BAB I TINJAUAN PUSTAKA
1.1 LATAR BELAKANG
Preekl Preeklamp ampsia sia merupa merupakan kan kelain kelainan an yang yang ditemu ditemukan kan pada pada waktu waktu kehami kehamilan lan yang yang ditandai dengan berbagai gejala klinis seperti hipertensi, proteinuria, dan edema yang biasanya terjadi setelah umur kehamilan 20 minggu. Menurut WHO, angka kejadian preeklampsia berkisar antara 0,51% - 38,4%. Preeklampsia dan eklampsia di seluruh dunia diperkirakan menjadi penyebab kira-kira 14% (50.000-75.000) kematian maternal setiap setiap tahunn tahunnya ya.. Angka Angka kejadia kejadian n preekl preeklamp ampsia sia di Amerika Amerika Serikat Serikat sendir sendirii pernah pernah dila dilapo pork rkan an terja terjadi di
kirakira-ki kira ra 5%-8 5%-8% % dari dari semua semua keha kehami mila lan, n, deng dengan an gamb gambara aran n
insidensiny insidensinyaa 23 kasus preeklampsia preeklampsia ditemukan ditemukan per 1.000 1.000 kehamilan kehamilan setiap tahunnya tahunnya (Joseph (Joseph et al, 2008). 2008). Sementa Sementara ra itu di tiap-tia tiap-tiap p negara negara angka angka kejadi kejadian an preekl preeklamp ampsia sia berbeda-beda, tapi pada umumnya insidensi preeklampsia pada suatu negara dilaporkan antara 3-10 % dari semua kehamilan (Prawirohardjo, 2006). Preeklamsia merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan merupakan sa lah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin (Angsar, 2010). Di Indonesia sendiri, preeklamsia masih merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi. Di Indonesia angka kejadian preeklamsia berkisar antara 3,4 – 8,5% (Prasetyo, 2006). Karena angka kejadian preeklamsia cukup tinggi, diagnosis dini dini preekl preeklams amsia ia serta serta penang penangana ananny nnyaa perlu perlu segera segera dilaksa dilaksanak nakan an untuk untuk menuru menurunka nkan n angka kematian ibu (AKI) dan anak. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda-tanda preeklamsia sangat penting dalam pencegahan preeklamsia berat, disamping pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain. Hipertensi kronis merupakan salah satu faktor yang dikaitkan dengan peningkatan resiko preeklamsia (Sibai et al, 1998). Kelahiran neonatal dalam kondisi jelek pada wanita dengan hipertensi kronis mungkin disebabkan karena superimposed preeklamsia.
1.2 PENGERTIAN
Hipertensi kronik superimpose preeklampsia berat merupakan hipertensi kronik yang disertai tanda-tanda pre-eklampsia berat, di mana hipertensi kronik sendiri mempunyai arti:
a.
Hipertensi yang terjadi sebelum usia 20 minggu kehamilan, atau
b. Hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah usia kehamilan 20 minggu dan kondisi hipertensi tersebut menetap sampai 12 minggu pasca persalinan. c.
Klasifikasi Ringan: tekanan sistolik 140-159 mmHg, tekanan diastolik 90-109 mmHg Berat: tekanan sistolik ≥160 mmHg, tekanan diastolik: ≥110 mmHg (Betsy Nobmann, 2011)
Tanda-tanda preeclampsia berat yang menyertai berupa: a.
Protein Proteinuri uria, a, gejalagejala-gej gejala ala neurol neurologi ogic, c, nyeri nyeri kepala kepala hebat, hebat, ganggu gangguan an visus, visus, edema patologik yang menyeluruh (anasarka), oligouria, edema paru
b. Kelainan laboratorium: kenaikan serum kreatinin, trombositopenia, kenaikan serum transaminase hepar (Muh. Dikman Angsar, 2008)
1.3 KLASIFIKASI
Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan (berdasarkan Report of the National High Bloo Blood d Pres Pressu sure re Educ Educat atio ion n Prog Progra ram m Work Workin ing g Grou Group p on High High Bloo Blood d Press Pressur uree in Pregnancy, tahun 2001) 1. Hipe Hipert rten ensi si Kron Kronis is 2. Pree Preekl klam ampsi psia-e a-ekl klam amps psia ia 3. Hipertensi Hipertensi kronis kronis dengan dengan superimpose superimposed d preeclam preeclampsia psia 4. Hipe Hiperte rtens nsii gest gestasi asion onal al Penjelasan Pembagian Klasifikasi 1. Hipe Hipert rten ensi si Kron Kronik ik:: hipe hipert rten ensi si yang ang timb timbul ul sebe sebelu lum m umur umur keha kehami mila lan n 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan. 2. Preekl Preeklamp ampsia: sia: hiperten hipertensi si yang timbul timbul setelah setelah 20 minggu minggu kehamil kehamilan an diserta disertaii dengan proteinuria. 3. Eklampsia: Eklampsia: preeklamp preeklampsia sia yang yang disertai dengan dengan kejang kejang-kejan -kejang g dan/atau dan/atau koma. koma. 4. Hipertensi Hipertensi kronik kronik denga denga superimpo superimposed sed preeclampsia preeclampsia:: hipertensi hipertensi kronik kronik disertai disertai dengan tanda-tanda preeclampsia atau hipertensi kronik disertai proteinuria. 5. Hiperte Hipertensi nsi gestasi gestasiona onall (disebu (disebutt juga juga transi transient ent hyper hyperten tensio sion): n): hiperte hipertensi nsi yang yang timbul timbul pada pada kehami kehamilan lan tanpa tanpa disert disertai ai protei proteinur nuria ia dan hiperte hipertensi nsi menghi menghilan lang g setelah 3 bulan pasca persalinan
Penjelasan tambahan -
Hipe Hipert rten ensi si adal adalah ah teka tekana nan n darah darah sistol sistolik ik dan dan diast diastol olik ik
≥ 140/ 140/90 90 mmHg mmHg..
Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. -
Prot Protei einu nuri riaa adal adalah ah adany adanyaa 300m 300mg g prot protei ein n dalam dalam urin selam selamaa 24 jam atau atau sama sama dengan ≥ 1+ dipstick.
-
Edema, dahulu edema tungkai dipakai sebagai tanda-tanda preeclampsia, tetapi sekarang edema tungkai tidak dipakai lagi, kecuali edema generalisata (anasarka).
1.4 PATOFISIOLOGI
1.
Teori kelainan vaskularisasi plasenta Pada Pada kehami kehamilan lan normal normal,, rahim rahim dan plasen plasenta ta mendap mendapat at aliran aliran darah darah dari dari cabang-cabang arteri uterine dan arteria ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut menembus miometrium berupa arteri arkuata dan arteri arkuata member cabang arteria radialis. Arteria radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis dan arteri basalis memberi cabang arteri spiralis. Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi invasi trofoblas ke dalam dalam lapisan lapisan otot otot arteria arteria spirali spiraliss yang yang menimb menimbulk ulkan an degene degenerasi rasi lapisan lapisan otot otot tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan lumen arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi lumen arteri spiralis ini memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan resisten resistensi si vaskul vaskuler, er, dan pening peningkat katan an aliran aliran darah darah pada pada daerah daerah utero utero plasent plasenta. a. Akib Akibat atny nya, a, alir aliran an dara darah h ke janin janin cuku cukup p bany banyak ak dan dan perf perfusi usi jarin jaringa gan n juga juga mening meningkat kat,, sehingg sehinggaa menjam menjamin in pertum pertumbuh buhan an janin janin dengan dengan baik. baik. Proses Proses ini dinamakan “remodeling arteri spiralis”. Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan lapisan otot otot arteri arteri spirali spiraliss dan jaringa jaringan n matrik matrikss sekita sekitarny rnya. a. Lapisan Lapisan otot otot arteri arteri spira spirali liss menja menjadi di tetap tetap kaku kaku dank dank eras eras sehin sehingg ggaa lume lumen n arter arterii spira spirali liss tida tidak k memungkink memungkinkan an mengalami mengalami distensi distensi dan vasodilatasi vasodilatasi.. Akibatnya, Akibatnya, arteri spiralis spiralis relativ relativee mengal mengalami ami vasokon vasokonstri striksi ksi,, dan terjadi terjadi kegaga kegagalan lan remode remodelin ling g arteri arteri spiralis, sehingga aliran darah uteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskem iskemii plas plasen enta ta.. Damp Dampak ak iskem iskemia ia plase plasent ntaa akan akan meni menimb mbul ulka kan n peru peruba baha hann perubahan yang dapat menjelaskan pathogenesis HDK selanjutnya.
Diamet Diameter er rata-ra rata-rata ta arteri arteri spiral spiralis is pada pada hamil hamil normal normal adalah adalah 500 mikron, mikron, seda sedang ngka kan n pada pada pree preecl clam amps psia ia rata rata-r -rat ataa 200 200 mikr mikron on.. Pada Pada hami hamill norm normal al vasodil vasodilata atasi si lumen lumen arteri arteri spirali spiraliss dapat dapat mening meningkat katkan kan 10 kali kali aliran aliran darah darah ke uteroplasenta. 2. Teori iskemia iskemia plasenta, plasenta, radikal radikal bebas, dan disfungsi disfungsi endotel endotel a.
Iske Iskemi miaa pla plase sent ntaa dan dan pemb pemben entu tuka kan n oks oksid idan an / rad radik ikal al beba bebass Sebagaimana dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada hipertensi dalam
kehami kehamilan lan terjadi terjadi kegaga kegagalan lan “remode “remodelin ling g arteri arteri spirali spiralis”, s”, dengan dengan akibat akibat plasenta mengalami iskemia. Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan (disebut juga radikal bebas). Oksidan dan radikal bebas adalah senyawa penerima elektron atau atom/molekul yang mempunyai electron electron yang tidak berpasangan berpasangan.. Salah satu oksidan oksidan penting penting yang dihasilkan dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Sebenarnya produksi oksidan pada manusia adalah suatu proses normal, karena oksidan memang dibutuhkan untuk untuk perlindung perlindungan an tubuh. tubuh. Adanya Adanya radikal radikal hidroksil hidroksil dalam darah mungkin mungkin dahulu dahulu dianggap dianggap sebagai bahan toksin yang beredar dalam darah. Maka dulu hipertensi dalam kehamilan disebut ‘toxaemia’. Radikal hidroksil akan merusak membran sel, yang mengandung banyak asam lemak lemak tidak tidak jenuh jenuh menjad menjadii peroks peroksida ida lemak. lemak. Peroks Peroksida ida lemak lemak selain selain akan akan merusa merusak k membran membranee sel, juga akan akan merusa merusak k nukleu nukleus, s, dan protein protein sel endotel. Produksi oksidan (radikal bebas) dalam tubuh yang bersifat toksis, selalu diimbangi dengan produksi antioksidan. b.
Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam kehamilan Pada Pada hipert hipertensi ensi dalam dalam kehami kehamilan lan telah telah terbuk terbukti ti bahwa bahwa kadar kadar oksid oksidan, an,
khususnya peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan, misal vitamin E pada hipertensi dalam kehamilan menurun, sehingga terjadi dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang relative tinggi. Peroksida lemak sebagai oksidan/radikal bebas yang sangat toksis ini akan beredar di seluruh tubuh dalam aliran darah dan akan merusak membran sel endo endotel tel.. Memb Membra ran n sel endo endotel tel lebih lebih muda mudah h meng mengala alami mi keru kerusak sakan an oleh oleh peroksida lemak, karena letaknya langsung berhubungan dengan aliran darah dan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh
sangat rentan terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah berubah menjadi peroksida lemak. c.
Disfungsi sel edotel Akib Akibat at sel endo endote tell terp terpap apar ar terha terhada dap p pero peroks ksid idaa lema lemak, k, maka maka terja terjadi di
kerusakan kerusakan sel endotel, endotel, yang kerusakanny kerusakannyaa dimulai dimulai dari membran sel endotel. endotel. Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini disebut ‘disfungsi endotel’ (endothelial dysfunction). Pada waktu terjadi kerusakan sel endotel yang mengakibatkan disfungsi endotel maka akan terjadi: -
Gang Ganggu guan an metab metabol olism ismee pros prosta tagl glan andi din, n, karena karena salah salah satu satu fung fungsi si sel
endotel endotel adalah memproduk memproduksi si prostagland prostaglandin, in, yaitu menurunny menurunnyaa produksi produksi prostasiklin (PGE2); suatu vasodilator. -
Agre Agreg gasi asi selsel-se sell tro trombosi bositt pada ada daer daerah ah end endotel otel yang ang meng engalam alamii
kerusakan. Agregasi sel trombosit ini adalah untuk menutup tempat-tempat di lapi lapisan san endo endote tell yang yang meng mengal alam amii keru kerusak sakan an.. Agreg Agregasi asi tromb trombos osit it memproduk memproduksi si tromboksan tromboksan (TXA2); suatu vasokonstrik vasokonstriktor tor kuat. Dalam keadaan keadaan normal normal perbanding perbandingan an kadar prostasiklin prostasiklin/trom /tromboksan boksan lebih tinggi tinggi kadar kadar prostas prostasikl iklin in (lebih (lebih tinggi tinggi vasodi vasodilato lator). r). Pada Pada preecl preeclamp ampsia sia kadar kadar trom trombo boks ksan an lebi lebih h
ting tinggi gi dari dari kada kadarr
pros prosta tasi sikl klin in sehi sehing ngga ga terj terjad adii
vasokonstriksi, dengan terjadi kenaikan tekanan darah. -
Peru Peruba baha han n khas khas pada pada sel sel endo endote tell kapi kapila larr glom glomer erul ulus us (glo (glome meru rula lar r
endotheliosis). -
Peni Pening ngka kata tan n perm permeab eabili ilitas tas kapi kapiler ler..
-
Pening Peningkat katan an produk produksi si bahan-b bahan-baha ahan n vasopre vasopresor sor,, yaitu yaitu endothe endothelin lin.. Kadar
NO (vasodilator) menurun, sedangkan endothelin (vasokonstriktor) meningkat. -
Peni Pening ngka kata tan n fak fakto torr koag koagul ulas asi. i.
1.5 FAKTOR RESIKO
1.
Primigravida, primipaternitas
2.
Hype Hyperp rpla lace cent ntos osi, i, misal misalny nyaa mola ola hyda hydati tido dosa sa,, keha kehami mila lan n mult multip iple le,, diab diabet etes es
mellitus, hydrops fetalis, bayi besar
3.
Umur yang extrim
4.
Riway iwayat at kelua eluarr per pern nah preec reecla lam mpsia/ sia/ek ekla lam mpsia psia
5.
Peny Penyak akit it gin ginja jall dan dan hipe hipert rten ensi si yan yang g suda sudah h ada ada sebe sebelu lum m ham hamil il
6.
Obesitas
1.6 GEJALA DAN TANDA
Secara Secara teorit teoritik ik urutan urutan-ur -uruta utan n gejala gejala yang yang timbul timbul pada pada preecla preeclamps mpsia ia ialah ialah edema, edema, hipertensi dan terakhir proteinuria; sehingga bila gejala-gejala ini timbul tidak dalam urutan diatas, dapat dianggap bukan preeklampsia. Dari semua gejala tersebut, timbulnya hipertensi dan proteinuria merupakan gejala yang paling penting. Namun, sayangnya penderita seringkali tidak merasakan perubahan ini. Bila penderita sudah mengeluh adanya gangguan nyeri kepala, gangguan penglihatan, atau nyeri epigastrium, maka penyakit ini sudah cukup lanjut. Ciri-ciri pasien yang mengalami hipertensi kronik: a. umur umur ibu ibu di di ata atass 35 35 tah tahun un b. tekanan darah sangat tinggi c. umum umumny nyaa mul multi tipa para ra d. umumnya umumnya ditemuk ditemukan an kelainan kelainan jantung, jantung, ginjal, ginjal, dan diabete diabetess mellitus mellitus e. obesitas f.
penggunaan obat antihipertensi sebelum kehamilan
g. hipert hipertensi ensi menetap menetap setelah setelah persa persalin linan an Preeclampsia berat memiliki satu atau lebih gejala di bawah ini: a.
tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 110 mmHg.
Tekanan ini tidak menurun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring. b. Proteinuri lebih dari 5g/24 jam atau +4 dalam pemeriksaan kualitatif c. Oligouria, Oligouria, yaitu produksi produksi urin kurang kurang dari dari 500cc/24 500cc/24 jam d. Kenaik Kenaikan an kadar kadar kreat kreatini inin n plas plasma ma e. Ganggu Gangguan an visus dan cerebral: cerebral: penurun penurunan an kesadaran kesadaran,, nyeri nyeri kepala, kepala, scotoma, scotoma, dan pandangan kabur f. Nyeri Nyeri epigas epigastriu trium m (akibat (akibat tereg teregang angnya nya kapsu kapsull Glisson) Glisson)
g. Edem Edemaa paru paru dan dan cya cyano nosi siss h. Hemoli Hemolisis sis dan mikro mikroang angiop iopatik atik i.
Tromb Trombosit ositope openia nia berat: berat: <100000 <100000 sel/mm sel/mm3 3 atau penurun penurunan an trombos trombosit it dengan dengan
cepat j.
Gangguan fungsi hepar; peningkatan peningkatan kadar SGOT dan SGPT
k. Pertum Pertumbuh buhan an janin janin intraut intrauterin erinee yang terham terhambat bat l.
Sindrom HE HELLP
(Muh.Dikman Angsar, 2008)
1.7 KOMPLIKASI
Komplikasi hipertensi kronis A.
Damp Dampak ak hipe hipert rten ensi si kron kronis is pada pada keha kehami mila lan n pad padaa ibu ibu Dampak Dampak kehami kehamilan lan pada pada ibu dengan dengan hiperte hipertensi nsi kronik kronik dapat dapat menyeb menyebabk abkan an
superimposed preeclampsia pada sepertiga pasien dan solusio plasentae pada 4%-10% pasien. Sedangkan kejadian gagal ginjal akan meningkat cepat apabila gangguan fungsi ginjal terjadi sebelum kehamilan. (Armenian Medical Network, 2006) B.
Damp Dampak ak hipe hipert rten ensi si kron kronik ik pada pada keha keham milan ilan pada pada bay bayi
-
25-3 25-30% 0% meng mengal alam amii prem premat atur uree
-
10-1 10-15% 5% menga engala lam mi IUGR IUGR
-
Feta Fetall distr distress ess yang yang dise diseba babk bkan an kare karena na solu solusi sio o plas plasen enta ta dan dan asfik asfiksi si intra intraut uteri erine ne kronik
(Armenian Medical Network, 2006) Komplikasi preeklampsia berat A.
Penyulit preec eeclamp ampsia sia be berat pad padaa ib ibu -
Sistem Sistem saraf saraf pusat; pusat; perdarah perdarahan an intracra intracrania nial, l, trombos trombosis is vena sentra sentral, l, hiperte hipertensi nsi
enselopati, enselopati, edema cerebri, cerebri, edema edema retina, retina, macular macular atau retinal detachment, detachment, dan kebutaan kortek -
Gastroi Gastrointe ntestin stinal-h al-hepa epatik tik;; subcapsu subcapsular lar hemato hematoma ma hepar, hepar, ruptur rupturee capsul capsul hepar hepar
-
Ginj Ginjal al;; gagal gagal gin ginjal jal aku akut, t, necr necros osis is tubu tubula larr akut akut
-
Hemato Hematolog logik; ik; DIC, DIC, tromb trombosi ositop topeni enia, a, hema hematom tomaa luka luka oper operasi asi
-
Kardio Kardiopul pulmo moner ner;; edema paru paru kardio kardiogen genik ik atau non-k non-kard ardiog iogeni enik, k, depresi depresi atau atau
arrest pernapasan, cardiac arrest, iskemia myocardium B.
Lain-la Lain-lain; in; ascit ascites, es, edem edemaa laring laring,, hiper hiperten tensi si tidak tidak terk terkend endali ali
Penyuli ulit pree reeclamp ampsia sia pada jani anin
-
IUGR
-
Solusio pl plasentae
-
Prematuritas
-
Sin Sindrom roma dis distr tres esss nap napas as
-
IUFD
-
Perd Perdar arah ahan an intr intrav aven entr trik ikul uler er
-
NEC
-
Sepsis
-
Cerebral palsy
1.8 TATALAKSANA
A.
Perawatan Ko Konservatif
Berdasarkan hasil penelitian di Bag. Obstetri dan Ginekologi RSU Dr.Soetomo(th 1995), 1995), menyimpulk menyimpulkan an perawatan perawatan konservatif konservatif pada kehamilan kehamilan premature premature ≤ 32minggu 32minggu terutama < 30 minggu memberikan prognosis yg buruk. Diperlukan lama perawatan konservatif sekitar 7-15 hari I.
Indikasi Pada umur kehamilan < 34 minggu( TBJ< 200g tanpa ada tanda-tanda impending eklampsi)
I I.
Pengobatan a.
Di kamar bersalin (selama 24 jam) -
Tirah baring
-
Infus Infus RL yang yang meng mengand andung ung 5% dektro dektrose se 60-1 60-125c 25cc/j c/jam am
-
Anti Anti kejang kejang:: 10gr 10gr MgSO4 MgSO4 40% i.m seti setiap ap 6jam 6jam s.d. s.d. 24ja 24jam m (kalau (kalau tida tidak k
ada KI pemberian MgSO4) -
Diberik Diberikan an antihi antihiper perten tensi. si. Anti hiperte hipertensi nsi yang digunaka digunakan n
adalah adalah
Nifedipin 5-10mg tiap 8jam dapat diberikan bersama Methyldopa 250500mg 500mg tiap tiap 8jam. 8jam. Nifedi Nifedipin pin dapat dapat diberik diberikan an ulang ulang sublin sublingua guall 5-10m 5-10mg g dalam waktu 30menit pada keadaan tekanan sistolik ≥ 180mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg (cukup 1x aja) -
Dila Dilaku kuka kan n pem pemerik eriksa saan an lab lab tert terten entu tu (fun (fungs gsii hepa heparr dan dan ginj ginjal al)) dan dan
produksi urine 24jam. -
Kons Konsul ulta tasi si bag bagian ian lain lain
a. Bagian Ma Mata
b. Bagian Jantung c. Bagian Bagian lain lain sesuai sesuai dengan dengan indika indikasi si b.
Pengob Pengobata atan n dan evalua evaluasi si selama selama rawat rawat tingga tinggall di Ruang Ruang Bersali Bersalin n
(setelah 24jam masuk ruangan bersalin) -
Tirah baring
-
Robor oboran ansi sia: a: mult multiv ivit itam amin in
-
Aspi Aspiri rin n dos dosis is renda rendah h 87. 87.5m 5mg g 1xs 1xseh ehari ari
-
Anti Antihi hipe perte rtens nsi( i( Nifed Nifedip ipin in 5-10mg 5-10mg tiap 8jam 8jam Meth Methyl yldo dopa pa atau atau 250mg 250mg
8jam) -
Pengg enggun unaa aan n
Aten tenolo olol
dan β
blo blocker cker (Do (Dosis sis
Reg Regimen imen))
dapat apat
dipertimbangkan pada pemberian kombinasi -
Pemeriksaan la lab a.
Hb,PCV dan hapusan darah tepi
b.
Asam urat darah
c.
Trombosit
d.
Fungsi gi ginjal/hepar
e.
Urine lengkap
f.
Produksi urine 24jam (Esbach), penimbangan BB setiap
hari,pemeriksaan lab dapat diulangi sesuai dengan keperluan. -
Diet Diet tin tingg ggii prot protein ein,, rend rendah ah karb karboh ohid idrat rat
-
Dila Dilaku kuka kan n peni penila laian ian keseja kesejaht hter eraan aan janin janin terma termasu suk k biom biomet etri, ri, jumlah jumlah
cairan ketuban, gerakan, respirasi dan ektensi janin, velosimetri(resistensi), umbilikasi dan rasio panjang femur terhadap lingkaran abdomen. III.
Perawatan konservatif dianggap gagal bila:
B. I.
a.
Ada tanda-tan -tand da impending eklamp ampsia
b.
Kenaikan progresif tekanan darah
c.
Ada Sindroma HELLP
d.
Ada kelainan gfungsi ginjal
e.
Peni enilaian keseja sejah htera eraan janin jelek
Perawatan Aktif Indikasi a.
Hasil peni enilaian keseja sejah hter teraan jan janin jel jelek, ada gejal jala imp impending
eklampsia
II.
b.
Ada Sindroma HELLP
c.
Keh Kehamil amilan an late late prete reterm rm (≥ 34m 34ming inggu, gu, TB TBJ ≥ 2000 2000gr gr))
Pengobatan medisin sinal a.
Segera rawat inap
b.
Tirah baring miring ke satu sisi
c.
Infu Infuss RL RL yan yang g men menga gand ndun ung g 5% 5% dek dekst stro rose se deng dengan an 60-1 60-125 25cc cc/j /jam am
d.
Pemberian anti kejang MgSO4
Dosis awal: MgSO4 20% 4gr i.v MgSO4 40% 10gr i.m Pada bokong kanan dan kiri masing-masing 5gr Dosis ulangan: MgSO4 40% 5gr i.m diulangi tiap 6jam setelah dosis awal s/d 24 pasca persalinan Syarat pemberian: -
Refl efleks patell ella (+)
-
Resp espirasi > 16 16x/me /menit
-
Urin Urinee sek sekur uran ang-k g-kur uran angn gnya ya 150c 150cc/6 c/6jam jam
-
Harus Harus selalu selalu terse tersedia dia Ca Ca Glukon Glukonas as 1gr 1gr 10% (diber (diberika ikan n i.v pelan pelan-pel -pelan an
pada intoksikasi MgSO4) e.
Anti Antihi hipe perte rtens nsii dapa dapatt dipe dipert rtim imba bang ngka kan n dibe diberi rika kan n bila bila:: systo systole le ≥
180m 180mm mHg-d Hg-dia iast stol olee
≥120 ≥120mm mmHg Hg..
Nife Nifedi dipi pin n
5-10 5-10mg mg tiap tiap
8
jam jam
atau atau
Methyldopa 250mmHg tiap 8jam
I I I.
Pengobatan Obstetr etrik a.
Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada penderita dilakukan
pemeriksaan “Non Stress Test” b.
Tindakan seksio caesar dikerjakan bila: -
Non Stress ess Te Test jel jelek
-
Pender Penderita ita belum belum inpart inpartu u dengan dengan skor skor pelv pelvik ik jelek jelek ( Skor Skor Bisho Bishop p < 5)
-
Keg Kegagal agalan an drip drip oksi oksito tosi sin n
c.
Indu Induks ksii den denga gan n dri drip p oxy oxyto toci cin n dik diker erja jala lan n bil bila: a: -
NST baik
-
Penderita belum inpartu dengan skor pelvik baik ( Skor Bishop ≥5)
REFERENSI
Angsar, M D. 2008. Hipertensi dalam Kehamilan. Surabaya: Universitas Airlangga
Nobmann B. 2006. ANMC Guidelines for Management of Hypertensive Disorder in Pregnancy. Alaska:NJM
Armenian
Medical
Network.
2006.
Chronic
Hypertension.
Available
at:
http://www.health.am/pregnancy/chronic-hypertension/#2
Abadi A, dkk. 2008. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya: Universitas Airlangga Indriastuti, S. 2011. Preeklamsia. http://etd.eprints.ums.ac.id/14903/3/BAB_1.p http://etd.eprints.ums.ac.id/14903/3/BAB_1.pdf df
Joseph
et
al.
2008.
Epidemiology.
http://bestpractice.bmj.com/bestpractice/monograph/326/basics/epidemiology.html
Prasetyo, R. 2006. Preeklamsia-Eklamsia. http://eprints.undip.ac.id/29356/3/Bab_2.pdf
Praw Prawir iroh ohar ardj djo, o, S. 2006 2006.. Hipe Hipert rten ensi si dala dalam m Keha Kehami mila lan. n. PT Bina Bina Pust Pustak akaa Sarw Sarwon ono o Prawirohardjo: Jakarta
Sibai, B.M et al. 1998. Risk Factors for Preeclampsia, Abruptio Placentae, and Adverse Neonatal
Outcomes
among
Women
with
Chronic
Hypertension.
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM199809033391004#t=articleDiscussion
Praw Prawir iroh ohard ardjo, jo, Sarwo Sarwono no.. 2009 2009.. Ilmu Ilmu Kebi Kebida dana nan. n. Jaka Jakarta rta:: PT Bina Bina Pusta Pustaka ka Sarw Sarwon ono o Prawirohardjo.