Tugas Pengayaan Subdivisi Gizi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD/RSHS Materi Pengayaan
: Fisiologi Laktasi
Oleh
: Asri Rachmawati
Pembimbing
: Dr. dr. Dida A Gurnida, Sp.A(K), M.Kes
LAKTASI
Air susu ibu telah diciptakan spesifik untuk kebutuhan bayi. Keuntungan kandungan nutrisi nutrisinya nya sangat sangat pentin penting g untuk untuk kebutu kebutuhan han pertum pertumbuh buhan an otak otak bayi. bayi. Pada Pada tahun tahun pertam pertamaa kehidupan kehidupan otak bayi bertambah bertambah dua kali lipat dalam ukuran. Proses mielinisasi sel-sel saraf sama pentingnya dan berlangsung secara intensif pada tahun pertama kehidupan. Taurine, kolesterol, asam lemak omega sangat penting untuk pertumbuhan otak dan dengan cara yang unik tersedia dalam air susu ibu.
Anatomi dan Fisiologi Laktasi Anatomi Payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, diatas otot dada, dan fungsinya fungsinya memproduksi memproduksi susu untuk untuk nutrisi nutrisi bayi. Manusia mempunyai mempunyai sepasang sepasang kelenjar payudara, dengan berat kira-kira 200 gram, yang kiri umumnya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 gram dan pada waktu menyusui bisa mencapai 800 gram.
Ada tiga bagian payudara, yaitu: 1.
Korp Korpu us (b (badan adan), ), yaitu aitu bag bagian ian yan yang memb embesar esar 1
2.
Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
3.
Papilla, atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
Dalam korpus mammae terdapat alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Alveolus terdiri dari beberapa sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan beberapa lobulus berkumpul menjadi 15-20 lobus pada setiap payudara. Dari alveolus ASI disalurkan ke dalam saluran kecil (duktulus), kemungkinan beberapa saluran kecil bergabung membentuk saluran yang lebih besar (dukutus lakti ferus). Dibawah areola saluran yang besar melebar, disebut Sinus Laktiferus . Akhrnya semua memusat ke dalam puting yang bermuara ke luar. Di dalam dnding alveolus maupun saluran-saluran, terdapat otot polos yang bila berkontraksi memompa ASI keluar. Ada empat macam bentuk puting, yaitu bentuk yang normal/umum, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted). Namun bentuk-bentuk puting ini tidak terlalu berpengaruh pada proses laktasi, yang penting adalah bahwa puting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan atau “dot” ke dalam bayi. Kadang dapat terjadi bayi tidak bisa menyusu dengan baik. Pada papilla dan areola terdapat saraf peraba yang sangat penting untuk refleks menyusui. Bila puting dihisap, terjadilah rangsangan saraf yang diteruskan ke kelenjar hipofisis yang kemudian merangsang produksi dan pengeluaran ASI. Tunas/cikal payudara telah ada sejak lahir pada kedua jenis kelamin, namun menetap hingga awal pubertas, saat pertumbuhan dirangsang oleh peningkatan hormon estrogen dan progesteron pada wanita. Sistem duktus berploriferasi dan payudara menjadi matang. Kematangan ini berlangsung terus dengan adanya stimulasi dari awal siklus menstruasi hingga usia 25 tahun. Ketika pertumbuhan telah stabil, proliferasi lebih lanjut tidak terjadi hingga adanya kehamilan.
Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Payudara mulai dibentuk sejak embrio berumur 18 - 19 mnggu, dan baru selesai ketika mulai menstruasi, dengan terbentuknya hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi untuk maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin adalah hormon yang berfungsi untuk produksi ASI disamping hormon lain seperti insulin, tiroksin, dan sebagainya. Perubahan pada hormon yang bersirkulasi menghasilkan perubahan yang lebih dalam pada pertumbuhan duktus-lobus-lobulus selama kehamilan. Placental lactogen, prolaktin, dan chorionic gonadotropin berkontribusi terhadap kecepatan pertumbuhannya. 2
Dari sejak bulan ketiga kehamilan, bahan-bahan yang disekresi seperti colostrum muncul pada alveolus. Pada trimester kedua, laktogen plasenta mulai merangsang produksi kolostrum. Karenanya, wanita muda dibawah 16 tahun yang hamil dapat menghasilkan kolostrum meskipun bayinya tak dapat hidup. Hingga saat melahirkan, produksi susu ditekan oleh prolactin inhibiting hormone yang dihasilkan oleh plasenta. Hormon progesteron yang diproduksi dari plasenta dikenal penting dalam menghambat produksi susu saat kehamilan. Pada saat melahirkan, penarikan kembali hormon sex plasental dan luteal dan daya hisap bayi menyebabkan hilangnya hormon penghambat dan merangsang pelepasan prolactin releasing factor . Awal pelepasan air susu saat melahirkan dan produksi yang berlangsung terus menerus terjadi karena payudara telah berkembang secara ekstensif saat kehamilan. Sistem duktus telah terbendung untuk membentuk jejaring yang kuat pada duktus kolektikus. Alveolus kaya akan lapisan sel epitel, beragam dalam bentuk dari gepeng hingga silindris , kesemuanya mampu menghasilkan air susu. Beberapa sel nya menjulang/menonjol, sementara yang lainnya pendek dan halus. Lumen alveolus penuh oleh bahan granul halus dan droplet lemak. Diferensiasi sel epitel mammae dan sel alveolar presekretori dengan sel sekretori pelepasan susu alveolar menyempurnakan persiapan produksi susu. Biosintesis susu menyangkut sisi sel yang ini, sementara proses metabolik berlangsung. Pada ujung terminal duktus terdapat sel stem dan sel alveolar sekretori yang berdiferensiasi tinggi. Sel stem distimulasi oleh hormon pertumbuhan dan insulin, yang bergabung dengan prolaktin untuk merangsang aktivitas sekretori sel. Payudara bereaksi terhadap interaksi hormon pituitari, thyroid, pankreatik, adrenal, dan ovarium. Proses sintesis air susu menyangkut sekresi de novo poruduction dari lemak dan protein dari sintesis laktosa menjadi glukosa. Ion ion berdifusi melewati membran, dan pada beberapa kasus, ditransport aktif. Susu alveolar pertama kemudian dilarutkan dalam lumen untuk menjadi isotonis dengan plasma dan air yang berdifusi dari cairan ekstraseluler. Jalur sintesis air susu dan sekresi ke alveolus mammae menyangkut : (1) exositosis protein dan laktosa, (2) pembentukan globulus lemak susu, (3) sekresi air dan ion, (4) pinositosis dan eksositosis dari imunoglobulin, (5) jalur paraseluler. Karena menyusui itu diantisipasi, tubuh mempersiapkan payudara selama kehamilan dan juga mengembangkan cadangan kebutuhan gizi maternal yang akan sangat dibutuhkan selama menyusui, untuk memenuhi kebutuhan sesuai kenaikan berat badan 6 – 8 pound dari berat badan bayi selain uterus dan isinya. Ketika menyusui dimulai, ada redistribusi suplai darah dari uterus ke payudara, dimana terjadi peningkatan kebutuhan gizi dan metabolik 3
untuk mengakomodasi kebutuhan produsi air susu. Aliran darah kelenjar mammae, kardiak output, dan sekresi susu, tergantung pada ranpppgsang hisap. Rangsang hisap menginduksi pelepasan hormon pituitari anterior, yaitu prolaktin dan oksitosin, yang akan bertindak secara langsung pada jaringan payudara dan uterus. Sebagai persiapan, area nipel dan areola juga dipersiapkan untuk laktasi. Terjadi peningkatan vaskularisasi. Kelenjar montgomery, sebagai kelenjar sebacea, membesar dan mulai mensekresikan substansi yang dapat melubrikasi dan melindungi areola dan nipel selama kehamilan dan laktasi. Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat, tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Denagan menyusukan lebih dini, terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin oleh hiposfisis, sehingga sekresi ASI makin lancar. Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi; refleks prolaktin dan refleks aliran timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi. 1. Refleks prolactin
Seperti telah dijelaskan di muka, dalam kelenjar puting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris. Bila ini dirangsang, timbul impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluatkan hormone prolaktin. Hormon inilah yang berperan dalam produksi ASI tingkat alveoli. Dengan demikian mudah dipahami bahwa semakin sering rangsangan penyusuan makin banyak pula produksi ASI. 2. Refleks aliran (let down reflex)
Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai kelenjar hipofisis depan, tetapi juga ke kelenjar hipofisis bagian belakang, yang mengeluarkan hormone oksitosin. Hormon ini berfugsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan susu makin kecil, dan menyusui akan makin lancar. Saluran ASI yang mengalami bendungan tidak hanya mengganggu penyusuan, tetapi juga berakibat mudah terkena infeksi. Oksitosin juga memacu kontraksi otot rahim sehingga involusi rahim makin cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu terasa mulas yang sangat pada hari-hari pertama menyusui dan ini adalah mekanisme alamiah untuk kembalinya rahim ke bentuk semula. 4
Tiga refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi, adalah refleks menangkap (rooting reflex), refleks menghisap dan refleks menelan . 1. Refleks menangkap (rooting reflex)
Timbul bila bayi baru lahir tersentuh pipinya, bayi akan menoleh kea rah sentuhan. Bila bibirnya dirangsang dengan papilla mammae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha untuk menangkap puting susu.
2. Refleks menghisap
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh, biasanya oleh puting. Supaya puting mencapai bagian belakang palatum, maka sebagian besar areola harus tertangkap mulut bayi. Dengan demikian, maka laktiferus yang berada di bawah areola akan tertekan antar gusi, lidah dan platum, sehingga ASI terperas keluar.
3. Refleks menelan
Bila mulut bayi terisi ASI, ia akan menelannya. Penarikan kembali hormon luteal dan placental dan rangsangan oleh prolaktinreleasing factor menghasilkan peningkatan sintesis prolaktin oleh adenihipofisis, yang merangsang sintesis susu pada kelenjar alveoli mammae. Pelepasan air susu dari duktular kolektivus alveoli tergantung pada refleks penolakan, yang diawali oleh rangsang hisap. Rangsang hisap bayi, menstimulasi mekanoreseptor di nipel dan areola yang mengirim sinyal sepanjang jalur saraf ke hipothalamus, yang kemudian menstimulasi pituitari posterior untuk melepaskan oksitosin. Oxitosin yang dibawa melalui aliran darah ke payudara dan uterus, merangsang sel mioepitelial yang membungkus alveoli dan duktulus kolektivus di payudara untuk mengeluarkan air susu melalui duktulus. Oksitosin juga merangsang sel mioepitelial uterus untuk berkontraksi memperbesar involusi uterin postpartum, sehingga uterus pada wanita menyusui cepat kembali ke keadaan normal secara fisiologis. Pelepasan oksitosin juga dapat dirangsang bila melihat atau mendengar bayi. Sementara prolaktin dilepaskan hanya bila payudara distimulasi oleh pompa atau hisap. Prolaktin yang juga dilepaskan oleh hipotalamus saat rangsang hisap, merangsang produksi air susu. Kadar prolaktin saat awal menyusui meningkat 10 sampai 20 kali lipat lebih besar dari normal. Peran prolaktin terhadap jumlah kadar air susu belum jelas. Namun, jelas bahwa peningkatan prolaktin hingga dua kali lipat dari kadar biasanya penting untuk mensukseskan produksi suplai air susu. 5
Mekanisme menyusu pada payudara berbeda dengan mekanisme minum dari botol, Karena dot karetnya panjang dan tidak perlu diregangkan, maka bayi tidak perlu menghisap kuat. Bila bayi telah biasa minum dari botol/dot akan timbul kesulitan bila bayi menyusu pada ibu, karena ia akan menghisap payudara seperti halnya ia akan menghisap dot. Terjadilah bingung puting. Pada keadaan ini ibu dan bayi perlu bantuan
untuk belajar
menyusui dengan baik dan benar. Menyusui bayi yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan bayi ( on demand ), karena secara alamiah bayi akan mengatur kebutuhannya sendiri. Semakin sering bayi menyusu, payudara akan memproduksi ASI lebih banyak. Demikian halnya bayi yang lapar atau bayi kembar, dengan daya hisapnya maka payudara akan memproduksi ASI lebih banyak; karena semakin kuat daya isapnya, semakin banyak ASI yang diproduksi. Produksi ASI selalu berkesinambungan; setelah payudara disusukan, maka akan terasa kosong dan payudara melunak. Pada keadaan ini ibu tetap tidak akan kekurangan ASI, karena ASI akan terus diproduksi asal bayi tetap menghisap, ibu cukup makan dan minum serta adanya keyakinan mampu memberi ASI pada anaknya. Menurut literature, produksi ASI berkisar antara 600cc – 1 liter sehari. Dengan demikian ibu dapat menyusui bayi secara eksklusif sampai 6 bulan, dan tetap memberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun bersama makanan lain. Bila kemudian bayi disapih, refleks prolaktin akan te rhenti. Sekresi ASI juga berhenti. Alveoli mengalami apoptosis (kehancuran), kemudian bersama siklus menstruasi dimana hormone estrogen dan progesterone berperan, alveoli akan terbentuk kembali. Siklus berulang ketika ibu hamil (alveoli matur, siap produksi) kemudian laktasi (alveoli memproduksi ASI) kemudian penyapihan (alveoli gugur) disebut siklus laktasi dan akan selalu berulang selama wanita belum menopause.
Nutrisi ibu
Ibu menyusui harus mendapatkan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian. Gizi baik dan seimbang sebelum dan selama kehamilan mengakibatkan :
Berat badan bayi yang normal
Meningkatkan perkembangan otak bayi
Menurunkan kesempatan komplikasi kehamilan seperti mual, perubahan
mood, lemah, anemia dan preeklampsia.
6
Penyembuhan yang cepat setelah melahirkan, sehingga ibu dapat menyiapkan
dirinya untuk menyusui dan merawat bayinya, melakukan aktivitas sehari-hari dan menyiapkan diri untuk persalinan selanjutnya. Artinya, tergantung pada nutrisi ibu sebelum dan selama kehamilan Ibu menyusui harus mendapatkan 500 kalori tambahan dari keadaan sebelum menyusui, 20 kalori tambahanuntuk protein, dan diet yang seimbang. Untuk mengetahui ibu telah makan dengan baik, seharusnya berat badan ibu naik sekitar : Kategori Berat Badan ibu sebelum kehamilan (berdasarkan Index Massa Tubuh / IMT – kg/m2 ) Kurang berat badan (IMT<19,8) Normal (IMT 19,8-26) Kelebihan berat badan (IMT >26-29) Obesitas (IMT >29)
Total kenaikan berat badan (kg) 12,5-18
Pertambahan berat badan pada semester I (kg) 2,3
Pertambahan berat badan setiap minggu pada trimester II dan III (kg) 0,49
11,5-16 7-11,5
1,6 0,9
0,44 0,3
6
Pertambahan berat badan ibu adalah untuk (kira-kira) : Bayi (fetus) Plasenta Cairan ekstraseluler Cairan amniom Rahim + payudara Penyimpanan lemak dan jaringan lain Darah
3-4 kg 0,5-1 kg 1-1,75 kg 1-2 kg 1,25 kg 2-2,25 kg 1-1,5 kg
Dampak dari janin yang kurang gizi adalah mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
7
Manfaat dan keunggulan ASI Komposisi Susu Berbagai Mamalia dan Laju Pertumbuhannya
Waktu yang diperlukan untuk mencapai 2 kali berat lahir (hari) Manusia 180 Sapi 47 Kambing 19 Tikus 6 Sumber: Modifikasi dari Hambraus (1977) Jenis Mamalia
Komposisi Susu (g%) Protein Lemak Laktosa 0.9 3.8 7.0 3.4 3.7 4.8 2.9 4.5 4.1 12.0 15.00 3.0
Abu 0.2 0.7 0.8 2.0
Komposisi susu setiap saat pun dapat ditentukan oleh cara bayi menyusu. Contohnya, seekor induk kanguru pada saat yang bersamaan menyusui 2 anaknya. Salah satu anak kanguru sudah dapat keluar masuk kantung induknya sedangkan yang seekor lagi belum karena masih terlalu kecil, ternyata komposisi susu yang diminum oleh masing-masing anak kanguru tadi berbeda. Telah dibuktikan pula, bahwa komposisi ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (ASI premature) berbeda dengan ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan (ASI matur). Demikian pula komposisi ASI yang keluar pada hari-hari pertama sampai hari ke 3-5 (kolostrum) berbeda dengan ASI yang diproduksi hari ke 3-5 sampai hari ke 8-11 (ASI transisi) dan ASI selanjutnya (ASI matur). Komposisi kolostrum, ASI matur, dan perbandingannya dengan susu sapi. Komposisi tersebut sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing; ASI dari ibu yang melahirkan bayi premature sesuai dengan kebutuhan bayi premature dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan tersebut.
Komposisi Kolostrum dan ASI Matur dibandingkan dengan Susu Sapi
Komposisi Energi (kcal/dl) Lemak (g/dl) Asam lemak tak jenuh rantai panjang (% total lemak) Protein (g/dl) Kasein (g/dl) α-Lactalbumin (g/dl), Whey Laktoferin (g/dl) IgA (g/dl) Laktosa (g/dl) Vitamin A (RE) (µg/dl) Kalsium (mg/dl)
Kolostrum ASI Matur Susu Sapi (hari 1-5) (>30 hari) 58.0 2.9 --2.3 0.5 --0.5 0.5 5.3 151 28
70.0 4.2 14 0.9 0.4 0.3 0.2 0.2 7.3 75 30
65.0 3.8 3 3.3 2.5 0.1 trace 0.003 4.7 40 125 8
Natrium (mg/dl) 48 15 47 Zat besi (mg/dl) --0.08 0.05 Sumber : CE Casey, KM Hambidge: Nutritional aspects of human lactation. In: MC Neville, MR Neifert (eds.), Lactation: physiology, nutrition, and breastfeeding. New York: Plenum, 1983: 203-4. Manfaat ASI Manfaat ASI untuk Bayi 1. Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi 1.1.
Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar 50% kalori ASI berasal dari lemak. Walauupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asa, lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat di dalam ASI. Kadar lemak ASI matur dapat berbeda menurut lama menyusui. Pada permulaan menyusu (5 menit pertama) disebut foremilk dimana kadar lemak ASI rendah (1-2 g/dl) dan lebih tinggi pada hindmilk (ASI yang dihasilkan pada akhir menyusui, setelah 15-20 menit). Kadar lemak bias mencapai 3 kali dibandingkan dengan foremilk. 1.2.
Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, yang kadarnya paling tinggi dibanding susu mamalia lain. 1.3.
Protein
Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Whey lebih mudah dicerna dibanding kasein. Kecuali mudah dicerna, dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. 1.4.
Garam dan Mineral
Kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi dibanding ASI, tetapi kadar fosfornya jauh lebih tinggi sehingga mengganggu penyerapan kalsium dan juga magnesium. Kandungan Fe dalam ASI tidak terlalu tinggi , tetapi mudah diserap. 1.5.
Vitamin
ASI cukup mengandung vitamin yang diperlukan bayi.
9
2. Mengandung zat protektif
Bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita penyakit, karena adanya zat protektif dalam ASI. 2.1.
Laktobasilus bifidus
2.2.
Laktoferin
2.3.
Lisozim
2.4.
Komplemen C3 dan C4
2.5.
Faktor antistreptokokus
2.6.
Antibodi
2.7.
Imunitas seluler
2.8.
Tidak menimbulkan alergi
3. Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan
Interaksi yang timbul waktu menyusui antara ibu dan bayi akan menimbulkan rasa aman bagi bayi. Perasaan aman ini penting untuk menimbulkan rasa aman bagi bayi (basic sence of trust). 4. Menyebabkan pertumbuhan yang baik
Bayi
yang
mendapatkan
ASI
mempunyai
kenaikan
berat
badan
setelah
lahir,pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas. 5. Mengurangi kejadian karies dentis
Insidensi karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi disbanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula. 6. Mengurangi kejadian maloklusi
Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.
10
Ringkasan Perbedaan antara ASI, Susu Sapi dan Susu Formula
Properti Kontaminan bakteri Faktor antiinfeksi Faktor pertumbuhan Protein
Lemak
ASI Tidak ada
Susu Sapi Mungkin ada
Ada
Tidak ada
Susu Formula Mungkin ada bila dicampurkan Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Jumlah sesuai dan mudah dicerna Kasein:Whey 40:60
Terlalu banyak dan sukar dicerna Kasein:Whey 80:20
Sebagian diperbaiki
Whey : Alfa
Whey : Betalaktoglobulin Kurang ALE
Cukup mengandung asam lemak esensial (ALE), DHA dan AA
Zat Besi
Mengandung Lipase Jumlah kecil tapi mudah dicerna
Vitamin
Cukup
Air
Cukup
Tidak ada lipase Jumlah lebih banyak tapi tidak diserap dengan baik Tidak cukup Vitamin A dan Vitamin C Perlu tambahan
Disesuaikan dengan ASI
Kurang ALE Tidak ada DHA dan AA Tidak ada lipase Ditambahkan ekstra Tidak diserap dengan baik Vitamin ditambahkan
Mungkin perlu tambahan Sumber : Konseling menyusui: Pelatihan untuk tenaga kesehatan. Manual Peserta. Kerjasama WHO/UNICEF/BK.PP-ASI Januari 2003. INISIASI MENYUSUI
Segera setelah melahirkan, sebelum satu jam pertama, bayi sebaiknya disusui. Saat bayi sudah stabil jalan nafas dan respirasinya. Keuntungan inisiasi menyusu dini : ●
Mempertahankan kehangatan bayi
●
Mempercepat dan mengefektifkan kemampuan menyusu dari bayi
●
Bayi mendapatkan kolostrum pada saat menyusu pertama. Kolostrum mengandung antibodi konsentrasi tinggi (imunitas). Bayi juga mendapatkan koloni kuman yang aman dari ibu, dimana keduanya akan memberikan perlindungan terhadap infeksi yang bermanfaat untuk mempertahankan kehidupan bayi.
●
Membantu kontraksi uterus, pelepasan plasenta yang lebih cepat, penurunan jumlah kehilangan darah pada ibu dan mencegah terjadinya anemia. 11
●
Menyebabkan kadar glukosa yang lebih baik pada beberapa jam setelah persalinan.
●
Pengeluaran mekonium lebih dini, sehingga menurunkan intensitas ikterus normal pada BBL.
●
Keberhasilan menyusu awal dan jangka panjang.
●
Memperbaiki kelekatan ibu dan bayi.
●
Mungkin memiliki peran dalam mempercepat perkembangan susunan syaraf bayi.
●
Untuk mendapatkan hasil optimal inisiasi menyusui dini :
●
Diskusikan IMD pada konseling pra persalinan. Anjurkan pemakaian baju yang memungkinkan kontak kulit ke kulit pada ibu saat persalinan.
●
Ajarkan tehnik IMD pada tenaga kesehatan.
●
Gunakan analgesia pada persalinan hanya atas indikasi.
●
Bayi yang telah menangis dengan baik tidak memerlukan penghisapan oro-nasal.
●
Segera keringkan bayi kecuali daerah tangan.
●
Tunda memandikan bayi sampai 24 jam.
●
Jangan gunakan orogastric / nasogastric tube atau melakukan penghisapan lambung secara rutin pada bayi.
●
Bayi dan ibunya harus diselimuti dengan selimut/kain, sehingga tetap hangat, sementara dilakukan kontak kulit ke kulit.
●
Berikan bantal pada ibu agar terjadi kontak visual antara ibu dan bayi.
●
Jangan mencuci / membersihkan payudara sebelum IMD.
●
Lanjutkan kontak kulit ke kulit sampai bayi selesai menyusu.
●
Bayi pada umumnya mampu menyusu dalam 30-60 menit.
●
Bila setelah 60 menit atau lebih kontak kulit ke kulit, bayi belum menyusu, atau telah beberapa kali mencoba dan gagal menyusu, pindahkan dengan hati-hati ke dekat puting atau bantu untuk menyusu.
●
Jangan pindahkan ibu sebelum bayi selesai menyusu.
●
Ayah atau keluarga dekat harus terlibat dalam interaksi emosional ini. Bila tidak memungkinkan, upayakan sesegera mungkin.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Perinasia. Cetakan ke-5. Manajemen Laktasi. Jakarta;Program manajemen laktasi: 2011.
13