Peran Aqidah, Syariah, dan Akhlak dalam Pembentukan Manusia Takwa
Aqidah
Aqidah memiliki peran meyakinkan kita bahwa Tuhan mampu memberikan kita kuasa untuk dapat bertobat kepadaNya, menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan yang dimiliki sejak lahir. Memberikan ketentraman dan ketenanan jiwa. Aqidah juga mengarahkan daya akal untuk menyingkaprahasia-rahasia sejarah yang pernah terjadi pada umat dan bangsa-bangsa terdahulu, danmerenungkan hikmah yang tersembunyi di balik syariat guna mengokohkan keyakinanmuslim terhadap syariat dan validitasnya untuk setiap masa dan tempat. Selain itu, aqidah menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kepentingan orang lain,menanmkan jiwa berkorban, dan mengutamakan orang lain.
Syariah
Syariah berperan sebagai aturan yang mengikat setiap umat muslim dengan muslim lain atau hubungan dengan non-muslim juga dengan lingkungan sekitarnya sehingga terciptalah kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan harmoni.
Akhlak
Akhlak berperan untuk meningkatkan derajat manusia, Seseorang yang memiliki ilmu tentang akhlak akan mengetahuimana yang baik dan mana yang buruk sehingga menyebabkan dirinyaselalu terpelihara dari perbuatan tercela. Dan akhlak juga dapat menuntun kita pada kebaikan
Tantangan Akhlak Islam dalam Kehidupan
Menutut istilahnya, akhlak ialah sifat yang tertanam didalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan. Definisi tersebut menggambarkan bahwa akhlak secara substansial adalah sifat hati bisa baik bisa buruk yang tercermin pada perilaku. Tingkah laku yang dapat dikatakan sebagai akhlak seseorang haruslah dilakukan berulang – ulang, tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan tsb. Dalam pelaksanaan nya akhlak tidak terlepas dari akidah dan syariah, karena akhlak merupakan pola tingkah laku yang timbul sebagai manifestasi dari aspek keyakinan dan ketaan kepada norma. Akhlak merupakan perilaku yang tampak terlihat jelas dalam kata – kata maupun perbuatan yang di motivasi oleh iman dan amaliah ibadah. Jika iman dan praktik ibadahnya baik semestinya yang muncul adalah akhlak yang baik (al – akhlak al – karimah) jika iman dan ibadah nya buruk, maka yang keluar dalam perilakunya adalah akhlak yang buruk (al – akhlak al – mazmumah).
Akhlak mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam islam. Bahkan boleh dinyatakan bahwa tujuan seseorang beragama adalah terciptanya individu dan masyarakat yang berakhlak mulia. Al – quran banyak memuat secara spesifik ayat – ayat yang berbicara masalah akhlak sehingga bisa kita simpulkan bahwa manusia dalam kehidupannya bahkan selalu wajib untuk memiliki akhlak yang baik.
Kerjasama
Kerjasama merupakan nilai-nilai akhlak yang berkaitan dengan sikap saling membantu dengan sesama manusia atau saling bekerjasama dalam menyelesaikan sesuatu. Dengan adanya kerja sama segala sesuatu akan dapat dikerjakan dengan lebih mudah dan segala hambatanpun dapat dihadapi dengan mudah, tujuan yang ingin dicapai juga akan cepat tercapai. Kerjasama ini dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan seperti dalam kehidupan sosial seperti saling bekerjasama dalam membangun sebuah panti asuhan bagi anak-anak yatim piyatu. Kerjasama juga dapat berbentuk gotong royong, seperti bergotong-royong dalam membersihkan lingkungan desa, disini masyarakat akan saling bekerjasama dalam menciptakn sebuah suasana lingkungan desa yang bersih dan nyaman dilingkungannya.
Kesabaran
Nilai akhlak berikutnya adalah kesabaran, sabar adalah sikap untuk menahan atau mampu mngendalikan diri dari emosi dan keinginan serta bertahan dalam situasi sesulit apapun dengan tidak mengeluh. Kesabaran dapat kita implementasikan dalam situasi sebagai berikut :
Sabar dalam melaksanakan perintah Allah : disini artinya kita harus sabar dalam mengerjakan segala kewajiban kita sebagai umat muslim atau segala perintah Allah seperti dalam beribadah
Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan : disini kita harus sabar dalam menghadapi berbagai cobaan yang diberikan oleh Allah, dan yakin kita bisa menyelesaikan masalah atau cobaan tersebut karena Allah tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan manusia itu sendiri.
Sabar dalam hal duniawi : sabar disini meliputi kesabaran kita dalam pergaulan sehari-hari. Seperti kesabaran dalam menghadapi orang-orang yang selalu mencela kita atau tidak senag dengan kita, sabar dengan tugas-tugas, sabar saat dimarahi orang tua, dan masih banyak lagi kesabaran-kesabaran yang harus diterapkan dalam kehidupan.
Kejujuran
Jujur adalah sikap untuk berterus terang atau mengatakan yang sebenarnya, kejujuran sangat dijunjung tinggi dalam islam, setiap muslim dituntut untuk jujur baik jujur dalam perkataan, perbuatan, maupun hati. Sikap jujur haruslah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, kita harus mengimplementasikan kejujuran tersebut pada diri kita sendiri atau pada hati kita, disini kita harus jujur dengan apa yang kita inginkan dan tidak inginkan, berikutnya, kita harus jujur dalam perkataan yaitu mengatakan yang sebenarnya sesuai dengan kenyataan dan tidak mengada-ngada, terakhir adalah jujur dalam perbuatan, disini maksudnya adalah kita harus jujur dengan kemampuan kita dan mengatakan tidak kalau memang tidak bisa dan mengatakan bisa jika kita mampu dan bisa melaksanakan sesuatu.
Dalam kehidupan sehari-hari upaya implementasi nilai-nilai akhlak sangatlah penting, dengan menerapkan nilai-nilai akhlak tersebut dalam kehidupan maka kita diharapkan dapat menjadi manusia yang memiliki kepribadian, sikap, dan perilaku yang baik selain itu dengan menerapkan nilai-nilai akhlak tersebut kita dapat menjadi manusia yang lebih taqwa kepada Allah SWT. Akhlak islam tidak hanya mencakup semua aktivitas manusia di seluruh bidang kehidupan saja, namun juga mencakup pola perilaku kepada Allah, kepada sesama manusia, hingga pola perilaku kepada alam sekitarnya (binatang, tumbuhan, dan makhluk yang tak bernyawa). Berikut akan diuraikan mengenai pengimplementasian nilai-nilai akhlak dalam kehidupan sehari-hari :
Adapun beberapa tantangan dalam membangun atau usaha manusia dalam menciptakan akhlak yang baik. Yang pertama adalah Ikhlas, karena ikhlas adalah salah satu hal yang bisa menyebabkan suatu amalan ibadah kita diterima Allah, yang kedua adalah Jujur, karena jujur adalah sifat penting dalam ajaran agama islam yang mana sangat diperlukan untuk menciptakan akhlak yang baik sehingga dalam pelaksanaannya kita sebagai manusia selalu dituntut wajib untuk selalu jujur. Selain itu, keujujuran sangat dijunjung tinggi dalam islam Allas SWT mensifati dirinya dengat sifat jujur sebagai mana disebutkan dalam QS. 4 (Al – Nisa'): 87 yang artinya: "Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Sesunggunya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat yang tidak ada keraguan terjadinya.
Dan siapakah orang yang lebih benar perkatanaan nya daripada Allah". Yang ketiga Adil, salah satu tantangan untuk menciptakan akhlak yang baik manusia juga dituntut wajib adil yang berarti seimbang, proporsional, tidak berat sebelah, karena keadilan akan memberikan sesuatu yang semestinya kepada orang yang berhak terhadap sesuatu itu. Yang keempat adalah Rendah Hati, sifat rendah hati adalah sifat – sifat yang harus dimiliki oleh seorang muslim, karena Allah SWT sangat membenci manusia yang selalu menyombongkan dirinya ini juga menjadi salah satu tantangan manusia untuk menciptakan akhlak yang baik. Yang terakhir adalah Sabar, sabar merupakan tantangan terberat manusia dalam menciptakan akhlak yang baik karena bagaimana pun juga sekuat apapun usaha manusia berjuang ataupun berusaha apabila tidak dilandasi sikap sabar maka apapun yang mereka lakukan akan selalu terasa berat.
Kesimpulannya adalah, kita sebagai manusia ataupun mahluk yang diciptakan Allah SWT dituntut wajib untuk memiliki akhlak yang baik, dan dengan berbagai tantangan yang telah diuraikan teks diatas insha Allah kita dapat memancarkan secara tidak langsung akhlak yang baik.
Didalam ajaran Islam akhlak menempati kedudukan yang sangatpenting. Islam menjadikan akhlak yang mulia sebagai bukti dari ibadah kepada Allah SWT. Sehingga umat muslim dituntut untuk terus berupaya meningkatkan akhlak-akhlak mulia agar senantiasa di rahmati Allah dalam berkehidupan di dunia maupun di akhirat. Adapun metode-metode peningkatan akhlak yang berisi prinsip umum yang dapat menyelamatkan dan meningkatkan akhlak kaum musim sebagai berikut :
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AKHLAK ISLAM
Sebelum kita mengidentifikasi upaya-upaya yang dapat meningkatan akhlak Islam, alangkah baiknya kita meningat kembali mengenai pengertian akhlak. Akhlak merupakan perilaku yang dibangun berbasis hati nurani. Meskipun ada yang mengklasifikasikannya menjadi akhlak mulia dan akhlak tercela, tetapi biasanya akhlak erat kaitannya dengan perilaku terpuji yang berakar dari iman. Akhlak mulia bersumber pada nilai-nilai yang terkandung pada Al-quran dan Al-sunnah. Dibawah ini terdapat beberapa contoh akhlak mulia, seperti:
1) Akhlak kepada Allah
= dengan cara beriman kepada Allah semata (Tauhid)
= menghindari perbuatan syirik atau menyekutukan Allah
= komitmen dengan ajaran islam dan ber ijtihad
= mentaati segala perintah dan larangan Allah, senantiasa bersyukur, berzikir, tawakkal dan takwa kepada Allah.
2) Akhlak kepada Rasulullah SAW
= dengan cara taat kepada Rasul sebagai bukti pertanda iman.
= Tidak menyimpang dari Rasul dan mengada-ada dalam bidang ibadah.
= Senantiasa mendoakan dan mengucapkan shalawat pada Rasul
3) Akhlak kepada keluarga
= dengan cara berbakti, menghormati dan mendoakan orantua.
= Kepada isteri/suami dan anak selalu menjaga ketenangan & kedamaian
Peran Aqidah, Syariah dan Akhlak dalam PembentukanManusia Takwa
Takwa merupakan manifestasi kepahaman seorang Muslim akan kebaikan dankeburukan serta perintah dan larangan Allah SWT
Ketakwaan adalah cermin sinergi dari Aqidah, Syariah dan Akhlak, seperti yang tersirat dalam Q.S Al-Baqarah 2: 2-3, 177.
Muttaqiin, adalah mereka yang berhasil menyatukan seluruh pokok ajaran agama danmenyeimbangkan akal dan nafsu serta menunjukkan totalitas identitas sebagai Mukmin
Tantangan zaman sukses dihadapi dengan keteguhan dalam keimanan, kesungguhandalam kepatuhan ibadah, dan pengamalan nilai agama dengan bulat hati dan ikhlas.
Sekian,
Terima Kasih
INTEGRASI AKIDAH , SYARIAH, DAN AKHLAK ISLAM
Dalam subpokok integrasi akidah, syariah, dan akhlak islam, yang akan di paparkan disini adalah tentang akidah,syariah dan aklah islam dalam definisi dan integrasi. Akidah secara etimologis berasal dari kata 'aqada ya'qidu 'aqdan. Artinya simpul atau ikatan dari dua utas tali dalam satu buhul sehingga menjadi tersambung. Aqida berarti pula janji yang kokoh, karena janji merupakan ikatan kesepakatan antara dua pihak yang mengadakan perjanjian. Akidah menurut terminologi adalah sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang dan menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan atau bias disebut dengan keyakianan.
Syariah menurut bahasa berarti jalan. Secara terminologi syariah berarti sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Syariah merupakan aspek norma, aturan atau hukum ajaran Islam. Keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari aqidah Islam. Syariah Islam diturunkan Allah kepada manusia sebagai pedoman yang memberikan bimbingan dan pengarahan agar manusia dapat menjalani hidup di dunia ini dengan benar sesuai kehendak allah. Menjalankan syariah merupakan bukti dan wujud keimanan dalam Islam.
1. Metode Taat Syari'at
Metode ini berupa pembenahan diri, yakni membiasakan diri dalam hidup sehari-hari untuk melakukan kebajikan dan hal-hal bermanfaat sesuai dengan ketentuan syari'at, aturan-aturan negara, dan norma-norma kehidupan bermasyarakat. Di samping itu berusaha untuk menjauhi hal-hal yang dilarang syara' dan aturan-aturan yang berlaku. Metode ini sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja dalam kehidupan sehari-hari. Hasilnya akan berkembang sikap dan perilaku positif seperti ketaatan pada agama dan norma-norma masyarakat, hidup tenang dan wajar, senang melakukan kebajikan, pandai menyesuaikan diri dan bebas dari permusuhan.
2. Metode Pengembangan Diri
Metode yang bercorak psiko-edukatif ini didasari oleh kesadaran atas kekuatan dan kelemahan diri yang kemudian melahirkan keinginan untuk meningkatkan sifat-sifat baik dan sekaligus menghilangkan sifat-sifat buruk.
Dalam pelaksanaannya dilakukan pula proses pembiasaan (conditioning) seperti pada "Metode Taat Syari'at" ditambah dengan upaya meneladani perbuatan dari pribadi-pribadi yang dikagumi. Membiasakan diri dengan cara hidup seperti ini secara konsisten akan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan dan sifat-sifat terpuji yang terungkap dalam kehidupan pribadi dan kehidupan bermasyarakat. Metode ini sebenarnya mirip dengan metode pertama, hanya saja dilakukan secara lebih sadar, lebih disiplin dan intensif serta lebih personal sifatnya daripada metode pertama.
3. Metode Kesufian
Metode ini bercorak spiritual-religius dan bertujuan untuk meningkat kan kualitas pribadi mendekati citra Insan Ideal (Kamil). Pelatihan disiplin diri ini menurut Al Ghazali dilakukan melalui dua jalan yakni al-mujaahadah dan al-riyaadhah. Al Mujaahadah adalah usaha sungguh-sungguh untuk menghilangkan segala hambatan pribadi (harta, kemegahan, taklid, maksiat). Al-Riyaadhah adalah latihan mendekatkan diri pada Tuhan dengan selalu berusaha meningkatkan kualitas ibadah. Kegiatan sufistik ini berlangsung di bawah bimbingan seorang Guru ahli, kemampuan dan wewenangnya sebagai Mursyid. Di antara ketiga metode tersebut, metode kesufian dianggap tertinggi oleh Al Ghazali dalam proses peningkatan derajat keruhanian, khususnya dalam meraih akhlak terpuji.
Akidah takkan sempurna tanpa syariah. Dua unsur ini saling terintegrasi dan membentuk pola atau sistem rangkaian seri dimana di dalam akidah harus ada syariah dan di dalam syariah harus ada akidah pula. Dalam bahasan ini pula akhlak tidak terlepas dari akidah da syariah, karena akhlak merupakan pola tingkah laku yang timbul sebagai manifestasi dari aspek keyakinan dan ketaatan pada norma. Akhlak mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Islam. Bahkan boleh dinyatakan bahwa tujuan seseorang beragama adalah terciptanya individu dan masyarakat yang berakhlak mulia. Tujuannya supaya manusia menjadi orang-orang yang bertakwa, yang berarti menjauhi perbuatan buruk dan senantiasa melakukan perbuatan baik.
Jadi, dalam bahasan pembelajaran ini akidah, syariah, dan akhlak islam saling membangun dalam suatu integrasi yang menjadikan norma, pola perilaku, dan perbuatan yang baik dan buruk dalam kehidupan dapat di pahami, bagaimana manusia bersikap, berhubungan dengan tuhan dan sesame manusia bersinergi dengan norma, aturan dan ajaran islam. Tujuan dari integrasi ini adalah membangun manusia yang taat akan agama dan memahami hal yang baik dilakukan dan hal yang buruk utnuk dilakukan.
E. Disiplin dalam Masyarakat
F. Disiplin dalam Penggunaan Waktu
Hidup bermasyarakat adalah fitrah manusia. Dilihat dari latar belakang budaya, setiap manusia memiliki latar belakang yang berbeda. Karenanya, setiap manusia memiliki watak dan tingkah laku yang berbeda, namun dengan bermasyarakat, mereka tentu memiliki norma-norma dan nilai-nilai kemasyarakatan serta peraturan yang disepakati bersama, yang harus dihormati dan dihargai. Sebagai bangsa Indonesia yang religius dan berfalsafah Pancasila, tentunya kita harus menaati dan mematuhi nilai-nilai dan norma-norma serta adat yang berlaku pada masyarakat kita
Dalam menggunakan waktu perlu diperhatikan dengan saksama. Waktu yang sudah berlalu tak mungkin akan kembali lagi. Demikian pentingnya arti waktu sehingga berbagai bangsa di dunia mempunyai ungkapan yang menyatakan, "waktu adalah uang",peribahasa Arab menyatakan, "waktu adalah seperti pedang", dan "waktu adalah seperti emas". Kita orang Indonesia menyatakan, "sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna".
Berikut Perbuatan Amal Shaleh Yang Perlu Kita Tingkatkan Untuk Memajukan Umat Islam Saat Ini :
A. Disiplin dalam Belajar
Tugas seorang pelajar adalah belajar dengan tekun. Dalam hal ini para pelajar dituntut untuk bekerja keras dalam membaca dan menelaah pelajaran. Orang yang senang membaca akan memperoleh ilmu yang banyak. Belajar hendaknya dijauhkan dari hal-hal yang kurang baik (negatif), seperti keramaian, video game, kenakalan remaja atau hal-hal yang kurang baik bagi seorang pelajar. Sebab, pelajar yang sudah mengenal pergaulan di luar rumah akan berakibat fatal. Mereka akan mengabaikan pelajaran di sekolah. Dalam hal ini orang tua mempunyai peranan sangat penting. Mereka harus dapat mengarahkan anak-anaknya agar gemar membaca hal-hal yang positif.
B. Disiplin dalam Bekerja
Disiplin dalam bekerja adalah modal dasar untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Seorang muslim harus disiplin dalam bekerja, giat berusaha, tidak mengandalkan orang lain, atau bermalas-malasan sambil menantikan uluran tangan orang lain. Rasulullah memberikan contoh, sebaik-baik penghasilan adalah usaha sendiri dan penghidupan yang bersumber dari penghasilan usahanya itu. Oleh karena itu, hendaklah rajin dan disiplin dalam bekerja, agar mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dengan tidak lupa mengingat Allah.
C. Disiplin dalam Berlalu Lintas
Untuk mencapai ketertiban di jalan raya, setiap pemakai jalan hendaknya mempunyai kesadaran untuk menaati peraturan lalu lintas dalam bentuk rambu-rambu lalu lintas. Untuk menghindari kecelakaan, hindarkanlah gaya kebut-kebutan, sok gengsi kalau diddahului oleh pengendara lain. Apabila masing-masing individu sudah mempunyai kesadaran dalam berlalu lintas maka terciptalah kedisiplinan di jalan raya. Begitu juga dalam melengkapi surat-surat, pengendara harus memiliki STNK dan SIM. Sebab, seseorang baru diperbolehkan mengendarai sepeda motor atau mobil apabila memiliki SIM (Surat lzin Mengemudi), dan semuanya ini diatur dalam undang-undang lalu lintas.
D. Disiplin dalam Beribadah
Manusia sebagai makhluk Allah yang paling tinggi derajatnya dengan diberi akal untuk berpikir hingga dapat membedakan antara yang benar dan yang batil bahkan untuk mengolah alam semesta. Maka, sudah sepantasnyalah manusia mendekatkan dirinya kepada Allah atau bersyukur dengan meningkatkan ibadahnya kepada Allah. Manusia mengemban amanat yang paling besar, yaitu amanat ibadah dan amanat khalifah. Amanah ibadah artinya manusia wajib menyembah serta tunduk dan patuh hanya kepada Allah
Implementasi Nilai-Nilai Akhlak Dalam Islam
1. Bekerja dengan ikhlas karena Allah SWT.
Ini merupakan hal dan landasan terpenting bagi seorang yang bekerja. Artinya ketika bekerja, niatan utamanya adalah karena Allah SWT. Ia sadar, bahwa bekerja adalah kewejiban dari Allah yang harus dilakukan oleh setiap hamba. Ia faham bahwa memberikan nafkah kepada diri dan keluarga adalah kewajiban dari Allah. Ia pun mengetahui, bahwa hanya dengan bekerjalah ia dapat menunaikan kewajiban-kewajiban Islam yang lainnya, seperti zakat, infak dan shodaqah. Sehingga ia selalu memulai aktivitas pekerjaannya dengan dzikir kepada Allah.
2. Disiplin, tekun dan sungguh-sungguh dalam bekerja.
Implementasi dari akhlak menurut ajaran islam dalam hal bekerja adalah Disiplin/kedisiplinan. Ia sadar bahwa kehadiran tepat pada waktunya, menyelesaikan apa yang sudah menjadi kewajibannya secara tuntas, tidak menunda-nunda pekerjaan, tidak mengabaikan pekerjaan, adalah bagian yang tidak terpisahkan dari esensi bekerja itu sendiri yang merupakan ibadah kepada Allah SWT. Dalam sebuah hadits, riwayat Aisyah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, dia itqan (baca ; menyempurnakan) pekerjaannya." (HR. Thabrani).
Dalam mewujudkan nilai-nilai ibadah yang dilakukan oleh setiap insan, diperlukan akhlak dan etika yang membingkainya, sehingga nilai-nilai luhur tersebut tidak hilang sirna sia-sia. Implementasi akhlak dan etika adalah salah satu contohnya dalam hal bekerja menurut Islam adalah :
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
10/14/2016
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
10/14/2016
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Edit Master text styles
10/14/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Edit Master text styles
10/14/2016
#
10/14/2016
#
10/14/2016
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Edit Master text styles
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
10/14/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
10/14/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
10/14/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
10/14/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
10/14/2016
#
Click to edit Master title style
Edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
10/14/2016
#