BAB I PENDAHULUAN I.1
Latar Belakang Pengukuran topografi merupakan istilah yang dipergunakan sebagai terjemahan dari kata ”Topographic Surveying”. Definisi pengukuran topografi adalah suatu pekerjaan penentuan tempat kedudukan baik secara horisontal maupun vertikal pada segala sesuatu yang terdapat pada permukaan areal tanah yang diukur. Pekerjaan pengukuran topografi berguna untuk mendapatkan data pengukuran mengenai letak (posisi), elevasi (ketinggian) dan konfigurasi dari areal tanah, dimana data tersebut dapat dilukiskan pada suatu peta yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya yang dikenal dengan peta topografi.(Purworahardjo, 1989). PT Kaltim Prima Coal (PT. KPC). PT Kaltim Prima Coal beroperasi dalam wilayah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) J2/JiDu/16/82 dengan batas geografis 117º 27” 7.40” - 117º 40’ 43.40” BT dan 0º 31’ 20.52” 0º 52’ 4.60” LU, termasuk ke dalam w ilayah administrasi Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan menambang memiliki beberapa tahapan, salah satunya adalah pembersihan lahan ( Land clearing). Land Clearing bertujuan untuk membersihkan lahan dari jenis tumbuhan yang ada di daerah tersebut agar mempermudah dalam pemgerukan Top Soil. Tanah penutup yang paling atas ( top soil) yang kaya akan unsur hara bagi tumbuh-tumbuhan dikupas dan dikumpulkan pada suatu tempat tertentu yang nantinya akan disebarkan sebagai lapisan teratas pada lokasi penimbunan ( dumping area) untuk keperluan reklamasi daerah bekas tambang. Teknik Geomatika merupakan salah satu jurusan yang mempelajari tentang survey dan pemetaan, sehingga pengetahuan yang bersifat teori yang diperoleh melalui kegiatan perkuliahan di kampus dapat pula dijadikan pengetahuan yang bersifat aplikatif atau praktis yang dapat diperoleh di luar jam perkuliahan salah 1
satunya melalui Kerja Praktik. Dengan dilaksanakannya Kerja Praktik yang berjudul “ Aplikasi Survey dan Pengukuran VolumeTopsoil Stockpile Nia PT. Kaltim Prima Coalperiode bulan juli 2012” ini dapat dijadikan sarana untuk mengaplikasikan ilmu tentang survey dan pemetaan dan penerapannya pada dunia kerja yang riil. I.2
I.3
Tujuan Kerja Praktik Adapun tujuan dari Kerja Praktik (KP) ini antara lain mahasiswa dapat : Melakukan proses pengukuran langsung di area pertambangan Menghitung volume topsoil menggunakan metode tachimetri Membandingkan hasil perhitungan volume topsoil menggunakan software dengan muatan topsoil dari dumptruck selama periode bulan juli Manfaat Adapun manfaat yang didapatkan setelah melakukan Kerja Praktik (KP) antara lain : Mahasiswa mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan cara menghitung volume topsoil di areal pertambangan Perusahaan mendapatkan produk berupa tutorial transfer data koordinat dalam bentuk *txt dan *REP ke bentuk waypoint (*wpt) dan tutorial basic software gemcom Minex yang dibuat oleh mahasiswa Mendapatkan hasil perbandingan perhitungan Volume dari software dengan muatan dumptruck periode bulan juli
2
satunya melalui Kerja Praktik. Dengan dilaksanakannya Kerja Praktik yang berjudul “ Aplikasi Survey dan Pengukuran VolumeTopsoil Stockpile Nia PT. Kaltim Prima Coalperiode bulan juli 2012” ini dapat dijadikan sarana untuk mengaplikasikan ilmu tentang survey dan pemetaan dan penerapannya pada dunia kerja yang riil. I.2
I.3
Tujuan Kerja Praktik Adapun tujuan dari Kerja Praktik (KP) ini antara lain mahasiswa dapat : Melakukan proses pengukuran langsung di area pertambangan Menghitung volume topsoil menggunakan metode tachimetri Membandingkan hasil perhitungan volume topsoil menggunakan software dengan muatan topsoil dari dumptruck selama periode bulan juli Manfaat Adapun manfaat yang didapatkan setelah melakukan Kerja Praktik (KP) antara lain : Mahasiswa mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan cara menghitung volume topsoil di areal pertambangan Perusahaan mendapatkan produk berupa tutorial transfer data koordinat dalam bentuk *txt dan *REP ke bentuk waypoint (*wpt) dan tutorial basic software gemcom Minex yang dibuat oleh mahasiswa Mendapatkan hasil perbandingan perhitungan Volume dari software dengan muatan dumptruck periode bulan juli
2
BAB II MANAJEMEN PEKERJAAN II.1
Profil Perusahaan Nama Perusahaan
Logo Perusahaan Perusahaa n
Tanggal Berdiri Pemilik Produk Alamat Perusahaan
Jumlah Karyawan Luas Area
: PT. Kaltim Prima Coal :
: 9 Maret 1982 : PT. Bumi Resources : Batubara : Mining Support Division, M-6 Building, Sangatta 75611, Kutim, KALTIM. Telepon (0549) 521725. Fax (0549) : ±4000 : 90.960 Ha
II.2
Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan pertambangan batubara PT. Kaltim Prima Coal secara geografis terletak pada 116°- 118° BT dan 1° 34’ LU 1° 17’ LS, berada di Kecamatan Sangatta, Kabupaten Kutai Timur. Sangatta terletak ±150 km di sebelah utara Kota Samarinda, ±300 km sebelah utara Kota Balikpapan. Lokasi penambangan terletak di sebelah utara Sungai Sangatta yang berjarak ±20 km dari Pantai Timur Kalimantan. PT. Kaltim Prima Coal adalah pemegang kuasa eksplorasi dan penambangan untuk daerah seluas 90.960 Ha di kecamatan Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Pada awalnya PT. Kaltim Prima Coal merupakan perusahaan Joint Ventura antara Conzinc Rio Tinto Australia (CRA Limited) dan British Petroleum (BP) dari Inggris, Inggris, 3
tetapi sejak 10 Oktober 2003 seluruh saham PT. Kaltim Prima Coal yang dimiliki oleh kedua perusahaan tersebut dijual kepada PT. Bumi Resources Tbk. Pada tahun 1930 tim survey geology dari Belanda telah mengumpulkan informasi geology dan cadangan batubara di Kalimantan Timur khususnya Sangatta. Pada tahun 1970, PT. Rio Tinto Indonesia melakukan eksplorasi lanjutan . Negoisasi perjanjian dengan pemerintah dimulai pada akhir tahun 1978 dan pada tanggal 31 Oktober 1981, persetujuan Kontrak Bagi Hasil (KBH) telah disetujui oleh Presiden Soeharto dengan surat keputusan No. B50/Pres/10/1981, dan ditandatangani oleh perum tambang batubara (sekarang PT. Tambang Batubara Bukit Asam) dan PT. Kaltim Prima Coal memenangkan tender dari pemerintah Indonesia dan mendapatkan konsesi lahan di Kalimantan Timur, meliputi daerah Sangatta, Bengalon, dan Separi Santan Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, Hasil studi kelayakan penambangan yang selesai pada tahun1986 menyatakan cadangan batubara yang terukur diperkirakan berjumlah 360 juta ton. Sehingga pada tahun 1988, PT. Kaltim Prima Coal telah menyelesaikan penyusunan rencana operasi penambangan. Tahun 1989, PT. Kaltim Prima Coal mulai membangun kostruksi tambang. Sarana-sarana tambang yang dibangun antara lain adalah crushing dan stockpile dengan kapasitas 500.000 ton, pelabuhan untuk kapal yang bisa mengangkut muatan batubara hingga 180.000 ton, lalu Bandar udara, pembangkit listrik, serta perumahan karyawan dengan sarana kesehatann pendidikan, dan olahraga. Pada tanggal 1 Januari 1992, operasi produk resmi dibuka oleh PT. Kaltim Prima Coal dan secara resmi telah dibuka oleh bapak Presiden Soeharto pada tanggal 19 Februari 1992 bersamaan dengan lima persusahaan tambang lainnya yang ada di Indonesia.
4
II.3
Waktu Pelaksanaan dan Volume Pekerjaan Waktu : 2 Juli – 4 Agustus 2012 Lokasi : Tambang terbuka PT KPCKecamatan Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Site Dumping NIA
Gambar 2.1 Peta Lokasi KPC II.4
Volume PekerjaanKerja Praktik II.4.1 Lingkup Pekerjaan Kerja Praktik (KP) ini dilaksanakan di Departemen Mining Service, Mine Rehab Section dengan pekerjaan sebagai berikut : a. Land clearing limit : Pematokan di Pembersihan area yang akan digunankan untuk aktifitas pertambangan b. Topography after clearing and cut topsoil : Pengambilan data topografi pada area yang telah dibersihkan dan area pengerukan top soil.
5
Maintenance topsoil stockpile volume: Pengolahan, pemeiharaan dan manajemen pada tempat penimbunan topsoil termasuk pemasangan patok, baik untuk limit, elevasi, maupun design Spreading area wide : Peletakan topsoil di area rehabilitasi Rehandle / Redisturb : Pengelolaan kembali area yang sudah direhebilitasi.
c.
d. e.
II.4.2
Istilah-Istilah dalam Pekerjaan Clearing : Pembersihan area yang akan digunankan untuk aktifitas pertambangan. Stripping : Area clearing yang sudah di ambil topsoil-nya (dikeruk). Spreading : Peletakan topsoil di area rehabilitasi. Exemtion : Area yang tidak bisa diambil topsoil-nya karena kendala topografi, seperti lereng terjal atau curam. Topsoil Stockpile: Area penimbunan topsoil (Topsoil Dumping). Rehab : Area tambang / pit yang telah ditanami kembali. Redisturb : Area rehab yang digunakan kembali untuk aktifitas tambang, seperti pembangunan jalan, dump, dan pekerjaanpekerjaan lainnya. Wet Land : Area yang digenangi air tetapi bukan sedimen pond yang khusus dibuat. Area ini tidak diklasifikasikan sebagai area rehab untuk saat ini. 6
Water Body
Recovery
: Biasa juga disebut Pond adalah area yang sudah stabil kualitas air dan struktur bangunannya. Sekeliling areanya sudah di rehab dan tidak akan diganggu lagi sepanjang umur tambang dan sudah diklasifikasikan sebagai area rehab. : Area yang diasumsikan tidak dapat diambil topsoilnya, tetapi pada kenyataannya di lapangan bisa diambil topsoilnya dan ini termasuk stripping.
II.5
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Tahapan pekerjaan yang dilaksanakan pada Kerja Praktik ini adalah :
Gambar 2.2 Diagram alir Kerja Praktik 7
Kegiatan di hari pertama yang dilakukan adalah Pengenalan Lokasi KP dan KPC, atau istilah di perusahaannya sendiri adalah Safety Induction yang bertujuan untuk pengenalan lingkungan tambang, penanggulangan bahaya, serta pembuatan access card (ID card) yang berfungsi untuk izin masuk tambang. Kemudian studi literatur di perpustakaan KPC kantor J22 untuk memperkaya referensi tentang pertambangan. Pada tahap Pengumpulan Data, Pengolahan Data, dan Penyusunan Laporan semua dilaksanakan selama Kerja Praktik berlangsung. Pada pengumpulan data kami mengambil data langsung dan meminta pada tim survey untuk melengkapi data yang kami butuhkan. Pengolahan data menggunakan software Gemcom Minex dan Trimble Terrasync untuk mendownload data. Setelah dirasa cukup hasil dan laporan KP dipresentasikan kemudian diserahkan kepada KPC dan perpustakaan KPC sebagai bukti bahwa Kerja Praktik kami telah selesai dan sebagai syarat pengembalian PPE ( Personal Protect Equipment ) serta penyerahan sertifikat. II.6 Struktur Organisasi SurveyTeam, Mining Services Department (terlampir)
8
BAB III TINJAUAN PUSTAKA III.1
Pengertian Pemetaan Pemetaan merupakan suatu pekerjaan pembuatan gambar keadaan permukaan bumi melalui pengukuranpengukuran geodesi pada titik-titik permukaan bumi yang telah ditentukan. Untuk dapat menggambarkan keadaan permukaan bumi, diperlukan pengukuran-pengukuran geodesi (surveying) pada permukaan bumi (Purworahardjo,1989). Pengukuran topografi merupakan istilah yang dipergunakan sebagai terjemahan dari kata ”Topographic Surveying”. Definisi pengukuran topografi adalah suatu pekerjaan penentuan tempat kedudukan baik secara horisontal maupun vertikal pada segala sesuatu yang terdapat pada permukaan areal tanah yang diukur. Pekerjaan pengukuran topografi berguna untuk mendapatkan data pengukuran mengenai letak (posisi), elevasi (ketinggian) dan konfigurasi dari areal tanah, dimana data tersebut dapat dilukiskan pada suatu peta yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya yang dikenal dengan peta topografi. Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan sifat (karakteristik) permukaan tanah, keadaan alami atau buatan seperti saluran, sungai, pagar, yang dilengkapi dengan garis-garis kontur dan berbagai gambaran keadaan yang ada pada daerah pengukuran (Purworahardjo, 1989). III.2
Pengukuran Titik Detil Tachimetri Pengukuran titik detil tachimetri adalah suatu pemetaan detil lengkap (situasi) yaitu pengukuran dengan menggunakan prinsip tachimetri untuk membuat peta yang dilengkapi dengan data-data koordinat planimetris (X,Y) dan koordinat tinggi (Z) atau membuat peta situasi secara menyeluruh dari permukaan bumi (Chatarina, 2004). Adapun tujuandalam pembuatan peta situasi adalah untuk membuat peta teknis yaitu peta yang mempunyai skala besar 9
(1:500 s/d 1:2500) dan digunakan untuk keperluan pekerjaan/pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan teknik sipil, arsitektur, teknik lingkungan dan sebagainya. Selain untuk pembuatan peta teknis juga digunakan untuk membuat peta tematis yaitu peta yang mempunyai skala relatif agak kecil (1:5000 s/d 1:10000) dan digunakan untuk keperluan dengan tema/topik tertentu (Chatarina, 2004). III.3
Cut and fill Menurut Chatarina (2004), Cut and fill merupakan suatu metode untuk menentukan volume galian atau timbunan tanah pada suatu tempat. Juga dapat digunakan untuk menghitung material (bahan) yang sifatnya padat. Prinsip hitungan volume adalah satu luasan x satu wakil tinggi. Apabila ada beberapa luasan atau beberapa tinggi maka dibuat wakilnya, misalnya dengan merata-ratakan luasan ataupun merata-ratakan tingginya. Metode yang dapat digunakan, yaitu: 1. Cara Borrow Pit 2. Cara Kontur 3. Cara Penampang Melintang III.4
Pemetaan Digital Digital Mapping atau Pemetaan Digital adalah suatu cara baru dalam pembuatan peta, baik untuk keperluan pencetakan ataupun dalam format peta digital. Inti dari model pemetaan digital adalah proses pengolahan obyek-obyek peta yang menggunakan format digital sehingga membutuhkan media perangkat keras komputer dan perangkat lunaknya. Perangkat keras yang paling sering digunakan karena kelebihan dalam hal pengoperasian dan ketersediaan, perangkat lunak adalah Personal Computer (PC) yang menggunakan perangkat lunak Dekstop Mapping, seperti ArcInfo, ArcView atau MapInfo Professional (Khomsin, 2004) .
10
III.5
Pengukuran dengan GPS GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter.
III.5.1
Penentuan Posisi Ekstra Terestris Penentuan posisi titik di permukaan bumi metode ekstra-terestris dilakukan dengan melakukan pengukuran atau pengamatan ke obyek di angkasa, misalnya bulan, bintang, dan satelit. Ada beberapa metode penentuan posisi secara ekstra-terestris yang diketahui, yaitu SLR ( Satellite Laser Ranging), LLR ( Lunar Laser Ranging), VLBI (Very Long Baseline Interferometry), dan GPS (Global Positioning System). III.5.2
Prinsip Penentuan Posisi dengan GPS Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak, dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap epoknya memiliki empat parameter yang harus ditentukan : yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di satelit dengan jam di receiver GPS. Oleh karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit.
11
III.6
Kegiatan Penambangan Kegiatan penambangan pada PT. Kaltim Prima Coal disesuaikan dengan perencanaan tambang yang dibuat dari Mine Planning Department. Metode yang digunakan adalah system tambang terbuka dengan metode konvensional alat muat dan alat angkut. Operasi penambangan berlangsung 24 jam sehari yang terdiri dari dua shift , 12 jam kerja untuk satu shift . Adapun urutan kegiatan penambangan di PT. Kaltim Prima Coal meliputi : III.6.1 Pembersihan Lahan ( Land Clearing) Pembersihan lahan ( Land clearing) bertujuan untuk membersihkan lahan dari jenis tumbuhan yang ada di daerah tersebut. Kegiatan land clearing ini dilakukan oleh pihak PT. Kaltim Prima Coal bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan PT. Porodisa, sehingga kayu-kayu di area land clearing menjadi hak milik perusahaan kayu PT. Porodisa. Alat yang digunakan untuk membersihkan lahan adalah bulldozer. Tanah penutup yang paling atas ( top soil) yang kaya akan unsur hara bagi tumbuh-tumbuhan dikupas dan dikumpulkan pada suatu tempat tertentu yang nantinya akan disebarkan sebagai lapisan teratas pada lokasi penimbunan ( dumping area) untuk keperluan reklamasi daerah bekas tambang.
Gambar 3.1 Aktifitas Land Clearing
12
III.6.2 Penggalian Overburden Penggalian overburden batubara dengan ketebalan kurang dari 2.0 m menggunakan ripper . Sedangkan tanah penutup yang mempunyai ketebalan lebih dari 2.0 m dilakukan peledakan. Untuk membuat lubang ledak di tanah digunakan alat bor drilltech D45SP, dan D55S jenis rotary tricone drag bit dengan diameter 7 7/8 inch atau 200.025 mm dan 6 ¾ inch atau 171 mm dimana kedalaman rata-rata 5-13 m. Untuk lubang ledak kering dengan kondisi normal menggunakan ANFO dan untuk kondisi floor menggunakan Heavy ANFO, sedangkan untuk lubang tembak basah menggunakan Titan Black (emulsion). Metode peledakan yang diterapkan adalah metode sumbu ledak non-elektrik ( nonel). Batuan hasil peledakan kemudian dimuat kedalam dump truck dengan menggunakan shovel atau backhoe.
Gambar 3.2 Aktifitas Penggalian Overburden III.6.3
Penimbunan Overburden sistem manajemen lapisan tanah penutup bertujuan untuk mengidentifikasikan material non acid 13
forming (NAF) dan material potential acid forming (PAF). Tujuan akhirnya adalah untuk menghindari terjadinya Air Asam Tambang (AAT). Lapisan tanah penutup diangkut ke tempat penimbunan yang dirancang dan disediakan agar tidak mengalami kontak langsung dengan air dan udara secara bersamaan. Kemanapun membangkitkan asam material lapisan tanah penutup diidentifikasikan di permukaan kerja sebelum digali dan dimuat dengan menganalisis contoh material saat pemboran geologi dan produksi.
III.6.4
Penggalian Batubara Batubara dengan ketebalanlebih dari 2 m pembongkarannya menggunakan peledakan karena untuk mempercepat dan mempermudah dalam proses pemuatan. Sedangkan batubara yang ketebalannya kurang dari 2 m atau terdapat material pengotor digali dengan menggunakan ripper yang ditarik oleh bulldozer . Batubara yang tergali kemudian dimuat kedalam dump truck , dengan menggunakan back hoe.
Gambar 3.3 Aktifitas penggalian dan Pengangkutan Batubara 14
III.6.5
Reklamasi Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 18 tahun 2008 Tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang, bab I, pasal 1. Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan agar dapat berfungsi dan berdayaguna sesuai peruntukannya. Tahap kegiatan reklamasi lahan sebagai berikut : Penimbunan berdasar lokasi dan tipe material Penyebaran top soil Preparasi yang terdiri dari kegiatan ripping dan drainage Penanaman
Gambar 3.4 Spreading Area dan Area Rehabilitasi III.6.6 Pengolahan dan Pengapalan Batubara Batubara yang telah ditambang selanjutnya diangkut menggunakan dumptruck , kemudian dibawa ke unit pengolahan CPP ( coal processing plant ). Sebagian besar batubara yang diproduksi oleh PT. Kaltim Prima Coal tidak mengalami proses pencucian, karena dianggap sudah cukup bersih. Pencucian hanya dilakukan pada batubara yang berada di atas (roof) dan berada di bawah (floor) lapisan batubara tersebut. Produksi batubara dari
15
hasil pencucian sebesar ± 4% dari keseluruhan produksi batubara PT. Kaltim Prima Coal. Di CPP, batubara tersebut akan diperkecil ukurannnya hingga 5 cm menggunakan crusher . Hasil dari crusher tersebut akan dibawa ke stockpile. Yang Pertama dekat dengan lokasi penambangan, yang kedua terletak di Tanjung Bara Coal Terminal. Stockpile yang berada dekat dengan areal penambangan terbagi menjadi tiga yaitu : - Stockpile I yang menampung batubara Melawan, Prima, atau Pinang dengan kapasitas 10.000 ton. - Stockpile II yang menampung batubara melawan dengan kapasitas 60.000 ton. - Stockpile III menampung batubara prima dengan kapasitas 30.000 ton. Dari ketiga stockpiletersebut akan masuk ke overland conveyor menuju Tanjung Bara Coal Terminal. Conveyor ini memiliki panjang 13,2 km dengan kapasitas 2.700 ton perjam. Stockpile di dermaga Tanjung Bara memiliki total kapasitas hidup 500.000 ton yang dapat diperbesar hingga 1.000.000 ton. Kemudian dibawa kembali dengan Conveyor menuju kapal yang memiliki kapasitas maksimum hingga 500 ton.
Gambar 3.5 Proses Pengolahan Batubara di CPP
16
BAB IV METODOLOGI PEKERJAAN IV.1 o o o o o o o o o o o o o o o o o o
IV.2
Alat dan Bahan Total Station Trimble S6 DR 300+ GPS Trimble R8 Software MINEX 6.1.2 dan 6.0.3 Software Trimble TerraSync 3.30 Software Ms.Excel Software GPS PathFinder Office Sticker Scott Light Laptop Prisma TS Patok Pita Survey Tripod Parang Payung Trimble GPS Radio Repeater Stick/Jallon Roll meter APD (Alat Pengaman Diri)
1 perangkat 1 perangkat
2 unit 4 buah
1 buah 1 buah 1 buah 1 unit 4 buah 1 buah Lengkap
Spesifikasi Alat
Gambar 4.1 Total Station (TS) Trimble S6 17
Tabel 4.1 Spesifikasi TS Trimble S6 Total Station Trimble S6 DR 300+ Spesifications ANGLES MEASUREMENT a. Accuracy Standard deviation based on DIN 1.0 mgon = 10 cc (3”) 18723 : b. Automatic level compensator ± 100 mgon = 10 c (6’) Dual-axis with a working range of : a. Accuracy SDV (without reflector) ± (3 mm + 2 ppm) (0.01 ft + 5-300 m : 2 ppm) Beyond 300 m ± (5 mm + 2 ppm) (0.016 ft b. Accuracy SDV (with reflector) + 2 ppm) 2-5500 m : ± (3 mm + 2 ppm) (0.01 ft + 2 ppm) RANGE a. Range without reflector Towards Kodak Grey (18%) : ( Range using Trimble prism 571 125 021. Srandart clear ) b. With one prism : With triple prism :
Gambar 4.2 GPS Trimble R8
300 m (984 ft)
5500 m (18,040 ft) 5500 m (18,040 ft)
Gambar 4.3 GPS Trimble R8 dan GPS Repeater 18
Tabel 4.2 Spesifikasi GPS Trimble R8 GPS Trimble R8 Spesifications HARDWARE a. Weight :
b. Dimensions :
PERFORMANCE SPECIFICATIONS a. Measurements :
b. kinematic surveying (RTK and PPK) : Horizontal : Vertical : Initialization time :
c. RTK wide area coverage :
With internal baterries, internal radio, internal battery charger, standard UHF antenna: 1.4 kg. As entire RTK Rover with batteries for 7hours, less than 4kg 13.5 cm W x 8.5 cm H x 24 cm L 1.High precission multiple correlator L1 dan L2 pseudorange measurements 2. Very low noise L1 and L2 carrier phase measurements with <1mm precission in a 1Hz bandwidth 3. L1 and L2 signal ratios reported in dB-Hz
10mm + 1 ppm RMS 20mm + 1 ppm RMS 0.02 second latency Single/multi-base eRTK min 10secs+ 0.5 times baseline length in km., up to 30km VRS initialization time <30 seconds typical anywhere within coverage area 1.Conventional RTK typical 19
GPS Trimble R8 Spesifications coverage 300 sq km per base. 2. Single Base eRTK up to 1,250 sq km 3. Multiple Base eRTK up to 3,750sq km d. Radio Repeater: 4. VRS eRTK 8,500+ sq km 1. 902-928 MHz frequency band with frequency hopping (50 channels, 40 networks) 2. Compatible with Trimble SNR900, SiteNet900, TRIMCOMM900, 5700/5800 internal radios 3. Bluetooth connectivity a. Dimensions : 34.3 cm diameters x 7.6 cm b. Operating temperature max.depth o o range : -40 C – 70 C c. 100% humidity proof, fully sealed d. 50dB antenna gain e. Phase Center Repeatability <1mm horizontal
20
IV.3
Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Gambar 4.4 Diagram Alir Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum melakukan survey hal pertama yang dilakukan adalah pengecekan alat-alat survey seperti TS, GPS, Tripod, Jalon, patok dll dalam kondisi baik dan lengkap. 21
kedua adalah pre start kendaraan yaitu kegiatan mengecek air radiator mobil, mesin, dll dalam kondisi standard dan baik. Pengukuran Topografi dilakukan menggunakan alat Total Station dan GPS Trimble Pengukuran titik yang akan dipasang patok arahan maupun limit (batas) dilakukan menggunakan alat GPS Trimble Data mingguan operasional dumptruck didapat dari basis data operasional alat Departemen Mining Services Pengolahan data topografi menggunakan software Gemcom Minex dan Trimble Terrasync. Hasil akhir merupakan perbandingan hasil perhitungan volume topsoil menggunakan software Gemcom Minex dengan hasil volume dari data mingguan operasional dumptruck periode Juli 2012
IV.3.1 Pengambilan Data Aktual ( ActualDataPick-Up) Metode yang digunakan dalam pemetaan situasi pada kerja praktek ini yaitu metode tachimetri. Metode ini paling sering untuk dipakai, terutama untuk daerah yang bentuk detilnya tidak beraturan. Dengan cara ini, daerah dapat dipetakan dengan mudah bentuk topografinya (bentuk dan tinggi rendah permukaan tanah). Alat ukur yang digunakan pada kerja praktek ini adalah Total Station. Adapun langkah-langkah pengukuran pemetaan situasi dengan Total Station Trimble S6 DR 300+ seperti pada tabel berikut :
22
a.
b. c.
d.
e.
f.
g.
Aktifkan TS Trimble S6 DR 300+ dengan memilih menu Trimble Survey Controller , dan lakukan centering dan leveling. Tekan menu Files pilih New Job masukkan nama titik base point danbacksight point tekan Accept. Tekan menu Key In masukkan kode, koordinat dan elevasi dari base point dan backsightpoint tekan Accept . Tekan menu Survey pilih station set up bidikan teropong ke arah backsight , lalu tekan measure Escape. Pilih DR untuk menggunakan laser, Reflector untuk prisma, atau Auto Tracking untuk menggunakan Robotic System. Pilih measure point pada menu Survey masukkan nama dan kode titik (kode sudah di set terlebih dahulu pada semua alat untuk memudahkan pengolahan data, 21 untuk crest atau atas, 22 untuk toe atau bawah, 16 untuk spot height , dll), kemudian arahkan teropong pada lensa prisma tekan measure atau enter hingga terdengar suara “ observation stored ” yang berarti data titik tersebut telah tersimpan di memori alat. Jika pekerjaan telah selesai, pilih end survey pada menu Survey, kemudian turn off alat Total Station.
IV.3.2 Penentuan Posisi Dengan GPS Pengukuran dengan GPS ini bertujuan untuk membuat titik base dan backsight untuk alat Total Station dan pick-up data aktual yang tidak bias ditembak dengan Total Station karena terhalang oleh keadaan alam atau hal lainnya. Alat yang digunakan adalah GPS Trimble R8. Adapaun langkah-langkah pengukuran menggunahan GPS Trimble R8 adalah sebagai berikut :
23
Aktifkan GPS dan receiver . Antara GPS dan receiver tidak boleh melebihi jarak 10m karena menggunakan bluetooth. Radio GPS dipasang apabila sinyal yang diterima GPS lemah atau hanya mendapat sedikit satelit. b. Buka Trimble Survey Controller pilih menu Files pilih New Job, set up nama job Accept. c. Jika ingin menentukan koordinat titik, maka setelah membuat job baru pada menu Files, pilih menu Survey pilih RTK ( Real Time Kinematik ) atau PPK (perataan) pilih start survey pada menu Survey masukkan nama dan kode titik yang akan di cari measure (apabila menggunakan koordinatnya metode RTK maka langsung di dapatkan koordinat fix, namun jika dengan PPK perlu mengeset lamanya waktu untuk satelit merekam data koordinat(Tim Survey MS menggunakan waktu 5 detik), semakin lama maka data koordinatnya semakin bagus) Jika sudah terdengar su ara “observation stored ” maka data telah tersimpan. d. Apabila semua pekerjaan selesai, tekan menu Survey pilih end survey turnoff GPS. a.
IV.3.3 Download Data Download data adalah proses pengunduhan data yang terekam di GPS ataupun Total Station ke perangkat komputer. Adapaun langkah-langkah pengunduhan data dari GPS maupun TS Trimble adalah sebagai berikut : a. Pasangkan controller pada computer. b. Double klik “Survey Controller” file Open Job 24072012 (tanggal pengambilan data terakhir dan terupdate). c. Klik file pada menu utama import export Export fixed format file (CSV, *txt) accept all point ok
24
IV.3.4 Staking Out Langkah-langkah stacking out menggunakan alat GPS Trimble R8 adalah sebagai berikut : a. Aktifkan GPS dan receiver . Antara GPS dan receiver tidak boleh melebihi jarak 10m karena menggunakan bluetooth. Radio GPS dipasang apabila sinyal yang diterima GPS lemah atau hanya mendapat sedikit satelit. b. Buka window Trimble Survey Controller pilih menu Files pilih New Job, set up nama job Accept. c. Pilih menu Key In jika akan melakukan staking out , yaitu dengan memasukkan nama dan koordinat titik-titik yang akan di- stake out , lalu enter Escape. Untuk memanggil nama titik yang telah disimpan tadi, tekan menu Survey pilih navigate to point pilih nama titik yang akan di stake out (metode distance and azimuth), kemudian ikuti arah azimuth dan jarak yang tertera pada layer dengan bantuan kompas atau melalui menu map. d. Jika sudah tepat di posisi titik yang di-stake out, pasang patok kayu yang sudah disiapkan. Ikatkan pita survey pada patok, lalu tuliskan nama patok dan keterangan elevasi maupun posisi untuk pekerjaan selanjutnya. e. Apabila semua pekerjaan telah selesai, tekan menu Survey pilih end survey turnoff GPS. Langkah-langkah stacking out menggunakan alat GPS Trimble R8 adalah sebagai berikut a. Aktifkan TS Trimble S6 DR 300+ dengan memilih menu Trimble Survey Controller , dan lakukan centering dan levelling. b. Tekan menu Files pilih New Job masukkan nama backsight point tekan titik base point dan Accept .
25
c.
Pilih menu Key In jika akan melakukan staking out , yaitu dengan memasukkan nama dan koordinat titik-titik yang akan di stake out , lalu enter Escape. Untuk memanggil nama titik yang telah disimpan tadi, tekan menu Survey pilih stake out arahkan si pembawa prisma pada posisi koordinat titik yang dimaksud, jika sudah tepat, pasang patok Cek elevasi tanpa me record dengan memilih menu Survey tekan MeasureTopo Enter tekan panah sebelah kiri untuk menampilkan elevasi titik tersebut. d. Jika sudah tepat di posisi titik yang di-stake out, pasang patok kayu yang sudah disiapkan. Ikatkan pita survey pada patok, lalu tuliskan nama patok dan keterangan elevasi maupun posisi untuk pekerjaan selanjutnya. e. Apabila semua pekerjaan telah selesai, tekan menu Survey pilih end survey turnoffTotal Station.
26
IV.4
Jadwal Pekerjaan
Tabel 4.3 Jadwal Pekerjaan No. 1 2 3
Kegiatan
1
Minggu Ke2 3
4
Pengenalan Instansi (KPC Induction) Mining Service Induction Pengambilan data lapangan
5
Pengolahan Data
6
Pembuatan Laporan
7
Presentasi
IV.5
Pelaksana Pekerjaan Personil dalam pelaksanaan pekerjaan survey yang dilakukan di PT KPC, Sangatta, Kalimantan Timur antara lain
Pekerjaan Mining Services : a. Surveyor -Hariadi b. Asisten Surveyor -Yulius -Rony Setyo W. -Ali Maiyadi -Syaiful Anwar c. Mahasiswa KP -Firman Amanullah -Adittiyo Darmawan
:
(3509100027) (3509100046)
27
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN V.1
Pengambilan Data Pekerjaan Tim Survey antara lain meliputi pengambilan data aktual (pengukuran topografi), stake out limit dan arahan , stake out haulroad plan dan pengukuran volume topsoil stockpile. Seluruh pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat Total Station Trimble S6 DR 300+ dan GPS Trimble R8 Model 2. Di bawah ini akan dijelaskan masing – masing tentang pekerjaan diatas.
Gambar 5.1 Pengambilan Data Koordinat (Survey GPS) Metode survey GPS yang digunakan ada 2 yaitu RTK ( Real Time Kinematic) dan PPK ( Post-Processing Kinematik ). RTK digunakan jika letak titik yang akan diukur berjarak kurang dari 13km dengan GPS base, dan memiliki hasil akhir berupa koordinat yang telah terkoreksi. Pengukuran menggunakan GPS yang biasa diakukan Tim Survey MS adalah bertujuan untuk memberikan data korrdinat titik base dan backsight untuk pengukuran dengan Total Station
28
V.1.2
Pengambilan Data Aktual (Pengukuran topografi) Pengukuran topografi dalam pekerjaan sipil dan rehab Departemen Mining Services adalah untuk pengambilan data pick up cut-clearing area, stripping area, dan juga spreading area. Metode yang digunakan adalah metode tachimetri karena yang diukur berupa sudut, jarak dan elevasi, hanya saja karena menggunakan alat TS Trimble S6 DR 300+ sehingga semua dilakukan secara otomatis. Prinsipnya sama dengan saat menggunakan theodolit, TS didirikan di satu titik (titik kontrol yang telah diketahui koordinatnya dengan menggunakan GPS), pengambilan backsight dan arahkan teropong ke prisma TS yang telah didirikan di titik yang akan di pick-up (crest , toe, spot , limit , dll). Jika menggunakan laser, maka langsung bidikkan teropong ke spot yang akan di pick-up. Untuk titik base dan backsight, koordinat ditentukan dengan GPS menggunakan metode RTK (Real Time Kinematik) lima detik. Ada kalanya Tim Survey MS menggunakan GPS RTK untuk pick-up data aktual, hal itu dikarenakan pick-up menggunakan Total Station terhalang oleh keadaan alam atau yang lainnya, seperti : area clearing yang belum bersih atau terhalang oleh alat berat.
Gambar 5.2 Pengambilan Data Aktual
29
Stake Out Stake out di sini adalah penentuan dan pemasangan patok limit atau batas dan juga elevasi yang akan mengarahkan dozer untuk clearing area (membuka lahan) dan pemasangan patok elevasi untuk rencana haulroad. Pekerjaan Stake out ini menggunakan alat GPS Trimble R8. Pada pekerjaan stake out tidak terdapat pengambilan data karena hanya memindahkan koordinat dari peta rencana yang telah di buat sebelumnya. Pada laporan ini hanya di khususkan pada stake out limit dan haulroad plant karena pada dasarnya memiliki dasar pekerjaan yang sama hanya saja berbeda obyek.
V.1.3
Gambar 5.3 Staking Out dan Pemasangan Patok Limit V.1.4
Pengolahan Volume Loading Point Topsoil Stockpile Dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini topsoil stockpile yang diamati perkembangannya adalah Dumping Nia. Topsoil di Dumping Nia ini sudah tidak diisi lagi, melainkan diambil stok topsoilnya untuk kemudian dispreading di area yang akan di rehabilitasi. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan topsoil di Dumping Nia tiap minggunya menggunakan alat Total Station dan GPS Trimble. Data yang diambil adalah crest, toe, spot , dan limit agar prosesnya cepat sehingga tidak mengganggu pekerjaan lainnya di area dumping. 30
Gambar 5.4 Situasi Loading Point di Topsoil Stockpile Nia V.2 Pengolahan Data V.2.1 Pengolahan Data Aktual V.2.1.1 Input Data Langkah- langkah yang harus dilakukan adalah : Download data dari alat survey Input data survey. Data survey yang akan di input ke Minex adalah data survey yang memiliki format *.prn. Pastikan primary GM3 data adalah data survey yang benar (misal MS_Jul.GM3). Survey Import GPS String - Pilih file data survey menurut tanggal pengambilan data Isikan kolom Map berdasarkan angka terakhir pada folder input data manual survey. Misalkan Map untuk data 220211.prn adalah 168, berarti untuk data 230211.prn adalah 169, dan seterusnya. - Pilih file data survey parameter
V.2.1.2 Penyesuaian Data Dalam memproses data survey, perlu disesuaikan dengan kondisi 31ctual di lapangan, karena dalam proses pengambilan data oleh tim survey tidak dapat dilakukan secara berurutan, jadi perlu dilakukan penyesuaian terhadap data yang telah diinput tersebut. Penyesuaian 31
dilakukan terhadap data-data string (MS_OBCR, MS_OBTOE, MS_HLRD, MS_DPCR, MS_DPTOE). Data-data tersebut terdapat pada kolom ident pada windows Plot Geometry File.
Penyesuaian data dilakukan dengan mengubah posisi segment pada string yang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Cara untuk mengubah posisi segment adalah dengan menggunakan tool Point mode [move] Drag XY dan pastikan kondisi pada action panel sebagai berikut :
Untuk memunculkan menu tersebut : pilih string yang akan diubah segmentnya, kemudian klik kanan, kemudian pilih Go Point Mode Move.
32
Penyesuaian juga dilakukan terhadap data haulroad (MS_HLRD) apabila perlu dilakukan dengan menggunakan tool [String Mode Disconect Split dan dengan menggunakan tool String Mode
Connect
V.2.2 Transfer Data Waypoint Buka Ms.Excel, lalu open file *.txt atau *.REP yang ingin diproses. Lalu klik open.
33
Pilih Delimeted pada text import- step 1. Lalu klik next.
Pastikan pilihan Tab,Space, Comma tercentang. Lalu klik next, kemudian Finish.
34
Edit menjadi seperti gambar di awah ini.
Klik File > Save As. Kemudian pilih direktori dimana file akan disimpan. Ubah ekstensi file menjadi *.csv. lalu klik save. 35
Buka Software GPS PathFinder Office. Klik New untuk membuat job baru. Kemudian klik OK.
Klik menu bar options > units. Set parameternya seperti gambar dibawah ini. Untuk confidence, pilih sesuai tingkat kepercayaan presisi GPS.
36
Klik menu bar options > coordinate system. parameternya seperti gambar dibawah ini.
Pilih Menu bar File > waypoints > ASCII Import muncul window. Lalu klik browse pada input file. 37
Pilih File *.csv yang sudah siap diproses tadi. Klik open.
Klik browse pada output file. Lalu ketik nama output yang diinginkan. Lalu klik OK.
38
Setting format file sesuai dengan file *.csv. lalu klik OK.
Untuk melihat mapnya klik view > map. 39
Pilih utilities > data transfer untuk proses transfer data ke GPS.
40
Pilih send, kemudian add > waypoint.
Pilih file *.wpt yang akan ditransfer ke GPS. Lalu klik Open.
Klik transfer all. Tunggu loading. Jika sudah muncul window Transfer complete berarti data waypoint sudah sukses ditransfer ke GPS. 41
V.2.3 Pengolahan Data Volume Topsoil Hidupkan layer yang akan ditriangulasi (compute triangle), dan matikan layer yang tidak perlu
Buat boundary untuk daerah yang akan dihitung volumenya
Akan muncul tampilan window string-create, isi nama group, map, dan ident-nya sesuai kebutuhan
42
Setelah boundary terbentuk lakukan perhitungan triangulasi (triangle compute) Pick boundary pilih boundary yang sudah dibuat sebelumnya OK maka akan muncul jendela save triangle as beri nama file save Lakukan hal yang sama pada week/job/layer/surface berikutnya yang digunakan sebagai pembanding/top/base nya Untuk langkah berikutnya klik icon triangle volume pada menu bar tri to tri inputkan surface pada bar OK
V.3
Hasil Pengolahan Data Data pengukuran lapangan dibutuhkan untuk menghitung volume pada software minex 6.1.2. Hasil pengolahanpengukuran volume stockpile topsoil NIA PT. Kaltim Prima Coal dilakukan pada periode bulan july dari minggu27 – minggu 30 43
menggunakan data survey topografi pada daerah dumping NIA menggunakan GPS Trimble R8 dan TS Trimble S6 adalah sbb :
Upper Triangles : D:\Minex_Data\BHP-SU03-1330_Data\Data_ Minex\Adit_Data\waka30.tr5 Lower Triangles : D:\Minex_Data\BHP-SU03-1330_Data\Data_ Minex\Adit_Data\week27.tr5 Dari hasil perhitungan diatas diperoleh hasilyaitu 3 besarnya volume (dalam cm ), luas area, luas permukaan, dan ketebalan topsoil. Volume yang diperoleh dari data survey lapangan sebesar 100090 terletak pada kolom negative. Karena permukaan topsoil sebuah Loading Point selalu berkurang tiap minggu, maka kolom “negative” sebagai cut . Sedangkan pada hasil laporan mingguan Mine Rehab section untuk Loading Point NIA berdasarkan operasional unit backhoe adalah :
44
Tabel 5.1 Laporan Volume Loading Point per Minggu Minggu
Unit
Volume (bcm)
27
B609
33696
28
B609
22960
29
B609-B610
30592
30
B610
23360
Total 110608 Keterangan : pada bulan juli minggu terhitung pada kalender kerja adalah minggu 27-30 Data laporan mingguan diatas diperoleh dari operasional backhoe B609 dan B610. Pada minggu 29 backhoe B609 terjadi kerusakan ( breaking down) pada tanggal 18 July 2012 yang kemudian digantikan oleh backhoe B610 sampai akhir bulan. Setelah mendapatkan data perhitungan volume menggunakan Minex dan weekly report Mine Rehab di bulan juli maka : Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Volume Periode July
By Unit (backhoe)/bcm
By Survey/bcm
ΔV
110608
100090
10518
45
BAB VI PENUTUP VI.1
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil Kerja Praktik (KP) ini, antara lain : a. Perhitungan volume topsoil periode bulan Juli dari data survey menggunakan software Minex adalah 3 sebesar 100090 m , laporan volume topsoil di loading point yang diangkut oleh backhoe perbulan sebesar 110608 m3 b. Kami menggunakan hasil volume yang negative karena proses loadingpoint topsoil merupakan aktifitas pengambilan topsoil ( cut) pada Topsoil Stockpile. c. Terjadi selisih atau perbedaan antara volume unit 3 dan tim survey sebesar 10518 m . Hal ini dikarenakan kapasitas dump truck yang mengangkut topsoil disamaratakan dengan kapasitas topsoil yang dikeruk dan diletakkan pada bak dumptruck oleh backhoe yang jelas berbeda. Dimana perhitungan volume kerja backhoe di hitung dari jumlah unit dumptruck dikalikan kapasitas unit tersebut. d. Data koordinat dengan ekstensi *.REP harus diubah dahulu menjadi ekstensi *.csv (Comma Delimited) atau *.txt (Tab Delimited) agar bias di ekspor menjadi data waypoint. e. Dikarenakan PT. KPC menggunakan koordinat lokal, maka sistem koordinat pada Software GPS Pathfinder Office harus di ubah menjadi sistem koordinat KPC_SANGGATA sebelum melakukan transfer data waypoint.
46