Nama : Zenita Kasih Setyani NIM
: 09/282806/KU/13332 INVISIBLE BARRIER
Dalam artikel B. J. Lee (NewsWeek Juni 2001), diceritakan mengenai Masyarakat Korea Selatan sangat sangat mencintai produk produk dalam negeri mereka . Meskipun dealer mobil buatan buatan luar negeri negeri di Korea Korea Selatan berusaha berusaha keras menciptakan inovasi inovasi baru dalam memasarkan produkya produkya , tetapi hal tersebut tidak membuat masyarakat Korea Selatan mencondongkan pilihan mereka pada produk produk luar negeri. negeri. Rendahnya daya b eli tersebut dikarenakan oleh semangat patriotisme patriotisme warga yang tinggi tinggi yang sudah dibangu dibangun n sejak kejayaan Korea Selatan Selatan pada Perang Perang Dunia Dunia II . Sebagian besar warga lebih memilih membeli mobil buatan dalam negeri, seperti buatan Hyundai, Kia, atau Daewoo, dib andingkan mobil-mobil mobil -mobil buatan luar negeri yang kualitasnya tidak kalah bagus.
Masyarakat mengangga menganggap p membeli barang import adalah adalah penghianat penghianat
karena rasa rasa
nasionalisme dan kebanggaan yang tinggi tinggi pada negaranya. B ahkan pemakai beberapa barang import, seperti ro kok, mendapat hukuman penjara. Orang -orang yang berpergian ke luar negeri negeri dan pengguna barang barang -barang import diperiksa karena dicurigai telah berlaku curang dalam pembayaran pajak. Walaupun hal -hal tersebut sudah tidak tidak berlaku saat ini, namun pola pola pikir tersebut masih melekat kuat pada masyarakat. Selama krisis keuangan Asia saja (1997), banyak pejabat menanggap turunnya mata uang uang Korea adalah akibat dari pembelian barang -barang import. Hal ini tentu saja menimbulkan kemarahan kemarahan masyarakat dan semakin menumbuh menumbuh kan sikap anti terhadap barang buatan luar negeri.
Miskipun banyak dorongan arus globalisasi maupun kebijakan pemerintahan yang memotong tarif i mport sampai 8%, pajak, dan dan peraturannya sehingga menjadikan Korea Selatan sebagai pasar mobil paling terkemuka di dunia, tetapi hal tersebut tidak membuat masyarakatnya lebih memilih membeli mobil luar negeri. negeri. Masyarakat telah menjadikan barang mewah seperti mobil sebagai simbol patriotisme dan kebanggaannya terhadap bangsanya. Sikap tersebut menjadi penghalang/rintangan tidak terlihat yang sulit ditembus oleh para importir, karena
menjadi mekanisme yang berjalan dengan sendirinya di dalam masyarakat . Mencerminkan keberhasilan penanaman ideologi dari pemerintah, baik secara positif maupun negatif tentang nasionalisme dan patriotism. Semangat nasionalisme dan patriotisme tersebut telah menjadikan Korea Selatan negeri yang mandiri yang tidak banyak bergantung kepada luar negeri.
Jika pada masyarakat Korea Selatan membeli produk luar negeri adalah suatu hal yang tidak membanggakan, tetapi pada masyarakat Indonesia justru menjadi suatu lambang prestige (harga diri) bagi beberapa orang. Produk luar negeri membanjiri pasar an, budaya korupsi yang hanya mementingkan dirinya sendiri, serta perusakan alam dan lingkungan yang menggerogoti kesuburan negeri, bahkan peperangan antar suku/daerah telah memperlihatkan bahwa semangat nasionalisme dan patriotisme yang kita punya
kurang tertanam kuat dalam
masyarakat. Rasa bangga dan cinta tanah air yang terus dipertahankan oleh masyarakat Korea patut kita tiru. Semangat nasionalisme dan patriotisme dapat dipupuk mulai dari hal -hal kecil, seperti tidak malu membeli produk buatan dalam negeri, menyaring kebudayaan luar y ang masuk, mengembangkan semangat persaudaraan antar daerah, menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitar, mendukung keputusan pemerintah, bahkan mendukung tim nasional dalam pertandingan sepak bola melawan negeri lain adalah salah satu bentuk patriotis me yang perlu dikembangkan. Sebagai bagian dari negeri ini, kita harus bangga dan cinta tanah air kita apa adanya dengan menerima setiap kelebihan dan kekurangannya. Segala kelebihan produk ± produk luar negeri seharusnya dapat menjadi tolak ukur bagi Indonesia untuk dapat lebih meningkatkan kualitas. Dengan kondisi masyarakat Indonesia yang sekarang sudah menjadi masyarakat yang konsumtif terutama untuk produk luar. Indonesia dapat lebih meminimkan promosi ± promosi dan pemasukan produk ± produk luar yang akan masuk dan dipasarkan di Indonesia dan pemerintah juga dapat memberikan pajak yang cukup tinggi khusunya untuk produk
± produk luar agar masyarakat dalam berfikir untuk
menggunakannya. Dan pemerintah juga harus lebih mendukung UKM ( usaha kecil menenga h) yang memang sudah ada, agar dapat berkembang bukan hanya di dalam tapi juga di luar negeri.
Bukan penanaman dengan paksaan tetapi kesadaran pribadi akan rasa patriotisme dan nasionalisme itu yang harus ada dalam setiap warga Indonesia .