Pengertian Geokimia adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari komposisi-komposisi kimia bagian dari bumi misalnya pada lithosfer yang sebagian besar komposisi kimianya adalah silikat serta pada daerah stalaktit dan stalagmit banyak ditemukan CaCO3. Geokimia dibagi menjadi tiga bagian : Ø Biogeokimia Bidang biogeokimia mencakup penelitian keilmuan mengenai proses dan reaksi kimia, fisika, geologi, dan biologi yang membentuk komposisi lingkungan alam (termasuk biosfer, hidrosfer, pedosfer, atmosfer, dan lithosfer), serta siklus zat dan energi yang membawa komponen kimiawi bumi dalam ruang dan waktu. Ø Geokimia isotop Geokimia isotop merupakan suatu aspek geologi yang berdasarkan penelitian kandungan relatif dan absolut dari elemen serta isotopnya di Bumi. Secara umum, bidang ini dibagi menjadi dua cabang: geokimia isotop stabil dan radiogenik. Variasi isotop dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu : · Variasi isotop yang diakibatkan karena adanya pelepasan radioaktif dari nuklida tdak stabil, yang menyebabkan variasi komposisi isotop · Variasi isotop yang diakibatkan karena adanya variasi dalam isotop nonradiogenik yang biasanya dihasilkan oleh reaksi pertukaran, reaksi kinetika dalam sistem biologi, atau proses-proses kimia-fisika, seperti penguapan atau difusi. Variasi isotop disebabkan adanya perbedaan massa antara isotop yang memilik perbedaan kecil dalam frekuensi getaran dari atom pada molekul atau kristal.1
Ø Siklus karbon Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui).2
Aplikasi eksplorasi geokimia Eksplorasi geokimia adalah suatu metode yang mengkonsentrasikan pd pengukuran kelimpahan, distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau yang berhubungan dengan bijih dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. 1
http://kelompok11geo2010.blogspot.com/2011/10/geokimia-isotop_27.html? zx=d37e868a7528b2f8 2 http://kiagusrachmadi-kaem.blogspot.com/2011/12/metode-geolimia-pada-eksplorasibahan.html
Prospeksi geokimia pada dasarnya terdiri dari 2 metode: 1. Pola dispersi mekanis (untuk mineral relatif stabil di permukaan bumi seperti Au, Pt, Cr dll) 2. Pola dispersi kimia (dapat pada endapan tererosi/tidak – lapuk/tidak)
Urutan eksplorasi geokimia secara umum (Peters, 1978) a. Seleksi metode, elemen2 yang dicari, sensitivitas dan ketelitian yang dinginkan, serta pola sampling b. Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dgn mengecek conto2 secara umum & kedalaman conto utk mnentukan level yang dapat diyakini dan mengevaluasi faktor bising (noise) c. Analisis conto, dilapangan dan laboratorium degan analisis cek yang dibuat pada beberapa metode d. Melakukan statistik & evaluasi geologi dari data (geologi & geofisika) e. Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis & evaluasi pada area yang lebih kecil, menggunakan interval sampling yg lbh rapat & pnambahan metode geokimia f. Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang & penambahan analisis dari contoh-contoh yang telah ada.
Aplikasi dalam eksplorasi dan eksploitasi panas bumi Metode geokimia menyediakan berbagai informasi penting antara lain sifat kimia fluida reservoir, temperatur reservoir, rasio uap – air (fraksi uap) dalam reservoir, kesetimbangan mineral serta potensi korosi dan scaling. Pada lapangan panasbumi yang telah beroperasi, monitoring geokimia merupakan metode yang sangat penting untuk memantau respon reservoir terhadap produksi. Dalam tahap eksplorasi energi panasbumi, metode isotop dan geokimia dapat dimanfaatkan untuk: · Memperkirakan temperatur bawah permukaan (reservoir) dengan penggunaan geotermometer kimia dan isotop · Mengidentifikasi sumber fluida panasbumi dengan penggunaan metode isotop alam Dalam tahap pengeboran sumur produksi, metode geokimia dan isotop bermanfaat untuk memperoleh informasi: · Level (kedalaman) akuifer yang produktif dan temperaturnya · Perbandingan air dan uap air (steam fraction) dalam reservoir
· Menilai kualitas air dan uap air dalam hubungannya dengan produksi dan lingkungan · Memperkirakan kecenderungan deposisi (scaling), baik dalam sumur produksi, sumur reinjeksi, maupun peralatan produksi di permukaan Dalam tahapan eksploitasi dan produksi, studi pemantauan geokimia difokuskan pada komposisi fluida sumur produksi yang telah mengalami berbagai proses seperti pendidihan dan pencampuran dalam reservoir. Secara prinsip, studi tersebut digunakan untuk:
· Mengidentifikasi masukan fluida dari air tanah dangkal yang dingin maupun dari masukan fluida panas dari sumber yang lebih dalam · Memantau proses pendidihan dalam akuifer produktif · Mengidentifikasi perubahan kontribusi akuifer produktif terhadap keluaran sumur · Mengkuantifikasi perubahan dalam kecenderungan scaling · Mengkuantifikasi perubahan kualitas air dan uap · Merevisi model konseptual reservoir3
3
http://geochemist.wordpress.com/2008/10/09/aplikasi-metode-isotop-dan-geokimiadalam-panasbumi/