LAPORAN PRAKTIKUM MK. PRAKTEK INSTALASI LISTRIK KOMERSIL PRODI S1 PTE-FT
Skor Nilai:
KUMPULAN JOBSHEET PRAKTEK INSTALASI LISTRIK KOMERSIL
NAMA MAHASISWA
: DWI JAKA PRANATA
NIM
: 5162331002
DOSEN PENGAMPU
: Drs. DADANG MULYANA, M.Pd
MATA KULIAH
: PRAKTEK INSTALASI LISTRIK KOMERSIL
KELOMPOK
: 1 (SATU)
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN MEI 2018
LAPORAN PRAKTIKUM I I.
JUDUL : Jenis-Jenis Jenis-Jenis Samb Sambunga ungan n Kabel Kabel Instal Instalasi asi
II. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah selesai praktek diharapkan mahasiswa dapat: 1. Mengetahui bebagai macam sambungan kabel 2. Menjelaskan fungsi dari masing-masing sambungan kabel 3. Mengetahui cara membuat berbagai macam sambungan kabel 4. Membuat berbagai sambungan kabel III. KAJIAN TEORI
Ma M acam cam-ma -macam cam Sam Sambungan ungan K abel pi g ta tai l) Penyambungan kabel dengan cara ekor babi ( pi Sambungan ini digunakan untuk menyambung atau mencabangkan satu atau beberapa kabel pada satu titik. Penyambungan cara ini sering dijumpai pada kotak sambung dan umumnya dipasang "lasdop" sebagai pengikat dan sekaligus sebagai isolasi. Bentuk sambungan ekor babi ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:
1.
2.
Penyambungan kabel dengan cara puntir Sambungan ini digunakan untuk penyambungan antara dua kabel yang berbentuk satu garis lurus. Menyambung cara puntir ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu sambungan Bell Hangers dan sambungan Western union. Perbedaan dari kedua bentuk sambungan puntir tersebut terletak pada jumlah puntirannya, sedangkan cara menyambungnya adalah sama. Sambungan ini digunakan untuk menyambung kabel yang kurang panjang. Penyambungan cara ini sering dijumpai pada pekerjaan instalasi penerangan dalam rumah. Bentuk sambungan ditunjukkan seperti gambar dibawah ini : a. Bentuk sambungan sambungan puntir Bell hangers
b. Bentuk sambungan puntir Western union unio n
3.
Penyambungan Kabel Cara Bolak Balik ( Turn Back ) Bentuk sambungan ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:
1
a. Bentuk sambungan sambungan bolak balik
b. Bentuk sambungan Britannia
IV. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Tang pengupas b. Tang kombinasi c. Tang pemotong d. Tang cucut/lancip e. Penggaris 2. Bahan a. Kabel NYA
1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
(@ 15cm)
V. PROSEDUR KERJA pi g ta tai l) 1. Penyambungan kabel dengan cara ekor babi ( pi Cara penyambungan: 1. Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 5 Cm dari salah satu ujungnya dengan menggunakan pisau atau tang pengupas. (Gambar 1) 2. Bersihkan dengan scaper dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada setiap bagian nadi kabel yang terkupas. 3. Tempelkan menjadi satu bagian bagian kabel yang terkupas kemudian diputar dengan tang kombinasi dengan rapi dan kuat. (Gambar 2) 4. Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan ukuran lasdop (Gambar3) 5. Tutup hasil sambungan dengan lasdop. (Gambar 4)
2
2.
1. 2. 3. 4. 5.
Penyambungan kabel dengan cara puntir Cara penyambungan: Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 cm dari salah satu ujungnya dengan menggunakan pisau atau tang pengupas. (Gambar 1) Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada bagian kabel yang terkupas. Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian dipuntir pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan kuat. (Gambar 2) Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan. (Gambar 3) Tutup hasil sambungan dengan isolasi, secara rapi.
3. Penyambungan Kabel dengan Bolak Balik a. Sambungan Bolak Balik 1) Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 Cm dari salah satu ujungnya dengan menggunakan pisau atau tang pengupas seperti ditunjukkan gambar disamping ini: 2) Bersihkan dengan scaper atau gosok dengan kertas gosok pada bagian kabel yang terkupas. 3) Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian dipuntir pakai tang kombinasi dengan arah yang berlawanan kekiri dan kekanan dengan kuat seperti ditun jukkan pada gambar disamping ini: 4) Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan seperti ditunjuk- kan pada gambar disamping ini: 5) Tutup hasil sambungan dengan isolasi.
b. Cara menyambung kabel bentuk Britannia 1) Kabel dikupas pada salah satu ujungnya sepanjang 15 cm, 2) Digosok dibersihkan, kabel yang akan disambung saling ditempelkan melekat, 3) Di ikat dengan inti kabel yang lain dengan kuat seperti tampak pada gambar disamping ini.
3
VI. HASIL PRAKTEK 1. Penyambungan kabel dengan cara ekor babi ( pig tail )
2. Bentuk sambungan puntir Bell hangers,
3. Bentuk sambungan puntir Western union,
4. Bentuk sambungan bolak balik
5. Bentuk sambungan bolak balik
4
VII.KESIMPULAN Dari hasil praktek, dapat diambil beberapa kesimpulan yakni : 1. Keselamatan harus menjadi prioritas utama, mengingat adanya alat dan bendatajam yang digunakan saat praktikum (Cutter, Kabel NYA) 2. Jenis kabel yang digunakan sebaiknya kabel yang bestandar nasional. 3. Penyambungan kabel harus dilakukkan sesuai dengan teknik yang telah ada, dantidak dapat dilakukan berdasarkan kehendak sendiri atau sesuai keinginan pembuat. 4. Sambungan yang kurang baik berakibat terciptanya api bahkan dapat menjadipenyebab kebakaran yang menjalar pada rumah hingga pemukiman warga. 5. Penting sekali menyambung kabel dengan ketelitian dan teknik yang benar, agar tidak terjadi kecelakaan yang akan merugikan kelangsungan hidup orang lain. 6. Kesulitan saat praktikum lebih pada kurangnya pengalaman, sehingga kabel tidaktersambung dengan baik dan benar. 7. Kesalahan ataupun kekurangan pada percobaan praktikum dapat dikarenakanbanyak faktor seperti kualitas alat dan bahan serta human error. VIII. DOKUMENTASI
REFERENSI
https://bayupriyanto.wordpress.com/2014/12/30/teknik-teknik-menyambung-kabel/ pada 6 mei 2018
diakses
http://dianeagle.blogspot.com/2015/12/jenis-jenis-sambungan-kabel-dan-teknik.html diakses pada 6 mei 2018 http://herydwikusuma.blogspot.com/2014/02/teknik-penyambungan-kabel.html diakses pada 6 mei 2018 http://www.omegadelta-electric.tk/2015/12/macam-macam-sambungan-kabel-listrik.html diakses pada 6 mei 2018 https://panduan-listrik.blogspot.co.id/2014/10/cara-penyambungan-kabel.html diakses pada 6 mei 2018 http://www.workshopipl.com/sambungan-kabel/ diakses pada 6 mei 2018 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, “ Jobsheet Praktek Instalasi Listrik Residential ”. (Yogyakarta: 2013). 5
LAPORAN PRAKTIKUM II I.
JUDUL : Pengawatan Stop Kontak dan Saklar Tunggal
II. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah selesai praktek diharapkan mahasiswa dapat: 1. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi. 2. Mahasiswa mampu dan terampil memasang instalasi menggunakan saklar tunggal. 3. Mahasiswa dapat memasang pengawatan sebuah stop kontak, sebuah saklar tunggal yang mengoperasikan sebuah lampu pijar pada papan rangkaian. 4. Mahaiswa dapat menganalisa kerja stop kontak, saklar tunggal untuk mengoperasikan sebuah lampu pijar. III. KAJIAN TEORI 1. Stop Kontak Stop kontak merupakan material instalasi listrik yang berfungsi sebagai muara penghubung antara arus listrik dengan peralatan listrik. Di bawah ini adalah gambar stop kontak out bow yang dipasang di luar tebok (tidak ditanam di dalam tembok) dan memiliki beberapa colokan sehingga sering disebut terminal. Stop kontak, sebagian mengatakan outlet, merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagi muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat listrik terhubung dengan stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan ditancapkan pada stop kontak. Berdasarkan tempat pemasangannya, stop kontak terbagi menjadi : a. Stop kontak in box yaitu Stop kontak yang dipasang dalam tembok. b. Stop kontak out box yaitu Stop kontak yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan dipermukaan tembok jika berfungsi sebagai stop kontak portable.
Berdasarkan bentuknya, terdapat beberapa macam stop kontak yaitu a) Stop kontak dengan hubungan tanah b) Stop kontak tahan air (tetesan air)
2.
Saklar Tunggal Saklar tunggal adalah saklar yang menghubungkan dan memutuskan sebuah lampu atau kelompok lampu. Saklar ini hanya mempunyai satu tuas penghubung. Untuk mengoperasikan saklar tunggal, caranya adalah dengan menekan tuas penghubung hingga saklar berkondisi ON atau OFF (1 atau 0). Saklar tunggal untuk menghidupkan dan mematikan lampu mempu-nyai dua titik sambung. Satu titik sambung dihubungkan ke hantaran fasa sumber tegangan, satu titik sambung lainnya dihubungkan ke ke hantaran fasa lampu pada lidah fitting bagian dalam. Prinsip kerja rangkaian ini adalah bila pada stop kontak dihubungkan dengan beban listrik, lalu beban tersebut di ON kan sehingga bekerja, berarti ada arus mengalir dari sumber tegangan fasa ke stop kontak fasa terus ke beban, dari beban menuju ke hantaran nol stop kontak kemudian ke nol sumber tegangan. Bila saklar tunggal di ON kan, arus listrik akan
6
mengalir dari sumber tegangan listrik fasa ke saklar, kemudian menuju ke fasa lampu (lampu menyala) terus ke hantaran nol sumber tegangan. Dan bila saklar tunggal di OFF kan, arus listrik dari sumber tegangan fasa tidak mengalir ke lampu (terputus) sehingga lampu mati. Instalasi pencahayaan buatan ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada penghuni sebuah gedung dalam menjalankan aktivitas keseharian. Instalasi daya listrik merupakan instalasi untuk menjalankan mesin-mesin listrik yang ada dalam gedung untuk memeberikan supply daya listrik pada seluruh peralatan yang membutuhkan daya listrik dalam sebuah gedung. Sebuah rancangan instalasi listrik harus memenuhi standar dan undangundang yang berlaku di Indonesia. Ketentuan mengenai komponen komponen instalasi listrik sudah terangkum dalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan ketentuan-ketentuan lain s ebagai berikut: 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratn Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit. 2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Pedoman-Pedoman Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit Tahun 2014. 3. SNI 03-0711-2004, atau edisi terakhir, Keselamatan pada bangunan fasilitas kesehatan. 4. SNI 04-7018-2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga. 5. SNI 04-7019-2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik darurat dan menggunakan energi tersimpan. 6. Kriteria desain konsultan. IV. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Tang Potong b. Tang Pemotong c. Tang lancip d. Pisau Pemotong / cutter e. Obeng Plus / minus f. Obeng Buaya g. Martil h. Multimeter 2. a. b. c. d. e. f. g. h.
Bahan Pitting Saklar Lampu TL Slasiban Kabel Dua Warna Klem Pipa T Dos
1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
1 buah 2 buah 2 buah 1 buah secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya
V. SKEMA GAMBAR
7
VI. 1. 2. 3.
4.
5.
6. 7. 8. 9. 10.
PROSEDUR KERJA Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk praktek. Menentukan tempat pemasangan masing – masing komponen. Pasang pipa pralon PVC. T Dos, Inbow Dos, sesuai dengan gambar / petunjuk. Pemasangan pipa PVC selanjutnya dikunci dengan menggunakan klem. Jika komponen dan pipa sudah terpasang pasang kabel pada saklar ganda dengan cara memasukkannya pada lubang yang ada didalam saklar. Masukkan kabel kedalam pipa sesuai dengan gambar. Kabel dari sumber dihubungkan pada bagian yang memiliki sambungan penghatar antara dua kontak dan kabel yang akan menuju ke piting dihubungkan dibagian sisa lainnya. Pemasangan kabel pada pitting lampu dengan cara yang sama. Gunakan tang lancip untuk membulatkan kupasan kabel menjadi sambungan mata itik. Dan hubungkan pada pitting. Sambungan pada pitting lampu sebisa mungkin diperhatikan posisi kabelnya. Kabel fasa dihubungkan pada bagian tengah, dan bagian netral dihubungkan disamping. Sambung dan cabang kabel didala, T Dos ( jika kabel perlu disambung ), sambung kabel pada fitting dan juga pada kedua saklar Tunggal. Lakukan pemeriksaan rangkaian yang sudah dibuat oleh pengawas dan beri sumber. Apabila rangkaian sudah dapat bekerja, langkah selanjutnya adalah membongkar semua komponen dalam keadaan utuh dan baik. Mengembalikan alat dan bahan daalm keadaan utuh dan baik, membersihkan tempat praktek, dan membuat laporan.
VII.HASIL PENGAMATAN Hasil pekerjaan yang telah kami lakukan sesuai dengan harapan yaitu gambar diagram yang telah kami buat sama dengan gambar hasil praktek. Kami juga melakukan langkah – langkah kerja yang telah kami buat dengan baik. Kami juga membuat laporan hasil praktek saudara ( format laporan sesuai dengan kesepakatan dari masing-masing dosen pengajar). Dengan membuat gambar tata letak komponen dan penandaan pada papan rangkaian sebelum memulai pekerjaan instalasi terlebih dulu, karena lebih memudahkan dalam bekerja. Pemasangan pipa dengan klem, doos tempat sambungan, stop kontak, saklar, fitting. Jarak pemasangan klem pada pipa harus diatur sedemikian supaya kelihatan rapi dan indah, ukuran paku sekrup untuk klem disesuaikan dengan lubang klem agar klem tidak pecah lubangnya, sehingga pipa tidak keluar dari klem. Pada pekerjaan pengawatan dilakukan pengupasan dan pemotongan kabel dengan tang potong dan tang kupas atau pisau. Pada pemotongan dan pengupasan kabel tersebut, maka bagian inti (penghantar) tidak boleh tergores supaya kekuatan mekanis dan daya hantar listriknya tidak berkurang. Selama kami melakukan praktik instalasi listrik kami tidak memiliki kendala, kami melakukan praktik instalasi dengan baik dan setelah pemasangan selesai kami melakukan pengujian tahanan isolasi dengan megger, cek dengan ohm meter hasil rangkaian instalasi tersebut. Laporkan ke instruktur bahwa pekerjaan telah selesai VIII. KESIMPULAN Saklar mempunyai banyak jenis dan tipe yang mempunyai berbagai fungsi. Akan tetapi pada pembahasan disini kita hanya membahas tentang saklar yang merupakan komponen pada instalasi listrik yang berfungsi untuk menyambungkan atau memutuskan aliran arus listrik kebeban ( dalam hal ini lampu penerangan ). Saklar tunggal berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan sebuah dan sekelompok lampu (beban listrik) dari suatu tempat. Saklar tunggal untuk menghidupkan dan mematikan
8
lampu mempu-nyai dua titik sambung. Satu titik sambung dihubungkan ke hantaran fasa sumber tegangan, satu titik sambung lainnya dihubungkan ke ke hantaran fasa lampu pada lidah fitting bagian dalam. IX. DOKUMENTASI
REFERENSI
Antonius Lipsmeir, Adolf Teml, Friedrich Tabellenbuch. Bronner and Daentler K G. Germany
ElectrotechnicElectronic.1989.
Horst Dieter, Tolle Erhard Vop. Technical Drawing for ElectricalEngineering. GTZ GmbH. Germany Michael Neidle, Ir. Sahat Pakpahan. Teknologi Instalasi Listrik. LembagaPenerbangan dan Amerika Serikat (LAPAN).1989. Erlangga. Jakarta P. Van Harten, E setiawan. Instalasi Listrik Arus Kuat 2.1985. Bina Cipta.Bandung. Tim Revisi PUIL 1987. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia. 1987.LIPI. Jakarta http://walangkakek.blogspot.com/2009/12/instalasi-saklar-tunggal-dengan-satu.html
9
LAPORAN PRAKTIKUM III I.
JUDUL : Pengawatan Stop Kontak dan Saklar Seri
II. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah selesai praktek diharapkan mahasiswa dapat: 1. Mahasiswa dapat memahami teknik Instalasi pemipaan dan pengawatan dengan saklar Seri 2. Mahasiswa dapat memasang instalasi pemipaan dan pengawatan dengan saklar Seri 3. Mahasiswa dapat menguji coba instalasi pemipaan dan pengawatan dengan saklar Seri III. KAJIAN TEORI 1. Stop Kontak Stop kontak merupakan material instalasi listrik yang berfungsi sebagai muara penghubung antara arus listrik dengan peralatan listrik. Di bawah ini adalah gambar stop kontak out bow yang dipasang di luar tebok (tidak ditanam di dalam tembok) dan memiliki beberapa colokan sehingga sering disebut terminal. Stop kontak, sebagian mengatakan outlet, merupakan komponen listrik yang berfungsi sebagi muara hubungan antara alat listrik dengan aliran listrik. Agar alat listrik terhubung dengan stop kontak, maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya akan ditancapkan pada stop kontak. Berdasarkan tempat pemasangannya, stop kontak terbagi menjadi : c. Stop kontak in box yaitu Stop kontak yang dipasang dalam tembok. d. Stop kontak out box yaitu Stop kontak yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan dipermukaan tembok jika berfungsi sebagai stop kontak portable.
Berdasarkan bentuknya, terdapat beberapa macam stop kontak yaitu a) Stop kontak dengan hubungan tanah b) Stop kontak tahan air (tetesan air)
2.
Saklar Seri Sakalar seri adalah sebuah saklar yang dapat menghubungkan dan memutuskan dua lampu, atau dua golongan lampu baik secara bergatian maupun bersama – sama. Saklar ini sering disebut juga saklar deret. cara pemasangan saklar seri :
10
Warna Hitam muatan arus positif masuk ke terminal satu langsung juga ke terminal dua biasa dikatakan oleh beberapa teknik listrik dikople. Warna Biru muatan arus negatif langsung menuju ke bola lampu. Warna Merah muatan arus positif dimana bisa teraliri jika tombol ditekan. Stop Kontak
IV. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Tang kombinasi b. Obeng (+) dan (-) c. Tang Lancip d. Tang Kupas e. Palu f. .Tespen g. Tang Potong h. Gergaji i. Multimeter 2.
Bahan a. Modul Papan Instalasi b. Saklar seri c. Klem pipa d. Kotak-kontak e. Fitting duduk f. Kabel NYA 1,5 mm2 g. Paku sekrup h. Las dop/ Isolasi i. Pipa PVC j. T Dos / Cross Dos k. Elbow
V. SKEMA GAMBAR
VI. PROSEDUR KERJA 1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan untuk praktek
11
2.
Buat gambar pengawatan pada diagram tata letak, menyesuaikan jenis alat yang digunakan (Menggambar lagi disesuaikan dengan peralatan yang digunakan).
3.
Rangkailah peralatan pada papan instalasi sesuai gambar pengawatan
4.
Lakukan pengecekan menggunakan multimeter
5.
Lakukan uji coba rangkaian dengan menyambungkan ke sumber tegangan
6. Nyalakan lampu dan test Kotak kontak dengan test pen 7. Kembalikan alat dan bahan
12
VII. HASIL PENGAMATAN Saklar seri sebelah kiri ditekan untuk menghidupkan lampu 1 maka lampu akan menyala. Saklar seri sebelah kanan ditekan untuk menghidupkan lampu 2 maka lampu dua akan menyala. Untuk mematikan lampu 1 dengan cara menekan saklar seri sebelah kiri, begitu juga untuk mematikan lampu 2 dengan cara menekan saklar seri sebelah kanan. Pemasangan saklar ganda ini bertujuan agar kita bisa menghidupkan dua lampu sekaligus, bisa juga menghidupkan satu lampu dan bisa juga mematikan keduanya. Biasanya saklar ganda digunakan pada penerangan dua ruangan, misalnya saja penerangan ruangan dan luar. VIII. KESIMPULAN Dari hasil praktek yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan saklar, fitting, dan stopkontak. Dalam pemasangan fitting harus memperhatikan posisi fasa dan netralnya. Pada bagian netralnya harus dihubungkan ke bagian dinding fitting. Kemudian yang perlu diperhatikan yaitu pemasangan saklar seri yang harus memperhatikan pemasangan fasa dan netralnya. IX.
DOKUMENTASI
REFERENSI
Badan Standarisasi Nasional, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), Standar Nasional Indonesia SNI N0. 04-0225-2000 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1979. Petunjuk Praktek Listrik 1, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, F. Suyatmo. 1985 Tehnik Listrik Instalasi Penerangan., Bandung: Harten. E. Setiawan, 2001, Instalasi Listrik Arus Kuat 1, 2 dan 3, Trimitra M andiri
13
LAPORAN PRAKTIKUM IV I.
JUDUL : Pengawatan Saklar Tukar
II. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah selesai praktek diharapkan mahasiswa dapat: 1. Mahasiswa dapat memahami teknik Instalasi pemipaan dan pengawatan dengan saklar Tukar 2. Mahasiswa dapat memasang instalasi pemipaan dan pengawatan dengan saklar Tukar 3. Mahasiswa dapat menguji coba instalasi pemipaan dan pengawatan dengan saklar Tukar III. KAJIAN TEORI Rangkaian instalasi penerangan yang menggunakan saklar tukar banyak dijumpai di hotel – hotel atau dirumah penginapan maupun di lorong – lorong yang panjang. Sehingga saklar tukar ini dekenal juga sebagai saklar hotel maupun saklar lorong. Tujuan dari penggunaan saklar ini ialah untuk efisiensi waktu dan tenaga karena penggunaan saklar ini sangat praktis. Instalasi listrik adalah sebuah sistem yang digunakan untuk menyalurkan daya listrik untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupannya. Dalam perancangan sistem instalasi listrik sebuah gedung, instalasi listrik dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Instalasi pencahayaan buatan 2. Instalasi daya listrik Instalasi pencahayaan buatan adalah upaya untuk memberikan daya listrik pada lampu sehingga dapat dijadikan sumber cahaya ketika pencahayaan alami terkendala waktu dan lingkungan. Pencahayaan buatan ini meliputi lampu, armatur lampu, kabel/penghantar dan sakelar. Instalasi pencahayaan buatan ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada penghuni sebuah gedung dalam menjalankan aktivitas keseharian. Instalasi daya listrik merupakan instalasi untuk menjalankan mesin-mesin listrik yang ada dalam gedung untuk memeberikan supply daya listrik pada seluruh peralatan yang membutuhkan daya listrik dalam sebuah gedung. Sebuah rancangan instalasi listrik harus memenuhi standar dan undangundang yang berlaku di Indonesia. Ketentuan mengenai komponenkomponen instalasi listrik sudah terangkum dalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan ketentuan-ketentuan lain s ebagai berikut: 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratn Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit. 2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Pedoman-Pedoman Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit Tahun 2014. 3. SNI 03-0711-2004, atau edisi terakhir, Keselamatan pada bangunan fasilitas kesehatan. 4. SNI 04-7018-2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga. 5. SNI 04-7019-2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik darurat dan menggunakan energi tersimpan. 6. Kriteria desain konsultan.
a. Saklar Tukar Saklar tukar adalah saklar yang yang dapat digunakan untuk menghidupkan dan mematikan lampu dari tempat yang berbeda. Instalasi saklar tukar adalah penggunaan dua buah saklar untuk meyalakan dan menghidupkan satu buah lampu dengan cara bergantian.
14
Rangkaian instalasi penerangan yang menggunakan saklar tukar banyak dijumpai di hotelhotel atau di rumah penginapan maupun di lorong-lorong yang panjang. Sehingga saklar tukar ini dikenal juga sebagai saklar hotel maupun saklar lorong. Tujuan dari penggunaan ini ialah untuk efisiensi waktu dan tenaga karena penggunaan saklar ini sangat praktis. Pada instalasi penerangan dengan menggunakan saklar tukar banyak digunakan pada lorong-lorong sepanjang hingga tempat yang memiliki sudut-sudut kerja yang berjauhan. Pada penggunaan sakelar tukar ini sangat memudahkan kita karena lampu bisa dihidupkan dan dipadamkan dari dua tempat yang letaknya berjauhan, sehingga lampu bisa dihidupkan dari ujung ruangan yang satu dan bisa dimatikan dari ujung ruangan yang lain, demikian pula sebaiknya.
Gambar diatas adalah gambar bagan pemasangan saklar tukar dimana rangkaian seperti ini biasa digunakan pada sebuah instalasi rumah bertingkat dan pemasangan instalasi ini tepat pada tangga naik dan turun Keterangan gambar : Garis garis yang memotong jalur arus masuk adalah jumlah kabel yang akan masuk kedalam kompenen dan untuk garis lurus itu adalah untuk fasa, sementara itu garis yang memiliki garis kecil disetiap ujungnya adalah arus netral IV. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Tang kombinasi b. beng + besar c. Tang Kupas d. Obeng + kecil e. Tang Lancip
f. g. h. i.
2. Bahan a. Modul Papan Instalasi b. Saklar Tukar c. Klem pipa d. Kotak-kontak e. Fitting duduk
f. Kabel NYA 1,5 mm
g. h. i. j. k.
.Obeng - besar Tang Potong Obeng - kecil Test Pen
Paku sekrup Las dop/ Isolasi Pipa PVC T Dos / Cross Dos Elbow
2
15
V. SKEMA GAMBAR
VI. PROSEDUR KERJA 1. Memasang pipa instalasi, T dos dan inbowdos sesuaigambar 2. Memasukan kabel instalasi kedalam pipa sesuai gambar
3. 4. 5. 6.
Menyambungkan kabel dalam Tdos (jika terdapat sambungan atau percabangan). Memasang sakelar tukar, fitting, dan stopkontak. Menyambungkan kabel padasa kelar dan fitting. Memeriksa dan mencoba instalasi apakah sudah terpasang dengan benar dan mengukurnya
VII. HASIL PRATIKUM 1. Pada pemasangan saklar dua arah dengan dua lampu ini kita menggunakan saklar tukar saklar tukar adalah saklar yang mempunyai 3 kutub yaitu kutub common dan kutub L1 dan L2. Apabila saklar di ON kan maka lampu 1 akan hidup,dan apabila saklar di OFFkan maka lampu 2 akan hidup dan lampu satu akan mati 2. Pada rangkaian saklar dua arah dengan satu lampu ini kita juga menggunakan 2 saklar tukar yang di gunakan untuk mengatur satu buah lampu. Apabila saklar 1 di
16
ONkan maka lampu akan hidup,apabila saklar 2 di offkan maka lampu akan mati.dalam rangkaian ini kita bisa megnhidup dan mematikan lampu pada setiap saklar. VIII. HASIL PENGAMATAN Hasil dari pekerjaan mendapat kritik dari penguji / dosen karena gambar skema dan hasil praktik berbeda jika di dalam skema posisi lampu berada di tengah saklar satu dan dua dengan posisi dibawah, pada hasil praktik posisi lampu berada di sebelah kanan bagian atas. Jadi sangat disarankan kepada pembaca agar mengikuti skema rangkaian yang telah dibuat agar tidak terjadi perbedaan. Saklar tukar berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan sebuah lampu (beban listrik) dari dua tempat. Saklar tunggal disebut juga saklar hotel, karena banyak digunakan di hotel. Untuk mengoperasikan sebuah lampu dari dua tempat diperlukan 2 saklar tukar, yang pemasangannya sebuah saklar tukar dan sebuah lampu pada kamar tamu sedangkan satu saklar tukar yang lain dipasang pada ruang operator. Saklar tunggal untuk menghidupkan dan mematikan lampu mempu-nyai dua titik sambung. Satu titik sambung dihubungkan ke hantaran fasa sumber tegangan, satu titik sambung lainnya dihubungkan ke ke hantaran fasa lampu pada lidah fitting bagian dalam. IX.
KESIMPULAN Instalasi penerangan dengan menggunakan saklar tukar sangat cocok digunakan pada instalasi dilorong yang sangat panjang atau sudut yang tidak mudah dijakau secara langsung. Sakelar tukar mempunyai prinsip kerja lampu akan menyala jika posisi kedua sakelar sama. Misal posisi pada bagian sakelar kontak ke atas semua atau ke bawah semua. Pada rangkaian sistem pengaturan saklar tukar dua arah dengan satu lampu ini kami menggunakan saklar tukar yang berfungsi untuk mengatur lampu karena lampu bisa dihidupkan dan di padamkan dari dua tempat yang letaknya bejauhan. X.
DOKUMENTASI
REFERENSI
http://blog.unnes.ac.id/riset/2015/10/16/pemasangan-satu-lampu-yang-dikontrol-oleh-duasakelar-tukar/ https://www.scribd.com/doc/289401869/Laporan-2-Lampu-1-Saklar-Tukar
17
LAPORAN PRAKTIKUM V I.
JUDUL : Pemasangan Saklar Seri dengan Menggunakan Lampu TL
II. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah selesai praktek diharapkan mahasiswa dapat: 1. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi. 2. Mahasiswa mampu dan terampil memasang instalasi menggunakan saklar tunggal. 3. Mahasiswa mampu dan terampil memasang instalasi menggunakan saklar seri. 4. Mahasiswa mampu dan terampil memasang instalasi menggunakan stop kontak. III. KAJIAN TEORI Istilah TL adalah kepanjangan dari “Tube Luminescent” atau juga ada yang menyebutkannya “Tube Lamp” yaitu Lampu Penerang yang berbentuk “Tube” atau Tabung. Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita temukan 2 jenis Teknologi pada Lampu TL (Tube Lamp) yakni Teknologi Fluorescent (Neon) dan Teknologi LED ( Light Emitting Diodes). Pada dasarnya, Lampu TL dengan Teknologi Fluorescent (FL) adalah Lampu yang berbentuk tabung hampa dengan kawat pijar dikedua ujungnya (Elektroda), Tabung tersebut diisi dengan Merkuri dan gas argon yang bertekanan rendah. Tabung Lampunya yang terbuat dari gelas juga dilapisi (Coating) oleh lapisan fosfor (phosphor). Saat dialiri Arus Listrik, Elektroda akan memanas dan menyebabkan Elektron-elektron berpindah tempat dari satu ujung ke ujung lainnya. Energi listrik tersebut juga akan mengakibatkan Merkuri yang sebelumnya adalah cairan merubah menjadi gas. Perpindahan Elektron akan bertabrakan dengan Atom Merkuri sehingga Energi Elektron akan meningkat ke level yang lebih tinggi. Elektron-elektron akan melepaskan cahaya saat energi Elektron-elektron tersebut kembali ke level normalnya. Instalasi listrik adalah sebuah sistem yang digunakan untuk menyalurkan daya listrik untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam kehidupannya. Dalam perancangan sistem instalasi listrik sebuah gedung, instalasi listrik dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Instalasi pencahayaan buatan 2. Instalasi daya listrik Instalasi pencahayaan buatan adalah upaya untuk memberikan daya listrik pada lampu sehingga dapat dijadikan sumber cahaya ketika pencahayaan alami terkendala waktu dan lingkungan. Pencahayaan buatan ini meliputi lampu, armatur lampu, kabel/penghantar dan sakelar. Instalasi pencahayaan buatan ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada penghuni sebuah gedung dalam menjalankan aktivitas keseharian. Instalasi daya listrik merupakan instalasi untuk menjalankan mesin-mesin listrik yang ada dalam gedung untuk memeberikan supply daya listrik pada seluruh peralatan yang membutuhkan daya listrik dalam sebuah gedung. Sebuah rancangan instalasi listrik harus memenuhi standar dan undangundang yang berlaku di Indonesia. Ketentuan mengenai komponenkomponen instalasi listrik sudah terangkum dalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan ketentuan-ketentuan lain s ebagai berikut: 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratn Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit. 2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Pedoman-Pedoman Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit Tahun 2014. 3. SNI 03-0711-2004, atau edisi terakhir, Keselamatan pada bangunan fasilitas kesehatan. 4. SNI 04-7018-2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga. 5. SNI 04-7019-2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik darurat dan menggunakan energi tersimpan.
18
IV. ALAT DAN BAHAN 1. Alat a. Tang Potong b. Tang Pemotong c. Tang lancip d. Pisau Pemotong / cutter e. Obeng Plus / minus f. Obeng Buaya g. Martil h. Multimeter 2. a. b. c. d. e. f. g. h.
Bahan Pitting Saklar Lampu TL Slasiban Kabel Dua Warna Klem Pipa T Dos
1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
1 buah 2 buah 2 buah 1 buah secukupnya secukupnya secukupnya secukupnya
V. SKEMA GAMBAR PERCOBAAN
VI. 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8.
PROSEDUR KERJA Siapkan alat dan bahan praktek Selalu perhatikan keselamatan kerja Periksalah alat dan bahan sebelum digunakan dan pastikan semua alat dan bahan dalam keadaan baik. Rangkailah seperti pada gambar pelaksanaan yang ada Rapikan hasil pekerjaan saudara Jika telah selesai, periksakan hasil pekerjaan saudara pada dosen pengajar Setelah disetujui hubungkan rangkaian dengan sumber tegangan Laporkan hasil pekerjaan saudara pada dosen pembimbing untuk dinilai
19
9.
Setelah selesai, bersihkan pekerjaan saudara dan kembalikan alat dan bahan pada tempatnya
VII.HASIL PRAKTEK Hasil pekerjaan yang telah kami lakukan sesuai dengan harapan yaitu gambar diagram yang telah kami buat sama dengan gambar hasil praktek. Kami juga melakukan langkah – langkah kerja yang telah kami buat dengan baik. Kami juga membuat laporan hasil praktek saudara ( format laporan sesuai dengan kesepakatan dari masing-masing dosen pengajar). Dengan membuat gambar tata letak komponen dan penandaan pada papan rangkaian sebelum memulai pekerjaan instalasi terlebih dulu, karena lebih memudahkan dalam bekerja. Pemasangan pipa dengan klem, doos tempat sambungan, stop kontak, saklar, fitting. Jarak pemasangan klem pada pipa harus diatur sedemikian supaya kelihatan rapi dan indah, ukuran paku sekrup untuk klem disesuaikan dengan lubang klem agar klem tidak pecah lubangnya, sehingga pipa tidak keluar dari klem. Pada pekerjaan pengawatan dilakukan pengupasan dan pemotongan kabel dengan tang potong dan tang kupas atau pisau. Pada pemotongan dan pengupasan kabel tersebut, maka bagian inti (penghantar) tidak boleh tergores supaya kekuatan mekanis dan daya hantar listriknya tidak berkurang.
VIII. KESIMPULAN Rangkaian ini berfungsi untuk mengendalikan 2 lampu dengan 2 saklar yang dihubung seri, maksudnya lampu 1, saklar seri sebelah kanan menghidupkan lampu 2. Singkatnya dalam satu tempat kita dapat menghidupkan dua lampu sekaligus. Selain itu kita juga dapat mengetahui bagaimana cara kerja dari saklar seri, rangkaian nya serta alat dan bahan yang digunakan dalam merangkai saklar seri. Selain itu kita juga harus memperhatikan keselamatan kerja pada saat melakukan praktek instalasi listrik.
20
Saklar mempunyai banyak jenis dan tipe yang mempunyai berbagai fungsi. Akan tetapi pada pembahasan disini kita hanya membahas tentang saklar yang merupakan komponen pada instalasi listrik yang berfungsi untuk menyambungkan atau memutuskan aliran arus listrik kebeban ( dalam hal ini lampu penerangan ). IX. DOKUMENTASI
REFERENSI https://www.scribd.com/doc/172700138/laporan-praktek-instalasi-listrik
http://elektronika-dasar.web.id/karakteristik-dan-prinsip-kerja-lampu-tl-fluorescent-lamp/
21
LAPORAN PRAKTIKUM VI I.
JUDUL : Pengukuran Intensitas Cahaya Dengan Menggunakan Lux Meter
II. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah selesai praktek diharapkan mahasiswa dapat: 1. Untuk mengetahui cara penggunaan Luxmeter. 2. Mengetahui intensitas cahaya pada lampu pijar dengan menggunakan luxmeter. 3. Untuk dapat menganalisa data hasil pengukuran. III. TEORI SINGKAT Luxmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besar intensitas cahaya pada su atu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui besar intensitas cahaya ini maka diperlukan suatu sengsor yang cukup peka dan linear terhadap cahaya. Sehingga caha ya yang diterima oleh sensor dapat diukur dan ditampilkan pada sebuah tampilan digital ataupun non digital. Fungsi Lux meter ini banyak digunakan atau diaplikasikan pada bidang-bidang tertentu seperti pada bidang industri, arsitektur dan lain-lain. Tidak hanya itu, prinsip kerja pada lux meter ini pun banyak diaplikasikan pada alat yang biasa digunakan dalam fotografi. Contohnya, reflected lightmeter, available light, dan incident lightmeter. Pada penelitian ilmiah baik di lingkungan maupun di dalam laboratorium pun menggunakan alat semacam ini untuk menguji dan mengetahui data mengenai pengaruh tingkat pencahayaa Cara kerja yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya dengan menggunakan Lux meter adalah dengan memastikan pada layar panel berangka 0.kemudian mengarahkan sensor kearah cahaya matahari,kemudian memencet tombol range pada lux meter,dan apabila pada layar panel ring A terdapat angka maka langsung menuju ring B dan seterusnya, kemudian mencatat hasil. Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor pada alat ini diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intensitasnya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Pada prinsipnya, makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin besar. Sensor yang digunakan pada alat ini adalah photo diode. Sensor ini termasuk kedalam jenis sensor cahaya atau optic. Instalasi pencahayaan buatan ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada penghuni sebuah gedung dalam menjalankan aktivitas keseharian. Instalasi daya listrik merupakan instalasi untuk menjalankan mesin-mesin listrik yang ada dalam gedung untuk memeberikan supply daya listrik pada seluruh peralatan yang membutuhkan daya listrik dalam sebuah gedung. Sebuah rancangan instalasi listrik harus memenuhi standar dan undangundang yang berlaku di Indonesia. Ketentuan mengenai komponenkomponen instalasi listrik sudah terangkum dalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan ketentuan-ketentuan lain s ebagai berikut: 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratn Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit. 2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Pedoman-Pedoman Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit Tahun 2014. 3. SNI 03-0711-2004, atau edisi terakhir, Keselamatan pada bangunan fasilitas kesehatan.
22
4. 5. 6.
SNI 04-7018-2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik darurat dan siaga. SNI 04-7019-2004, atau edisi terakhir, Sistem pasokan daya listrik darurat dan menggunakan energi tersimpan. Kriteria desain konsultan.
IV. ALAT DAN BAHAN 1. Luxmeter atau digital light meter. 2. Lembar data. 3. Alat tulis. 4. Kalkulator. V. PROSEDUR KERJA Cara memakai lux meter yaitu: 1. Tekan tombol ”off/on” kearah On untuk menyalakan alat lux meter. 2. Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux) di tombol Range. 3. Arahkan sensor cahaya dengan memakai tangan pada permukaan daerah yang akan diukur kuat penerangannya. 4. Lihat hasil pengukuran pada layar panel.
VI. HASIL PENGUKURAN 1. Pengukuran pada ruang praktek ( skala 1000 ) 1 Lux pada sudut
2 2.
3.
Lux pada tengah
100 100
Pengukuran pada ruang dosen ( skala 1000 ) 1 Lux pada tengah
150
Pengukuran pada ruang kelas ( skala 1000 ) Lux pada ruang sudut
100
Lux pada tengah
200
23
4.
Pengukuran pada lampu pijar ( skala 3000 ) 1 50 cm
510
2
75 cm
510
3
100 cm
495
Tingkat pencahayaan pada suatu ruangan pada umumnya didefinisikan sebagai tingkat pencahayaan rata-rata pada bidang kerja. Yang dimaksud dengan bidang kerja ialah bidang horisontal imajiner yang terletak 0,75 meter di atas lantai pada seluruh ruangan (SNI 036575-75 2001). Berikut ini merupakan tabel tingkat pencahayaan minimum dan renderasi warna oleh SNI berdasarkan fungsi ruangan:
VII. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Cara kerja yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya dengan menggunakan Lux meter adalah dengan memastikan pada layar panel berangka 0.kemudian mengarahkan sensor kearah cahaya matahari,kemudian memencet tombol range pada lux meter,dan apabila pada
24
layar panel ring A terdapat angka maka langsung menuju ring B dan seterusnya, kemudian mencatat hasil. Intensitas cahaya pada lampu pinjar berfariasi, tergantung dari daya yang digunakan dan jarak pengukuran antara sensor Lux Meter dengan lampu pijar. Berdasarkan analisis data diatas maka semakin jauh jarak antara sumber cahaya ke sensor Lux Meter maka akan semakin kecil nilai yang ditunjukan oleh Lux Meter tersbut. Ini membuktikan bahwa semakin jauh jaraknya maka nilai intensitas akan semakin berkurang. 2.
Saran a. Bagi pengukur konsentrasi, ketelitian dan kesungguhan dalam mengukur perlu ditingkatkan agar hasil lebih akurat. b. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara berkala terhadap alat penerangan yang ada seperti membersihkan debu atau kotoran pada bola lampu atau bola lampu yang sudah lama sehingga mengurangi intensitas penerangan segera diperbaiki atau diganti.
VIII. DOKUMENTASI
REFERENSI
Herry K., & Eram T.P. 2005. PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA. Semarang: UNNES Press Keputusan Kepala Bapedal No. 113 Tahun 2000 Tentang : Pedoman Umum Dan Pedoman Teknis Laboraturium Lingkungan. Hidayat, Taufik, dkk. 2011. Laporan Hasil Kunjungan Perusahaan PT. Primarindo Asia Infrastruktur pengaruh Aspek Intensitas Penerangan Terhadap Kesehatan Tenaga Kerja. Balai kesehatan dan keselamatan kerja. Anonim. 2011. Luxmeter . semutitempro.blogspot.com/2011/03/luxmeter. Diakses pada 1 Mei 2018 pukul 13.29 WIB Anonim. 2015. Buku Petunjuk Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman UPN “Veteran” Yogyakarta. Maulidawati, Ida. 2013. Laporan Praktikum Taksonomi Asteriidae.idamaulidawati.blogspot.com/2013/11/laporan.html? m=1. Mei 2018 pukul 20.17 WIB.
Phanerogamae Diakses pada 2
25
LAPORAN PRAKTIKUM VII I.
JUDUL
: Sistem Pembumian / Grounding System
II. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah selesai praktek diharapkan mahasiswa dapat: 1. Mengetahui perbandingan nilai tahanan pentanahan pada jenis tanah rawa, jenis tanah liat dan jenis tanah bebatuan dengan kedalaman penanaman elektroda 20 cm sampai dengan 50 cm. 2. Mengetahui jenis tanah yang paling baik untuk dijadikan sebagai media penghantar pentanahan. 3. Mengetahui pengaruh nilai tahanan jenis tanah terhadap nilai suatu tahanan pentanahan. III. KAJIAN TEORI Tahanan pembumian adalah hambatan yang dialami oleh arus ketika mengalir ke tanah. Arus ini mengalir menuju tanah melalui elektroda pembumian yang ditanam atau ditancapkan ke dalam tanah pada ke dalam tertentu. PUIL 2000 mendefenisikan tahanan pembumian sebagai jumlah tahanan elektroda pembumian dan tahanan penghantar pembumian. Tahanan ini terdiri dari tahanan yang disebabkan penghantar logam dan tanah. Tahanan yang ditimbulkan penghantar sangan kecil sehingga dapat diabaikan. Tahanan yang paling besar adalah tahanan yang ditimbulkan oleh tanah. Di dalam PUIL 2000 disebutkan bahwa pada instalasi listrik ada dua jenis resiko utama yaitu: a. Arus kejut listrik b. Suhu berlebihan yang sangat mungkin mengakibatkan kebakaran, luka bakar atau efek cedera listrik. Untuk mengindarkan manusia ataupun ternak dari bahaya yang timbul karena sentuhan dengan bagian aktif instalasi listrik maka dapat dilakukan cara-cara berikut: a. Mencegah mengalirnya arus melalui badan manusia atau ternak. b. Membatasi arus yang dapat mengalir melalui badan manusia sampai suatu nilai yang lebih kecil dari arus kejut. c. Pemutusan suplai secara otomatis dalam waktu yang ditentukan pada saat terjadi gangguan yang sangat mungkin menyebabkan mengalirnya arus melalui manusia yang bersentuhan dengan body peralatan, yang nilai arusnya sama dengan atau lebih besar dari arus kejut listrik. 1.
Persyaratan Pembumian Menurut PUIL 2000 ada bebarapa persyaratan dalam instalasi sistem pembumian. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut: a. Warna Penghantar Pembumian Penghantar proteksi diberi warna loreng hijau kuning sebagai pengenal, termasuk penghantar proteksi yang merupakan salah satu inti dari kabel dan kabel tanah. Pengecualiannya adalah terhadap penghantar geser jika penghantarnya dapat dikenal dengan jelas, misalnya melalui bentuknya dan tulisan yang ada padanya. b. Luas Penghantar pembumian Luas penampang penghantar proteksi tidak boleh kurang dari nilai yang tercantum dalam Tabel 2.3 di bawah.
26
Tabel 2.3 Ukuran Penampang Penghantar Pembumian
Luas penampang setiap penghantar proteksi yang tidak merupakan bagian dari kabel suplai atau selungkup kabel, dalam setiap hal tidak boleh kurang dari 2,5 mm2 jika terdapat proteksi mekanis dan 4 mm2 jika tidak terdapat proteksi mekanis. c. Ukuran Elektroda Ukuran mimimum elektroda dapat dipil ih menurut Tabel 2.4. Tabel 2.4 Ukuran Elektroda Pembumian
IV. ALAT DAN BAHAN Ada berbagai macam intrumen pengukur tahanan pembumian, salah satu contohnya adalah Earth Hi Tester, seperti contoh dibawah ini :
27
Spesifikasi Alat Ukur Earth hi Tester : Merk : HIOKI Tipe : 3151 Batas Ukur : X 1Ω 0 – 11,5 Ω X 10Ω 0 – 11,5 Ω X 100Ω 0 – 115 Ω V AC 0 – 30 Volt V Open Circuit : AC 50 Vmax I HS : AC 1,5 mA Max Rated Power : 2,5 VA Nilai Pengukuran : Rx + Ro ( simple measurement ) Frekuaensi : 575 Hz (2a/32), 600Hz (2b/3b) V. SKEMA GAMBAR
VI. PROSEDUR KERJA Pengukuran dengan Earthtester ini menggunakan dua buah elektroda bantu, dan pengukurannya lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan dua metode yang telah disebutkan terdahulu. Pengukuran dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan jarak antara elektroda pembumian dengan elektroda bantu, jarak yang umum digunakan berkisar 5-10 meter. Setelah elektroda bantu ditancapkan di tanah pada kedalaman sekitar 30 cm maka elektroda dihubungkan dengan alat ukur dengan menggunakan kabel yang sudah ditentukan. Ada tiga warna kabel yaitu hijau, kuning dan merah. Kabel warna hijau salah satu ujungnya dihubungkan dengan terminal earth pada alat ukur dengan simbol E dan ujung satu lagi dihubungkan dengan elektroda pembumian.Kabel warna kuning dihubungkan dengan terminal P (potential) pada alat ukur dan ujung yang lain dihubungkan dengan elektroda bantu yang paling dekat ke elektroda utama. Kabel warna merah dihubungkan ke termina dengan simbol C (Current) pada alat ukur dan ujung yang lain dihubungkan dengan elektroda bantu yang paling jauh dari elektroda bantu. Instrumen ukur adalah earthtester dan dapat digantikan dengan peralatan lain yang dapat melakukan fungsi yang sama dengan earthtester. Gambar alat-alat yang digunakan dengan metode ini dapat dilihat pada lampiran A. Setelah semuanya terangkai dengan benar maka pengukuruan dapat dilakukan tetapi perlu diperhatikan dahulu apakah baterai masih baik atau tidak dan besar tegangan rangkaian dengan memilih selector yang tersedia di peralatan. Apabila semua dalam kondisi baik maka pengukuran tahanan pembumian dapat dilakukan dengan menekan tombol sw pada peralatan
28