Inkompatibilitas ABO
Ikterus adalah masalah neonatus yang umum ditemukan. Peningkatan bilirubin yang disertai ikterus ini dapat merupakan proses fisiologis pada bayi baru lahir, namun dapat pula 1
menunjukkan suatu proses patologis.
Ikterus dapat merupakan suatu pertanda adanya penyakit (patologik) atau adanya gangguan fungsional (fisiologik). Dikatakan ikterus patologik apabila di dapati ikterus dengan dasar patologik atau kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia yaitu bila peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg/dl atau lebih setiap 24 jam atau konsentrasi bilirubin serum lebih dari 15 mg/dl (250 μmol/L) pada bayi cukup bulan dan 12 mg/dl (250 μmol/L) pada 1,2
bayi kurang bulan.
Hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir sebagian besar disebabkan oleh bilirubin Indirek yang dapat memberikan efek toksik pada otak dan dapat menimbulkan kematian atau cacat seumur hidup, oleh sebab itulah maka setiap bayi yang mengalami ikterus harus mendapat 1-3
perhatian, meskipun tidak semuanya memerlukan pemeriksaan atau pengobatan yang khusus.
Penyebab hiperbilirubinemia pada neonatus banyak, namun penyebab yang paling sering adalah penyakit hemolitik neonatus, antara lain karena inkompatibilitas golongan darah (Rh, .1-3
ABO), defek sel darah merah (defisiensi G6PD, sferositosis) lisis hematom dan lain-lain
Pada Inkompatibilitas ABO, hiperbilirubinemia lebih menonjol dibandingkan dengan anemia dan timbulnya pada 24 jam pertama. Reaksi hemolisis terjadi selagi zat anti dari ibu masih terdapat dalam serum bayi.
3
Diagnosis pasti inkompatibilitas ABO adalah dengan menemukan immunoglobulin G ibu yang bereaksi dengan deng an eritrosit pada bayi. Akan tetapi hal ini sulit dilakukan sehingga diagnosis dapat ditegakkan dengan adanya anemia hemolitik pada bayi dengan golongan darah A atau B yang lahir dari ibu golongan darah O, adanya test Coombs direk dan indirek yang positif serta 2,3
didukung dengan peningkatan mikrosferosit pada darah tepi bayi.
Tidak ada penatalaksanaan khusus pada bayi dengan ikterus karena inkompatibilitas ABO selain penatalaksanaan hiperbilirubinemia secara umum. Katz dan kawan-kawan (1982) menemukan bahwa 62% bayi yang mengalami hemolitik memerlukan pengobatan dan yang 3
paling sering diperlukan adalah fototerapi.
Saat ini foto terapi telah dikenal sebagai tindakan yang aman dan efektif untuk 2-6
menyembuhkan hiperbilirubinemia dan mengurangi perlunya transfusi tukar.
Penatalaksanaan
foto terapi pada bayi yang dirawat di rumah sakit dengan usia gestasi 35 minggu atau lebih 4
menggunakan pedoman menurut American Academy of pediatrics.
Indikasi transfusi tukar menurut American Academy of Pediatrics adalah apabila bayi menunjukkan tanda-tanda ensefalopati bilirubin akut atau apabila kadar bilirubin total ≥25 mg/dl pada bayi usia gestasi 35 minggu atau lebih.
2-5
Inkompatibilitas ABO adalah kondisi medis dimana golongan darah antara ibu dan bayi berbeda sewaktu masa kehamilan. Terdapat 4 jenis golongan darah, yaitu A, B, AB dan O. Golongan darah ditentukan melalui tipe molekul (antigen) pada permukaan sel darah merah. Sebagai contoh, individu dengan golongan darah A memiliki antigen A, dan golongan darah B memilki antigen B, golongan darah AB memiliki baik antigen A dan B sedangkan golongan darah O tidak memiliki antigen. Golongan darah yang berbeda menghasilkan antibodi yang berbeda-beda. Ketika golongan darah yang berbeda tercampur, suatu respon kekebalan tubuh terjadi dan antibodi terbentuk untuk menyerang antigen asing di dalam darah. Inkompatibilitas ABO seringkali terjdai pada ibu dengan golongan darah O dan bayi dengan golongan darah baik A atau B. Ibu dengan golongan darah O menghasilkan antibodi anti-A dan anti-B yang cukup kecil untuk memasuki sirkulasi tubuh bayi, menghancurkan sel darah merah janin. Penhancuran sel darah merah menyebabkan peningkatan produksi bilirubin, yang merupakan produk sisa. Apabila terlalu banyak bilirubin yang dihasilkan, akan menyebabkan ikterus pada bayi. Bayi dengan ikterus akan memerlukan fototerapi atau transfusi ganti untuk kasus berat. Apabila bayi tidak ditangani, bayi akan menderita cerebral palsy. Sampai saat ini, tidak ada pencegahan yang dapat
memperkirakan inkompatibilitas ABO. Tidak seperti inkompatibilitas Rh, inkompatibilitas ABO dapat terjadi pada kehamilan pertama dan gejalanya tidak memburuk pada kehamilan berikutnya.