Laporan Koagulasi Flokulasi 1. Tujuan Penelitian 1. Menentukan Menentukan pengar pengaruh uh asam jawa jawa sebagai sebagai koagulan koagulan terhadap terhadap pH pH dan ketingg ketinggian ian endapan. 2. Menentukan Menentukan dosis dosis optimum optimum asam asam jawa untuk untuk mengur mengurangi angi kekeruhan kekeruhan air sungai. sungai. 3. Mengetahui Mengetahui kemampu kemampuan an biji asam asam jawa sebagai sebagai koagulan koagulan apabil apabilaa dikombinasi dikombinasikan kan dengan aquaclear.
2. Te Teori ori Dasar Air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya dan la zimnya muncul karena hasil aktiitas manusia. !ntuk mengolah air limbah maka dilakukan penyisihan bahan"bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan si#at bahan"bahan tersebut$ yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan %#lokulasi"koagulasi&$ baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi"reduksi$ dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi. 'oagulasi #lokulasi adalah salah satu proses kimia yang digunakan untuk menghilangkan bahan cemaran yang tersuspensi atau dalam bentuk koloid. (imana (imana partikel"partikel koloid ini tidak dapat mengendap sendiri dan sulit ditangani oleh perlakuan #isik. )ada proses koagulasi$ koagulan dan air limbah yang akan diolah dicampurkan dalam suatu wadah atau tempat kemudian dilakukan pengadukan secara cepat agar diperoleh campuran yang merata distribusi koagulannya sehingga proses pembentukan gumpalan atau #lok dapat terjadi secara merata pula. 'oagulasi dan #lokulasi diperlukan untuk menghilangkan material limbah berebentuk suspense atau koloid. 'oloid merupakan partikel"pertikel berdiameter sekitar 1 nm %1* "+cm& hingga *$1 nm %1* ",cm&. partikel"partikel ini tidak dapat mengendap dalam periode waktu tertentu dan tidak dapat dihilangkan dengan proses perlakuan #isika biasa. 1.1.1
Koagulasi
'oagulasi dide#inisikan sebagai proses destabilisasi muatan koloid padatan tersuspensi termasuk bakteri dan irus$ dengan suatu koagulan. sehingga akan terbentuk #lok"#lok halus yang dapat diendapkan$ proses pengikatan partikel koloid. )engadukan cepat (flash mixing) merupakan bagian integral dari proses koagulasi. -ujuan pengadukan cepat adalah untuk mempercepat dan menyeragamkan penyebaran zat kimia melalui air yang diolah. 'oagulan yang umum dipakai adalah alumunium sul#at$ #eri sul#at$ #ero #er o sul#at dan )A. !mumnya partikel"partikel tersuspensi atau koloid dalam air buangan memperlihatkan e#ek /rownian. )ermukan partikel"partikel tersebut bermuatan listrik negati#. )artikel"partikel itu menarik ion"ion positi# yang terdapat dalam air dan menolak ion"ion negati#. 0on"ion positi#
tersebut kemudian menyelubungi partikel"partikel koloid dan membentuk lapisanrapat bermuatan didekat permukannya. apisan yang yang terdiri dari ion"ion positi# itu disebut dengan lapisan kokoh % fixed layer). layer). Adanya Adanya muatan"muatan pada permukaan per mukaan partikel koloid tersebut menyebabkan pembentukan medan elektrostatik di sekitar partikel itu sehingga menimbulkan gaya tolak"menolak antar partikel. (isamping gaya tolak"menolak akibat muatan negati# pada partikel"partikel koloid$ ada juga gaya tarik manarik antara 2 patikel yang dikenal dengan gaya an an der alls. 4elama tidak ada hal yang mempengaruhi kesetimbangan kese timbangan muatan" muatan listrik partikel koloid$ gaya tolak menolak yang ada selalu lebih besar dari pada gaya an an der alls$ dan akibatnya partikel koloid tetap dalam keadaan stabil %5arooq dan elioglu$ elioglu$ 16,6&. 7ika ion"ion atau koloid bermuatan positi# %kation& ditambahkan kedalam koloid target koagulasi$ maka kation tersebut akan masuk kedalam lapisan di#usi karena karena tertarik oleh muatan negati# yang ada permukaan partikel koloid. Hal ini menyebabkan konsentrasi ion"ion dalam lapisan di#usi akan meningkat. Akibatnya$ ketebalan lapisan di#usi akan berkurang %termampatkan kea rah permukaan partikel&. )emampatan lapisan di#usi ini akan mempengaruhi potensial permukaan partikel koloid$ gaya tolak menolak antar partikel serta stabilitas partikel koloid. )enambahan kation hingga mencapai suatu jumlah tertentu akan merubah besar partikel kesuatu tingkat dimana gaya tarik tar ik menarik an an der alls antar partikel dapat melampaui gaya tolak menolak yang ada. (engan (engan demikian$ partikel koloid dapat saling mendekati dan menempel satu sama lain serta membentuk mikro#lok. %5arooq dan elioglu$ 16,6&. 0on"ion atau koloid bermuatan positi# %kation& yang ditambahkan untuk meniadakan kestabilan partikel koloid tersebut dapat dihasilkan dari senyawa organic dan anorganik tertentu yang disebut koagulan. koagulan. 8at kimia yang yang digunakan dalam proses proses ini meliputi ion"ion metal seperti alumunium atau besi$ yang mana akan terhidrolisa dengan cepat untuk membentuk presipitat yang tidak larut dan polielektrolit organik alam atau sintetik$ yang mana dengan cepat teradsoprsi pada permukaan partikel koloid$ dengan demikian mempercepat laju pembentukan agregat dari partikel koloid %Montgomery$ 16,9&. 1.1.2
Flokulasi
5lokulasi merupakan proses pembentukan #lok$ yang pada dasarnya merupakan pengelompokan: aglomerasi antara partikel dengan koagulan %menggunakan %menggunakan proses pengadukan lambat atau slow atau slow mixing &$ &$ )roses pengikatan partikel koloid oleh #lokulan. )ada #lokulasi terjadi proses penggabungan beberapa partikel menjadi #lok yang berukuran besar. )artikel yang berukuran besar akan udah diendapkan. Agar patikel koloid dapat menggumpal$ gaya tolak"menolak elektrostatik antara partikelnya harus dikurangi dan transportasi partikel harus menghasilkan kontak diantara partikel yang mengalami destabilisasi. 4etelah partikel"partikel koloid mengalami destabilisasi$ adalah penting untuk membawa partikel"partikel tersebut ke dalam suatu kontak antara satu dengan yang lainnya sehingga dapat menggumpal dan membentuk partikel yang lebih besar yang disebut #lok. )roses kontak ini disebut #lokulasi. 1.2
Biji Asam Jawa
tersebut kemudian menyelubungi partikel"partikel koloid dan membentuk lapisanrapat bermuatan didekat permukannya. apisan yang yang terdiri dari ion"ion positi# itu disebut dengan lapisan kokoh % fixed layer). layer). Adanya Adanya muatan"muatan pada permukaan per mukaan partikel koloid tersebut menyebabkan pembentukan medan elektrostatik di sekitar partikel itu sehingga menimbulkan gaya tolak"menolak antar partikel. (isamping gaya tolak"menolak akibat muatan negati# pada partikel"partikel koloid$ ada juga gaya tarik manarik antara 2 patikel yang dikenal dengan gaya an an der alls. 4elama tidak ada hal yang mempengaruhi kesetimbangan kese timbangan muatan" muatan listrik partikel koloid$ gaya tolak menolak yang ada selalu lebih besar dari pada gaya an an der alls$ dan akibatnya partikel koloid tetap dalam keadaan stabil %5arooq dan elioglu$ elioglu$ 16,6&. 7ika ion"ion atau koloid bermuatan positi# %kation& ditambahkan kedalam koloid target koagulasi$ maka kation tersebut akan masuk kedalam lapisan di#usi karena karena tertarik oleh muatan negati# yang ada permukaan partikel koloid. Hal ini menyebabkan konsentrasi ion"ion dalam lapisan di#usi akan meningkat. Akibatnya$ ketebalan lapisan di#usi akan berkurang %termampatkan kea rah permukaan partikel&. )emampatan lapisan di#usi ini akan mempengaruhi potensial permukaan partikel koloid$ gaya tolak menolak antar partikel serta stabilitas partikel koloid. )enambahan kation hingga mencapai suatu jumlah tertentu akan merubah besar partikel kesuatu tingkat dimana gaya tarik tar ik menarik an an der alls antar partikel dapat melampaui gaya tolak menolak yang ada. (engan (engan demikian$ partikel koloid dapat saling mendekati dan menempel satu sama lain serta membentuk mikro#lok. %5arooq dan elioglu$ 16,6&. 0on"ion atau koloid bermuatan positi# %kation& yang ditambahkan untuk meniadakan kestabilan partikel koloid tersebut dapat dihasilkan dari senyawa organic dan anorganik tertentu yang disebut koagulan. koagulan. 8at kimia yang yang digunakan dalam proses proses ini meliputi ion"ion metal seperti alumunium atau besi$ yang mana akan terhidrolisa dengan cepat untuk membentuk presipitat yang tidak larut dan polielektrolit organik alam atau sintetik$ yang mana dengan cepat teradsoprsi pada permukaan partikel koloid$ dengan demikian mempercepat laju pembentukan agregat dari partikel koloid %Montgomery$ 16,9&. 1.1.2
Flokulasi
5lokulasi merupakan proses pembentukan #lok$ yang pada dasarnya merupakan pengelompokan: aglomerasi antara partikel dengan koagulan %menggunakan %menggunakan proses pengadukan lambat atau slow atau slow mixing &$ &$ )roses pengikatan partikel koloid oleh #lokulan. )ada #lokulasi terjadi proses penggabungan beberapa partikel menjadi #lok yang berukuran besar. )artikel yang berukuran besar akan udah diendapkan. Agar patikel koloid dapat menggumpal$ gaya tolak"menolak elektrostatik antara partikelnya harus dikurangi dan transportasi partikel harus menghasilkan kontak diantara partikel yang mengalami destabilisasi. 4etelah partikel"partikel koloid mengalami destabilisasi$ adalah penting untuk membawa partikel"partikel tersebut ke dalam suatu kontak antara satu dengan yang lainnya sehingga dapat menggumpal dan membentuk partikel yang lebih besar yang disebut #lok. )roses kontak ini disebut #lokulasi. 1.2
Biji Asam Jawa
/anyak penelitian yang mengindikasikan bahwa koagulan alami dapat menunjukan kemampuannya yang terbaik saat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beberapa macam kontaminan. 7enis koagulan yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah biji asam jawa. Asam 7awa termasuk ke dalam suku 5ahaccae. 4pesies ini adalah satu"satunya anggota marga Tamarindus. Tamarindus. /iji Asam 7awa (Tamarindus Indica L) L) mengandung mengandung senyawa tanin$ minyak esensial$ serta polimer alamipli. -anin adalah senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri %;osydah$ 2**,&. Minyak esensial esensial merupakan minyak aromatik yang dapat mengurangi bau yang tidak sedap %;osydah$ 2**,&$ sedangkan polimer alami seperti albuminoid$ pati$ dan getah ber#ungsi sebagai koagulan yang berperan dalam pengumpalan partikel"partikel air %;osydah$ 2**,&.
C. Langkah Kerja
<. P!BA"A#A$ )ada percobaan ini dilakukan pengolahan limbah pada air sungai dengan menggunakan koagulan alami yaitu biji asam jawa. (engan penambahan koagulan$ partikel"pertikel koloid dari air limbah tersebut dapat terendapkan sehingga air limbah dapat dijernihkan dan partikel" partikel pencemar dapat berkurang. Alasan Alasan penambahan koagulan pada pengolahan pengolahan air limbah adalah karena si#at koloid yang sulit mengendap ini akan menjadikan waktu pengendapan yang sangat lama. Hal ini disebabkan karena karena adanya gaya an der walls dan elektrostatik pada koloid$ sehingga koloid sangat stabil. Maka dari itu untuk mempercepat partikel"partikel koloid mengendap maka ditambahkan koagulan. koagulan. imbah yang digunakan digunakan adalah limbah dari sungai yang berada di sarijadi dengan kekeruhan awal yaitu >*$,, ?-! dengan pH sebesar ,$69. 1.1
Pengaruh asam jawa se%agai koagulan terha&ap p" &an ketinggian en&apan
Menurut literatur pH optimum biji asam jawa sebagai koagulan untuk pengolahan limbah adalah pada pH 3. /iji asam jawa dibuat pH optimum karena pada proses koagulasi #lokulasi agar diperoleh hasil maksimum harus dilaksanakan pada pH yang optimum.!ntuk membuat biji asam jawa pada pH optimum maka dilakukan penurunan penurunan pH. Akan Akan tetapi pada percobaan ini penurunan pH dengan penambahan H 24@> >? terlalu banyak sehingga pH limbah air sungai adalah 2. Akan tetapi menurut literatur semakin tinggi pH maka kemampuan biji asam jawa semakin berkurang$ sehingga semakin rendah pH maka maka kemampuan asam jawa semakin optimal$ oleh karena itu pada pH 2 biji asam jawa kemampuannya sebagai koagulan tetap optimal. 'oagulan yang digunakan adalah biji asam jawa. /iji asam jawa dapat menjadi koagulan disebabkan karena pengotor"pengotor atau koloid dari limbah tersebut bermuatan negati# sedangkan koagulan biji asam jawa bermuatan positi#. 4ehingga pada prosesnya akan terjadi tarik menarik antara koloid dan koagulan karena adanya perbedaan muatan tersebut sehingga terbentuklah #lok"#lok yang menyebabkan menurunnya kekeruhan pada air sungai tersebut. Menurut teori maka semakin banyak jumlah koagulan yang ditambahkan pada limbah air sungai maka semakin banyak pula partikel"partikel koloid pada limbah air sungai yang akan berikatan dengan koagulan$ sehingga #lok yang yang terbentuk semakin banyak seiring dengan penambahan jumlah koagulan. (engan semakin banyaknya #lok yang yang terbentuk maka tinggi endapan akan semakin besar. /erdasarkan gra#ik hasil percobaan %tinggi endapan s koagulan&$ tinggi endapan semakin besar seiring dengan penambahan jumlah koagulan yang yang ditambahkan. )ada dosis koagulan *$2 gr: tinggi endapan adalah 3 m$ pada dosis koagulan *$3 gr: tinggi endapan adalah $9 m$ pada dosis koagulan *$> gr: tinggi endapan adalah + m$ pada dosis koagulan *$9 gr: tinggi endapan adalah 1* m$ pada dosis koagulan *$ gr: tinggi endapan adalah ,$9 m$ dan pada dosis koagulan *$+ gr: tinggi endapan adalah 11 m. (ari data tersebut semakin banyak dosis koagulan yang ditambahkan ditambahkan maka tinggi endapan semakin tinggi. tinggi. Hanya saja pada dosis *$9 gr: dan dosis *$ gr: tinggi endapan sama$ yaitu 1* m. m. Hal ini disebabkan karena pada penambahan koagulan saat proses koagulasi sempat ada yang terjatuh sehingga jumlah koagulan tidak sama lagi seperti yang seharusnya. ?amun$ ketidak sempurnaan dalam
pengadukan juga bisa mempengaruhi tinggi endapan yang terbentuk karena masih ada pengotor yang membentuk #lok"#lok. Akan tetapi dari hasil percobaan ini bila dilihat semakin banyak jumlah dosis yang ditambahkan maka semakin tinggi endapannya. Hasil percobaan ini terdapat kesesuaian dengan teori bahwa semakin banyak dosis koagulan yang ditambahkan maka semakin tinggi endapannya. )engukuran tinggi endapan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada mnit ke"3*$ mnit ke * dan pada jam ke"22. )engukuran sebanyak 3 kali ini dilakukan karena pada menit ke 3* masih terlihat #lok"#lok yang terbentuk masih mengapung dan belum terendapkan oleh karena itu dilakukan pengukuran pada menit ke *. Akan tetapi pada menit ke * pun #lok"#lok masih ada yang belum terendapkan. (ikarenakan #lok"#lok sangat lama untu terendapkan maka dilakukan pengukuran pada jam ke"22. (ari ketiga pengukuran ini terlihat semakin lama waktu sedimentasi maka tinggi endapan semakin banyak. Hal ini dikarenakan semakin lama waktu yang diberikan untuk sedimentasi$ maka lebih banyak #lok"#lok terendapkan. )ada dosis *$3 gr:$ *$> gr:$*$9 gr:$ *$ gr:$ *$+ gr: tinggi endapan meningkat seiring lamanya waktu sedimentasi$ kecuali pada dosis *$2 gr: tinggi endapan awalnya meningkat pada menit ke 3* tinggi endapan >$2 m dan pada menit ke"* tinggi endapan 9 m akan tetapi pada jam ke"22 tinggi endapan menurun menjadi 3 m$ hal ini dikarenakan pada saat penelitian corong imho## pada dosis *$2 gr: ketika pendiaman untuk jam ke"22 corong imho## tersebut mengalami pembocoran sehingga kemungkinan terdapat endapan yang keluar yang menyebabkan penurunan tinggi endapan. 4edangkan pada pengaruh pH$ pH limbah air sungai sebelum dilakukan koagulasi #lokulasi adalah 2$ sedangkan setelah proses koagulasi #lokulasi pH nya adalah sebesar 2. Apabila dilihat sama sekali tidak ada perubahan pH sebelum dan sesudah proses koagulasi #lokulasi$ artinya penggunaan koagulan asam jawa belum memiliki kemampuan untuk mengembalikan pH ke keadaan netral. 4ehingga bila akan digunakan koagulan biji asam jawa maka perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut sebelum langsung dibuang ke lingkungan untuk mengatasi pH sehingga pH air setelah pengolahan adalah netral.
'.1
Penentuan &osis optimum asam jawa untuk mengurangi kekeruhan air sungai
-elah dijelaskan sebelumnya bahwa semakin banyak jumlah dosis koagulan yang ditambahkan maka semakin tinggi pula endapan yang terbentuk. Menurut teori semakin banyak partikel koloid terendapkan maka semakin jernih #iltratnya. 4ehingga apabila semakin tinggi endapan yang terbentuk maka kekeruhan pada #iltranya pun semakin kecil. (ari hasil percobaan telah didapatkan bahwa semakin tinggi dosis koagulan yang ditambahkan nilai kekeruhannya pun semakin berkurang. -erlihat pada data percobaan yang didapat dosis *$2 gr: memiliki kekeruhan sebesar 22$6, ?-!$ dosis *$3 gr: memeiliki kekeruhan sebesar 1+$36 ?-!$ dosis *$> gr: memiliki kekeruhan sebesar 11$++ ?-!$ dosis *$9 gr: memiliki kekeruhan sebesar 1>$*1 ?-!$ dosis *$ gr: memiliki kekeruhan sebesar 1*$+1 ?-!$ dosis *$+ gr: memiliki kekeruhan sebesar 6$+9 ?-!. 4ehingga hasil percobaan ini dapat dikatakan semakin besar dosis koagulan maka nilai kekeruhannya semakin kecil. Hasil percobaan ini terdapat kesesuaian dengan teori bahwa semakin banyak jumlah dosis koagulan yang ditambahkan maka kejernihannya meningkat dan kekeruhannya semakin menurun. )engukuran kekeruhan dilakukan pada jam ke"22. Hal ini dikarenakan pada jam ke"22 tinggi endapan optimum dan kemungkinan #lok"#lok yang belum terendapkan telah sedikit. 4edangkan nilai kekeruhan apabila dibandingkan dengan nilai kekeruhan awal sebelum dilakukan proses kaogulasi #lokulasi adalah sebesar >*$,, ?-! sedangkan setelah proses
koagulasi #lokulasi kekeruhan berkurang 22$6, %bila dibandingkan dengan data dengan kekeruhan yang paling rendah pada ariasi dosis&. Hal ini tentunya biji asam jawa cukup optimal untuk menurunkan kekeruhan pada air limbah sungai karena dari hasil percobaan nilai kekeruhan sesudah proses koagulai #lokulasi dengan koagulan biji asam jawa terjadi penurunan yang sangat besar dibandingkan dengan kekeruhan sebelum dilakukan proses koagulasi #lokulasi.
'.1 Kemampuan %iji asam jawa se%agai koagulan apa%ila &ikom%inasikan &engan a(ua)lear
)ada percobaan ini digunakan kaogulan biji asam jawa dan #lokulan aquaclear. )enambahan aquaclear pada percobaan ini adalah sebagai #lokulan. #lokulan berperan sebagai pengikat antara #lok yang satu dengan #lok yang lainnya$ sehingga #lok"#lok tersebut bersatu menjadi #lok"#lok yang lebih besar dan memungkinkan dapat mengendap lebih cepat. 4etelah dilakukan penambahan aquaclear sebagai #lokulan maka didapatkan data bahwa semakin tinggi dosis koagulan maka tinggi endapan semakin tinggi dan kekeruhannya pun semakin menurun serta pH setelah proses koagulasi #lokulasi adalah tetap yaitu pada pH 2 )ada gra#ik %kekeruhan s koagulan B #lokulan& dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa semakin banyak dosis yang ditambahkan maka nilai kekeruhannya semakin berkurang. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin banyak koagulan yang ditambahkan$ semakin banyak partikel yang terendapkan maka nilai kekeruhannya pun semakin berkurang. (ari hasil percobaan yang didapat$ tinggi endapan limbah sebelum adanya penambahan #lokulan lebih kecil dibandingkan tinggi endapan pada limbah setelah adanya penambahan #lokulan. Hal ini dapat dilihat pada rata"rata tinggi endapan berbagai ariasi dosis tanpa penambahan aquaclear adalah sebesar +$,2 dan rata"rata tinggi endapan dengan memakai aquaclear adalah ,$*1. 4ehingga tinggi endapan lebih tinggi bila ditambahkan aquaclear. /egitupun dengan nilai kekeruhan$ rata"rata nilai kekeruhan tanpa aquaclear adalah 13$,+ dan rata"rata kekeruhan dengan memakai aquaclear adalah 1>$*>. 4ehingga kekeruhan dengan koagulan dengan penambahan aquaclear lebih rendah dibanding kekeruhan dengan koagulan tanpa penambahan aquaclear. 4edangkan untuk pH setelah proses koagulasi #lokulasi pH tidak berubah yaitu tetap pada pH 2.
PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA KIMIA
PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA KIMIA Ketut Sumada Jurusan Teknik Kimia Universitas Pembanunan Nasi!na" #UPN$ %&eteran' Ja(a Timur emai" ) ketuta*it+a,+a-!!./!m
Pen!"a-an air "imba- se/ara KIMIA meru0akan 0en!"a-an air "imba- *enan 0enamba-an ba-an kimia #0a*at1 /air1 *an as$ ke*a"am air "imba-. Bebera0a 0r!ses 0en!"a-an air "imba- se/ara kimia se0erti Netra"isasi1 K!au"asi23"!ku"asi1 *an as trans3er1 setia0 0r!ses mem0un+ai tu4uan tertentu.
a. Proses Netralisasi Pr!ses netra"isasi bertu4uan untuk me"akukan 0eruba-an *era4at keasaman #0H$ air "imba-. Pr!ses ini *i"akukan 0a*a a(a" 0r!ses #0enk!n*isian$ air "imba- sebe"um *i"akukan 0r!ses "an4utan atau 0a*a ak-ir 0r!ses sebe"um air "imba- *ibuan ke"inkunan *a"am ranka memenu-i stan*ar baku mutu air "imba- +aitu 0H 567. Bebera0a air "imba- memi"iki *era4at keasaman #0H$ asam *an basa1 *a"am 0r!ses netra"isasi *i-ara0kan 0H air "imba- men4a*i netra" atau berkisar 567. Berbaai reaksi +an ter4a*i 0a*a 0r!ses netra"isasi )
8OH 9 H: ; :8 9 H
8 *an : me(aki"i m!n!va"en kati!n *an ani!n1 :8 meru0akan aram +an terbentuk1 sebaai /!nt!- reaksi netra"isasi +aitu natrium -i*r!ksi*a *enan asam /"!ri*a se0erti berikut.
HC" 9 NaOH ; NaC" 9 H
=imana Na meru0akan 8 *an C" meru0akan :1 0a*a reaksi tersebut akan *i-asi"kan aram +aitu NaC". Berbaai reaksi netra"isasi se0erti berikut )
HC" 9 NaOH ; NaC" 9 H 9 NaOH ; Na 9 H
Reaksi +an ter4a*i 0a*a netra"isasi a*a +an bersi3at eks!termis #t-e enthalpy of neutralization$ se0erti reaksi antara natrium -i*r!ksi*a *enan asam /"!ri*a1 *an bersi3at en*!termis +aitu natrium karb!nat *enan asam asetat. Pa*a air "imba- +an bersi3at asam1 *ibutu-kan basa untuk netra"isasi *an seba"ikn+a. Pa*a netra"isasi air "imba- *a0at 0u"a terbentuk 0a*atan se-ina *ibutu-kan 0r!ses 0emisa-an 0a*atan.
b. Proses Koagulasi-Flokulasi K!au"asi *an 3"!ku"asi meru0akan 0r!ses 0en!"a-an air *an air "imba- se/ara kimia +aitu *enan 0enamba-an ba-an kimia ke*a"am air "imba-. Air "imba- 0a*a umumn+a menan*un 0a*atan tersus0ensi1 0artike" k!"!i* #berukuran ? @ mikr!n$1 ba-an ter"arut #berukuran ? nan!meter$. Pa*atan60a*atan *a"am air 0a*a umumn+a bermuatan neati3 *an 0a*atan60a*atan tersebut sanat su"it *i0isa-kan se/ara 3isik #se*imentasi *an 3i"trasi *enan me*ia 0a*at$ *an *a0at *i"akukan se/ara kimia me"a"ui 0r!ses k!au"asi63"!ku"asi K!au"asi
meru0akan
0r!ses *estabi"isasi
0artike"1 se*anakan
3"!ku"asi
meru0akan 0r!ses 0enabunan 0artike" +an te"a- mena"ami 0r!ses *estabi"isasi1 mekanisme *estabi"isasi 0artike" se0erti ter"i-at *a"am ambar berikut. Pr!ses *estabi"isasi 0artike" *i"akukan *enan 0enamba-an ba-an kimia +an bermuatan 0!siti3 +an *a0at men+e"imuti 0ermukaan 0artike" se-ina 0artike" tersebut *a0at berikatan *enan 0artike" "ainn+a. Partike" +an te"a- berikatan akan mu*a- untuk *i0isa-kan se/ara 3isik #se*imentasi1 3"!tasi1 *an 3i"trasi$. Pr!ses 3"!ku"asi *ibutu-kan untuk 0enabunan 0artike" *enan mennunakan ba-an kimia se-ina mem0er/e0at (aktu 0enen*a0an 0artike" #3"!k$. Pa*a 0r!ses k!au"asi #*estabi"isasi$ *ibutu-kan ba-an kimia +an mam0u meruba- muatan 0artike"1 0eruba-an muatan 0artike" *a0at *i"akukan *enan berbaai ba-an kimia teta0i ba-an kimia +an berva"ensi #triva"ent$ se0u"u- ka"i "ebi- e3ekti3 *iban*in *enan berva"ensi < #*iva"ent$. Ba-an kimia +an serin *i0erunakan *a"am 0r!ses k!au"asi se0erti ter/antum *a"am tabe" berikut.
K!au"an
A"uminium su"0-ate
!rmu"a A"<#SO>$ .@ H
Berat m!"eku" 5551D
err!us su"0-ate
e #SO>$. D H
Lime
Ca#OH$<
erri/ /-"!ri*e
eC"
erri/ su"0-ate
e<#SO>$
Berbaai reaksi +an ter4a*i 0a*a 0enamba-an k!au"an ke*a"am air atau air "imba- se0erti reaksi6reaksi berikut
ALUMINIUM SULPHATE
A"<#SO>$
9
Ca#HCO $< ;
A"uminum
9
Su"3ate
< A"#OH$ 9
Ca"/ium
CaSO> 9
A"uminum
Bi/arb!nate
5 CO<
9
H+*r!i*e
Ca"/ium 9
Su"3ate
Carb!n
=i!i*e
#a*a *a"am air +an *i!"a-$
FERRIC SULFATE e<#SO>$
9
Ca#HCO $< ;
erri/
< e#OH$
9
CaSO>
9 Ca"/ium
Su"3ate
9
erri/
Bi/arb!nate
5 CO<
9
Ca"/ium
H+*r!i*e
9
Carb!n
Su"3ate
=i!i*e
FERRIC CHLORIDE < e C"
9
erri/
Ca#HCO$< ; 9
C-"!ri*e
< e#OH$
9
CaC"< 9
Ca"/ium
erri/
9
Bi/arb!nate
H+*r!i*e
5CO< Ca"/ium
9
Carb!n
C-"!ri*e
=i!i*e
FERROUS SULFATE eS> err!us Su"3ate
9 9
Ca#HCO $< ; Ca"/ium
Bi/arb!nate
e#OH$< err!us
H+*r!i*e
9
CaS> 9 Su"3ate
9
Ca"/ium
Carb!n
=i!i*e
SODIUM ALUMINATE < Na< A" 9 S!*ium
9
A"uminate
Na< A" S!*ium
9
A"uminate
9
A"uminum
< A"#OH$ 9
Carb!n
9
MCO
Na
5 H<
S!*ium
9
ater
NaCO 9
S!*ium
H+*r!i*e
;
9
Carb!nate
A"uminum
=i!i*e
Na< A"
9
H+*r!i*e
CO< ;
9
A"#OH$
Ca"/ium
Carb!nate
A"uminate
S!*ium
Ca#HCO $< ;
MA"
Manesium
Manesium
Carb!nate
A"uminate
9
Carb!nate
9
Na
Berbaai 0arameter 0eran/anan se*imentasi untuk k!au"asi ber*asarkan 4enis k!au"an +an *i0erunakan se0erti ter/antum *a"am tabe" berikut Tabe" .Peran/anan se*imentasi ber*asarkan 4enis k!au"an
Jenis Koau!an
La"u a!i# !im$a%an &a!!on'%a#i()t*+
,a-tu tina! &"am+
A"uminium
F 6
<
Besi
D 6 @
<
Ka0ur6S!*a
D 6 @F
>
Hasi" K!au"asi
Penen*a0an 3"!k *a"am tabun
"!ku"asi meru0akan suatu 0eristi(a 0enabunan 0artike"60artike" +an te"amena"ami 0r!ses *estabi"isasi #k!au"asi$ *enan 0enamba-an ba-an kimia #3"!ku"an$ se-ina terbentuk 0artike" *enan ukuran "ebi- besar #ma/r!3"!/$ +an mu*a- untuk *ien*a0kan. Mekanisme 3"!ku"asi se0erti ter"i-at *a"am ambar >.>. berikut
Bebera0a 4enis ba-an kimia +an ber3unsi sebaai 3"!ku"an se0erti ter/antum *a"am tabe" berikut.
Tabe" .Jenis 3"!ku"an Sum.e# )!o-u!an "!ku"an Minera"
Jenis )!o-u!an Si"ika akti3 Tana- "iat #k!"!i*$ ) bent!nit L!am -i*r!ksi*a #a"uminium *an 3erri -i*r!ksi*a$
"!ku"an !ranik
Turunan 0ati #0ati sink!n1 *an kentan$ P!"isakari*a Kit!san Ge"atin *an a"inat
"!ku"an sintetis
P!"+et-+"ene6imines #/ati!ni/$ P!"+ami*es6amines #/ati!ni/$ P!"+amines #/ati!ni/$ P!"+et-+"ene6!i*e #n!ni!ni/$ K!m0!nen karb!ksi" *an su"3!nate #ani!ni/$ P!"+a/r+"ami*e #n!ni!ni/$
"!ku"an sintetis meru0akan 3"!ku"an +an *i0r!*uksi *enan berbaai kebutu-an se-ina 3"!ku"an ini *i0r!*uksi bermuatan neati3 #ani!ni/$1 bermuatan 0!siti3 #/ati!ni/$ *an netra" #n!ni!ni/$1 3"!ku"an bermuatan neati3 *a0at bereaksi *enan 0artike" bermuatan neati3 se0erti aram6aram *an "!am6"!am -i*r!ksi*a1 se*ankan 3"!ku"an +an
bermuatan 0!siti3 akan bereaksi *enan 0artike" bermuatan neati3 se0erti si"ika mau0un ba-an6ba-an !ranik1 teta0i -ukum itu ti*ak ber"aku se/ara umum karena 3"!ku"an neati3 *a0at menikat tana- "iat +an bermuatan neati3.
=a"am 0r!ses k!au"asi63"!ku"asi bebera0a -a" +an 0er"u *i0er-atikan )
@. K!nsentrasi 0a*atan +an terkan*un *a"am air "imba-. K!nsentrasi 0a*atan atau at ter"arut *a"am air "imba- akan mem0enaru-i kebutu-an k!nsentrasi k!au"an +an *ibutu-kan *a"am 0en!"a-an air "imba-1 0a*a umumn+a 4ika k!nsentrasi 0a*atan atau at ter"arutn+a tini akan *ibutu-kan k!nsentrasi k!au"an +an "ebike/i" #*i0er"ukan 0ene"itian 0en*a-u"uan$ <. Jenis k!au"an +an *i0erunakan. Jenis k!au"an +an akan *ia0"ikasikan terantun 0a*a karakteristik air "imba-n+a1 -a" ini *isebabkan karena 4enis k!au"an tertentu akan beker4a baik 0a*a *era4at keasaman #0H$ air "imba- tertentu. . Ke/e0atan 0utaran 0ena*uk #4ika menunakan tanki ber0ena*uk$. Ke/e0atan 0utaran 0ena*uk 0a*a 0en!"a-an *enan tanki ber0ena*uk ber0enaruter-a*a0 ukuran 3"!k +an terbentuk1 ke/e0atan 0utaran 0ena*uk *a0at meme/a3"!k +an su*a- terbentuk. Untuk 0r!ses k!au"asi ke/e0atan 0utaran 0ena*uk sekitar @ r0m1 se*ankan 0a*a 0r!ses 3"!ku"asi "ebi- "ambat sekitar F r0m. >. Ke/e0atan a"iran air "imba- masuk *a"am tanki #4ika ke/e0atan a"iran *iman3aatkan untuk 0ena*ukan$ F. aktu 0ena*ukan #(aktu tina"$. aktu 0ena*ukan berkaitan *enan mekanisme 0embentukan 3"!k1 semakin "ama (aktu 0ena*ukan 0embentukan 3"!kn+a akan semakin sem0urna *an mu*a- untuk *ien*a0kan1 teta0i 4ika ter"a"u "ama terka*an 3"!k +an su*a- terbentuk akan 0e/a- kemba"i. 5. Jenis 0a*atan #3"!k$ +an *i-asi"kan. Jenis 3"!k +an t erbentuk terantun 0a*a 4enis air "imba- *an k!au"an +an *i0erunakan1 0a*a 0emakain 4enis k!au"an tertentu akan men-asi"kan 3"!k tertentu1 kekuatan 3"!k tertentu *an berat 4enis 3"!k tertentu. =a"am 0r!ses 0en!"a-an air "imba- se/ara kimia +an *i-ara0kan a*a"a- terbentuk 3"!k +an kuat *an mu*a- untuk *ien*a0kan *an 0enen*a0an membutu-kan (aktu +an re"ati3 /e0at. D. Pene"!"aan 3"!k +an *i-asi"kan. Pa*a 0r!ses 0en!"a-an air "imba- se/ara kimia *i-asi"kan 0a*atan #3"!k$1 3"!k +an *i-asi"kan 0er"u *i"akukan 0ene"!"aan se-ina ti*ak men-asi"kan "imba- 0a*at meski0un 4um"a-n+a ti*ak ban+ak. =a"am 0ene"!"aan 3"!k +an 0er"u *i0er-atikan a*a"a- a0aka- 3"!k *a0at *i!"e- kemba"i men4a*i ba-an kimia baru1 0r!*uk baru *an sebaain+a.
OPTIMASI PROSES KOAGULASI DAN FLOKULASI Keber-asi"an 0r!ses k!au"asi *an 3"!ku"asi *a"am 0en!"a-an air "imba- *i0enaru-i !"eberbaai 3akt!r *iantaran+a )
@. K!nsentrasi k!au"an
<. Ke/e0atan Putaran Pena*ukan . aktu Pena*ukan =a"am !0timasi 0r!ses *iara-kan ke0a*a 0eran/anan 0era"atan tanki ber0ena*uk +an e3isien. Untuk !0timasi 0r!ses *i0erunakan 0ersamaan Cam01 +an *ikena" *enan bi"anan Cam0 +aitu men-ubunkan GRA=IEN KECEPATAN *enan aktu Pena*ukan ) Bi"anan Cam0 #Ca$ Gra*ien Ke/e0atan (aktu 0ena*ukan.
Gra*ien ke/e0atan #G$ meru0akan 3unsi *ari =a+a +an *ibutu-kan #P$1 &isk!sitas air "imba- #Mu$ *an &!"ume air "imba- #&$.
G P2#Mu &$1F
tan*a #$ ini berarti 0ankat
=a+a #P$ meru0akan 3unsi *ari ke/e0atan 0utaran 0ena*uk #rev$1 "uas 0enam0an 0ena*uk #A$1 *ensitas air "imba- #r-!$1 *an *ra /!e3isien #C=$. *an Persamaann+a se0erti berikut.
P #C= A r-! Rev $2< C= ) *ra /!e3isien +an meru0akan 3unsi *ari bi"anan Re+n!"* #NRe$
NRe #Rev *0 r-!$2#Mu$1
#"i-at "iteratur$
*enan *0 ) *iameter 0ena*uk.
Lanka- 0ener4aan )
@. Cari si3at 3isik air "imba- +aitu visk!sitas #Mu$1 *ensitas air "imba- #r-!$ <. Tentukan *iameter 0ena*uk +an *i0erunakan #*0$ *an ke/e0atan 0utaran 0ena*uk #rev$ . =enan meneta-ui -ara visk!sitas #Mu$1 *ensitas #r-!$1 *iameter 0ena*uk #*0$ *an ke/e0atan 0utaran 0ena*uk #rev$1 ni"ai bi"anan Re+n!"* #NRe$ *a0at *i-itun. >. =enan meneta-ui bi"anan Re+n!"* #NRe$ *an mem0erunakan ra3ik #"i-at "iteratur$1 *a0at *i-itun besarn+a *ra k!e3isien #C=$ F. =enan meneta-ui ni"ai C=1 r-! *an rev1 serta "uas 0ena*uk1 maka *a0at men-itun besarn+a =a+a #P$ 5. =enan meneta-ui ni"ai =a+a #P$1 &!"ume air "imba- #&$ *an visk!sitas #Mu$ maka *a0at men-itun ni"ai Gra*ien ke/e0atan #G$
D. =enan meneta-ui ni"ai Gra*ien ke/e0atan #G$1 *an (aktu 0ena*ukan #t$1 maka besarn+a bi"anan Cam0 #Ca$ *a0at *i-itun. Bi"anan Cam0 ini"a- +an serin *i0eruanakn sebaai "an*asan *a"am !0timasi 0r!ses k!au"asi *an 3"!ku"asi. Bi"anan Cam0 terbaik untuk 0r!ses k!au"asi *an 3"!ku"asi a*a"a@. 6 @. #bi"anan tak ber*imensi$.
KINERJA PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA KIMIA &KOAGULASI / FLOKULASI+ •
Penu#unan $adatan te#sus$ensi 0 12 ( 32 4
•
Penu#unan COD
0 25 ( 65 4
•
Penu#unan BOD
0 25 ( 65 4
c. Gas Transfer (injeksi gas kedalam air limbah) Pa*a 0en!"a-an air "imba-1 0eristi(a as trans3er #in4eksi as ke*a"am air "imba-$ serin ter4a*i se0erti )
@. In4eksi as /-"!r ke*a"am 0en!"a-an air bertu4uan untuk membunu- bakteri <. In4eksi as !!n ke*a"am 0en!"a-an air "imba- bertu4uan untuk 0r!ses !ksi*asi . In4eksi u*ara ke*a"am 0en!"a-an air "imba- bertu4uan untuk 0r!ses !ksi*asi1 men4aa aar air "imba- ti*ak berbau1 men4aa ke-i*u0an mikr!!ranisme #0r!ses 0en!"a-an air "imba- se/ara bi!"!i$ Bebera0a -a" +an 0er"u *i0er-atikan *a"am in4eksi as2u*ara ke*a"am air "imba- )
@. Ke"arutan as2u*ara tersebut *i*a"am air "imba-. Ke"arutan as2u*ara *i*a"am air "imba- sanat 0entin untuk *ikete-ui1 ini berkaitan *enan 0er-itunan bera0a "a4u a"ir as2u*ara +an *iin4eksikan ke*a"am air "imba-. Penentuan ke"arutan as2u*ara sanat terantun ke0a*a Tekanan *an Tem0eratur. <. =istribusi as2u*ara *i*a"am air "imba-. Pen*istribusian as2u*ara *i*a"am air "imbabertu4uan aar *istribusi as2u*ara merata 0a*a setia0 baian air "imba-1 se-ina 0er"u 0enaturan 0emasanan *istribut!r as2u*ara +an baik. . Tekanan /airan #terkait *enan tini /airan *iatas *istribut!r as2u*ara$. Pemasanan *istribut!r as2u*ara 0a*a baian ba(a- air "imba- akan men*a0atkan tekanan -i*r!statik *ari air "imba- tersebut1 se-ina ketinian air "imba- *iatas
*istribut!r 0er"u *i0er-atikan aar as2u*ara *a0at ter*istribusi *i*a"am air "imba*enan baik.
>. Ukuran e"embun as2u*ara *a"am air "imba-. Ukuran e"embun as2u*ara mem0enaru-i 0r!ses ke"arutan as2u*ara1 semakin ke/i" ukuran e"embun as2u*ara semakin baik 0r!ses ke"arutann+a.
Sumber : http://ketutsumada.blogspot.co.id/2012/04/pengolahan-air-limbahsecara-kimia.html
CAMPURAN BINER II (KESE!"#$%&$% '$-)$!* $+$ S!SE" #!%E*,
I.
TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan percobaan ini mahasisa diharapkan : 1.
+apat menentukan siat larutan biner dengan membuat diagram temperatur ersus komposisi 2. +apat menentukan indeks bias campuran
II.
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Alat yang digunakan . !. ". #. $. %. &.
Seperangkat alat destilasi keseimbangan ermometer abu leher 100 ml atau 20 ml Erlenmeer 100 ml ipet ukur 10 ml3 2 ml #ola karet #otol auadest
Ba'an yang digunakan . $seton !. Kloroorm III. DA(AR TEORI Suatu larutan dikatakan sebagai larutan ideal bila : 1. 5omogen pada seluruh sisitem mulai dari mol raksi 0-1
2. idak ada entalpi pencampuran pada aktu komponen-komponen dicampur membentuk larutan (5bercampuran 6 0, 7. idak ada beda pencampuran artina olume larutan 6 8umlah olume komponen ang dicampurkan ( 9pencampuran 6 0, 4. "emenuhi hukum *oult : 1 6 1 . 0 +imana : 1 6 tekanan uap larutan
1 6 mol raksi larutan
0 6 tekanan uap pelarut murni +alam larutan ideal siat larutan komponen ang satu akan mempengaruhi siat komponen ang lain3 sehingga siat komponenna. )ontoh : sistem ben;ena < toluena. Sedangkan larutan non ideal adalah larutan ang tidak memiliki siat-siat diatas3 larutan ini dapat dibagi men8adi 2 golongan aitu : = arutan non ideal deiasi positi ang mempunai olume ekspansi. +imana akan menghasilkan titik didih maksimum pada sistem campuran itu. )ontoh : sistem aseton < karbon disul>da dan sisitem 5cl < air. = = arutan non ideal deiasi negati ang mempunai olume konstraksi dimana akan menghasilkan titik didih minimum pada sisitem campuran. )ontoh : sisitem ben;ena < etanol dan sisitem aseton < kloroorm. +alam percobaan ini komposisi larutan merupakan harga mol raksi larutan. untuk membuat diagram - maka harga ? tdak dihitung pada tiap-tiap titik didih tetapi dengan larutan. Kemudian dibuat dahulu gra>k standard komposisi ersus indeks bias. Komposisi dapat dihitung sebagai berikut : misalna mencampurkan a ml dengan massa 8enis komposisina
1 dengan b ml kloroorm dengan massa 8enis
2 maka
"1 6 massa molekul aseton 6 4@ "2 6 massa molekul )5)l7 6 11A3
I). KE(ELAMATAN KERJA +alam melakukan percobaan ini digunakan 8as praktikum dan kaca mata3 sarung tangan dan masker pelindung. 8angan menghirup cat ang digunakan. +alam memakai reraktometer sebelum dan sesudah dipakai dibersihkan lendana dengan ;at cair sebagai pembersih. ). CARA KERJA 1. "encatat massa 8enis ;at ang digunakan dari tabel atau melakukan dengan aerometer 2. "enentukan indeks bias aseton murni dan kloroorm murni menggunakan reraktometer 7. Selan8utna menentukan indeks bias campuran dengan perbandingan sebagai berikut : aseton 100 ml @0 ml B0 ml 40 ml 20 ml 0 ml kloroorm 0 ml 20 ml 40 ml B0 ml @0 ml 100 ml 4. 'ntuk setiap campuran ang didestilasi3 dicatat tititk didihna dan titik uapna masing-masing larutan. +estilat diambil dengan pipet dilihat indeks biasna kemudian residuna 8uga ditentukan indeks biasna. Cumlah campuran boleh lebih dari
Catatan * 10 ml dengan menggunakan alat ang micro (olume 2 ml,. engamatan titik didih dua kali pada titik didih larutan dan temperatur setelah destilat
)I. DATA PENGAMATAN
KD"DS!S!
itik didih cairan (
$seton 0 ml
itik uap ,
(
,
*
*
ml $seton 20
B2
B1
Kloroorm @0 $seton 40
B7
B2
Kloroorm B0 $seton B0
B4
B2
Kloroorm 40 $seton @0
A
B2
Kloroorm 20 $seton 100 ml
9
9
Kloroorm 100
Kloroorm 0 ml
)II. PERHITUNGAN /M aseton
C 9$*, gr:mol
/M kloro#orm C 116$3, gr:mol
•
Aseton 2*ml D kloro#orm ,*ml Mol aseton C
Mol kloro#orm C
C
C
C *$2+ mol
C *$66mol
5raksi mol E " Aseton C
" 'loro#m C 1 D *$21 C *$+6
•
Aseton >*ml D kloro#orm *ml Mol kloro#orm C
Mol aseton C
C
C
C *$9> mol
C *$+>mol
5raksi mol E " Aseton C
" 'loro#m C 1 D *$>2 C *$9,
•
Aseton *ml D kloro#orm >*ml Mol aseton C
Mol kloro#orm C
C
C
C *$,1 mol 5raksi mol E " Aseton C
C *$>6mol
C *$2
" 'loro#om C 1 D *$2 C *$3,
•
Aseton ,*ml D kloro#orm 2*ml Mol aseton C
Mol kloro#orm C
C
C 1$*, mol
C
C *$29mol
5raksi mol E " Aseton C
" 'loro#om C 1 D *$,1 C *$16
)III. ANALI(A PERCOBAAN ada percobaan kali ini kami melakukan percobaan campuran biner !!3dimana pada percobaan ini kami harus menentukan titik didih larutan murni ( aseton dan kloroorm, serta titik didih dan titik uap dari larutan camouran aseton dan kloroorm3dengan komposisi ang berbeda-beda ( terhadap aseton : 0 ml 3 20 ml 340 ml3B0 ml3 @0 ml dan 100 ml, melalui proses destilasi. ang men8adi perbedaan pada praktikum sebelumna ang sudah kami lakukan adalah pada praktikum campuran
biner !3menggunakan sistem campuran ;eotro>k (ben;en-toulene, sedangkan biner !! menggunakan sistem campuran a;eotropik (aseton-kloroorm,. ada praktikum ini hal ang kami lakukan adalah menentukan atau mencatat massa 8enis3berat molekul3kalau perlu densitasna. 5al ini lebih dikarenakan siat ang dibutuhkan pada saat perhitungan. Suatu larutan dikatakan ideal apabila homogen pada seluruh sistem mulai dari raksi mol 0-1. +alam larutan ideal siat larutan komponen ang satu akan memppengaruhi siat komponen ang lain3 sedangkan larutan non ideal adalah dimana siatna tidak akan mempengaruhi komponen ang lain. Semakin besar komposisi dari suatu campuran maka semakin rendah titik didih dan titik uap na.
I+. KE(IMPULAN +ari praktikum ang telah dilakukan dapat disimpulkan baha : 1. semakin besar komposisi dari larutan campuran3 maka semakin rendah titik didih dan titik uapna 2. )ampuran a;eotropik adalah campuran dua/lebih komponen ang mempunai komposisi tertentu diaman komposisi tersebut tidak bisa berubah hana bila melalui destilasi biasa3titik didih dua ;at cair ang saling meun8ukkan adana titik didih maksimum. 7. 4.
itik didih campuran adalah B2 Fraksi mol ang diperoleh : Aseton ,* F G khloro#orm 2* F E *$,1 G *$16 Aseton * F G khloro#orm >* F E *$2 G *$3, Aseton >* F G khloro#orm * F E *$>2 E *$9, Aseton 2* F G khloro#orm ,* F E *$21 E *$+6
*. DAFTA+ P,#TAKA
Modul. Penuntun Pratikum kimia fisika.7urusan -eknik 'imia$)oliteknik ?egeri 4riwijaya.2*12
-A!BA+ ALAT
;angkaian alat destilasi
/ola karet
)ipet ukur
PROSES PENGOLAHAN LIMBAH SECARA KIMIA )> AM PEPRA =EA NO COMMENTS
roses pengolahan kimia digunakan dalam instalasi air bersih dan !$. engolahan secara kimia pada !$ biasana digunakan untuk netralisasi limbah asam maupun basa3 memperbaiki proses pemisahan lumpur3 memisahkan padatan
ang tak
terlarut3
mengurangi konsentrasi minak dan
lemak3
meningkatkan e>siensi instalasi Gotasi dan >ltrasi3 serta mengoksidasi arna dan racun. #eberapa kelebihan proses pengolahan kimia antara lain dapat menangani hampir seluruh polutan anorganik3 tidak terpengaruh oleh polutan ang beracun atau toksik3 dan tidak tergantung pada perubahan konsentrasi. %amun3 pengolahan kimia dapat meningkatkan 8umlah garam pada eHuent dan meningkatkan 8umlah lumpur.
.
N,t-aliai %etralisasi adalah reaksi antara asam dan basa menghasilkan air dan garam. +alam pengolahan air limbah3 p5 diatur antara B30 < A3. +i luar kisaran p5 tersebut3 air limbah akan bersiat racun bagi kehidupan air3 termasuk bakteri. Cenis bahan kimia ang ditambahkan tergantung pada 8enis dan 8umlah air limbah serta kondisi lingkungan setempat. %etralisasi air limbah ang bersiat asam dapat menambahkan )a(D5,2 atau %aD53 sedangkan bersiat basa dapat menambahkan 52SD43 5)l3 5%D 73 57D43 atau )D2 ang bersumber dari Gue gas. %etralisasi dapat dilakukan dengan dua sstem3 aitu: batch atau continue3 tergantung pada aliran air limbah. %etralsasi sstem batch biasana digunakan 8ika aliran sedikit dan kualitas air buangan cukup tinggi. %etralisasi sstem
continue digunakan 8ika la8u aliran besar sehingga perlu dilengkapi dengan alat kontrol otomatis.
!.
P-,i/itai resipitasi
adalah
pengurangan
bahan-bahan
terlarut
dengan
cara
penambahan bahan - bahan kimia terlarut ang menebabkan terbentukna padatan < padatan. +alam pengolahan air limbah3 presipitasi digunakan untuk menghilangkan logam berat3 suat3 Guoride3 dan osat. Senaa kimia ang biasa
digunakan
adalah
lime3
dikombinasikan
dengan
kalsium
klorida3
magnesium klorida3 alumunium klorida3 dan garam - garam besi. $dana comple?ing agent3 misalna %$ (%itrilo riacetic $cid, atau E+$ (Ethlene +iamine etraacetic $cid,3 menebabkan presipitasi tidak dapat ter8adi. Dleh karena itu3 kedua senaa tersebut harus dihancurkan sebelum proses presipitasi akhir dari seluruh aliran3 dengan penambahan garam besi dan polimer khusus atau gugus sul>da ang memiliki karakteristik pengendapan ang baik engendapan osat3 terutama pada limbah domestik3 dilakukan untuk mencegah eutrophication dari permukaan. resipitasi osat dari seage dapat dilakukan dengan beberapa metode3 aitu penambahan slaked lime3 garam besi3 atau garam alumunium.
".
K0agulai dan 1l0kulai roses koagulasi dan Gokulasi adalah konersi dari polutan-polutan ang tersuspensi koloid ang sangat halus didalam air limbah3 men8adi gumpalangumpalan ang dapat diendapkan3 disaring3 atau diapungkan. artikel koloid sangat sulit diendapkan dan merupakan bagian ang besar dalam polutan serta menebabkan kekeruhan. 'ntuk memisahkanna3 koloid harus diubah men8adi partikel ang berukuran lebih besar melalui proses koagulasi dan Gokulasi. Koagulasi dann Gokulasi dapat dilakukan melalui
beberapa tahapan proses3 aitu: a, enambahan koagulan/Gokulan disertai pengdukan dengan kecepatan tinggi dalam aktu singkat. b, +estabilsasi dari sstem koloid c, enggumpalan partikel ang telah mengalami destabilsasi sehingga terbentuk microGoc. d, enggumpalan lan8utan untuk menghasilkan macroGoc ang dapat diendapkan3 disaring3 dan diapungkan. +estabilisasi biasana dilakukan dengan penambahan bahan-bahan kimia ang dapat mengurangi daa penolakan karena mekanisme pengikatan dan
absobsi.
#erkurangna
daa
penolakan
biasana
akan
diikuti
dengan
penggumpalan koloid ang telah netral secara elektrostatik3 ang akan menghasilkan berbagai gaa ang beker8a di antara partikel hingga ter8adi kontak satu sama lain. •
Koagulasi Secara
garis
besar3
hal-hal
penting
mengenai
proses
koagulasi
dapat
diringkaskan sebagai berikut: i.
Koagulasi bertu8uan untuk membuat gumpalan-gumpalan ang lebih
besar dengan penambahan bahan-bahan kimia3 misalna $l2SD43 Fe2)l73 Fe2SD43
$)3 dan sebagaina. ii. +asar-dasar perencanaan koagulasi adalah sebagai berikut. 'ntuk kemudahan operasi dan peraatan3 di gunakan inline mi?er Iaktu tinggal untuk reaksi adalah 70 detik < 2 menit Flash mi?er digunakan dengan kecepatan 20 rpm atau lebih "i?er ang digunakan dapat berupa mi?er 8enis turbine a propeller #ahan shat adalah ba8a tahan karat enggunaan bahan kimia berariasidari 0 ppm < 700 ppm Sangat disarankan untuk melakukan percobaan laborator terlebih dahulu Cenis dosing pump ang digunakan adalah positie displacem (scre3 membrane3 peristaltic,.
•
Flokulasi Secara garis besar3 hal-hal penting mengenai proses Gokulasi dapat diringkaskan sebagai berikut: i.
Flokulasi bertu8uan untuk membuat gumpalan ang lebih besardan
pada gumpalan terbentuk selama koagulasi dengan penambahan polimer3 misalna polimer kationik dan anionic ang beredar dipasar dengan nama <
nama allid koloid3 praestol3 kuriGoc3 dan diaGoc. ii. +asar < dasar perencanaan untuk Gokulasi adalah sebagai berikut. 'ntuk kemudahan pengoperasian dan peraatan3 digunakan sta mi?er Iaktu tinggal untuk reaksi biasana antara 20 < 70 menit Slo mi?er digunakan dengankecepatan antara 20 -B0 rpm Cenis impeller dapat berupa paddle atau turbine "ateri shat sebaikna ba8a tahan karat enggunaan bahan kimia antara 2 mg - mg / liter Sangat disarankan untuk melakukan percobaan laboratorium terlebih dahulu Cenis dosing pump ang digunakan adalah positie displaceme (scre3 membrane3 peristaltic,.
)hamber o "adness
!normation Iarehouse3 Ihateer ou need "enu an8ut ke konten •
5ome
•
$bout "e o
ersonal
o
Friends #log
eknik Kendali : anggapan-tanggapan Sistem 4 #alasan
A 9otes
. P,ng,-tian Tangga/an (it,2 *espon sistem atau tangga/an it,2 adalah perubahan perilaku output terhadap perubahan sinal input. *espon sistem berupa kura ini akan men8adi dasar untuk menganalisa karakteristik sstem selain menggunakan persamaan/model matematika. #entuk kura respon sistem dapat dilihat setelah mendapatkan sinal input. Sinal input ang diberikan untuk mengetahui karakteristis sstem disebut sinal test. $da 7 tipe input sinal test ang digunakan untuk menganalisa sstem dari bentuk kura response: •
!mpulse signal3 sinal ke8ut sesaat
•
Step signal3 sinal input tetap +) secara mendadak
•
*amp signal3 sinal ang berubah mendadak (sin3 cos,.
*espon sistem atau tanggapan sistem terbagi dalam dua domain/kaasan: •
+omain aktu (time response)
•
+omain rekuensi (frequency response)
domain respon sistem +espon Peralihan transient response/ Ketika input sebuah sistem berubah secara tiba-tiba3 keluaran atau output membutuhkan aktu untuk merespon perubahan itu. #entuk respon transient atau peralihan bisa digambarkan seperti berikut:
bentuk sinyal respon transien #entuk sinal respond transient ada 7: •
•
•
Underdamped response3 output melesat naik untuk mencapai input kemudian turun dari nilai ang kemudian berhenti pada kisaran nilai input. *espon ini memiliki eek osilasi Critically damped response 3 output tidak meleati nilai input tapi butuh aktu lama untuk mencapai target akhirna. Overdamped response3 respon ang dapat mencapai nilai input dengan cepat dan tidak meleati batas input.
Fasa peralihan ini kemudian akan berhenti pada nilai dikisaran input/target dimana selisih nilai akhir dengan target disebut steady state error. Cika dengan input atau gangguan ang diberikan pada asa transient kemudian tercapai output stead state maka dikatakan sistem ini stabil. Cika sistem tidak stabil3 output akan meningkat terus tanpa batas sampai sistem merusak diri sendiri atau terdapat rangkaian pengaman ang memutus sistem.
(,niti3ta it,2 adalah perbandingan antara persentase perubahan output dengan persentase perubahan input. erubahan pada input bisa normal atau ada gangguan dimana parameter proses akan berubah seiring dengan usia3 lingkungan3 kesalahan kalibrasi dsb. ada sistem siklus tertutup tidak terlalu sensiti terhadap hal ini karena adana proses monitoring balik/eedback. Kondisi sebalikna ter8adi pada sistem siklus terbuka. emilihan sistem siklus terbuka harus memperhatikan spesi>kasi beban dan kapasitas sistem.
!. Klai3kai R,/0n (it,2 #erdasarkan sinal bentuk sinal u8i ang digunakan3 karakteristik respon sistem dapat diklasi>kasikan atas dua macam3 aitu:
a. Ka-akt,-itik R,/0n 4aktu 5Time Respons63 adalah karakteristik respon ang spesi>kasi perormansina didasarkan pada pengamatan bentuk respon output sistem terhadap berubahna aktu. Secara umum spesi>kasi perormansi respon aktu dapat dibagi atas dua tahapan pengamatan3 aituJ •
•
(/,i3kai R,/0n Transient 3 adalah spesi>kasi respon sistem ang diamati mulai saat ter8adina perubahan sinal input/gangguan/beban sampai respon masuk dalam keadaan steady state. olak ukur ang digunakan untuk mengukur kualitas respon transient ini antara lainJ rise time3 delay time3 peak time3 settling time3 dan %overshoot . (/,i3kai R,/0n Steady State3 adalah spesi>kasi respon sistem ang diamati mulai saat respon masuk dalam keadaan steady state sampai aktu tak terbatas (dalam praktek aktu pengamatan dilakukan saat S t S,. olok ukur ang digunakan untuk mengukur kualitas respon steady state ini antara lainJ eror steady state baik untuk eror posisi3 eror kecepatan maupun eror percepatan
%. Karakteristik +espon Frekuensi Frequency Respons/ karakter resppon #rekuensi adalah karakteristik respon yang spesi#ikasi per#ormansinya didasarkan pengamatan magnitude dan sudut #ase dari penguatan:gain %output:input& sistem untuk masukan sinyal sinus %A sin t&. -olak ukur yang digunakan untuk mengukur kualitas respon #rekuensi ini antara lainG •
Frequency Gain Cross Over 3
•
Frequency Phase Cross Over 3
•
Frequency CutO! (>lter,3
•
Frequency "and#idth (>lter,3
•
Gain $argin3
•
Phase $argin3
•
le&'ate Gain dan lain-lain.
7. Ka-akt,-itik R,/0n 4aktu (it,2 O-d, I dan (it,2 O-d, II *espon output sistem orde ! dan orde !!3 untuk masukan ungsi !mpulsa3 step3 ramp dan kuadratik memiliki bentuk ang khas sehingga mudah diukur kualitas responna (menggunakan tolok ukur ang ada,. ada sistem orde tinggi umumna memiliki bentuk respon ang kompleks atau tidak memiliki bentuk respon ang khas3 sehingga ukuran kualitas sulit ditentukan. "eskipun demikian3 untuk sistem orde tinggi ang ada dalam praktek (sistem ang ada di industri,3 umumna memiliki respon menerupai atau dapat didekati dengan respon orde ! dan !!. 'ntuk sistem ang demikian dapatlah dipandang sebagai sistem orde ! atau !!3 sehingga ukuran kualitas sistem dapat diukur dengan tolok ukur ang ada.
d. Ka-akt,-itik R,/0n I2/ula 5I2/ul R,/0n6 $dalah karakteristik sistem ang didapatkan dari spesi>kasi respon output terhadap masukan impulsa.
R,/0n I2/ula it,2 0-d, I Suatu sistem orde !3 dapat digambarkan sebagai berikut :
sistem orde 1
tabel penurunan nilai #ungsi eksponensial
contoh soal ;espon 0mpulsa sistem orde 1
contoh soal ;espon 0mpulsa sistem orde 1 %2& R,/0n I2/ula it,2 0-d, II
Suatu sistem orde !!3 dapat digambarkan sebagai berikut:
;espon 0mpulsa sistem orde 2
,. Ka-akt,-itik R,/0n (t,/ 5(t,/ R,/0n6 $dalah karakteristik sistem ang didapatkan dari spesi>kasi respon output terhadap masukan Step.
R,/0n (t,/ (it,2 O-d, I Suatu sistem orde !3 dapat digambarkan sebagai berikut:
respon step sistem orde 1 (/,i3kai R,/0n (t,/ (it,2 O-d, I Spesi>kasi respon step sistem orde ! dapat dinatakan dalam dua macam spesi>kasi aitu: spesi>kasi respon transient dan spesi>kasi respon stead state ang di ukur melalui posisi pada keadaan tunak (stead state. Secara umum respon step sistem orde ! dapat di gambarkan sebagai berikut:
4pesi#ikasi ;espon 4tep 4istem @rde 1 (/,i3kai R,/0n Transient (it,2 O-d, I erdapat beberapa macam ukuran kualitas respon transient ang la;im digunakan3a.l.:
Time Constan 5t6 : 'kuran aktu ang menatakan kecepatan respon3 ang di ukur mulai t 6 0 s/d respon mencapai B732 (e-1L100, dari respon steady state.
Rise Time 5TR6
:
'kuran aktu ang menatakan keberadaan suatu respon3 ang di ukur mulai respon s/d A dari respon steady state (dapat pula 10 s/d A0,.
Settling Time 5T(6: 'kuran aktu ang menatakan respon telah masuk atau 2 atau 03 dari respon steady state.
Delay Time (TD) : 'kuran aktu ang menatakan aktor keterlambatan respon output terhadap input3 di ukur mulai t 6 0 s/d respon mencapai 0 dari respon stead state.
(/,i3kai R,/0n Steady State (it,2 O-d, I Spesi>kasi respon steady state di ukur melalui eror posisi pada keadaan tunak
R,/0n (t,/ (it,2 O-d, II
;espon 4tep 4istem @rde 2
;espon 4tep 4istem @rde 2 %2& R,/0n (t,/ (it,2 O-d, II Over-Damped 5896 +engan menggunakan teknik pecahan partial serta inersi transormasi aplace3 (t, dapat dituliskan sebagai : +engan demikian (t, dapat digambarkan seperti gamb ar berikut:
;espon 4tep 4istem @rde 2 oer damped Kesimpulan
•
•
•
ampak baha respon sistem menerupai respon sistem orde satu3 oleh karena itu spesi>kasi respon sistem ang digunakan adalah spesi>kasi respon sistem orde satu. Sistem orde dua dengan koe>sien redaman M 13 dapat didekati dengan model orde !3 dengan gain overall K sama dengan sistem semula dan time constant N adalah aktu ang dicapai respon pada B732 dari keadaan didekati dengan respon sistem orde !3 model sistem dapat direduksi men8adi model orde !.stead state. "odel pendekatan tersebut disebut sebagai "odel *eduksi. engembangan dari pengertian di atas3 tiap sistem orde tinggi ang memiliki respon menerupai atau dapat
+espon #tep #istem 0r&e Critically-Damped 31/ (engan menggunakan teknik pecahan partial serta inersi trans#ormasi aplace$ y%t& dapat dituliskan sebagaiE
;espon 4tep 4istem @rde 00 ritically"(amped Kesimpulan4 -ampak bahwa respon sistem menyerupai respon sistem orde satu$ oleh karena itu sama seperti kesimpulan sebelumnya$ sistem orde dua dengan koe#esien redamanC 1$ dapat didekati dengan model reduksi orde 0$ seperti berikut E
model reduksi orde 1 R,/0n (t,/ (it,2 O-d, II Under-Damped 58:6 +engan menggunakan teknik pecahan partial serta inersi transormasi aplace3 (t, dapat dituliskan dan digambarkan sebagai berikut :
;espon 4tep 4istem @rde 2 !nder"(amped #pesi5ikasi +espon #tep #istem 0r&e 4eperti juga pada sistem orde 0$ spesi#ikasi respon step sistem orde 00 dapat dinyatakan dalam dua macam spesi#ikasi yaituE spesi#ikasi respon transient dan spesi#ikasi respon steady state. 4ecara umum respon step sistem orde 00 dapat di gambarkan sebagai berikutE
4pesi#ikasi ;espon 4tep 4istem @rde 2 #pesi5ikasi +espon Transient #istem 0r&e -erdapat beberapa macam ukuran kualitas respon transient yang lazim digunakan$a.l.E Time Constan t/ E !kuran waktu yang di ukur melalui respon #ungsi selubung yaitu mulai t C * s:d respon mencapai 3$2F %e1=1**F& dari respon steady state. t =1/! " Rise Time T+/ E !kuran waktu yang di ukur mulai respon mulai tC * s:d respon memotong sumbu steady state yang pertama. Settling Time T#/E !kuran waktu yang menyatakan respon telah masuk 9F atau 2F atau *$9F dari respon steady state Delay Time TD/ E !kuran waktu yang menyatakan #aktor keterlambatan respon output terhadap input$ di ukur mulai t C * s:d respon mencapai 9*F dari respon steady state# Overshoot !P/ E ?ilai relati# yang menyatakan perbandingan harga maksimum respon yang melampaui
harga steady state dibanding dengan nilai steady state. Time Peak TP/ E !kuran waktu diukur mulai t C * s:d respon mencapai puncak yang pertama kali %paling besar&. (/,i3kai R,/0n Steady State (it,2 O-d, II Seperti 8uga pada sistem orde !3 pada sistem orde !! spesi>kasi respon steady state di ukur melalui eror posisi pada keadaan tunak :
4pesi#ikasi ;espon 4teady 4tate 4istem @rde 00 6. +espon #tea&7 #tate mantap/ 4aat sistem mencapai kondisi stabilnya$ sinyal respon akan berhenti pada nilai dikisaran input:target dimana selisih nilai akhir dengan target disebut steady state error. /esaran error ini akan menjadi input buat subsistem selanjutnya. /esarnya kondisi steady state error dinyatakan dengan koe#isien error yang ditentukan oleh type dan input sistem. -ipe sistem digunakan untuk memberikan ciri karakteristik sistem terhadap jumlah akar persamaan karakteristik pada titik * pada bidang kompleks.
1. -ipe sistem *$ jika akar persamaan karakteristik bernilai * tidak ada %tidak terdapat sC* dari akar persamaan karakteristik& dan persamaan sistemnyaE $I % s& C
% % s B &1&% s B & 2&...
% s B p1&% s B p2&% s B p3&J 2. -ipe sistem 1$ jika akar persamaan karakteristik bernilai * ada 1 atau ada satu akar persamaan karakteristik sC* dan persamaan sistemnyaE $I % s& C
% % s B &1&% s B & 2&... s% s B p1&% s B p2&% s B p3&J
3. -ype sistem n$ jika akar persamaan karakteristik bernilai * ada n atau ada n akar persamaan karakteristik sC* dan persamaan sistemnyaE $I % s& C
% % s B &1&% s B & 2&... sn % s B p1&% s B p2&% s B p3&J
ketE nCtype sistem %*$1$2$3$J& bilangan bulat KL%s&CK%s&H%s& $ untuk loop tertutup. 'oe#isien steady state error dapat dibagi atasE 1. Kp3 Koe>sien error posisi (static error) terhadap input unit step 2. K3 Koe>sien error kecepatan (velocity error , terhadap input ramp
7. Ka3 Koe>sien error percepatan (acceleration error) terhadap input parabolic
respon steady state 'lik 4oal -eknik 'endali atau soal tentang teknik kendali E tanggapan"tanggapan system sebagai bahan pembelajaran !klan
Share his : •
Klik untuk berbagi pada umblr("embuka di 8endela ang baru,
•
Klik untuk berbagi pada interest("embuka di 8endela ang baru,
•
Klik untuk berbagi di inkedln("embuka di 8endela ang baru,
•
Klik untuk berbagi pada *eddit("embuka di 8endela ang baru,
•
Klik untuk berbagi pada itter("embuka di 8endela ang baru,
•
Klik untuk berbagi ia &oogleO("embuka di 8endela ang baru,
•
7#agikan pada Facebook("embuka di 8endela ang baru, 7
•
Sukai ini:
erkait oal eknik endali * anggapantanggapan istem /erikut ini adalah soal teknik kendali mengenai tanggapan tanggapan sistem atau respons system 1. )erubahan perilaku output terhadap perubahan sinyal input disebut. . . a. ;espon 4ystem c. ;espon )eralihan b. 4teady state error d. ;espon 4teady 4tate 2. 'etika input sebuah sistem berubah secara tiba"tiba$ keluaran atauJ
dalam N?otesN oal eknik endali 'umpulan soal soal teknik kendali %ontrol -echnique& /aca juga -eknik 'endali E -anggapan -anggapan 4item dan 4oal -eknik 'endali E -anggapan"tanggapan 4istem sebagai bahan pembelajaran. @r$ you can iew #rom here.... (ownload here.... ElolE Hae a nice day.... E(
dalam N?otesN
istem omunikasi 'adio 4istem 'omunikasi ;adio adalah suatu sistem komunikasi yang menggunakan udara sebagai media komunikasinya. )ada sistem komunikasi radio dibutuhkan pemancar dan penerima .)emancar adalah sumber sinyal atau getaran radio yang dipancarkan melalui antena pemancar $sinyal radio ber#rekuensi tinggi dihasilkan oleh suatu alat didalam pemancar yang disebut osilator:oscilator. @scilator adalah rangkaian elektronikaJ
dalam Nkasi respon sistem3 engertian tanggapan tanggapan sistem3 respon
stead state3 respon transient sistem orde 23 sensiti>tas sistem adalah3 teknik kendali pada %oember 213 2012 oleh bagaskaarasan.
%aigasi tulisan P !nuir etter Soal eknik Kendali : anggapan-tanggapan Sistem Q
4 thoughts on Reknik Kendali : anggapan-tanggapan Sistem 1.
Light "aret 2@3 2014 pukul 7:27 "
7
0
*ate his
yah kurang lengkap ganJJ.. 4uka4uka #alas T 2.
Amel Cuni 43 201 pukul 2:1B "
7
0
*ate his
-erima kasih posting nyaJ sangat berman#aat 4uka4uka
#alas T 7.
h "ei 13 201B pukul A:U $"
0
0
*ate his
gak ada da#tar pustaka 4uka4uka #alas T 1.
bagasa!arasan Penulis ulisan Culi 1B3 201B pukul 4:17
$"
0
0
*ate his
0ya$ wong cuma buat tugas gan 4uka4uka #alas T
Tina!-an Komenta#
AF3 3@E>@e
2
uest
Ketikkan k!mentar *i sini...
Isikan *ata *i ba(a- atau k"ik sa"a- satu ik!n untuk "! in)
#(a4ib$#A"amat takkan 0erna- *i0ub"ikasikan$ #(a4ib$
!r*Press./!m# L!!ut 2 Uba- $
# L!!ut 2 Uba- $
# L!!ut 2 Uba- $
# L!!ut 2 Uba- $
Kirim K!mentar
Db7*bDb5DF
5>
E
@>7><557D
@>7><55>D@DF
Find 5ere )ari untuk: Cari
$rchiees $rchiees Pi"i- Bu"an
)ategories +onload
Electronics ro8ect Elektronika Football
%otes entang !ndonesia
'ncategori;ed
op osts •
eknik Kendali : anggapan-tanggapan Sistem
•
#agian bagian $daptor
•
#usiness etter
•
9irus Komputer
•
$nalisa ugas
)oretan •
+iproteksi: est
•
Iater eel +etector 'sing $9* "icrocontroller
•
!nteracing engendali ampu dan Kipas
•
$uto Fan ith "77
•
enulisan !lmiah
metalstorm.net %es •
+an;ig - +ebut $nother %e rack "ei 143 201U "loodears
•
*agnarok - Former #assist Cer +ies "ei 143 201U "ad +nglish
•
eah - )oers Skrim 9ideo &ame heme "ei 143 201U "loodears
•
•
+an D +isease - 'neil +etails $bout %e $lbum "ei 143 201U "loodears $ccept - 'neil %e $lbum $rtork "ei 173 201U he ,nderdog
9isitors Free counters #log di Iordress.com.
uliskan ke
#atal B"! U"an P!s
E5a7*@a5b
•
@5E5@>@
-tt0s)22baaska(
2
!kuti •
)hamber o "adness
o
o
Sesuaikan
o
!kuti
o
"endatar
o
"asuk
o
Salin shortlink
C-amber !3 Ma*n