1
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Program swasembada daging nasional pada dasarnya adalah kegiatan peningkatan populasi ternak dan pemenuhan kebutuhan protein hewani secara mandiri dengan mengurangi ketergantungan impor. Disisi lain, dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, kebutuhan protein hewani pun akan semakin meningkat pula. Oleh karena itu, diperlukan diversifikasi penyediaan sumber protein hewani selain dari ternak besar maupun unggas. Kelinci merupakan ternak alternatif yang mempunyai peluang sebagai penyedia sumber protein hewani yang sehat dan berkualitas tinggi. Ternak kelinci awalnya merupakan hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak 2000 tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan percobaan. Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir seluruh dunia. Ternak kelinci dapat dijadikan sebagai alternatif dalam penganekaragaman sumber protein hewani karena kelinci dapat dimanfaatkan sebagai sumber daging. Ternak kelinci banyak dipelihara oleh masyarakat secara tradisional. Pemeliharaan secara tradisional dilakukan dengan cara dilepas tanpa menggunakan kandang yang khusus dan tanpa manajemen pakan yang baik. Namun pada peternakan kelinci skala besar, kelinci diternakkan dengan cara dikandangkan
menggunakan
kandang
yang
khusus
dengan
manajemen
pemeliharaan yang baik. Ternak kelinci bersifat prolifik dan jarak beranak yang pendek sehingga mampu menghasilkan jumlah anak yang cukup tinggi pada satuan waktu yang singkat (per tahun) sehingga dikenal sebagai penyedia daging yang handal. Berbagai keuntungan ekonomi ternak kelinci pada usaha skala kecil dan
2
menengah antara lain: kebutuhan modal tetap dan modal kerja yang relatif kecil, pakan tidak tergantung pada bahan baku impor dan mampu mengkonsumsi hijauan dan produk limbah secara efisien dan tidak bersaing dengan pangan, mudah beradaptasi terhadap lingkungan dan mudah dibudidayakan, tidak membutuhkan lahan luas, dapat memanfaatkan limbah pertanian dan limbah industri pangan, menghasilkan daging secara efisien, menghasilkan beragam produk seperti daging, kulit, kulit-bulu, pupuk organik, kelinci hias, kualitas daging dan protein tinggi serta rendah kolesterol. Semua manfaat tersebut dapat menjadi tambahan pendapatan peternak. Usaha peternakan kelinci selain sebagai pemenuhan gizi (subsisten) perlu adanya dukungan untuk mengarah pada usaha komersial berorientasi pasar. Melihat potensi secara komoditi dan kecenderungan masyarakat dalam usaha ternak kelinci, maka diperlukan manajemen usaha yang baik agar dapat meningkatkan
penghasilan
yang
maksimal.
Dalam
peternakan
kelinci,
kelangsungan hidupnya akan sangat tergantung perhatian dan tatalaksana pemeliharaan dari peternaknya. Jenis, jumlah, dan mutu pakan yang diberikan sangat menentukan pertumbuhan, perkembangan, kesehatan, dan produksi. Namun, hal tersebut juga harus diatur dalam tatalaksana pemeliharaan kandang kelinci yang baik dan nyaman bagi ternak kelinci itu sendiri sehingga mengarah pada animal welfare. welfare. Kelinci
merupakan
salah
satu
jenis
ternak
yang
mudah
dalam
pemeliharaannya. Di Indonesia terdapat berbagai ber bagai jenis kelinci, namun sangat sulit mengetahui yang merupakan asal lokal karena banyaknya ternak kelinci yang datang ke Indonesia. Banyak faktor yang menyebabkan mengapa ternak kelinci tidak
begitu
populer
di
tengah
masyarakat
pada
saat
ini
sehingga
dalam perkembangannya ternak kelinci tidak begitu berkembang dan kebanyakan ternak kelinci hanya digunakan untuk ternak hiasan atau untuk mainan. Indonesia sangat cocok untuk pengembangan ternak kelinci selain mudah dalam perawatannya dan tersedianya sumber makanan kelinci yang cukup juga minat masyarakat yang mulai tumbuh terhadap ternak kelinci.
3
1.2
Identifikasi Masalah
1. Bagaimanakah persiapan kandang dan lokasi kandang. 2. Bagaimanakah bentuk kandang kelinci. 3. Apa sajakah sistem perkandangan kelinci. 4. Apa sajakah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bangunan perkandangan kelinci. 5. Apakah persyaratan kandang yang ideal untuk kelinci. 6. Bagaimanakah cara membuat kandang kelinci yang baik.
1.3
Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui persiapan kandang dan lokasi kandang. 2. Mengetahui bentuk kandang kelinci. 3. Mengetahui sistem perkandangan kelinci. 4. Mengetahui
hal-hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
perkandangan kelinci. 5. Mengetahui persyaratan kandang yang ideal untuk kelinci. 6. Mengetahui cara membuat kandang kelinci yang baik.
bangunan
4
II KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kelinci pada awalnya adalah hewan liar yang sulit dijinakkan. Tetapi sejak dua puluh abad yang silam hewan ini sudah mulai dijinakkan. Pada umumnya tujuan pemeliharaan kelinci adalah untuk ternak hias, penghasil daging, kulit dan untuk hewan percobaan. Manfaat lain yang bisa diambil dari kelinci adalah hasil ikutannya yang dapat dijadikan pupuk, kerajinan dan pakan ternak. Produk ikutan yang dimaksud adalah produk selain produk utama. Daging dan kulit/bulu merupakan produk utama ternak kelinci, tetapi dapat juga dikatakan bahwa salah satunya (daging atau kulit) adalah produk ikutan. Hal ini tergantung pada sistem dan tujuan pemeliharaan/budidaya serta jenis kelinci tersebut. Sebagai contoh, kelinci jenis Rex atau Angora yang diternakkan untuk memproduksi bulu, maka daging adalah produk ikutan. Beberapa produk ikutan lainnya yang diperoleh secara bersamaan adalah kepala, darah, kaki, tulang dan ekor. Sementara itu, kotoran dan urin ternak kelinci disebut produk sampingan (Kartadisastra, 2001). Semula kelinci adalah hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci mulai dijinakkan sejak 2000 tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan percobaan. Menurut Sarwono, (2001) menyatakan bahwa dalam memelihara ternak kelinci, harus ada tujuan dari produk utama yang diinginkan, hal ini untuk menunjang keberhasilan dalam usaha ternak kelinci, karena dengan adanya tujuan pemeliharaan maka akan memudahkan dalam penentuan pakan, manajemen kandang, reproduksi, dan pemasaran. Aspek reproduksi memegang peranan penting dalam rangka pertambahan jumlah populasi. Beberapa jenis kelinci yang menonjol ditemui di Indonesia saat ini antara lain: kelinci Angora yang merupakan kelinci penghasil wool, warna putih, dengan bobot dewasa 2,7 kg, berasal dari Perancis (Sarwono, 2001). Kelinci Lop, bertubuh padat, bobot dewasa 4-5 kg, warna kombinasi kuning, coklat, hitam dan
5
putih dengan telinga lebar, panjang dan tebal, bobot badan anak 1,8 kg pada umur 9 minggu; kelinci New Zealand White dari New Zealand merupakan kelinci albino, pada umur 8 minggu bobot badan anak 1,8 kg, bobot dewasa 4,5 sampai 5 kg; kelinci Rex merupakan hewan hobi, kontes dan pameran serta penghasil kulit rambut (fur), daging (Food) dan fancy (Cheeke; dkk, 1987). Selama ini peternakan kelinci di Indonesia masih diusahakan sebagai peternakan
keluarga
yang
bersifat
sambilan.
Kegiatan
budidaya
dan
manajemennya masih sangat sederhana. Sebagai alternatif, usaha peternakan kelinci sebenarnya dapat dikembangkan dalam bentuk perusahaan peternakan, sehingga produksi kelinci dapat ditingkatkan sesuai dengan target, mutu dan permintaan pasar yang berkembang (Sarwono, 2001). Kelinci mempunyai potensi biologis yang tinggi, yaitu kemampuan reproduksi yang tinggi, cepat berkembang biak, interval kelahiran yang pendek, prolifikasi yang sangat tinggi, mudah pemeliharan dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Keuntungan lainnya yaitu pertumbuhan yang cepat, sehingga cocok untuk diternakkan sebagai penghasil daging komersial. Kelinci penghasil daging memiliki bobot badan yang besar dan tumbuh dengan cepat, seperti Flemish Giant, Chinchilla, New Zealand White, English Spot dan lainnnya (Raharjo;dkk, 2004). Tingkat produktivitas ternak kelinci dalam menghasilkan daging lebih tinggi dibandingka dengan ternak sapi, sebagaimana pernyataan Ensminger et al. (1990). Menurut Raharjo (1994), beberapa aspek yang menarik dari potensi produksi kelinci antara lain: kelinci merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi, kelinci cepat berkembang biak (8-10 ekor/kelahiran) karena dapat dikawinkan setiap waktu bila telah mencapai dewasa kelamin (umur 4-8 bulan), memiliki masa kebuntingan yang pendek (30 hari), kulitnya dapat dibuat jas, mantel, peci, mainan anak-anak, kerajinan dan kotorannya digunakan sebagai pupuk kandang serta mudah dipelihara. Kelinci dimanfaatkan sebagai hewan percobaan, hewan kesayangan dan sebagai alat peraga, produk dari kelinci juga disukai masyarakat, karena dagingnya lembut dan rasanya enak.
6
Potensi kelinci tidak hanya sebagai penghasil daging yang sehat, juga sebagai penghasil kulit bulu (fur) dan wool. Menurut Schlolaut (1981), bahwa kelinci Angora dengan bobot badan 4 kg, akan menghasilkan 800 gram wool per tahun atau 225 g/kg bobot hidup, yaitu tiga kali lipat dari pada domba dengan bobot hidup 65 kg, dengan rataan produksi wool 4,5 kg atau 65 g wool per kilogram bobot hidup, sedangkan Rex dan Satin merupakan kelinci penghasil fur. Fur dari kelinci Rex mempunyai karakteristik yang halus, tebal dan panjangnya seragam, tidak mudah rontok dan penampilan yang menarik seperti beludru, sedangkan Satin berbulu panjang, lebat dan mengkilap, sehingga dapat dijadikan bahan garmen dengan nilai ekonomis yang tinggi. Selain itu kotoran kelinci merupakan sumber pupuk kandang yang baik, karena mengandung unsur hara N, P dan K yang cukup tinggi, dan karena kandungan proteinnya yang tinggi (18% dari berat kering), sehingga kotoran kelinci masih dapat diolah menjadi pakan ternak. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging adalah memberdayakan ternak-ternak yang pernah ada tetapi kemudian terlupakan seperti kelinci. Sifat keunggulan ternak kelinci antara lain mampu tumbuh dan berkembang biak dengan cepat, mempunyai konversi pakan secara efisien dan tidak memmerlukan lahan yang luas (Sitorus et al, 1982).
7
III PEMBAHASAN
3.1
Persiapan Kandang dan Lokasi Kandang
Seperti halnya manusia memerlukan tempat berteduh, maka kelinci pun juga memerlukan tempat untuk hidup yang layak. Jika manusia memerlukan rumah, maka kelinci membutuhkan kandang sebagai tempat berlindung agar terhindar dari terik matahari, basah karena hujan, kedinginan karena angin pada malam hari. Kandang terbuat dari kayu atau bambu, kawat ram, atapnya bisa dari seng, genting, fiber glass atau asbes. Kandang dapat ditempatkan dibelakang rumah. Kandang dibuat beberapa tingkat yang bertujuan untuk menghemat lahan yang akan ditempati. Kandang juga dibuat beberapa kolong atau sekat untuk memisahkan antara kelinci yang berbeda jenis. Biasanya kandang kelinci dibuat dengan tinggi 1,8 meter, panjang 2,4 meter dan lebar 0,9 meter. Kandang ditempatkan di dekat rumah supaya terjangkau keamanannya. Namun yang terpenting kandang harus terpisah dengan rumah, sebab kelinci yang dikandang di dalam rumah tanpa perawatan khusus dapat menimbulkan bau tidak sedap bagi penghuni rumah dan juga tidak baik untuk kesehatan (Sarwono 2001). 3.2
Bentuk Kandang Kelinci
Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk (Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya), kandang jantan (khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar) dan kandang anak lepas sapih. Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan dan betina. Kandang berukuran 200×70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50×30x45 cm. Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yang tahan pecah dan mudah dibersihkan (Sarwono 2001).
8
Menurut Sarwono (2001), bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi: 1.
Kandang Sistem Postal; merupakan kandang tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda.
2.
Kandang Sistem Ranch; merupakan kandang yang dilengkapi dengan halaman pengumbaran
3.
Kandang Battery; merupakan kandang yang berbentuk sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Batter y (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid).
Daya tampung disesuaikan dengan tipe dan umur kelinci, sebagai berikut:
3.3
Sistem Perkandangan Kelinci
Menurut Tim Redaksi Alam Tani (2015), secara umum terdapat dua sistem perkandangan yang sering dipakai dalam beternak kelinci, yakni kandang kelinci sistem tertutup dan kandang kelinci sistem terbuka. Sistem tertutup biasanya digunakan oleh para peternak intensif sedangkan sistem terbuka banyak diadopsi oleh peternak tradisional. Masing-masing sistem perkandangan memiliki keunggulan dan kelemahannya tersendiri. 1.
Kandang kelinci sistem terbuka Kandang kelinci sistem terbuka banyak diadopsi oleh peternak tradisional
dimana usaha ternak dilakukan sebagai usaha sampingan. Kandang kelinci sistem terbuka sangat sederhana, kita tinggal memberikan pagar di sekeliling areal yang akan dijadikan kandang. Pagar cukup setinggi 0,5-1 meter, yang penting kelinci tidak bisa lolos atau loncat. Sebaiknya, pagar mempunyai pondasi yang cukup
9
dalam untuk mencegah kelinci kabur dengan menggali lubang. Dalam sistem terbuka kelinci dibiarkan lepas bebas di areal kandang. Areal kandang berupa tanah terbuka, di dalam areal disediakan kandang tertutup agar kelinci bisa berteduh dan beristirahat. Dalam areal kandang harus tersedia tempat minum dan pakan. Meski beralaskan tanah, permukaan lantai kandang harus memiliki drainase baik agar kondisi tetap kering. Kelinci tidak menyukai lingkungan yang lembab. Keunggulan sistem ini, kelinci bisa berkeliaran di areal tertentu sehingga jadwal pemberian pakan tidak terlalu ketat. Kelinci bisa mengais-ngais pakan sendiri bila peternak terlambat memberikan pakan. Biaya pembangunan kandang dan perawatannya relatif lebih murah. Kelemahannya, sistem ini memerlukan lahan yang luas dan pertumbuhan daging tidak optimal karena kelinci banyak bergerak. Selain itu, proses reproduksi kurang bisa diarahkan. 2.
Kandang kelinci sistem tertutup Sistem tertutup biasa dipakai untuk usaha ternak yang lebih serius atau
intensif.
Kelebihan
sistem
ini
kebutuhan
lahannya
relatif
lebih
kecil,
perkembangan kelinci lebih terkontrol, lebih fokus pada pertumbuhan daging. Kelemahannya biaya infrastruktur lebih mahal. Untuk memulai usaha ternak kelinci dengan sistem kandang tertutup setidaknya diperlukan dua tipe kandang, yakni tipe postal dan tipe baterai. Tipe postal digunakan untuk proses perkawinan dan penyapihan anak, sedangkan tipe baterai digunakan untuk pembesaran. a.
Kandang tipe postal Kandang kelnci tipe postal biasanya digunakan untuk proses perkawinan
dan membesarkan anak kelinci sebelum disapih. Anak-anak kelinci biasanya disapih dari induknya setelah berumur 8 minggu. Kandang tipe postal kurang optimal untuk pembesaran, karena kelinci yang ada didalamnya akan l ebih banyak bergerak. Pada proses pembesaran gerakan kelinci sebisa mungkin dikurangi agar semakin banyak pakan yang dikonversi menjadi daging. Kandang tipe postal bisa diletakan di luar maupun di dalam ruangan. Bila ingin menempatkan kandang di luar ruangan sebaiknya gunakan dinding kandang dengan bahan tertutup seperti tripleks (jangan bilah bambu), fungsinya untuk menahan angin dan air hujan.
10
b.
Kandang tipe baterai Kandang kelinci tipe baterai paling cocok digunakan untuk pembearan.
Pada umumnya ukuran kandang sebesar 60x40x40 cm, lebih baik lagi disesuaikan dengan jenis kelinci yang diternakan. Semakin besar jenisnya, semakin besar pula kandangnya. Perlu diperhatikan, kandang yang terlalu luas akan membuat kelinci banyak bergerak sedangkan kandang yang terlalu sempit akan membuat stres. Kandang tipe baterai dibuat bertingkat atau bersusun seperti rak. Oleh karena itu alas kandang harus memiliki sekat untuk menampung kotoran dan air kencing kelinci. Sekat sebaiknya bisa dicopot dengan mudah untuk membersihkan kotoran. Bahan yang digunakan untuk kandang baterai bisa dari bilah bambu atau ram kawat. Khusus bagian lantai sebaiknya tidak menggunakan ram kawat karena berpotensi melukai kaki kelinci. Penempatan kandang kelinci tipe baterai bisa di luar ruangan atau dalam ruangan. Untuk kandang yang ditempatkan di luar ruangan, atap kadang harus dibuat dari bahan yang tak tembus air serta sebagian dindingnya sebaiknya tertutup. Agar angin malam atau air hujan tidak rembes ke dalam kandang.
3.4
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Bangunan Perkandangan Kelinci
Kelinci bisa ditempatkan di kandang yang modern ataupun kandang yang sangat sederhana. Namun, dalam bangunan perkandangannya hal-hal yang harus diperhatikan antara lain : 1.
Kondisi kandang Kondisi kandang meliputi : suhu, kelembaban, terik matahari, hujan, angin
dan sebagainya. Naik turunnya suhu sangat mempengaruhi kehidupan kelinci dan tidaklah menguntungkan. Kelinci lebih tahan terhadp suhu yang dingin daripada suhu panas. Oleh karena itu, terik matahari yang bisa menimpa ternak kelinci harus dihindarkan. Suhu rata-rata yang dikehendaki kelinci adalah 15-20 0C. Bila
11
suhu terlampau rendah, sehingga angka kelembaban mencapai kurang dari 60, maka kelinci mudah mendapatkan gangguan kelenjar keringat atau coryza dan apabila terlampau tinggi, organ pembela terhadap suhu menjadi terganggu. Maka kelembaban rata-rata yang dikehendaki ialah 60-90%. Demikian juga terhadap angin langsung, kelinci sangat peka terhadap agin langsung. Oleh karena itu, kandang harus pula terhindar terhadap angin langsung dan terlindung terhadap hujan. Tentu saja guna menciptakan kondisi optimal seperti dikehendaki diatas perlu adanya konstruksi yang betul. 2.
Konstruksi kandang Kandang hendakya dbangun dengan konstruksi yang bisa menjamin
terhadap segi: kondisi yang baik, kepraktisan, higienis dan lain-lain. Sehubungan dengan hal itu, maka perlu diperhatikan tentang: a.
Ventilasi Ventilasi harus cukup, sebab adanya peredaran udara segar dari luar masuk kedalam
kandang
akan
bisa
menghilangkan
udara
busuk
akibat
menguapnya air kencing dan kotoran. b.
Dinding Untuk menghindarkan angin langsung dan air hujan masuk, maka sekeliling kandng harus ada dinding, terkecuali bagian depan bisa diberi kawat kasa ataupun hilah-bilah bambu sehingga merupakan bagian semi terbuka, dan pada malam hati atau bila ada angin kencang bisa ditutup dengan goni. Dinding tersebut bisa dibuat dari bambu atau papan yang harganya murah.
c.
Cahaya Supaya di dalam kandang terang dan higiene lebih terjamin, sinar matahari pagi hendaknya bisa masuk. Sebab yang kita ketahui bahwa, sinar matahari penting untuk sanitasi.
d.
Lantai Ada berbagai macam lantai, misalnya lantai dari bilah-bilah bambu, kawat kasa, batu merah dan lain-lain. Lantai dari bilah bambu atau kawat kasa
12
lebih menghemat tenaga karena kotoran, air kencing akan jatuh atau lepas ke bawah dengan sendirinya. Sedangkan lantai dari batu merah juga bisa menghisap air kencing. Tetapi setiap kali harus dibersihkan, karena kotoran tidak bisa terlepas sendiri, walaupun dibuat agak miring. Kebutuhan bahan untuk membuat lantai sangat tergantung pada jenis bangunan kandang dan keperluan peternak. Misalnya bangunan kandang bertingkat lebih baik menggunakan bilah bambu atau kawat kasa yang di bawahnya diberi alas dari seng. e.
Ukuran Ukuran kandang sangat tergantung pada besar kecilnya kelinci dari jumlah yang dipelihara. Misalnya kandang individu buat kandang kelinci dewasa adalah sebagai berikut: -
Bagi induk kecil dengan ukuran panjang, lebar, tinggi = 90, 60, 60 cm
-
Bagi induk sedang dengan ukuran panjang, lebar, tinggi = 120, 60, 60 cm
-
Bagi induk besar dengan ukuran panjang, lebar, tinggi = 180, 60, 60 cm
3.
Perlengkapan Kandang Kandang kelinci perlu dilengkapi dengan : a. Alat makan dan alat minum Supaya kandang selalu bersih dan kelinci sewaktu-waktu bisa makan tau minum, maka perlu disediakan tempat makan dan minum. Tempat tersebut masing-masing tergantung daripada bahan yang hendak diberikan. Tempat makanan yang bahan makananannya dari rumput misalnya, cukup dibuatkan bilah-bilah bambu semacam rak, sehingga kelinci bisa makan dengan tidak menginjak-injak rumput. Tetapi untuk makanan penguat seperti katul, jagung, bungkil kelapa dan lain-lain harus ada tempat semacam kotak kecil atau kaleng-kaleng bekas. Demikian juga tempat minum, bisa disediakan dari bahan-bahan
13
semacam kaleng yang asalnya dari plastik. Bahan ini lebih bagus karena tidak bisa berkarat. Tempat makan dan minum semacam ini dimaksudkan supaya makanan bisa dihemat dn ti dak kotor. b. Sarang/kotak untuk beranak Khusus untuk kandang induk, biasanya dilengkapi dengan kotak untuk membuat sarang. Kotak tersebut bisa diletakkan didalam kandang ataupun di bagian luar, dengan kondisi yang memungkinkan, misalnya keadaan, harus tenang, induk bibit tidak dicampur dengan anak atau kelinci muda yang bisa mengganggu induk. Ukuran kotak ialah 40x30x30 cm. Bahan bisa dibuat dari papan atau kotak bekas. Kotak ini pada bagian atas harus tertutup, supaya induk yang menempati lebih tentram. Lubang ukuran masuk berukuran 15x20 cm. Untuk menjaga anak supaya tidak keluar dari sarang, lubang tersebut pada bagian bawah (dasar) perlu ada papan penghalang yang tingginya 1012 cm. Tentu saja kotak ini harus ada ventilasi dan drainase ( lubang kecil-kecil pada bagian alas sehingga air kencing bisa mengalir ke luar). Pada saat induk sudah hendak beranak, kotak perlu diberi jerami kering, atau bahan lain yang bisa dipergunakan untuk persiapan membuat sarang (AAK, 1975). 3.5
Persyaratan Kandang yang Ideal untuk Kelinci
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan dalam perkandangan kelinci. Pertama adalah, rumah kandang yaitu rumah yang melindungi kelinci dari segala faktor cuaca yang merugikan. Fungsi dari rumah ini untuk keamanan. Yang kedua yaitu kandang untuk setiap individu kelinci itu sendiri.Yang diantaranya kandang koloni untuk para anak kelinci yang baru lepas sapih dan untuk kelinci remaja. Kedua aspek diatas sering dianggap hal yang sepele. Banyak orang yang menjadikan lingkungan rumahnya untuk dijadikan arana memelihara kelinci tanpa melihat maalah dari cuaca dan keamanan klinci itu sendiri. Hal itu bisa dilakukan tapi tidak baik dalam pertumbuhan kelinci tersebut.
14
Kelinci merupakan hewan yang sensitive terhadap keadaan dan membutuhkan kondisi yang tenang. Hal ini sangat berpengaruh pada kondisi stress kelinci yang sedang hamil. Sebaiknya dihindari terlalu banyak lalu lalang orang di sekitar kandang kelinci. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penempatan kandang : 1.
Kandang tidak diperkenankan dekat dengan selokan atau tempat pembuangan sampah.
2.
Posisi kandang sebaiknya di tempat mendatar, tidak berada di lingkungan lereng bukit sehingga mengurangi dampak buruk yang ditumbulkan angin.
3.
Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan rumah, berjarak antara 10-20 meter, hal ini agar memudahkan dalam mengontrol kondisi kelinci.
4.
Sinar matahari pagi sangat penting bagi kelinci untuk itu kandang kelinci sebaiknya tersinari matahari pagi dan terlindungi matahari siang.
5.
Buat lah kondisi kandang sealami mungkin karena kelinci nyaman jika kesehariannya meyaksikan hijauan-hijauan dan yang biasa ada di habitat aslinya.
6.
Keberadaan kandang terjaga dan nyaman suhu yang baik yaitu berkisar antara 15 – 22 derajat Celsius. Kebersihan kandang pun menjadi factor mutlak yang wajib untuk selalu terjaga. Kelembaban kandang pun perlu diperhatikan hal ini utuk mengurangi resiko penyebaran penyakit.
Hal yang perlu dipikirkan jika membuat lantai kandang yaitu lantai kandnag harus memudahkan dalam pembersihan. Efektifitas menyapu dan mengepel harus menjadi prioritas. Pada umumya kandang terbuat dari semen atau tegel yang sangat efekif dlam pembersihan.Usahakan lantai mudah dialiri air dan mudah utuk dibersihkan. Hal ini diperlukan agar urin dan kotoran kelinci dapat dibersihkan, dinagkut dan ditampung untuk kemudian dpat dimanfaatkan. Lantai kandang pun biasanya dilengkapi dengan gorong-gorong yang memudahkan dalam menangani kotoran agar tidak menumpuk dan urin dapat dialiri ke tempat penampungan.
15
Prasyarat kandang yang nyaman sudah kita ketahui bersama untuk itu perlu juga diketahui kandang yang baik untuk setiap individu kelinci. Kandang yang baik bukan hanya menguntungkan kelinci saja tapi juga menguntungkan diri Anda yang merawat dan membersihkan kandang kelinci setiap hari. Hal-hal yang perlu diperhatikan : –
Kandang berbahan kayu, bamboo, kawat atau besi harus kuat dan tidak mudah rusak oleh gigitan kelinci.
–
Kandang harus memperhatikan ventilasi yang baik agar tidak pengap
–
Pintu kandang harus mudah dibuka dan dikunci agar kelinci tidak meloncat keluar.
–
Kandang dilengkapi sela-sela pada bagian alas yang memudahkan kotoran dan urine keluar serta sisa-sisa makanan. Namun jarak sela-sela jangan terlalu jauh agar kelinci tidak teperosok.
–
Kandang harus mudah dibersihkan.
–
Penempatan tempat pakan dan minum harus kokoh agar tidak mudah terbalik. Kandang yang memakai kawat lebih awet dibandingkan bahan bamboo
dan kayu. Namun kawat yang baik haruslah yang bebas karat. Modal untuk kandnag besi jika untuk jangka panjang memang lebih murah dibandingkan bahan lainnya hal ini dikarenakan kandang besi yang terawatt dapat tahan hingga 10 tahun, sedangkan kandnag bamboo dan kayu paling lama hanya 3-5 tahun. Hal ini dikarenakan sifat kelinci yang senang mengasah giginya dang menggerogoti bahan tersebut. Namun sebenarnya tidak ada patokan khusus untuk bahan dalam pembuatan kandang, namun yang harus diperhatikan aspek ekonomis dan efisiensi bahan (Rabbitranch, 2009). 3.6
Cara Membuat Kandang Kelinci yang Baik
Kelinci termasuk hewan yang menyukai kebersihan, bahkan hewan tersebut dikenal dengan hewan paling bersih didunia, oleh karena itu sistem
16
perkandangan kelinci harus didesain dengan bagus. Sebenarnya kandang kelinci yang bisa dikatakan baik itu tidak harus bagus namun harus disesuaikan sifat kelinci yang menyukai kebersihan yaitu bisa dengan dibuat sedemikian rupa agar kotoran kelinci dapat keluar dari kandang dengan sendirinya, hal ini harus diperhatikan karena bila kotoran tersebut tidak bisa keluar kandang dan terus menumpuk maka akan menimbulkan aroma bau dan pastinya menjadi sumber bakteri yang bisa membahayakan kesehatan kelinci (Deniarko, 2015), Selain itu tingkat kenyamanan kandang kelinci juga harus diperhatikan seperti sirkulasi udara yang baik supaya dalam kandangnya tidak pengap sehingga kelinci tidak mudah stres. Menurut Deniarko (2015), adapun dibawah ini cara membuat kandang kelinci yang baik, antara lain: 1.
Bentuk kandang Kandang dapat dibuat dengan bentuk bersusun, namun tepat dibawah
kandang harus terdapat jarak sebagai tempat kotorannya nanti karena apabila tidak ada akan mengakibatkan kotoran kelinci diatasnya akan jatuh tepat pada kelinci dibawahnya dan itu akan berakibat berbagai hal seperti kelinci akan terkena bakteri jahat saat lembab, pada jarak kandang tersebut bisa dibuatkan tempat khusus untuk menampung kotoran sementara sebelum dipindahkan. Selain itu kandang juga harus terdapat sirkulasi udara yang cukup supaya kelinci nyaman berada didalamnya. 2.
Ukuran kandang Apabila kalian memiliki area yang cukup luas maka sebaiknya buatlah
kandang yang lebar agar kelinci nyaman dan menghindari kelembapan, namun apabila area yang akan digunakan untuk kandang tidak luas maka bisa membuat kandang dengan luas yang minim, walaupun hal ini tidak baik untuk kelinci, namun walaupun minimum tetap harus diperhatikan ukuran lebarnya, paling tidak 4 kali ukuran besar kelinci. 3.
Alas kandang Alas kandang sebaiknya dibuat dengan bahan yang kuat supaya tidak
bergoyang saat terinjak kelinci, selain itu apabila alas tersebut terdapat celah maka
17
sebaiknya tidak terlalu lebar atau sempit karena untuk menghindarkan kelinci dari kejepit, dimasuki tikus dan yang lainnya. Alas juga sebaiknya bisa dicopot supaya mudah apabila akan membersihkannya. 4.
Tinggi kandang Untuk tingginya sendiri sebaiknya jangan terlalu pendek sebab salah satu
kesehatan kelinci ditentukan saat seringnya berdiri, maka tinggi kandang bisa ditentukan dengan ukuran panjang kelinci yang akan ditaruh didalamnya, semisal kelinci dengan panjang 50 cm maka bisa dibuat kandang dengan kelinci 60 cm. 5.
Jarak kandang Jarak antara kandang dengan tanah diusahakan minimal 30 cm agar kelinci
jauh dari kotoran sehingga dapat meminimalisir kelinci terserang bakteri yang bisa membuatnya sakit. 6.
Penempatan kandang Kandang bisa ditempatkan pada tempat teduh namun masih terjangkau
sinar matahari, apalagi sinar matahari pada pagi hari sekitar pukul 6 sampai 8 yang sangat penting untuk kesehatan kelinci, jadi usahakan sinar matahari pagi dapat masuk dalam kandang.
18
DISKUSI KELAS
1.
Nika Ulwiyah 200110130236 Pertanyaan : Bagaimana pendapat anda mengenai perbedaan tipe kandang kelinci antara tipe kandang individu dengan koloni terhadap kesejahteraan hewan ? Jawaban : Perbedaan tipe kandang kelinci antara tipe kandang individu dengan koloni terhadap kesejahteraan hewan yaitu : a. Kandang Individu: satu kandang diiisi oleh satu ekor kelinci saja, yang dimaksud satu kandang disini adalah satu kotak kandang, misalkan ada kandang yang ditumpuk atau lebih dikenal kandang baterai itu dihitung kotakannya. Adapaun kelebihan dari kandang individu : kelinci lebih leluasa, terhindar dari perkelahian dan memudahkan dalam pengontrolan baik kesehatan ataupun perkawinan kelinci (terutama skala ternak) b. Kandang koloni : satu kandang yang diisi lebih dari satu ekor kelinci. Adapaun kelebihan dari kandang koloni ini yaitu : efesiensi penggunaan lahan yang tinggi karena luasan lahan yang digunakan berkurang, akan tetapi aktivitas kelinci sangat dibatasi karena banyaknya kelinci dalam satu kandang tersebut.
2.
Neng Teti 200110130289 Pertanyaan : Adakah sistem umbar pada perkandangan kelinci ? jika ada apakah lebih efektif jika dibanding kandang baterai ? Jawaban : Ada, yaitu kandang kelinci sistem terbuka (abur) atau kandang kelinci sistem ranch. Kandang dengan sistem umbaran ini tidak efektif untuk tujuan produksi karena sistem ini memerlukan lahan yang luas dan pertumbuhan daging tidak optimal karena kelinci banyak bergerak. Selain itu, proses reproduksi kurang bisa diarahkan. Jika dibandingkan dengan
19
kandang sistem baterai, lebih efektif kandang sistem baterai untuk tujuan produksi karena kandang sistem baterai ini dikhususkan untuk pembesaran kelinci.
3.
Cindy Frapitri 200110130077 Pertanyaan : Bagaimana menurut kelompok anda mengenai perkandangan di lab kelinci UNPAD jika ditinjau dari berbagai aspek yang harus diperhatikan dalam membangun kandang kelinci ? Jawaban : Adapun aspek yang harus diperhatikan dari perkandangan di lab kelinci UNPAD dalam membangun kandang kelinci yaitu ; bahan, lokasi, kapasitas, ukuran kandang, sistem limbah, kemudahan dalam pembersihan.
4.
Gina Umul Mutiah 200110130290 Pertanyaan : Perbedaan kandang kelinci pedaging dan kelinci hias? Cocoknya di daerah mana? Jawaban : Secara umum terdapat dua sistem perkandangan yang sering dipakai dalam beternak kelinci, yakni kandang kelinci sistem tertutup dan kandang kelinci sistem terbuka. Sistem tertutup biasanya digunakan oleh para peternak intensif untuk pembesaran (pedaging) sedangkan sistem terbuka banyak diadopsi oleh peternak tradisional, dimana usaha ternak dilakukan sebagai usaha sampingan atau untuk memelihara kelinci hias.
5.
Fakhrizal Hari Pratama 200110130418 Apakah perbedaan antara kandang kelinci pedaging dan hias? Kira – kira seberapa lama (tahun) kandang kelinci bisa digunakan? Jawaban : Perbedaan kandang kelinci pedaging dan hias yaitu dari sistem perkandangannya, untuk kelinci pedaging digunakan kandang sistem tertutup dan untuk kandang kelinci hias digunakan sistem terbuka. Kandang yang memakai kawat lebih awet dibandingkan bahan bambu dan kayu.
20
kandang besi yang terawat dapat tahan hingga 10 tahun, sedangkan kandang bambu dan kayu paling lama hanya 3-5 tahun.
6.
Esa Sukma Hidayat 200110130417 Pertanyaan : Apa spesifikasi kandang yang baik untuk pemeliharaan kelinci pedaging secara intensif ? Jawaban : Kandang yang baik untuk pemeliharaan kelinci pedaging secara intensif adalah kandang kelinci sistem tertutup, dimana kandang ini terbagi menjadi dua jenis kandang lagi yaitu kandang postal dan kandang baterai. Kandang sistem tertutup ini cocok untuk menternakkan kelinci pedaging dalam jumlah banyak. Dalam penggunaannya, baik kandang jenis postal maupun kandang jenis baterai memiliki perbedaan. Kandang jenis postal ini untuk banyak kelinci atau kandang koloni, sedangkan kandang jenis baterai ini untuk satu ekor kelinci dalam satu kandang atau disebut juga sebagai kandang individu.
7.
Naufal Zahran P 200110130219 Pertanyaan : Menurut kelompok 11, tipe perkandangan kelinci seperti apakah yang baik jika cuacanya ekstrim dan seperti apakah tipe kandang tersebut ? Jawaban : Menurut kelompok kami, kandang kelinci sistem tertutup yang cocok digunakan apabila cuaca ekstrim karena kandang sistem tertutup ini lebih terkontrol dibandingkan dengan kandang sistem terbuka yang menggunakan sistem umbaran. Kandang sistem tertutup ini akan lebih efektif berguna pada cuaca ekstrim, karena pada kandang ini memiliki lantai, atap dan dinding yang melindungi kelinci dari cuaca yang ekstrim. Tipe kandang tersebut seperti kandang biasanya yang tertutup yang biasanya dibuat dari kawat kasa agar udara bebas keluar masuk kandang dan kelinci pun tercukupi kebutuhan oksigennya. Tipe kandang ini juga tidak memiliki umbaran seperti halnya dengan kandang sistem terbuka.
21
8.
Haerul Anwar 200110130231 Pertanyaan : Tipe kandang apakah yang baik untuk kandang kelinci dan bahan apakah yang paling baik saat digunakan sebagai alas kandang ? Jawaban : Tipe kandang yang baik untuk kandang yang baik adalah tipe kandang baterai, dimana ukuran kandang disesuaikan dengan ukuran kelincinya serta dalam satu kandang hanya terdapat satu ekor kelinci saja atau disebut juga sebagai kandang individu. Bahan yang paling baik digunakan
sebagai
alas
kandang
adalah
bambu,
dimana
dengan
menggunakan bambu ini alas kandang dapat dibuat celah lubang yang tidak terlalu sempit dan juga tidak terlalu lebar. Penggunaan bambu untuk alas kandang kelinci ini untuk menghindari penumpukan feses.
9.
Yulia Fransiska 200110130291 Pertanyaan : Bagaimana cara pengaturan kandang kelinci berdasarkan tujuan produksinya ? Apakah suhu sangat mempengaruhi terhadap performans kelinci ? Apabila mempengaruhi apakah ada cara khusus untuk pengaturan suhunya ? Jawaban : Berdasarkan tujuan produksinya, cara pengaturan kandang kelinci sebaiknya menggunakan kandang sistem tertutup untuk kandang pedaging yang diternakkan untuk tujuan pembesaran. Suhu sangat mempengaruhi terhadap performans kelinci, dimana temperatur ideal bagi kelinci adalah berada pada kisaran 60 – 65°F atau sama dengan 15.5 – 18.3°C yang diketahui sebagai temperature “comfort zone” bagi kelinci. Kelinci lebih tahan pada cekaman suhu dingin jika dibandingkan dengan suhu panas. Kelinci tidak dapat bertahan lama hidup pada temperature diatas 34° C, kelinci dapat dengan mudah terserang “heat stroke”. Oleh karena itu, apabila kelinci dipelihara di outdoor atau kandang sistem terbuka (kandang tipe ranch), harus disediakan tempat berlindung bagi kelinci tersebut (shelter) yang jauh dari serangan sinar matahari langsung. Selain itu,
22
sebaiknya didalam area kandang kelinci diberikan exhaust fan, agar udara didalam kandang kelinci menjadi dingin karena kelinci lebih tahan terhadap cekaman dingin dan akan lebih nyaman pada cuaca atau kondisi yang dingin dibandingkan dengan kondisi yang panas. Secara alamiah kelinci menyesuaikan suhu tubuhnya melalui beberapa cara antara lain dengan mengubah tingkat konsumsi pakan, mengatur posisi tubuh, mengatur kecepatan napas dan penyesuaian suhu telinga.
10.
Trianti 200110130125 Pertanyaan : Berdasarkan tujuan produksi, kelinci terbagi menjadi kelinci jens pedaging dan jenis fancy, sedangkan untuk jenis kandang kelinci ada yang postal, baterai dan ranch. Apa jenis kandang yang cocok untuk kelinci pedaging dan apa kandang yang cocok untuk jenis kelinci fancy? Jelaskan mengapa ? Jawaban : Jenis kandang yang cocok untuk kelinci pedaging adalah kandang sistem tertutup dengan tipe baterai. Hal ini karena pemeliharaan kelinci tersebut lebih intensif baik dari segi manajemen pemeliharaan dan manajemen pakan. Sedangkan jenis kandang yang cocok untuk kelinci “fancy” atau kelinci hias adalah kandang dengan sistem terbuka. Hal ini karena kelinci hias tidak boleh stress dan karakter kelinci hias sangat aktif sehingga harus diberikan ruang gerak yang luas untuk kelinci tersebut bebas aktif bergerak. Jika keaktifan kelinci tersebut dibatasi, maka kelinci hias akan mudah stress.
23
IV KESIMPULAN
1.
Kandang dapat ditempatkan dibelakang rumah. Kandang juga dibuat beberapa kolong atau sekat untuk memisahkan antara kelinci yang berbeda jenis. Kandang ditempatkan di dekat rumah supaya terjangkau keamanannya, namun yang terpenting kandang harus terpisah dengan rumah.
2.
Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk, kandang jantan dan kandang anak lepas sapih. Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi: kandang sistem postal, kandang sistem ranch dan kandang battery.
3.
Sistem perkandangan kelinci terdiri dari : kandang kelinci sistem terbuka dan kandang kelinci sistem tertutup.
4.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bangunan perkandangan kelinci adalah kondisi kandang, konstruksi kandang dan perlengkapan kandang.
5.
Persayaratan kandang yang ideal untuk kelinci adalah bahan kandang, ventilasi kandang, pintu kandang, alas kandang, penempatan tempat pakan dan minum.
6.
Cara mebuat kandang kelinci yang baik antara lain: bentuk kandang, ukuran kandang, alas kandang, tinggi kandang, jarak kandang dan penempatan kandang.
24
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1975. Pemeliharaan Kelinci. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Cheeke, P. R., N. M. Patton, S. D. Lukefahr, & J. L. Mcnitt. 1987. Rabbit Production. 6th Ed. The Interstate Printers and Publisher, Inc., Danville, Illinois. Deniarko. 2015. Tips membuat Kandang Kelinci yang Baik . http://www.infopeternakan.c om/tips-membuat-kandang- kelinci-yangbaik.html (Diakses pada Selasa, 1 Desember 2015 pada pukul 23:16 WIB) Ensminger, M. E., Olfield and W. W Heinemann. 1990. Feed and Nutrion (Formrly. Feed and Nutrition Complete). 2 nd Edition, The Ensminger Publishing, California. USA. Kartadisastra, H.R. 2001. Ternak kelinci. Kanisius. Yogyakarta. Rabbitranch. 2009. Prasyarat Kandang yang Ideal untuk kelinci. https://rabbitranch.wordpres s.com/2009/12/04/prasyarat-kandang-yangideal-untuk-kelinci/ (Diakses pada Selasa, 1 Desember 2015 pada pukul 23:14 WIB) Raharjo, Y.C. 2004. Prospek, Peluang dan Budidaya Ternak Kelinci. Seminar Nasional Prospek Ternak Kelinci Dalam Peningkatan Gizi Masyarakat Mendukung Ketahanan Pangan, Bandung. Raharjo, Y.C. 1994. Potential and prospect of an integrated rex rabbit farming in supporting an export oriented agribisnis. J. IARD 16: 69-81. Sarwono, B. 2001. Kelinci Potong dan Hias. Agro Media Pustaka. Jakarta Schlolaut, W., 1981. The Production Capacity of Rabbit in Meat and Wool . Animal Research and Development. Vol IV. Sitorus P., S. Sastrodihardjo, Y.C. Raharjo, I.G.Putu, Santoso, B. Sudaryanto dan A. Nurhadi. 1982. Budidaya Peternakan Kelinci di Jawa. Laporan. Pusat Penelitian dan Pengembagan Peternakan. Bogor Tim
Redaksi Alam Tani. 2015. Tipe-Tipe Kandang Kelinci. http://alamtani.com/kandang-kelinci.html (Diakses pada Selasa, 1 Desember 2015 pada pukul 22:14 WIB)
25
LAMPIRAN
Gambar 1. Kandang Kelinci Sistem Terbuka
Gambar 2. Kandang Kelinci Sistem Tertutup (Tipe Postal)
Gambar 3. Kandang Kelinci Sistem Tertutup (Tipe Baterai)