LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM DASAR-DASAR TEKNOLOGI BUDIDAYA
OLEH : M. RIZKI AMNUR ALAMSYAH ( 1506121212 ) AGRIBISNIS-B
ASDOS : PINGKO ABDIANTA TARIGAN PRILIONNE DEAN HANDOKO
JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2015/2016
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami saya mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran
dan
kritik
yang
membangun
dari
pembaca
kesempurnaan makalah ini.
Pekanbaru, 27 mei 2016
M. RIZKI AMNUR ALAMSYAH
demi
DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Bab Ii Tinjauan Pustaka 2.1 Budidaya Kacang Panjang 2.2 Stek 2.3 Cangkok 2.4 Sambung Pucuk Bab Iii Metode Penelitian 3.1 Waktu Dan Tempat 3.2 Alat Dan Bahan 3.3 Cara Kerja 3.3.1 Budidaya Kacang Panjang 3.3.2 Stek 3.3.3 Cangkok 3.3.4 Sambung Pucuk Bab Iv Hasil Dan Pembahasan 4.1 Hasil 4.2 Pembahasan Bab V Penutup 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran Daftar Pustaka Lampiran Dokumentasi
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kegiatan budidaya tanaman pertanian merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal oleh peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. Sejalan dengan peningkatan peradaban manusia, teknik budidaya tanaman juga berkembang menjadi berbagai sistem. Mulai dari sistem yang paling sederhana
sampai
sistem
yang
canggih.
Berbagai
teknologi
budidaya
dikembangkan guna mencapai produktivitas yang diinginkan. Kebutuhan akan bahan pangan senantiasa menjadi permasalahan yang tidak ada habisnya. Kekurangan pangan seolah-olah sudah menjadi persoalan kompleks bagi manusia. Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok tanam merupakan kebudayaan manusia yang paling tua. Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumber daya tumbuhan. Cakupan obyek budidaya tanaman meliputi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Budidaya tanaman ini untuk memperoleh hasil yang optimal diperlukan persiapan lahan untuk media tanam yang baik, pemilihan benih yang baik melalui uji fisik, penanaman dengan memperhatikan jarak tanam, pemeliharaan terhadap tanaman
dengan
melalukan
penyiraman,
penyiangan,
pendangiran
dan
pengendalian hama, gulma dan penyakit serta yang terakhir adalah pemanenan dengan kriteria tanaman yang sudah masak. Sedangkan perlakuan yang juga penting adalah harus tersedianya makanan dan nutrisi yang cukup seperti perlakuan pemupukan. Pemupukan dengan pupuk organik untuk menambah hara
dalam tanah seperti Urea, Sp36 dan KCL. Pupuk organik yang biasanya digunakan adalah pupuk kandang. Selain dipupuk dengan pupuk kandang, pemberian pupuk harus sesuai dengan dosis yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemilihan varietas tanaman serta kondisi lingkungan serta tanah yang baik dan mendukung sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Faktor yang harus diperhatikan adalah faktor abiotik dan biotik. Lingkungan tumbuh tanaman dapat digolongkan ke dalam lingkungan abiotik berupa tanah atau medium/substrat lainnya dan iklim atau cuaca dan lingkungan biotik berupa makhluk hidup lainnya. Tanah atau medium/substrat merupakan pemasok hara dan air yang diperlukan tanaman selain sebagai tempat hidup komponen biotik, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Iklim terdiri dari unsur/unsur seperti udara, angin, suhu, kelembaban udara, cahaya matahari, dan hujan. Lingkungan biotik meliputi hama, penyakit dan gulma yang merugikan dan makhluk lainnya yang menguntungkan tanaman.
1.2 Tujuan
Secara umum tujun dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana membudidayakan tanaman dengan berbagai macam metode agar tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik dan berkualitas.
Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kacang panjang
Kacang panjang adalah tanaman hortikultura yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Kacang panjang merupakan anggota Famili Fabaceae yang termasuk ke dalam golongan sayuran dan mengandung zat gizi cukup banyak. Kacang panjang adalah sumber protein yang baik, vitamin A, thiamin, riboflavin, besi, fosfor, kalium, vitamin C, folat, magnesium, dan mangan (Haryanto dkk., 2007). Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim dengan tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong, berseling, panjang 6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna hijau (Hutapea, 1994). Memiliki akar tunggang berwarna coklat muda (Haryanto, 2007). Bunga tanaman ini terdapat pada ketiak daun, majemuk, tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputihan, mahkota berbentuk kupukupu, berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari kuning, putik bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu (Hutapea, 1994). Bunga kacang panjang menyerbuk sendiri. Penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga terjadi dengan kemungkinan 10%. Tidak setiap bunga dapat menjadi polong, hanya 1-4 bunga yang dapat menjadi polong.
Buahnya berbentuk polong bulat, panjang dan ramping. Panjang polong sekitar 10-80 cm. Warna polong hijau muda sampai hijau keputihan. Setelah tua warna polong putih kekuningan (Haryanto, 2007). Ciri-ciri polong muda yang siap dipanen adalah ukuran polong telah maksimal, mudah dipatahkan, dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol. Waktu panen yang paling baik pada pagi atau sore hari. Umur tanaman siap panen 3,5-4 bulan. Produksi polong muda per satuan luas dapat mencapai minimal 2,0 ton per ha (Rukmana, 1995). Tanaman kacang panjang tumbuh baik di dataran rendah sampai menengah hingga ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian di atas 700 meter di atas permukaan laut,tanaman kacang panjang pertumbuhannya akan terhambat. Tanaman tumbuh baik pada tanah latosol, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu yang sesuai untuk pertumbuhan kacang panjang adalah 25-35οC pada siang hari dan pada malam hari sekitar 15οC (Prosea, 1996).
2.2 Stek (Bougenvil, Pucuk Merah, Jeruk Nipis, Mawar)
Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan
dengan
cara
perbanyakan
vegetatif
buatan
lainnya.
Cara
perbanyakan dengan metode stek akan kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar, akar yang baru terbentuk tidak tahan
stres lingkungan dan adanya sifat plagiotrop tanaman yang masih bertahan (Dwidjoseputro, 1990). Bagian tanaman yang digunakan untuk stek adalah bagian akar tanaman induk. Tanaman yang bisa diperbanyak dengan stek akar adalah tanaman sukun (Artocarpus communis Forst.), cemara (Casuarina equisetifolia), jambu buji (Psidium guajava L.), jeruk keprok (Citrus nobilis Lour.), dan kesemek (Diospyros kaki Thumb.). Tanaman-tanaman tersebut dapat diperbanyak dengan stek akar karena akarnya diperkaya dengan kuntum adventif yang setiap saat dapat tumbuh. Contohnya, sebagian akar berada di atas permukaan tanah (Sumiasrih, 2005). Penyiapan bibit stek tanaman meliputi langkah-langkah pemilihan pohon induk dan pengambilan akar tanaman. Secara terperinci kegitan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut. Untuk memperoleh yang baik dan produktif, diperlukan bibit tanaman yang baik pula. Bibit tanaman yang baik hanya dihasilkan tanaman induk yang baik. Adapun syarat-syarat tanaman yang dapat digunakan sebagai pohon induk adalah sebagai berikut: a. Umur tanaman sudah mencapai 6-10 tahun b. Tanaman tumbuh sehat tahan terhadap serangan hama dan penyakit c. Tanaman berbuah lebat setiap tahun dan memiliki mutu buah yang baik d. Berasal dari varietas yang dibutuhkan
e. Tanaman ditanam pada tanah yang gembur f. Tanaman memiliki perakaran yang sehat dan banyak, serta dipilih akar permukaan g. Pohon sedang tidak dalam keadaan berbunga atau berbuah
Hampir semua bagian tanaman dapat dipakai sebagai stek, tetapi yang sering dipakai adalah batang muda yang subur. Mudahnya stek berakar tergantung kepada spesiesnya. Ada yang mudah sekali berakar cukup dengan medium air saja. Tetapi banyak pula yang sukar berakar, bahkan tidak berakar walaupun dengan perlakuan khusus. Kesuburan dan banyaknya akar yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh asal bahan steknya yaitu bagian tanaman yang dipergunakan, keadaan tanaman yang diambil steknya, dan keadaan luar waktu pengambilan (Hasanah, 2007). Terbentuknya akar pada stek merupakan indikasi keberhasilan dari stek. Adapun hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan stek adalah faktor lingkungan dan faktor dari dalam tanaman (Huik, 2004). Suatu percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan Zat Pengatur Tumbuh (Rootone-F) dan media terhadap cangkokan. Realitanya bahwa cangkokan dengan perlakuan media tanah dengan pemberian Rootone-F menyebabkan akar lebih cepat keluar dan jumlahnya lebih banyak, kondisi yang
sama juga dapat dilihat pada media tanah + kompos dengan Rootone-F. Kondisi sebaliknya terjadi pada kedua media tanpa Rootone-F akar akan lebih lambat keluar dan jumlahnya sedikit. Hal ini dapat dijelaskan bahwa Rootone-F merupakan salah satu zat pengatur tumbuh untuk induksi perakaran. 2.3 Cngkok
Mencangkok adalah cara memperbanyak tanaman dimana pembentukan akar pada calon tanaman baru terjadi ketika masih melekat pada tanaman induknya. Air dan mineral tetap diangkut melalui xylem ke tunas / cabang yang dicangkok. Dengan demikian, hasil perbanyakan dengan cara mencangkok lebih tinggi daripada hasil perbanyakan denga stek. Ada 2 macam cara mencangkok yang sering dilakukan pada tanaman tertentu
(Ismiyati
Sutarto,1994). Merundukkan batang/ cabang ke tanah . Pembentukan akar di rangsang dengan berbagai perlkuan yang dapat menghentikan tranlokasi bahan organic seperti karbohidrat, auxin dan faktor pertumbuhan yang lan dari dan ujung tunas ke bagian bawah tunas yang di cangkok (Ismiyati Sutarto). Mencangkok tanaman adalah salah satu cara teknik memperbanyak tanaman buah dalam pot, selain itu kualitas buahnya sama dengan induknya dan juga pohonnya tidak terlalu tinggi. Tanaman yang bisa dicangkok antara lain: jambu, jambu air, mangga, sawo, dan lain-lain (Wilkins, 1991).
Mencangkok atau okulasi adalah teknik pengembangbiakan tanaman yg sangat cocok utk di tanam di dalam pot. Di samping karena qualitas buahnya terjaga sama spt induknya juga
nantinya
pohon
tumbuh
tidak
terlalu
tinggi.
Pohon
yg
dikembangbiakan dg teknik cangkok tidak akan mempunyai akar tunggang.(Ansown, 1989). Beberapa tanaman tertentu memilki kemampua untuk memperanyak diri dengan pencangkokan yang terjadi secara alami, yaitu sulur dan anakan terutama pad tanaman yang berbentuk roset (Wahyuni, Sri, 1998). Pembentukan biji melalui proses penyerbukan (jatuhnya tepung sari pada kepala putik) kemudian dilanjutkan dengan pembuahan (peleburan antara gamet jantan dari tepung sari dan gamet betina dari putik). Dalam kontek agronomi, benih sebagai bahan tanaman merupakan biji yang diproduksi, diproses, dan diuji dengan metode standar sehingga memenuhi persyaratan sebgai bahan tanaman (Kusbiantoro, 1993). Cabang pilihan yang akan dicangkok dikelupas kulit cabangnya kirakira 7 cm. Kambium pada cabang dikerik hingga bersih sampai bagian yang dikerik tidak lagi terasa licin tapi kasar. Pengelupasan kulit cabang ini dimaksudkan untuk memutus aliran hara dari batang ke cabang sehingga akar dapat terbentuk pada cabang yang dicangkok. Kemudian pada ujung potongan kulit cabang atas, pasta Rooton F dioleskan. Pengolesan tersebut dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan akar. (Wahid, 2000).
Selain tanaman buah-buahan, beberapa tanaman hias juga bisa dicangkok misalnya: bunga sakura, kemuning, soka, musa indah, bougenvil, cemara dan sebagainya. Tanaman yang tersebut
di atas adalah tanaman berkayu yang mudah dicangkok. Adapula tanaman berkayu yang sulit di cangkok, namun karena telah ditemukan
caranya,
akhirnya
mampu
juga
mengeluarkan
akarnya setelah dicangkok (Wahid, 2000).
2.4 Sambung Pucuk
Penyambungan ( grafting ) merupakan kegiatan untuk menggabungkan dua atau lebih sifat unggul dalam satu tanaman. Untuk memperoleh bibit sambungan yang bermutu diperlukan batang bawah dan batang atas yang kompatibel dan dapat
membentuk
bidang
sambungan
yang
sempurna.
Keberhasilan
penyambungan ditentukan oleh banyak faktor, antara lain mutu benih atau bibit dan entres, ketepatan waktu penyambungan, iklim mikro (naungan), serta keterampilan
sumber
daya
manusia,
di
samping
pemeliharaan
setelah
penyambungan. Pada tanaman jambu mete, metode penyambungan yang umum dilakukan adalah sambung pucuk ( grafting ), sedangkan teknik yang banyak dilakukan dengan hasil baik adalah sambung celah ( cleft graft ) dan sambung baji (webge graft ). Penyambungan dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang diberikan oleh, yaitu: (1) bahan tanaman yang disambung secara genetik harus serasi (kompatibel), (2) bahan tanaman harus berada dalam kondisi fisiologi yang baik, (3) seluruh bidang potong harus terlindung dari kekeringan, (4) kombinasi masing-masing bahan tanaman harus terpaut sempurna, dan (5) tanaman hasil sambungan harus dipelihara dengan baik selama waktu tertentu (Firman, 2009).
Menyambung adalah menempatkan atau menyambung bagian tanaman ke bagian lainnya sehingga tercapai persenyawaan yang membentuk tanaman baru. Seperti halnya pembiakan vegetatif lainnya, menyambung tidak mengubah susunan genetis tanaman baru dan sama dengan tanaman induk. Menyambung ditujukan untuk memperoleh tanaman yang cepat berbuah, memperbaiki bagian tanaman yang rusak, dan untuk memperbaiki sifat batang atas ( Jumin,2008).
Teknik penyambungan ini bisa diterapkan untuk beberapa keperluan, yaitu membuat bibit tanaman unggul, memperbaiki bagian-bagian pohon yang rusak, dan juga untuk membantu pertumbuhan tanaman. Dengan mengadakan penyambungan diharapkan agar bibit yang dihasilkan akan lebih unggul dari tanaman asalnya batang bawah dan batang akar ( Wudianto, 2002). Pengertian sambung pucuk ialah penyatuan pucuk (sebagai calon batang atas) dengan batang bawah sehingga terbentuk tanaman baru yang mampu saling meyesuaikan diri secara kompleks. Cara sambung pucuk ini sekaraang sudah digunakan secara luas, yaitu pada tanaman hias, tanaman buah, dan tanaman perkebunan ( Wudianto, 2002).
Bab III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat
Kegitan praktikum Dasar-Dasar Teknologi Budidaya dilaksanakan pada hari jum’at, 1 April - Mei 2016 pada pukul 15.00 WIB. Kegiatan ini dilakukan di Unit Pelaksanaan Teknis lahan kebun percobaan Unversitas Riau. 3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Kacang Panjang
Alat yang digunakan pada praktikum penanaman kacang panjang adalah cangkul, parang, meteran, ajir, gembor, lanjaran dan tali. Bahan yang digunakan pada praktikum penanaman kaang panjang adalah benih kacang panjang, tanah, pupuk organic 3.2.2 Stek Alat yang digunakan pada praktikum pembiakkan dengan cara stek adalah gunting stek, polibag, kertas lebel, alat tulis, dan gembor. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tanah, tanaman (bunga bougenvil, pucuk merah, mawar, dan jeruk nipis), dan air. 3.2.3 Cangkok Alat yang digunakan pada praktikum pembiakkan dengan cara cangkok adalah pisau okulasi, alat tulis, kertas lebel, tali, serabut, dan plastic gula 1kg. bahan yag digunakan pada praktikum ini adalah tanah, tanaman yang dicangkok (sawo) dan air. 3.2.4 Sambung Pucuk Alat yang digunakan pada praktikum pembiakkan dengan cara sambung pucuk adalah pisau okulasi, gunting stek, tali, plastic gula atau plastic lilin, dan alat tulis. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tanaman (bunga bougenvil). 3.3 Cara Kerja
3.3.1 Kacang Panjang
Pemilihan
Benih
:
Benih
kacang
panjang
yang
akan
dikembangkan, sebelumnya harus sudah matang dari pohon. Benih tersebut kemudian dijemur hingga kering di bawah sinar matahari, dikupas dan dijemur lagi. Setelah melalui proses tersebut, biji kacang panjang bisa langsung ditanam tanpa harus melalui proses penyemaian. Namun, jika cara tersebut dirasa kurang, benih kacang panjang sesuai pilihan bisa dibeli di tempat penjual tanaman.
Pengolahan Tanah : Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mencangkul atau membajaknya sedalam +/- 30 cm. Biarkan tanah yang sudah digemburkan tersebut terbuka selama +/- 4 hari guna memberi kesempatan tanah untuk bernapas. Selanjutnya, buatlah bedengan berukuran panjang 3-4 meter, lebar 2-3 meter, dan tingi 20-30 cm.
Penanaman : Penanaman kacang panjang biasanya dilakukan pada akhir musim hujan, dengan tujuan agar tanaman mendapatkan air dengan mudah, serta tidak busuk disebabkan oleh curah hujan yang tinggi. Penanaman dapat juga dilakukan pada musim kemarau asalkan air untuk pengairan bisa diperoleh dengan mudah.
Begitu tanah siap ditanami, buatlah lubang tanam menggunakan tugal dengan jarak tanam 30 x 50 cm, atau sesuai dengan keinginan. Isi lubang-lubang tersebut dengan 2-3 biji benih dan tutup lubang dengan tanah tipis-tipis agar benih bisa tumbuh ke atas tanah dengan mudah. Sambil menunggu tumbuhnya benih,
siapkan lanjaran atau tongkat dari bambu atau kayu dengan panjang sekitar 2 meter. Lanjaran ini dibutuhkan karena kacang panjang adalah tanaman yang tumbuh merambat dan membelit. Setelah 4-5 hari sejak ditanam, bibit kacang panjang akan menjalar tumbuh ke atas tanah. Jika ada bibit yang tidak tumbuh, gantilah segera dengan bibit yang baru.
Perawatan : Dalam proses pertumbuhannya, ketika tanaman mencapai ketinggian 25 cm, pada umumnya tanaman akan membelit lanjaran. Jika ternyata ada tanaman yang merambat ke tanah, bantu tanaman itu dengan mengikatkannya pada lanjaran menggunakan tali rafia agar pertumbuhannya merambat pada lanjaran tersebut.
Pengairan : Perhatikan pula penyiraman atau pengairan bagi tanaman. Untuk lahan yang memiliki irigasi, penyiraman dapat dilakukan dengan cara menggenangi lahan dengan air. Setelah seluruh permukaan tanah lembab, keluarkan lagi aliran air dari areal lahan penanaman. Sedang untuk lahan tadah hujan, penyiraman harus dilakukan dengan cara manual, utamanya pada awal pertumbuhan benih.
Penyiangan : dilakukan jika di dalam bedengan tumbuh gulma dan rumput liar, utamanya pada awal pertumbuhan tanaman, guna menghindari persaingan dalam memperoleh nutrisi.
Pemupukan : dilakukan di awal masa tanam dan disaat tanaman berumur 15 – 20 hari. Pemupukan di awal masa tanam dilakukan
sewaktu pengolahan tanah. Caranya dengan memberikan pupuk kandang sebagai pupuk dasar sebanyak 1 karung. Dapat juga ditambah dengan pupuk buatan, dengan dosis sebanyak 125 kg KC1,
200
kg
TSP,
dan
50
kg
Urea.
3.3.2 Stek
Sediakan pohon induk yang akan di stek.
Potong bagian cabang menjadi tiga bagian yang digunkan untuk di stek menggunakan gunting yang bersih, dengan panjang potongan antara 10-15 cm.
Potong ujung atas cabang dengan berbentuk miring dan ujung bawah cabang berbentuk horizontal.
Kemudian rendam cabang tersebut didalam air yang telah dicampur dengan ZPT selama 10 menit.
Setelah direndam, tanam cabang tersebut ke dalam polybag.
3.3.3 Cangkok
Pilih cabang yang memenuhi persyaratan, yaitu berukuran cukup besar, tidak terlalu muda ataupun tua, pertumbuhannya baik, sehat dan tidak cacat, serta lurus.
Tentukan tempat untuk keratan pada bagian cabang yang licin.
Buat dua keratan (irisan) melingkar cabang dengan jarak antara 3 – 5 cm.
Lepaskan kulit cabang bidang keratan tadi.
Kerik kambium hingga tampak kering.
Biarkan bekas keratan mengering antara 3 hari sampai 5 hari.
Setelah dikeringkan tutup keratin tersebut dengan tanah, lalu dibungkus oleh serabut kelapadan plastic
Ikat pembalut cangkok pada bagian ujuang atas dan bagian ujung bawah keratan.
Ikat bagian tengah pembungkus cangkok, dan buat lubang-lubang kecil dengan cara ditusuk-tusuk lidi.
3.3.4 Sambung Pucuk
Sediakan tanaman induk yana akan disambung pucuk dan Pilih cabang yang masih muda dengan warna masih kehijauan.
Potong tunas di Pohon induk dengan cutter, belah tengah tengah tunas sedalam ¾ Cm, ambil pucukan tunas sayat bagian kiri kanan batang tunas sehingga menjadi pipih.
Masukan ke dalam belahan Tunas di Pohon induk, ikat dengan tali raffia .
Tutup hasil sambungan tadi dengan plastic dan ikat plastic sebelah bawah.
Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
4.1.1 Kacang Panjang Sampel 1 Panjang Batang Jumlah Daun Panjang
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Ke-1
Ke-2
Ke-3
Ke-4
Ke-5
Daun Diameter Batang
4.1.2 Stek Tanaman
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Ke-1
Ke-2
Ke-3
Ke-4
Ke-5
Ke-6
Ke-7
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Ke-1
Ke-2
Ke-3
Ke-4
Ke-5
Ke-6
Ke-7
1Bunga Bougenvile Bunga Pucuk Merah Bunga Mawar Jeruk Nipis
4.1.3 Cangkok Tanaman
Sawo
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kacang Panjang
Kegiatan pertama yang dilakukan yaitu pengolahan lahan terlebih dahulu pembuatan bedengan dan penggemburan tanah. Tanah diolah atau digemburkan sehalus mungkin agar perakaran tanaman dan drainasenya berkembang dengan baik. Dalam menanam kacang panjang perlu mengatur jarak tanam atau kerapatan tanamannya. Karena hal ini merupakan bagian dari teknik bercocok tanam yang perlu diperhatikan agar pemanfaatan sumber daya lingkungan dapat maksimal. Fungsi jarak tanam adalah untuk mengurangi kompetisi antara tanaman terhadap cahaya matahari, nutrisi dan unsur hara lainnya. Tanaman yang diatur jaraknya, memiliki daun yang lebih rimbun dan subur. Sedangkan tanaman yang tidak diatur jaraknnya akan membuat daun tanaman menjadi sedikit.. Pada saat pengamatan pertumbuhan tanaman kacang panjang yang dimulai dari minggu kedua dapat disumpulkan rata-rata dari tinggi batang adalah 13,81 cm, rata-rata jumlah daun terbuka adalah 6,125, rata-rata jumlah daun tertutup adalah 1,75, rata-rata dari paanjang daun adalah 6 cm, dan rata-rata diameter batangnya adalah 0,325 cm. Pengamatan minggu ketiga diperoleh ratarata tinggi batang adalah 19,35 cm, rata-rata jumlah daun terbuka adalah 10,5, rata-rata jumlah daun tertutup adalah 2,5, rata-rata dari paanjang daun adalah 7,8625 cm, dan rata-rata diameter batangnya adalah 0,275 cm. Pengamatan minggu keempat diperoleh rata-rata tinggi batang adalah 58,33 cm, rata-rata jumlah daun terbuka adalah 22,375, rata-rata jumlah daun tertutup adalah 6,375, rata-rata dari paanjang daun adalah 10,275 cm, dan rata-rata diameter batangnya adalah 0,375 cm. Pengamatan minggu kelima
diperoleh rata-rata tinggi batang adalah 106,43 cm, rata-rata jumlah daun terbuka adalah 30,125, rata-rata jumlah daun tertutup adalah 10,125, rata-rata dari paanjang daun adalah 12,6125 cm, dan rata-rata diameter batangnya adalah 0,4375 cm. 4.2.2. Stek Perbanyakan tanaman dengan cara stek ini merupakan cara yang mudah dilakukan untuk memproleh tanaman baru. Cara ini akan memperoleh tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya. Sifat ini memiliki ketahanan terhadap serangan penyakit. Bagian-bagian tanaman yang biasa diambil untuk bahan stek adalah akar, batang, daun dan tunas. Pada praktikum ini, tanaman yang digunakan adalah bunga pucuk merah, bunga mawar, bunga bougenvil, dan jeruk nipis. Bagian tanaman yang distek adalah batang atas, batang tengah dan batang bawah. Ketika batang tanaman di stek, daun-daun yang ada pada batang tanaman dipangkas atau dibuang. Gunanya yaitu untuk mengurangi penguapan atau transpirasi. Agar mendapatkan hasil tanaman baru yang optimal, maka harus melakukan pemeliharaan atau perawatan tanaman. 4.2.3. Cangkok Pada praktikum kali ini pohon yang digunakan dalam perbanyakan tanaman dengan metode cangkok yaitu pohon sawo. Dalam mencangkok ada persyaratan yang perlu diperhatikan. Salah satu persyaratan mencangkok adalah memilih pohon induk yang sehat dan kuat, serta pilih dari varietas yang telah dikenal sifat buah yang diinginkan. Bentuk cabang yang digunakan sebaiknya lurus, panjang cabang kira-kira sebesar jari telunjuk orang dewasa. Dalam melakukan pembiakkan tanaman
dengan cara mencangkok sebaiknya harus memperhatikan bagaimana cara mencangkok yang baik, agar tanaman baru yang dihasilkan menjadi optimal.
4.2.4. Sambung Pucuk Kegiatan pada praktikum ini yaitu pembiakkan tanaman baru dengan cara penyambungan batang tanaman, yang mana batang yang disambung yaitu batang bagian atas dan batang bagian bawah sehingga membentuk individu baru. Batang bawah sering juga disebut stock atau root stock . Ciri dari batang ini adalah batang masih dilengkapi dengan akar, sedangkan batang atas yang disambungkan sering disebut entris atau scion. Batang atas dapat berupa potongan batang atau bisa juga cabang pohon induk. Dalam melakukan pembiakkan tanaman dengan cara sambung pucuk ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Dalam cara ini harus memiliki ketilitian dan kewaspadaan yang baik, karena batang bagian atas yang akan disambung itu bentuknya tipis seperti huruf v jika tidak berhati-hati maka tanaman tersebut akan patah. Apabila tanaman yang disambung bagian atas dan bagian bawahnya menyatu dengan sempurna maka pembiakkan tanaman dengan cara sambung pucuk ini bisa dikatakan berhasil.
Bab V Penutup 5.1 Kesimpulan
Dari seluruh kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Kacang panjang dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tanah yang berlempung berpasir. 5.2 Saran
Saran untuk praktikum dasar-dasar teknologi budidaya ini, yaitu sebaiknya mahasiswa lebih teliti dan berhati-hati lagi dalam melakukan pembudidayaan tanaman agar produksi yang dihasilkan baik, berkualitas, dan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1. Cara mencari dosis pupuk
Dosis kebutuhan pupuk = Pupuk urea
= =
10.000 6 10.000
x pupuk dosis anjuran
x 200
12 100
= 0,12 kg = 120 gram Pupuk KCL dan TSP
=
6 10.000
x 100
= 0,06 kg = 60 gram
2. Perhitungan matematis pemberian pestisida pada tanaman
Dosis
= Konsentrasi x Vs
Vs
=
ℎ 10.000
x Volume Semprot
Contoh soal: Diketahui konsentrasi 2 ml/l, luas lahan 5000 2 , dan volume semprot 400 ml/ha. Hitunglah volume semprot dan dosisnya! Jawab: Vs
= =
ℎ 10.000 5000 10.000
x Vs
x 400
= 200 l/ha Dosis = Konsentrasi x Vs = 2 ml x 200 l/ha = 400 ml/ha = 0,4 l/ha
DOKUMENTASI A. Budidaya tanaman jagung
Gambar 1. Pengukuran lahan
Gambar 2.Pembukaan lahan
Gambar 3. Pengukuran bedengan
Gambar 4. Pemasangan ajir
Gambar 5. Pengolahan Tanah
Gambar 6. Pembuatan bedengan dan draenase
Gambar 7. Penggemburan tanah
Gambar 9. Penanaman benih
Gambar 8.pengukuran jarak tanam
Gamar 10. penyiraman
B. STEK
Gambar 1b. Pengisaian pasi merah
Gambar 2b dan 3b. tanaman nipis dan pucuk
Gambar 4b an 5b. Tanaman mawar dan jeruk nipis Gambar 6b. Batang tanaman dipotong miring
Gambar 7b. pemotongan sebagian daun dengan ZPT
Gambar 9b. penanaman
C. CANGKOK
Gambar 8b. Perendaman
Gambar 10b dan 11b. bagian tengah dan atas
Gambar 1c. ranting yang digunakan dicangkok
Gambar 3c. penyayatan
Gambar 2c. panjang yang akan
Gambar 4c. pengupasan kambium
Gambar 5c. pembasahan sabut kelapa digunakan
Gambar 7c. tanah di tembelpada cangkokan sabut kelapa
Gambar 9c. dibungkus dengan plastik bening
Gambar6c. tanahyang
Gambar 8c. dibungkus dengan
Gambar 10c. diikat dengan tali
Gambar 11c. diberi lubang di seeliling dengan air
Gambar 12c. disiram
D. Sambung pucuk tanaman bougenfil
Gambar 1e. tanaman yang digunakan
Gambar 3e. di potong vertikal
Gambar 2e. dipotong seperti V
Gambar 4e. sambungan ikat
Gambar 5e. dibungkus dengan plastik