulan, bila bayi sudah mendapatkan makanan lebih padat, fesesnya akan berbentuk seperti bubur dan menyerupai feses anak di atas usianya. - Bayi yang dipengaruhi obat: * Akibat pengaruh obat yang sedang dikonsumsinya , frekuensi BAB bisa berkurang dan feses bayi menjadi keras. Di antaranya pengaruh obat batuk yang mengandung zat antitusif. Pantaulah selalu fesesnya. Bila perlu konsultasikan kembali tentang hal ini pada dokter.
Daftar Pustaka
Website : http://www.wikipedia.com
Nama
: Elsyana Saduk
Kelas
:C
Jurusan
: Gizi Kesehatan Masyarakat
Nama
:Emanuel Manek
Kelas
:C
Jurusan
: KLKK
Ciri – ciri Feses
•
•
Feses mempunyai ciri berbentuk bulat-bulat kecil seperti kacang, sangat keras, dan sangat sulit untuk dikeluarkan. Feses mempunyai ciri berbentuk sosis, permukaanya menonjol dan tidak rata, dan terlihat seperti akan terbelah menjadi berkeping.
•
Feses mempunyai ciri berbentuk sosis, dengan permukaan yang kurang rata, dan ada sedikit retakan.
•
Feses mempunyai ciri berbentuk seperti pisang, sosis atau ular dan mudah dikeluarkan.
•
•
•
Feses mempunyai ciri berbentuk seperti bulatan-bulatan yang lembut, permukaannya halus, dan cukup mudah untuk dikeluarkan. Feses mempunyai ciri permukaannya sangat halus, mudah mencair, dan biasanya sangat mudah untuk dikeluarkan. Feses mempunyai ciri berbentuk sangat cair (sudah menyerupai air) dan tidak terlihat ada bagian yang padat.
Gangguan kesehatan yang mempengaruhi feses ini antara lain akibat konstipasi, obstipasi, ambeien, kanker dan diare. Konstipasi (sembelit) disebabkan oleh pengerasan feses yang berlebihan sehingga sulit untuk dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan pada penderitanya. Feses ini ditunjukkan oleh tipe 1 dan 2. Konstipasi yang parah dinamakan obstipasi. Dan obstipasi yang kronis dapat menyebabkan ambeien dan kanker kolon. Sedangkan pada penderita diare, terjadi rangsangan buang air besar terjadi secara terus-menerus dan fesesnya masih memiliki kandungan air
berlebihan (lebih dari 80%). Feses ini ditunjukkan oleh tipe 57.Feses normal ditunjukkan oleh tipe 3 dan 4. Kandungan airnya berkisar 70-80%. Pada umumnya tipe normal ini dipengaruhi oleh menu makanan. Menu makanan yang mengandung serat tinggi, akan menghasilkan feses yang kamba (bulky) dan dalam jumlah yang banyak (± 300-500g), dengan berat jenis sekitar 0,89 sehingga akan mengapung di air. Sebaliknya menu yang rendah serat dan tinggi kadar daging menghasilkan feces yang langsing dan jumlahnya sedikit (± 100-250g), dengan berat jenis di atas 1.0 dan akan tenggelam.Warna feses paling umum adalah kuning kecoklatan. Selain dipengaruhi oleh asupan makanan, warna feses dipengaruhi oleh pigmen empedu (bilirubin). Bilirubin berasal dari sel darah merah yang telah mengalami degenerasi, kemudian dirombak oleh hati, hasilnya disimpan dalam kantong empedu dan dikeluarkan ke dalam usus kecil. Konsentrasi bilirubin mempengaruhi warna sehingga bervariasi dari hijau-hitam hingga kuning muda.Jika isi (makanan) usus berjalan pada kecepatan normal, warna feses adalah kuning kecoklatan sampai coklat tua. Jika berjalan lebih lambat, feses akan berwarna lebih gelap. Kecepatan feses bergerak 10 cm per jam, dan ini bergantung pada diet seseorang. Makanan dengan fiber tinggi akan menyebabkan bakteri asam laktat berkembang dan feses akan bersifat asam. Makanan dengan fiber rendah dan banyak daging akan membuat bakteri pembusuk berkembang pesat dan feses akan bersifat basa. Asosiasi aktivitas metabolik bakteri usus dalam mendegradasi makanan dengan bilirubin inilaH Feses berwarna abu-abu menandakan bayi terlalu banyak mengonsumsi zat besi. Kondisi feses bayi tidak selalu sama setiap harinya. Perubahan ini tergantung pada kondisi dan kesehatan si kecil. Karena itu saat mendapati feses bayi yang “mencurigakan”, salah satu hal yang bisa dilakukan orangtua adalah melakukan observasi menu makanan yang dikonsumsi bayi, tak hanya dalam satu hari tapi juga 2 hari sebelumnya. Kenapa? Sebab gerak usus pada bayi yang normal adalah selama 24 sampai 36 jam. Jadi, makanan yang dikonsumsi bayi sekarang akan keluar 24 atau 36 jam kemudian.