Geoteknik
KORELASI NILAI N-SPT DENGAN PARAMETER KUAT GESER TANAH UNTUK WILAYAH JAKARTA DAN SEKITARNYA (133G) Desiana Vidayanti1, Pintor T Simatupang2, Sido Silalahi3 1
Program Studi Teknik Sipil, FTPD, Universitas Mercu Buana Jl.Meruya Selatan, Jakarta Barat * 11650. Telp 021 5840816 Email :
[email protected]
2
Program Studi Teknik Sipil, FTPD, Universitas Mercu Buana Jl.Meruya Selatan, Jakarta Barat * 11650. Telp 021 5840816 Email :
[email protected]
3
Program Studi Teknik Sipil, FTPD, Universitas Mercu Buana Jl.Meruya Selatan, Jakarta Barat * 11650. Telp 021 5840816
ABSTRAK Dalam preliminary design maupun desain lanjut suatu fundasi ada kalanya diperlukan interpretasi parameter tanah yang diperoleh dari upaya korelasi tanah, selain tentunya data utama berasal dari penyelidikan tanah lengkap. Korelasi yang biasa dilakukan selama ini dengan bantuan grafik maupun tabel, telah dibuat oleh para ahli tanah yang sebagian besar berasal dari luar Indonesia. Penelitian ini akan melihat sebaran data dan antara nilai N-SPT dengan parameter kuat geser tanah untuk tanah di Jakarta dan sekitarnya. Penelitian menggunakan data sekunder dengan memanfaatkan data soil investigation yang sudah ada. Adapun yang menjadi acuan adalah grafik korelasi antara N-SPTdengan Su, oleh Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979, serta persamaan antara N-SPTdengan Ød dari Ohsaki dkk, 1959 ;Dunham, 1954; Peck,dkk, 1953, serta Hatanaka & Uchida, 1996. Metodologi yang dilaksanakan yaitu : pengumpulan data penyelidikan tanah untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Kemudian dilakukan penyeleksian, pengelompokan dan plot data N-SPT terhadap c dan Ø, serta analisis dan perbandingan dengan grafik korelasi tersebut. Dari plot data antara data N-SPT dan Ø, untuk tanah Jakarta dan sekitarnya diperoleh persamaan Ød = (13N)0,5 + 15. Kemudian Untuk plot data terhadap grafik Hatanaka & Uchida, 1996 terlihat terdapatnya perbedaan. Sedangkan terhadap grafik hubungan antara N–SPT dengan Cu (Su) oleh Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979 sebaran data menunjukkan kesamaan area. Kata Kunci: korelasi, N-SPT; grafik; parameter; kekuatan geser
1.
PENDAHULUAN
Dalam merencanakan suatu sub structure tentunva membutuhkan data-data tentang parameter tanah yang didapat dari hasil penyelidikan tanah baik di lapangan maupun di laboratorium. Namun ada kalanya data tidak cukup dan tidak memungkinkan dilakukan pengujian lagi, sehingga interpretasi dan korelasi parameter melalui grafik-grafik yang sudah ada akan sangat membantu. Oleh karena itu sampai saat ini, grafik-grafik maupun tabel korelasi parameter masih sangat diperlukan. Korelasi tanah juga digunakan oleh para praktisi dalam memberikan gambaran umum mengenai sifat-sifat tanah, berikut pertimbangan awal dalam melakukan rencana pendahuluan desain fundasi. Pemakaian korelasi parameter-parametertanah hasil uji laboratorium pada saat ini telah dikembangkan dan dipublikasikan oleh para ahli tanah. Tetapi pembuatan grafik-grafik korelasi parameter tanah yang banyak dipakai selama ini dibuat sebagian besar berasal dari luar Indonesia untuk tanah di luar Indonesia. Salah satu korelasi yang umum dipakai adalah hubungan dengan nilai N-SPT. Uji penetrasi standar (SPT = Standard Penetration Test) adalah salah satu jenis uji tanah yang sering digunakan untuk mengetahui daya dukung tanah selain CPT. SPT dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui baik perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan. Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah dan disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm (1 ft) vertical. SPTdilakukan dengan memukul sebuah tabung standar kedalam lubang bor sedalam 450 mm menggunakan palu 63,5 kg yang jatuh bebas dari ketinggian 760 mm. Yang dihitung adalah jumlah pukulan untuk melakukan penetrasi sedalam 150 mm. Jumlah pukulan yang digunakan adalah pada penetrasi sedalam 300 mm terakhir. Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
G - 99
Geoteknik
Nilai SPT dapat digunakan untuk menghitung sifat sifat-sifat statis dan dinamis is tanah berbutir kasar seperti internal fricition angle (∅’), relative density (Dr), kapasitas dukung dan penurunan, kecepatan gelombang geser ((vs) dari tanah, maupun potensi likuifaksi. Di sisi lain, uji SPT yang sebenarnya dikembangkan untuk tanah berbu berbutir kasar telah diaplikasikan untuk pada tanah berbutir halus untuk memperkirakan sifat sifat-sifat engineeringnya engineeringnya, seperti undrained compressive strength (qu),undrained shear strength (Su)) dan koefisien kompresibilitas volume ((mv).
2.
KORELASI NILAI N-SPT SPT DENGAN P PARAMETER ARAMETER KUAT GESER TANAH
Pada tanah pasir shear strength strength) semata-mata Seperti kita ketahui tanah pasir adalah tanah yang tidak berkohesi. Kuat gesernya ((shear shear strength ditentukan oleh parameter sudut geser dalam ((angel of internal friction) Ø, dalam kondisi drained sh N-SPT. Ada beberapa (Ø,) atau (Ød). Harga Ød sering dihitung dari persamaan empiris menggunakan nilai N persamaan yang terkait, antara lain : Ød
= (20N)0,5 + 15………...(Ohsaki dkk, 1959) Ød Ød Ød Ød Ød
(1)
= (15N)
0,5
+ 15 ≤ 45…..(Japan Road Association, 1990)
= (12N)
0,5
+ 25 (anguler and well well-grained soil particles)
= (12N)
0,5
+ 20 (round, well well-grained or anguler & uniform grained )
= (12N)
0,5
uniform-grained soil particles) + 15 (round and unifor
= (0,3N)
0,5
(2)
(Dunham, 1954)
+ 27……….(Peck,dkk, 1953)
(3)
(4)
Di samping itu grafik korelasi nilai N SPT terhadap Ø’ antara lain telah dibuat oleh Peck, Hanson dan Thornburn (1953), De Mello (1971), Bolton M.D (1986), Skempton A.W (1986) maupun Hatanaka & Uchida (1996) sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1.Internal Internal friction angle untuk tanah pasir dari data SPT (Hatanaka & Uchida, 1996)
Pada tanah lempung Kekuatan geser pada tanah lempung diistilahkan dengan kohesi (c) atau kekuatan tekan tak tersekap ((unconfined compressive strength),, yaitu qu. Khusus untuk undrained shear strength (Su), diperoleh dari pengujian triaksial UU (unconsolidated unconsolidated undrained triaxial test) maupununconfined compressive strength (UCS). Adapun hharga Su dari UCS yang menghasilkan harga qu, dihitung melalui persamaan 1. (Hara,dkk,1974) Su = 0.5 qu
(5)
SPT dengan kuat geser undrained, Su ((undrained N-SPT Banyak usaha telah dilakukan untuk mengkorelasikan nilai N ). Penelitian awal mengenai hubungan bas qu ((unconfined compressive strength). shear strength) atau kuat tekan bebas antara qu vs N SPT dilaksanakan oleh Terzaghi & Peck (1967), sedangkan korelasi nilai N vs undrainedshear strength, Su diperlihatkan dalam Gambar 2
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
G - 100
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Geoteknik
Tabel 1. Korelasi antara qu – NSPT (Terzaghi & Peck 1967) Consistency SPT-N Qu (kPa) Very soft <2 < 25 Soft 2-4 25 * 50 Medium 4*8 50 -100 Stiff 8 -15 100 -200 Very stiff 15 - 30 200 * 400 Hard > 30 > 400
Gambar 2.Korelasi nilai N SPT vs Su (Terzaghi & Peck, 1967; Sowers, 1979)
3.
TUJUAN PENELITIAN
Sebagaimana dikemukakan di awal, bahwa grafik-grafik korelasi umumnya dibuat untuk tanah di luar Indonesia, maka penelitian ini akan melihat sebaran data dan bentuk hubungan antara nilai N-SPT dengan parameter kuat geser tanah untuk tanah di DKI Jakarta dan sekitarnya, dengan memanfaatkan hasil soil investigationyang telah dilakukan untuk berbagai proyek pembangunan struktur. Adapun yang menjadi acuan adalah persamaan empiris hubungan antara N-SPT dan Ød yang dikemukakan pada persamaan (1) sampai dengan (4). Kemudian grafik yang menjadi acuan adalah grafik korelasi antara N-SPTdengan Su, oleh Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979, serta korelasi antara N-SPTdengan Ø’ oleh Hatanaka dan Uchida (1996).
4.
METODE PENELITIAN
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3 berikut ini. Pengumpulan data
Tidak memenuhi
Seleksi data
Buang Memenuhi kriteria
Plot data Pengelompokan data sesuai wilayah Gambar 3. Diagram alir pelaksanaan penelitian
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
G - 101
Geoteknik
Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan soil investigationyang berasal dari berbagai sumber, baik instansi pemerintah maupun perusahaan swasta di area DKI Jakarta dan sekitarnya.Dipilih yang memiliki data uji lapangan (sondir dan SPT) serta data uji laboratorium (sieve analysis & hydrometer analysis, Atterberg limits, triaxial, unconfined compressive, direct shear,konsolidasidan lain-lain).
Seleksi dan validasi data Mutu dan kelengkapan data merupakan salah satu hal yang penting untuk suatu penelitian, untuk itu diperlukan seleksi data yang ketat. Kriteria seleksi data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. b.
c.
Mengingat yang akan diplot adalah parameter kuat geser tanah pasir dan lempung, maka dipilih laporan yang memiliki pengujian triaxialUU dan unconfined compressive strength. Kelogisan dan konsistensi data. Data yang tidak konsisten maupun tidak logis maka tidak dapat dipakai (dibuang). Contoh : - pada lokasi tersebut disebutkan tanahnya lempung murni, ternyata parameter yang dicantumkan justru bukan c namun ∅. - data yang tidak konsisten antara jenis tanah dengan klasifikasikan tanah, misalnya jenis tanah tercantum sandy silt tetapi pada klasifikasi disebutkan SW. Pada kedalaman yang sama, bila ada data yang memiliki nilai c atau ∅ yang sangat jauh berbeda dari data yang lainnya, tetapi memiliki nilai N-SPT yang sama maka data tersebut tidak dipakai atau dibuang. Atau nilai N-SPT kecil tetapi memiliki nilai c yang besar, maka data c atau ∅ tersebut tidak dipakai, begitu juga sebaliknya bila N-SPT nya besar, tetapi memiliki nilai c atau ∅yang kecil.
Pemetaan dan pengelompokan data a.
b. c. d. e.
Data dicatat dan dikelompokkan pada tabel tertentu berdasarkan wilayah di Jabodetabek. Yang dicatat adalah lokasi, kedalaman sampel, nilai N-SPT, deskripsi tanah per kedalaman, kohesi (c) dan sudut geser dalam (Ø) dari hasil pengujian triaxial, direct shear maupununconfined compressive strength. Untuk pasir murni, maka yang dicatat adalah tanah pasir yang memiliki nilai ∅’ = 20° Data yang telah dimasukkan kedalam tabel di atas (poin a) kemudian dikelompokan per kedalaman. Untuk plot data ke dalam Grafik Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979, yang dicatat adalah N–SPT, jenis dan klasifikasi tanah, nilai Cu ( Su), serta lokasi. Sedangkan untuk plotdata ke dalam Grafik Hatanaka & Uchida, yang dicatat adalah N–SPT, jenis dan klasifikasi tanah, nilai Ø, serta lokasi.
Plot data Ke dalam persamaan Ohsaki,dkk (1959), Japan Road Association (1990),dan Dunham (1954). Langkah pengeplotan data adalah sebagai berikut : a. Dari data yang telah dicatat sebelumnya, pada tanah yang berjenis pasir harga ∅ ditabelkan berdasarkan nilai N–SPT dan klasifikasinya. b. Perhitungan nilai ∅d berdasarkan persamaan (1) sampai dengan (4), kemudian diplot ke dalam grafik. Ke dalam Grafik Hatanaka & Uchida Langkah pengeplotan data adalah sebagai berikut : c. Dari data yang telah dicatat sebelumnya, pada tanah yang berjenis pasir harga ∅ ditabelkan berdasarkan nilai N–SPT dan klasifikasinya. d. Sebelum diplot nilai N–SPT lapangan dikoreksi dengan rumus :
Di mana
( N1) 60 Nm CN CE CB CR CS
= Nm CN CE CB CR CS (2) = measured standard penetration resistence = depth correctin factor = hammer energy ratio ( ER ) correction factor = borehole diameter correction factor = rod leght correction factor = correction factor for samplers with or without liners
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
G - 102
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Geoteknik
SPT Lapangan (Youd & Idriss,1997) Tabel 2. Nilai Koreksi N N-SPT
Contoh perhitungan nilai koreksi N – SPT lapangan dengan nilai Nm = 20 NilaiCN hasil dari nilai tegangan overburden yaitu : (Pa / σvo )0.5 = ( 6,5 / (1,78 x 5.5 ) 0.5 = 0,81 NilaiCEhasil dari nilai koreksi energi ratio jenis hammer yang dipakai yaitu : 1,2 NilaiCBhasil dari nilai koreksi diameter lubang bor yaitu : 1 NilaiCRhasil dari nilai koreksi panjang batang bor yaitu : 0,95 NilaiCShasil dari nilai koresi metode pengambilan sample yaitu : 1 Maka ( N1) 60 = Nm CN CE CB CR CS = 20 x 0,81 x 1,2 x 1 x 0.95 x 1 = 18,47 e.
Setelah nilai N – SPT lapangan dikoreksi, lalu diplot kedalam grafik dengan memasukan nilai N N–SPT koreksi dan ∅
Ke dalam grafik Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979
a. Dari tanah yang benar-benar -benar benar termasuk lempung murni, kemudian dilakukan pencatatan Cu (Su) sesuai dengan nilai N-SPT, SPT, dan klasifikasi tanah (berdasarkan USCS) b. Plot nilai Cu (Su) yang sebelumnya telah diberi warna sesuai dengan klasifikasi tanah tersebut dan nilai N - SPT ke dalam grafik. c. Tanah yang bukan lempung murni, tapi mempunyai data Cu(Su) dari pengujian UCS juga diplot, untuk sekedar mengetahui gambaran posisi terhadap grafik tersebut. 5. HASIL IL DAN PEMBAHASAN Dari seluruh data yang dikumpulkan, laporan penyelidikan tanah yang memenuhi kriteria dan dapat dipakai sebanyak 62 laporan (62 proyek).Pencatatan keseluruhan data dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan pengelompokan data per kedalaman dapat at dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5.Pencatatan Cu (Su) maupun ∅ dapat dilihat pada Tabel 6.Adapun hasil dari plot data dapat dilihat pada Gambar 4 untuk Grafik Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979 serta Gambar 5 untuk Grafik Hatanaka & Uchida
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24 24-26 Oktober 2013
G - 103
Geoteknik
Tabel bel 3. Contoh pencatatan keseluruhan data per lokasi No
Lokasi
Depth
qc
N-SPT
Deskripsi Tanah
( Bor )
1
Jalan kuta elok kelapa gading
( B1)
Jakarta - Utara 2
Jalan villa permata gading
( B1 )
Jakarta - Utara 3
Jalan Margonda
( B1)
Depok
Triaxial
2
Direct Shear
Ø
C
Kg/cm
○
C 2
UCT
Ø
qu
Kg/cm
○
Kg/cm 0
2
2
(m)
Kg/cm
2,0 - 2,5
28
0
Clayey Silt ( MH )
0
0
0,46
33
5,0 - 5,5
10
0
Clayey Silt ( MH )
0
0
0,20
14
0
2,0 - 2,5
11
0
Clayey Silt ( MH )
0
0
0,23
28
0,70
5,0 - 5,5
18
0
Clayey Silt ( MH )
0
0
0,19
22
0,55
1,0 - 1,5
12
4
Silt ( ML )
0
0
0,10
25
0,29
3,0 - 3,5
23
3
Clayey Silt ( MH )
0
0
0
0
0,46
5,0 - 5,5
20
2
Clayey Silt ( MH )
0
0
0
0
0,96
7,0 - 7,5
21
3
Silty Clay ( CH )
0
0
0
0
0,44
9,0 - 9,5
48
4
Clayey Silt ( MH )
0
0
0,14
6,5
0,38
11,0 - 11,5
114
8
Clayey Silt ( MH )
0
0
0
0
0,31
( B2 ) 1,0 - 1,5
17
4
Silt ( MH )
0
0
0
0
0,55
3,0 - 3,5
12
3
Clayey Silt ( MH )
0
0
0
0
0,50
5,0 - 5,5
11
5
Silty Clay ( MH )
0
0
0
0
0,79
7,0 - 7,5
16
6
Clayey Silt ( MH )
0
0
0,11
23
0,43
9,0 - 9,5
25
7
Silt ( MH )
0
0
0,18
17,50
0,20
11,0 - 11,5
24
9
Silt ( ML )
0
0
0
0
0,87
( B3 ) 1,0 - 1,5
14
4
Silt ( ML )
0
0
0
0
0,53
3,0 - 3,5
12
4
Clayey Silt ( MH )
0
0
0
0
1,07
5,0 - 5,5
24
8
Clayey Silt ( MH )
0
0
0
0
1,18
7,0 - 7,5
17
9
Clayey Silt ( CH )
0
0
0,8
10
0,31
9,0 - 9,5
16
4
Clayey Silt ( MH )
0
0
0,12
22
0,55
11,0 - 11,5
21
5
Clayey Silt ( MH )
0
0
0,14
26
0
Tabel 4. Contoh data pengelompokan per kedalaman untuk nn-spt spt dan cu (su) Kedalaman 1,0 - 1,5 m
Kedalaman 2,5 - 3,0 m
N - SPT
Deskripsi Tanah
Cu
Lokasi
N - SPT
Deskripsi Tanah
Cu
Lokasi
4
Silt ( ML )
0.29
Jakarta Selatan
4
Silty Clay ( CH )
0.592
Jakarta Pusat
4
Silt ( MH ) Silt ( ML ) Silty Clay ( CH ) Silty Clay ( CH ) Silty Clay ( CH ) Clayey Silt ( MH ) Silty Clay ( CH ) Silty Clay ( CH ) Clayey Silt ( MH ) Silty Clay ( CH ) Silty Clay ( CH ) Clayey Silt ( MH )
0.55 0.53 3.03 1.68 1.19 0.43 2.04 0.2 0.2 0.3 0.52 1.02
Jakarta Selatan Jakarta Selatan Jakarta Barat Jakarta Pusat Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Selatan Jakarta Barat Jakarta Barat Jakarta Utara Jakarta Pusat Jakarta Barat
12 10 5
Silty Clay ( CH ) Silty Clay ( CH ) Silty Clay ( CH )
0.512 15.977 0.702
Jakarta Pusat Jakarta Pusat Jakarta Pusat
4
5 6 4 5 11 2 5 2 5 5
N - SPT 0 0 0
Kedalaman 1,5 - 2,0 m Deskripsi Tanah Cu Clayey Silt ( MH ) 1.43 Silty Clay ( CH ) 0.53 Silty Clay ( CH ) 0.28
Lokasi Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Selatan
N - SPT 0 10 6 0 0 0 0 0
Kedalaman 2,0 - 2,5 m Deskripsi Tanah Cu Clayey Silt ( MH ) 0.55 Clayey Silt ( MH ) 0.35 Clayey Silt ( MH ) 0.7 Clayey Silt ( MH ) 0.7 Silty Clay ( CH ) 1.48 Silt ( MH ) 1.5 Silt ( MH ) 0.39 Clayey Silt ( MH ) 0.66
Lokasi Jakarta Timur Jakarta Utara Jakarta Utara Jakarta Utara Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Selatan Jakarta Selatan
N - SPT 0 2 5 8 0 5 7 5 5 7 10 0 0 0 4 7 0 1 0 7 3 40
Kedalaman 5,0 - 5,5 m Cu Deskripsi Tanah 0.55 Clayey Silt ( MH ) 0.96 Clayey Silt ( MH ) 0.5 Silty Clay ( CH ) 1.18 Clayey Silt ( MH ) 0.49 Clayey Silt ( MH ) 1.44 Clayey Silt ( MH ) 0.85 Clayey Silt ( MH ) 1.77 Silty Clay ( CH ) Silty Clay ( CH ) 0.82 Clayey Silt ( MH ) 0.75 Clayey Silt ( MH ) 1.32 Clayey Silt ( MH ) 0.55 Silty Clay ( CH ) 2.1 Silt ( MH ) 1.95 Silty Clay ( CH ) 0.3 Silty Clay ( CH ) 0.44 Silty Clay ( CH ) 0.63 Clayey Silt ( MH ) 0.08 Clayey Silt ( MH ) 1.07 Silty Clay ( CH ) 0.57 Clayey Silt ( MH ) 0.58 Silt ( MH ) 1.15
Lokasi Jakarta Utara Jakarta Selatan Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Pusat Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Barat Jakarta Selatan Jakarta Utara Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Barat Jakarta Barat Jakarta Pusat Jakarta Utara Jakarta Selatan Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Utara
Tabel 5. Contoh pengelompokan data per kedalaman untuk nn-spt spt dan ∅
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
G - 104
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Geoteknik
Tabel 6. Pecatatan Harga N N-SPT dan Cu (Su), serta Harga N-SPT dan ∅ Sesuai Klasifikasi Tanah ML
MH
N-SPT 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 >60 65
CH
Cu (Kg/cm2) 140 40 192 92 58 158 86 40 62 174 70 408 192 122 358 168 134 250 98 428.4 235.2 178 338.6 258 339.8 254 387.6 384.2 128
110 16 6 20 76 606 336 318 236 62 264
50 78 146 100 110 288 140 154 170 363 92
54
286
110
98
110
140
296
420
64 282 106 370 128 170 18 202.8 202.2
60 50 214 354 62 150 222 170.2
49.6 88 110 86
40 150 238 174
116 36 164
102 40
60 148
64 104
114 140
20 195.6
180 208
106 18
88
178.2
142
253.6
34
300
390
129.6 72.4 46.8 140.4
78
106
126
132
214
252 56
324 112
118.4 204
45.6 100
88.2
150
56
32
102.4
566 94 126 352
222
262 168 126 64 118 64
272
206
244
140 630
224
408.4 410 418.4 404 404
580
516 374
230
136
580
200 658.4
216 176
954
212.2
584
100
142
Gambar 4. Plot data wilayah Jakarta dan sekitarnya terhadap grafik Ohsaki (1959), Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24 24-26 Oktober 2013
G - 105
Geoteknik
Dunham (1954), serta Peck,dkk (1953).
Gambar 4. Plot data wilayah Jakarta dan sekitarnya terhadap grafik Hatanaka &Uchi &Uchida,1996
Gambar 5. Plot data wilayah Jakarta dan sekitarnya terhadap Grafik Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, 1979
Pembahasan Dari plot data sudut geser dalam untuk tanah wilayah Jakarta dan sekitarnya terdapat persamaan Ohsaki (1959), Dunham (1954), serta Peck,dkk (1953), ternyata terdapat perbedaan. Untuk data wilayah Jakarta dan sekitarnya mempunyai persamaan Ød = (13N)0,5 + 15. Demikian juga untuk plot data dengan grafik hubungan antara N N–SPT yang telah dikoreksi dengan sudut geser dalam Ø yang dib dibuat uat oleh Hatanaka & Uchida, 1996 juga terdapat perbedaan. Untuk pencarian korelasi N SPT dengan paramater kohesi, seharusnya data yang diambil adalah dari tanah yang betul-betul betul mempunyai jenis lempung, tetapi dari Laporan Soil Investigation yang terkumpu terkumpul (untuk tanah Jakarta dan sekitarnya), ternyata sebagian besar merupakan tanah yang cenderung berjenis lanau dan berklasifikasi MH (berdasarkan USCS). Kemudian untuk beberapa sampel, pengujian kekuatan gesernya dilakukan melalui lebih dari 1 jenis, misalnya direct shear dan UCS, triaxial dan direct shear, atau triaxial dan UCS. Karena yang akan diplot terhadap grafik adalah Cu (Su) terhadap nilai N N-SPT, SPT, maka pada tanah yang berjenis lanaupun nilai Cu (Su) (Su)-nya Su relevan untuk tanah yang betul-betul digunakan dan diplot. Walaupun idealnya nilai S betul lempung. N–SPT dengan Cu (Su)oleh Terzaghi & Peck,1967 dan Sowers, Pada plot data terhadap grafik hubungan antara N kiri. Akan 1979, didapat persamaan area klasifikasi tanah CH, dan ML, sedangkan posisi tanah MH berada di area kir tetapi sebagaimana dikemukakan di atas, ini adalah plot data terhadap nilai pengujian UCS.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
G - 106
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Geoteknik
6.
KESIMPULAN 1.
2. 3.
Dari plot data sudut geser dalam untuk tanah wilayah Jakarta dan sekitarnya terdapat persamaan Ohsaki (1959), Dunham (1954), serta Peck,dkk (1953), ternyata terdapat perbedaan. Untuk data wilayah Jakarta dan sekitarnya mempunyai persamaan Ød = (13N)0,5 + 15. Dari plot nilai sudut geser dalam tanah pasir, Ø, pada Grafik Hatanaka & Uchida, 1996, ternyata terdapat perbedaan. Dari penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa nilaiundrained shear strength untuk tanah di Jakarta dan sekitarnya sesuai dengan korelasi antara Cu(Su) dengan N-SPT dari Grafik Terzaghi & Peck, 1967 dan Sowers,1979.
DAFTAR PUSTAKA Bentley & Carter, “Correlations of Soil Properties”, Pentench Press, London. Das,B.M.(1985).Advanced Soil Mechanics-International Edition, Mc-Graw-Hill,New York Das,BM. Alih Bahasa : Noor Endah dan Mochtar,I.B,(1994), Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis), Jilid 1 dan 2, Penerbit Erlangga. Hara,A,Ohta,T,Niwa,M,Tanaka,S, and Banno,T.(1974).”Shear Modulus and Shear Stength of Cohesive Soils,” Soils and Foundation. Hatanaka,M dan Uchida,A,(1996),”Empirical Correlation Between Penetration Resistance and Internal Friction Angle of Sandy Soils”, Soils and Foundations Vol 36, No4, 1-9 Dec, 1996. Hary Christady Hardiyatmo,(2002),Mekanika Tanah II, Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Holtz, R.D dan Kovacs,RD,(1981),”An Introduction To Geotechnical Engineering”, Prentince Hall,Inc Nassaji,F dan Kalantari,B. (2011).”SPT Capabilty to Estimate Undrained Shear Strength of Fine Grained Soils of Tehran, Iran”, EJGE, Vol.16, pp.1229-1238. Rahardjo,P.P, “Penyelidikan Geoteknik dengan Uji In-Situ” GEC,Parahyangan Chatolic University Rahardjo,P.P (2001), In Situ Testing and Soil Properties Correlations”,GEC, Parahyangan Chatolic University. Sanglerat G. (1972)”The Penetrometer and Soil Exploration”,Elsevier Publishing Company. Terzaghi, K and Peck,R.B .(1967) “Soil Mechanics in Engineering Practice”.John Willey, New York.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
G - 107