Jenis-jenis Obat Herbal A J E N G I N D A H P R A M E S T I 0961050131
Obat herbal
adalah obat yang berasal dari tumbuhan yang diproses/diekstrak sedemikian rupa sehingga menjadi Irisan-irisan, serbuk, pil, cairan atau kapsul yang dalam prosesnya tidak menggunakan zat kimia. Bahan-bahan ramuan obat tradisional seperti bahan tumbuh-tumbuhan, bahan hewan, sedian sarian atau galenik yang memiliki fungsi, pengaruh serta khasiat sebagai obat (dalam pengertian umum kefarmasian bahan yang digunakan sebagai obat) disebut simplisia.
Simplisia dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu: Simplisia nabati Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia hewani Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan atau bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia pelikan (mineral) Simplisia pelikan adalah simplisia yang berupa bahan-bahan pelikan atau mineral yang belum diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Jamu
Jamu adalah salah satu obat tradisional Indonesia Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman
Jamu (2)
Jamu harus memenuhi kriteria : Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan; Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris; Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Jenis klaim penggunaan sesuai dengan jenis pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya yaitu tingkat pembuktian umum dan medium; Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata – kata : “ Secara tradisional digunakan untuk …”, atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran.
Bahan-bahan yang digunakan dalam jamu tidak menggunakan bahan kimia sintetik . Jamu biasanya diresepkan oleh pengobat tradisional (BATRA). Jamu yang diresepkan bisa buatan pabrik,buatan BATRA atau harus dicari dan dibuat sendiri Jamu bisa dimanfaatkan untuk obat luar dan obat dalam yang harus diminum. Obat luar bisa dioles, digosok, direndam, atau ditempel. Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk serbuk seduahan, pil atau cairan.
Logo Jamu
Contoh Jamu
Obat Herbal Terstandar
Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah distandarisasi.
Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria: Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan; Klaim kasiat dibuktikan secara ilmiah/pra klinik; Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi; Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan medium.
Obat herbal sebenarnya juga jamu yang dikemas secara modern. Agar jamu punya image yang modern tidak terasa pahit dan aromanya tidak menyengat serta difungsikan seperti obat dibuatlah sediaan jamu jadi kapsul, kaplet dan sirup yang manis.
Logo Obat Herbal Terstandar
Contoh OHT
Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik , bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi
Fitofarmaka
Fitofarmaka harus memenuhi kriteria :
Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan; Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik; Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi; Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian medium dan tinggi.
Untuk membuktikan keamanan dan manfaat fitofarmaka, maka telah dikembangkan perangkat pengujian secara ilmiah yang mencakup:
uji farmakologi (pembuktian efek atau pengaruh obat) uji toksikologi (pembuktian syarat keamanan obat secara formal) uji klinik (manfaat pencegahan dan penyembuhan penyakit atau gejala penyakit) Uji klinik merupakan uji yang dilakukan pada manusia, setelah pengujian pada hewan (pra-klinik). Uji klinik pada manusia baru dapat dilakukan jika syarat keamanan diperoleh dari pengujian toksisitas pada hewan serta syarat mutu sediaan memungkinkan untuk pemakaian pada manusia.
Logo Fitofarmaka
Contoh Fitofarmaka
Kategori Obat Herbal
Kategori I :
Indigenous Herbal Medicine (obat Herbal Asli) Obat Herbal yang sejak lama digunakan secara lokal/regional (komposisi,”indikasi”,”dosis”,bentuk). Bila digunakan lebih luas persyaratan keamanan & efikasi (Local Wisdom)
Kategori II :
Obat herbal yang terdokumentasi dan pendekatan teori/konsep sendiri. Contoh : Ayurveda, Aqupuntur
Kategori III
Kategori III:
Obat herbal yang di modifikasi Termasuk kategori I & II tapi sudah dimodifikasi baik sediaan, dosis, cara pemberian dan preparasi sediaan. Diatur peraturan di negara masing-masing
Kategori IV:
Produk import yang mengandung obat herbal Harus terdaftar dan digunakan di negara asal
Kategori Keamanan
Kategori I : aman untuk pemakaian jangka panjang Kategori II : aman dalam kondisi tertentu (khusus obat herbal dengan dokumentasi baik) Kategori III : obat herbal yang belum jelas keamanannya (data yg dibutuhkan seperti kategori senyawa baru)