24
BAB II PROSES PRODUKSI
2.1
Proses H-Beam
Pros Proses es prod produk uksi si H-Bea H-Beam m haru haruss mele melewa wati ti bebe beberap rapaa taha tahapa pan n pros proses es pengerjaan, yaitu proses pemotongan pada bagian flame bagian flame planner, proses planner, proses perakitan pasangan pada bagian arrang arrangeme ement, nt, proses pengelasan titik pada proses tack welding, proses welding, proses pelurusan pada bagian straightening bagian straightening dan proses penyelesaian pada bagian finishing. bagian finishing. Cara kerja produksi produksi H-Beam diawali dengan masuknya masuknya material plate ke bagian gudang. Kemudian pada saaat di gudang akan dilakukan proses pengeekan seperti surat pengantar, jumlah dan bert plate. plate. !etelah semuanya semuanya lengkap lalu dilakukan proses pembongkaran material, lalu surat jalan ditanda tangani tangani oleh pihak gudang gudang yang yang nantinya nantinya akan diberikan ke bagian bagian Planing And Production Control "PPC# . !etelah dari PCC baru turunny turunnyaa Work Order (WO) dan cutting sheet disertai disertai status material ke bagian flame bagian flame planner untuk untuk menjalani proses awal berupa pemotongan plate pemotongan plate menjadi menjadi flange flange dan dan web. web. Pada saat material plate diambil plate diambil dari gudang untuk dipotong, maka bagian gudang akan melakukan pembukuan. Hasil pemotongan plate plate da dari flame planner masu masuk k ke bagi bagian an arra arrang ngem emen entt "peny "penyusu usunan nan dan peraki perakitan tan## untuk untuk dikum dikumpul pulkan kan sesuai sesuai dengan dengan pasangannya agar memudahkan petugas untuk meletakkan pasangan web dan flange di flange di meja kerja tack weld . !elanjutny !elanjutnya, a, pelaksana pelaksana tack weld memulai memulai proses penyatuan web dan web dan flange flange menjadi menjadi pro$il H dengan menggunakan jenis las %C&' !etelah terbentuk terbentuk pro$il pro$il H barula barulah h masuk masuk ke proses proses (flux cored arc weldig) weldig).. !etelah pengelasan otomatis dengan menggunakan menggunakan !&' (ubmerged Arc Welding). Pada proses selanjutny selanjutnya, a, profil yang yang sudah di las !&' akan di lakukan proses pelurusan pada proses finishing , flange yang yang tadiny tadinyaa lurus lurus menjad menjadii bengkok akibat pengelasan akan diluruskan pada proses finishing . !etel !etelah ah
2(
diluruskan masih terdapat bengkokan pada flange, ini diakibatkan karena alat straightening pelurusan tidak kuat untuk meluruskan flange tersebut, maka flange akan dilakukan perlakuan panas dengan ara memanaskan beberapa titik yang akan diluruskan dengan gas oksigen hingga temperature )** *C dan didinginkan dengan media air. !ehingga didapatkan hasil pro$il yang lebih bagus. Berikut ini ditampilkan flowchart dari alur kerja unit usaha H-Beam seara keseluruhan dari awal sampai akhir proses.
Gambar II.1 !lowchart &lur Kerja H-Beam
2)
2.2
Produksi H-Beam
Pelat-pelat yang telah di pilih akan di produksi menjadi H-Beam "pelat baja dengan pro$il H#. Pada pengerjaan ini terdapat beberapa proses pengerjaan H-Beam dari suatu pelat, yaitu + ") Penerimaan dan Penanganan #aterial Plate Bagian ini bertugas untuk melakukan penerimaan material plate dari suatu perusahaan untuk dilakukan pembongkaran dan penyimpanan. !etelah itu data-data akan diserahkan ke operator untuk diproses.
Gambar II.2 ekanisme penanganan material plate.
$) !lame Planner Pada tahapan flame planner bahan baku dipotong menjadi web dan flange dengan menggunakan nyala api sesuai dengan ukuran-ukuran yang diinginkan atau sesuai dengan pesanan. Pada tahap ini alat atau mesin yang digunakan adalah las potong dengan media perantara menggunakan gas alam "P#. !istem kerja flame planner hanya bisa memotong bagian dengan satu jalur lurus. ekanisme pemotongan pada flame planner yang harus dilakukan pertama kali yaitu mengukur pelat sesuai dengan kebutuhan, kemudian mengatur torch pada posisi yang tepat dan sesuai dengan lokasi yang akan dipotong. !elanjutnya dilakukan proses
2/
pengaturan pembakaran dan keepatan alat. !etelah semuanya diatur kemudian dilakukan proses pemotongan pada ujung pelat hingga mata api menembus pelat tersebut. !etelah mata api menembus pelat, selanjutnya mesin dijalankan dengan otomatis. 0ntuk proses utting sepanjang 12 meter dibutuhkan waktu * menit. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat proses flame planner yaitu+ a. !etiap pemotongan plat harus dibuat laporan produksinya b. Hasil pemotongan plat harus diberi marking diantaranya seperti dimensi web atau flange, nomor paket dan pemilik barang . 3arak marking 2** mm dari ujung plat d. Pastikan hasil potong sudah diserahkan pada arrangment e. atikan mesin dan tutup semua ale selesai pemotongan Pada P5.CHC tahap flame planner terdapat lima mesin alat pemotong bahan yaitu flame planner 6o 1 sampai dengan 6o (. 5ebal pelat minimum yang biasa dipotong adalah (mm dan maksimum sampai dengan 1(* mm. 0ntuk lebih jelasnya lihat gambar 77. yang menampilkan mekanisme proses flame planer.
Gambar II.3 Proses kerja di flame planer. %) Arrangement !etelah tahap flame planner selanjutnya adalah tahap penyusunan
pro$il H-Beam, ditempat ini bahan yang sudah dipotong kemudian diranang dan di marking terlebih dahulu. penyusunan dan perakitan H-Beam dari web dan flange menjadi bentuk H-Beam dengan ara
28
pengelasan titik. Pada bagian ini baja yang telah dipotong dipilih dan dipisahkan sebelum masuk ke tack welding . 'eb dan $lange disusun sesuai dengan program yang telah ditentukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan paa saat proses Arrangement yaitu+ a. Hasil potong web dan flange b. 9imensi material atau marking . okasi penempatan web dan flange
Gambar II.4 Proses Arrangements.
&) Assembling Assembling area adalah lokasi untuk pengumpulan, Perakitan, penyambungan, dan penyatuan H-Beam. Pelat atau baja yang dikumpulkan dan telah demarking kemudian dilakukan pengelasan titik. &dapun langkah kerja assembling adalah+ 1. enerima kit list atau gambar dari pelaksana 2. enyiapkan jig dan lokasi Assembling . arking material sesuai gambar kerja dan spet 4. elaksanakan Assembling (. embuat laporan hasil Assembling ). elaporkan penyimpanan produk !edangkan langkah kerja untuk proses join plate adalah+ 1. 2. . 4. (.
enerima kit list enyiapkan jig dan lokasi Assembling engerinda plat yang sudah di beel elaksanakan welding join plat sesuai spet embuat laporan hasil join plat
2:
). elaporkan
penyimpangan
produksi
dan
memperbaiki
penyimpangan produksi
Gambar II. Assembling
') Welding area &rea yang terpenting dalam pembuatan H-Beam, dilokasi ini pelat atau baja disambung dengan ara pengelasan. &dapun maam-maam proses pengelasan yang dilakukan di P5. Cigading Habeam Centre yaitu ack Welding dan Automatic welding !&' (.1 ack Welding ack welding merupakan tempat penyambungan pelat menjadi bentuk H-Beam dengan ara pengelasan titik. 5itik yang dibuat harus ig*ag dengan bagian depannya dan jarak antar titik sebesar * m untuk tiap titik. Pada bagian ini web dan flange yang telah disusun dalam bentuk pro$il akan dilakukan proses penitikan dengan menggunakan pengelasan !luks Core Arc Welding "%C&'# dan as #etal Arc Welding "&'#. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat proses tack welding yaitu + a. 3ika web dan flange banyak yang berkarat atau kurang bersih maka jangan dipakai
*
b. 3ika hasil assembling renggang maka sebaiknya di tak lagi . Prosedur harus sesuai dengan kit list. Berikut ini adalah gambar 77.( yang menjelaskan proses kerja tack welding
Gambar II.! Proses tack welding
(.2 Automatic welding !&' 5empat penyambungan pelat seara keseluruhan. Pada bagian ini menggunakan ubmerged Arc Welding "!&'# yaitu las titik dengan proses memadukan material yang di las dengan ara memanaskan dan menairkan logam induk dan elektroda oleh busur listrik yang terletak antara metal induk dan elektroda. !&' tidak membutuhkan tekanan dan filler metal dipasok seara mekanis ke dalam busur listrik yang terbentuk antara ujung filler elektroda dan metal induk yang ditimbun oleh flux, dan elektrodanya terbuat dari metal padat. !&' pada P5 CHC menggunakan arus &C karena ook untuk arus tinggi, ;lektroda majemuk "tandem#, pengelasan dengan tempat sempit dan menghindari arc blow "tiupan busur#. &rus 9C diatas 1*** ampere sangat jarang digunakan karena akan menimbulkan arc blow yang kuat terutama pada penggunaan elektroda tunggal. &rus 9C selalu mengalami persoalan arc blow "tiupan busur# yang disebabkan
1
oleh magnet yang timbul. &dapun ara untuk menghindari arc blow antara lain dapat menggunakan arus &C, perpendek arc length, kurangi welding current , gounding work pada kedua sisi dan gunakan back step techni+ue. Pada !&' terdapat fluks yaitu ampuran komposisi mineral sesuai dengan $ormula penggunaannya yang berbentuk granular atau butir. %ungsi dari fluks yaitu untuk melindungi metal yang menair dari udara luar dengan menutupinya dengan slag yang menair, untuk membersihkan metal yang menair, untuk memodi$ikasi komposisi metal lasan dan untuk mempengaruhi pembentukan butir las propert mekaniknya. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada hasil lasan yaitu Kekuatan elektroda harus lebih tinggi dari kekuatan material agar elektroda dapat menyatu dengan material dan mengurangi aat pada hasil lasan. 3ika kekuatan elektroda lebih keil akan menimbulkan beat atau aat pada permukaan, agar beat dapat dikurangi posisi las harus tegak lurus dengan benda uji, maka beat akan berkurang dan hasil lasan lebih bagus.
Gambar II." Proses !&'
2
Berikut ini adalah data untuk ukuran fillet weld minimum dan ukuran minimum untuk -oin partial penetrasi grooe weld #abe$ II. I !tandar las H-Beam Ketebalan material dasar "t# dari material join yang tertebal "mm# t < ),4 ),4 = t < 12,/ 12,/ = t < 1: 1: = t < 8,1 8,1 = t < (/,1 (/,1 = t < 1(2 1(2 = t
0kuran minimum untuk $illet weld "mm# ( ) 8 8 8 8
0kuran troat e$ekti$ minimum untuk partial penetration grooe weld "mm# ( ) 8 1* 1 1)
#abe$ II.2 Welding proses !&'
5hikness "mm# (A/ 8- 1* 11 A 12 1 A 14 1( A 1/ 18 A 2* 21 A 22 24 A 2( * - ( 4* A 4( (( A )* /
&mpere
>oltage
e$t @ight e$t (4* (4* 2: )** (:* * )** )** * )1* )1* 1 )2* )2* 2 )2* )2* 2 )2* )2* 2 )* )* 2 )* )* 2 )* )* 2 )* )* 2
!peed
3oint
@ight "Cm?mnt# type * )* %illet * 4* %illet 1 ( %illet 2 4* %illet 2 4* %illet 2 4* Partial 2 8 Partial 2 4* Partial 2 42 Partial 2 42 Partial 2 4* Partial
5eknik ;lektroda !ingle !ingle !ingle !ingle 5andem 5andem 5andem 5andem 5andem 5andem 5andem
Posisi 2% 2% 2% 2% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 1%
Pass 1Pass 1Pass 1Pass 1Pass 1Pass 1Pass 2Pass 2Pass Pas Pass 4Pass
traightening !etelah melewati tahap welding area, H-Beam kemudian ditempatkan ke lokasi straightening. traightening merupakan tempat pelurusan flange yang bengkok akibat dari panas saat pengelasan, kebanyakan pada proses ini belum sempurna untuk pelurusannya, karena kekuatan material lebih besar dari kekuatan tekan alat. 0ntuk hasil yang lebih bagus dilakukan pada proses finishing . Pengerjaan straightening yang bertujuan mempresisikan dan meluruskan H-Beam dengan ara+ - enggunakan mesin roll untuk meluruskan H-Beam - emanaskan H-Beam dengan perantara las gas - Proses hammering
Gambar II.% Proses traightening
0
!inishing 5empat penyelesaian dan pembetulan sekaligus ek isual hasil pembuatan H-Beam, pada proses ini ada beberapa tahap yang dikerjakan, mulai dari isual, pembenahan, perlakuan material dan $abrikasi. Pada saat pembenahan biasanya yang sering terjadi yaitu adanya aat porosit, pada proses ini lubang yang kelihatan di gouging sampai kedasar porosit, kemudian diisi lagi dengan filler metal. 0ntuk H-Beam yang masih bengkok dilakukan pemanasan agar batangan baja kembali ke bentuk awal atau lurus. !etelah mendapatkan hasil yang bagus, produk langsung di $abrikasi untuk proses selanjutnya.
4
Gambar II.& H-Beam yang sudah siap untuk dikirim
2.3
Proses #amba'a( da( Pe(duku() Pada Produksi H-Beam
9alam produksi H-Beam proses yang diakukan sampai $inishing, tapi ada beberapa proses pendukung pada produksi H-Beam. 9iantaranya + 1. P3P Proses (Partial 1oin Penetration). 2. C3P Proses (Complite 1oin Penetration) atau !ull Penetration. Kedua proses diatas tidak selalu dilakukan, ada beberapa kondisi yang mengharuskan kedua atau salah satu proses ini dilakukan. !alah satunya yaitu untuk penyambungan dua pelat, untuk membuat pro$il 5 dan pengelasan sudut . Berikut ini adalah diagram alir proses P3P +
(
Gambar II.1* 9iagram alir P3P
Pada proses pengolahan H-Beam dengan dimensi ukuran tebal )-12 mm proses yang digunakan yaitu P3P proses. 0ntuk ukuran tersebut ukup dilakukan dengan penetrasi sebagian, karena jika dilakukan gouging akan merusak pelat dimana untuk gouging itu sendiri memiliki kedalaman -( mm. aksud dari las penetrasi sebagian yaitu yang di las hanya bagian kedua sisi bolak balik tanpa di gouging , jadi logam airnya tidak saling berikatan.
Gambar II.11 as penetrasi sebagian
Berbeda dengan proses C3P, pada proses ini diakukan root weld , $ungsinya agar pro$il yang dibentuk menyatu dan mudah untuk di las, salah satu sisi benda uji yang akan di las di gouging terlebih dahulu, tujuannya agar kedua logam air dapat menyatu saat di isi, proses ini biasanya disebut juga full penetration. Pada hasil gouging harus diisi penuh oleh logam air sampai metupi gouging tersebut.
Gambar II.12 as penetrasi penuh pada proses C3P
Berikut ini adalah diagram alir proses C3P
)
Gambar II.13 9iagram alir proses C3P
!elain itu pada proses C3P selain ber$ungsi untuk menyambungkan pelat, C3P juga berperan untuk meningkatkan kekuatan las, karena pada C3P kedua sisi lasan dilakukan hingga penuh atau full penetration. !ehingga elektroda yang mengisi saling mengikat antara elektroda air dengan logam uji. &gar logam air dapat menyatu, salah satu sisi logam uji harus di gouging terlebih dahulu dengan kedalaman mm dan kemiringan **. !etelah itu bagian belakang atau sisi satunya lagi harus di gerinda sampai permukaannya bersih. 0ntuk proses selanjutnya baru dilakukan welding kembali dengan !&' full penetration.