MODUL DEMO MEMASAK
Topik
:Demo Memasak
Sub-topik
:Demo Memasak Menu Sehat dan Bergizi
Tujuan Pembelajaran Umum :
-
Setelah mengikuti demo memasak, diharapkan para peserta memahami bahan makanan apa saja yang sehat dan bergizi, dan mengetahui gizi seimbang yang dapat diatur dalam menu sehari-hari.
Tujuan Pembelajaran Khusus :
-
Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan para peserta dapat selalu menyediakan makanan sehat dan bergizi dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga masing-masing.
Target Sasaran
:Ibu-Ibu Rumah Tangga di Rusunawa& RW08
Jumlah target sasaran
: 40 orang
Waktu
:
Durasi
: 90 menit
Tempat
: Aula serba guna (kapasitas 40 jiwa)
A. PELATIH
-
dokter muda IKM (kelompok pelaksana I)
B. PERS PERSIA IAPA PAN N
-
membahas bahan rujukan pelatihan dengan pembimbing
-
mempersiapkan tempat dan perjanjian dengan ketua RW di wilayah Rusunawa
-
menyiapkan sarana yang akan digunakan (bahan memasak, panci, kompor, penggorengan, bumbu dapur, sodet, piring, gelas, sendok, garpu, pisau, talenan)
-
mempersiapkanchecklist kegiatan yang akan diisi oleh tim pelaksana
C. METODE
Metode yang digunakan adalah : 1. Pember Pemberian ian materi materi dengan dengan cerama ceramah h 2. Dem Demo me memasak asak
D. DRAFT RENCANA PROSES KEGIATAN
No. 1.
Waktu 5 Menit
Kegiatan − Doa pembuka
−
−
Mengucapkan salam
−
Mela Melaku kuka kan n
eduk edukas asii
Berd erdoa
ses sesuai uai
kepercayaan masing - masing
kepa kepada da
peserta peserta mengenai mengenai pentingny pentingnyaa
−
Menjawab salam
menge mengenal nal dan mengo mengonsu nsumsi msi makanan sehat dan bergizi 2.
5 menit
−
Melakukan
Ice Breaking Breaking
kegi kegiat atan an 3.
25 menit
−
sesu sesuai ai
instruksi Mengikuti sesi
Melakukan penyuluhan materi bahan bahan makana makanan n yang yang bergiz bergizii dan sehat
4. 5.
5 menit
Persiapan demo memasak, diselingi
Meng Mengik ikut utii
45 menit
tanya jawab materi − Demo Demo masaka masakan n menu menu sehari sehari
tanya jawab Meng Mengik ikut utii sesi sesi
yang
sehat
dan
cara memilih dan
bergizi
mengolah
lengkap.
maka makana nan n 6.
5 menit
Penutup :
−
−
Pengisian kuesioner materi
−
Doa penutup
−
Meng Menguc ucap apka kan n atas
sesi sesi
partisipasi
menu harian Mencic Mencicipi ipi hasil hasil demo masakan
−
terim terimaa
untu untuk k
kasi kasih h dan
Mengikuti kuesioner
C. METODE
Metode yang digunakan adalah : 1. Pember Pemberian ian materi materi dengan dengan cerama ceramah h 2. Dem Demo me memasak asak
D. DRAFT RENCANA PROSES KEGIATAN
No. 1.
Waktu 5 Menit
Kegiatan − Doa pembuka
−
−
Mengucapkan salam
−
Mela Melaku kuka kan n
eduk edukas asii
Berd erdoa
ses sesuai uai
kepercayaan masing - masing
kepa kepada da
peserta peserta mengenai mengenai pentingny pentingnyaa
−
Menjawab salam
menge mengenal nal dan mengo mengonsu nsumsi msi makanan sehat dan bergizi 2.
5 menit
−
Melakukan
Ice Breaking Breaking
kegi kegiat atan an 3.
25 menit
−
sesu sesuai ai
instruksi Mengikuti sesi
Melakukan penyuluhan materi bahan bahan makana makanan n yang yang bergiz bergizii dan sehat
4. 5.
5 menit
Persiapan demo memasak, diselingi
Meng Mengik ikut utii
45 menit
tanya jawab materi − Demo Demo masaka masakan n menu menu sehari sehari
tanya jawab Meng Mengik ikut utii sesi sesi
yang
sehat
dan
cara memilih dan
bergizi
mengolah
lengkap.
maka makana nan n 6.
5 menit
Penutup :
−
−
Pengisian kuesioner materi
−
Doa penutup
−
Meng Menguc ucap apka kan n atas
sesi sesi
partisipasi
menu harian Mencic Mencicipi ipi hasil hasil demo masakan
−
terim terimaa
untu untuk k
kasi kasih h dan
Mengikuti kuesioner
perhatiannya −
Memberi salam perpisahan
E.MEDIA KEGIATAN
-
bahan memasak
-
panci
-
kompor
-
penggorengan
-
bumbu dapur
-
sodet
-
piring
-
gelas
-
sendok
-
garpu
-
pisau
-
talenan
F. BAHA BAHAN N RUJU RUJUKA KAN N
-
Departemen Kesehatan RI. http://gizi.depkes.go.id/pugs/index.shtml
-
PENERAPAN PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG (PUGS) DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN JANTUNG PADA IBU PESERTA DAN BUKAN PESERTA KLUB JANTUNG SEHAT DI KALURAHAN PLERET BANTUL YOGYAKARTA. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ISI %20LAPORAN%20PENEL%20PUGS.pdf
G. METO METODE DE EVAL EVALUA UASI SI
Kuesioner : mengenai kemampuan dalam memilih bahan makanan sehat dan bergizi, dan menyusun menu sesuai PUGS.
H. KRITER KRITERIA IA EVALUA EVALUASI SI
Terdapat peningkatan kemampuan dan pemahaman dalam menyusun menu sehat dan bergizi
I. MATERI
Memberi materi mengenai Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
Upaya menanggulangi masalah gizi baik gizi kurang dan gizi lebih, adalah membiasakan mengkonsumsi hidangan sehari-hari dengan susunan zat gizi gizi yang yang seim seimba bang ng.. Untu Untuk k maks maksud ud ters terseb ebut ut,, ada ada 13 Pesa Pesan n Dasa Dasarr Gizi Gizi Seimbang yang perlu diikuti, yaitu : 1. Makanlah Makanlah beraneka beraneka ragam ragam makanan makanan..
Makan Makan berane beraneka ka ragam ragam makan makanan an dapat dapat lebih lebih mencuk mencukupi upi kebutu kebutuhan han gizi gizi seseorang yaitu kebutuhan lengkap akan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan dan minera mineral. l. Berbag Berbagai ai jenis jenis bahan bahan makana makanan n mempun mempunya yaii masing masing-ma -masin sing g kandungan gizinya dengan kata lain mempunyai kelebihan dan kekurangan atas atas zat zat gizi gizi terten tertentu. tu. Misaln Misalnya ya bebera beberapa pa makana makanan n menga mengandu ndung ng tingg tinggii
karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan beberapa makanan lain kaya vitamin tetapi miskin karbohidrat. Jadi, untuk mencapai masukan zat gizi gizi yang yang seimba seimbang ng tidak tidak mungki mungkin n dipenu dipenuhi hi hanya hanya oleh oleh satu satu jenis jenis bahan bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka ragam bahan makanan. Masingmasing bahan makanan akan saling memenuhi kebutuhan akan zat gizi. 2. Makanlah Makanlah makanan makanan untuk untuk memenuhi memenuhi kecukupan kecukupan energi. energi.
Seseorang dapat menjalankan aktivitasnya seperti bekerja, belajar, berpikir atau pun berolahrag berolahragaa karena karena mempunya mempunyaii energi.En energi.Energi ergi ini didapatka didapatkan n dari makanan makanan khususny khususnyaa dari karbohidr karbohidrat, at, protein protein dan lemak.Jum lemak.Jumlah lah makanan makanan yang dimakan haruslah cukup. Jika berlebihan akan menambah berat badan sehin sehingga gga mening meningkat katkan kan resiko resiko penya penyakit kit jantun jantung, g, strok strokee dan dan lainny lainnya. a. Jika Jika kurang seseorang akan kekurangan energi sehingga menjadi lemas atau kurang bersemangat dan dapat menurunkan produkivitas kerja. 3.
Makanla Makanlah h sumber sumber karb karbohid ohidrat rat seteng setengah ah dari dari kebutu kebutuhan han energi energi..
Makanan sumber karbohidrat ini terdapat dalam bahan makanan pokok yang merupakan porsi yang paling besar dalam hidangan sebaiknya tidak lebih dari seten setengah gah kebutu kebutuhan han.. Seten Setengah gah yang yang lainny lainnyaa akan akan dipen dipenuhi uhi oleh oleh bahan bahan makanan lain yaitu protein dan lemak. Misalnya jika seseorang kekenyangan makan ubi akan melupakan makanan lain yang menjadi sumber protein dan lemak. 4.
Batasi Batasi konsu konsumsi msi lemak lemak dan minyak minyak sepe seperemp rempat at dari kebu kebutuh tuhan an energi energi..
Lema Lemak k dan dan miny minyak ak yang yang terd terdap apat at di dala dalam m maka makana nan n berg bergun unaa untu untuk k meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin-vitamin A, D, E, dan K, serta menambah lezatnya hidangan.Konsumsi hidangan.Konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari sebaiknya sebaiknya 15 – 25 % dari kebutuhan energi.Potensi lemak dan minyak sebagai sumber energi terhitung lebih tinggi daripada karbohidrat dan dan prot protei ein. n.Ti Tiap ap gram gram lema lemak k meng mengha hasi silk lkan an 9 kilo kiloka kalo lori ri,, seda sedang ngka kan n karbo karbohid hidrat rat dan protei protein n hanya hanya 4 kiloka kilokalor lori.B i.Bagi agi kebany kebanyaka akan n pendu penduduk duk
Indonesia, khususnya yang tinggal di perdesaan, konsumsi lemak/minyak masih sangat rendah sehingga masih perlu ditingkatkan.Sedangkan konsumsi lemak pada penduduk perkotaan sudah harus diwaspadai karena cenderung berlebihan.Mereka yang sudah berlebihan mengonsumsi lemak harus segera menurunkan secara bertahap, dengan cara mengurangi konsumsi makanan berlemak tinggi, termasuk mengurangi konsumsi makanan bersantan dan yang digoreng.Kebiasaan mengonsumsi lemak hewani yang berlebihan dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner.Namun membiasakan makan ikan dapat mengurangi risiko menderita penyakit jantung koroner, karena lemak ikan mengandung asam lemak omega 3.Asam lemak omega 3 berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pembuluh darah. 5.
Gunakan garam beryodium.
Sesuai Keppres No. 69 tahun 1994, semua garam yang beredar di Indonesia harus mengandung yodium.Kebijaksanaan ini berkaitan erat dengan masih tingginya kejadian gangguan kesehatan akibat kekurangan yodium (GAKY) di Indonesia.Garam beryodium adalah garam natrium yang telah diperkaya dengan KIO 3 (kalium iodat) sebanyak 30-80 ppm.GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium) merupakan masalah gizi yang serius, karena dapat menyebabkan penyakit gondok dan kretin (kerdil).Kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.Indonesia saat ini diperkirakan kehilangan 140 juta I.Q poin akibat GAKY.Anak sekolah yang menderita GAKY biasanya memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk menyelesaikan tingkat pendidikan formal tertentu.Bahkan mereka yang menderita GAKY tingkat berat (kretin, kretinoid) tidak mampu menyerap pelajaran pendidikan dasar. 6.
Makanlah makanan sumber zat besi.
Zat besi (Fe) merupakan salah satu unsur pembentuk dari sel darah merah (eritrosit)
yang
bertanggungjawab
transpor
oksigen
dan
karbondioksida.Kekurangan zat besi menimbulkan masalah anemia gizi besi atau di masyarakat dikenal dengan penyakit kurang darah.Sumber utama Fe adalah bahan pangan hewani dan kacang- kacangan serta sayuran berwarna hijau tua.Kesulitan utama untuk memenuhi kebutuhan Fe adalah rendahnya tingkat penyerapan Fe di dalam tubuh, terutama sumber Fe nabati yang hanya diserap 1-2%.Sedangkan tingkat penyerapan Fe makanan asal hewani dapat mencapai 10-20%.Ini berarti bahwa Fe pangan asal hewani (heme) lebih mudah diserap daripada Fe pangan asal nabati (non heme). Anemia Gizi Besi (AGB) terutama banyak diderita oleh wanita hamil, wanita menyusui, dan wanita usia subur pada umumnya, karena fungsi kodrati. Peristiwa kodrati wanita adalah haid, hamil, melahirkan dan menyusui. Karena itu menyebabkan kebutuhan Fe atau zat besi relatif lebih tinggi ketimbang kelompok lain. Kelompok lain yang rawan AGB adalah anak balita, anak usia sekolah, dan buruh serta tenaga kerja berpenghasilan rendah. AGB dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dari tingkat ringan sampai berat. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko: mendapatkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat. Anemia sedang dan ringan dapat menimbulkan gejala lesu, lelah, pusing, pucat dan penglihatan sering berkunang-kunang. Bila terjadi pada anak sekolah, anemia gizi akan mengurangi kemampuan belajar. Sedangkan pada orang dewasa akan menurunkan produktivitas kerja. Disamping itu, penderita anemia lebih mudah terserang infeksi.Hal ini tentunya sangat menghambat upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia. 7.
Berikan Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif) sampai bayi umur 6 bulan.
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi.Tidak ada seseorang pun yang dapat membuat makanan atau minuman sebaik ASI untuk bayi.Komposisi gizi dalam ASI sangat lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan bayi untuk tumbuh sehat.Selain itu efek psikologis yang ditimbulkan baik terhadap bayi maupun ibunya.Kolostrum yang terdapat pada awal setelah ibu melahirkan meskipun
hanya dalam jumlah sedikit mengandung zat kekebalan dan vitamin A tinggi harus segera diberikan pada bayi. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari ASI, maka ASI harus diberikan kepada bayi segera setelah dilahirkan (dalam waktu 30 menit setelah lahir).Disamping itu daya isap bayi pada saat itu paling kuat dapat merangsang produksi ASI selanjutnya.Pemberian makanan selain ASI pada umur 0-4 bulan sangat tidak dianjurkan karena bayi belum mampu memproduksi enzim untuk mencerna makanan bukan ASI. Apabila pada periode ini, bayi dipaksa menerima makanan bukan ASI, maka akan timbul gangguan kesehatan pada bayi, seperti diare, alergi dan bahaya lain yang fatal. Perlu diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar, yaitu tidak dijadwal, ASI diberikan sesering mungkin, termasuk menyusui pada malam hari.Ibu menggunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian tiap kali menyusui.Di samping itu posisi ibu bisa duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan santai.Bayi dipeluk dengan posisi menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu ibu harus baik, yaitu sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk ke mulut bayi. Semua ini agar pemberian ASI lebih efektif. 8.
Biasakan makan pagi.
Sarapan atau makan pagi sangat penting untuk menunjang aktivitas seharihari. Makan pagi dapat mendukung produktivitas kerja karena meningkatkan daya tahan kerja.Bagi anak sekolah makan pagi penting untuk meningkatkan konsentrasi
dalam
belajar
sehingga
lebih
mudah
untuk
menerima
pelajaran.Kebiasaan makan pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari.Kebiasaan seseorang menghindari makan pagi dengan tujuan untuk menurunkan berat badan merupakan kekeliruan yang dapat mengganggu kondisi kesehatan misalnya berupa gangguan pada saluran pencernaan sepeti sakit maag. Seseorang yang tidak makan pagi memiliki risiko menderita gangguan kesehatan berupa menurunnya kadar gula darah dengan tanda-tanda antara lain : lemah, keluar keringat dingin, kesadaran menurun bahkan pingsan. Bagi anak sekolah, kondisi ini menyebabkan
merosotnya konsentrasi belajar yang mengakibatkan menurunnya prestasi belajar. Bagi pekerja akan menurunkan produktivitas kerja. 9. Minumlah air bersih dan aman yang cukup.
Air yang bersih dan aman harus direbus sampai mendidih terlebih dahulu supaya kuman mati. Untuk memenuhi kebutuhan air dikonsumsi sekurangkurangnya 2 liter atau setara dengan 8 gelas sehari. Minum air yang cukup dapat menurunkan resiko penyakit ginjal dan saluran kencing. Menentukan kebutuhan air minum dengan mengandalkan rasa haus tidak sepenuhnya benar. Contoh, seseorang yang bekerja di ruang AC tidak merasa haus, padahal yang bersangkutan seharusnya memerlukan cairan lebih banyak dibanding ketika ia bekerja di ruang tanpa AC. Atau ketika seseorang brada di daerah yang kelembababnya rendah sedangkan suhu udaranya tinggi cairan lebih mudah menguap melalui kulit sehingga kebutuhan air akan lebih banyak. 10. Lakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur.
Kebugaran fisik akan mudah dicapai jika seseorang berolahraga atau melakukanaktivitas fisik secara teratur. Seseorang dapat melakukan aktivitas fisik tanpa kelelahan yang berarti.Olahraga teratur juga dapat menjaga kelebihan berat badan serta meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot. Disamping
itu
olahraga juga dapat
memperlambat proses penuaan.
Ketidakseimbangan antara konsumsi makanan dan aktivitas fisik dapat mengganggu kesehatan terutama berhubungan dengan kelebihan berat badan.Hal ini sering terjadi pada orang yang dalam pekerjaannya lebih banyak di dalam ruangan sehingga tidak punya waktu untuk melakukan aktivitas fisik yang lebih banyak sedangkan mereka mengkonsumsi makanan tidak sesuai dengan kebutuhannya.
11. Hindari minum minuman berakohol.
Banyak sekali kerugian dari minuman berakohol.Minuman berakohol hanyamengandung energi tetapi tidak zat gizi lainnya. Kebiasaan minum minuman berakohol dapat mengakibatkan terhambatnya proses penyerapan zat gizi,
hilangnya
zat-zat
gizi yang penting
meskipun orang
tersebut
mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang cukup sehingga menimbulkan kurang gizi, penyakit gangguan hati dan saluran pencernaan terutama lambung dan duodenum serta kerusakan saraf otak dan jaringan tubuh. Di samping itu, minum minuman beralkohol dapat menyebabkan ketagihan dan kehilangan kendali diri dan dapat menjadi faktor pencetus ke arah tindak kriminal.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
Makanan harus bergizi lengkap dan juga harus layak dikonsumsi sehingga aman bagi kesehatan. Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia berbahaya serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat atau dengan kata lain halal. Makanan atau masakan yang dapat memenuhi syarat-syarat halal dan aman untuk dikonsumsi, maka sejak bahan makanan tersebut ditanam atau diternakkan sampai siap disantap, makanan harus diperlakukan secara baik dan benar. Mulai dari proses panen, produksi, pengiriman, pengolahan di pabrik, pengolahan di rumah sampai akan dihidangkan harus melalui proses yang baik dan aman. Makanan harus bebas dari pengawet atau bahan tambahan lain yang dapat merugikan kesehatan seperti seperti asam borax/bleng, formalin, zat pewarna rhodamin B dan methanil yellow.Tanda-tanda umum bagi makanan yang tidak aman bagi kesehatan antara lain: berlendir, berjamur, aroma dan rasa atau warna makanan berubah. Khusus untuk makanan olahan pabrik, bila melewati tanggal daluwarsa, atau terjadi karat/kerusakan pada kemasan, makanan kaleng tersebut harus segera dimusnahkan.Sebaiknya, makanan dengan tandatanda tersebut tidak dibeli dan tidak dikonsumsi, meskipun harganya sangat murah.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.
Label makanan yang dikemas adalah keterangan tentang isi, jenis dan ukuranbahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluwarsa serta keterangan penting lainnya. Semua keterangan yang rinci pada label makanan yang dikemas sangat membantu konsumen pada saat memilih dan menggunakan makanan tersebut, sesuai kebutuhan gizi dan keadaan kesehatan konsumen. TIPS MEMILIH BAHAN PANGAN UNTUK MENU HARIAN
No.
Jenis Nutrisi
Contoh Sumber Bahan Pangan
1
Karbohidrat
Nasi, singkong, kentang, ubi, talas, sagu, ketan, gandum.
2
Protein
Telur, tahu, tempe, ikan, ayam, udang, kerang, polong-polongan.
3
Lemak
Kacang-kacangan, minyak goreng, kedelai, alpukat.
4
Serat
Beraneka sayur segar dan buah segar jenis apapun.
MENU DEMO MASAKAN MENU HARIAN BERGIZI SEIMBANG 1. Tumis Kangkung Bahan:
1 ikat kangkung, siangi 2 buah cabe merah besar, potong menyamping cabe rawit sesuai selera
2 siung bawang putih, memarkan 1 sdt terasi 1/4 sdt garam 1/2 sdt gula minyak untuk menggoreng
Cara Membuat:
1. Panaskan wajan. Tumis cabe merah, cabe rawit dan bawang putih hingga layu dan berubah warna.
2. Masukkan kangkung, tumis sejenak hingga setengah matang. Tambahkan sedikit saja air.
3. Masukkan gula, garam dan terasi. Tumis sebentar. Angkat dan sajikan.
2. Tempe Teri Sambal Bahan Sambal Tempe Teri :
150 gr tempe, potong tipis, goreng 4-5 sdm teri medan, goreng 4 cabe merah besar, buang biji, iris halus 1-2 sdt gula merah, sisir halus 1 sdm kecap manis 2 sdm minyak, untuk menumis Bumbu Halus Sambal Teri Tempe :
4 bawang merah 2 bawang putih 4 cabe merah keriting 1 sdt garam
Cara Membuat Sambal Teri Tempe :
1.
Tumis bumbu halus hingga harum.
2.
Kemudian masukkan cabe iris, aduk sampai cukup layu.
3.
Tambahkan gula dan kecap, cicipi rasanya. Angkat.
4.
Tuang bumbu yg telah ditumis ke dalam ulekan.
5.
Tambahkan teri dan tempe yang telah digoreng.
6.
Kemudian ulek kasar hingga tercampur.
7.
Sajikan bersama sayuran rebus.
3. Tahu Masak Pindang Bahan-bahan/bumbu-bumbu:
2 buah tahu putih, dipotong 4 bagian, dipotong diagonal 1.200 ml air 7 butir bawang merah, dibakar 3 siung bawang putih, dibakar 2 buah cabai merah, dibakar, dibelah dua memanjang 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk, dibuang tulangnya 1 batang serai, diambil bagian putihnya, dimemarkan 2 cm lengkuas, dimemarkan 3 sendok makan kecap manis 1 sendok makan garam 3 1/2 sendok teh gula merah
Cara membuat:
1.
Rebus bawang merah dan bawang putih dalam air sampai mendidih.
2.
Tambahkan cabai merah, daun salam, daun jeruk, dan lengkuas. Aduk rata.
3.
Masukkan tahu, kecap manis, garam, dan gula merah. Aduk rata.
4.
Masak di atas api sedang sampai matang.
4. Aneka Buah Segar
MODUL AKTIVITAS FISIK Topik
: Aktivitas fisik
Sub Topik
: Senam Bersama Untuk Menerapkan Pola Hidup Sehat di
Masyarakat Tujuan pembelajaran umum
Peserta dapat melakukan aktivitas fisik untuk meningkatkan kualitas kesehatannya. Tujuan pembelajaran khusus
Peserta dapat terus menerapkan pola hidup bersama keluarganya untuk beraktifitas fisik secara rutin sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tidak menular. Target sasaran
: Kepala keluarga RW 08 dengan usia kurang dari 60
tahun Jumlah target sasaran
: 40 orang
Waktu
: Hari Sabtu / Minggu setiap minggu
Durasi
: 60 menit
Tempat
: Aula serba guna (kapasitas 40 jiwa)
A. PELATIH −
Dokter muda departemen IKM (kelompok pelaksana)
B. PERSIAPAN −
Membahas pengumuman kepada warga kegiatan senam bersama dengan ketua RW 08
−
Mempersiapkan tempat kegiatan senam
−
Mempersiapkan sarana yang akan digunakan ( speaker , audio player , mikrofon, CD lagu, DVD, DVD player, air minum)
−
Membuat video instruksi senam singkat di rumah
−
Mempersiapkan konsumsi
C. METODE
Metode yang digunakan adalah A. Senam bersama
B. Pembagian DVD video instruksi senam singkat di rumah
D. DRAFT RENCANA PROSES KEGIATAN
No. 1.
Waktu 5 Menit
Kegiatan − Doa pembuka −
Mengucapkan salam
−
Melakukan
−
sesuai
kepercayaan
edukasi
masing - masing
kepada −
Menjawab salam
ideal melakukan aktivitas fisik
−
Melakukan
mengenai
(terutama
5 menit
Berdoa
frekuensi
peserta
2.
−
olahraga
aerobik)
pemanasan
dan manfaatnya bagi tubuh
sesuai
instruksi
Pemanasan
pelatih Melakukan pemanasan sesuai
3.
25 menit
−
Melakukan
kegiatan
senam
bersama
instruksi
pelatih Melakukan gerakan sesuai
tubuh instruksi
pelatih Alat : −
−
4.
5 menit
Speaker Audio player
−
Mikrofon
−
CD lagu
Pendinginan
Melakukan pendinginan sesuai
5.
15 menit
instruksi
J. Pembagian makan siang dan
pelatih Makan
DVD video instruksi senam
sambil
singkat di rumah
menyaksikan
siang
K. Makan siang L. Pemutaran instruksi 6.
5 menit
pemutaran demo demo
senam
video
singkat di
rumah kepada peserta Penutup : −
Doa penutup
−
Mengucapkan atas
instruksi
senam singkat di
−
rumah. Berdoa
sesuai
kepercayaan terima
masing – masing
kasih
partisipasi
perhatiannya −
video
dan
−
Menjawab salam perpisahan
Memberi salam perpisahan
E. MEDIA KEGIATAN −
−
Speaker Audio player
−
Mikrofon
−
CD lagu
F. BAHAN RUJUKAN −
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2007 . Jakarta; 2008
−
Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Penyakit Tidak Menular (PTM) Penyebab Kematian Terbanyak di Indonesia. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1637-penyakit-tidakmenular- ptm-penyebab-kematian-terbanyak-di- indonesia.html.%20Diakses %2019%20Oktober%202011
−
Weil R. Aerobic Exercise. http://www.medicinenet.com/aerobic_exercise/article.htm (accessed 19 April 2013)
−
World Health Organization. Definition of an Older or Elderly Person. http://www.who.int/healthinfo/survey/ageingdefnolder/en/ (accessed 19 April
2013)
G. METODE EVALUASI −
Kuesioner : survei mengenai rutinitas aktivitas fisik.
H.KRITERIA EVALUASI −
Terdapat peningkatan frekuensi aktivitas fisik.
I. MATERI
Kini, penyakit tidak menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Penyebab kematian untuk semua umur telah terjadi pergeseran, dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Proporsi angka kematian akibat PTM pada tahun 2007 sudah mencapai 59,5 %. Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4 %) kemudian hipertensi (6,8 %), diabetes mellitus (5,7 %), tumor ganas (5,7 % ).
Proporsi penyakit tidak menular semua umur di Indonesia
Penyakit tidak menular (n = 2.285) Strok Hipertensi Diabetes Mellitus Tumor ganas Penyakit jantung iskemik Penyakit saluran nafas kronik Penyakit jantung lain Ulkus lambung dan usus 12 hari Malformasi kongenital Malnutrisi
% 26.9 12.3 10.2 10.2 9.3 9.2 7.5 3.4 1.0 0.4
Salah satu faktor resiko terjadinya PTM adalah kurangnya aktivitas fisik. Prevalensi nasional kurangnya aktifitas fisik pada penduduk umur lebih dari 10 Tahun adalah 48,2%. Maka dari itu dengan melakukan aktivitas fisik aerobik dengan durasi 20 – 60 menit sebanyak tiga sampai lima kali per minggu seperti jogging, menari, bersepeda, berenang diharapkan masyarakat akan memiliki kualitas kesehatan yang lebih baik dan pola hidup yang lebih
sehat. Apabila tidak tersedia waktu untuk melakukan aktivitas fisik dengan durasi tersebut, aktivitas fisik dapat dilakukan dengan prinsip “akumulasi” artinya, aktivitas fisik dapat dilakukan hanya selama 10 menit – 15 menit di saat yang berbeda – beda dalam hari yang sama (contoh : 10 menit pagi hari sebelum pergi bekerja, 10 menit di siang hari saat makan siang, 10 menit di sore hari saat pulang bekerja) hingga mencapai target minimal 20 - 30 menit aktivitas fisik per hari.
MODUL INSPEKSI VISUAL ASAM (IVA) Topik
: Pelatihan kader dan skrining kanker leher rahim
Sub-topik
: Pelatihan kader dan skrining kanker leher rahim dengan metode
Inspeksi Visual dengan Aplikasi Asam Asetat (IVA) Tujuan pemeriksaan umum : −
Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan deteksi dini lesi pra-kanker leher rahim dengan IVA.
Tujuan pemeriksaan khusus : −
Setelah kegiatan ini kader diharapkan mampu membantu tenaga kesehatan puskesmas dalam pelaksanaan skrining kanker leher rahim dengan IVA dan deteksi dini kanker leher rahim dapat ditingkatkan.
Target sasaran
:
−
Pelatihan : Bidan dan kader
−
Pemeriksaan IVA: Wanita usia 30-50 tahun
Jumlah target sasaran: −
Kader : 10 orang
−
Peserta IVA: 50 warga perempuan RW 08
Waktu : Satu kali
Durasi : 120 menit
Tempat: Posyandu RW 08
A. PELATIH: −
Dokter Muda FK Atma Jaya
B. PELAKSANA IVA: −
Dokter puskesmas
−
Bidan puskesmas
−
Dokter Atma Jaya
−
Dokter muda FK Atma Jaya (kelompok pelaksana)
−
Kader
C. PERSIAPAN : −
Membahas bahan rujukan pelatihan dengan pembimbing.
−
Mempersiapkan alat dan tempat untuk pelatihan .
−
Mempersiapkan alat, bahan dan tempat untuk pemeriksaan IVA.
−
Mempersiapkan konsumsi
D. METODE
Metode yang digunakan adalah: −
Ceramah
−
Diskusi/ tanya jawab dan kuis
−
Simulasi
E.
No. 1.
DRAFT
Waktu 5 menit
RENCANA PELAKSANAAN
Kegiatan Pembukaan:
Metode Ceramah
Sasaran 6. Menjawab salam
1. Memberi salam
7. Menerima pamflet
2. Perkenalan
8. Mendengarkan
3. Ice breaking
dan
memperhatikan
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
dan
pemeriksaan 5. Menyebutkan materi/ pokok bahasan yang 2.
30
akan disampaikan Ceramah tentang kanker Ceramah dan
9. Mendengarkan
menit
leher rahim dan IVA, serta simulasi
10. Dapat aktif mencoba
pelatihan
3.
80-90 menit
saat pelatihan
Diskusi dan tanya jawab
11. Berpartisipasi
Pemeriksaan IVA
tanya jawab 1. Menjalani pemeriksaan
Pemeriksaan
dalam
Tahap persiapan: Memberi
penjelasan
kepada
pasien tentang kanker serviks dan
pemeriksaan IVA. Ibu
diminta buang air kecil dan membilas
kemaluannya
terlebih dahulu. Kemudian, ibu diminta melepaskan pakaian dan
pakaian
diposisikan
dalamnyaserta di
pemeriksaan ginekologi)
meja
Tahap pemeriksaan: 1. Mempersiapkan dan
bahan
tangan,
alat (sarung
larutan
asam
asetat, 3-5%, spekulum steril, kapas lidi sumber cahaya yang memadai, wadah alat yang telah di
disinfeksi,
periksa
meja
ginekologi,
larutan
klorin
0,5%
untuk sterilisasi) 2. Cuci tangan dan pakai sarung
tangan
sekali
pakai 3. Pengamatan bagian luar kemaluan, lihat apakah ada
cairan,
kelanjar (kelenjar
raba sekitar
Skene
dan
Bartholini)
Jangan
menyentuh
klitoris
karena
akan
menyebabkan
rasa
tidak nyaman. Katakan pada
pasien
berikutnya dimasukkan
bahwa akan spekulum
dan mungkin ibu akan merasakan
beberapa
tekanan. 4. Dengan
hati-hati
masukkan
spekulum
sepenuhnya
atau
sampai
terasa
ada
tahanan
lalu
secara
perlahan
buka
cocor
untuk melihat serviks. Atur
spekulum
seluruh dapat
agar
leher
rahim
terlihat.
serviks dapat
Bila terlihat
sepenuhnya,
kunci
cocor spekulum. 5. Pindahkan
sumber
cahaya
serviks
agar
terlihat jelas. 6. Amati
tanda-tanda
peradangan
seperti
bercak
kemerahan,
cairan
keputihan,
nanah,
penampakan
seperti stroberi ataupun kelainan
lain
seperti
massa mirip kembang kol. 7. Gunakan
kapas
lidi
bersih
untuk
membersihkan
cairan
yang keluar, darah atau mukosa serviks. Buang kapas lidi ke wadah anti bocor. 8. Basahi
kapas
lidi
dengan larutan asetat
(3-5%)
asam dan
oleskan pada serviks. 9. Tunggu 1 menit 10. Periksa apakah serviks mudah
berdarah
ataukah muncul bercak putih yang tebal atau epitel acetowhite yang menandakan
IVA
positif 11. Apabila hasil positif, dapat
dirujuk
ke
puskesmas/ RS yang memiliki
pelayanan
kanker serviks. F. MEDIA KEGIATAN −
Flip chart atau proyektor
−
Video
−
Alat peraga
G. BAHAN RUJUKAN −
Petunjuk Teknis Pencegahan-Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 2007 dari Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Departemen Kesehatan RI yang diterbitkan oleh Bakti Husada.
H. METODE EVALUASI −
Metode evaluasi
: Tanya jawab.
−
Jenis evaluasi
: Lisan.
I. KRITERIA EVALUASI −
Kader dapat memahami pentingnya deteksi dini kanker leher rahim dan metode teknis dasar IVA guna membantu tenaga kesehatan dalam pelaksanannya.
−
Pemeriksaan IVA yang benar terhadap para peserta pemeriksaan.
J. MATERI
Kelompok risiko kanker leher rahim adalah wanita pada usia suburnya, terutama mereka yang menikah/ memulai aktivitas seksual pada usia kurang dari 20 tahun, berganti-ganti pasangan seks maupun riwayat infeksi panggul, dan perokok pasif maupun aktif. Penapisan atau screening kanker leher rahim memungkingkan penemuan dini dan pengobatan segera untuk hasil yang lebih baik. Penapisan kanker leher rahim dapat dilakukan salah satunya dengan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). IVA merupakan praktik pemeriksaan yang aman, tidak mahal, dan memberikan hasil segera. Sebelum melakukan tes IVA, sebaiknya dilakukan persiapan. Pertama, dijelaskan terlebih dahulu mengapa tes dianjurkan dan apa yang akan terjadi saat pemeriksaan dan kemungkinan hasil temuan dari pemeriksaan. Setelah memastikan semua alat dan bahan (sarung tangan, larutan asam asetat, 3-5%, spekulum steril, kapas lidi sumber cahaya yang memadai, wadah alat yang telah di disinfeksi, meja periksa ginekologi, larutan klorin 0,5% untuk sterilisasi) tersedia, ibu dibawa ke ruang pemeriksaan dan diminta buang air kecil sekaligus membersihkan dan membilas kemaluannya. Ibu kemudian diminta untuk melepaskan pakaian (termasuk celana dalam) dan dibantu posisikan di meja ginekologi. Tutup badan ibu dengan kain, nyalakan lampu dan arahkan ke vagina ibu. Cuci tangan secara merata dengan sabun dan air lalu keringkan, periksa bagian perut sampai lipat paha apabila ada benjolan atau luka. Pakai sarung tangan periksa, atur peralatan dalam wadah. Tes IVA kemudian dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan sekali pakai 2. Pengamatan bagian luar kemaluan dan lihat apakah ada cairan, raba kelanjar sekitar (kelenjar Skene dan Bartholini) Jangan menyentuh klitoris karena akan
menyebabkan rasa tidak nyaman. Katakan pada pasien bahwa berikutnya akan dimasukkan spekulum dan mungkin ibu akan merasakan beberapa tekanan. 3.Dengan hati-hati masukkan spekulum sepenuhnya atau sampai terasa ada tahanan lalu secara perlahan buka cocor untuk melihat serviks. Atur spekulum agar seluruh leher rahim dapat terlihat. Bila serviks dapat terlihat sepenuhnya, kunci cocor spekulum. 4. Pindahkan sumber cahaya agar serviks terlihat jelas. 5.Amati tanda-tanda peradangan seperti bercak kemerahan, cairan keputihan, nanah, penampakan seperti stroberi ataupun kelainan lain seperti massa mirip kembang kol. 6.Gunakan kapas lidi bersih untuk memberishkan cairan yang keluar, darah atau mukosa dari serviks. Buang kapas lidi ke wadah anti bocor. 7. Basahi kapas lidi dengan larutan asam asetat dan oleskan pada serviks. 8. Tunggu 1 menit 9. Periksa apakah serviks mudah berdarah ataukah muncul bercak putih yang tebal atau epitel acetowhite yang menandakan IVA positif Apabila didapatkan hasil positif pada IVA ataupun adanya massa, tawarkan pasien dapat dirujuk ke fasilitas yang memiliki pengobatan dan konseling kanker serviks, misalnya puskesmas ataupun RS.
MODUL PEMBERDAYAAN KADER
Topik
: Pemberdayaan Kader
Sub-topik : -
Pelatihan kader pengukuran tekanan darah dan antropometri
-
Screening tekanan darah dan antropometri
Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah dilakukan screening diharapkan warga mengetahui faktor resiko yang dimiliki sehingga dapat mengurangi angka kejadian PTM.
Tujuan Pembelajaran Khusus :
Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan para kader peserta pelatihan dapat
-
melakukan pengukuran tekanan darah dan antropometri dengan benar secara mandiri. Kader yang telah dilatih mampu melakukan screening serta melakukan
-
pengukuran tekanan darah serta antropometri secara berkala.
Target Sasaran
: Kader RW 08
Jumlah Target Sasaran
1. Pelatihan :15 orang (kader RW08) 2. screening : Seluruh warga RW 08 yang datang ke posbindu Waktu
: Mei 2013 (kader RW 08, oleh dokter muda IKM tim pelaksana I), disesuaikan dengan waktu pelaksanaan posbindu
Durasi
: 40 menit (pelatihan) + 2 jam ( screening )
Tempat
: Posbindu RW 08, kecamatan Penjaringan
D. PELATIH
-
dokter muda IKM (kelompok pelaksana I)
E. PERSIAPAN
A. membahas bahan rujukan pelatihan dengan pembimbing B. mempersiapkan tempat dan perjanjian dengan kader RW 08 C. menyiapkan sarana yang akan digunakan (timbangan, microtoise, meteran, tensimeter raksa, spidol, kertas pencatatan) D. mempersiapkan checklist kegiatan yang akan diisi oleh tim pelaksana
F.
METODE
Metode yang digunakan adalah : 3.
Pemberian materi dengan ceramah dan alat peraga
4.
G.
No. 1
2
Simulasi / roleplay
DRAFT
RENCANA PROSES PELAKSANAAN
Waktu 5 menit
15 menit
Kegiatan Pelatihan Pembukaan :
Peserta - Perkenalan
-
Perkenalan
-
Ice breaking
-
Menjelaskan tujuan pelatihan
-
Menyampaikan materi bahasan yang
-
Mendengarkan memperhatikan
akan diberikan Menjelaskan cara pengukuran tekanan darah
Menyimak
dan antropometri, dengan memberi peragaan :
memperhatikan
Ukur tekanan darah
-
Responden istirahat minimal 30 menit sebelum pengukuran.
-
Responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang dan telapak menyentuh lantai.
-
Singsingkan
lengan
baju
responden, dan meminta
kanan
responden
tetap diam dan tak berbicara selama pemeriksaan.
-
Lengan responden diminta untuk rileks dan telapak tangan terbuka ke atas.
-
Persiapkan manset, cek apakah ada lekukan pada pipa manset.
-
dan
Pasang manset pada lengan kanan responden dengan posisi kain halis di bagian dalam dan besi D-ring
tidak
menyentuh lengan. Masukkan ujung
dan
manset ke besi D-ring dengan posisi kain perekat di bagian luar. Ujung bawah manset kira-kira 1 – 2 cm di atas siku.
-
Tarik
manset
dan
kencangkan
melingkari lengan responden, letakkan stetoskop di bawah manset.
-
Mengembangkan
manset,
sambil
mendengarkan bunyi sistol dan diastol. Pada tensimeter digital, pemeriksaan dilakukan 2 kali, bila terdapat selisih >10 mmHg, lakukan 10 menit lagi.
-
Catat hasil pemeriksaan.
Pengukuran antropometri 1. Berat badan
-
Responden diminta melepas alas kaki, lalu naik ke timbangan dengan posisi kaki tepat di tengah alat tetapi tidak menutupi jendela baca.
-
Kepala responden diminta untuk tidak menunduk, memandang lurus ke depan dan tenang.
-
Apabila jarum sudah diam, catat angka sejajar jarum.
-
Responden
diminta
turun
dari
timbangan. 2. Tinggi Badan
-
Responden diminta melepas alas kaki dan topi/penutup kepala.
-
Responden diminta berdiri tegak di bawah alat geser.
-
Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit menempel pada
dinding
tempat
microtoise
dipasang.
-
Pandangan lurus ke depan, gerakan alat geser
sampai menyentuh bagian atas
kepala responden.
-
Baca angka tinggi badan, catat hasilnya.
3. Lingkar Perut
-
Responden diminta dengan sopan untuk membuka / menyingkap pakaian bagian atas.
Raba
tulang
rusuk
terakhir
responden untuk menentukan lokasi pengukuran.
-
Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah, tandai dengan spidol.
-
Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul, tandai dengan spidol.
-
Tandai titik tengah antara kedua titik tersebut dengan spidol.
-
Minta responden untuk berdiri tegak dan bernapas normal.
-
Lakukan
pengukuran
lingkar
perut
mulai dari titik tengan secara horizontal dan kembali menuju titik tengah di awal pengukuran.
-
Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm.
-
Catat hasilnya.
4. Lingkar Lengan Atas (LLA)
-
Tentukan posisi pangkal bahu.
-
Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan ke arah perut.
-
Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan meteran, beri tanda dengan spidol.
-
Lingkarkan meteran sesuai tanda spidol dan
usahakan
jangan
terlalu
ketat/longgar.
3.
Baca angkanya, dan catat hasilnya.
Materi : 1. Tensimeter raksa / digital 2. Stetoskop 3. Timbangan 4. Microtoise
5. Meteran 6. Alat cek gula darah dan kolesterol (termasuk jarum, strip dan alat) 7. Kasa alkohol 8. Spidol 4.
15 menit
9. Kertas pencatatan Simulasi
-
Melakukan Simulasi
Meminta peserta (para kader) untuk mempraktikkan dengan sesame peserta cara pengukuran tekanan darah dan antropometri dengan benar
5.
5 menit
Penutup Pelatihan
Menjawab salam
- Review singkat dan tanya jawab -
6.
2 jam
Mengucapkan terima kasih dan salam Screening tekanan darah dan antopometri yang Melakukan pemeriksaan
dilakukan kader didampingi oleh dokter muda
tekanan
darah
Atmajaya terhadap warga RW 08 yang datang
antropometri
ke posbindu
H. MEDIA KEGIATAN
-
Tensimeter raksa / digital
-
Stetoskop
-
Timbangan
- Microtoise
I.
-
Meteran
-
Spidol
-
Kertas pencatatan
BAHAN RUJUKAN
-
Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 2007. Diunduh dari : http://riskesdas.litbang.depkes.go.id/download/PedomanPengukuran.pdf
-
Buku SK Antropometri 2010 mengenai Standar Antropometri. Diunduh dari : http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/11/buku-sk-antropometri2010.pdf
-
Kementerian Kesehatan RI. Buku Pintar Kader Seri 2 Petunjuk Pengukuran Faktor Risiko di Posbindu PTM. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2012
J.
METODE EVALUASI
: Tanya jawab dan review (subjektif), simulasi (objektif)
−
Metode Evaluasi
−
Jenis Evaluasi: Lisan dan Praktek
K. KRITERIA EVALUASI −
Peserta dapat memahami dan mengerti langkah melakukan pengukuran tekanan darah dan antropometri
−
Peserta dapat melakukan pengukuran tekanan darah dan antropometri dengan
dan
benar secara mandiri.
L. MATERI
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Proporsi angka kematian akibat PTM meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun 2007. Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4%), disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis. Kematian akibat PTM terjadi di perkotaan dan perdesaan. Data Riskesdas 2007 menunjukkan di perkotaan, kematian akibat stroke pada kelompok usia 45-54 tahun sebesar 15,9%, sedangkan di perdesaan sebesar 11,5%. Hal tersebut menunjukkan PTM (utamanya stroke) menyerang usia produktif. Sementara itu prevalensi PTM lainnya cukup tinggi, yaitu: hipertensi (31,7%), arthritis (30.3%), penyakit jantung (7.2%), dan cedera (7,5%). PTM dipicu berbagai faktor risiko antara lain merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan gaya hidup tidak sehat. Riskesdas 2007 melaporkan, 34,7% penduduk usia 15 tahun ke atas merokok setiap hari, 93,6% kurang konsumsi buah dan sayur serta 48,2% kurang aktivitas fisik. Sebagai skrining, dapat dilakukan pemeriksaan untuk mencari faktor risiko PTM, seperti pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan antropometri, gula darah dan kolesterol.
Kerangka Acuan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan
Clinical Breast
Examination (CBE)
Topik
: Deteksi dini keganasan pada payudara
Su!opik
: Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan Clinical Breast
Examination (CBE) Tu"uan
−
Tujuan Umum Meningkatkan survival rate dan menurunkan mortality rate pasien kanker payudara.
−
Tujuan !usus •
Mendeteksi dini adanya kanker payudara me"a"ui pemeriksaan payudara sendiri dan pemeriksaan payudara #"e! petugas kese!atan ter"ati! (d#kter dan d#kter muda).
•
Me"akukan rujukan pasien yang memi"iki tanda$tanda keganasan ke pe"ayanan kese!atan yang "e%i! tinggi.
−
Tujuan Pe"ati!an •
Mem%eri inrmasi tentang kanker payudara.
•
Mem%eri inrmasi tentang 'ara mendeteksi dini kanker payudara.
•
Mem%eri pe"ati!an %agaimana "angka!$"angka! pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
perempuan dengan usia "e%i! dari * ta!un +
Sasaran
#um$a% Targe! Sasaran tergantung jum"a! ,anita yang usianya - * &ak!u
/ se%u"an
Durasi
* menit
Tempa! Ruangan Tertutup000 Au"a ser%a guna (kapasitas +* #rang) A' PEATI: •
d#kter umum dan d#kter muda
B' PERSIAPA*: •
Mem%a!as pengumuman kepada ,arga tentang kegiatan SADARI dan CBE dengan ketua R1 *23 kader p#s%indu3 dan d#kter kepa"a puskesmas R1 *2.
•
Mempersiapkan tempat kegiatan SADARI dan CBE.
•
Mempersiapkan sarana yang akan digunakan (speaker3 audi# p"ayer3 mikr#n)
•
Menyiapkan 'ek"ist "angka!$"angka! pemeriksaan SADARI3 rm 4asi" Pemeriksaan SADARI3 dan rm rujukan se%anyak jum"a! peserta.
•
Me"akukan pem%agian tim pendamping ke"#mp#k (k#as dan kader)
•
Mempersiapkan k#nsumsi air minum.
C. MET5DE Met#de yang digunakan ada"a! $ Penyu"u!an $ Praktek mandiri didampingi k#as dan kader $ Pemeriksaan #"e! d#kter umum %i"a didapati ke'urigaan keganasan payudara di p#s k!usus $ Merujuk kepada Pe"ayananan ese!atan tingkat sekunder %i"a
diper"ukan. D. DRAFT RE6CA6A PR5SES E7IATA6 6#. .
.
egiatan
1aktu
D#a pem%uka
(menit) 8
Mengu'apkan sa"am
Sam%utan I%u R1*2 Me"akukan edukasi kepada peserta
9*:
mengenai kanker payudara3 %a!ayanya3 &akt#r$&akt#r resik#3 tanda$tanda dan geja"a keganasan pada payudara.
Mengajari "angka!$"angka! SADARI
Menje"askan a"ur kegiatan da"am ke"#mp#k
9.
Mem%uka rum pertanyaan (maksima" 9
pertanyaan) Masuk da"am ke"#mp#k$ke"#mp#k
8:
praktek SADARI dipandu kader dan tim 5AS dan mempersiapkan %i"ik3 'ermin3 'ek"ist SADARI3 dan rm 4asi" +.
Pemeriksaan SADARI Mendampingi dan memandu peserta
*:
untuk memeriksa payudaranya masing$ masing
8.
Mengisi !asi" pemeriksaan SADARI Memeriksakan peserta yang memi"iki
;: (tiap
tanda$tanda atau geja"a keganasan
pasien)
payudara kepada d#kter umum di p#s pemeriksaan "anjut.
Menu"is surat rujukan untuk peserta yang diduga terdapat keganasan payudara ke
<.
pe"ayanan kese!atan tingkat sekunder. ata penutup #"e! I%u R1*2
;.
D#a penutup E=a"uasi A'ara #"e! D#kter puskesmas3
8:
eterangan
d#kter umum3 kader3 k#as3 dan semua pi!ak yang ter"i%at E. MEDIA E7IATA6 •
Bi"ik untuk pemeriksaan tiap ke"#mp#k
•
Cermin
•
Mane>in payudara
?. BA4A6 RU@UA6 . dari %uku yang diruangan IM . Dari %uku yang di ruangan IM 9. Breast Can'er Ear"y Dete'ti#n. Ameri'an Can'er S#'iety.
http://www.cancer.org/cancer/breastcancer/moreinformation/brea stcancerearlydetection/breast-cancer-early-detection-acs-recsclinical-breast-exam +. 4annan DS3 et al . C"ini'a" %reast e/aminati#n pra'ti'a" re'#mendati#ns r #ptimiing perrman'e and rep#rting. Ca Cancer Journal Clinic8+9;9++ 7. MET5DE EAUASI •
Data primer %erapa jum"a! perempuan usia -* ta!un yang terdeteksi adanya keganasan pada payudara.
4. RITERIA EAUASI •
@um"a! (%isa se'ara persentase) perempuan usia -* ta!un yang terdeteksi keganasan pada payudara.
I. MATERI anker merupakan sa"a! satu penyakit tidak menu"ar yang juga menjadi masa"a! kese!atan msayarakat karena ke'enderungan kasus yang semakin meningkat. anker dise%a%kan #"e! pertum%u!an se" jaringan tu%u! yang tidak n#rma" dan tidak terkenda"i. 7am%aran epidemi#"#gi penyakit kanker di dunia menunjukkan terjadi * juta kasus %aru kanker setiap ta!un3 +3; juta "e%i! terjadi di negara maju dan !ampir 838 juta terdapat di negara %erkem%ang. Berdasarkan Sur=ei ese!atan Ruma! Tangga (SRT) ta!un ** diketa!ui %a!,a penyakit kanker merupakan penye%a% kematian n#m#r "ima di Ind#nesia. Data di RS anker D!armais ta!un **+ menunjunkkan %a!,a kanker payudara
menempati urutan pertama dengan presentase ;38F dari se"uru! kasus kanker %aru. anker Payudara ada"a! tum#r ganas yang %erasa" dari se" ke"enjar3 sa"uran ke"enjar dan jaringan penunjang payudara3 tidak termasuk ku"it payudara. Penye%a% pasti kanker payudara tidak diketa!ui3 namun terdapat %e%erapa &akt#r risik#3 antara "ain p#"a makan3 &akt#r keturunan3 !#rm#na"3 dan ri,ayat tum#r jinak pada payudara se%e"umnya. Pada kanker stadium dini dapat "e%i! muda! di#%ati dan disem%u!kan jika dapat diketa!ui "e%i! a,a". 5"e! karena itu3 di%utu!kan penyu"u!an tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara da"am rangka menurunkan angka kejadian kanker payudara. Deteksi dini kanker payudara dapat di"akukan se'ara sendiri #"e! pasien me"a"ui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan #"e! petugas kese!atan pr#&esi#na" seperti d#kter3 pera,at yang suda! ter"ati!3 dan petugas kese!atan yang suda! ter"ati!. 9 MODUL PELATIHAN DAN SKRINING GULA DARAH MASAL
Topik: Pelatihan dan Skrining Sub-Topik: Pelatihan Pengukuran Gula Darah dan Skrining Gula Darah Masal
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pelatihan pemeriksaan gula darah, diharapkan para kader dapat mengerti mengenai cara pemeriksaan gula darah sewaktu dan masyarakat mengetahui keadaan gula darah sewaktu dirinya
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti pelatihan pemeriksaan gula darah, diharapkan para kader dapat melakukan secara mandiri skrining gula darah. Masyarakat yang mempunyai kadar gula darah sewaktu yang tidak normal, dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut sehingga mendapatkan penanganan.
Target Sasaran:
Pelatihan
: Kader
Skrining
: Warga RW 08
Targer Peserta :
Kader
: 15 orang
Masyarakat : 30 Orang
Waktu:
Durasi: 90 menit
Tempat:
A. PELATIH
Pelatihan : Dokter muda IKM Skrining masal : Kader didampingi Dokter Muda IKM
B. PERSIAPAN
a. Mempersiapkan bahan pelatihan dan skrining gula darah b. Membahas bahan pelatihan pemeriksaan gula darah dan skrining gula darah masal dengan pembimbing c. Menyiapkan sarana yang akan digunakan ( powerpoint , laptop, proyektor, alat periksa gula darah, strip pengukuran gula darah, jarum satu kali pakai, kapas alkohol, tempat sampah pembuangan jarum) d. Mempersiapkan konsumsi e. Menyiapkan checklist kegiatan yang akan dikerjakan oleh tim pelaksana f. Mempersiapkan jadwal susunan acara yang akan dilakukan oleh tim pelaksana
C. METODE
Metode yang digunakan:
Pelatihan : a. Ceramah b. Tanya jawab c. Simulasi pengecekan kadar gula darah antar kader
Skrining Gula darah Masal a. Skrining gula darah masal
D. DRAFT RENCANA PROSES PELAKSANA
No 1
Waktu 5 Menit
Kegiatan Promosi Kesehatan Pembukaan: 1. Memberi salam
5. menjawab salam 6. Menerima handout
2. Menjelaskan tujuan
7. Mendengar dan
pembelajaran
memperhatikan
3. Menyebutkan materi/
pokok
bahasan yang akan
8. Mengerjakan pretest
disampaikan 2
15 menit
4. Pretest ~ Menjelaskan secara singkat
Menyimak
mengenai bahaya diabetes, memperhatikan pentingnya
deteksi
dini,
dan kriteria diagnosis
~ Menjelaskan mengenai cara melakukan
pemeriksaan
gula darah sewaktu 9. Memasang pengukur darah
pada
pengukur
strip gula alat gula
darah 10. Memilih satu jari
dan
untuk
diperiksa
(biasa jari ke 3) 11. Memijat
jari
tersebut dari bawah keatas
sehingga
darah
terkumpul
pada
ujung
jari
kemudian menekan pada ruas jari kedua agar
darah
tetap
terkumpul 12. Mengoleskan kapas alkohol pada area yang akan ditusuk 13. Menusuk ujung jari menggunakan jarum sekali pakai 14. Meneteskan
darah
yang keluar pada strip
pengukuran
gula darah 15. Menutup
hasil
tusukan
dengan
kapas alkohol 16. Melihat angka yang keluar
pada
pengukuran darah Materi 17. Power Point 18. Laptop 19. Proyektor
alat gula
20. Handout presentasi 3
5 menit
Sesi Tanya Jawab
4
10 menit
Simulasi
Bertanya dan menjawab
pengecekan
kadar
Berpartisipasi aktif
gula darah antar kader Materi: 21. Alat
pengecekan
gula darah 22. Strip
pengukuran
gula darah 23. Jarum sekali pakai 24. Kapas alkohol 25. Tempat 5 6 7
10 menit
pembuangan jarum Persiapan untuk melakukan
Berpartisipasi aktif
40 menit 10 menit
skrinning masal Melakukan skrining masal Penutup :
Berpartisipasi aktif Berdoa sesuai −
−
Post test
kepercayaan masing
−
Doa penutup
– masing
−
Mengucapkan kasih
terima
atas partisipasi
dan perhatiannya −
Memberi perpisahan
E. Media Kegiatan a. Powerpoint
b. Laptop c. Proyektor d. Alat periksa gula darah e. Strip pengukuran gula darah f. Jarum satu kali pakai
salam
−
Menjawab perpisahan
salam
g. Kapas alkohol h. Tempat sampah pembuangan jarum
F. Bahan Rujukan
26. World
Health
Organization.
Diabetes.
Geneva,
World
Health
Organization. 2013.http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/index.html.Diak ses tanggal 7 April 2013. 27. Purnamasari D.Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam: Sudoyono AW, Setiyohadi B, Alwi I, et all (Eds).Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 2009. Jakarta : Interna Publishing
G. Metode Evaluasi
a. Metode evaluasi: pretest dan posttest b. Jenis Evaluasi : tertulis
H. Kriteria Evaluasi
a. Kader dapat menyebutkan komplikasi diabetes b. Kader dapat menyebutkan pentingnya deteksi dini pada diabetes c. Kader mengetahui cara mengukur gula darah sewaktu
I. Materi
Di dunia, diperkirakan terdapat 346 juta orang dengan diabetes dan 3, 4 juta orang meniggal tiap tahun akibat komplikasi dari tingginya gula darah. Di Asia tenggara, hampir 71 juta orang diperkirakan menderita diabetes pada tahun 2010 dan 1 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat komplikasi dari diabetes. Diabetes memperparah penyakit infeksi, seperti TBC, malaria dan HIV/AIDS. Orang dengan diabetes lebih mudah terkena TBC, dan diperkirakan 15% dari kasus TBC di dunia diperkirakan berhubungan dengan diabetes. Diabetes adalah suatu kondisi tingginya gula darah akibat kurangnya inulin (hormone yang mengatur gula darah) yang dihasilkan oeh pancreas. Ada 2 jenis diabetes. Diabetes tipe 1 disebabkan karena kurangnya produksi insulin, dan diabetes
tipe 2 disebabkan karena penggunaan insulin yang tidak efektif. 90% orang dengan diabetes menderita diabetes tipe 2. Penyebab diabetes tipe 1 tidak diketahui, tetapi diperkirakan berhubungan dengan lingkungan, genetic atau autoimun. Beberapa faktor resiko diabetes tipe 2 antara lain kelebihan berat badan (overweight / obese), ada riwayat keluarga yang terkena diabetes, konsumsi alcohol berlebihan, merokok, aktivitas fisik yang kurang Gejala dari diabetes: 28. sering berkemih (polyuria) 29. rasa haus berlebih (polydipsia)
Gejala klasik
30. terus menerus merasa lapar (polyfagi) 31. penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas 32. kulit sangat kering 33. gangguan penglihatan Gejala ini dapat dijumpai pada kedua tipe diabetes, tetapi pada diabetes tipe 2 gejala kadang kurang terlihat, sehingga pada saat didiagnosis diabetes, sudah ada komplikasi Peningkatan gula darah akibat diabetes yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh manusia. 34. Diabetes meningkatkan resiko penyakit jantung dan stroke. 35. Diabetes memiliki pengaruh ke mata dan merupakan salah satu penyebab kebutaan akibat kerusakan pembuluh darah yang ada di retina. 36. Diabetes mengganggu saraf yang ada di kaki dan dapat mengakibatkan luka yang tidak sembuh pada kaki dan pada akhirnya mengharuskan amputasi. 37. Diabetes merupakan salah satu penyebab gagal ginjal Untuk mengetahui apakah seseorang menderita diabetes atau tidak, maka perlu dilakukan beberapa tes, salah satunya adalah pemeriksaan kadar gula darah puasa atau sewaktu. Kriteria diagnosis diabetes melitus: 38. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu > 200mg/dl (Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir
Atau 39. Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa > 126 mg/dl (puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam) 40. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dl TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrus yang dilarutkan kedalam air
MODUL PENGGUNAAN PEAK FLOW METER
Topik : Penggunaan Peak Flow Meter Sub Topik : Cara Menggunakan Peak Flow Meter yang benar Tujuan pembelajaran umum
Setelah mengikuti promosi kesehatan diharapkan para peserta dapat mengerti dalam penggunaan Peak Flow meter yang benar Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti promosi kesehatan diharapkan para peserta dapat mempraktikkan penggunaan Peak Flow meter yang benar
Target sasaran
: Warga RW 08
Jumlah target sasaran
: 20 orang
Waktu
:
Durasi
: 60 menit
Tempat
: Aula serba guna (kapasitas 40 jiwa)
A. PELATIH
1. Dokter muda departemen IKM (kelompok pelaksana)
B. PERSIAPAN
2. Membahas bahan rujukan dengan pembimbing 3. Mempersiapkan tempat simulasi 4. Menyiapkan sarana yang akan digunakan ( speaker, flowchart , alat peak flow meter ) 5. Mempersiapkan konsumsi 6. Mempersiapkan check-list yang akan dilaksanakan oleh tim pelaksana
C. METODE
Metode yang digunakan adalah C. Ceramah D. Simulasi/ Role Play
D. DRAFT RENCANA PROSES KEGIATAN
No. 1.
Waktu 5 Menit
Kegiatan Doa pembuka − −
Mengucapkan salam
−
Berdoa kepercayaan
sesuai
−
Menjelaskan pembelajaran
−
Menyebutkan
materi pokok
yang akan disampaikan 2.
10 menit
masing - masing
tujuan −
Menjawab salam
−
Mendengarkan dan
Menjelaskan cara batuk yang benar
memperhatikan Menyimak dan
disertai dengan peragaan :
memperhatikan
•
Sebelum
digunakan
pastikan jarum penunjuk pada posisi 0 •
Genggam peak flow meter
•
Berdiri Tegak
•
Ambil Nafas dalam
•
Letakkan mulut ke dalam corong dan tutup bibir dan gigi dengan rapat
•
Tiup sekeras dan secepat mungkin pada corong peak flow meter
•
Catat angka yang ditunjuk oleh jarum penunjuk
•
Ulangi
prosedur
diatas
sebanyak tiga kali dan catat hasilnya •
Jika batuk, prosedur harus diulang lagi.
•
Catat hasil yang tertinggi dari tiga hasil tersebut dan itu adalah angka aliran puncak (Peak flow )
•
Menginterpretasi hasil dan
digolongkan ke dalam : zona hijau : 80-100 % zona kuning : 50-80 % zona merah : <50 % Materi : $
Flowchart
$
Peak Flow Meter Simulasi:
40 menit
•
Meminta
peserta
mempraktikkan
Melakukan untuk cara
pemakaian peak flow meter Penutup :
5 menit
•
simulasi
menjawab salam
Mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam
E. MEDIA KEGIATAN •
Flow chart
•
Peak flow meter
F. BAHAN RUJUKAN •
World Health Organization. Global status report on noncommunicable disease 2010.Geneva ;2010
•
Peak Flow Measurement. Diunduh dari http://www.hopkinsmedicine.org/healthlibrary/test_procedures/pulmonary/pea k_flow_measurement_92,P07755/ Tanggal 19/4/2013
G. METODE EVALUASI
a. Metode Evaluasi
: Tanya jawab (subjektif)
b. Jenis Evaluasi
: Lisan
H.KRITERIA EVALUASI
1. Peserta dapat memperagakan ulang cara menggunakan alat peak flow meter yang benar
I. MATERI
Penyebab kematian akibat penyakit tidak menular pada tahun 2008 menurut WHO adalah : penyakit kardiovaskular (17 juta kematian atau 48 % dari semua kematian akibat PTM), kanker (7,6 juta / 21 % dari semua kematian akibat PTM, dan Penyakit saluran pernapasan yaitu asthma dan PPOK (4,2 juta kematian). Dan diabetes mengakibatkan 1,3 juta kematian. Penyakit saluran pernapasan sering terjadi pada negara dengan pendapatan yang menegah dan rendah termasuk indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan deteksi dini untuk mencegah perjalanan penyakit lebih salah satunya adalah dengan menggunakan Peak Flow Meter. Peak Flow meter adalah alat yang tidak mahal , mudah dibawa dan merupakan alat untuk menilai seberapa baik udara keluar dari paru-paru. Pengukuran menggunakan peak flow merupakan bagian penting untuk deteksi dini dari penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan juga asma. Cara kerja peak flow meter adalah dengan mengukur seberapa cepat udara keluar dari paru ketika menghembuskan nafas secara paksa setelah inspirasi penuh. Ukuran ini dinamakan dengan peak expiratory flow (PEF)
Cara penggunaan peak flow meter yang benar adalah : A. Sebelum digunakan pastikan jarum penunjuk pada posisi nol B. Genggam peak flow meter C. Berdiri Tegak D. Ambil Nafas dalam E. Letakkan mulut ke dalam corong dan tutup bibir dan gigi dengan rapat F. Tiup sekeras dan secepat mungkin pada corong peak flow meter G. Catat angka yang ditunjuk oleh jarum penunjuk H. Ulangi prosedur diatas sebanyak tiga kali dan catat hasilnya
Terdapat 3 zona pengukuran yang biasa digunakan untuk menginterpretasikan peak flow rate yaitu : zona hijau, zona kuning ,dan zona merah 1. Zona hijau : bervariasi dari 80- 100 % dari pembacaan peak flow yang paling tinggi anda. Ini adalah zona yang harus ada setiap hari. Pengukuran pada zona ini menunjukan bahwa udara dapat bergerak dengan baik melalui jalan udara dan dapat melakukan aktivitas biasa dan pergi tidur tanpa gangguan. 2. Zona Kuning : ini bervariasi dari 50-80 % dari angka peak flow terbaik anda. Hasil pada zona ini menunjukan bahwa jalan udara sudah mulai menyempit. Dan anda mulai mengalai gejala ringan seperti, batuk, merasa lelah, dan merasa dada seperti tertekan. Gejala ini mungkin akan menghalangi anda untuk melakukan aktivitas biasa atau tidur yang nyenyak. Anda harus memberitahu dokter pada saat ini. dokter mungkin akan mengubah obat atau memberikan instruksi tambahan untuk mencegah perburukan gejala 3. Zona Merah : pada zona merah peak flow <50% dari peakflow tertinggi anda. Pembacaan ini menunjukan penyempitan yang parah dari jalan udara yang besar sudah muncul. Ini butuh tindakan segera dan harus dilakukan pertolongan segera. Gejala yang muncul seperti batuk, nafas yang pendek, mengi ketika menghirup dan mengeluarkan nafas atau terdapat retraksi, dan juga memiliki masalah dalam berjalan dan berbicara. Pada bagian ini harus menghubungi dokter dan lakukan tindakan pertolongan segera
MODUL SKRINING KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH
Topik
: Mengukur kadar kolesterol dalam darah.
Tujuan Umum Kegiatan :
1. Untuk melakukan skrining kadar kolesterol total dalam darah pada masyarakat RW 08 Kelurahan Pejagalan. Tujuan Khusus Kegiatan :
2. Mengetahui angka prevalensi masyarakat RW 08 yang mempunyai kadar kolesterol yang tinggi. 3. Mengetahui ada tidaknya risiko penyakit jantung pada masyarakat RW 08. Target Sasaran :
4. Seluruh masyarakat RW 08 Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan. Jumlah Target Sasaran : 5. Waktu : Durasi : Tempat :
A. PELAKSANA KEGIATAN
Kegiatan skrining kadar kolesterol total pada RW 08 Kelurahan Pejagalan akan dilakukan oleh kader dan didampingi oleh dokter muda IKM.
B. PERSIAPAN
6. Meminta ketua RW 08 Kelurahan Pejagalan untuk menginformasikan adanya kegiatan skrining kadar kolesterol darah dan perlunya berpuasa
pada malam (10-12 jam) sebelum pemeriksaan dilakukan esok harinya. 7. Mempersiapkan tempat untuk melakukan skrining. 8. Melatih kader-kader untuk menggunakan alat pengukur kolesterol sebelum kegiatan dimulai. 9. Mempersiapkan sarana yang akan digunakan (alat tes kolesterol, cholesterol stick , kapas alcohol, alat untuk mencatat).
10.
Mempersiapkan konsumsi untuk kader dan dokter muda IKM.
C. METODE
Metode yang digunakan adalah : •
Pengukuran langsung di tempat.
D. DRAFT RENCANA PROSES PELAKSANAAN
No 1. 2.
Durasi 30 menit
Kegiatan Mengajarkan
120 menit
pengukuran kolesterol. Pengukuran kadar kolesterol masyarakat
cara
penggunaan
alat
RW 08 Kelurahan Pejagalan.
E. MEDIA KEGIATAN
F.
•
Alat pengukur kolesterol.
•
Cholesterol Stick.
•
Kapas alcohol.
•
Buku dan pulpen untuk mencatat.
BAHAN RUJUKAN
a. Jenis-Jenis Kolesterol. Diambil dari : http://kadarkolesterolnormal.com/. Tanggal 19 April 2013. b. Nilawati, Sri, Diah Krisnatuti, B Mahendra, Oei Gin Djing. 2008. Care Yourself, Kolesterol. Depok : Penebar Plus. G. METODE EVALUASI
a. Metode evaluasi : menghitung cakupan kegiatan.
b. Jenis evaluasi : tertulis. H. KRITERIA EVALUASI
a. Semua masyarakat RW 08 Kelurahan Pejagalan mau mengukur kadar kolesterol dalam kegiatan ini.
I.
MATERI
Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan sisanya 20% dari luar tubuh untuk bermacammacam fungsi di dalam tubuh. Banyak pakar menyarankan agar pemeriksaan kesehatan dilakukan pada semua orang dewasa, atau paling tidak kepada mereka yang menghadapi risiko terkena serangan jantung.
Pemeriksaan kesehatan ini mencakup pengukuran
kadar kolesterol darah dan memberikan penjelasan terhadap efek kebiasaan merokok, berat badan, dan pemeriksaan tekanan darah. Tujuan pengukuran kolesterol darah adalah untuk mengetahui apakash seseorang menghadapi terkena risiko arterosklerosis pada usia muda. Risiko sklerosis
(penyumbatan)
pada arteri
koroner
bisa dikurangi
dengan
memeriksakan diri secara rutin. Karena alasan itulah, orang-orang dari kelompok umur 20-60 tahun harus diukur kadar kolesterol darahnya, terutama mereka yang masuk dalam ciri-ciri : 1.
Orang tua atau saudara sekandung mereka menunjukkan tandatanda sklerosis pembuluh darah koroner sebelum usia 60 tahun.
2.
Mempunyai kerabat dekat dengan kadar lemak darah yang tinggi.
3.
Pernah diberi perawatan dengan obat hipotensif (obat untuk menurunkan tekanan darah).
4.
Pasien diabetes.
5.
Mereka yang memperlihatkan tanda-tanda penyakit jantung atau atherosclerosis yang mengganggu pasokan darah ke kaki atau otak.
6.
Perokok berat (lebih dari 15 batang per hari).
Beberapa orang mempunyai tana-tanda penumpukan kolesterol yang terlihat dalam jaringan tubuhnya. Penumpukan kolesterol ini dikenal sebagai xanthomata, terutama ditemukan dalam kulit dan urat. Pada orang dengan