LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI PEMERIKSAAN TELUR CACING PADA TINJA METODE KATO KATZ
Dosen Pembimbing : Rifqoh, S.Pd., M.Sc. Disusun oleh Kelompok Kelompok 2.1 : Ayu Sukma Dewi P07134216220 Khairurrahmatil ‘Ulya Muhammad Ma’ruf No N o o r F a t i m a h P07134216249 Retna Kumala
PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANJARMASIN 2017
1.
Judul
Pemeriksaan telur cacing pada tinja dengan menggunakan metode Kato Katz.
2.
Hari, tanggal
Rabu, 7 Juni 2017.
3.
Tujuan
Untuk
menegakkan
diagnosis
pasti,
ada
dan
tidaknya
infeksi cacing, berat ringannya infeksi serta jenis telur cacing yang ada.
4.
Prinsip
Pemeriksaan metode kato katz adalah suatu pemeriksaan sediaan tinja ditutup dan diratakan di bawah ”cellophane tape” yang telah direndam dalam larutan malactite green.
5.
Dasar Teori
Teknik
sediaan
tebal
(cellaphane
covered
thick
smear
tecnique) atau disebut teknik Kato. Metode ini digunakan untuk menemukan adanya telur cacing parasit dan menghitung jumlah telur cacing yang terdapat pada feses. Pengganti kaca tutup seperti teknik digunakan sepotong “cellahane tape”. Teknik ini lebih banyak telur cacing dapat diperiksa sebab digunakan lebih ban ya k tinj a. Tekni k ini dianjurkan untuk Pemeriksaan secara massal karena lebih sederhana dan murah. Morfologi telur cacing cukup jelas untuk membuat diagnosa. Pada metode ini diadakan penambahan melachite green untuk memberi latar bel akang hijau.
6.
Alat dan bahan
a) Aquadest b) Glycerin c) Malachite gr een (hijau malasit) d) Gelas obyek e) Cellophane tape (selofan), ukuran lebar 2,5 cm. f) Kertas Koran g) Kertas bekas h) Kain/kertas nylon i) Pot plastik j) Stik es krim k) Tissue l) Gunting m) Penjepit n) Spatula o) Template atau cetakan kato katz p) Baskom plastik kecil q) Cairan desinfektan r) Sarung tangan karet s) Formalin 5 – 10 % t) Mikroskop
7.
Cara Kerja a. Pra Analitik Pengumpulan Tinja :
1) Sebelum tentang
pot
tinja
pengetahuan
dibagi
perlu
Cacingan,
dilakukan kebiasaan
penyuluhan hidup
sehat
dengan menggunakan kuesioner pengetahuan pasien atau responden. 2) Setelah itu, responden dibagikan pot tinja yang telah diberi kode sesuai dengan kode yang tertulis pada kuesioner pengetahuan pasien. Bil a sasa rann ya
mas ya rakat maka
kode yang dicantumkan ditambah alamat lengkap, desa RT dan RW. Pot tersebut diisi dengan tinjanya sendiri dan dikumpulkan pada keesokan harinya. 3) Jumlah tinja yang dimasukkan ke dalam pot / kantong plastik seki tar 100 mg (s ebesa r kelereng atau ibu jari tangan). 4) Spesimen harus segera diperiksa pada hari yang sama, sebab jika tidak telur cacing tambang akan rusak atau menetas menjadi larva. Jika tidak memungkinkan tinja harus diberi formalin 5-10% sampai terendam. Pembuatan larutan kato :
Yang dimaksud dengan Larutan Kato adalah cairan yang dipakai untuk merendam/memulas selofan ( cellophane tape ) dalam
pemeriksaan
tinja
terhadap
telur
cacing
menurut
modifikasi teknik Kato dan Kato-Katz. 1) Untuk membuat Larutan Kato diperlukan campuran dengan pe rbandingan: Aquadest 100 bagi an, Glycerin 100 bagian dan Larutan malachite green 3% sebanyak 1 bagian.
2) Timbang malachite green sebanyak 0,3 gram, masukkan ke dalam botol/ beker glass dan tambahkan aquadest 10 ml, sedikit demi sedikit lalu aduk/kocok sehingga homogen. Larutan ini disebut dengan larutan induk. 3) Masukkan 100 ml aquadest ke dalam baskom plastik kecil, lalu tambahkan 100 ml glycerin sedikit demi sedikit dan tambahkan 1 ml larutan induk, aduk sampai homogen. Cara merendam / memulas selofan ( cellophane tape) : 1) Potonglah selofan sepanjang ± 2,5 x 3 cm 2) Rendamlah selama + 18 jam – 24 jam dalam Larutan Kato.
b. Analitik Cara Membuat Preparat :
1) Letakkan tinja pada kertas hps menggunakan stik es krim. 2) Saringlah tinja menggunakan kertas nylon dan spatula. 3) Letakkan template yang berlubang di atas slide kemudian masukkan tinja yang sudah di saring pada lubang tersebut. 4) Ambillah template berlubang tersebut dan tutuplah tinja dengan selofan yang sudah direndam dalam larutan Kato. 5) Ratakan dengan tutup botol karet hingga merata. Atau dengan menggunakan objek glass di tekan dan di ratakan. Diamkan kurang lebih sediaan selama 20 – 30 menit. 6) Periksa di bawah mikroskop dan hitung jumlah telur yang ada pada sediaan tersebut.
c. Pasca Analitik Pembuangan Limbah Laboratorium :
1) Wadah dari kertas, plastik, stik/lidi diberi desinfektan (sodium hipoklorit) kemudian dibakar. 2) Wadah dari gelas/kaca atau metal ditambahkan formalin 10%, diamkan 1 jam atau lebih kemudian cuci dengan air be rsih. 3) Kaca objek bekas pakai direndam dalam larutan yang diberi desinfektan selama kurang lebih 1 jam, kemudian cuci dengan air bersih. Gunakan lidi untuk melepas kaca penutup (“cover glass”)
8.
Hasil pengamatan
Dari hasil pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbes aran 10 x 100 dan 40 x 100 tidak di da pat hasil ya ng menunjukkan bahwa sampel yang kami bawa positif kecacingan.
9.
Kesimpulan
Dari sampel yang kami periksa didapat hasil bahwa sampel negative cacingan atau tidak terinfeksi cacing.
10. Pembahasan
Pemeriksaan metode kato-katz adalah suatu pemeriksaan sediaan tinja ditutup dan diratakan di bawah “cellophane tape” yang telah direndam dalam larutan malachite green. Penggunaan cellophane tape digunakan untuk pengganti deck glass atau cover glass. Teknik ini banyak ditemukan telur cacing karena menggunakan dianjurkan
konsentrasi
untuk
tinja
pemeriksaan
yang
banyak.
secara
masal
Teknik karena
ini lebih
sederhana dan murah. Morfologi teur cacing cukup jelas untuk membuat
diagnosa.
Pada
metode
ini
menggunakan
larutan
malachite green untuk memberi latar belakang hijau. Pemeriksaan kuantitatif kecacingan menggunakan metode kato- katz, lapang pandang yang dihasilkan berwarna hijau yang bera sal dari malachite green sehingga pemeriks aan ini l ebih efesien untuk pemeriksaan dengan jumlah sampel yang banyak dan mempermudah dalam perhitungan telur cacing. Anak-anak mengeluarkan
tinja
kurang
lebih
100
gram/hari,
dewasa
mengeluarkan tinja kurang lebih 150 gram/hari. Jadi, misalnya dalam 1 gram feces mengandung 100 telur maka 150 gram tinja mengandung 150.000 telur. Dalam
pemeriksaan
ini
akan
melihat
lapang
pandang
dengan kepekatan warna yang lebih rendah sehingga mudah untuk dilihat dan tidak membuat mata cepat lelah. Kekurangan dari gunakancukup
metode ini
banyak.
Dan
adalah bahan kelebihannya
feses yang yaitu
di
dapat
mengidentifikasi tingkat cacing pada penderita berdasar jumlah telur dan cacing, baik di kerjakan di lapangan,dapat digunakan untuk pemeriksaan tinja masal karena murah dan sederhana, cukup
jelas
diagnosis.
untuk
melihat
morfologi
sehingga
dapat
di