Anggota:
Ketua : Jeevitha Dewi A/P Selladurai(130600170)
Sekretaris: Ludwika Patricia (130600168)
Reevanesh A/L Poravi(130600161)
Desmund Roy A/L Javer (130600162)
Low Pey Shem (130600163)
Dhevanraj A/L Segar (130600164)
Daashinta A/P Rajaduray(130600165)
Wisnu Abdillah(130600166)
Naufa Amelia (130600167)
Fazlinah Binti Abdul Aziz(130600177)
Archana Devi (130600173)
Melodie Andrea (130600171)
Raviarasan (130600172)
Lim Shuen Yang Shannen(130600174)
Emmenuelle Clarisa (130600175)
Ridha Ramadhani(130600176)
Ughasini A/P Gunasekaran(130600178)
Emily Joyce Lopez (130600179)
Tasya Estu Hidayana(130600180)
Luthfiyah Triwahyuni(130600181)
Lady Helene Patricia (130600182)
Raudhatul Husna(130600183)
Mega Silvia (130600185)
Puteri Syafura Mayasari(130600184)
Nur Afni Meylani(130600185)
Melvinda (130600186)
Yemima Helena Laura (130600187)
Narwastu (130600190) Renuga A/P Gunasekaran(130600169)
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME karena atas berkat dan limpahan karunia-Nya lah maka penulis dapat menyelesaikan sebuah laporan dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah laporan yang berisi rangkuman diskusi pemicu 1, yang menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita. Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman jika isi laporan ini ada kekurangan dan ada tulisan penulis yang menyinggung pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan laporan ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Tuhan YME memberkahi laporan ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Medan, 9 Januari 2013
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni kedokteran adalah penerapan gabungan ilmu kedokteran, intuisi dan keputusan medis untuk menghasilkan diagnosis yang tepat. Dokter perlu memberikan penjelasan tentang penyakit pasien, rencana perawatan, dan proses pengobatannya.Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang dokter akan selalu terkait dengan bioetika maupun etika kedokteran, yang kemudian akan diatur dalam kode etik kedokteran. Namun kini, tidak sedikit dokter yang melanggar bioetika atau etikanya sebagai seorang dokter dalam menghadapi pasien, sehingga menyebabkan hal tersebut menjadi sorotan masyarakat dan menimbulkan persepsi dikalangan masyarakat bahwa semua dokter dapat melakukannya.Seorang tenaga medis seharusnya memberikan pelayanan yang dinilai oleh masyarakat sebagai sesuatu yang sangat berguna, mengabdi kepada kepentingan umum dan diharapkan memperoleh kepuasan dari pengamalan ilmu kepada pasien, serta tidak menganggap uang sebagai pemuas utama pekerjaannya. Untuk memperkecil risiko adanya malapraktik, dibuat beberapa ketentuan dan aturan yang perlu dipatuhi sebagai seseorang yang berprofesi di bidang pelayanan kesehatan yaitu etika kedokteran. Aspek etik kedokteran mencantumkan juga kewajiban yang memenuhi standar profesi mengakibatkan penilaian perilaku etik seseorang dokter yang diadukan tidak dapat dipisahkan dengan penilaian perilaku profesinya. Berdasarkan hal-hal di atas, terdapat beberapa hal yang perlu dipenuhi dalam melakukan tindakan dalam kedokteran, yang biasanya disebut dengan prinsip-prinsi p bioetika kedokteran.
B. Skenario
Nama Pemicu: Ibu Fatimah Giginya Bengkak Tanggal: 9 Januari 2013
Seorang penderita wanita bernama Fatimah, usia 40 tahun dating ke praktik dokter gigi dengan keluhan gigi belakang bawah kanan sakit dan bengkak terutama kalau sedang mengunyah sudah 5 hari. Hasil pemeriksaan klinis : Adanya abses pada gingiva region gigi 16 dan abses berfluktuasi. Gigi 16 terdapat poket periodontal 6mm Gigi 16 tidak ada lubang, hanya goyang derajat 2 Banyak karang gigi pada regio 15,16 dan 17 Kemudian dokter gigi tersebut memberikan obat antibiotik Azitromisin 4x500 mg dan analgetik Natrium diklofenak 3x1 selama 7 hari.
Learning Issue :
-
Prinsip-prinsip bioetika/ kaidah dasar bioetika : a. Unsur-unsur prinsip bioetika/kaidah dasar bioetika: beneficence, non maleficence, autonomy, justice b. Unsur
turunan
dari
prinsip
utama
privacy/confidentially, honesty -
UU Kesehatan no.23 Tahun 1992
-
UU no.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
bioetika
:
veracity,
fidelity,
BAB II PEMBAHASAN
1. Apakah tindakan dokter gigi tersebut sudah benar dan berikan alasan saudara! Tindakan dokter gigi belum tepat, karena dokter gigi langsung memberikan obat kepada pasien tanpa memberi tindakan terhadap abses dan karang gigi. Obat yang diberikan dokter gigi tidak dapat bereaksi dengan cepat apabila abses belum disembuhkan.
Tindakan yang seharusnya dilakukan oleh dokter gigi adalah: 1. Abses disembuhkan dengan melakukan drainase yaitu dengan cara menginsisi bagian yang fluktuatif pada gusi. Ini penting, karena pada gigi berabses, obat tidak dapat bereaksi dengan cepat. 2. Membersihkan karang gigi pada regio 15,16 dan 17. 3. Memberikan obat kepada pasien. 4. Memberitahukan kepada pasien untuk kontrol kembali ke dokter gigi untuk melihat kondisi gigi
2. Bagaimana tindakan dokter gigi tersebut berdasarkan prinsip etika kedokteran? Beneficence:
Tindakan dokter gigi belum tepat, karena dokter tidak memberikan obat yang cocok kepada pasien. Pengobatan yang diberikan dokter gigi juga tidak maksimal, karena hanya mengurangi rasa sakit pada pasien saja dan tidak memberikan penyembuhan. Non-maleficence:
Tindakan dokter gigi belum tepat karena dokter tidak memberikan pengobatan yang efektif bagi pasien. Pengobatan yang dilakukan dokter gigi hanya untuk menghilangkan rasa sakit saja. Dokter gigi juga tidak melakukan perawatan pada gigi yang berabses.
Justice:
Tindakan dokter gigi tersebut belum tepat karena dokter gigi saat memberi obat tidak mempertimbangkan penyembuhan yang akan didapatkan oleh pasien. Autonomy:
Tindakan dokter gigi tidak tepat karena: - Dokter gigi tidak melakukan informed consent dengan cara mendapatkan persetujuan dari pasien tersebut, setelah pasien diberi informasi dan memahaminya. - Dokter gigi tidak memberitahu kelebihan dan kekurangan dari obat yang diberikannya. - Dokter gigi tidak menjelaskan perubahan yang terjadi setelah pemberian obat/efek samping.
3. Bagaimana menurut pendapat anda tentang dokter gigi tersebut yang memberikan resep obat antibiotik dan analgetik? Antibiotik berfungsi untuk menekan, menghambat dan menghentikan perkembangan bakteri atau mikroorganisme. Abses yang ada pada pasien terjadi karena adanya infeksi bakteri sehingga pemberian antibiotik sudah tepat. Analgetik berfungsi untuk mengurangi dan menghilankan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Pemberian analgetik kepada pasien sudah tepat jika hanya diminum saat pasien mengalami sakit gigi. Dokter gigi boleh memberikan resep obat antibiotik dan analgetik setelah melakukan perawatan terhadap gigi pasien yaitu pada abses dan membersihkan karang gigi.
4. Bagaimana menurut saudara tentang jenis dan dosis antibiotik dan analgetik yang diberikan oleh dokter gigi pada kasus tersebut? Antibiotik Azitromisin 4x500mg
Sebaiknya dosis yang diberikan dokter gigi semakin hari semakin menurun. Misalnya, menurunkan ½ dosis. Pada hari pertama, pasien meminum antibiotik 500mg, kemudian pada hari kedua, 250 mg. Obat ini dikonsumsi selama 3 hari saja, jika overdosis, dapat menyebabkan efek samping seperti vertigo, kejang, gangguan pendengaran, dll. Analgetik Natrium diklofenak 3x1 selama 7 hari.
Sebaiknya analgetik digunakan saat pasien mengalami sakit gigi saja.
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam laporan ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan materi laporan ini.
Penulis banyak berharap para pembaca berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya laporan ini dan penulisan laporan di kesempatan-kesempatan berikutnya. Kami berharap laporan ini berguna bagi penulis dan juga para pembaca yang budiman.