IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI HEWAN (AVERTEBRATA DAN VERTEBRATA)
Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten
: Faizal Rachman Dwi Putra : B1J010227 : III :2 : Kukuh Ryan Maulana A.
LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2012
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Identifikasi adalah tugas
untuk
mencari
dan
mengenal ciri-ciri
taksonomik individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Prosedur identifikasi berdasarkan pemikiran yang bersifat deduktif. Identifikasi berhubungan dengan ciri-ciri taksonomik dalam jumlah sedikit (idealnya satu ciri), akan membawa specimen ke dalam satu urutan kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri (idealnya seluruh ciri yang dimiliki). Klasifikasi adalah penataan hewan-hewan ke dalam kelompok yang didasarkan atas kesamaan dan hubungan antar hewan. Identifikasi dan pengenalan kelompok dan jenis hewan merupakan bagian yang sangat penting dalam taksonomi. Salah satu alat bantu identifikasi adalah kunci (identifikasi) yang dipakai untuk menentukan kedudukan hewan dalam sistematika hayati. Ada kunci untuk menentukan Filum (Phylum), Kelas (Class), Bangsa (Ordo), Suku (Family), Marga (Genus), dan Jenis (Species) hewan. Ada berbagai cara untuk menyusun sebuah kunci. Susunan yang paling praktis adalah kunci dengan deskripsi umum dan singkat yang disusun secara berpasangan (dikotom). Kunci ini dapat digunakan untuk memilih satu diantara dua kemungkinan yang ada. Jika spesimennya sangat unik, biasanya salah satu diantara dua pilihan deskripsi yang diberikan kunci akan cocok. Kunci merupakan alat bantu yang sangat penting dalam taksonomi. Kunci juga dapat bersifat membatasi upaya identifikasi. Sebuah specimen yang unik atau menyimpang dari karakteristik umum akan mustahil teridentifikasi oleh kunci yang bersifat umum. Hewan
avertebrata
pertama
kali
dikelompokkan
berdasarkan
banyaknya sel penyusun tubuh. Hewan avertebrata bersel satu dikelompokkan ke dalam hewan uniseluler, sedangkan yang tersususn dari banyak sel dikelompokkan ke dalam hewan multiseluler. Hewan uniseluler atau Protozoa dibedakan atas cara lokomosinya yaitu menggunakan silia, flagella, atau pseudopodia.
Pembedaan
hewan
yang
lainnya
dilakukan
berdasarkan
kesimetrian tubuhnya, yaitu simetri radial atau bilateral, berdasarkan bentuk tubuh (bulat, memanjang, elips), ada tidaknya insang segmen, cangkang, antena, dan ciri pembeda lainnya.
B. Tujuan Tujuan praktikum acara Identifikasi dan Determinasi hewan ini yaitu mengenali cirri-ciri hewan avertebrata dan vertebrata yang dapat dilihat dengan mata telanjang atau menggunakan alat bantu, melakukan identifikasi dan determinasi hewan avertebrata dan vertebrata, dan mendeskripsikan hewan yang telah diidentifikasi dan dideterminasi.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi Materi yang diamati adalah hewan avertebrata yang merupakan anggota dari Cnidaria, Ctenophora, Echinodermata, Annelida, Insecta, dan Crustacea; hewan avertebrata yang merupakan anggota dari Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves dan Mamalia. Alat yang digunakan yaitu bak preparat, buku gambar dan alat tulis. B. Metode Cara kerja praktikum pengenalan hewan avertebrata dan vertebrata berdasarkan karakter morfologi adalah sebagai berikut : 1.
Preparat yang akan diamati dibawa oleh masing-masing kelompok dan
preparat yang dibawa minimal 3 ekor. 2.
Preparat hewan avertebrata dan vertebrata yang sudah dibawa dikenali
dengan cara diamati berdasarkan ciri-ciri morfologi yang dimiliki (rangka internal, tengkorak, mata, kuping, simetri radial, simetri bilateral, metamerime dan tagmatisasi). 3.
Hewan yang telah diamati dipisahkan antara hewan avertebrata dan
vertebrata
yang
diamati
berdasarkan
kepemilikan
tulang
belakang,
kesimetrian tubuh, tagmatisasi dan metamer. 4. Hasil pengelompokkan hewan avertebrata dimasukkan ke dalam tabel dan dideskripsikan. 5. Preparat yang telah diamati kemudian diawetkan untuk kegiatan identifikasi dan determinasi pada acara praktikum selanjutnya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
Hasil praktikum didapatkan bahwa perbedaan antara hewan avertebrata dengan vertebrata adalah: •
Hewan avertebrata
Hewan yang tidak memiliki tulang belakang
Bangun tubuh hewan ini umumnya simetri bilateral
Terdiri atas segmen-segmen atau metamer
Terdiri atas penyatuan beberapa segmen menyusun kepala, thoraks dan abdomen
Meliputi Cnidaria, Ctenophora, Echinodermata, Annelida, Insecta dan Crustacea
Gambar 1a. Diadema sp. rosenbergii
Gambar2a. Macrobrachium
Gambar 3a. Pheretima sp.
Gambar 4b. Valanga sp. •
Hewan vertebrata
Disusun dari tulang rawan atau tulang sejati
Bangun tubuh hewan ini umumnya simetri bilateral
Meliputi Pisces, Amphibia, Reptilia, Mamalia dan Aves
Gambar 1b. Ular Tali Wangsa
Gambar 2b. Burung Kutilang
Gambar 3b. Ikan Nilem
B. Pembahasan
Klasifikasi merupakan salah satu cara penyederhanaan terhadap objek (dalam hal ini, makhluk hidup) yang berjumlah besar dan beragam. Secara umum, klasifikasi dapat diartikan sebagai suatu proses mengelompokkan sesuatu berdasarkan aturan-aturan tertentu. Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengadakan klasifikasi terhadap makhluk hidup yaitu pencandraan sifat-sifat makhluk hidup, pengelompokan berdasarkan ciri-ciri, dan pemberian nama kelompok, dalam pencandaraan (identification), setiap ciri baik secara morfologi, anatomi, fisiologi, biokimia, maupun genetika spesies yang tengah diteliti harus diperhatikan dan dijadikan sebagai data utama ( main data). Langkah selanjutnya yaitu pengelompokkan (classification). Data utama yang telah diperoleh dibandingkan dengan data acuan yang telah ada, ketika ditemukan suatu pola kemiripan, maka masukkan spesies tersebut pada kelompok acuan. Misal, objek utama: merpati, objek acuan: bebek dan ayam. Merpati dapat dikelompokkan dengan bebek dan ayam berdasarkan bentuk tubuh (adanya paruh, sayap, dan merupakan hewan ovipar ). Terakhir, setelah dikelompokkan, maka kelompok tersebut akan diberikan nama sesuai dengan karakteristik umum spesies-spesies yang ada di dalamnya (Widiyadi, 2009). Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Prosedur identifikasi berdasarkan pemikiran yang bersifat deduktif. Pengertian identifikasi berbeda sekali dengan pengertian klasifikasi. Seringkali kedua pengertian ini dicampur-adukan, padahal prosedur klasifikasi bersifat induktif. Identifikasi berhubungan dengan ciri-ciri taksonomik dalam jumlah sedikit (idealnya satu ciri), akan membawa specimen ke dalam satu urutan kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri (idealnya seluruh ciri yang dimiliki). Klasifikasi adalah penataan hewan-hewan ke dalam kelompok yang didasrkan atas kesamaan dan hubungan mereka (Anonymous, 2009). Klasifikasi hewan didefinisikan sebagai penggolongan hewan ke dalam kelompok tertentu berdasarkan kekerabatannya, yaitu yang berhubungan dengan kontiguitas (kontak), kemiripan, atau keduanya. Klasifikasi dapat berdasarkan hubungan evolusi, habitat, dan cara hidupnya. Klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri (idealnya seluruh ciri yang dimiliki).
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1.
Bulu babi, belalang dan cacing tanah merupakan kelompok anggota avertebrata, dimana ketiga hewan tersebut memliki bangun tubuh yang umumnya simetri bilateral dan kelompok ini umumnya tidak bertulang belakang.
2.
Diadema sp. memiliki simetri tubuh radial, bergerak dengan kaki ambulakral. Bagian tubuh yang datar terdapat mulut (oral), pada bagian yang bulat terdapat anus (aboral).
3.
Valanga sp. Merupakan contoh hewan tagmatisasi, tubuhnya dapat dibedakan atas kepala, dada dan perut. Belalang mempunyai sayap dengan jumlah 2 pasang.
4. Cacing tanah termasuk hewan yang mengalami metamerisme, tubuhnya tersusun oleh suatu rangkaian segmen atau metamer yang segaris panjang sumbu anteroposterior. 5. Ikan nilem, burung kutilang dan ular pohon termasuk ke dalam kelompk anggota vertebrata karena memiliki ciri-ciri yaitu: •
Mempunyai tulang yang terentang dari belakang kepala sampai bagian ekor.
•
Mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.
•
Tubuh berbentuk simetris bilateral.
•
Mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak mutlak contohnya pada katak. B. Saran Waktu yang diberikan asisten pada praktikan untuk mengerjakan soal-
soal kuiz terlalu singkat, sehingga praktikan kurang fokus dalam mengerjakan soal-soal kuiz yang diberikan.
DAFTAR REFERENSI Anonim. 1982. Ensiklopedia Fauna Indonesia. Ictiar Baru, Jakarta.
Anonim. 2004. Valanga sp. www.zipcodezoo.com . Diakses tanggal 05 April 2010. Borror, Donald, Charles A. Triplehorn, Norman F. Johnson. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Bullough, W.S. 1960. Practical Invertebrate Anatomy. St Martin’s Press. New York Darbohoesodo, R.B .1976. Penuntun Praktikum Taxonomi Avertebrata. Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. Djuhanda, T. 1984. Analisa Struktur Vertebrata 2. Armico, Bandung. Gratiana, E.W., P. Susatyo dan Sugiharto.1998. Perkembangan Awal Ikan Nilem Sampai Larva. Fakultas Biologi Unsoed, Purwokerto. Gunarto dan Setabudi E. 2002. Perkembangan Gonad Bulu Babi (Tripneustes gratilla) di Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. Jakarta : Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan. Hasan F. 2002. Pengaruh konsentrasi garam terhadap mutu produk fermentasi gonad bulu babi jenis Tripneustes gratilla (L) [skripsi]. Heater, A. G. 1995. Water Polluction and Fish Physiology, 2 Edition. Lewis Publisher, New Cork. Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya. Lilies,
Christina. 1991. Yogyakarta
Kunci
Determinasi
Serangga.
Penerbit Kanisius.
Orr, T, Robert. 1976. Vertebrate Biology 4 th Edition. WB. Sounders Company, Philadelphia. Pratt H S. 1935. A Manual of The Common Invertebrates Animals. McGraw Hill. Company Inc : New York.G Putra, Nugroho Susetya. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Penerbit Kanisius. Yogyakarta Robert, T. Orr. 1976. Vertebrate Biology Fourth Edition, W.B. Sounders Company, USA. Siwi, Sri Suharni. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Kanisius, Yogyakarta. Suhardi. 1983. Evolusi Avertebrata. UI-Press. Jakarta. Walter, H. 1959. Biology of the Vertebrates. The Mac Millan Company, America. Weichert, Charles K. 1984. Element of Chordate Anatomy 4th Edition. McGraw Hill Publishing Company Limited, New Delhi.