BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan adalah salah satu bentuk implementasi secara sistematis dan sinkronisasi antara teori yang didapat di perkuliahan dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dapat memberikan keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri, karena keahlian yang tidak diajarkan di perkuliahan bisa didapat di dunia kerja, sehingga dengan adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat meningkatkan mutu dan relevansi mahasiswa yang diarahkan untuk mengembangkan suatu sistem yang baik antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Mahasiswa Teknik mesin melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di perusahaan berskala besar, seperti yang kami lakukan di PLTD Taman Sektor Pembangkitan Lombok PT PLN (Persero) Nusa Tenggara Barat, Indonesia, karena teori yang di dapat di perkuliahan sinkron dengan sistem yang ada di PLTD yaitu konversi energy (KE). Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula ( prime ( prime mover ). ). Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Tegangan yang dihasilkan generator dinaikkan tegangannya menggunakan trafo step up agar energi listrik yang dihasilkan sampai ke beban. Menggunakan saluran transmisi energi listrik dihasilkan/dikirim ke beban. Di sisi beban tegangan listrik diturunkan kembali menggunakan menggunakan trafo step down. Secara global PLTD memiliki beberapa sistem yang penting diantaranya: Sistem Udara Masuk dan Gas Buang, Sistem Starter, Sistem Pelumasan, Sistem Air Pendingin, Sistem Bahan Bakar, sistem tersebut bekerja sama untuk membantu dalam kinerja PLTD.
Salah satu sistem yang penting di dalam PLTD yang yang penulis akan bahas yaitu: yaitu: Sistem Pemeliharaan dan Sistem pendingin Mesin Diesel pada PLTD Taman sektor pembangkitan Lombok Nusa Tenggara Barat.
1
Tujuan
1.2
Laporan Praktik Kerja ini bertujuan untuk mendokumentasikan ilmu dan pengalaman yang didapatkan serta aktivitas yang telah dilakukan oleh penyusun selama sel ama menjalankan
praktek kerja di PL Taman Sektor Pembangkitan Lombok PT PLN PLN
(Persero) Nusa Tenggara Barat, Indonesia . Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini, antara lain: a) Untuk memenuhi salah satu mata kuliah pada kurikulum yang diterapkan pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram. b) Memperluas wawasan tentang mesin diesel. c) Memahami sistem pemeliharaan mesin PLTD. d) Memahami sistem pendingin mesin PLTD e) Menambah pengalaman mahasiswa di dunia kerja sebagai bekal setelah lulus dari perkuliahan.
1.3
Manfaat
Dengan adanya pelaksanaan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan memberikan manfaat kepada mahasiswa, perguruan tinggi dan institusi atau perusahaan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari Praktek Kerja Lapangan ini yaitu: 1. Bagi Mahasiswa
a) Dapat mengembangkan sikap profesionalisme yang bertanggung jawab sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja. b) Dapat memahami suasana dan kondisi di lingkungan kerja serta agar mahasiswa mampu beradaptasi dengan dunia kerja. c) Untuk mengenal lebih dekat masalah-masalah yang ada dan cara penyelesaiannya, khususnya di bidang industri. d) Meningkatkan dan memantapkan proses penyesuaian teknologi baru yang ada di lapangan kerja.
2
Tujuan
1.2
Laporan Praktik Kerja ini bertujuan untuk mendokumentasikan ilmu dan pengalaman yang didapatkan serta aktivitas yang telah dilakukan oleh penyusun selama sel ama menjalankan
praktek kerja di PL Taman Sektor Pembangkitan Lombok PT PLN PLN
(Persero) Nusa Tenggara Barat, Indonesia . Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini, antara lain: a) Untuk memenuhi salah satu mata kuliah pada kurikulum yang diterapkan pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram. b) Memperluas wawasan tentang mesin diesel. c) Memahami sistem pemeliharaan mesin PLTD. d) Memahami sistem pendingin mesin PLTD e) Menambah pengalaman mahasiswa di dunia kerja sebagai bekal setelah lulus dari perkuliahan.
1.3
Manfaat
Dengan adanya pelaksanaan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan memberikan manfaat kepada mahasiswa, perguruan tinggi dan institusi atau perusahaan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari Praktek Kerja Lapangan ini yaitu: 1. Bagi Mahasiswa
a) Dapat mengembangkan sikap profesionalisme yang bertanggung jawab sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja. b) Dapat memahami suasana dan kondisi di lingkungan kerja serta agar mahasiswa mampu beradaptasi dengan dunia kerja. c) Untuk mengenal lebih dekat masalah-masalah yang ada dan cara penyelesaiannya, khususnya di bidang industri. d) Meningkatkan dan memantapkan proses penyesuaian teknologi baru yang ada di lapangan kerja.
2
2. Bagi Perguruan Tinggi
a) Perguruan tinggi dapat dikenal dan mengadakan hubungan kemitraan dengan perusahaan tempat mahasiswa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). b) Mengetahui sejauh mana kemampuan daya serap mahasiswa selama mengikuti perkuliahan. c) Sebagai bahan evaluasi dalam bidang akademik untuk pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan. 3. Bagi Perusahaan/Instansi Perusahaan/Instansi
a) Mampu melihat kemampuan potensial yang dimiliki mahasiswa peserta Praktek Kerja Lapangan, sehingga akan lebih mudah untuk perencanaan peningkatan di bidang Sumber Sumber Daya Manusia (SDM). b) Bagi perusahan yang baru dapat dijadikan untuk mengenalkan perusahaan tersebut kepada mahasiswa sehingga mahasiswa tertarik untuk bekerja pada perusahaan tersebut. c) Sebagai wadah penyerapan karyawan atau tenaga kerja.
1.4
Batasan Masalah
Dalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini hanya membahas tentang Analisa Permasalahan Yang Sering Terjadi dan Pemecahannya Pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel di PL Taman Sektor Pembangkitan Lombok PT PLN (Persero) Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
1.5
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktek
Kerja
Lapangan
ini
dilaksanakan
di
PLTD
Taman
Sektor
Pembangkitan Lombok PT PLN (Persero) Nusa Tenggara Barat, Indonesia selama 1 (satu) bulan terhitung dimulai dari tanggal 03 januari sampai dengan 31 januari 2018.
1.6
Metode Penyusunan Laporan
Dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini digunakan beberapa metode. Metode – Metode – metode metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
3
a) Metode Studi Literatur ( Kepustakaan) Metode studi literatur ini dilakukan dengan cara mencari referensi dari buku-buku dan browsing lewat internet untuk menambah pengetahuan yang berkaitan dengan pelaksanaan Praktek Pr aktek Kerja Lapangan untuk menunjang dalam penulisan laporan. b) Metode Observasi Metode ini digunakan penyusun untuk meninjau langsung permasalahan pada saat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan seperti mengamati proses pembangkitan listrik menggunakan tenaga diesel. diesel. c) Metode Wawancara Metode ini dilakukan penulis untuk mengumpulkan informasi dengan melakukan tanya jawab langsung dengan teknisi atau pembimbing di lapangan.
1.7
Sistematika Penulisan Laporan
Untuk mempermudah dan memahami isi laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini, maka laporan ini dibagi menjadi beberapa bab dan sub – sub bab sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi mengenai latar belakang, penjelasan penyusun tentang tujuan dan manfaat penyusunan laporan, ruang lingkup pembahasan, waktu dan tempat pelaksanaan PKL dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini berisi tentang profil singkat mengenai perusahaan, visi dan misi, wilayah layanan operasi, keunggulan dari perusahaan , serta struktur organisasi perusahaan. BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang teori – teori dasar atau materi yang mendukung pembahasan dan permasalahan yang diambil. Teori – teori dasar atau materi didapat dari referensi buku dan dari situs – situs – situs situs web yang berkaitan dengan permasalahan yang diambil.
4
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Pemeliharaan dan Sistem Pendingin
Mesin Diesel pada PLTD Taman sektor pembangkitan Lombok Nusa
Tenggara Barat. BAB V PENUTUP
Merupakan bagian akhir yang berisikan kesimpulan dan saran yang didapatkan dari pembahasan.
5
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1.
PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Sektor Pembangkitan Lombok
PT. PLN (Persero) Wilayah NTB Sektor Pembangkitan Lombok adalah salah satu unit bisnis dari PT. PLN (Persero) yang berkedudukan di Mataram,dibentuk berdasarkan surat keputusan Direksi PT.PLN (Persero) No.087.K/010/2002 tanggal 25 Juni 2002, sebagai unit pelaksana dan penanganan khusus bidang pembangkitan yang bertanggung jawab untuk memproduksi energi listrik (kWh) sesuai dengan kebutuhan listrik di Pulau Lombok. Dalam hubungan kerja organisasi PT PLN (Persero) wilayah NTB, memiliki garis kewenangan dengan PLTD Ampenan, PLTD Ampenan dan PLTD Paokmotong. dan beberapa unit mesin sewa serta PLTMH. Sistem distribusi PLN Sektor Pembangkitan Lombok terbagi menjadi
dua
sistem, Sistem Barat dan Sistem Timur. Sistem Barat dipasok oleh PLTD Ampenan, PLTD Taman, PLTU Jeranjang, dan beberapa unit mesin sewa serta PLTMH. Sistem Timur dipasok oleh PLTD Paok Motong dan unit mesin sewa serta PLTMH. Untuk memasok listrik di pulau-pulau kecil, saat ini sudah terinter koneksi menggunakan kabel bawah laut. Disamping itu, untuk mendukung pasokan listrik, di ketiga pulau-pulau kecil saat ini seperti : Gili trawangan, Gili Air dan Gili Meno sudah menggunakan pembangkit listrik renewable dengan energi tenaga surya (PLTS on-grid ). Daya terpasang dari PLTS mencapai 820 kilowatt (Kw), terdiri dari PLTS di Gili Air memiliki kapasitas 160 Kw, PLTS Gili Meno sebesar 60 Kw dan PLTS Gili Terawangan sebesar 600 Kw.
Gambar 2.1 Pembagian PLTD wilayah Mataram.
6
2.1.1
Pembagian Sektor Pembangkit PT. PLN (Persero) Wilayah NTB
Pembagian sektor pembangkit PT. PLN (Persero) Wilayah NTB tersebar di berbagai daerah seperti di Pulau Sumbawa dan Pulau Lombok .
Gambar 2.2 Sektor Pembangkit PT PLN (Persero) Wilayah NTB
PT. PLN (Persero) Wilayah NTB membawahi manajemen PLN Cabang Mataram, Sistem Lombok, Sistem Bima dan Sistem Sumbawa.Saat ini, daya mampu pembangkit listrik di wilayah NTB mencapai 207 MW dan beban puncak saat malam telah mencapai 177 MW dan siang mencapai 90 MW, sehingga terjadi kelebihan 30 MW saat malam dan 80 MW saat siang. 2.1.2. Komposisi pembangkit
Komposisi pembangkit PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Lombok berdasarkan daya mampu di pulau lombok masih lebih banyak pembangkit sewa dibandingkan dengan pembangkit sendiri. Dari total daya mampu sebesar 183 MW, 55.19% diantaranya merupakan pembangkit sewa, sedangkan sisanya 42.13% adalah pembangkit sendiri dan 2.68% IPP, seperti ditampilkan pada (gambar 2.3). Komposisi Pembangkit (Berdasarkan Daya Mampu) PT PLN Sektor Pembangkitan Lombok 42.13% 55.19% Sewa
IPP
2.68%
Mesin Sendiri
Gambar 2.3. Komposisi Pembangkit PT. PLN Sektor Pembangkitan Lombok.
7
2.2.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Taman
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Taman, dalam hubungan kerja merupakan bagian dari PT PLN (Persero) wilayah NTB. Berdiri pada tahun 1978 yang berlokasi di pagesangan timur, Sebagai bentuk komitmen PT. PLN (Persero) guna peningkatan pelayanan dan mengantisipasi perkembangan listrik di Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada awal peng operasiannya (tahun 1978), PLTD Taman beroperasi dengan 4 unit mesin Ruston, tipe 8RK3C dengan daya terpasang 4 x 1040 KW. Ditambah lagi dengan satu unit mesin Pielstick dengan daya terpasang 5400 KW. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Taman memiliki 5 (lima) unit pembangkit, adapun spesifikasi mesin-mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Taman adalah sebagai berikut : 1.
RUSTON DIESEL
Jumlah
: 4 Unit (1 Unit Tidak Operasi)
Model
: 8RK3C
Daya Terpasang
: 1040 Kw
Jumlah Silinder
: 8 Silinder
Putaran Nominal
: 500 Rpm
Sistem Pendingin
: Air
Sistem Gerak Mula
: Sistem dinamu (AKI)
Mulai Dioprasikan
: 1978
Daya mampu
: ± 750 Kw
2. PIELSTICK DIESEL
Jumlah
: 1 Unit
Model
: 12 PC2-5V
Daya terpasang
: 5400 Kw
Jumlah Silinder
: 12 Silinder
Putaran Nominal
: 600 Rpm
Sistem Pendingin
: Air
Sistem Gerak Mula
: Sistem kompresi
Mulai Dioprasikan
: 1980
Beban mampu
: ± 4500 Kw
8
2.2.1
Struktur Organisasi PLTD Taman
Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatuperusahaan, semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks organisasinya. Secara umum dapat dikatakan, struktur organisasi merupakan suatu gambaran secara skematis yang menjelaskan tentang hubungan kerja, pembagian kerja, serta tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditatapkan semula. PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat Sektor Lombok Unit PLTD Taman, secara struktural dipimpin oleh seorang Manager. Dalam pelaksanaan tugasnya Manager dibantu beberapa bidang seksi dimana masing-masing bidang seksi dipimpin oleh seorang Supervisor. Seksi tersebut adalah Seksi Operasi, Seksi Pemeliharaan Mesin dan Alat Bantu, seksi Pemeliharaan Listrik dan Kontrol Instrument serta Seksi Keuangan dan Administrasi. Selain itu, dalam bidang Lingkungan dan Keselamatan Ketenagalistrikan terdapat satu Assistant Engineer/Junior Engineer yang melaksanakan tugas terhadap bidang tersebut. Dalam pelaksanaan tugasnya Supervisor Operasi dibantu oleh Assitant Operator/Junior Operator Control Room, Assitant Operator/Junior Operator Alat Bantu. Supervisor Pemeliharaan Mesin dan Alar Bantu dibantu oleh Assitant Engineer/Junior Engineer Pemeliharaan Mesin, Assitant Engineer/Junior Engineer Pemeliharaan Alat Bantu. Supervisor Pemeliharaan Listrik dan Kontrol Instrument dibantu oleh Assitant Engineer/Junior Engineer Pemeliharaan Trafo, Generator dan Kubikel, Assitant Engineer /Junior Engineer Pemeliharaan Relay dan Proteksi, Assitant Engineer /Junior Engineer Pemeliharaan Kontrol Instrument. Sedangakan Supervisor Keuangan dan Administrasi dibantu oleh Assistant Officer/Junior Officer Sekretariat Umum dan Kepegawaian, Assistant Officer/Junior Officer Logistik. Masing-masing jabatan tersebut memiliki tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing untuk menjalankan kegiatan operasional PLTD.
9
Gambar 2.4 Struktur Organisasi PLTD Taman
Adapun tugas pokok, wewenang dan tangung jawab dari masi ng-masing bagian pada struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab Tugas pokok adalah bertangung jawab atas pencapaian produksi tenaga listrik secara efisien dengan mutu dan kehandalan yang baik dengan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan pelanggan serta bertangung jawab atas pengelolaan dan pemeliharaan seluruh aset perusahaan yang menjadi tangung jawab unitnya. Manajer PLTD Taman berkoordinasi dengan manager PLTD Ampenan, karna PLTD Taman saat ini menjadi sektor pembangkit pembantu di bawah pimpinan Manajer PLTD Ampenan, dimana setelah melakukan koordinasi Manajer Sektor Ampenan melaksanakan tugas pokoknya dibantu oleh asisten manajer.
2. Administrasi Tugas pokok Administrasi adalah : a.bertangung
jawab terhadap pelaksanaan dan pembinaan kegiatan kesekteriatan dan rumah tangga kantor
b. pelaksanaan pembinaan dan administrasi Sumber Daya Manusia, pengelolaan Sistem Manajemen Unjuk Kerja pagawai
10
c. merencanakan pendidikan dam pelatihan pegawai d.mengendalikan
anggaran dan pendanaan serta analisis penyerapannya, analisis neraca/laporan laba rugi,
e. mengelola perbekalan dan pergudangan .
3. Mekanik Pemeliharaan dan Operator Pengoperasian a. Bertangung jawab atas pengoperasian, pemeliharaan
dan produksi sistem
pembangkitan serta kehandalan tenaga listrik b. Menyusun Rencana Anggaran Biaya operasional dan pemeliharaan pembangkit c. Mengelola persediaan dan pemakaian bahan bakar dan pelumas
Sementara untuk Asisten Manajer Enjinering, Asisten Manajer SDM, Supervisor Sekretariat dan Umum, Supervisor K3 dan Keamanan, Supervisor Kepegawaian dan Diklat, Supervisor Anggaran dan Keuangan, Supervisor Akuntansi dan Supervisor Logistik yang mengerjakan dari pihak Sektor Ampenan. Berkaitan dengan fungsi PLTD Taman, sejak awal 2013 karena di sekitar kawasan PLTD Taman sudah menjadi permukiman padat penduduk, sebagian besar mesin diesel di PLTD Taman itu dimatikan, atau hanya satu unit yang dioperasikan pada malam hari, dan seluruh mesin dimatikan siang hari.Kebijakan itu ditempuh, karena banyak pihak yang mempersoalkan keberadaan PLTD Taman yang kini berada di sekitar kawasan permukiman padat penduduk, meskipun saat dibangun PLTD itu kawasan tersebut masih sepi.Kini, mesin disel di PLTD Taman itu hanya disiapkan untuk membantu beban puncak dalam kondisi emergensi, atau tidak dioperasikan secara rutin.
11
2.3
Fasilitas utama area PLTD Taman
2.3.1 Kantor Utama
Kantor utama ini merupakan fasilitas yang tersedia di lingkungan PLTD Taman, Di tempat inilah Manager dan seluruh karyawan melakukan segala aktifitas kantor dan penyimpanan berkas-berkas yang dibutuhkan perusahaan.
Gambar 2.5 Tampak Depan Kantor PLTD Taman
12
2.3.2
Area pembangkit
Area pembangkit ini merupakan salah satu fasilitas terpenting di area PLTD Taman. Di tempat ini seluruh mesin-mesin baik mesin sewa, maupun mesin milik perusahaan ditempatkan. Area pembangkit cukup luas untuk menempatkan seluruh mesin pembangkit dan komponen pendukung mesin lainnya, seperti separator oil, booster unit, pipa air , pipa bahan bakar , dan sebagainya. Disini juga tersedia musholla untuk memudahkan tenaga kerja melaksanakan ibadah Shalat.
Gambar 2.6 Area Pembangkit
2.3.3
Tools room
Tools room
merupakan ruangan penyimpanan kunci dan alat-alat yang
diperlukan dalam pekerjaan. Semua kunci dan alat ditata secara rapi dan sesuai pada tempatnya.
13
Gambar 2.7 Tools room 2.3.4
Workshop/Bengkel
Seiring berjalannya operasi mesin di PLTD Taman, dibutuhkan perawatan berkala agar kinerja mesin pembangkit dan komponen lainnya bisa bekerja secara optimal. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pergantian spare part dan perbaikan. Untuk itu dibuatlah sebuah tempat untuk perbaikan seperti las, bor dll, dan menyimpan segala jenis spare part di perusahaan ini. Jadi apabila dilakukan pergantian spare part kita hanya cukup dengan mencari spare part yang dibutuhkan di ruangan ini.
Gambar 2.8 Bengkel 14
2.3.5
Control room
Ruangan ini merupakan ruang untuk mengontrol segala jenis operasi mesin di perusahaan ini. Disinilah operator PLTD Taman mencatat semua kinerja mesin, seperti daya, tegangan, arus, kecepatan mesin, temperatur mesin, volume oli, dan lainlain. Ruangan cukup nyaman karena dilengkapi dengan AC.
Gambar 2.9 Situasi di dalam control room
2.3.6
Water Treatment
Water Treatment
ini merupakan tempat yang khusus dibangun guna untuk
pengolahan air mineral yang diambil dari sumur, dimana proses Treatment yang dilakukan yakni dengan cara menghilangkan kandungan mineral yang ada dalam air, sebab kalau kandungan mineral masih berada dalam air akan mengakibatkan kerusakan pada pipa-pipa dan komponen mesin dan terjadinya korosi.
15
Gambar 2.10 Water Treatment/Pengolahan Air 2.3.7
Storage Tank / Tangki Timbun
Tangki timbun adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan bahan bakar yang dibeli dari pertamina sebelum digunakan oleh mesin.
Gambar 2.11 Tangki Timbun
2.3.8
Daily Tank / Tangki Harian
Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke dalam tanki penyimpanan sementara namun sebelumnya disaring terlebih dahulu. Kemudian disimpan di dalam tangki penyimpanan sementara (daily tank). Jika bahan bakar adalah bahan bakar minyak (BBM) maka bahan bakar dari daily tank dipompakan ke Pengabut (nozzel), di sini bahan bakar dinaikan temperaturnya hingga manjadi kabut
16
Gambar 2.12 Daily Tank / Tangki Harian
2.3.9
Pengolahan Limbah Cair
Proses pengolahan limbah cair setelah proses produksi dimaksudkan untuk menghilangkan / menurunkan kadar bahan pencemar yang terkandug didalamnya sehingga limbah cair tersebut memenuhi syarat untuk dibuang.
Gambar 2.13 Tangki pengolahan B3
17
2.4
Uraian Beban Kerja
2.4.1 Seksi pemeliharaan mesin (tugas mekanik)
Tugas utama: 1. Melaksanakan pemeliharaan semua komponen peralatan mekanik mulai dari pemeliharaan rutin, periode, prediktif, dan korektif 2. Mengusulkan kebutuhan material untuk kelancaran pemeliharaan 3. Mengidentifikasi peralatan mekanik yang harus dilakukan perawatan dan atau penggantian material 4. Mengevaluasi performance hasil perawatan peralatan mekanik 5. Melakukan tanggung
pembinaan
kepada
pegawai
mekanik/teknisi
yang
menjadi
jawabnya. Tanggung Jawab Pemeliharaan Peralatan Mekanik pada: a. Mesin b. Turbocharger c. Governor d. Separator unit e. Kompressor f. Radiator / Colling Tower / Cooler / Intercooler g. Filter-Filter h. Pompa-Pompa i. Tanki-Tanki j. Piping Sistem 2.4.2 Seksi Pemeliharaan Listrik (tugas mekanik)
Tugas utama: 1. Melaksanakan pemeliharaan semua komponen peralatan listrik mulai dari pemeliharaan rutin, periodik, prediktif dan korektif. 2. Mengusulkan kebutuhan material listrik untuk kelancaran pemeliharaan. 3. Mengidentifikasi peralatan listrik yang harus dilakukan perawatan dan atau penggantian material listrik. 4. Mengevaluasi performance hasil perawatan peralatan listrik. 5. Melakukan pembinaan kepada pegawai listrik / teknisi yang menjadi tanggung 18
jawabnya. Tanggung Jawab Pemeliharaan Peralatan Mekanik pada: a. Generator dan Exiter b. Transformator c. Motor – Motor d. Circuit Breaker & Disconnecting Switch e. Contactor. Termal Overload & Fuse f. DC Charger / konverter g. Bateray h. Peralatan Kontrol instrumen & Metering i. Alat Proteksi mesin j. Alat Proteksi Generator & Transformator k. Panel-Panel cubicle l. Kabeling & wiring sistem
2.5
Sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Manajemen dan tenaga kerja PLTD Taman, bertekad untuk menjalankan kegiatan usaha yang menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara konsisten dan menghindari terjadinya kecelakaan serta penyakit akibat kerja melalui penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3). Kebijakan K3 ditetapkan sebagai berikut : 1. Memenuhi peraturan dan perundang-undangan mengenai K3 serta persyaratan lain yang berlaku. 2. Melakukan perbaikan yang berkelanjutan. 3. Mengupayakan nihil terhadap kecelakaan kerja. 4. Mencegah penyakit dan kecelakaan akibat kerja serta mencegah terjadinya kerugian yang timbul oleh kecelakaan kerja. Segala upaya yang dilakukan tidak terpisahkan dari visi, misi, dan motto perusahaan untuk memenuhi pihak-pihak yang berkepentingan.
19
2.6
Potensi Bahaya
Potensi-potensi bahaya di PLTD Taman antara lain: 2.6.1
Ledakan
Tempat yang rawan terjadi ledakan adalah di lingkungan tangki penampung bahan bakar terutama pada saat mesin beroperasi resiko timbul ledakan sangat mungkin terjadi. Ledakan ini dapat terjadi jika ada kebocoran pada tangki ataupun saluran bahan bakar lainnya, sehingga dapat menimbulkan ledakan jika terkena api sekecil apapun tanpa terkecuali puntung rokok. Proses pembakaran pada mesin diesel menggunakan bahan bakar solar serta MFO yang mudah terbakar dan meledak pada tangki penampungan. Potensi bahaya ledakan ini tentunya akan membawa dampak yang merugikan perusahaan, yaitu dapat menimbulkan kekacauan dan terhentinya proses produksi listrik, kerusakan mesin serta dapat menimbulkan dampak bagi keselamatan kerja. Sehingga untuk menanggulangi bahaya ledakan tersebut PLTD Taman melakukan upaya pencegahan dan pengendalian dengan cara sebagai berikut: 1. Melakukan pengaturan komposisi bahan bakar di bagian pensuplai bahan bakar sebelum pengoperasian mesin. 2. Mengadakan
pengujian
peralatan
secara
berkala
misalnya
pada
tangki
penyimpanan bahan bakar, bejana tekan dan saluran bahan bakar. 3. Membuat instruksi kerja yang berisi prosedur kerja yang sesuai dengan keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang menjadi pedoman tenaga kerja ketika bekerja. 4. Telah membuat prosedur tanggap gawat darurat. 5. Menyediakan alat-alat pemadam kebakaran seperti: APAR, hydrant , mekanisme pemadam kebakaran.
2.6.2
Kebakaran
Sumber potensi bahaya kebakaran ini berasal dari penggunaan energi listrik bertegangan tinggi pada unit pembangkit tenaga listrik, tangki bahan bakar, oli bekas dan saluran bahan bakar serta material lain yang mempunyai karakteristik mudah terbakar pada suhu tertentu. Tempat yang berpotensi terjadinya kebakaran adalah elektrolitik refining , PLTD, dan ruang pensuplai bahan bakar. 20
Upaya pencegahan dan pengendalian untuk bahaya kebakaran yang dilakukan di PLTD Taman adalah sebagai berikut: 1. Penyediaan APAR yang selalu di cek secara rutin. 2. Pemasangan hidrant . 3. Penyemprotan debu terhadap instalasi listrik. 4. Dibuatnya jalur evakusi bila terjadi kebakaran serta nomor yang harus dihubungi ketika terjadi kebakaran yang tertempel di pintu-pintu. 5. Adanya mekanisme pemadam kebakaran. 6. Pelatihan pemadam kebakaran. 7. Adanya tim tanggap darurat kebakaran. 8. Tes simulasi kebakaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk melatih tenaga kerja ketika terjadi kebakaran.
2.6.3
Tertimpa benda berat
Setiap proses kegiatan pengangkutan menggunakan chaine memiliki potensi besar tertimpa material berat, hal ini bisa disebabkan karena rantai yang terputus, ketidaksesuaian operator dalam pengoprasian alat, jarak pandang operator terbatas dan beban berlebih. 2.6.4 Terjatuh dan terpeleset
Beberapa stasiun kerja melaukan pekerjaan di ketinggian, memiliki potensi bahaya bahaya jatuh dari tempat tinggi. Potensi bahaya ini dapat terjadi karena lantai yang basah dan licin oleh ceceran oli, tangga-tangga yang yang korosif dan kotor tidak aman bagi pekerja. Hal ini sering kali tidak diperhatikan oleh karyawan, karena kebanyakan karyawan merasa sudah terbiasa dan terampil bekerja di ketinggian. Upaya yang dilakukan PLTD Taman untuk mencegah dan meminimalkan kecelakaan kerja adalah dengan membuat prosedur-prosedur kerja aman biasanya dalam bentuk instruksi kerja, tangga-tangga telah dipasang pegangan tangan dan talang untuk mencegah bahaya terjatuh, memberikan tranning tentang cara kerja yang aman, melakukan 5 R di tempat kerja, dan karyawan diwajibkan untuk memakai alat pelindung diri seperti safety helmet , safety shoes, safety belt untuk tenaga kerja yang bekerja di ketinggian.
21
2.7
Inspeksi Keselamatan Kerja
Inspeksi dilakukan sebagai upaya untuk mendeteksi secara dini adanya potensi dan faktor bahaya di tempat kerja dan segera memperbaikinya sebelum potensi tersebut menyebabkan suatu kecelakaan. Potensi berasal dari kondisi tidak aman contohnya kondisi lantai yang licin dan sudah rusak , atau ada kabel yang muncul dari permukaan lantai. Tindakan yang tidak aman seperti merokok di lokasi kerja ketika waktu bekerja, bercanda saat melakukan perkerjaan, tidak menggunakan safety helmet dan tidak menggunakan masker yang telah disediakan perusahaan. Inspeksi yang dilakukan juga meliputi kebersihan lingkungan, serta penggunaan alat pelindung diri yang telah disediakan. Alat pelindung diri yang telah disediakan oleh PLTD Taman adalah sebagai berikut :
Pelindung Kepala
Safety Shoes (Pelindung Kaki)
Safety Glove (Sarung Tangan)
Alat Pelindung Pernapasan
Kaca Mata Pengaman
Face Sheild (Pelindung Muka)
Apron
Pelindung Telinga(ear plug)
2.8
Sistem 5 R
Sistem 5 R yang diterapkan di PLTD Taman adalah sebagai berikut :
Ringkas, Hanya menyimpan yang diperlukan.
Rapi, Semua ada tempatnya dan berada pada tempatnya
Resik, Membersihkan sambil melakukan control
Rawat, Melaksanakan dan patuh pada semua peraturan 5 R
22
Rajin, Telah menjadi budaya kerja dan kebiasaan.
23
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1
PengertianPembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover).Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator.Mesin diesel sebagai penggerak mula PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar rotor generator. Motor diesel dinamai juga motor penyalaan kompresi (compression ignition engine) oleh karena cara penyalaan bahan bakarnya dilakukan dengan menyemprotkan bahan baker kedalam udara bertekanan dan temperature tinggi, sebagai akibat dari proses didalam ruang baker kepala silinder.Selain motor diesel dikenal juga jenis motor baker lainnya yaitu motor bensin yang biasanya dinamai motor penyalaan bunga api (spark ignition engine) oleh karena cara penyalaan bahan bakarnya dengan pertolongan bunga api (listrik). (Agus Huri http: //bersamabelajaruntuktahu. blogspot.com : 2011,di akses tanggal 13 februari 2018 jam 07.16 wita)
Gambar 3.1 Skema Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) (Sumber : http://jusufthobink07.blogspot.com,,di akses tanggal 13 februari 2018 jam 07.20 wita) Dari gambar di atas dapat kita lihat bagian-bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, yaitu : 1.
Tangki penyimpanan bahan baker. 24
2.
Penyaring bahan bakar.
3.
Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring).
4.
Pengabut (nozel)
5.
Mesin diesel.
6.
Turbo charger.
7.
Penyaring gas pembuangan.
8.
Tempat pembuangan gas (bahan bakar yang disaring).
9.
Generator.
10. Trafo. 11. Saluran transmisi.
3.1.1
Kelebihan dan Kekurangan PLTD
Kelebihan dan kekurangan pada pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) antara lain (Ez-Khel : 2011 : www.ezkhelenergy.blogspot.com, ,di akses tanggal 13 februari 2018 jam 07.24 wita): a) Kelebihan : o
Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan prosesnya.
o
Bahan bakar lebih mudah diperoleh.
o
Lokasi bisa dimana saja (pantai sampai pegunungan) dengan kapasitas bisa disesuaikan, bahkan di desa terpencil dengan pengguna sedikit.
o
Efisien pada setiap tingkat beban
b) Kekurangan : o
Kapasitas mesin diesel terbatas.
o
Pemeliharaan harus lebih diperhatikan.
o
Menimbulkan suara bising.
o
Membutuhkan waktu pemanasan yang lebih lama pada saat start dalam kondisi dingin.
o
Menimbulkan polusi yang lebih tinggi.
o
Biaya operasional lebih tinggi.
25
3.2.
Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Adapun prinsip kerja dari mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel, antara lain : 1. Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke dalam penyimpanan sementara namun sebelumnya disaring terlebih dahulu. Kemudian disimpan di dalam tangki penyimpanan sementara (daily tank).Jika bahan bakar adalah bahan bakar minyak (BBM) maka bahan bakar dari daily tank dipompakan ke Pengabut (nozzel), di sini bahan bakar dinaikan temperaturnya hingga manjadi kabut. Sedangkan jika bahan bakar adalah bahan bakar gas (BBG) maka dari daily tank dipompakan ke convertion kit (pengatur tekanan gas) untuk diatur tekanannya.
Gambar 3.2 Tangki bahan bakar PLTD
2. Menggunakan kompresor udara bersih dimasukan ke dalam tangki udara start melalui saluran masuk (intake manifold) kemudian dialirkan ke turbocharger. Di dalam turbocharger tekanan dan temperatur udara dinaikan terlebih dahulu. Udara yang dialirkan pada umumnya sebesar 500 psi dengan suhu mencapai ±600°C.
26
Gambar 3.3 Komperssor dan turbocharger (Sumber : www.bersamabelajaruntuktahu.blogspot.com ,di akses tanggal 13 februari 2018 jam 07.30 wita) 3. Udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dimasukan ke dalam ruang bakar (combustion chamber).
Gambar 3.4 Ruang bakar (Sumber : www.bersamabelajaruntuktahu.blogspot.com ,di akses tanggal 13 februari 2018 jam 07.34 wita)
27
4. Bahan bakar dari convertion kit , nozzel (untuk BBM) kemudian diinjeksikan ke dalam ruang bakar (combustion chamber).
Gambar 3.5 Bahan bakar yang diinjeksikan ke ruang bakar (Sumber : www.bersamabelajaruntuktahu.blogspot.com ,di akses tanggal 13 februari 2018 jam 07.37 wita)
5. Di dalam mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimanfaatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (35 - 50 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis yang menimbulkan ledakan bahan bakar.
Gambar 3.6 Pembakaran di dalam ruang bakar (Sumber : www.bersamabelajaruntuktahu.blogspot.com ,di akses tanggal 13 februari 2018 jam 07.41 wita) 28
6. Ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian pada poros engkol dirubah menjadi energi mekanis. Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating).Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi. 7. Poros engkol mesin diesel digunakan untuk menggerakan poros rotor generator. Pada generator energi mekanis ini dirubah menjadi energi listr ik sehingga terjadi gaya gerak listrik (ggl).Ggl terbentuk berdasarkan hukum faraday. “Hukum faraday menyatakan bahwa jika suatu penghantar berada dalam suatu medan magnet yang berubah-ubah dan penghantar tersebut memotong gais-garis gaya magnet yang dihasilkan maka pada penghantar tersebut akan diinduksikan gaya gerak listrik.” 8. Tegangan yang dihasilkan generator dinaikan tegangannya menggunakan trafo step up agar energi listrik yang dihasilkan sampai ke beban. Prinsip kerja trafo berdasarkan hukum ampere dan hukum faraday yaitu arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik.Jika pada salah satu sisi kumparan pada trafo dialiri arus bolak-balik maka timbul garis gaya magnet berubah-ubah pada kumparan terjadi induksi. Kumparan sekunder satu inti dengan kumparan primer akan menerima garis gaya magnet dari primer yang besarnya berubah-ubah pula, maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung kumparan terdapat beda tegangan 9. Menggunakan saluran transmisi energi listrik dihasilkan/dikirim ke beban. Di sisi beban tegangan listrik diturunkan kembali menggunakan trafo step down (jumlah lilitan sisi primer lebih banyak dari jumlah lilitan sisi sekunder).
29
Gambar 3.7 saluran transmisi listrik (Sumber : www.bersamabelajaruntuktahu.blogspot.com ,di akses tanggal 13 februari 2018 jam 07.16 wita)
3.2.1 Skema Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Berikut ini adalah skema dasar dalam pembangkit listrik tenaga diesel.
Gambar 3.8 Skema Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (Sumber : www.bersamabelajaruntuktahu.blogspot.com ,di akses tanggal 13 februari 2018 jam 07.16 wita)
Secara umum, skema di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Untuk melakukan pembakaran optimal pada diesel engine, maka diperlukan Oksigen dari udara di sekitar. Disinilah peran air filter yang fungsinya untuk menyaring udara yang masuk ke turbocharger dan enginer. 30
b) Di dalam diesel engine, solar yang dipakai sebagai bahan bakar, menghasilkan energi untuk memutar generator yang kemudian menghasilkan listrik yang dihubungkan ke trafo dan gardu listrik. c) Pada proses PLTD satu hal yang sangat perlu diperhatikan adalah sistem pendingin pada minyak pelumasan mesin (sistem yang sama dipakai pada kendaraan bermotor). Sistem pendingin yang dipakai biasanya adalah sistem heat exchanger dan sistem radiator atau kedua sistem ini digabungkan. d) Heat exchanger adalah sistem pendingin minyak pelumas, dimana air digunakan sebagai sarana pendingin. Proses heat exchanger ini memiliki konsep yaitu, air pendingin dialirkan terus dari sumber air terdekat seperti danau, sungai ataupun kolam buatan.Air terus dialirkan secara konstan melalui pipa-pipa yang kemudian dihubungkan dengan pipa minyak pelumas. Pada aplikasi tertentu, pipa air pendingin ini akan ‘menyelimuti’ pipa minyak pelumas, sehingga terjadi perpindahan suhu tinggi dari minyak ke suhu rendah (heat exchanging) dari air, yang menyebabkan suhu minyak menjadi berkurang.Sedangkan air yang memiliki suhu yang lebih tinggi akan dialirkan kembali menuju sumber air. Berikut seterusnya sistem ini bekerja. e) Sedangkan untuk sistem pendingin radiator (aplikasi yang sama pada kendaraan bermotor),
minyak
pelumas
didinginkan
dengan
menggunakan
kipas
radiator.Dimana pada sistem ini mengaplikasikan konsep perpindahan suhu melalui radiasi, kipas radiator yang terus berputar akan menghasilkan angin untuk mendinginkan minyak pelumas.
3.3.
Sistem kerja pada PLTD
Pada sistem Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD), ada beberapa sistem yang perlu diperhatikan yaitu : a. Sistem Udara dan Gas buang b. Sistem Starter c. Sistem Pelumasan d. Sistem Air Pendingin e. Sistem Bahan Bakar
31
a. Sistem udara dan gas buang
Gambar 3.9 Diagram Sistem Udara Masuk Dan Gas Buang Pielstick P LTD Taman
Secara umum, skema Diagram di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Udara sangat diperlukan dalam proses pembakaran, dimana udara tersebut diambil langsung dari udara atmosfir. Sistem udara masuk ini berfungsi menyediakan udara bersih yang cukup untuk proses pembakaran bahan bakar didalam silinder. Pada sistem udara masuknya menggunakan sistem turbo-charger yang terdiri dari :
Turbin.
Blower / kompressor.
Intercooler.
32
b. Sistem Starter
Gambar 3.10 Diagram Sistem Start Pielstick PLTD Taman
Secara umum, skema Diagarm di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Sistem udara start ini menggunakan sebuah botol angin / tangki udara, dimana udara diambil dari udara sekitar melalui sebuah kompresor. Udara dikompresi masuk kedalam tangki / botol angin. Pada botol angin tersebut dilengkapi valve dan manometer yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara di dalam tangki. Pada saat akan start awal, valve / kran dari botol angin dibuka, sehingga udara yang bertekanan tersebut masuk pada sebuah starting valve yang akan terhubung secara otomatis pada saat valve / kran botol angin dibuka, lalu masuk ke ruang bakar / silinder. Sebelum masuk ke starting valve, udara tersebut melewati sebuah reducer dan filter.Setelah mesin beroperasi secara normal, maka kran botol angin segera ditutup, karena suplay udara berikutnya menggunakan udara yang masuk dari intake manifold (diambil dari sistem turbocharger ). Pada saat mesin diesel distart, maka poros engkolnya harus diputar oleh alat dari luar sedemikian rupa sehingga udara didalam silinder ditekan pada TMA sampai suatu tekanan, yang apabila bahan bakar diinjeksikan akan menyala dan menghasilkan langkah daya. Terdapat dua persyaratan penting yang harus dipenuhi untuk menstart :
33
1. Kecepatan cukup. Kecepatan menstart tergantung pada jenis dan ukuran mesin, keadaannya dan suhu udara sekeliling. Apabila kecepatan menstart tidak mencukupi maka akan menurunkan tekanan kompresi dan suhu pada akhir langkah dibawah yang diperlukan untuk menyalakan bahan bakar yang diinjeksikan. 2. Perbandingan kompresi tepat . Kalau perbandingan kompresi tidak cukup tinggi maka suhu akhir dari pengisian udara tekan juga akan terlalu rendah untuk penyalaan. Menggunakan metode penstater udara dalam menjalankan awal mesin, salah satu alasan menggunakan penstater udara untuk mesin besar seperti ini adalah bahwa udara tekan mudah untuk diproduksi, mudah untuk disimpan dan sebagai gas berkelakuan selama ekspansi mirip dengan gas pembakaran dalam silinder.Penstater udara sangat sesuai untuk mesin diesel besar yang memerlukan penggunaan energi besar dalam waktu singkat. Penekanan udara ke dalam tangki dan penggunaan udara dari tangki dapat memberikan energi yang diperlukan sejumlah berapapun yang dikehendaki. Tekanan udara penstater pada suatu mesin diesel biasanya 150 sampai 300 psi, mesin injeksi udara mempunyai kompresor udara tekanan tinggi dan untuk memperkecil ukuran tangki udara, digunakan tekanan udara dari 500 sampai 700 psi. Volume tangki
udara yang diperlukan untuk menstart mesin dapat diambil
sebesar 15 sampai 20 kali lipat perpindahan torak total untuk mesin kecil. Udara tekan yang digunakan untuk menstart dapat dikembalikan dalam jangka waktu yang relatif lama setelah mesin distart, oleh sebab itu kompresor udara bisa kecil dan tidak memerlukan banyak daya. Kompresor dapat digerakkan langsung dari mesin atau dari sumber daya terpisah, misalnya motor bakar kecil yang distart dengan tangan atau motor listrik.
34
c. Sistem Pelumasan
Gambar 3.11 Diagram Sistem Pelumasan Pielstick PLTD Taman.
Secara umum, skema Diagarm di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Sistem pelumasan pada mesin diesel merupakan hal yang sangat penting karena pada sistem ini, terdapat bagian-bagian yang bergerak translasi ataupun rotasi yang menyebabkan terjadinya gesekan.Berdasarkan Diagram Lub Oil Steam, pada saat mesin di jalankan maka lub oil sump tank menuju ke mesindengan melewati lub oil cooler , pelumasan bergerak ke bagian bawah silinder (Karter), kemudian ke lub oil sump tank untuk di sirkulasikan kembali, setelah mesin beroperasi sekitar 90% maka tugas lub oil priming pump digantikan dengan gear lub oil pump. Untuk menjaga kualitas lub oil, maka lub oil tersebut di saring pada glacier centrifugal lub oil filter juga dihisap dan dipompa oleh purifier melewati heater ( steam heater dan elektrik heater ) lalu masuk ke purifier, clean oil yang dihasilkan masuk kembali ke dalam lub oil sump tank . Temperatur lub oil masuk 50 – 63oC, sedangkan temperatur keluar 70 – 90oC dengan tekanan 5 – 8 bar.
35
Agar mesin Diesel dapat beroperasi dengan baik, aman, ekonomis dan optimal, maka harus ditunjang dengan sistem pelumasan yang baik . Pelumasan ini berfungsi sebagai pelicin, pendingin, perapat, pembersih, pencegah korosi dan peredam kejut. Adapun syarat pelumasan adalah : a)
Tertutup
b)
Bertekanan
c)
Dapat disirkulasikan
d)
Dapat menjangkau keseluruhan bagian
e)
Dapat dibersihkan
f)
Dapat didinginkan
d. Sistem Air Pendingin
Pendingin berfungsi untuk menyerap panas supaya temperatur bagian-bagian mesin tertentu tetap stabil sesuai dengan batasan-batasan yang diijinkan.Sistem air pendingin pada PLTD, menggunakan air yang disuplai dari PDAM, kemudian masuk ke Chemical Water Tank (setelah mendapat perlakuan/treatment secara kimiawi), sehingga air disalurkan ke engine dalam keadaan bersih dan memenuhi syarat untuk digunakan pada sistem pendinginan ini.Air tersebut menuju ke Priming Cooling Water Expansi Tank untuk dialirkan ke engine melalui pipa saluran Jacket Water Cooler. Di dalam Jacket Water Cooler ini, air pendingin didinginkan oleh air yang diambil dari secondary cooling water system.Air di dalam secondary cooling water diambil dari sungai, kemudian masuk ke cooling tower.Setelah itu dipompa dengan menggunakan secondary cooling water pump melalui lub oil cooler, lalu masuk ke water cooler dan kembali ke cooling tower.Didalam water cooler, air dari secondary cooling water masuk melalui pipa-pipa kecil, sehingga antara air pendingin engine dengan air secondary cooling tidak bersentuhan langsung. Temperatur inlet jacket cooling Water 70 s/d 80 oC dan temperatur outlet sekitar 85 s/d 95oC dengan tekanan 2,5 – 3,5 bar. Karena air yang masuk ke engine tidak akan sama dengan jumlah air yang keluar (karena adanya penguapan) dan untuk memberikan air pendingin mesin secara kontinu, maka sistem pendinginan dilengkapi primary cooling water expansi tank.
36
e. Sistem Bahan Bakar
Gambar 3.12 Diagram Sistem Bahan Bakar Pielstick PLTD Taman
Secara umum, skema Diagarm di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Bahan bakar yang digunakan pada siste PLTD adalah bahan bakar MFO dan HSD. Namun untuk menjamin faktor kehandalan peralatan dan pemeliharaan, sistem penyaluran bahan bakar MFO dan HSD menggunakan sistem penyaluran yang sama sebelum masuk kedalam engine. Perbedaannya yaitu pada sistem MFO, bahan bakar dari tangki bulanan, terlebih dahulu melewati setting tank sebelum masuk ke tangki harian (day tank)
Aliran Bahan Bakar Marine Fuel Oil (MFO) MFO dari tangki bulanan dialirkan dengan menggunakan transfer pump ke
tangki pengendap.Dimana pada settling tank ini, terdapat level control yang berfungsi untuk mengatur pembukaan katup solenoid dan pompa transfer bahan bakar MFO. Namun sebelum masuk ke transfer pump, MFO tersebut disaring terlebih dahulu. Jika bahan bakar telah masuk settling tank, maka level control akan bekerja, dimana mengontrol isi tangki (90 % dari kapasitas total tangki). Kemudian katup solenoid akan 37
tertutup dan kerja pompa transfer akan berhenti.Setelah itu, MFO akan dibersihkan di dalam purifier. Namun untuk memudahkan proses penjernihan di purifier, maka bahan bakar tersebut dilewatkan pada suatu saringan awal (Strainer), lalu dipanaskan pada suatu Steam Heater (uap diambil dari boiler gas buang) dan Electric Heater hingga mencapai suhu
80oC dengan tekanan masuk ke purifier 2 – 3 bar.
Jika aliran bahan bakar telah mencapai suhu yang diinginkan, maka setelah melewati Steam Heater, bahan bakar tersebut tidak dipanaskan lagi pada Electiric Heater. Tetapi jika suhu belum mencapai suhu tersebut, maka bahan bakar MFO dipanaskan lagi oleh Electric Heater.Setelah melewati heater, bahan bakar masuk ke purifier yang di dalamnya terdapat piringan-piringan (disc) yang berputar dengan kecepatan putaran tinggi (sekitar 5500 rpm). Karena tingginya putaran purifier ini menghasilkan gaya sentrifugal, sehingga elemen yang berat akan terlempar lebih jauh dan selanjutnya akan terpisah dengan yang lainnya. Bagian yang berat akan terkumpul di bawah (yang berupa kotoran), sedangkan bagian tengah merupakan cairan bahan bakar yang akan dialirkan ke service tank. Purifier ini merupakan alat yang berfungsi memisahkan cairan bahan bakar dengan zat yang lain dengan gaya sentrifugal berdasarkan perbedaan berat jenis cairan yang dipisahkan (berat jenis MFO = 0,945 Kg/It).Setelah bahan bakar diyakinkan bersih, maka bahan bakar tersebut dialirkan ke service tank. Dimana dalam service tank ini, temperatur bahan bakar diharapkan tidak kurang 60 oC. Service tank ini juga mempunyai level indicator untuk mengetahui tinggi rendahnya cairan serta memberikan signal maksimum dan minimum level.kemudian MFO di aliri menuju tangki harian(Day
Tank)
adalah
tangki
pengumpul
untuk
MFO
yang
telah
dipurifikasi,Selanjutnya MFO menuju Fuel Oil Mixing Tank sebelum masuk ke engine. Sebelum masuk ke Mixing tank, bahan bakar melewati flowmeter (untuk mengukur dan mengamati jumlah aliran bahan bakar) dan power modul (Change Over Valve) sebagai katup pemisah aliran antara HSD dengan MFO, lalu melewati kembali steam heater dan electric heater hingga mencapai temperatur
90 oC. Setelah melewati oil mixing tank,
bahan bakar tersebut dialirkan melewati Strainer (saringan terakhir) sebelum masuk keruang bakar.
38
Aliran Bahan Bakar High Speed Diesel (HSD) Aliran bahan bakar HSD hampir sama dengan MFO, tetapi sistem aliran bahan
bakar MFO harus melewati settling tank dan disaring melalui purifier. Hali ini disebabkan karena MFO cenderung lebih mudah terkontaminasi dengan unsur-unsur lain seperti tanah, air, timbal (Ti), sulfur (S). Sedangkan HSD cenderung lebih cepat terdeteksi, jika bercampur dengan zat lain.HSD mengalir dari tangki bulanan bulanan menuju tangki harian (service tank), kemudian menuju Change Over Valve melewati Flowmeter. Setelah melewati Flowmeter ini, HSD dipompa ke Fuel Oil Mixing Tank, disalurkan melalui strainer menuju ke mesin. Bahan bakar MFO dan HSD dimasukkan ke mesin dengan menggunakan Fuel Injection Pump dan Injektor. Bahan bakar dipompakan menggunakan Injection Pump dengan tekanan tinggi ke injector, kemudian dikabutkan oleh injector ke silinder sesuai dengan urutan waktunya penyalaan / pembakaran (firing order) masing-masing sillinder.Agar diperoleh pendistribusian daya yang seimbang pada sepanjang bentangan poros, maka penyalaan tidak diurut 1 – 2 – 3 dst, namun dibuat berselang-seling. Sedangkan pengaturan jumlah pemakaian bahan bakar diatur oleh Governor, agar putaran mesin tetap konstan, meskipun bebannya berubah-ubah.
39