GOOD CORPORATE CORPORATE GOVE RNA NCE PENGARUH PENERAPAN PRINSIP GOOD (GCG) TERHADAP KEPUASAN PASIEN UNIT RAWAT INAP DI RSUD dr. PIRNGADI KOTA MEDAN 1
2
2
Sherly Fetricka Keliat , Zulfendri , Amru Nasution 1 Alumni Program Studi S2 IKM, Universitas Sumatera Utara 2 Staf Pengajar Program Studi S2 IKM , Universitas Sumatera Utar a Email :
[email protected]
AB A B STR ST R AC T Public demand for hospital products and services is rapidly increasing. The increase in patient visits can cause the increase in workload of hospital personnel which influences service quality that will eventually influences patient satisfaction. The strategy which is needed to increase service quality is through the implementation of good corporate governance (GCG). The problem in this research is how the application of GCG effect on patient satisfaction. The objective of this research was to find out the influence of the implementation of GCG on patient satisfaction. The research was conducted at RSUD dr. Pirngadi Medan, using quantitative method. The population was all inpatients in RSUD dr. Pirngadi Medan and 96 of them were used as the samples using stratified random sampling technique. The data were gathered by distributing questionnaires and analyzed by using multiple linear statistic tests. The results of the research showed that there was positive and significant influence of GCG principle on patient satisfaction. Patients considered that the implementation of GCG was good and they were satisfied with it. The principle which had the most mos t dominant influence was accountability (β = 1.095). The value of Adjusted R Square = 0.591 which indicated that 59.1% of patient satisfaction was influence by GCG principles. It is recommended that the hospital management increase the implementation of GCG principles so that there will be no distinction in health service among VIP patients, Class I patients, Class II patients, and Class III patients.
K eywords ywords : G ood C or porate G ove over nance, nance, Pa P atie tient Satisf Satisfaction Peningkatan jumlah kunjungan pasien dapat menyebabkan meningkatnya beban kerja pegawai rumah sakit. Tingginya beban kerja dapat mempengaruhi mutu pelayanan yang diberikan oleh pegawai rumah sakit sehingga hal ini akan berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Oleh karena itu, salah satu strategi yang diperlukan dalam meningkatkan mutu pelayanan sehingga pasien merasakan kepuasan dalam pelayanan kesehatan adalah
PENDAHULUAN Dewasa ini, permintaan masyarakat terhadap produk dan jasa rumah sakit semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan masyarakat ke rumah sakit yang semakin meningkat khususnya di Indonesia dikarenakan telah diterapkannya sistem pelayanan BPJS, dimana masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk mendapatkan pelayanan jasa kesehatan.
1
2
melalui implementasi good corporate governance. governance. Menurut Organization for Economic Coorperation and Development/OECD, Development/OECD, GCG GCG merupakan struktur yang olehnya para pemegang saham, komisaris, dan manajer menyusun tujuan – tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan – tujuan tersebut dan mengawasi kinerja. Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia/FCGI, tujuan dari GCG GCG adalah untuk menciptakan nilai tambah perusahaan bagi semua pihak yang berkepentingan. GCG digunakan untuk mencegah terjadinya kesalahan perusahaan dalam menjalankan strateginya dan untuk memastikan kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki sehingga hubungan semua pihak yang berkepentingan dalam perusahaan menjadi baik (Sedarmayanti, 2012). Dalam rangka pelaksanaan GCG pada rumah sakit pemerintah, pemerintah membentuk Badan Layanan Umum. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005, rumah sakit dapat menjadi BLU apabila rumah sakit tersebut telah memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif. Dalam pencapaian tujuan BLU maka perusahaan jasa harus memperhatikan mutu pelayanan yang akan berdampak kepada kepuasan pelanggan (klien/pasien). Untuk meningkatkan kepuasan klien/pasien, rumah sakit akan melakukan segala upaya untuk melayani dan memenuhi kebutuhan dan keinginan klien/pasien semaksimal mungkin sesuai dengan anggaran yang tersedia. Dengan meningkatnya kepuasan pasien akan memberikan beberapa manfaat untuk rumah sakit antara lain hubungan antara rumah sakit dengan klien/pasien menjadi harmonis sehingga memberikan dasar
yang baik bagi yang membutuhkan pelayanan jasa dari rumah sakit tersebut, mendorong terciptanya loyalitas klien/pasien, membentuk rekomendasi word of mouth yang menguntungkan pihak rumah sakit, reputasi rumah sakit menjadi baik dimata klien/pasien, serta keuangan rumah sakit akan menjadi lebih baik. RSUD dr. Pirngadi Kota Medan merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kota Medan dengan klasifikasi rumah sakit tipe B. Motto dari RSUD dr. Pirngadi Kota Medan yaitu kepentingan penderita adalah yang utama. Salah satu misi dari RSUD dr. Pirngadi Kota Medan adalah memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (RSUD dr. Pirngadi, 2016). RSUD dr. Pirngadi Kota Medan telah menerapkan status Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) tertanggal 13 Oktober 2011 sesuai dengan keputusan Walikota Medan No. 900/1847.K. Dengan telah ditetapkannya RSUD dr. Pirngadi Kota Medan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), seharusnya RSUD dr. Pirngadi Kota Medan telah menjalankan prinsip – prinsip GCG dengan baik. Namun masih ada terdengar keluhan pasien melalui media massa dalam hal mendapatkan pelayanan kesehatan. Dalam survey awal peneliti melakukan wawancara kepada pasien rawat inap yaitu sebanyak 10 orang pasien sebagai responden perihal pelayanan yang diberikan oleh RSUD dr. Pirngadi Kota Medan. Dari hasil wawancara, 80% pasien mengeluhkan pelayanan yang diberikan oleh RSUD dr. Pirngadi Kota Medan, baik itu dari segi fasilitas, layanan yang diberikan oleh petugas kesehatan baik itu dokter
3
maupun perawat, kurangnya informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan perihal penyakit pasien, harga obat yang terdapat di apotek rumah sakit jauh lebih mahal dibandingkan dengan apotek dari luar rumah sakit, dan tempat pembelian obat dan perlengkapan pasien yang terkesan monopoli karena obat dan perlengkapan pasien harus dibeli di apotek rumah sakit. Oleh karena itu, peneliti mengambil unit rawat inap RSUD dr. Pirngadi Kota Medan sebagai tempat penelitian. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin menguji dan menganalisis pengaruh penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) (GCG) terhadap kepuasan pasien di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan.
Manfaat Penelitian 1. Sebagai masukan dan evaluasi bagi pihak rumah sakit dalam dala m penentuan strategi dan pengambilan keputusan dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien sesuai dengan prinsip GCG. GCG. 2. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengaruh penerapan GCG GCG terhadap kepuasan pasien di rumah sakit, khususnya di rumah sakit pemerintah. 3. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan sumber acuan untuk penelitian – penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Perumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan prinsip GCG jenis penelitian kuantitatif dengan di masing – masing kelas rawat menggunakan rancangan cross – inap di RSUD dr. Pirngadi Kota sectional . Populasi penelitian adalah Medan? seluruh pasien unit rawat inap di RSUD 2. Bagaimana tingkat kepuasan dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2016 pasien di masing – masing kelas dengan sampel sebanyak 96 orang. rawat inap di RSUD dr. Pirngadi Metode pemilihan sampel yang Kota Medan? digunakan dalam penelitian ini adalah 3. Bagaimana pengaruh penerapan probability sampling dengan jenis prinsip GCG GCG terhadap kepuasan pemilihan sampel yaitu stratified pasien di RSUD dr. Pirngadi Kota random sampling dan pengalokasian Medan tahun 2016? sampel ditentukan dengan cara proportional allocation. allocation. Cara Tujuan Penelitian pengambilan sampel dilakukan dengan 1. Untuk menjelaskan penerapan accidential . prinsip GCG di GCG di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2016. 2. Untuk menjelaskan tingkat Metode pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan kepuasan pasien terhadap metode angket yaitu penerapan prinsip GCG GCG di RSUD dengan dr. Pirngadi Kota Medan tahun membagikan kuesioner yang telah dipersiapkan dengan jawaban tertutup. 2016. 3. Untuk menjelaskan pengaruh Untuk melengkapi data hasil angket maka peneliti juga penerapan prinsip GCG GCG terhadap tersebut kepuasan pasien di RSUD dr. mengumpulkan data – data yang Pirngadi Kota Medan tahun 2016.
4
tersedia seperti data rekam medis Pada penerapan prinsip pasien dan profil rumah sakit. fairness/ kewajaran kewajaran di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan, beberapa pasien menilai bahwa respon perawat ruangan Metode Analisis Data tidak baik dalam memberikan bantuan Data yang dikumpulkan kepada pasien pada saat dibutuhkan dianalisis dengan menggunakan uji karena yang memberikan bantuan statistik linear berganda. bukan perawat tetapi mahasiswa keperawatan sehingga mereka kurang HASIL DAN PEMBAHASAN responsif dalam memberikan bantuan; Tabel 1. Distribusi Frekuensi kesediaan dokter dalam memberikan Penerapan Prinsip – Prinsip Prinsip G CG di waktu untuk berkonsultasi juga tidak Unit Rawat Inap RSUD dr. Pirngadi baik karena kegiatan yang dimiliki oleh Kota Medan dokter penanggung jawab tidak hanya Prinsip – Prinsip – Prinsip Prinsip GCG Jumlah % memberikan pelayanan tetapi juga F ai rness/ rness/ kewajaran memberikan pendidikan kepada dokter Sangat Baik 3 3,1 muda dan dokter yang sedang Cukup Baik 69 71,9 Tidak Baik 24 25 mengikuti pendidikan spesialis Total 96 100 sehingga waktu yang digunakan untuk transparansi Disclosure dan transparency/ transparansi berkonsultasi dengan pasien cukup Sangat Baik 1 1 terbatas; respon petugas rumah sakit Cukup Baik 66 68,8 dalam menjawab setiap keluhan/kritik Tidak Baik 29 30,2 mengenai fasilitas rawat inap juga tidak Total 96 100 Accoun Accounttabili ty/ akuntabilitas baik dikarenakan beban kerja yang Sangat Baik 1 1 dimiliki oleh petugas rumah sakit Cukup Baik 89 92,7 cukup tinggi. Tidak Baik 6 6,3 Lamadjido (2013) menyatakan Total 96 100 bahwa pelayanan yang adil terhadap Responsibility/ responsibilitas Sangat Baik 1 1 pasien sesuai dengan aturan yang Cukup Baik 54 56,3 berlaku maka akan berpeluang tujuh Tidak Baik 41 42,7 kali lebih besar untuk menciptakan Total 96 100 kepuasan kepada pasien. Demikian Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa pula dengan Zaldy (2011) yang prinsip accountability/ akuntabilitas akuntabilitas melakukan penelitian di RSI Faisal merupakan prinsip dengan penerapan Makassar yang mengemukakan bahwa cukup baik yang dijalankan oleh RSUD ada hubungan antara prinsip fairness dr.Pirngadi Kota Medan dengan dengan kinerja pegawai. Hal ini persentase sebesar 92,7% diikuti oleh menunjukkan bahwa prinsip fairness prinsip fairness/ kewajaran kewajaran dengan mampu meningkatkan kinerja rumah persentase sebesar 71,9%, disclosure sakit yang terlihat dari kinerja pegawai dan transparency/ transparansi transparansi dengan yang akan berdampak kepada kepuasan persentase sebesar 68,8%, dan pasien. Pada penerapan prinsip responsibility/ responsibilitas responsibilitas dengan persentase sebesar 56,3%. Ada juga disclosure dan transparency di RSUD pasien yang menilai penerapan prinsip dr. Pirngadi Kota Medan, beberapa menilai penjelasan yang good corporate governance governance di RSUD pasien dr. Pirngadi Kota Medan sangat baik diberikan oleh petugas rumah sakit mengenai harga layanan tambahan dan dan tidak baik.
5
perlengkapan tidak baik karena beberapa pasien tidak mendapatkan penjelasan. Hal ini dapat disebabkan karena petugas administrasi menilai bahwa pasien tersebut sudah dirawat inap lebih dari satu kali dan pasien dianggap sudah mengetahui mengenai biaya tambahan yang dibebankan kepada pasien; penjelasan yang diberikan oleh dokter tidak baik karena bahasa yang diberikan oleh dokter kurang dimengerti oleh pasien; penjelasan yang diberikan oleh perawat tidak baik mungkin karena pasien dianggap telah memperoleh penjelasan dari dokter perihal tindakan yang akan diberikan oleh perawat seperti pemasangan infus dan kateter urin; penjelasan yang diberikan oleh petugas laboratorium mengenai tindakan yang akan diberikan kepada pasien tidak baik karena petugas laboratorium tidak memberitahukan pemeriksaan apa yang akan dilakukan dari spesimen yang diambil. Hal ini disebabkan karena laboran menganggap pasien telah mendapatkan penjelasan dari dokter untuk jenis pemeriksaan yang akan dilakukan. Apabila dilihat dari hasil penelitian, lebih banyak pasien kelas III merasakan bahwa petugas rumah sakit kurang transparan dalam memberikan penjelasan kepada pasien apabila dibandingkan dengan pasien kelas II, kelas I, dan pasien VIP. Hal ini memperlihatkan perbedaan perlakuan yang diberikan oleh petugas rumah sakit kepada pasien. Lamadjido (2013) menyatakan bahwa apabila rumah sakit transparan dalam memberikan informasi kepada pasien maka akan berpeluang tiga kali lebih besar untuk menciptakan rasa puas kepada pasien. Penelitian Marniati (2010) dalam penelitiannya juga mengemukakan bahwasanya ada hubungan antara prinsip transparansi
dengan kinerja karyawan. Nelson (2010) menyatakan bahwa penerapan prinsip transparansi pada suatu lembaga usaha dapat membuat perusahaan itu bertumbuh dan berkembang lebih baik lagi. Pada penerapan prinsip accountability/ akuntabilitas akuntabilitas di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan, beberapa pasien menilai pelayanan dan penanganan dokter tidak baik karena yang melakukan tindakan bukan dokter penanggung jawab melainkan asisten dokter penanggung jawab; kemampuan dan keterampilan perawat dalam melakukan tindakan tidak baik karena yang melakukan tindakan merupakan mahasiswa keperawatan. Dalam pemberian obat dan makanan, petugas rumah sakit selalu memberikan makanan dan obat secara tepat waktu, kepada pasien di VIP, kelas I, kelas II, maupun kelas III. Keterampilan dari petugas laboratorium dalam melakukan tindakan juga tidak dikeluhkan oleh pasien. Accountability/ akuntabilitas akuntabilitas merupakan kemampuan rumah sakit dalam mempertanggungjawabkan kebijakan yang dibuat oleh rumah sakit. Lamadjido (2013) mengemukakan bahwa petugas kesehatan yang memberikan pelayanan dengan penuh tanggung jawab akan memberikan peluang 20 kali lebih besar untuk menciptakan rasa puas kepada pasien. Anand (2008) mengatakan bahwa dengan adanya penerapan akuntabilitas dapat membuat perusahaan lebih berkembang.
6
Tabel 2. Tabulasi Silang Penerapan baik, sebanyak 48 orang pasien yang GCG dan merasa cukup puas. Berdasarkan hasil Prinsip – Prinsip Kepuasan Pasien di RSUD dr. penelitian yang dilakukan di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan tentang tingkat Pirngadi Kota Medan kepuasan pasien, pasien cukup puas Klasifikasi Kepuasan Pasien Prinsip – Prinsip – dalam mendapatkan pelayanan Prinsip Sangat Cukup Tidak kesehatan di RSUD dr. Pirngadi Kota Total GCG Puas Puas Puas Medan. Meski demikian ada beberapa F ai rness/ rness/ kewajaran pasien merasa tidak puas dalam Sangat 1 2 0 3 mendapatkan pelayanan kesehatan. Hal Baik Cukup Baik 2 62 5 69 ini lebih banyak disebabkan oleh Tidak Baik 0 9 15 24 sanitasi ruangan rawat inap dan kamar Total 3 73 20 96 mandi, kesediaan dokter dalam transparansi Disclosure dan transparency/ transparansi memberikan waktu untuk konsultasi Sangat 1 0 0 1 lebih sedikit, kurangnya perhatian Baik pasi en serta s erta kurangnya Cukup Baik 2 60 4 66 perawat kepada pasien Tidak Baik 0 13 16 29 informasi yang didapatkan oleh pasien Total 3 73 20 96 mengenai hal – hal yang diperlukan /akuntabilitas Accoun Accounttabili ty /akuntabilitas oleh pasien seperti yang telah Sangat 1 0 0 1 dijelaskan sebelumnya. Menurut Pohan Baik aspek – aspek yang Cukup Baik 2 72 15 89 (2007), Tidak Baik 0 1 5 6 mempengaruhi kepuasan pasien adalah Total 3 73 20 96 penampilan gedung rumah sakit, /responsibilitas Responsibility /responsibilitas lingkungan rumah sakit, dokter Sangat 1 0 0 1 menyapa dengan sopan dan ramah, Baik Cukup Baik 2 48 4 54 dokter mendengar keluhan dengan Tidak Baik 0 25 16 41 penuh perhatian, dokter memberikan Total 3 73 20 96 informasi mengenai penyakit dan obat yang akan diberi, perawat yang Dari 69 orang pasien yang bertugas selalu siap membantu pada menyatakan bahwa penerapan prinsip saat dibutuhkan, layanan petugas fairness/ kewajaran kewajaran telah dijalankan apotek yang sopan, tanggap, dan dengan cukup baik di RSUD dr. ramah, serta masih banyak hal – hal Pirngadi Kota Medan, sebanyak 62 lain yang menjadi aspek kepuasan orang pasien yang merasa cukup puas. pasien. Sehingga cukup tingginya Pada penerapan prinsip prinsip disclosure dan persentase ketidakpuasan pasien dapat transparency/ transparansi, transparansi, 66 orang dipengaruhi oleh kurang baiknya pasien menyatakan penerapan prinsip pelaksanaan prinsip good corporate tersebut dijalankan dengan cukup baik governance oleh governance oleh petugas rumah sakit. dan 60 orang pasien merasa cukup puas. Dari 89 orang pasien yang menyatakan bahwa penerapan prinsip accountability/akuntabilitas accountability/akuntabilitas cukup baik, sebanyak 72 orang pasien yang merasa cukup puas. Dari 54 orang pasien yang menyatakan bahwa penerapan prinsip responsibility/ responsibilitas responsibilitas cukup
7
Tabel 3. Pengaruh Penerapan Prinsip – Prinsip GCG terhadap Kepuasan Pasien Coefficients
Var. Independen Konstanta Fairness Transparansi Akuntabilitas Responsibilitas K. Determinasi
Koefisien Regresi (B) 4.192 0.733 0.943 1.095 0.734 0.591
Nilai T Sig. 1.281 2.284 2.766 2.799 3.221
0.204 0.025 0.007 0.006 0.002
Berdasarkan tabel 3 persamaan regresi adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e = 4,192 + 0,733X 1 + 0,943X 2 + 1,095X 3 + 0,734X 4 + e a. Variabel fairness/kewajaran fairness/kewajaran berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan pasien. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikansi 0,025 lebih kecil dari 0,05. Nilai thitung (2,284) > t tabel (1,66) artinya jika variabel fairness/kewajaran fairness/kewajaran ditingkatkan sebesar satu satuan maka kepuasan pasien akan meningkat sebesar tujuh kali. b. Variabel disclosure dan transparency transparency berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan pasien. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikansi 0,007 lebih kecil dari 0,05. Nilai thitung (2,766) > t tabel (1,66) artinya jika variabel disclosure dan transparency transparency ditingkatkan sebesar satu satuan maka kepuasan pasien akan meningkat sebesar sembilan kali. c. Variabel accountability berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan pasien. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikansi 0,006 lebih kecil dari 0,05. Nilai
thitung (2,799) > t tabel (1,66) artinya jika variabel accountability ditingkatkan sebesar satu satuan maka kepuasan pasien akan meningkat sebesar 11 kali. d. Variabel responsibility berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan pasien. Hal ini dapat terlihat dari nilai signifikansi 0,002 lebih kecil dari 0,05. Nilai thitung (3,221) > t tabel (1,66) artinya jika variabel responsibility ditingkatkan sebesar satu satuan maka kepuasan pasien akan meningkat sebesar tujuh kali. e. Berdasarkan nilai B, diketahui variabel yang besar nilai B adalah variabel accountability accountability (B = 1,095) sehingga variabel ini menjadi variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan pasien unit rawat inap di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan. f. Nilai koefisien determinasi (Adjusted R square) square) = 0,591, hal ini berarti 59,1% kepuasan pasien dipengaruhi oleh prinsip – prinsip good corporate governance. governance. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan didapatkan bahwa prinsip – prinsip good corporate governance berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan pasien. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Elysabeth (2009) dan Lamadjido (2013) yang menyatakan bahwa prinsip – prinsip – prinsip good prinsip good corporate governance berpengaruh terhadap kepuasan pasien baik itu secara parsial maupun simultan. Prinsip accountability accountability menjadi variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan pasien unit rawat inap di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan karena tujuan pasien ke rumah sakit adalah untuk mendapatkan
8
pelayanan kesehatan sehingga pelayanan dan penanganan dokter serta kemampuan dan keterampilan perawat dan laboran berpengaruh secara langsung terhadap pasien. Pemberian obat dan makanan secara teratur juga berpengaruh langsung terhadap kesehatan pasien. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Lamadjido (2013) yang menyatakan bahwa prinsip akuntabilitas yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Sedangkan menurut Elysabeth (2009) prinsip yang paling dominan mempengaruhi kepuasan pasien adalah prinsip fairness prinsip fairness sedangkan prinsip akuntabilitas tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien.
dibedakan hanya fasilitas yang di dapat di dalam ruangan rawatan. 3. Frekuensi kebersihan ruangan dan kamar mandi pasien kelas III dan kelas II perlu ditingkatkan karena kebersihan harus memenuhi standar untuk menghindari infeksi nosokomial.
DAFTAR PUSTAKA Anand, S., 2008. Essentials of Corporate Governance, New Jersey: John Wiley & Sons Inc. Hoboken Elysabeth, M., 2009. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo KESIMPULAN Jakarta, Tesis, Program Studi 1. Prinsip GCG dinilai GCG dinilai cukup baik di S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat RUSD dr. Pirngadi Kota Medan. Fakultas Kesehatan Masyarakat 2. Pada tingkat kepuasan pasien, Universitas Sumatera Utara. pasien merasa cukup puas terhadap Lamadjido, R A, Darmansyah, pelayanan yang diberikan oleh Muhammad A. 2013. RSUD dr. Pirngadi Kota Medan. Penerapan Prinsip Good 3. Prinsip GCG secara keseluruhan Corporate Governance berpengaruh terhadap tingkat Terhadap Kepuasan Pasien di kepuasan pasien unit rawat inap. RSU Anutapurapalu tahun Prinsip akuntabilitas merupakan 2013, Tesis, Program S2 Ilmu prinsip yang paling dominan Kesehatan Masyarakat Fakultas berpengaruh terhadap kepuasan Kesehatan Masyarakat pasien. Universitas Hasanuddin. Marniati., 2010. Analisis Penerapan SARAN Prinsip Good Corporate 1. Perlu adanya peningkatan terhadap Governance (GCG) Terhadap pelaksanaan penerapan prinsip – Kinerja Karyawan Di Bagian prinsip good corporate sehingga Administrasi Umum Rumah kepuasan yang dirasakan pasien Sakit Umum Daerah Dr. terhadap pelayanan kesehatan di Zainoel Abidin Banda Aceh RSUD dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2010, Tesis, Program S2 maksimal. Ilmu Kesehatan Masyarakat 2. Sebaiknya tidak terjadi perbedaan Fakultas Kesehatan Masyarakat pelayanan terhadap pasien VIP, Universitas Sumatera Utara. kelas I, kelas II, maupun kelas III Nelson, D. L., 2010. Organizational karena pada dasarnya pelayanan Behavior, Jurnal Vol. 32. kesehatan tidak boleh dibedakan menurut ruangan rawat inap. Yang
9
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Pohan, I S., 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan,. (Media Elektronik) diakses Maret 2016; http://rsudpirngadi.pemkomeda n.go.id/ Sedarmayanti., 2012. Good Governance & Good Corporate Governance “Kepemerintahan “Kepemerintahan Yang Baik & Tata Kelola Perusahaan Yang Baik”, Bandung: MandarMaju. Zaldy., 2011. Penerapan Good Governance Pada Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, Tesis, Program S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat.