Gulma Perkebunan Kelapa Sawit Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Pengaruh gulma tidak terlihat secara langsung, dan umumnya berjalan lambat. Gulma perkebunan, termasuk perkebunan kelapa sawit, mampu menjadi kompetitor utama dalam memperebutkan unsur hara, air, ruang tumbuh dan cahaya matahari. Beberapa spesies gulma juga dapat memproduksi zat racun yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman utama, dikenal dengan 'alelopati'. Gulma utama pada kelapa ke lapa sawit sawit terdiri dari 4 jenis, jenis, yaitu : Ageratum conyzoides L 1. Identifikasi
a. Nama Ilmiah b.
:
Ageratum conyzoides L
Nama Umum :
c. Nama Lokal
:
Babadotan Sumatera
Bandotan
(Melayu),
Jawa
Babandotan
(Sunda),
Bandotan (Jawa), Dus bedusan (Madura).
2. Klasifikasi
a. Kingdom
:
Plantae
b. Divisio
:
Spermatophyta
c. Class
:
Dikotyledoneae
d. Ordo
:
Asterales
e. Famili
:
Asteraceae
f. Genus
:
Ageratum
g. Spesies
:
Ageratum conyzoides L
a. Akar
:
Berakar tunggang dan berwarna putih kotor.
b. Batang
:
Bentuk batangnya tegak atau terbaring, berbentuk bulat, berbuku
3. Deskripsi
dan berbulu halus pada bukunya, bercabang, dapat mencapai tinggi antara 60-120 cm.
c. Daun
:
Susunan daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, ujungnya runcing, pangkalnya tumpul, bergerigi dan berbulu halus, tepinya beringgit, panjang antara 3-4 cm, lebar antara 1-2,5 cm, pertulangan menyirip (penni nervis), tangkainya
pendek, berbau khas, dan berwarna
hijau. d. Bunga
:
Susunan bunganya majemuk, seperti cawan berwarna biru, violet dan putih. Tumbuh padas ketiak daun, bongkol menyatu menjadi karangan, bentuk malai rata, panjangnya antara 6-8 mm, tangkainya
berambut,
kelopaknya
berbulu,
berwarna
hijau,
mahkotanya bentuk lonceng berlekuk lima., berwarna putih atau ungu. e. Buah
:
Buahnya keras, berbentuk runcing dan memiliki 5 buah gerigi dan 5 buah rambut bersisik. Padi, bulat panjang, bersegi lima, gundul atau berambut jarang, hitam.
f. Biji
:
Ukuran bijinya kecil dan berwarna hitam.
g. Perbanyakan :
Secara generatif dengan menggunakan biji.
h. Habitat
Di lahan pertanian dengan kelembaban yang cukup, di pinggir
:
jalan, di tempat pembuangan sampah. Selain itu dapat juga hidup di tempat kering pada ketinggian kurang dari 1200 m dari permukaan laut dan di tempat yang mendapatkan cukup intensitas matahari. Suhu optimal untuk pertumbuhannya adalah antara 16o
24 C. i.
Pengendalian :
Secara kimia dengan menggunakan herbisida MCPA dan 2,4-D serta secara mekanik dengan pencabutan dan pemotongan. Agrimicyne 1,5 g/l, Dithane m 45 (0,24%).
yperus C
iria (L)
1. Identifikasi
a. Nama Ilmiah
:
b. Nama Umum :
yperus C
iria (L)
Jekeng, lingih alit, Umbrella sedge (Inggris)
2. Klasifikasi
a. Kingdom
:
Plantae
b. Divisio
:
Spermatophyta
c. Class
:
Dikotyledoneae
d. Ordo
:
Cyperales
e. Famili
:
Cyperaceae
f. Genus
:
Cyperus
g. Spesies
:
yperus C
a. Akar
:
Berakar serabut.
b. Batang
:
Berbentuk persegitiga, lurus dan tegak, tinggi dapat mencapai 20 ±
iria (L)
3. Deskripsi
75 cm, dengan diameter antara 1 ± 3 mm. Pada bagian bawah terdapat stolon yang merupakan perpanjangan dari mata tunas pada pangkal batang, berwarna hijau dan licin. c. Daun
:
Berbentuk lanset dan mempunyai pelepah, panjang daunnya antara 10 ± 20 cm, dengan lebarnya antara 3 ± 6 mm. Bentuk daun makin ke ujung makin runcing, licin, berwarna hijau.
d. Bunga
:
Terminalis, dimana bunga muncul pada ujung batang, bentuk sederhana, spikelet silindris, dan disekelilingnya terdapat daun kecil yang mengitari bunga, panjangnya antara 10 ± 12 cm, spikelet sangat padat , menyebar pada sudut 90 derajat terhadap rachis, lanceolate, dengan panjang spikelet 2 ± 4 cm dan lebarnya antara 6 ± 10 mm, berwarna hijau kecoklatan.
e. Perbanyakan
:
Perbanyakannya dengan menggunakan biji dan stolon/tunas.
f. Habitat
:
Pada tempat yang terbuka maupun pada tempat teduh, terdapat pada tempat-tempat seperti padang rumput, hutan skunder, hutan yang telah lama dibuka, pinggir jalan, semak belukar, tepi sungai, perkebunan kelepa. Dapat tumbuh pada ketinggian tanah dari 0 ± 2000 mdpl.
g. Pengendalian :
Dengan Paraquat untuk tanaman yang masih muda, pada tanaman yang telah dewasa sudah kebal. Amitrole dapat mengendalikan tanaman dewasa, tetapi harus dilakukan secara ulang ± ulang. MSMA sangat dianjurkan untuk dipergunakan.
Borreria
laevis (lamk) Griseb
1. Identifikasi
a. Nama Ilmiah b.
:
Nama Umum :
Borreria
laevis (lamk) D.C
Ketumpang
2. Klasifikasi
a. Kingdom
:
Plantae
b. Divisio
:
Magnoliophyta
c. Class
:
Magnoliopsida
d. Ordo
:
Rubiales
e. Famili
:
Rubiaceae
f. Genus
:
Borreria
g. Spesies
:
Borreria
:
Berbatang tegak, bisa juga tumbuh memanjat, angular, tetapi
laevis (lamk) D.C
3. Deskripsi
a. Batang
tingginya hanya 50 cm. b. Daun
:
Daunnya berlawanan, simpel, berbentuk seperti telur sampai oval, dengan dasar bulat, jumlah semua pinggirnya sama, ujungnya tajam, berwarna keunguan.
c. Bunga
:
Pembungaan terminal atau axilar, biji bulat, bunga kecil, warna korola putih sampai keunguan.
d. Buah e. Biji
:
Buahnya berbentuk kapsul, bentuknya tidak beraturan.
:
Bijinya berbentuk elips, panjangnya 1.5-3.0 mm , lebarnya 1.0-1.7 mm, dan ketebalan 0.7-1.1 mm. Berevolusi dengan lubang yang longitudinal atau di baguan ventral. Kulit bijinya berwarna coklat tua, lemah tapi berkilau, tengahnya berlubang. Hilum tidak menarik. Embrio spatula, kotiledon tipis dan lebar, endosperm muncul
f. Perbanyakan
:
Perbanyakan dengan menggunakan biji.
g. Habitat
:
Dapat
tumbuh dipermukaan
ladang,
tempat-tempat
sampah
(pembuangan), pada penyinaran yang cukup sampai penyinaran yang sedang. h. Pengendalian :
Dengan cara di cabut, dengan menggunakan herbisida pra tumbuh dan purna tumbuh, lahannya ditanami tanaman penutup.
I mperata
cylindrica (L) Beaur
1. Identifikasi
a. Nama Ilmiah
:
I mperata
cylindrica (L) Beaur
b. Nama Umum :
Alang-alang, ilalang
c. Nama Lokal
Rih (Batak), Alalang (Minangkabau), Lioh (Lampung), Neleleng
:
laku (Aceh), Ki eurih (Sunda), Alang-alang (Jawa), Lalang (Madura), Kalepip (Irian), Halalang (Kalimantan), Rii (Flores), Atindalo (Bima), Witu (Sumba).
2. Klasifikasi
a. Kingdom
:
Plantae
b. Divisio
:
Spermatophyta
c. Class
:
Monocotyledoneae
d. Ordo
:
Poales
e. Famili
:
Gramineae atau Poaceae
f. Genus
:
Imperata
g. Spesies
: `
I mperata
a. Akar
:
Berakar serabut. Berwarna putih kotor.
b. Batang
:
Bentuk batangnya rimpang, merayap di bawah tanah, batang tegak
cylindrica (L) Beaur
3. Deskripsi
membentuk satu perbungaan, padat, pada bukunya berambut jarang. c. Daun
:
Susunan daunnya tunggal, pangkalnya saling menutup, helaian; berbentuk pita, ujungnya runcing tajam, tegak, kasar, berambut jarang, ukurannya antara 12-80 cm x 35-18 cm.
d. Bunga
:
Susunan bunganya majemuk bulir majemuk, agak menguncup, panjangnya antara 6-28 cm, setiap cabang memiliki 2 bulir, panjang cabangnya antara 2,5-5 cm, panjang tangkai bunganya antara 1-3 mm, gulma 1; ujung bersilia, 3-6 urat, Lemma 1 (sekam); bulat telur melebar, silia pendek antara 1,5-2,5 mm. Lemma 2 (sekam); memanjang, runcing antara 0,5-2,5 mm. Palea (sekam); 0,75-2 mm. Benang sari : panjang kepala sari antara 2,53,5 mm, dan berwarna putih kekuningan atau ungu. Putik : kepala putik berbentuk bulu ayam.
e. Buah
:
Bertipe padi. Dalam keadaan buni, berbentuk bulat telur, berbulu, berwarna kuning.
f. Biji
:
Berbentuk jorong, panjangnya 1 mm lebih, berwarna coklat. Waktu berbunga yaitu antara Januari - Desember.
g. Perbanyakan
:
Berkembang biak dengan sendirinya. Setiap saat rimpang dipanen dari tumbuhan yang telah matang. Rimpang yang baik berwarna pucat, berasa manis dan sejuk.
h. Habitat
:
Di Jawa tumbuh pada ketinggian sampai dengan 2700 m dpl, pada daerah-daerah terbuka atau setengah tertutup; rawa-rawa; pada
tanah dengan aerasi yang baik; pada daerah-daerah yang habis dibuka; di tepi sungai; ekstensif pada hutan sekunder; daerah bekas terbakar; sebagai gulma di perladangan; taman dan perkebunan. I mperata
cylindrica (L) Beaur
4. Identifikasi
d. Nama Ilmiah
:
I mperata
cylindrica (L) Beaur
e. Nama Umum :
Alang-alang, ilalang
f. Nama Lokal
Rih (Batak), Alalang (Minangkabau), Lioh (Lampung), Neleleng
:
laku (Aceh), Ki eurih (Sunda), Alang-alang (Jawa), Lalang (Madura), Kalepip (Irian), Halalang (Kalimantan), Rii (Flores), Atindalo (Bima), Witu (Sumba).
5. Klasifikasi
h. Kingdom
:
Plantae
i.
Divisio
:
Spermatophyta
j.
Class
:
Monocotyledoneae
k. Ordo
:
Poales
l.
Famili
:
Gramineae atau Poaceae
m. Genus
:
Imperata
n. Spesies
: `
I mperata
cylindrica (L) Beaur
6. Deskripsi
i.
Akar
:
Berakar serabut. Berwarna putih kotor.
j.
Batang
:
Bentuk batangnya rimpang, merayap di bawah tanah, batang tegak membentuk satu perbungaan, padat, pada bukunya berambut jarang.
k. Daun
:
Susunan daunnya tunggal, pangkalnya saling menutup, helaian; berbentuk pita, ujungnya runcing tajam, tegak, kasar, berambut jarang, ukurannya antara 12-80 cm x 35-18 cm.
l.
Bunga
:
Susunan bunganya majemuk bulir majemuk, agak menguncup, panjangnya antara 6-28 cm, setiap cabang memiliki 2 bulir, panjang cabangnya antara 2,5-5 cm, panjang tangkai bunganya antara 1-3 mm, gulma 1; ujung bersilia, 3-6 urat, Lemma 1 (sekam); bulat telur melebar, silia pendek antara 1,5-2,5 mm. Lemma 2 (sekam); memanjang, runcing antara 0,5-2,5 mm. Palea (sekam); 0,75-2 mm. Benang sari : panjang kepala sari antara 2,53,5 mm, dan berwarna putih kekuningan atau ungu. Putik : kepala putik berbentuk bulu ayam.
m. Buah
:
Bertipe padi. Dalam keadaan buni, berbentuk bulat telur, berbulu, berwarna kuning.
n. Biji
:
Berbentuk jorong, panjangnya 1 mm lebih, berwarna coklat. Waktu berbunga yaitu antara Januari - Desember.
o. Perbanyakan
:
Berkembang biak dengan sendirinya. Setiap saat rimpang dipanen dari tumbuhan yang telah matang. Rimpang yang baik berwarna pucat, berasa manis dan sejuk.
p. Habitat
:
Di Jawa tumbuh pada ketinggian sampai dengan 2700 m dpl, pada daerah-daerah terbuka atau setengah tertutup; rawa-rawa; pada tanah dengan aerasi yang baik; pada daerah-daerah yang habis dibuka; di tepi sungai; ekstensif pada hutan sekunder; daerah bekas terbakar; sebagai gulma di perladangan; taman dan perkebunan.