PRESENTASI PRESENT ASI KASUS GANGGUAN WAHAM MENETAP
PEMBIMBING: dr. Henny Riana, Sp. KJ DISUSUN OLEH: Nofilia Citra Candra (07120090066)
Identitas pasien
Nama : Ny. Ny. L Umur Umur : 36 Tahun ahun Alamat : Desa Paku Haji, RT 3 RW 2 Suku : Jawa Agama : Islam Status : Menikah Pekerjaan : TKW Pendidikan : SMP Tanggal angga l masuk RS : 5 Maret 2013 Tanggal Pemeriksaan : 6,7,8 Juni 2013 Diantar Oleh : BNP 2 TKI No. Rekam Medik : 648214
Identitas pasien
Nama : Ny. Ny. L Umur Umur : 36 Tahun ahun Alamat : Desa Paku Haji, RT 3 RW 2 Suku : Jawa Agama : Islam Status : Menikah Pekerjaan : TKW Pendidikan : SMP Tanggal angga l masuk RS : 5 Maret 2013 Tanggal Pemeriksaan : 6,7,8 Juni 2013 Diantar Oleh : BNP 2 TKI No. Rekam Medik : 648214
Foto Pasien
ANAMNESA (AUTOANAMNESA)
A. KELUHAN KELUHAN UTAMA UTAMA Pasien mengatakan bahwa majikannya sering berkata bahwa pembicaraan pasien aneh B. KELUHAN TAMBAHAN Ingin segera keluar dari rumah sakit
C. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien wanita berumur 36 tahun dibawa ke Bangsal jiwa Eboni RS POLRI Said Sukanto oleh petugas dari Bandara Soekarno Hatta pada tanggal 5 Maret 2013. Pasien merupakan seorang TKW yang dipulangkan dari Arab.
Menurut pengakuan pasien, ia telah tinggal di Arab selama 10 tahun (pasien tidak tahu nama kota tempat ia tinggal) dan memiliki 1 suami di Arab yang bekerja sebagai pengurus paspor TKI dan 1 anak laki-laki. Sebelumnya pasien juga pernah menikah dengan tetangganya di Indonesia yang dijodohkan oleh orang tuanya dan memiliki 1 anak perempuan dan 1 anak laki-laki, namun pasien meminta cerai dikarenakan mantan suaminya adalah seorang nelayan yang penghasilannya tidak cukup besar.
Saat di Arab, pasien mulai bekerja sebagai pembantu rumah tangga dengan majikan yang dikatakan sangat hormat kepadanya dikarenakan pasien adalah seorang ibu besar negara. Selain itu, pasien juga menambahkan bahwa para warga Arab di lingkungan sekitarnya juga menghormati dan selalu mengatakan bahwa pasien adalah orang baik dan seorang ibu negara, maka dari itu pasien haruslah dihormati.
Pasien mengatakan bahwa ia dipulangkan dari Arab oleh suaminya dikarenakan situasi disana sedang tidak aman yang disebabkan oleh banyaknya bom yang meledak dengan suarasuara yang sangat keras di daerah rumahnya serta kebakaran dimana-mana. Namun pada wawancara berikutnya, pasien mengatakan alasan ia dipulangkan karena kontrak kerja yang telah usai Sesampainya di jakarta, pasien dijemput oleh beberapa petugas TKI di bandara yang mengatakan akan membawanya ke tempat penampungan TKI sementara yang kemudian akan segera dikembalikan ke rumah. Kemudian, petugas tersebut langsung menyita paspor serta handphone pasien. Pasien menambahkan bahwa saat di bandara ia melihat adanya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sedang diwawancara dan di foto-foto oleh reporter yang diyakini pasien, ia juga ikut terfoto dikarenakan ia berdiri di belakang Presiden SBY, namun ia tidak sempat bertemu sapa dikarenakan sudah harus pergi meninggalkan bandara. Pasien mengakui bahwa ia menaiki sebuah mobil kijang berwarna putih menuju Rumah Sakit.
Pada proses wawancara, pasien mengatakan bahwa ia adalah seorang ibu negara seperti Ibu RA. Kartini dan istri Presiden SBY. Ini adalah cita-cita pasien dari kecil dan akhirnya dapat terwujud hingga saat ini. Pasien menceritakan upaya nya sehingga berhasil mewujudkan cita-citanya dengan terus menyatakan kewarganegaraannya dan telah meminta surat persetujuan dari kedua guru Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di sekolahnya mengenai pernyataan bahwa dirinya adalah ibu negara. Di samping itu, selama di rumah sakit, pasien sering dikunjungi oleh Presiden SBY sebanyak 2 hari sekali dikarenakan ia adalah seorang ibu negara seperti istrinya, kemudian berbincang-bincang mengenai keadaan pasien selama di rumah sakit. Setelah berbincang-bincang, pasien diberikan kue donat dan uang sejumlah 25 ribu. Kemudian pasien bersalaman dengan Presiden SBY, dimana pasien mengatakan bahwa tangan Presiden SBY itu sangat besar dan halus. Pasien mengatakan bahwa presiden SBY bertubuh besar dan datang dengan beserta para petugas-petugas dengan tubuh besar menggunakan mobil sedan bewarna pelangi yang diparkir di halaman
Selain kedatangan Presiden SBY, pasien juga terkadang mendengar suara-suara yang menegurnya. Teguran berupa himbauan agar tidak tidur di lantai atau duduk diam saja, karena pasien adalah seorang ibu negara yang harus mengharumkan nama Indonesia. Kemudian, pasien juga kadang melihat banyak orang asing (bule dan cina) yang datang setiap hari kemudian berbincangbincang di meja besar bersama para dokter dan juga perawat. Pasien juga sering diajak bertemu untuk memperkenalkan diri dan menceritakan sedikit mengenai diri pasien menggunakan bahasa Indonesia.
Riwayat dirawat di rumah sakit jiwa disangkal Riwayat minum alkohol disangkal Riwayat minum obat-obatan terlarang (NAPZA) disangkal Riwayat trauma disangkal
Riwayat Prenatal Pasien menyatakan ia tidak mengetahui riwayat kelahirannya Masa kanak Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun) Pasien tidak ingat masa-masa tersebut Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun) Pasien merasa saat itu memiliki banyak teman dan sering bermain dengan teman-temannya dengan cara dijahili karena pasien sangat gendut saat ini. Pasien juga menambahkan bahwa saat anak-anak, ia merasa cukup asuh dari kedua orang tuanya. Riwayat masa kanan akhir (puberta) dan remaja Menarche pasien saat sedang duduk di bangku 1 SMP
Riwayat masa Dewasa 1. Riwayat Pendidikan Sejak lulus SMP, pasien mengikuti kursus Inggris dan program kedoktoran ekonomi, yang diakuinya baru lulus 1 minggu yang lalu.
2. Riwayat Pekerjaan Pasien mulai bekerja sejak tahun 1992 sebagai pengasuh anak dan sering berganti-ganti pekerjaan, alasan pasien dikarenakan kontrak kerjanya yang sementara. Dan pada tahun 2003 pasien bekerja di sawah milik keluarga selama 6 bulan, setelah itu pasien memutuskan untuk bekerja di Arab.
3. Riwayat Pernikahan Pada tahun 2001 pasien menikah dengan tetangga rumahnya karena dijodohkan oleh orangtuanya. Kemudian, pasien memiliki 1 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Dan, setelah bercerai pasien menikah dengan seorang pria di Arab yang bekerja sebagai pengurus paspor para TKI. 4. Riwayat Kehidupan Beragama Pasien pernah berdoa pada kendi air untuk memperlancar rezeki disertai tetap shalat 5 waktu 5. Riwayat pelanggaran Hukum Pasien tidak pernah berurusan dengan hukum sebelumnya
6. Stressor psikososial Masalah dengan : Orang tua : tidak ada Saudara : tidak ada Suami : tidak ada Anak : tidak ada Teman : tidak ada Pekerjaan : tidak ada, namun diakui pasien ia ingin pulang ke indonesia sejak bekerja di arab dikarenakan merindukan orangtuanya.
Riwayat Keluarga
Keluarga tidak pernah mengalami gejala serupa. Seluruh anggota keluarga masih dalam keadaan sehat, kecuali istri dari kakak keduanya yang telah meninggal akibat ilmu hitam. Orang tua pasien bekerja di sawah milik keluarganya. Pasien merupakan anak ke 3 dari 13 bersaudara.
Genogram
Kehidupan Sosial Ekonomi Pencarian nafkah pada keluarga utama dilakukan oleh kedua orang tua pasien yang bekerja di sawah. Dari sisi keluarga yang dibangun oleh pasien, ia dan suaminya sama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Tidak adanya masalah besar dalam perekonomian keluarga.
PERSEPSI PASIEN MENGENAI DIRINYA DAN KEHIDUPAN Pasien merupakan seseorang yang sangat mencintai Indonesia, sehingga ia pantas disebut ibu negara. Serta pasien merasa ia sangat pintar menari dan sering memenangkan perlombaan menari saat masih sekolah. Pandangan pasien mengenai kehidupan, pasien merasa biasa saja dengan kehidupan yang ia jalani saat ini.
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum 1. Penampilan : Cara berpakaian rapi, sikap ramah, riasan wajah tidak ada, postur tubuh baik, warna rambut hitam, kebersihan diri cukup, tampak sesuai usia. 2. Kesadaran : a. Kesadaran neurologik : Kompos mentis b. Kesadaran Psikologis : kualitas kesadaran baik c. Kesadaran Sosial : mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar 3. Pembicaraan : spontan, intonasi normal – lancar, cerita dapat berubah-ubah 4. Perilaku dan aktivitas psikomotor : perilaku dan aktivitas psikomotor pasien sebelum, saat dan sesudah dalam keadaan normal 5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif, aktif dan tenang
B. Alam Perasaan 1. Mood : eutim 2. Afek : sesuai 3. Ekspresi afek : Sesuai 4. Empati : Raba rasa (+) C. Gangguan persepsi - Halusinasi : Halusinasi visual, auditorik, dan raba - Ilusi : tidak ada - Depersonalisasi : tidak ada - Derealisasi : tidak ada
D. Fungsi Intelektual 1. Taraf pendidikan : sesuai, pasien dapat menjawab penjumlahan dari pemeriksa 2. Orientasi : - waktu : pasien mengatakan sekarang menjalani tahun 2018 - Tempat : Baik, pasien tahu bahwa dirinya sedang di RS POLRI di bangsal jiwa - Orang : Baik, pasien tahu pemeriksa adalah dokter 3. daya ingat: - Jangka panjang : baik, pasien ingat masa-masa saat ia remaja - Jangka pendek : baik, pasien ingat bahwa setelah dari bandara ia dimasukkan ke bangsal Eboni - Sesaat : Baik, pasien dapat mengulangi kalimat yang disebutkan pemeriksa 4. Konsentrasi dan perhatian : baik, pasien mendengarkan dan menjawab semua pertanyaan dengan sesuai 5. Kemampuan membaca dan menulis : baik, pasien dapat membaca koran dan menulis namanya 6. kemampuan visuospasial : baik 7. Pikiran abstrak : baik 8. Kemampuan menolong diri sendiri : baik, pasien dapat mandi,
E. Proses Pikir 1. Arus pikiran a. produktivitas : baik b. Kontinuitas : baik c. Hendaya berbahasa : tidak ada 2. Isi pikir a. Preokupasi : tidak ada b. Waham : adanya waham kebesaran, dimana pasien mengatakan bahwa ia adalah seorang ibu negara yang dapat mengaharumkan nama indonesia
F. Pengendalian Impuls - Pengendalian impuls pasien saat wawancara dinilai baik G. Daya nilai - Daya nilai sosial : tidak terganggu - Uji daya nilai : tidak terganggu - Penilaian realita : terganggu. Merasa dirinya adalah ibu negara (waham kebesaran), orientasi waktu terganggu (pasien menyatakan sekarang tahun 2018) H. Tilikan - Tilikan pasien derajat 1, dimana pasien menyangkal bahwa dirinya sakit. I. Taraf dapat dipercaya - Pemeriksa memperoleh kesan bahwa beberapa jawaban pasien masih dapat dipercaya
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus Keadaan Umum : baik Kesadaran : compos mentis Tekanan darah : 120/80 Nadi : 80x/menit Suhu : afebris Frekuensi nafas : 18x/menit Berat badan : 60 kg Tinggi badan : 154 Bentuk badan : sesuai
Sistem kardiovaskular
: bunyi janyung I-II reguler, gallop (-), murmur (-
)
Sistem respiratori
: vesikuler +/+, Ronchi -/-, wheezing -/-
Sistem gastrointestinal
: supel, bising usus (+) normal, nyeri tekan (-)
Sistem muskuloskeletal : tidak ada kelainan
Sistem urogenital pemeriksaan
: tidak dilakukan
Sistem dermatologi
: tidak ada kelainan
Kelainan khusus lainnya kelainan
: tidak ditemukan
Status neurologik Saraf kranialis (I-III) Mata : dapat mengikuti gerakan pemeriksa Pupil : pupil bulat isokor 3mm / 3mm , reaksi cahaya langsung +/+, tidak langsung +/+ Pemeriksaan oftalmoskopik : tidak dilakukan Motorik : 5555 5555 5555 5555 Sensorik : Dalam batas normal Refleks fisiologis : dalam batas normal Refleks patologik : tidak ditemukan Sistem vegetatif : BAB/BAK normal Laboratorium : tidak dilakukan pemeriksaan
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien seorang wanita berusia 36 tahun masuk ke Bangsal Eboni pada tanggal 5 maret 2013 yang dijemput oleh petugas Rumah Sakit di Bandara Saat di bandara, pasien sempat melihat presiden SBY namun belum sempat untuk saling bertegur sapa, diyakini pasien bahwa ia ikut terfoto reporter bersama SBY dikarenakan ia ada di belakang SBY saat itu. Pada wawancara pasien mengaku dipulangkan dari Arab dikarenakan situasi di sekitar rumahnya sedang tidak aman yang disertai bom dan kebakaran dimanamana. Namun pada wawancara berikutnya, pasien mengatakan bahwa ia dipulangkan dari Arab karena kontrak kerja telah usai. Saat sedang bekerja di Arab, pasien mengatakan bahwa majikannya serta orangorang Arab di sekelilingnya juga menghormati pasien dikarenakan pasien adalah orang yang baik dan seorang ibu negara.
Pasien mengakui bahwa ia sering dikunjungi oleh Presiden SBY di bangsal eboni. Presiden SBY diakui datang sekitar 2 hari sekali menggunakan mobil sedan bewarna pelangi yang didampingi oleh para penjaganya yang bertubuh besar. Selain berbincang-bincang pasien juga bersalaman dengan SBY dimana diakui pasien tangan SBY terasa besar dan halus kemudian pasien diberikan kue donat dan juga uang sebesar 25 ribu. Pasien mendengar teguran-teguran yang melarang dia untuk tidur di lantai dan duduk terdiam saja, dikarenakan pasien adalah seorang ibu negara yang harus mengharumkan nama Indonesia. Namun, teguran tersebut diakui pasien jarang di dengar. Pasien kadang melihat banyak orang asing (bule dan cina) yang sering datang dan saling berbincang-bincang bersama para dokter dan perawat lainnya di meja besar yang terdapat di
Pada riwayat gangguan sebelumnya, saat pasien masih SMP, ia mengakui bahwa dapat berkomunikasi dengan arwah kakak iparnya melalui sebuah kendi yang berisi air dan dapat melihat proses penggunaan ilmu hitam dari seorang dukun yang ditujukan untuk kakak iparnya. Pasien juga berdoa pada kendi tersebut dan mengikuti kemauan kakak iparnya untuk dapat selalu menjaga keluarganya yang dipercayai pasien telah memberikan berkah uang pada keluarganya. Sejak lulus SMP, pasien mengikuti kursus Inggris dan program kedoktoran ekonomi, yang diakuinya baru lulus 1 minggu yang lalu. Pasien mengatakan bahwa kepalanya pernah di rontgen di Rumah Sakit Arab dan terdapatnya kanker otak yang semakin menghilang jika pasien keramas. Gangguan orientasi waktu, dikatakan pasien sekarang adalah tahun 2018
FORMULASI DIAGNOSTIK Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan pada pasien ini ditemukan adanya pola prilaku, pikiran dan perasaan yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan sosial. Dengan demikian berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu gangguan jiwa
Aksis
Aksis I Pada pemeriksaan status generalis dan neurologis didapatkan kesadaran pasien compos mentis, tidak terdapat kelainan fisik, tidak ada riwayat trauma, daya ingat cukup baik, sehingga dapat menyingkirkan diagnosis gangguan mental organic (F0) Pada anamnesis tidak didapatkan riwayat konsumsi alkohol dan NAPZA sehingga kita dapat menyingkirkan diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat (F1) Pada pasien ini didapatkan gangguan isi pikir yaitu ditemukannya waham kebesaran yang menetap dengan durasi ≥ 3 bulan, disertai halusinasi visual, halusinasi raba dan sedikit halusinasi auditorik sehingga berdasarkan PPDGJ III pasien ini memenuhi kriteria untuk diagnosis F.22
Gangguan Waham Menetap, dimana pedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ III sebagai berikut: Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang paling mencolok. Waham-waham tersebut (baik tunggal maupun sebagai sistem waham) harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya dan harus bersifat khas pribadi (personal) bukan budaya setempat Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap/ “full blown” (F.32-) mungkin terjadi secara intermiten, dengan syarat bahwa wahamwaham tersebut menetap pada saat-saat tidak terdapat gangguan afektif tersebut Tidak boleh adanya bukti-bukti tentang adanya penyakit otak Tidak boleh adanya halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja dan juga bersifat sementara. Tidak ada riwayat gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar pikiran, penumpulan afek, dsb)
Aksis II Tidak didapatkan penemuan yang bermakna untuk menentukan gangguan kepribadian maupun retardasi mental pada pasien ini, sehingga tidak ada diagnosis aksis II (Z.03.2) Aksis III Pada pasien tidak ditemukan kelainan pada kondisi medis secara umum, sehingga tidak ada diagnosis aksis III Aksis IV Pasien merasa sedih karena tidak dapat bertemu orang tuanya selama bekerja di Arab.
Aksis V GAF scale 70-61, beberapa gejala ringan dan menetap, diabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik
Evaluasi Multiaksial
Aksis I : F22. Gangguan waham menetap, DD : Skizofrenia paranoid (F20.0), gangguan kepribadian paranoid (F60.0), gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham (F23.3) Aksis II : Z.03.2 tidak ada diagnosa Aksis III : Tidak ada diagnosa Aksis IV : Tidak ada diagnosa Aksis V : GAF scale 70-61, beberapa gejala ringan dan menetap, diabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik
Terapi Terapi yang diberikan : - Seroquel (Quetiapin) 1x600mg
Terapi yang dianjurkan : - Risperidone (4 mg) atau Clozapine (50 mg)
Prognosis
Quo ad vitam bonam Quo ad fungsionam Quo ad sanationam
: dubia ad : dubia : dubia
Tinjauan Pustaka Gangguan Waham Menetap Kelompok ini meliputi serangkaian gangguan dengan waham-waham yang berlangsung lama, sebagai satu-satunya gejala klinis yang khas atau yang paling mencolok dan tidak dapat digolongkan sebagai gangguan mental organik, skizofrenik atau gangguan afektif Pentingnya faktor genetik, ciri-ciri kepribadian dan situasi kehidupan dalam pembentukan gangguan kelompok ini tidak pasti dan mungkin bervariasi
Pedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ III: Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang paling mencolok. Waham-waham tersebut (baik tunggal maupun sebagai sistem waham) harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya dan harus bersifat khas pribadi (personal) bukan budaya setempat Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap/ “full blown” (F.32-) mungkin terjadi secara intermiten, dengan syarat bahwa wahamwaham tersebut menetap pada saat-saat tidak terdapat gangguan afektif tersebut Tidak boleh adanya bukti-bukti tentang adanya penyakit otak Tidak boleh adanya halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja dan juga bersifat sementara. Tidak ada riwayat gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar pikiran, penumpulan afek, dsb)
Diagnosa banding
1. Skizofrenia Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas): a. Isi pikiran – Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda, atau - Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal) - Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umumnya mengetahuinya.
b. Delusi – Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar atau - Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar atau - Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan khusus). - Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan mukjizat.
c. Halusional Auditorik ; - Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku pasien . - Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara atau - Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh. d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia lain)
Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulanbulan terus menerus. f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme. g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neureptika. * adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal); * Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitute), dan penarikan diri secara sosial.
F.20 Skizofrenia Paranoid Pedoman diagnostik 1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia 2. Sebagai tambahan: * Halusinasi dan/ waham arus menonjol; (a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing). (b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual , atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol. (c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity (delussion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas; · Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol.
b. Gangguan kepribadian paranoid Pedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ III: kepekaan berlebih terhadap kegagalan dan penolakan Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, misalnya menolak untuk memaafkan suatu penghinaan dan luka hati atau masalah kecil Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan pengalaman dengan menyalahartikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai suatu sikap permusuhan atau penghinaan Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa memperhatikan situasi yang ada Kecurigaan yang berulang tanpa dasar tentang kesetiaan seksual dari pasangannya Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang bermanifestasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri Preokupasi dengan penjelasan – penjelasan yang bersekongkol dan tidak substantif dari suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri sendiri maupun dunia pada umunya. Untuk diagnosis paling sedikit 3 dari atas
c. Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham Pedoman diagnostik berdasarkan PPDGJ III: onset dari gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang dari keadaan nonpsikotik hingga psikotik) waham dan halusinasi sudah harus ada dalam sebagian besar waktu sejak berkembangnya keadaan psikotik yang jelas baik secara kriteria untuk skizofrenia maupun gangguan psikotik polimorfik akut tidak terpenuhi
Pembahasan Pasien
Pasien seorang wanita berusia 36 tahun, bekerja di Arab sebagai TKI datang ke Bangsal Eboni RS. POLRI dijemput di bandara oleh para petugas rumah sakit dengan keluhan utama bahwa majikan pasien sering mengeluh bahwa pembicaraan pasien aneh. Pada pasien ini ditemukan waham yang menetap berupa waham kebesaran yang sudah belangsung lebih dari 3 bulan, disertai adanya halusinasi visual, raba dan auditorik (tidak sering) yang membuat pasien ini memenuhi kriteria dalam diagnosa gangguan waham menetap (F.22). Pada penatalaksanaan pasien ini dilakukan perawatan di rumah sakit serta pemberian psikofarmaka berupa Seroquel (quetiapin) 1 x 600 mg. Gangguan waham menetap diperkirakan merupakan diagnosis dengan prognosis yang cukup stabil. Kurang dari 25% dari semua pasien gangguan waham menetap menjadi skizofrenia. Kira-kira 50% psien pulih pada follow up jangka panjang, 20% lainnya mengalami penurunan gejalanya dan 30% lainnya tidak mengalami perubahan pada gejalanya